Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 56638 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Martha Fransisca
"ABSTRAK
Insan Permata Woman and Child Hospital was facing Patient Safety Incidence especially for periode of mid to late 2016 there were 12 incidents and 11 phlebitis cases. This indicated a gap between the conditions in the field and the ideal situation that should be achieved. This study aimed to see how the behavior of employees in implementing patient safety program and the factors that influence it. The sample of this study were 151 respondents as sample, consist of health and non health workers. The patient safety program focused on the accuracy of patient identification, reduction of risk of infection and reduction of risk of falling patients. This research was a quantitative research followed by qualitative method. The results showed that most employees already had good patient safety behavior, age and attitude were the most affecting factors in patient safety behavior. The lack of socialization of accreditation and patient safety, poor monitoring and some incomplete facilities should became the concern for the hospital as it was considered to have great influences in the daily implementation of patient safety program."
Depok: Department of Health Administration and Policy, Faculty of Public Health, Universitas Indonesia, 2018
610 IHPA 3:1 2018
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Martha Fransisca
"ABSTRAK
Kajian Administrasi Rumah Sakit Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas IndonesiaJudul : Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Pegawai dalam Menerapkan Program Keselamatan Pasien diRSIA Insan Permata Tangerang Tahun 2017 RSIA Insan Permata akan melaksanakan survey akreditasi pada tahun 2017.Menurut data Insiden Keselamatan Pasien, sejak pertengahan hingga akhir tahun 2016 terdapat 12 insiden dan 11 kasus phlebitis. Hal ini menunjukkan adanya gap antara keadaan di lapangan dengan keadaan ideal yang seharusnya dicapai. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana perilaku pegawai dalam menerapkan program keselamatan pasien dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Sampel penelitian sebanyak 151 responden, yang terdiri daritenaga kesehatan dan non kesehatan. Program keselamatan pasien akan difokuskanpada ketepatan identifikasi pasien, pengurangan risiko infeksi dan pengurangan risiko pasien jatuh. Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif yang dilanjutkan dengan metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pegawai sudah memiliki perilaku keselamatan pasien yang baik, dengan faktor usia dan sikap adalah yang paling mempengaruhi perilaku keselamatan pasien. Kurangnya sosialisasi akreditasi dan keselamatan pasien, monitoring yang lemahdan beberapa fasilitas yang kurang lengkap harus menjadi perhatian karena dinilai berpengaruh pada penerapan program keselamatan pasien di lapangan.

ABSTRACT
Analysis of Factors Related to Employee Behavior in Implementing Patient Safety Program at RSIA Insan Permata Tangerang Year 2017RSIA Insan Permata will conduct an accreditation survey in 2017. According to the Patient Safety Incidence data, from mid to late 2016 there were 12 incidents and 11 phlebitis cases. This indicates a gap between the conditions in the field and the ideal situation that should be achieved. This study aims to see how the behavior of employees in implementing patient safety program and the factors that influence it. The sample of this study were 151 respondents, consisting of health and non health workers. The patient safety program will focus on the accuracy of patientidentification, reduction of risk of infection and reduction of risk of fallingpatients. The type of research is quantitative research followed by qualitativemethod. The results show that most employees already have good patient safety behavior, with age and attitude factors that most affect patient safety behavior. Lack of socialization of accreditation and patient safety, poor monitoring and some incomplete facilities should be concerned as it is considered to have an effect on the daily implementation of patient safety programs."
2017
T47642
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ateng Muljadi
"Kehamilan yang pada dasarnya adalah suatu proses fisiologis, dapat pula menimbulkan gangguan atau kelainan yang dapat membahayakan kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya. Oleh karena itu diperlukan pemeriksaan kesehatan selama kehamilan secara teratur yang disebut Pemeriksaan Antenatal.
Rumah Sakit Sumber Waras yang merupakan rumah sakit swasta di daerah Jakarta Barat juga memberikan pelayanan antenatal, dan diharapkan pasien-pasien yang melakukan pemeriksaan antenatal di Rumah Sakit Sumber Waras akan melahirkan juga di Rumah Sakit Sumber Waras.
Tetapi kenyataannya, dari tahun ke tahun jumlah ini semakin menurun, sehingga ingin dicari faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya penurunan ini terutama pada pasien-pasien yang mengikuti Paket Bersalin tetapi tidak melahirkan di Rumah Sakit Sumber Waras.
Jadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan kamar bersalin oleh Pasien Paket Bersalin di Rumah Sakit Sumber Waras.
