Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 100022 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Fathi
"Proses bisnis Badan Pusat Statistik (BPS) menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) secara ekstensif terutama dalam pengolahan data dan diseminasi hasil kegiatan statistik. Hal tersebut membutuhkan sistem keamanan informasi yang andal sesuai harapan. Namun, masih ditemukan insiden-insiden yang diindikasikan karena kurangnya kesadaran pegawai terhadap keamanan informasi. Faktor manusia selalu menjadi titik terlemah dalam sistem keamanan informasi. Oleh sebab itu, penelitian ini fokus pada aspek manusia tersebut dengan melakukan evaluasi kesadaran keamanan informasi pegawai BPS. Evaluasi dilakukan dengan pendekatan survei menggunakan kuesioner pada dimensi pengetahuan dan perilaku pegawai dalam 8 area kesadaran keamanan informasi. Sampel survei diambil secara probalistik dengan metode acak sistematis. Hasilnya, dari 231 responden yang merespons disimpulkan bahwa tingkat kesadaran keamanan informasi pegawai BPS masih kurang baik. Terdapat area-area yang perlu mendapatkan prioritas perbaikan, tiga area paling butuh perbaikan yaitu: penggunaan internet, pelaporan insiden, dan keamanan komputer kerja. Hasil analisis juga mengungkapkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan tingkat kesadaran keamanan informasi berdasarkan jenis kelamin, kelompok umur, maupun satuan kerja pegawai.

The business process of the Statistics Indonesia (BPS) uses Information and Communication Technology (ICT) extensively, especially in data processing and dissemination. This requires a reliable information security system as expected. However, incidents were still found that were indicated due to a lack of employees information security awareness (ISA). Human factors have always been the weakest point in information security systems. Therefore, this study focuses on the human aspect by conducting an evaluation of employees information security awareness. A survey approach using a questionnaire was used to evaluate on employees knowledge and behavior in 8 areas of information security awareness. Survey samples were taken with a systematic random sampling method. As a result of 231 response, concluded that the level of employees information security awareness at BPS is not good enought. There are areas that need to be prioritized for improvement, the top three areas that need for improvement are: internet usage, incident reporting, and workstation security. Analysis also revealed that there was no significant difference in the level of information security awareness based by gender, age group, or employee working unit.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yutta Natasia
"Keamanan informasi adalah terjaganya kerahasiaan, keutuhan, dan ketersediaan informasi. Ancaman keamanan informasi dapat berupa serangan terhadap perangkat lunak dan pencurian kekayaan intelektual, identitas, atau informasi. Aspek manusia memegang peranan penting dalam keamanan informasi. Menurut Ogutcu et al., teknik terbaik yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah keamanan informasi tidak dapat berhasil kecuali orang-orang dalam organisasi melakukan hal yang benar. Untuk meningkatkan kesadaran pegawai tentang pentingnya pengelolaan keamanan informasi, setiap tahunnya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaksanakan sosialisasi mengenai Ketentuan Keamanan Informasi. Namun, hingga tahun 2017, belum pernah dilaksanakan evaluasi terkait kesadaran keamanan informasi di OJK, sehingga tidak dapat diketahui kondisi kesadaran keamanan informasi saat ini, dampak dari sosialisasi, dan strategi untuk mengurangi risiko keamanan informasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kondisi keamanan informasi dari aspek manusia dengan menggunakan model Knowledge, Attitude, Behavior (KAB).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pengetahuan mengenai kebijakan dan prosedur keamanan informasi memiliki pengaruh, baik secara langsung maupun tidak langsung, terhadap perilaku pegawai saat menggunakan peralatan kerja. Secara parsial, pengetahuan mengenai kebijakan dan prosedur keamanan informasi hanya memiliki pengaruh sebesar 23,6% terhadap perilaku pegawai. Namun, apabila dikombinasikan dengan sikap pegawai terhadap prosedur dan kebijakan keamanan informasi, pengetahuan dan sikap memiliki pengaruh sebesar 50,2% terhadap perilaku pegawai. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan pengetahuan dan perubahan sikap memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap perubahan perilaku pegawai saat menggunakan peralatan kerja. Model KAB terbukti dapat digunakan untuk melakukan pengukuran kesadaran keamanan informasi. Di OJK kesadaran keamanan informasi berada pada tingkat yang cukup baik, meskipun terdapat tiga aspek yang perlu diperbaiki, yaitu dalam hal penggunaan internet, pelaporan insiden, dan bekerja jarak jauh.

