Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gare, Nene
London: Heinemann, 1961
828.99 GAR f
Koleksi Publik  Universitas Indonesia Library
cover
Gare, Nene
Melbourne: Sun Books, 1961
305.8 GAR f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Laurence, Margaret
"Buku yang berjudul The fire-dwellers ini merupakan sebuah nove karya Margaret Laurence."
Toronto: McClelland and Stewart, 1969
819.3 LAU f
Koleksi Publik  Universitas Indonesia Library
cover
Nene, Y. L.
New Delhi: Oxford & IBH Publishing Co., 1982
632.952 NEN f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Osmar Shalih
"Kampung Melayu merupakan salah satu kelurahan di Jakarta yang tiap tahunnya tidak terlepas dari ancaman banjir. Namun demikian, wilayah ini tetap dijadikan tempat tinggal dan padat penduduk. Mereka berupaya melakukan penyesuaian untuk mengurangi resiko banjir baik terhadap tempat tinggal maupun kegiatan. Tujuan dari studi ini yaitu untuk mengetahui bentuk adaptasi penduduk di Kelurahan Kampung Melayu, Jakarta terhadap ancaman banjir. Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan partisipasi dan wawancara mendalam dengan informan kunci yang merupakan korban banjir. Analisis dilakukan menggunakan deskripsi analisis isi dan life history dengan cara pandang keruangan.
Dari studi ini dapat disimpulkan bahwa bentuk adaptasi tidak dipengaruhi oleh lokasi tempat tinggal dan jarak dari sungai. Bentuk adaptasi penduduk untuk tetap tinggal di wilayah rawan banjir, erat kaitannya dengan tingginya aksesibilitas lokasi dan tingginya ketersedian lapangan kerja. Bentuk adaptasi kegiatan penduduk, erat kaitannya dengan kondisi demografi dan pengetahuan lingkungan.

Kampung Melayu is one kelurahan in Jakarta which is never released from flood risk. Nevertheless, this region is a dense population settlement that facing annualy flood.To reduce the flood impact, inhabitants make an effort by adjusting their dwelling and their activites. The objective of this study is to discover the adaptation form of dwellers with regard ti flood risk. Data collected through participation observation and indepth interview with key informan that was flood victims. Content analysis and life history analysis was compose in relation to spatial perspective.
The study showed that adaptation form was not influence by the dwellers location and the distance to the river. Adaptation form dwelling population in flood risk, is closely related to the high accessibility of the location and the high availability of jobs. Adaptation form activities dwellers, closely linked to demographic and environmental knowledge.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1969
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pardede, Bangun
"Wilayah pesisir Indonesia memiliki potensi sumberdaya alam yang cukup kaya karena memunyai garis pantai sepanjang 81.000 kilometer. Wilayah pesisir memiliki peranan yang dominan dalam pembangunan wilayah pesisir. Mengingat, masyarakat pesisir merupakan komunitas yang pola kehidupannya sebagian besar sangat tergantung pada wilayah pesisir maka pembangunan dan pengembangan wilayah pesisir sangat membutuhkan partisipasi masyarakat pesisir tersebut.
Kebijaksanaan pembangunan nasional wilayah pesisir saat ini diarahkan pada pemanfaatan sumberdaya alam secara adil untuk kesejahteraan rakyat dengan tetap memperhatikan aspek perlindungan, pemanfaatan, pelestarian, dan kesinambungan lingkungan hidup, untuk itu setiap pengembangan sumberdaya alam mempertimbangkan keseimbangan aspek sosial, ekonomi maupun ekologi.
Sumberdaya alam seperti hutan mangrove khususnya yang berada di wilayah pesisir, juga memainkan peranan penting ditinjau dari sudut sosial, ekonomi, dan ekologis. Fungsi utama sebagai penyeimbang ekosistem dan penyedia berbagai kebutuhan hidup bagi manusia dan makhluk lainnya. Penurunan luas hutan mangrove di sepanjang pantai utara Jawa, pesisir Sumatera dan Kalimantan yang terbesar diakibatkan oleh konversi kawasan hutan mangrove untuk usaha tambak, permukiman dan kawasan industri secara tidak terkendali.