Kerangka Konsep yang dipakai adalah bahwa Pemanfaatan Kamar Bersalin di Rumah Sakit Sumber Waras dipengaruhi oleh 2 aspek yaitu : 1). Aspek Pemakai Jasa yang terdiri dari umur ibu, jarak rumah ke Rumah Sakit, paritas ibu, jumlah anak hidup, pendidikan ibu, pendidikan suami, pekerjaan ibu, pekerjaan suami, dan risiko kehamilan 2). Aspek Pemberi Jasa Layanan yang terdiri dari Tarif Paket Bersalin, Sikap Pelayanan Admision, Sikap Pelayanan Perawat, Sikap Pelayanan Dokter, Kenyamanan Ruang Tunggu, dan Kenyamanan Ruang Periksa.
Desain penelitian yang dilakukan adalah cross-sectional, dan analisa penelitian ini adalah deskriptif dan analitik. Hipotesa yang ingin ditegakkan adalah apakah ada hubungan yang bermakna antara faktor-faktor yang terdapat pada pemakai jasa dan pemberi jasa layanan terhadap pemanfaatan kamar bersalin di Rumah Sakit Sumber Waras.
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Sumber Waras dengan sampel 110 responden yaitu ibu-ibu hamil yang melakukan pemeriksaan antenatal dan ikut Paket Bersalin di Rumah Sakit Sumber Waras yang terdiri dari 79 ibu yang melahirkan di RS Sumber Waras dan 31 ibu yang melahirkan di luar RS Sumber Waras. Hasil penelitian ini dianalisa sehingga menghasilkan distribusi frekuensi dan analisa bivariat.
Dari hasil analisa ini dapat ditarik kesimpulan bahwa pemanfaatan kamar bersalin di Rumah Sakit Sumber Waras dipengaruhi oleh faktor umur ibu, pendidikan ibu dan pendidikan suami.Dan sebagai saran untuk meningkatkan pemanfaatan kamar bersalin Rumah Sakit Sumber Waras oleh pasien Paket Bersalin maka diharapkan pihak manajemen dapat lebih memberikan perhatian kepada pasien Paket Bersalin ini berdasarkan umur, pendidikan responden dan suami responden, sehingga diharapkan pasien-pasien yang sudah ikut Paket Bersalin mau memanfaatkan kamar bersalin RS Sumber Waras sebagai tempat melahirkan.

The Factors Which Are Related To the Utility of Delivery Room by "Special Price Package for Delivery Patients" At Sumber Waras HospitalPrincipally pregnancy is a physiological process that sometimes could cause some disorders or anomalies, which are threatening, to the lives of mother and fetus. That is why; the pregnant mother needs some evaluation of her pregnancy periodically that is called antenatal care service.
Sumber Waras Hospital as a private hospital at West Jakarta has such antenatal care service, which the pregnant mother could have antenatal care for her pregnancy. This service of antenatal care is bundled with delivery service, which is called "special price-package for delivery patients." The management of Sumber Waras Hospital assumes that the pregnant mothers who take their antenatal care should deliver their babies at Sumber Waras Hospital.
In fact, the numbers of the pregnant mothers who have taken their antenatal care at Sumber Waras Hospital and have delivered their babies at the same hospital; have decreased in the last several years.
The objectives of this research attempts to find the factors, which influenced the utility of delivery room, especially for "special price-package for delivery patients" at Sumber Waras Hospital.
Conceptual thinking that has been used is that the utility of delivery room at Sumber Waras Hospital has been influenced with two aspects:
1. Aspects of the users (mother's age, the distance of the hospital from home, mother's parities, the sum of living children, mother's / husband's education, mother's / husband's professions, and the risk of pregnancy).
2. Aspect of the provider (fee for delivery package, the attitude of the admission officers 1 nurses 1 doctors related to services, the convenience of the waiting room and delivery room).
The research design is cross-sectional. The analyses of the research have used descriptive and analytic methods. Hypothesis presumed whether any significant correlation between user's factors and provider's factors to the utility of delivery room of Sumber Waras Hospital.
Analyses have been done for distribution of frequencies and bivariate. The results are the utility of' the delivery room of Sumber Waras Hospital has been influenced by the mother's age factor, mother's and husband's education.
