Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 143309 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sitti Rukmana Patty
"ABSTRAK Kasus gizi salah terbanyak terdapat di kelurahan Banten diantara wilayah lain di kota Serang Penelitian ini membahas tentang  faktor-faktor yang menyebabkan gizi salah pada anak balita di keluarga nelayan, dimana mayoritas mereka adalah buruh nelayan yang hidup dalam kemiskinan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif. Pengumpulan datanya menggunakan wawancara mendalam, observasi dan studi dokumentasi. Hasil penenlitiannya menunjukan bahwa mayoritas pendidikan dan pemahaman keluarga nelayan tentang gizi rendah, pendapatan keluarga rendah sehingga mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan gizi dengan baik. Mayoritas nelayan tidak memiliki alternatif pekerjaan lain disaat tidak bisa melaut karena cuaca ekstrim. faktor budaya dan kebiasaan setempat yang masih sangat kuat terkait pantangan makanan tertentu bagi anak balita terutama ikan dan telur yang akan merdampak buruk pada kesehatan dan kulit balita. Selain itu masih ada pemahaman bahwa ayah harus diutamakan dalam hal apapun termasuk dalam hal makan dibandingkan anggota keluarga lainnya, juga lingkungan tempat tinggal yang cukup kumuh dan kotor dengan sanitasi yang buruk serta sumber air bersih yang cukup sulit. Hambatan yang dihadapi yang paling mencolok adalah faktor ekonomi, aksesibilitas dan pengetahuan yang rendah serta kurangnya kesadaran pribadi dari keluarga dalam mengatasi masalah gizi salah pada anak balita dalam keluarga nelayan.

ABSTRACT
The most malnutrition cases were found in Banten villages among other regions in Serang. This study discusses the factors that cause malnutrition in children under five in fishing families, where the majority of them are fishermen who live in poverty. This study uses a qualitative approach with descriptive types. Data collection uses in-depth interviews, observation and documentation studies. The results of his research show that the majority of education and understanding of fishermen families about nutrition is low, family income is low so they are not able to meet nutritional needs properly. The majority of fishermen do not have other alternative jobs when they cannot go to sea due to extreme weather. local cultural and habits factors that are still very strong related to the restrictions on certain foods for toddlers, especially fish and eggs, which will affect the health and skin of toddlers. In addition, there is still an understanding that fathers must be prioritized in any case, including in terms of eating compared to other family members, as well as a fairly shabby and dirty living environment with poor sanitation and difficult water sources. The most striking obstacles faced are economic factors, low accessibility and knowledge, and a lack of personal awareness from the family in overcoming the problem of malnutrition in children under five in the family of fishermen

"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T52151
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lutfiana Nur Azizah
"ABSTRAK Permasalahan umum yang dihadapi nelayan pulau terluar Indonesia antara lain terbatasnya infrastruktur perikanan, terbatasnya sumber daya ikan akibat penangkapan lebih (over fishing), perubahan iklim dan ketidakstabilan harga penjualan ikan. Kondisi tersebut juga dialami oleh nelayan kecil Desa Batu Ampar dalam melakukan aktivitas, penangkapan ikan secara tradisional di laut lepas. Dalam menghadapi krisis melaut, nelayan kecil Desa Batu Ampar melakukan berbagai upaya untuk bertahan hidup. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan strategi bertahan hidup nelayan kecil Desa Batu Ampar dalam menghadapi krisis pada mata pencahariannya serta hambatan dalam strategi bertahan hidup. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian deskriptif. Melalui pemilihan informan secara purposive sampling, wawancara dilakukan dengan 10 informann. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nelayan kecil Desa Batu Ampar dapat melakukan upaya-upaya untuk bertahan hidup, diantaranya adalah bekerja keras dalam melaut, menggunakan alat bantu penangkapan, berkomunikasi dengan nelayan-nelayan lain, mendekati kawasan pengeboran migas, mengakses bantuan, meminjam uang, mengikuti sosialisasi dan pelatihan usaha, melakukan kerjasama dengan pengusaha ikan, berkebun dan melakukan budidaya ikan. Dalam strategi bertahan hidup,  nelayan kecil Desa Batu Ampar juga dihadapkan oleh beberapa hambatan. Diantaranya adalah tidak berupaya untuk beraktivitas di wilayah tangkap lain, kesulitan untuk bekerja di luar aktivitas melaut, adanya batasan di kawasan pengeboran migas, angin kencang dan badai, kekurangan sumber daya ikan, kesulitan dalam mengakses bantuan, ketidakstabilan dan keterbatasan penjualan ikan serta mengalami kerugian dari aktivitas nelayan luar daerah.
