Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 99499 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurul Hidayati
"Pengelolaan ekosistem lamun yang tepat perlu dilakukan untuk mencapai keberlanjutan. Pendekatan yang dapat digunakan yaitu jasa ekosistem. Tujuan riset ini adalah menganalisis struktur komunitas lamun, nilai ekonomi ekosistem lamun, serta persepsi pemangku kepentingan, penduduk, dan wisatawan. Penelitian dilakukan di pulau pemukiman di Kepulauan Seribu. Analisis yang digunakan yaitu analisis struktur komunitas lamun, analisis total nilai jasa ekosistem lamun, serta analisis deskriptif untuk menjelaskan persepsi masyarakat. Hasil riset menunjukkan bahwa ada enam jenis lamun yang ditemukan yaitu Syringodium isoetifolium, Halophila ovalis, Halodule uninervis, Cymodocea rotundata, Thalassia hemprichii, dan Enhalus acoroides. Tutupan lamun berkisar antara 13,16 – 58,87%. Densitas lamun 57,00-246,86 ind/m2. Indeks diversitas 0,796-1,326, dan indeks dominansi 0,576-1,04. Status lamun di Kepulauan Seribu secara umum tergolong miskin. Total nilai ekonomi lamun di Kepulauan Seribu yaitu Rp21.501.460.102.547/tahun. Nilai ekonomi ekosistem lamun dipengaruhi oleh kondisi padang lamun. Ada perbedaan persepsi tentang ekosistem lamun antara pemangku kepentingan, penduduk, dan wisatawan. Perbedaan dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki.

The proper management of seagrass ecosystems needs to be done to achieve sustainability. The approach that can be used is ecosystem services. The purpose of this research is to analyze the structure of seagrass communities, the monetary value of seagrass ecosystems, as well as perceptions of stakeholders, residents and tourists. The research was conducted on residential islands in Kepulauan Seribu, Jakarta. The method used is analysis of seagrass community structure, analysis of the total value of seagrass ecosystem services, and comparing people's perceptions. Research shows that there are six types of seagrass found, namely Syringodium isoetifolium, Halophila ovalis, Halodule uninervis, Cymodocea rotundata, Thalassia hemprichii, and Enhalus acoroides. Seagrass cover ranges from 13.16 - 58.87%. Seagrass density 57.00-246.86 ind/m2. Diversity index 0.796-1326, and dominance index 0.576-1.04. The status of seagrass in the Kepulauan Seribu is classified as poor. The total economic value of seagrass in the Kepulauan Seribu is IDR 21,501,460,102,547/year. The economic value of seagrass ecosystems is affected by seagrass conditions. There are differences in perceptions of seagrass ecosystems between stakeholders, residents, and tourists. Differences are affected by the knowledge and experience."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2019
T51742
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahrizal Ari Iwari
"Peningkatan gas CO2 di atmosfer dapat mengakibatkan peningkatan suhu rata-rata di bumi yang dapat menyebabkan perubahan iklim. Padang lamun, salah satu komunitas penyusun ekosistem pesisir pantai memiliki fungsi yang dapat dipertimbangkan sebagai penyerap dan penyimpan karbon. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis laju penyerapan karbon dan potensi tiap jenis lamun sebagai penyimpan karbon serta mengestimasi total kandungan karbon komunitas lamun. Penelitian dilakukan pada bulan Januari - Juni 2013 di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Data diperoleh dengan menggunakan metode transek kuadrat untuk menentukan struktur komunitas dan biomassa. Pengukuran pertumbuhan dan produksi daun lamun dilakukan dengan metode penandaan daun, sementara untuk produktivitas serasah menggunakan metode kurungan. Analisis kandungan karbon dalam bagian tanaman lamun dan serasah lamun dilakukan dengan metode Walkley & Black.