The suggestion in increasing the utility of the delivery room of Sumber Waras Hospital by the special price package for delivery patients, that should be done by the hospital management is giving special attention for the package in categories such as : mother's age, mother's and husband's education. So that the pregnant mothers who take special price package for delivery will utilized the delivery room of Sumber Waras Hospital in the future.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T10922
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Syahrial
"Pemanfaatan pelayanan kesehatan pada dasarnya merupakan hasil interaksi antara pengguna jasa pelayanan kesehatan dalam hal ini pasien (user) dan peyelenggara pelayanan kesehatan (provider), interaksi ini merupakan suatu hal yang sangat kompleks dan dipengaruhi oleh banyak faktor.
Rumah sakit Omni Medical Center (RSOMC) adalah sebuah rumah sakit umum swasta yang terletak di daerah Pulomas Jakarta Timur. Tingginya angka kunjungan pada poli rawat jalan kebidanan di RSOMC ternyata tidak diikuti oleh jumlah persalinan di RSOMC yang tinggi juga, oleh karena itu hal ini sangat menarik untuk diteliti dan diketahui apa penyebabnya.
Desain penelitian ini adalah kasus kontrol. Kasus adalah ibu hamil yang memeriksakan kehamilan di unit rawat jalan kebidanan RSOMC dan melakukan persalinan di RSOMC juga, sedangkan kontrol adalah ibu hamil yang memeriksakan kehamilan di unit rawat jalan poli kebidanan RSOMC dan tidak melakukan persalinan di RSOMC. Jumlah responden dari kelompok kasus adalah sebanyak 15 orang ibu yang akan dipilih secara simple random sampling dan jumlah responden dari kelompok kontrol adalah sebanyak 15 orang ibu juga dan akan dipilih secara simple random sampling. Jadi jumlah keseluruhan sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 30 orang ibu. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari variabel-variabel yang diteliti dengan pemilihan tempat persalinan di RSOMC Jakarta dilakukan analisa Univariat untuk melihat keputusan pemilihan tempat persalinan dan distribusi frekuensi dari masing-masing variabel dan analisa Bivariat untuk melihat pembuktian dan dilakukan perhitungan Odds Ratio dengan menggunakan uji Chi-Square.
Hasil peneltian menunjukan ada hubungan yang bermakna antara variabel biaya dan variabel kemudahan mendapatkan informasi dengan keputusan pemilihan tempat persalinan di RSOMC, walaupun variabel-variabel lain secara statistik tidak menunjukkan hubungan yang bermakna akan tetapi hal tersebut sangat menarik untuk ditelusuri dan perlu dicermati oleh pihak rumah sakit.

Factors Influencing Patient Decision of Mid-Wife-Affairs Outpatients Treatment at Omni Medical Center Hospital Jakarta Toward selection of Place of DeliveryBasically the utilization of health service in the result of interaction between the user (patients) and the providers of health service. The interaction is very complex and influenced by many factors.
Omni Medical Center Hospital is a private public hospital located at Pulomas region of East Jakarta. The high number of visit to mid-wife-affairs outpatient poly at RSOMC appears not followed by the number of deliveries at RSOMC which is also high. Therefore this matter is very interesting to be and recognized what the reasons are.
This study design is a case control. The case is a pregnant mother, her pregnancy examined at the mid-wife outpatient treatment unit of RSOMC and also conducting delivery at the RSOMC, while the control is pregnant mother, her pregnancy examined at mid-wife outpatient treatment poly unit of RSOMC and does not conducting delivery at RSOMC. The numbers of respondents of the case group are 15 mothers selected at sample random sampling and the numbers of respondent of the control group are 15 mothers as well as and will be selected at simple random sampling. Thus the total samples at this study are thirty mothers. To know the existence or not of variables studied by selecting place of delivery at RSOMC Jakarta, an Univariat analysis is carried out to see the decision of selection of delivery places at RSOMC and Bivariat analysis to see the verification and carrying out the calculation of Odds Ratio through Chi-Square test.