ABSTRACT
Common problems faced by fishermen, especially in the outer islands of Indonesia are limited fisheries infrastructure, limited fish resources due to over fishing, climate change and instability in the sale price of fish. This condition is also experienced by small fishermen in Batu Ampar Village who are the outermost island fishermen in carrying out traditional fishing activities on the high seas. In dealing with the crisis, the small fishermen of Batu Ampar village made various efforts to survive. The research aims to describe survival life strategies of small fishermen of Batu Ampar Village in facing the crisis of their livelihood and obstacles in survival strategies. This research was conducted using a qualitative approach and descriptive type of research. Through the selection of informants by purposive sampling, in-depth interviews were conducted with 10 informants. The results showed that small fishermen in Batu Ampar Village could make efforts to survive. They worked hard in the sea, using fishing aids, communicating with other fishermen, approaching oil and gas drilling areas, access assistance, borrow money, take part in business socialization and training, collaborate with fish entrepreneurs, gardening and conducting fish farming. In the survival life strategy, the small fishermen of Batu Ampar Village were also faced with several obstacles. They did not try to do activities at other fishing grounds, difficult to work outside of fishing activities, limitations in oil and gas drilling areas, strong winds and storms, shortages of fish resources, difficulties in accessing assistance, instability and limited fish sales and losses from activities of fishermen outside region.

 

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T52515
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Oktaviana Rahma
"Penelitian ini berfokus pada pola asuh pemberian makan terhadap anak dan kebiasaan makan anak balita bergizi buruk di Kecamatan Kasemen. Pola asuh pemberian makan ini terkait erat dengan pemberian ASI Eksklusif, penyiapan dan penyimpanan makanan, praktik kesehatan dasar, pola pencarian layanan kesehatan, praktik higienitas dan sanitasi lingkungan, serta perawatan ibu ketika hamil yang berperan dalam membentuk status gizi anak. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnografis yang berupaya untuk mendapatkan gambaran mengenai pola asuh pemberian makan yang membentuk kebiasaan makan anak balita berstatus gizi buruk di Kasemen. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa pengetahuan bukanlah satu-satunya faktor yang berkontribusi dalam terbentuknya pola asuh pemberian makan terhadap anak. Sumber daya yang dimiliki, kesukaan maupun ketidaksukaan terhadap makanan tertentu, perasaan kasihan pengasuh terhadap anak, atau bahkan kondisi lingkungan tempat tinggal pun menjadi faktor lain yang berperan dalam penentuan terwujudnya pola asuh pemberian makan yang sesuai bagi balita.

This study focuses on the parenting pattern of child feeding and food habits of malnourished children under five in Kasemen District. This feeding pattern is closely related to exclusive breastfeeding, food preparation and storage, basic health practices, health care seeking patterns, environmental hygiene and sanitation practices, and maternal care during pregnancy which plays a role in forming the nutritional status of children. This study uses a qualitative method with an ethnographic approach that seeks to obtain an overview of the feeding patterns that form the food habits of malnourished children under five in Kasemen. The results of the study reveal that knowledge is not the only factor that contributes to the formation of parenting pattern of child feeding. Resources owned, likes or dislikes certain foods, feelings of compassion from caregiver for children, or even the environmental conditions in which they live are other factors that play a role in determining the realization of appropriate parenting pattern of feeding for toddlers."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nurwati Hodijah
"Fokus kajian tesis membahas variasi skema antarkomuniti dan intrakomuniti nelayan Pulau Panggang dalam penangkapan sumber daya taut. Skema yang dimaksud di sini adalah kombinasi berbagai unsur pengetahuan dan perasaan individual yang dipakai untuk memproses informasi (Strauss dan Quinn 1997:49; Winarto dan Choesin 2001:93). Pengombinasian berbagai unsur pengetahuan dan perasaan individual ini mendorong terciptanya variasi. Skema ini menentukan seorang individu ketika melakukan suatu tindakan tertentu. Adapun kajian ini menarik disimak ketika ditemukan adanya fenomena keragaman masyarakat nelayan Pulau Panggang dalam penangkapan sumber daya laut.