Mengingat pentingnya keberadaan hutan mangrove untuk kesejahteraan khususnya masyarakat pesisir, maka untuk pelestarian hutan mangrove salah satu upaya yang telah dilaksanakan adalah rehabilitasi hutan mangrove. Agar hal tersebut dapat berjalan diperlukan strategi pengembangan partisipasi masyarakat untuk melakukan rehabilitasi hutan mangrove, sehingga masyarakat merasa memiliki keuntungan dengan keberadaan hutan mangrove tersebut, dengan demikian mereka tetap menjaga dan menikmati hasil dari kelestarian tersebut untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development).
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengidentifikasi kondisi hutan mangrove yang ada saat ini
2. Mengetahui nilai biaya manfaat mangrove dan tingkat partisipasi masyarakat, kegiatan-kegiatan masyarakat pesisir yang dominan.
3. Menyusun arahan strategi pengembangan partisipasi masyarakat pesisir dalam rehabilitasi hutan mangrove.
Penelitian ini bersifat eksploratif atau kajian evaluatif, data yang telah diperoleh dianalisis dengan menggunakan metode analisis kebijakan, analisis kondisi hutan mangrove yang telah dilakukan rehabilitasi, analisis BIC Ratio dan, analisis partisipasi masyarakat.
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan:
1. Luas hutan mangrove di Kabupaten Indramayu selama lima tahun mengalami penyusutan sebesar 36,05% (7,21% per tahun), sedangkan di empat desa contoh dari 1.715,15 hektar hutan mangrove telah dikonversi menjadi areal tambak seluas 1.149,10 hektar.
2. penyusutan dan kerusakan hutan mangrove disebabkan oleh beberapa faktor antara lain pembukaan areal tambak, konversi sawah menjadi tambak, masyarakat beranggapan dengan tambak yang leas produksi meningkat.
3. Tingkat pendapatan per hektar per tahun dan BIC Ratio dengan pola silvofishery cenderung lebih tinggi daripada pola nonsilvotishery.
4. Tingkat partisipasi masyarakat pada hakekatnya dapat dilakukan dengan pendekatan internal dan eksternal untuk menyusun strategi pengembangan dan kapasitas partisipasi masyarakat.

The coastal areas of Indonesia have substantial potentialities of natural resources since the line is 81,000 km long coastal. Coastal areas have a dominant role in the development its areas. Bearing in mind that the life pattern of most coastal communities depend on coastal area development, therefore this development badly needs the participation on coastal communities concerned.
The National Development on coastal areas is presently directed by a Policy of wise utilization of natural resources for the welfare of people, keeping in mind the aspects of live environmental protection, utilization, conservation and sustain ability, and also that, every natural resources development should be determined on the balance of social, economic and ecological aspects.
Natural resources such as mangrove forests especially in coastal areas also play an important role on the economic, social and ecological points of view. The main function of ecosystem is to keep the balance and supply of various for the needs of human being and other.
This study discovered that species the most destroyed mangrove forests are along the northern coast of Java, Sumatra and Kalimantan's coast lines because of uncontrolled conversion of the mangrove forest in the brackish water for the sale of business, housing and settlements and industrial area development. Since the existence of mangrove forests is very important for welfare of coastal people, one should conserve the mangrove forests.
Programs that encourage people's participation to undertake the rehabilitation of mangrove forests have been carried out, to enable the benefit of the existence of those mangrove forests, preserve them and enjoy their preservation to achieve sustainable development.
This study is aims at:
1. Identifying the present condition of mangrove forests
2. Identifying the activities of dominant coastal communities, which support the participation.
3. Identify the feasibility of BIC Ratio.
4. Formulating direction of development strategy on coastal communities in rehabilitating mangrove forest.
This study is an explorative and evaluative study, which data have been compiled for evaluation by using the methods of policy analysis, analysis of mangrove forests conditions, which have been rehabilitated, BIC Ratio analysis and also an analysis on people's participation.