The result of the study shows that there is a significant relation between variables of cost and variables of facilities to obtain information by the decision of delivery place selection at RSOMC, even thought other variables statistically do not show significant relation but the matter is very interesting to be traced and need to be closely observed by the management of the hospital.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T7879
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nani Indriana
"In order to control Antibacterial Resistance at the hospital in Indonesia, the Government of Indonesia established an Antibiotics Resistance Control Committee and issued a Regulation from the Ministry of Health, regulation no 8/2015 on an antibiotics resistance control program at the hospital. This is an investigation on the Antibacterial Resistance Control Program (ARCP) at the Hospital, which compares its implementation at a government hospital and a private hospital, Persahabatan Central General Hospital (CGH) and Bogor Indonesian Red Cross Hospital (BIRCH). This was a descriptive study with a qualitative analysis obtained through indepth interviews and documentary research. We discovered that the ARCP was implemented better at Persahabatan CGH compared to BIRCH. Problems include ineffective communication, limited resources, lack of an antibiotic guideline (at BIRCH), lack of coordination between organizations, lack of supervision from the government, and the lack of motivation to implement the policy. These issues can be solved by intensifying the socialization of the policy, conducting more workshops and trainings for private and government hospitals that has not received any, providing an incentive for them to implement the program, such as including ARC into hospital accreditation indicators, and clarifying the benefits of the program to the stakeholders.

Salah satu upaya pengendalian resistensi antibiotika di Indonesia adalah pembentukan pembentukan Komite Pengendalian Resisten Antibiotika (KPRA) dan diterbitkannya Permenkes no. 8 Tahun 2015 tentang program pengendalian resistensi antibiotika (PPRA) di rumah sakit (RS). Penelitian ini bertujuan untuk menggali lebih dalam terhadap implementasi kebijakan PPRA di RS dibandingkan antara RS pemerintah dengan RS swasta yaitu RS Persahabatan dan RS PMI. Metode penelitian merupakan studi deskriptif dengan analisis kualitatif melalui wawancara mendalam dan telaah dokumen. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pelaksanaan PPRA di RS Pemerintah lebih baik dari RS Swasta. Saran yang diajukan adalah mempercepat peningkatan kesadaran akan pentingnya PPRA, terutama bagi RS."
Depok: Department of Health Administration and Policy, Faculty of Public Health, Universitas Indonesia, 2018
610 IHPA
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Aritonang, Juliana
"Rumah sakit harus memberikan pelayanan kesehatan menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan yang dalam penyelenggaraannya rumah sakit tidak terlepas dari pelayanan farmasi. Kebutuhan akan penyediaan dan pemakaian obat-obatan yang berkualitas dan rasional diatur dalam sistem formularium dimana obat-obatan yang dipakai terdapat dalam buku formularium. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa formularium RSUD Cimacan dilihat dari penyusunan, pemeliharaan dan evaluasi obat formularium. Evaluasi obat formularium dengan melakukan analisis ABC pemakaian, investasi, indeks kritis dan VEN sehingga didapatkan hasil berupa usulan revisi formularium RSUD Cimacan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.
Hasilnya adalah proses penyusunan formularium RSUD Cimacan belum optimal, prosedur pemeliharaan formularium sudah ada namun belum lengkap, pengadaan dan peresepan belum sesuai formularium. Ditemukan 495.690 pemakaian obat non formularium dan 201 jenis obat non formularium yang disediakan di instalasi farmasi. Ada 322 jenis obat formularium yang dipakai (43%), ada 21 jenis obat dengan nilai investasi RP. 3.001.658.694. Hanya 31 jenis obat yang sangat kritis dan 39 jenis obat yang Vital terhadap pelayanan pasien.

Hospitals must provide comprehensive, integrated and sustainable health services which in the organization of the hospital is inseparable from pharmaceutical services. The need for the provision and use of qualified and rational medicines is regulated in the formulary system where the drugs used are contained in the formulary book. The purpose of this study was to analyze the formulary of RSUD Cimacan seen from the preparation, maintenance and evaluation of formulary drugs. Evaluation of formulary drugs by performing ABC analysis of use, investment, critical index and VEN to obtain the result of proposed revision formulary of RSUD Cimacan. This research uses qualitative approach.
The result is the process of formulary of RSUD Cimacan not optimal, procedure of maintenance of formulary already exist but not yet complete, procurement and prescription not according to formulary. 495,690 non-formulary drug use and 201 kinds of non-formulary drugs were provided in pharmaceutical installations. There are 322 kinds of formulary drugs used (43%), there are 21 types of drugs with an investment value of RP. 3.001.658.694. Only 31 types of drugs are very critical and 39 types of drugs are Vital to patient care.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48599
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Rachmawati
"ABSTRAK
Memasuki PJPT II, tugas rumah sakit semakin penuh tantangan, iklim persaingan semakin terasa, di mana masyarakat semakin mengerti akan hak untuk menuntut atau protes apabila sesuatu hal tidak dijalankan dengan benar dan konsisten, sehingga situasi ini menuntut rumah sakit untuk meningkatkan mutu pelayanannya ke arah profesionalisme. Peningkatan mutu pelayanan rumah sakit selalu didahului dengan peningkatan mutu asuhan keperawatan.