Sebenarnya kajian variasi saat ini bukanlah hal yang baru. Kajian-kajian variasi telah dilakukan para antropolog antara lain Borofsky (1989;1994); Vayda dalam Borofsky (1994) ; Barth dalam Borofsky (1994); Barth (1989); Barth (1992) dengan memfokuskan pada dimensi keragaman individu; Sablins dalam Borofsky (1994) memfokuskan pada dimensi waktu; dan Kottak dan Carlson dalam Borofsky (1994) pada dimensi ruang. Namun fokus kajian ini menjadi panting dalam antropolagi karena dianalisa dengan model pendekatan connectionism, yang ditawarkan oleh Strauss dan Quinn. Model pendekatan ini memperlihatkan mekanisme umpan balik dua jenis struktur yang relatif stabil, yakni struktur-struktur ekstrapersonal yang bersifat sosial dan segala apa yang terjadi dalam masyarakat, dan struktur-struktur intrapersonal yang bersifat mental. Struktur-struktur ekstrapersonal ini sudah lazim menjadi pusat perhatian antropologi, sementara struktur-struktur intrapersonal sering diabaikan para antropolog umumnya. Padahal keduanya saling berinteraksi dalam mewujudkan tindakan.
Adapun penelitian ini bertujuan untuk memahami proses pembentukan skema seorang individu nelayan tentang penangkapan sumber daya laut dan cara tersebarnya skema nelayan Pulau Panggang yang mempengaruhi terwujudnya variasi skema di antara individu nelayan Pulau Panggang dalam penangkapan sumber daya laut, serta untuk mengetahui kepentingan-kepentingan yang mendasari variasi skema nelayan Pulau Panggang dalam penangkapan sumber daya laut.
Berdasarkan hasil penelitian, cara pembentukan skema penangkapan sumber daya laut nelayan Pulau Panggang melalui mekanisme belajar yang informal, yakni (1) pengamatan dan peniruan; (2) mendengarkan dalam hubungannya untuk bertanya sesuatu baik secara langsung maupun tidak langsung; dan (3) pengulangan, dengan substansi ajaran yang berbeda antarkomuniti. Komuniti barat cenderung menggunakan skema penangkapan yang dikombinasikan dengan pong, sementara komuniti timur cenderung menggunakan skema penangkapan lama, yakni jaring, bubu dan panting.
Namun demikian, variasi skema penangkapan antarkomuniti nelayan Pulau Panggang ini tidaklah baku, karena ternyata ditemukan pula variasi skema penangkapan sumber daya laut intrakomuniti, yang tidak mengacu pada kecenderungan skema antarkomuniti, Variasi skema intrakomuniti nelayan Pulau Panggang juga melibatkan variasi skema seorang individu nelayan Pulau Panggang. Dari analisis dengan pendekatan connectionism, nelayan Pulau Panggang melibatkan beragam unit-unit pengetahuan dalam menghadapi lingkungannya seperti preferensi, keamanan lahir dan batin, mitos, perilaku biota laut, kemampuan, keahlian, kebijakan Pemerintah, keyakinan, sistem kekerabatan dan pertemanan serta perubahan alam saling mengumpan balik dalam membentuk skema penangkapan sumber daya laut seorang diri individu. Keragaman unit-unit pengetahuan inilah yang mewujudkan variasi skema antar individu maupun seorang individu nelayan Pulau Panggang.