Information Security is the preserved of confidentiality, integrity, and availability of information. Threats to information security can appear in several different forms, such as software attacks, theft of intellectual property, identity theft, and theft of equipment or information. The human aspect plays an important role in information security. According to Ogutcu et al., The best techniques that can be used to solve the SI security problem can't succeed unless the people in the organization do the right thing. To increase employees' awareness of the importance of information security management, each year the Financial Services Authority of Indonesia (OJK) conducts socialization on Information Security Provisions. However, until 2017, no evaluation of information security awareness in OJK has been conducted, so it can't be known how the current state of information security awareness, the impact of socialization, and the strategies to reduce the risk of information security. This study aims to evaluate the condition of information security from human aspect by using Knowledge, Attitude, Behavior (KAB) model.
The result of the research shows that employee's knowledge about information security policy and procedure have influence, either directly or indirectly, to employee's behavior when using work equipment. Partially, knowledge of information security policies and procedures has only 23.6% effect on employee's behavior. However, when combined with employee's attitudes towards information security procedures and policies, it has 50.2% effect on employee's behavior. This indicates that the addition of knowledge and changes in attitude have a considerable influence on changes in employee's behavior when using work equipment. In conclusion, The KAB model has been proven to be used for measuring information security awareness. In OJK, information security awareness is at a fairly good level, although there are three aspects that need to be improved, namely in terms of internet use, incident reporting, and working remotely."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Rahman Gymnastiar Mufti
"PT Pupuk Kujang selaku perusahaan BUMN di bidang industri pupuk dan industri kimia terus berupaya meningkatkan kualitas dari kinerja teknologi informasinya, sesuai dengan panduan penyusunan pengelolaan teknologi informasi pada BUMN yang terlampir pada peraturan menteri BUMN, yang harus berdasarkan pada suatu sistem tata kelola, yang termuat dalam sebuah master plan, dan dikembangkan secara bersinergi sesama BUMN. Dalam IT master plan PI group yang telah dirancang terdapat point peningkatan kesadaran keamanan informasi yang mengharuskan adanya pengukuran kesadaran keamanan informasi oleh pegawai perusahaan. Keamanan informasi adalah terjaganya kerahasiaan (confidentiality), keutuhan (integrity), dan ketersediaan (availability) informasi.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengukuran tingkat kesadaran keamanan informasi pegawai yang bekerja di kantor PT Pupuk Kujang. Pengumpulan data pengukuran pada penelitian ini didapatkan dari hasil penyebaran kuesioner, yang dilanjutkan dengan pengolahan data menggunakan metode PLS-SEM dengan aplikasi SmartPLS untuk melakukan uji validitas konvergen, validitas diskriminan dan uji reliabilitas, serta pengujian inner model test terhadap variabel knowledge, attitude, dan behavior (model KAB). Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa antara variabel KAB tidak memiliki hubungan satu sama lainnya dalam memengaruhi tingkat kesadaran keamanan informasi, dan hasil dari skala tingkat kesadaran keamanan informasi di perusahaan ada pada skala “Baik”.

PT Pupuk Kujang is a Chemical and Fertilizer company, as a state-owned company (BUMN) PT Pupuk Kujang needs to continuously improve its IT performance align with the IT management and development guidelines. This is in line as well with the BUMN Ministry book of law. The IT usage and development in BUMN must be based on the masterplan that synergistically developed across the BUMNs. In the PI group IT master plan that has been designed there is a point of increasing information security awareness which requires measuring information security awareness by company employees. Information security is the maintenance of confidentiality, integrity, and availability of information.
This study aims to measure the level of information security awareness of employees who work in the office of PT Pupuk Kujang. The collection of measurement data in this study was obtained from the results of distributing questionnaires, followed by data processing using the PLS-SEM method with the SmartPLS application to test convergent validity, discriminant validity and reliability tests, as well as testing inner model tests on knowledge, attitude, and behavior variables. (KAB model). The results of this study found that the KAB variables did not have a relationship with each other in influencing the level of information security awareness, and the results of the scale of the level of information security awareness in the company were on the "Good" scale.