Hasil menunjukan bahwa rata-rata laju penyerapan karbon di Pulau Pramuka sebesar 0,53 gC/m2/hari. Dua jenis lamun yang mempunyai laju penyerapan karbon yang tinggi yaitu Thalassia hemprichii (1,69 gC/m2/hari) dan Cymodocea rotundata (0,65 gC/m2/hari), sedangkan jenis lamun yang memiliki cadangan karbon yang tertinggi yakni Enhalus acoroides (139,95 gC/m2) diikuti oleh Thalassia hemprichii (56,87 gC/m2) dan yang terendah ditemukan pada Halophila ovalis (1,91 gC/m2). Rata-rata cadangan karbon pada komunitas lamun Pulau Pramuka sebesar 200,90 gC/m2. Berdasarkan estimasi, total luas padang lamun di Pulau Pramuka sebesar 59,25 ha, sehingga total kandungan karbon yang diperoleh yakni 119,03 ton atau setara dengan 2,01 ton/ha dan jumlah CO2 yang diserap oleh padang lamun Pulau Pramuka yakni sekitar 436,84 ton CO2.

The increase of CO2 in the atmosphere may caused the increasing average temperature of the earth, which could cause climate change. Seagrass beds, one of the constituent communities and coastal ecosystems has a function that can be considered as a carbon sink and carbon stock. This study aims to analyze the rate of carbon sequestration and the potential of each species of seagrass as a carbon sink as well as estimating total carbon stock in seagrass communities. The study was conducted in January - June 2013 in the Pramuka Island, Seribu Islands, Jakarta. Data obtained using quadratic transect method for determining community structure and biomass of seagrass. Measurement of seagrass growth and leaf production is done by the leaf marking method, while for leaf litter productivity using cages method. Analysis percentage of carbon in the plant parts of seagrass and seagrass leaf litter carried by Walkley & Black method.
The results show that the average rate of carbon sequestration at Pramuka Island is 0,53 gC/m2/day. There are two species of seagrass that have a high rate of carbon sequestration is Thalassia hemprichii (1,69 gC/m2/day) and Cymodocea rotundata (0,65 gC/m2/day). While seagrass species that has the highest carbon stocks that Enhalus acoroides (139,95 gC/m2) followed by Thalassia hemprichii (56,87 gC/m2) and the lowest was found in Halophila ovalis (1,91 gC/m2). Average carbon stock in seagrass communities Pramuka Island at 200,90 gC/m2. Based on estimates​​, the total area of ​​seagrass beds at Pramuka Island of 59,25 ha. The total carbon stock can be determined that 119,03 tons, or equivalent to 2,01 tons/ha and the amount of CO2 absorbed by seagrass Pramuka Island which is about 436,84 tons of CO2.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T35805
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma
"Lamun merupakan satu-satunya kelompok tumbuhan berbunga yang hidup terbenam di dalam laut. Produktivitas lamun yang tinggi belum diimbangi dengan pemanfaatannya secara maksimal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas lima jenis lamun Syringodium isoetifolium, Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, dan Halodule uninervis yang dikoleksi dari Kepulauan Seribu Jakarta sebagai inhibitor tirosinase. Herba dari lima jenis lamun diekstraksi dengan pelarut metanol. Ekstrak metanol dari masing-masing spesies lamun diuji aktivitas penghambatannya secara in vitro terhadap enzim tirosinase jamur. Dari kelima jenis lamun, ekstrak metanol Enhalus acoroides memiliki aktivitas penghambatan tirosinase yang paling tinggi dengan persen inhibisi 29,71%. Ekstrak metanol Enhalus acoroides di fraksinasi dengan menggunakan pelarut yang semakin bertingkat kepolarannya, n-heksana, etil asetat, n-butanol dan air. Dari uji aktivitas penghambatan tirosinase diperoleh fraksi n-butanol sebagai fraksi teraktif dengan persen inhibisi 31,27%. Hasil identifikasi golongan senyawa fitokimia menunjukkan bahwa di dalam fraksi nbutanol terdapat senyawa flavonoid, tanin, glikosida, saponin, dan antrakuinon.