Dengan demikian, benarlah seperti yang diungkapkan Strauss dan Quinn (1997) bahwa kebudayaan tidak bersifat homogen. Ketidakhomogenan dari kebudayaan ini menjelaskan variasi-variasi yang ada ke dalam entitas-entitas yang berdiri sendiri. Anggapan kebudayaan `X' atau kebudayaan sudah tidak memadai lagi, karena dalam kebudayaan `X' atau terdapat pengetahuan, yang dimiliki seorang individu, dan dapat membuat individu bervariasi dalam tindakan serta mampu membuat perubahan, berdasarkan situasi dikarenakan alasan kepentingan yang menguntungkan bagi dirinya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12398
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ruslan
"Penelitian ini berangkat dart persoalan yang terjadi pada masyarakat nelayan Siantan, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau. Dalam beberpa tahun terakhir ini. sejak tahun 1988 sampai tahun 2003 mengalami ketegangan dengan kapal-kapal nelayan Thailand yang masuk di wilayah perairan mereka. Ketegangan-ketegangan tersebut akhirnya menjadi konflik yang berkepanjangan, Sebagaimana diketahui bahwa daerah ini terdapat banyak pulau dan teluk serta berdekatan dengan laut Cina Selatan yang merupakan salah satu laut terdalam di dunia. Daerah ini menyimpan kehidupan beragam ikan yang sangat besar. Kekayaan ini bukan hanya telah menghidupi kehidupan sosial-ekonomi masyarakat nelayan Siantan saja. telapi juga telah menamhah pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia.
Konflik berkepanjangan ini menimbulkan implikasi kekerasan yang dilakukan nelayan tradisional Siantan terhadap kapal Thailand. dengan berbagai aksi, baik itu dalam bentuk pembakaran kapal, penutupan kantor-kantor kapal Thailand, aksi-aksi unjuk rasa pada pererintahan sipil dan militer (angkatan laut).
Berdasarkan masalah tersebut di atas, maka penelitian ini terfokus pada konflik yang terjadi antara nelayan tradisional Siantan, dengan kapal-kapal nelayan Thailand yang hadir dan menangkap ikan di wilayah mereka. Kajian ini diuraikan dengan mengkaji Bagaimana nilai-nilai prilaku yang terdapat dalam masyarakat nelayan Siantan, dalam interaksinya dengan linkungan sekitarnva. Termasuk nilai-nilai apa yang masih berlaku dan telah berubah dalam kehidupan sosial masyarakat nelayan Siantan.
Selain itu. motivasi apa yang melatar belakangi nelayan Siantan melakukan perlawanan terhadap awak kapal Thailand dalam berbagai bentuk aksi dan penentangan. Dan apakah motivasi-motivasi yang dimiliki oleh para nelayan itu kemudian menjadi salah satu pemicu munculnya prilaku keras yang diekspresikan dalam bentuk pembakaran kapal dan tindakan kekerasan lainnya. Juga bagaimana para nelayan melihat tindakan dan perilaku yang mereka ekspresikan dalam konflik ini berdasarkan pandangan mereka sendiri. Dan apa yang menjadi tuntutan mereka dalam konflik yang terjadi ini.
Penelitian yang dilakukan dalam kajian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini, adalah wawancara mendalam dan metode pengamatan terlibat. Wawancara mendalam dilakukan pada sejumlah informan kunci yang terpilih berdasarkan kriteria tokoh atau refresentasi dari masing-masing desa nelayan di wilayah Siantan.