"
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Harry Dwiyana Kartika
"Pada era teknologi yang berkembang sangat cepat seperti sekarang ini, kebutuhanakan informasi yang akurat dan kredibel menjadi sangat penting bagi setiapperusahaan. Faktor sumber daya manusia SDM menjadi akar permasalahanterjadinya pelanggaran keamanan informasi, bila dibandingkan dengan kesalahandari sisi teknologi. Oleh karena itu, diperlukan pengukuran tingkat kesadarankeamanan informasi untuk mengetahui sejauh mana tingkat kesadarannya, yangpada akhirnya dapat menjadi dasar dalam menyusun tahapan yang tepat untukmeningkatkan kesadaran keamanan informasi. Penelitian ini dilakukan padaperusahaan swasta nasional yang bergerak pada industri media/televisi berbayar.Metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan cara menyebar kuesioner modelHAIS-Q Human Aspects of Information Security Questionaire kepada seluruhkaryawan. Penelitian ini juga akan mengukur hubungan dan pengaruh dimensipengetahuan, sikap dan perilaku manusia terhadap tingkat kesadaran keamananinformasi. Hasil pengukuran menyatakan bahwa tingkat kesadaran keamananinformasi pada organisasi yang menjadi objek penelitian berada pada tingkat ratarata 74 dan memerlukan program peningkatan kesadaran keamanan informasiseperti penyuluhan, pengiriman surat elektronik secara berkala dan pada tingkatakhir adalah pelatihan.

Nowadays, in these fast growing of technology, needs of credible information isvital. It is increasingly acknowledged that many threats to an organization rsquo;scomputer systems can be attributed to the behavior of computer users human compared to failure of the technology. Hence, it is necessary to measure the levelof information security awareness in order to formulate the appropriate programto increase its level. This research is conducted on private company engaged inmedia / pay-tv industry. Method used is quantitative by distributing HAIS-Q Human Aspects of Information Security Questionnaire model to the employee.The research also identifies the correlation among knowledge, attitude andbehavior aspects as well as the influence of those three aspects to informationsecurity. The result of this research shows that the level of information securityawareness is at average level 74 and needs appropriate program likecounseling, send email and training about information security to improve itslevel."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dony Harso
"Advanced Persistent Threats (APT) adalah istilah yang digunakan untuk sebuah serangan cyber yang didanai oleh pemerintah asing dengan kemampuan yang sangat tinggi dalam melakukan serangannya sekaligus mampu melakukannya dalam jangka panjang dengan target yang sangat spesifik seperti pencurian informasi. Pusat Komunikasi (Puskom) merupakan unit kerja yang bertugas melaksanakan sebagian tugas Kementerian Luar Negeri di bidang pelaksanaan, pembinaan dan pengamanan pemberitaan serta pengelolaan sistem informasi dan komunikasi Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan RI. Karena tugasnya tersebut, Pusat Komunikasi Kementerian Luar Negeri dituntut untuk dapat menjamin ketersediaan layanan dan menjamin keamanan sistem Teknologi informasi dan komunikasi khususnya dalam hal pemberitaan rahasia. Berdasarkan penelitian pada tahun 2012 pengelolaan keamanan informasi yang dilakukan oleh Puskom masih tergolong rentan dan memerlukan strategi penguatan dalam menghadapi ancaman yang kian meningkat.

Advanced Persistent Threats (APT) was an adversary that possesses sophisticated levels of expertise and significant resources which allow it to create opportunities to achieve its objectives by using multiple attack vectors. Communication Center (Puskom) is a main unit in charge of carrying out some tasks of the Ministry of Foreign Affairs in the implementation and development information security management systems of Ministry of Foreign Affairs. Puskom are required to ensure the availability of services and guarantee the information security and communication technology systems, especially the secrecy of information. Based on the research in 2012 information security management conducted by the Puskom is still vulnerable and require reinforcement strategy against APTs threats."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mirza Triyuna Putra
"Polri merupakan alat negara yang menggunakan teknologi informasi guna menunjang keberhasilan pelaksanaan tugas, fungsi, serta perannya dalam pemerintahan Indonesia. Seiring dengan pertumbuhan pemanfaatan sistem informasi pada Polri, turut berimplikasi pada meningkatnya risiko keamanan informasi. Hal ini berimplikasi pada meningkatnya risiko keamanan informasi yang dapat dilihat dari berbagai laporan terkait upaya serangan siber yang ditujukan kepada Polri diantaranya laporan Id-SIRTII/CC, zone-h.org, hingga laporan internal Polri. Selain itu terdapat juga berbagai jenis serangan siber yang telah berhasil mengeksploitasi Polri diantaranya web defacement, phising, DDOS, hingga pencurian data personel. Manusia merupakan faktor yang perlu mendapatkan perhatian berkaitan dengan keamanan informasi. Oleh sebab itu tujuan dari penelitian ini adalah melakukan evaluasi keamanan informasi Polri dengan mengukur tingkat kesadaran keamanan informasi personel Polri. Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan sequential explanatory mixed method yang mengkombinasikan pendekatan kuantitatif dan diikuti oleh pendekatan kualitatif guna mendapatkan hasil yang lebih optimal. Model penelitian dibangun berdasarkan model Knowledge, Attitude, dan Behavior (KAB) yang diperluas dengan penambahan dimensi budaya keamanan (security culture) dan karakteristik individual (individual characteristic) dalam organisasi. Pengukuran dilakukan menggunakan kuesioner The Human Aspects of Information Security Questionnaire (HAIS-Q) dan pernyataan dalam Organisational Security Culture Measure (OSCM) dengan total 54 pernyataan. Sampel penelitian adalah sebanyak 361 personel Polri yang tersebar di seluruh Indonesia dan dipilih secara kuota proporsional. Berdasarkan hasil pengukuran kuantitatif yang telah dilakukan diperoleh hasil tingkat kesadaran keamanan informasi personel Polri sebesar 96,02% dan termasuk pada pada kategori baik. Hasil tersebut turut dikonfirmasi dan divalidasi dari hasil wawancara bahwa responden mengetahui dengan baik setiap indikator pada masing-masing fokus area yang ditanyakan dalam kuesioner. Adapun dalam beberapa kasus dan kondisi tertentu memang masih ditemukan perilaku kebiasaan sharing password. Selain itu disebutkan juga bahwa saat ini email yang digunakan pada sistem bukan merupakan email dinas dan saat ini belum ada pelatihan khusus mengenai keamanan informasi. Namun hal tersebut tidak berpengaruh terhadap pengetahuan yang dimiliki oleh responden terkait kebijakan keamanan informasi yang menjadi indikator dalam penelitian ini. Berdasarkan hal tersebut, demi menjaga kondisi saat ini dapat disimpulkan bahwa perlu terus dilakukan sosialisasi keamanan informasi terhadap personel dengan implementasi program keamanan informasi seperti penyampaian pesan melalui media sosial, pelaksanaan seminar, dan penyertaan buku pedoman keamanan informasi.

The Indonesian National Police (INP) is a government institution that uses Information Technology in order to successfully implement its duty, purpose, and role within the Indonesian government. Along with the development of INP's Information System, the implied information security risk increases. This is evident based on the reports of cyber attack attempts towards INP such as ones by Id-SIRTII/CC, zone-h.org, and INP's internal reports. Various cyber-attacks on INP have also been successful, namely defacement, phishing, DDOS, and personnel data theft. One aspect of security that needs to be considered and requires attention regarding information security is the human factor. Accordingly, the purpose of this research is to evaluate the information security of INP by measuring the level of information security awareness of INP personnel. This research conducted using a sequential explanatory mixed-method approach that combines a quantitative approach followed by a qualitative approach in order to obtain optimal results. The research model is built based on the Knowledge, Attitude, and Behavior (KAB) model which is expanded by adding dimensions of security culture and individual characteristics within the organization. The questionnaire modeled based on the Human Aspects of Information Security Questionnaire (HAIS-Q) and Organizational Security Culture Measure (OSCM) questionnaire models with a total of 54 questions. The research sample consists of 361 INP’s personnel located throughout Indonesia and selected on a proportional quota. The result, based on the quantitative survey, shows that the information security awareness level of INP personnel are at 96.02% and are within the good category. These results were also confirmed and validated from the interview results that the respondents knew well each indicator in each focus area asked in the questionnaire. As for some cases and certain conditions, behavior in the habit of sharing passwords is still found. In addition, it was also stated that currently the email used in the system is non-official email and currently there is no special training on information security awareness. However, this did not affect the knowledge possessed by respondents regarding information security policy which is an indicator in this study. Based on these, in order to maintain current conditions it can be concluded that it is necessary to continue to disseminate information security to personnel by implementing information security programs such as sending messages through social media, hosting seminars, and providing information security guide."
2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ressy Dwitias Sari
"Data dan informasi merupakan aset yang harus dilindungi dikarenakan aset berhubungan dengan kelangsungan bisnis perusahaan. Adanya pertumbuhan berbagai penipuan, virus, dan hackers dapat mengancam informasi bisnis manajemen dikarenakan adanya keterbukaan informasi melalui teknologi informasi modern. Dibutuhkan manajemen keamanan informasi yang dapat melindungi kerahasiaan, integritas, dan ketersediaan informasi. PT. XYZ sebagai perusahaan yang bergerak di bidang mobile solution tidak terlepas dari penggunaan teknologi informasi dalam penyimpanan, pengolahan data dan informasi milik perusahaan. Perusahaan diharuskan untuk dapat memberikan kemampuan mengakses dan menyediakan informasi secara cepat dan akurat. Oleh karena itu, perusahaan membutuhkan pengetahuan tentang keadaan keamanan informasi yang dimiliki saat ini, sehingga perusahaan dapat meminimalisir risiko yang akan terjadi.