Seagrasses is the only flowering plants which grow submergely in marine environtments. Seagrass beds are highly diverse and productive ecosystem but not yet intensively studied especially in term as a source of natural products. The purpose of this study is to get the information about tyrosinase activity from Syringodium isoetifolium, Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii,Cymodocea rotundata,andHalodule uninervis collected from Kepulauan Seribu, Jakarta. All seagrass samples were extracted with metanol and were screened. The result showed that Enhalus acoroides extract in the most active extract with inhibition 29,71%. Methanol extract from Enhalus acoroides was separated with different polarity solvents, n-hexane, ethyl acetate, n-buthanol, and water. The potent fraction is n-buthanol with inhibition 31,27%. Chemical identification test allowed that n-buthanol fraction contained flavonoid, tanin, glycoside, sapponin and antrakuinon."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S53312
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Made Sekar Ratih Prabhacitra
"Penapisan amilase 32 isolat actinomycetes dari sedimen pesisir dan serasah lamun Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta dilakukan secara kualitatif dan semi-kuantitatif menggunakan metode iodin. Penapisan amilase dari isolat secara kualitatif pada medium starch agar dilakukan dengan mengukur lebar clear zone dan diekspresikan dalam nilai indeks aktivitas. Penapisan amilase secara semi-kuantitatif pada medium pertumbuhan starch broth dilakukan dengan spektrofotometer pada panjang gelombang cahaya 620 nm. Pengukuran kadar glukosa yang terbentuk dan aktivitas amilase dari isolat terpilih dalam medium soluble starch 1% (SBs) dan tepung beras 1% (SBb) dilakukan dengan metode Dinitrosalicylic Acid (DNS) pada panjang gelombang 540 nm. Hasil penapisan amilase kualitatif menunjukkan indeks aktivitas amilase tertinggi diperoleh dari isolat SD 5 (4,259), SD 13 (4,154), SD 14 (3,457), dan SD 15 (4,436). Sementara itu, hasil penapisan amilase semi-kuantitatif menunjukkan isolat SD 13 memiliki transmitansi tertinggi dengan nilai 64,3% dan aktivitas amilase diukur lebih lanjut dengan metode DNS. Hasil uji kadar glukosa menunjukkan bahwa isolat SD 13 dalam SBs menghasilkan kadar glukosa yang lebih tinggi (6.379,345 μg/mL) dibandingkan dengan isolat SD 13 SBb (3.254,741 μg/mL). Aktivitas amilase SD 13 pada medium SBs lebih tinggi (26,124 ± U/mL) dibandingkan dengan aktivitas amilase pada medium SBb (14,205 U/mL). Tingginya aktivitas amilase pada SBs tersebut setara dengan banyaknya kadar glukosa yang terbentuk. Isolat SD 13 teridentifikasi secara molekuler berdasarkan data sekuens gen 16S rRNA sebagai anggota dari spesies Streptomyces champavati.

Amylase activity of 32 Actinomycetes isolates from coastal sediment and seagrass litter of Pramuka Island, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta were screened using two different methods involving iodine in starch medium. The first amylase screening test using starch agar was performed by measuring width of the clear zone and was expressed in activity index value. The second amylase screening test used starch broth for was done by using spectrophotometer in 620 nm of wave length.The first result showed amylase activity index is highest in SD 5 (4.259), SD 13 (4.154), SD 14 (3.457), and SD 15 (4.436) respectively. The second result indicated SD 13 has the highest transmittance of 64,3% and its glucose concentration and amylase activity was further measured using Dinitrosalisylic acid (DNS) method with two different media; 1% soluble starch (SBs) dan 1% rice flour (SBb) in 540 nm of wave length. The result showed that SD 13 isolate in SBs medium has higher glucose concentration (6,379.345 μg/mL) than in SBb (3,254.741 μg/mL). Amylase activity assay result indicated that SD 13 in SBs produced amylase with 26.124 of Enzyme Unit (U/mL), higher than in SBb (14.205 U/mL). The result was supported by the previous glucose concentration measurement. Molecular identification based on 16S rRNA gene sequences showed that SD 13 belongs to Streptomyces champavati.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christon
"Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan analisis kesesuaian kawasan dalam rangka pengembangan pengelolaan pariwisata padang lamun di Pulau Pari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat empat jenis lamun yang ditemukan. Tutupan dan kerapatan lamun di Pantai Bintang, Kresek, dan Pasir Perawan masing-masing yaitu 59,83 dan 76 individu/m2, 47,56 dan 54 individu/m2, dan 16,61 dan 9 individu/m2. Indeks keanekaragaman padang lamun di Pulau Pari termasuk pada kategori sedang. Daya dukung lingkungan untuk obyek wisata padang lamun di Pulau Pari pada komponen ekologi yaitu 94 pengunjung/hari di Pantai Bintang, 59 pengunjung/hari di Pantai Kresek, dan 58 pengunjung/hari di Pantai Pasir Perawan. Komponen sosial masyarakat menyatakan menerima kedatangan wisatawan, namun wisatawan yang berkunjung menyatakan kurang puas. Selain itu, komponen ekonomi kegiatan pariwisata meningkatkan pendapatan masyarakat. Indeks Kesesuaian Wisata Pantai Bintang, Kresek, dan Pasir Perawan masing-masing yaitu sebesar 91,35 86,54 , dan 67,31 . Padang lamun belum dikelola karena rendahnya pemahaman masyarakat mengenai peran padang lamun.

This research was conducted using suitability analysis method on management of seagrass tourism development in Pari Island. The result showed that there is four seagrass species were found. Seagrass rsquo coverage and density at Bintang, Kresek, and Pasir Perawan Beach were recorded as 59.83 and 76 ind m2, 47.56 and 54 ind m2, and 16.61 and 9 ind m2 respectively. Diversity index of seagrass in Pari Island was 1,199, categorized as moderate condition. The carrying capacity for seagrass as tourism object in Pari Island in ecological aspect were 94 tourists day for Bintang Beach, 59 tourists day for Kresek Beach, and 58 tourists day for Pasir Perawan Beach. Based on social aspect, local people of Pari Island were mostly welcome the tourists, however the tourists were not really satisfied with the tourism objects. In economic aspect, tourism activities increase local peoples rsquo income. Suitability index for Bintang Beach, Kresek Beach, and Pasir Perawan Beach were 91.35 , 86.54 , and 67.31 , respectively. It was found that seagrass beds have not been managed due to low understanding of the role of seagrass."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qonita Gina Fadhilah
"Telah dilakukan penelitian aktivitas antibakteri 38 isolat actinomycetes hasil isolasi dari serasah pada ekosistem bakau di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Penapisan dengan plug method menunjukkan bahwa isolat SRM 2 merupakan isolat terunggul dengan Indeks Aktivitas IA antibakteri terhadap Kocuria rhizophila NBRC 12708 1,60, Staphylococcus aureus NBRC 100910 1,18, dan Escherichia coli NBRC 3301 0,71. Produksi senyawa antibakteri dari isolat SRM 2 dilakukan dengan metode still culture pada dua medium berbeda yaitu Cross Streak Media CSM broth dan Production Medium IV PM4 selama 3, 6, dan 9 hari inkubasi. Hasil uji antibakteri dari filtrat medium fermentasi menggunakan diffusion method menunjukkan bahwa medium CSM broth yang diinkubasi selama 6 hari memiliki IA tertinggi terhadap bakteri uji. Ekstraksi senyawa antibakteri dilakukan dengan pelarut etil asetat dan ekstrak kasar diuji pada konsentrasi 20 mg/mL. Hasil uji menunjukkan adanya IA antibakteri hanya terhadap K. rhizophila 0,45 0,08. Sementara hasil uji filtrat medium setelah ekstraksi dengan etil asetat menunjukkan adanya aktivitas antibakteri terhadap K. rhizophila IA: 1,75 0,16, S. aureus IA: 1,18 0,36, Bacillus subtilis NBRC 13719 IA: 0,16 0,05, E. coli IA: 0,79 0,03, dan Pseudomonas sp. IA: 0,10 0,04. Hal tersebut mengindikasikan bahwa isolat SRM 2 menghasilkan senyawa antibakteri bersifat sangat polar dan semi polar. Senyawa sangat polar terlarut dalam filtrat medium, sedangkan senyawa semi polar terekstraksi dengan etil asetat. Hasil analisis dengan High Performance Liquid Chromatography HPLC menunjukkan masih adanya senyawa antibakteri dalam filtrat medium setelah diekstraksi dengan etil asetat.