Dari fakta yang penulis temukan, .bahwa motivasi nelayan melakukan perlawanan terhadap kapal Thailand didasari beberapa hal. Pertama, untuk memperoleh rasa aman dalam melakukan aklifitas kenelayanan. Kedua. untuk memperoleh pengakuan atau penghargaan akan eksistensi mereka, bahwa dengan perlawanan tersebut makan kapal-kapal Thailand akan berpikir ulang untuk melakukan penangkapan ikan di Siantan. Ketiga, untuk memperoleh tanggapan atas aksi-aksi tuntutan yang mereka lakukan dan memperoleh pengalaman dibalik aksi-aksi tersebut, terutama efek dari perlawanan yang dilakukakan. Kelima hai ini eras kaitannya dengan teori yang dikemukan William I. Thomas (Berelson, 1961:161)
Semua motivasi yang dilakukan para nelayan bermuara pada sikap pembakaran kapal, penutupan kantor-kantor kapal Thailand. Semua ini mereka yakini bahwa kapal-kapal Thailand menyalahi ketenluan hukum laut Indonesia. temasuk di dalamnya penggunaan pukat harimau (trawl) dan penggunaan bom-bom potassium. Nelayan tradisional Siantan juga meyakini bahwa kapal-kapal Thailand menggunakan mesin modern dengan jaring trawl yang merusak biota laut, dan masa depan ikan-ikan di wilayah Indonesia.
Para nelayan meyakini bahwa karena kepastian dan penegakan hukum tak jalan. Maka dengan bentuk-bentuk aksi tersebut para kapal-kapal Thailand itu akan takut untuk masuk wilayah nelayan tradisional mereka. Termasuk juga para nelayan yang menggunakan bom. Para nelayan Siantan juga percaya bahwa aparat keamanan laut (LAVAL) lemah. tak bisa dipercaya, bahkan dituding ikut memback up masuknya kapal-kapal Thailand dan para nelayan pengebom ke wilayah-wailayah mereka. Akhirnya atas dasar inilah aksi-aksi perlawanan ilu tak dapat dihindari.
Faktor kehadiran kapal Thailand yang menggunakan trawl dan masuk ke wilayah tradisional Siantan, melahirkan nilai prilaku baru bagi masyarakat nelayan setempat. Maka tak mengherankan kalau pada akhirnya kemudian muncul ungkapan "Rantau Kita Sial, Rantau Thailand Bertuah"."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13990
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Desa Karimunjawa termasuk kawasan Kepulauan karimunjawa.Wilayah yang begitu luas,dengan sebagian besar perairan laut menjadikan banyak penduduk yang mempenyai aktivitas mencari ikan. Nelayan merupakan sebutan mayoritas penduduk di desa Karimunjawa...."
PATRA 9(3-4) 2008
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Supriyanti
"Tuberkulosis masih menjadi ancaman kesehatan utama secara global dan di Indonesia. Kota Depok salah satu penyumbang Beban TBC di Jawa Barat. Dinas Kesehatan Kota Depok memiliki bidang khusus yang berfungsi untuk menangani permasalahan penyakit TBC, namun pada pengolahan data menjadi informasi dari SITB masih manual menggunakan Microsoft Excel, data yang akan diolah harus disesuaikan kebutuhan sehingga menyita banyak waktu dan menyebabkan tahap analisis tidak maksimal. Tujuan penelitian ini untuk memantau evaluasi program TBC dengan merancangan dashboard Sistem Pemantauan dan Evaluasi program TBC di Kota Depok. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumen, perancangan dashboard menggunakan metode Rapid Application Development yang terdiri atas kegiatan analisis kebutuhan dan perancangan prototipe. Penelitian ini menghasilkan rancang bangun dashboard pemantauan dan evaluasi program TBC yang dapat menganalisis data dan menyajikan informasi jumlah pasien TBC, Jumlah Penemuan & Pengobatan Pasien TBC, Data Kasus Berdasarkan Faskes, Laporan Penemuan & Pengobatan Pasien TBC dan Laporan Keberhasilan Pengobatan Pasien TBC berdasarkan jenis kelamin, data laboratorium TBC serta capaian program TBC berdasarkan indikator-indikator. Pengembangan sistem informasi dashboard yang dirancang menjadi platform analisis data program TBC dan dapat menampilkan informasi ke Dinas kesehatan secara langsung pada dashboard Informasi.