Tujuan penelitian ini memberikan usulan perbaikan manajemen risiko keamanan informasi dengan menggunakan standar ISO/IEC 27001:2005. Dengan menggunakan standar ISO/IEC 27001:2005, didapat kesenjangan keamanan informasi yang dimiliki oleh perusahaan. Selanjutnya, dipilih kontrol objektif yang sesuai dengan kebutuhan aset kritikal yang dimiliki oleh perusahaan. Dari kontrol objektif yang telah dipilih, selanjutnya diberikan usulan perbaikan agar perusahaan dapat menutupi kesenjangan keamanan informasi yang dimiliki. Hasil penelitian ini didapat kontrol-kontrol pengamanan informasi yang akan diimplementasikan di perusahaan dalam bentuk dokumen statemen of applicabality(SOA).

Data and Information are valuable assets that need to be protected for company's businesses. Rapid growth in fraud cases, virus, hackers could threat management business information by exposing them which is caused by modern information technology. Hence, it is required to have information security management which protects confidentiality, integrity, and availability of information. As a company who runs in mobile solution, PT. XYZ uses information technology in company's information and data storage and processing. In order to minimize the risk, current information security needs to be visible by the company.
This research is conducted to provide potential suggestions on risk management improvement of information security using standard ISO/IEC 270001:2005 standard. By using ISO/IEC 270001:2005 standard, this research is able to assess and obtain gap analysis checklist of company's information security. According to company asset needs, objective controls will be selected. Results of this study obtained information security controls to be implemented in the company in the form of statements of applicabality documents (SOA).
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2016
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Iqbal Izzul Haq
"Perlindungan informasi sangat penting bagi organisasi, pemerintah, maupun individu. Pengembangan langkah-langkah untuk melawan akses ilegal ke informasi adalah hal yang menjadi  perhatian utama saat ini. Terdapat cukup banyak teknik serangan siber  seperti phising, pretexting, baiting, dll. Sehingga dibutuhkan tingkat kesadaran individu yang tinggi agar dapat terhindar dari serangan tersebut. Berdasarkan hal tersebut penelitian ini mengusulkan KAB(Knowledge, Attitude, Behaviour) dan Taksonomi Bloom untuk mengetahui level awareness individu terhadap serangan siber. Beberapa solusi yang telah dibuat seperti membuat anti-phising framework dan membuat sebuah pelatihan. Namun, ada banyak kekurangan seperti tidak semua aspek divalidasi dalam penelitian sebelumnya. Solusi yang dibuat dengan mengukur tingkat kesadaran keamanan informasi terhadap serangan siber dengan pendekatan berbasis Taksonomi Bloom. Dalam penelitian ini penggunaan Taksonomi Bloom dikaitkan dengan metode KAB (Knowledge, Attitude dan Behaviour). Dari metode pengukuran dengan kuesioner dan prototipe didapatkan bahwa lima dari enam aspek memiliki rata-rata diatas 30 untuk hasil kuesioner. Adapun untuk hasil prototipe didapatkan hanya empat dari 12 responden yang memenuhi kreteria Level 3 pada Taksonomi Bloom. Kedua hasil tersebut menunjukan bahwa tingkat kesadaran individu terhadap keaman informasi masih rendah dan perlu untuk ditingkatkan.