Dengan mempergunakan matriks hubungan antara proses pelayanan yang efektif dengan tindakan pelayanan yang diharapkan (MATRIX DOLL), maka penampilan keprofesian perawat akan dipantau dan dinilai, untuk melihat sampai sejauh mana perawat mempergunakan pengetahuan, sikap, perilaku, pengalaman dan pengamalan sesuai dengan standar pelayanan di dalam menjalankan asuhan keperawatan terhadap pasien.
Sejalan dengan itu RSAB "Harapan Kita", sebagai rumah sakit khusus yang memberikan pelayanan kesehatan kepada anak & ibu bersalin, tidak luput dari usahanya untuk meningkatkan mutu pelayanan sesuai dengan profesionalitas pelayanan kesehatan, khususnya dalam bidang keperawatan kebidanan di mana sebagian besar pasien rawat inap (48%) adalah pasien-pasien pasca persalinan.
Salah satu kendala yang ditemukan adalah Tindakan Keperawatan Pasca Persalinan pada ibu belum dilaksanakan sesuai dengan standar keperawatan yang berlaku. Penelitian ini bertujuan mencari hubungan antara karakteristik perawat (umur, status perkawinan, pendidikan, lama bertugas, ketrampilan pasca pelatihan tambahan), sistem penugasan pasien, supervisi, serta pedoman kerja, dengan Tindakan Keperawatan Pasca Persalinan pada ibu di Iingkungan ruang rawat inap kebidanan RSAB "Harapan Kita" Jakarta.
Penelitian ini sifatnya deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, dengan pengumpulan data melalui observasi & kuesioner di seluruh ruangan rawat inap kebidanan RSAB "Harapan Kita" Jakarta.
Dari hasil observasi ditemukan bahwa Iangkah-langkah Tindakan Keperawatan yang perlu mendapatkan perhatian khusus adalah "pelaksanaan" dan "R/R", sedangkan Jenis Tindakan Keperawatan Pasca Persalinan yang perlu mendapatkan perhatian khusus adalah "puerpurium"&"memelihara kebersihan vulva".
Dari hasil uji statistik regresi linear sederhana dari 8 faktor yang diduga secara teoritis didapatkan hanya satu faktor yang mempunyai hubungan yang bermakna secara statistik yaitu : pelatihan tambahan, sedangkan 7 faktor lainnya kurang terbukti berhubungan secara statistik.
Dalam penilaian lebih lanjut didapatkan bahwa kinerja perawat yang melaksanakan tindakan keperawatan secara baik adalah 67,5%.
Sangat diharapkan bahwa hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi upaya meningkatkan mutu Tindakan Keperawatan Pasca Persalinan pada ibu di ruang rawat inap kebidanan RSAB "Harapan Kita".

ABSTRACT
Entering the Second Long Term Development Plan of the Republic of Indonesia, the mission of Indonesian Hospitals being more challenging, while the competition atmosphere becomes apparent and also people nowadays more understand to their rights to complain or if something done improper or inconsistently and this leads to Hospital to improve the quality of services more professional. The improvement of quality of services should be preceded with the improvement of quality of nursing care.
Using the matrix relation ship between effective services and expected service actions so coiled DOLL matrix, then the professionalism of nurse actions could be observed and evaluated to how they use their knowledge and experience to behave according to hospital service standard as required.
In line with the national mission to achieve public service for mother and children care, the hospital as one of the center of excellence for Mother-Children Care and perintology also has to enhance services in obstetrical area where most of in-patient (48% occupation) were post partum patients.
One of the constraints obtained is that of post partum nursing interventions had not been performed fully according with the privilege nursing standard.
Purpose of this study is to find out the relation among the instruments of nurse characteristic such as age, marital status, education, experience, improved skills after upgrading training, also job assignment, job supervision, standard operating procedure, with nursing cares of post partum particularly in the in-patient facilities of the hospital RSAB "Harapan Kita".
The method of statistical analysis is descriptive with emphasis on cross-sectional approach, by means of data collection trough question aries and observations.
From observation result shows that nursing care action that need to be taken is "pelaksanaan (execution)" and "R&R (Reporting & Recording)" and type of post partum nursing intervention needs to have special care is "puerpurium" and "vulva hygiene".