The result of the study showed, that:
1. The extension of mangrove forest areas in Indramayu have declined 36.05 % (7.21% per annum), while in four pilot villages, 1,715.15 hectares of mangrove forests have been conversed into brackish water/aqua culture areas of 1,149.10 hectares.
2. The decrease and distortion of mangrove forest areas were caused by several factors such as the opening of brackish water (coastal fish ponds), conversion of padi fields into fish ponds, since the people considered that by having large brackish water or coastal fish ponds, production and harvest of fish will increase.
Also, the annual production rate for each products acre and BIC Ratio under silvofishery is bigger than non-silvofishery.
The level of people's participation could principally be done by using internal and external approaches for the development strategy and increase of capacity of community's participation.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T15271
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Syafitri
"Skripsi ini membahas bagaimana sense of community warga kampung kota di kawasan Transit Oriented Development (TOD). Sense of community dapat dipahami sebagai pengalaman seseorang dalam komunitas yang melibatkan rasa kepemilikan dalam pemukiman. Komunitas yang dibahas berbentuk kampung kota, pemukiman perkotaan utama di Indonesia. Dalam skripsi ini, penerapan TOD di Indonesia yang diiringi pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) dibahas dari segi komunitas. Hal ini dilakukan karena konsep awal TOD adalah mengenai komunitas berkelanjutan yang tersedia melalui integrasi penggunaan lahan dengan transportasi. Skripsi ini menggunakan metode kualitatif, yaitu kajian literatur dan studi kasus berupa observasi dan wawancara. Studi kasus dilakukan terhadap dua kampung kota di Tanah Abang, Jakarta Pusat, yang berada dalam kawasan perencanaan TOD di sekitar MRT Jakarta. Tulisan ini menghasilkan pemahaman bahwa dalam membentuk sense of community warga Kampung Kota di kawasan TOD, daerah hunian yang memiliki peran yang paling penting, diikuti dengan daerah ruang publik, pemberhentian transit, dan perkantoran.

This thesis discusses the sense of community among kampung kota dwellers in the Transit-Oriented Development (TOD) area. Sense of community can be understood as an someone's experience within a community that involves a sense of belonging in the settlement. The community discussed here takes the form of kampung kota, the primary urban settlement in Indonesia. In this thesis, the implementation of TOD in Indonesia, that is accompanied by the development of Mass Rapid Transit (MRT), is discussed in the context of community. It is because the original concept of TOD revolves around sustainable communities created through the integration of land use and transportation. The methods used in this research are literature review and case study that involves observation and interview. The case study is conducted in two kampung kota locations in the Tanah Abang, Central Jakarta, which are within the TOD planning zone of the Jakarta MRT. The findings provide the understanding that in the TOD zone, residential areas play the most significant role in forming a sense of community of kampung kota dwellers, followed by public spaces, transit stops, and offices."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lintang Ardiana
"Kehidupan di perkotaan saat ini sudah tidak lagi memberikan kenyamanan dan keamanan bagi warganya. Berbagai bentuk gangguan lingkungan terkait dengan kondisi lingkungan yang semakin parah, buruknya kepedulian sosial, ketidakamanan dan tingginya angka kriminalitas dirasakan sebagai ancaman dan apabila tidak segera ditangani hal tersebut dapat memicu reaksi-reaksi stres.
Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana sebenarnya warga kota mempersepsi ketidaknyamanan lingkungan perkotaan. Apakah bentuk-bentuk ketidaknyamanan tersebut sangat mengganggu mereka atau sama sekali tidak terganggu.
Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif serta teknik pengambilan sampel random sampling. Subyek penelitian ini terdiri dari 235 warga kota Bogor berusia 20-65 tahun dan sudah tinggal di Bogor minimal lima tahun.