Tuberculosis is still a major health threat globally and in Indonesia. Depok City is one of the contributors to the TBC burden in West Java. The Depok City Health Service has a special field that functions to deal with TB disease problems, but processing data into information from SITB is still manual using Microsoft Excel, the data to be processed must be adjusted to needs, which takes up a lot of time and causes the analysis stage to not be optimal. The aim of this research is to monitor the evaluation of the TBC program by designing a dashboard for the Monitoring and Evaluation System for the TBC program in Depok City. This research is qualitative research with data collection carried out by conducting in-depth interviews, observations and document studies, using the Rapid Application Development method which consists of needs analysis and prototype design activities. This research resulted in the design of a TBC program monitoring and evaluation dashboard that can analyze data and present information on the number of TB patients, the number of TBC patient discoveries & treatment, case data based on health facilities, TBC patient discovery & treatment reports and TBC patient treatment success reports based on gender. TBC laboratory data and TBC program achievements based on indicators. Development of a dashboard information system designed to be a data analysis platform for the TBC program and can display information to the Health Service directly on the Information dashboard.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herlan
"Fokus penelitian ini adalah melihat keseluruhan proses pemutakhiran data Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI-JK), khususnya pelaksanaan verifikasi dan validasi data di lapangan, dan menganalisisnya dari sudut pandang democratic governance. Tujuan penelitian adalah untuk mengkaji pelaksanaan pemutakhiran (vervali) data PBI-JK, dan sekaligus memperbaiki sistem pengelolaan dan pelaksanaannya. Metode penelitian yang digunakan kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data studi dokumen, wawancara dan observasi yang dilakukan di Kabupaten Musi Banyuasin dan Kota Palembang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengolahan dan pelayanan data dilakukan secara terpusat, sistem pemutakhiran dilakukan secara berjenjang dan birokratis, minimnya peran pemerintah daerah (dinsos daerah), pelaksanaan vervali oleh pihak ketiga, keterbatasan anggaran, minimnya keterbukaan informasi dan pertanggungjawaban publik, dan rendahnya partisipasi publik. Karenanya diperlukan perbaikan penyelenggaraan pemutakhiran (vervali) data PBI-JK dengan cara melaksanakan prinsip-prinsip democratic governance, seperti desentralisasi pelayanan data, keterbukaan informasi, pertanggungjawaban publik, pelibatan pemerintah daerah dan publik, dan penggunaan teknologi informatika dan internet.

The focus of this study is to examine the entire process of updating data on health insurance contribution assistance recipients (PBI-JK), particularly the implementation of data verification and validation, and to analyze it from the perspective of democratic governance. The purpose of the research is to analyze the implementation of updating data on health insurance contribution assistance recipients, and to improve the management system and its implementation. The research method used descriptive qualitative with data collection technique consisted of document studies, interviews, and observations which conducted in Musi Banyuasin Regency and Palembang City. The results showed that the data processing and services are centralized, the updating system is hierarchical and bureaucratic, lack of local government roles, third parties involvement, budget constraints, and lack of transparency, accountability and public participation. Therefore, it is necessary to improve the implementation of PBI-K data updating by implementing democratic governance principles, such as decentralization of data services, transparency, accountability, local government and public participation, and the application of information technology and internet"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yustina Lita Sari
"Untuk memutus penyebaran Covid-19, pemerintah menerapkan kebijakan pembatasan aktivitas masyarakat. Kebijakan tersebut membawa dampak ekonomi bagi masyarakat baik yang bekerja di sektor formal maupun informal. Pemberian bantuan sosial Covid-19 diberikan untuk memitigasi dampak tersebut. Selama pandemi Covid-19, terdapat peningkatan signifikan belanja bantuan sosial namun angka kemiskinan justru meningkat. Dalam pelaksanaan penyaluran bantuan di lapangan juga dapat timbul beragam permasalahan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar peranan bansos Covid-19 dalam mempertahankan taraf kesejahteraan keluarga dan bagaimana kinerja kebijakan menurut persepsi penerima kebijakan. Data utama penelitian diperoleh melalui survei kepada keluarga. Analisis deskriptif digunakan untuk menilai persepsi keluarga dan analisis DID digunakan untuk menilai pengaruh pemberian dan pencabutan bansos Covid-19 terhadap kesejahteraan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan kinerja kebijakan telah memuaskan atau telah memenuhi harapan penerima manfaat meskipun begitu, masih ditemukan salah sasaran dan ketidakmerataan dalam pemberian bansos. Pemberian uang tunai sebesar Rp300 ribu sebanyak enam kali belum mampu menjaga taraf kesejahteraan keluarga yang menurun akibat pandemi Covid-19. Peningkatan nilai bantuan dan kombinasi bantuan dengan barang yang dibutuhkan masyarakat, efektif dalam meningkatkan kesejahteraan namun hal ini sangat dipengaruhi oleh jumlah anggota keluarga. Pencabutan bansos Covid-19 berupa uang dan barang signifikan menurunkan kesejahteraan karena perekonomian keluarga belum sepenuhnya pulih.