From statistical result using simple linear regression of 8 factors might be of having relations empirically with nursing interventions empirically with nursing interventions of post partum, yields only one factor indicates to have significant relations statistically that is additional vocational training white the ather 7 factor were less significant to the further result obtained, that nurse performance who perform nursing interventions very well was around 67.5%.
It is desirable that the analysis result could be of assistance and fruit full for the efforts to upgrade and improve qualities of the nursing interventions of post partum within the management of the Hospital RSAB "Harapan Kita".
"
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aumas Pabuti, Author
"Dilatar belakangi oleh masih tingginya keluhan terhadap pelayanan keperawatan, basil evaluasi pelaksanaan standar asuhan keperawatan yang masih belum memuaskan dan laporan Ka-Bidang Keperawatan tentang belum terlaksananya uraian tugas serta peran dan fungsi Kepala Ruangan (Ka-Ru), serta dipilihnya Ka-Ru periode sekarang dengan cara yang tidak biasanya, maka dilakukan penelitian terhadap 34 orang Ka-Ru Rawat inap RSUP Dr M Djamil Padang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan manajemen Ka-Ru rawat inap meliputi : manajemen personal keperawatan, manajemen unit perawatan, manajemen asuhan keperawatan dan manajemen pendidikan dan pengembangan staf, serta mengetahui hubungan antara karakteristik Ka-Ru ( umur, pendidikan formal, pengalaman kerja dan pelatihan keperawatan ) dengan kemampuan manajemennya. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik memakai metode kuantitatif dan kualitatif, dengan desain cross sectional.
Kemampuan manajemen diukur dengan memberikan kuesioner kepada Ka-Ru, dikonfirmasi dengan kuesioner kepada Pelaksana Perawatan dan menilai bukti dokumentasi di lapangan. Kuesioner dan daftar dokumentasi dibuat mengacu kepada uraian tugas Ka-Ru dari Gillies (1989) dan DEPKES RI (1999). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 19 dari 34 orang Ka-Ru mempunyai kemampuan manajemen dibawah nilai rata-rata. Dari 4 area manajemen ternyata 76 % Ka-Ru mempunyai tingkat kemampuan manajemen yang rendah pada pendidikan dan pengembangan staf. Pada penelitian ini tidak terdapat hubungan yang bermakna antara umur, pendidikan formal dan pengalaman kerja dengan tingkat kemampuan manajemennya. Terdapat hubungan yang bermakna antara adanya pelatihan manajemen keperawatan kepada Ka-Ru dengan tingkat kemampuan manajemennya ( x2 = 4,10 ; p = 0,04 ). Kesimpulannya, dengan memakai nilai rata-rata kemampuan manajemen = 60 % sebagai cut of point didapatkan 56 % Ka-Ru ( dan IRNA. A, B, C ) mempunyai tingkat kemampuan di bawah rata-rata. Pelatihan manajemen keperawatan berhubungan dengan tingkat kemampuan manajemen Ka-Ru. Disarankan agar seluruh Ka-Ru mendapatkan pelatihan manajemen keperawatan, dan Instalasi yang mempunyai Ka-Ru dengan kemampuan di atas rata-rata (baik) dijadikan percontohan untuk RS. Perlu diteliti beban kerja perawat di Instalasi dengan BOR yang tinggi dan pengaruhnya terhadap kemampuan manajemen pengelolanya.

Management Competency Analysis of Ward's Head Nurses at DR.M. Djamil Padang General HospitalBase on customers frequent complains toward nursing care, evaluation of patient care standard using in the ward and Head of Nursing Departemen reporting about Ward's Head Nurses jab description had still not satisfied yet, and there were unususal process in selection of Ward's Head Nurses , the study had been carried out to 34 Ward's Head Nurses in Dr M. Djamil Padang General Hospital . This study was aimed to identify; their level of Ward's Bead Nurse management competency, that consist of : management of nursing pesonnel, management of patient care unit, management of patient care and educational responsibilities. This study also to identify corerelation between personnel characteristic ( age , education, working experience and nursing management training) with level of competency.
This study was analytical descriptive, using quantitative and qualitative approach in cross sectional methode. Questionare to Ward's Head Nurse and Staff against list of documentations was used to evaluate their level of management competency. Questioner and study of documentation based on Ward's Head Nurse job description by Gillies ( 1989) and DEPKES RI (1999 ). This study had found, 19 of 34 Ward's Head Nurse had level of management competency below mean value ( cut of point = 60 % ). Management of Educational and Staff Development was the lowest values of 4 management area. Twenty six of them ( 76 % ) had level management competency below the cut of point value. In this study, there were no correlation between age, education, working experiences .and level of management competency, except the training of nursing management ( x2 = 4,10 ; p = 0.04 ).