Instrumen penelitian yang digunakan adalah Skala Persepsi Ketidaknyamanan Lingkungan di Kehidupan Perkotaan yang dikonstruk oleh Monique Robin, Annie Matheau-Police, dan Caroline County dari laboratorium psikologi lingkungan, Université Paris Descartes di Perancis pada tahun 2006.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum warga kota Bogor merasa terganggu dengan berbagai bentuk ketidaknyamanan lingkungan yang terdapat di kota tersebut, dan terdapat perbedaan dalam mempersepsi ketidaknyamanan tersebut pada aspek jenis kelamin, pekerjaan, dan lokasi tempat tinggal, namun tidak ditemukan perbedaan pada aspek usia.

Nowadays, urban life has no longer giving comfort and safety for it?s dwellers. Many kinds of environmental annoyances such as deterioration of environment condition, incivility, insecurity and criminality perceived as threats and if they don?t get solved soon, they will lead into stress reactions.
This research is try to find out how city-dwellers perceive those environmental annoyances, whether they feel very disturbed or not disturbed at all.
The design of this research is descriptive using quantitative approach with random sampling. The subjects of this research are 235 Bogor city-dwellers aged 20-65 years old, and have been living in the city for at least five years. This research was using an instrument called Scale of Perceived Environmental Annoyances in Urban Settings, made by Monique Robin, Annie Matheau-Police, dan Caroline County from the laboratory of environmental psychology, Université Paris Descartes in France in the year 2006.
In general, Bogor city-dwellers felt disturbed by the environmental annoyances in the city, and there are differences in sex, occupation, and location aspects in perceiving those annoyances. However, there is no difference in age aspect."
2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Permata Dewi Andanti
"[Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai peran fear of crime terhadap hubungan collective efficacy dengan kerelawanan pada Warga Jakarta. Sebagai tambahan, penelitian ini juga dilakukan untuk melihat gambaran collective efficacy, fear of crime dan kerelawanan masyarakat Jakarta. Penelitian ini mengikutsertakan 117 warga Jakarta berumur 18-30 tahun dari setiap kotamadya DKI Jakarta, kecuali Pulau Seribu. Hasil menunjukan bahwa kerelawanan partisipan tergolong rendah, yaitu 2-38 jam pada periode Maret-Oktober 2015. Partisipan juga mengalami fear of crime 1-2 kali dalam sebulan dan intensitas fear of crime yang sedang atau tinggi. Penelitian ini juga menemukan bahwa sebagian besar partisipan menganggap kota Jakarta nyaman untuk ditinggali, juga memiliki komunitas yang akrab, dapat diandalkan dan ramah. Hasil utama penelitian ini menunjukan bahwa collective efficacy dan fear of crime memiliki hubungan yang tidak konsisten dengan kerelawanan.

This study was conducted to find the role of fear of crime in collective efficacy and volunteerism relationship in Jakarta dwellers. As additional, this study was meant to describe collective efficacy, fear of crime and volunteerism of Jakarta dwellers as well. There were 117 Jakarta dwellers, age 18-30, from all districts in Jakarta joining this study, except Pulau Seribu. Result showed that participants had not participated in volunteerism that much, it was only 2-28 hours in March-October 2015. Participants experienced fear of crime 1-2 times in the past month and moderate or very high intensity of fear of crime. However, this study found that participants in average considered Jakarta as safe and friendly community. The main result of this study shows that collective efficacy and fear of crime has inconsistent relationship with volunteerism.
, This study was conducted to find the role of fear of crime in collective efficacy and volunteerism relationship in Jakarta dwellers. As additional, this study was meant to describe collective efficacy, fear of crime and volunteerism of Jakarta dwellers as well. There were 117 Jakarta dwellers, age 18-30, from all districts in Jakarta joining this study, except Pulau Seribu. Result showed that participants had not participated in volunteerism that much, it was only 2-28 hours in March-October 2015. Participants experienced fear of crime 1-2 times in the past month and moderate or very high intensity of fear of crime. However, this study found that participants in average considered Jakarta as safe and friendly community. The main result of this study shows that collective efficacy and fear of crime has inconsistent relationship with volunteerism.
]
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S62249
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library