Restrictions policy on community activities applied by DKI Jakarta Province to suppress social activities in order to suppress the spread of Covid-19. That policy has an economic impact on the community both working in the formal and informal sectors. In response, Covid-19 social assistance is provided to mitigate this impact. During the Covid-19 pandemic, there was a significant increase in social assistance spending on DKI Jakarta government budget, but the poverty rate actually increased. During the distribution of social assistance to the community, various problems can also arise. The purpose of this study was to find out how the Covid-19 social assistance effect in maintaining the level of family welfare and how the policy performance according to the perceptions of policy recipients. The main data of the study were obtained through a survey to families. Descriptive analysis was used to assess family perceptions and DID analysis was used to assess the effect of giving and withdrawing Covid-19 social assistance on welfare. The results of the study indicate that the implementation of policy performance has been satisfactory or has met the expectations of the beneficiaries, however, it is still found that there are mistargets in the provision of social assistance. Giving cash of Rp300 thousand six times was able to maintain family welfare the level of family welfare which has decreased due to the Covid-19 pandemic. Increasing the value of aid and the combination of aid with goods needed by the community are effective in improving welfare, but this is greatly influenced by the number of family members. The withdrawal of the Covid-19 social assistance in the form of money and goods significantly reduces welfare because the family economy has not fully recovered."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisa Adlina Sharfina
"Skripsi ini membahas kegiatan Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) bagi pengasuh utama anak dengan HIV/AIDS, yang secara umum bertujuan untuk memberikan dukungan kepada mereka. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang difokuskan untuk menggambarkan proses persiapan dan pelaksanaan kegiatan KDS yang dilakukan oleh Lentera Anak Pelangi. Penelitian ini turut menganalisis faktor-faktor pendukung dan penghambat, yang dapat dijadikan landasan dalam mengembangkan kegiatan tersebut. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa kegiatan KDS di LAP memiliki berbagai berbagai tanggapan dari peserta kegiatan yang merupakan anggota kelompok dukungan. Faktor penghambat yang terjadi dalam kegiatan ini ialah fasilitas kegiatan yang kurang memadai, jumlah peserta kegiatan yang terdiri dari berbagai latar belakang, keikutsertaan anak dalam kegiatan, kondisi peserta, dan materi yang berulang. Selain itu, dalam penelitian ini turut menjelaskan adanya faktor pendukung selama keberlangsungan kegiatan yaitu berupa kerjasama LAP dengan mitra lembaga lain, peran MK, rasa keingintahuan peserta, dukungan yang terbentuk antar sesama anggota kegiatan, dan kegiatan KDS yang beragam.

This research explores peer support group activities called Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) for child caregivers in HIV/AIDS issues. These activities belong to give them support. It uses descriptive methodology with qualitative approach which focuses to describe the process of peer support group arrangements and activities by Lentera Anak Pelangi, also identify and analyse the supporting and obstacle factors as a foundation to develop the activities. The result shows that the peer support group in LAP has various feedbacks from their members. In the aspect of obstacle factors, the process has lack of facility availability, the numbers of participant with diverse backgrounds, the involvement of child, the participant condition, and repetitive materials. This research also describes the supporting factors, that are partnership with other institutions, case manager roles, the participant curiosity, the support from other member of the activity, and variation of the activities."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>