Conclusions: By using cut of point = 60 %, there was 19 out of 34 (56 % ) Wards Head Nurses were below the cut of point. Training of nursing management is very important to improve management competency. It was suggested that Ward's Head Nurses have to attend the nursing management training program at Dr M. Djamil Padang General Hospital. It is important to evaluate nurse work load in 3 bigger lnstalations ( IRNA. A, B, C ) Dr M. Djamil General Hospital, which probably influence Ward's Head Nurses management competency.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T5921
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henny Chaerani
"Penelitian ini dilatar belakangi oleh adanya perubahan lingkungan rumah sakit di Indonesia yaitu globalisasi dan desentralisasi. Kebijakan desentralisai mempengaruhi kebijakan kesehatan termasuk rumah sakit di daerah terutama menyangkut pembiayaan. Selama ini masalah pembiayan tergantung pada kebijakan pemerintah pusat saat ini beralih menjadi kewenangan pemerintah daerah dan tergantung kepada sumber dana yang tersedia di daerah padahal dana yang tersedia terbatas. Hal ini menyebabkan rumah sakit dituntut meningkatkan kemampuannya untuk mendapatkan sumber pembiayaan baik dari pemerintah maupun non pemerintah atau masyarakat.
Pelayanan Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Ajjappannge Soppeng sebagai rumah sakit daerah pada tahun 2002 telah mencapai cakupan pelayanan cukup tinggi dengan BOR 70%. Namun pendapatan dari retribusi pelayanan masih rendah. Hal ini disebabkan tarif pelayanan masih rendah juga belum dihitung berdasarkan biaya satuan dan analisa biaya. Maka untuk meningkatkan pendapatan unit rawat inap dari retribusi perlu melakukan analisis tarif rawat inap untuk mobilisasi dana dari masyarakat melalui penyesuaian pola tarif.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tarif rawat inap yang ditetapkan berdasarkan biaya satuan pada masing-masing kelas perawatan di RSUA Soppeng. Termasuk didalamnya untuk mengetahui total biaya, cost recovery rate (CRR), kebijakan maupun kemampuan membayar dari masyarakat sebagai dasar penetapan tarif. Jenis penelitian ini merupakan penelitian studi kasus dengan analisis biaya rawat inap menggunakan metode simple distribution di RSUA Soppeng tahun anggaran 2001.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tarif yang belaku pada kelas I, II dan III kecuali VIP berdasarkan Perda Kabupaten Soppeng no 4 tahun 1998 masih di bawah. biaya satuan aktual sebesar Rp 51.696,- demikian pula biaya satuan normatif sebesar Rp 34.975,31. Hasil pada simulasi tarif dapat meningkatkan CRR dari 25 % manjadi 44,7 %, terjadi peningkatan mobilisasi dana untuk menutupi sebagian biaya pelayanan unit rawat inap di Rumah Sakit Ajjappannge Soppeng.
Peneliti menyarankan untuk dilakukan penyesuaian tarif pelayanan rawat inap yang dibuat berdasarkan biaya satuan, tingkat pemulihan biaya, kebijakan dan kemampuan membayar masyarakat.

Analysis of Inpatient Tariff at General Hospital of Ajjappannge Soppeng, South Sulawesi, 2001. This research was initiated due to environmental change in the hospital setting in Indonesia that is globalization and decentralization. Decentralization policy affects health care and hospital policies at district government, especially on the issue of financing.
Under previous mechanism, the central government subsidized directly to the district hospitals. After the implementation of autonomy, financing of district hospitals has shifted to the local government through Dana Alokasi Umum (DAU) whereas that financing source is limited. As a consequence, has to improve their capability to seek for additional of financing both from government and public sector.
Utilization rate of inpatient care units of General Hospital of Ajjappannge Soppeng South Sulawesi was quite high which showed in 2000 where Bed Occupancy Rate (BOR) indicate 70 %, although the revenue from retribution inpatient care units was still low. One potential cause is due to low tariff that is set by the local government; this tariff is not based on the unit cost analysis. Resource mobilization should be explore from both public and government sector. One of the attempts is to adjust tariff that is base on unit cost. The research aim to estimate inpatient tariff that state base on unit cost in each class ward at inpatient care units at General Hospital of Ajjappannge Soppeng. Include the analysis to estimate total cost, cost recovery rate (CRR), tariff policy, and community ability to pay (ATP) as the basis in the deciding the tariff.