Information protection is very important for organizations, governments, and individuals. The development of measures to combat illegal access to information is a matter of major concern today. There are quite a number of cyber attack techniques such as phishing, pretexting, baiting, etc. So it takes a high level of individual awareness in order to avoid these attacks. Based on this, this study proposes KAB (Knowledge, Attitude, Behavior) and Bloom's Taxonomy to determine an individual's level of awareness of cyber attacks. Several solutions have been made such as making an anti-phishing framework and creating a training. However, there are many drawbacks such as not all aspects have been validated in previous studies. Solutions made by measuring the level of information security awareness against cyber attacks with an approach based on Bloom's Taxonomy. In this study the use of Bloom's Taxonomy is associated with the KAB method (Knowledge, Attitude and Behavior). From the measurement method with questionnaires and prototypes, it was found that five of the six aspects had an average above 30 for the results of the questionnaire. As for the prototype results, only four of the 12 respondents met the Level 3 criteria in Bloom's Taxonomy. These two results indicate that the level of individual awareness of information security is still low and needs to be improved."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Budi Setiawan
"Seiring dengan masifnya penggunaan TIK dikalangan instansi Pemerintah, terdapat pula masalah yang muncul di bidang keamanan informasi dalam bentuk insiden keamanan informasi. Untuk menghadapi serangan terhadap keamanan sistem informasi tersebut, Pemerintah perlu membentuk organisasi Pusat Penanganan Insiden Keamanan Informasi Pemerintah. Dalam pembentukan oragnisasi tersebut, Pemerintah memerlukan perencanaan dan arahan strategis agar dapat memenuhi tujuan yang diharapkan. Penelitian ini mengusulkan sebuah rencana strategis pembentukan Pusat Penanganan Insiden Keamanan Informasi Pemerintah. Perencanaan strategis Pusat Penanganan Insiden Keamanan Informasi Pemerintah ini menggunakan metodologi yang dikembangkan oleh Carnegie Mellon University dengan menyesuaikan pada karakteristik organisasi. Pada metodologi tersebut, metodologi yang digunakan dipadu dengan metodologi Perencanaan Strategis Sistem Informasi versi Anita Cassidy dalam tahapan perencanaan infrastruktur SI/TI organisasi dengan mengkombinasikan beberapa alat analisis seperti Critical Success Factor, Value Chain Analysi, dan SWOT Analysis agar dapat memberikan arahan pengembangan system informasi yang sifatnya teknis maupun non teknis berupa kebijakan atau kegiatan manajerial. Hasil dari penelitian ini adalah masukan atau landasan dalam pengembangan Pusat Penanganan Insiden Keamanan Informasi Pemerintah agar dapat mewujudkan pemanfaatan TIK pada Pemerintah yang aman dan nyaman.

Along with the rapidly use of ICT among government agencies, there are also problems that arise in the field of information security in the form of information security incidents. To deal with security attacks on information systems, the Government needs to establish their Government Information Security Incident Response Center. In these organizations of the establishment, the Government requires planning and strategic direction to meet the desired objectives. This research proposes a strategic plan for the establishment of the Government Information Security Incident Response Center. Strategic Planning for Government Information Security Incident Response Center use the methodology that developed by Carnegie Mellon University which is adjusted with the characteristics of the organization. This methodology combined with the Information Systems Strategic Planning methodology of Anita Cassidy version in the planning stages of infrastructure / IT organization by combining several analysis tools such as Critical Success Factor, Value Chain analysis, and a SWOT Analysis in order to provide guidance information system development technical or non-technical nature in the form of policy or managerial activities. The results of this research is used as input or foundation in the development of the Government Information Security Incident Response Center to realize the use of ICT in government that is safe and comfortable."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2013
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Alvin Adam
"PT XYZ bergerak pada bisnis jasa pialang asuransi. Pada pelaksanaan proses bisnisnya telah terjadi beberapa kali pencurian data. Selain itu dari audit yang dilakukan oleh Departemen Keuangan menunjukan bahwa dibutuhkan evaluasi terhadap keamanan informasi perusahaan. Evaluasi kondisi Manajemen Keamanan Informasi pada penelitian ini dilakukan dari sisi tata kelola TI untuk melihat kondisi Manajemen Keamanan Informasi dari sisi strategis perusahaan.
Penelitian ini menggunakan kerangka kerja ISO 27001 dan COBIT untuk mengevaluasi kondisi manajemen keamanan informasi perusahaan. Sementara itu untuk mengevaluasi kondisi strategis pencapaian manajemen keamanan informasi digunakan IT BSC. Hasil akhir yang didapatkan adalah kondisi terkini Manajemen Keamanan Informasi.

PT XYZ is a corporation that runs insurance brokerage business. On the implementation of business processes there was data fraud occured several times . In addition, from an audit conducted by the Ministry of Finance shows that it’s necessary to made an evaluation of coorporation’s information security. Evaluation of Information Security Management conditions in this research was carried out from the side of IT governance to evaluate the information security management of the company's strategic.
This research use the framework of ISO 27001 and COBIT to evaluate the condition of coorporation’s information security management. Meanwhile, to evaluate the condition of the achievement of the strategic information security management IT BSC was used. The final result that obtained is the current state of information security management.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2013
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>