This is a case study; using cost analysis of in patient ward with simple distribution method at General Hospital of Ajjappannge Soppeng used the year of budget 2001.
The result of this study showed that the tariff of inpatient care in each class (The 151, 2nd and 3rd class except VIP class) ward by Perda Kabupaten Soppeng No 4 Tahun 1998 is lower than units cost services, Actual Unit Cost is Rp 51.696; and Normative Unit Cost is Rp 34.975,31.
The tariff pattern on simulation of inpatient care, would improvement CRR from 25,5 % to 44,7 %, it means that resource mobilization may increase financing in the inpatient unit.
Finally the researcher suggests the inpatient care tariff which stated base on unit cost, cost recovery, policy and ability to pay.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T 10655
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febindra Eka Widisana
"Untuk menindaklanjuti Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, Peraturan Pemerintah Nomer 8 Tahun 2003, Keputusan Presiden Nomer 40 Tahun 2001 dan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomer 1 Tahun 2002 yang menetapkan bahwa Rumah Sakit Daerah adalah Rumah' Sakit milik Pemerintah Daerah yang berlokasi di daerah/kota, berkedudukan sebagai Lembaga Teknis Daerah (LTD) maka Pemerintah Daerah Kota Pagar Alam membuat kebijakan di bidang kesehatan dengan mendorong kemandirian RSUD Besemah Kota Pagar Alam sebagai LTD dari setingkat Kantor menjadi setingkat Badan dengan mengeluarkan Peraturan Daerah Nomer 6 Tahun 2003, namun perlu dilakukan upaya-upaya untuk memenuhi persyaratan tersebut mengingat kemarnpuan dari segi sarana dan prasarana, kemampuan pelayanan maupun ketenagaan yang dimiliki RSUD Besemah belum mencukupi untuk menjadi setingkat Badan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang seharusnya menjadi dasar peningkatan status RSUD Besemah dari kantor menjadi Badan, baik komponen faktor ekstemal dan faktor internal. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa proses perubahan RSUD Besemah Kota Pagar Alam menjadi Badan belum mempertirnbangkan faktor internal RSUD Besemah.
Kemudian dari hasil penelitian ini diharapkan pada masa yang akan datang Pemerintah Kota Pagar Alam dan RSUD Besemah dapat membuat master plan ketenagaan Rumah Sakit, sarana dan prasarana Rumah Sakit sesuai dengan perubahan status RSUD Besernah yang dijadikan setingkat badan, antara lain dengan membuat perencanaan pengembangan SDM, Meningkatkan pengetahuan pejabat Pemerintah Daerah Kota Pagar Alam dalam membuat kebijakan serta melibatkan berbagai pihak dalam membuat kebijakan clan memperhatikan faktor-faktor yang berhubungan dengan kebijakan tersebut.

To follow up Act Number 32nd in the year 2004, Government Regulation Number 8th in the year 2003, Presidential Decree- Number 40th in 2001, and Minister for Domestic Affairs decree number lth in the year 2002 which stated that situated in the region or in the city as regional technical institution (RTD. Based on those reasons, Pagar Ala_m government makes a policy of health to encourage autonomy of Besemah Regional Public Hospital of Pagar Alarn City as regional Technical Institution (RTI). Besemah Regional Public Hospital of Pagar Alam City still has poor capacity of means and infrastructure, low service quality, low human resources performance to be an Agency or Institution. Threfore, it is necessary to undertake efforts to meet requirements to be in the same level with Agency or Institution.
The objective of this research is to know any factors that should be the basic to change Besemah Regional Public Hospital to be an Agency or institution, both external and internal factors. These research uses Qualitative approach. Indepth interview and explore references are the techniques used in this research to collect data. In this research found that the process to change Besemah Regional Public Hospital to be an Agency or institution is not consider yet. Internal factors of Besemah Regional Public Hospital such as human resources, meas, and infrastructures.
Hopefully, the results of this research in future that the government of Pagar Al= City and Besemah Regional Public Hospital could make master plan of hospital human resources, means, and infrastructure of hospital accordance with status changes of Besemah Regional Public Hospital to be an Agency or institution. The master plan would cover among others human resources development planning, knowledge improvement of Pagar Alam city Officers to make policy, involved concerned parties in making policy, and other related factors.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34308
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>