Research about antibacterial activity of 38 actinomycetes isolates from leaf litter of mangrove ecosystem in Pramuka island, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta was carried out. Screening of antibacterial activity by plug method showed isolate SRM 2 was the most potential isolate which Activity Index AI against Kocuria rhizophila NBRC 12708 1.60, Staphylococcus aureus NBRC 100910 1.18, and Escherichia coli NBRC 3301 0.71. Production of antibacterial compound from isolate SRM 2 was done by using still culture method on Cross Streak Media CSM broth and Production Medium IV PM 4 for 3, 6, and 9 days incubation. Antibacterial test using filtrate medium by diffusion method showed CSM broth incubated for 6 days has the highest AI against bacterial tested. Extraction of antibacterial compound was done by ethyl acetate solvent and 20 mg ml extracts were tested. Antibacterial test showed AI of antibacterial against K. rhizophila AI 0.45 0.08. Meanwhile antibacterial test using filtrate medium after extraction showed antibacterial activity against K. rhizophila AI 1.75 0.16, S. aureus AI 1.18 0.36, Bacillus subtilis NBRC 13719 AI 0.16 0.05, E. coli AI 0.79 0.03, and Pseudomonas sp. AI 0.10 0.04. Antibacterial coumpounds from isolate SRM 2 were highly polar and semi polar. Highly polar compound dissolved in filtrate medium, while semi polar compound extracted with ethyl acetate. Analysis using High Performance Liquid Chromatography HPLC proved antibacterial compund contained in filtrate medium after extraction by ethyl acetate.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Sudjono
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
T39402
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Michelle Manuela Bernasty
"Pulau Tidung di Kepulauan Seribu memiliki ekosistem beragam salah satunya padang lamun. Keberagaman ini membuat Pulau Tidung banyak dimanfaatkan menjadi tempat penelitian dan destinasi wisata unggulan. Hal tersebut dapat mempengaruhi struktur komunitas biota laut seperti gastropoda di padang lamun. Penelitian bertujuan untuk menganalisis perubahan struktur komunitas gastropoda, membandingkannya dengan keadaan Maret 2022, serta menganalisis korelasi jenis partikel dan jumlah karbon sedimen terhadap kepadatan gastropoda. Penelitian ini menggunakan metode kuadran berukuran 1 x 1 m dengan bantuan transek. Struktur komunitas mengalami peningkatan dilihat dari kepadatan dan keanekaragamannya. Kepadatan tahun 2022 sebesar 2,5 ind/m2 dan 4,29 ind/m2 pada tahun 2023. Keanekaragaman pada tahun 2022 sebesar 1,92 dan meningkat menjadi 2,31 pada tahun 2023. Sementara itu, indeks lain seperti kemerataan, dominansi, dan distribusi relatif sama. Kemerataan di tahun 2022 sebesar 0,58 dan 0,61 pada 2023. Dominansi pada tahun 2022 sebesar 0,21 dan sebesar 0,14 pada tahun 2023. Distribusi untuk setiap individu gastropoda cenderung sama yaitu berkelompok dan seragam. Berdasarkan nilai similaritas, kesamaan komposisi gastropoda pada tahun 2022 dan 2023 sebesar 0,64. Gastropoda dipengaruhi pula oleh jenis partikel dimana berkorelasi positif dengan pasir sebesar 0,46 pada tahun 2022 dan 0,44 pada tahun 2023. Korelasi gastropoda dengan butiran berkorelasi secara negatif sebesar -0,74 pada tahun 2022 dan -0,39 pada tahun 2023. Korelasi dengan lumpur juga merupakan korelasi negative sebesar -0,42 pada tahun 2022 dan -0,43 di tahun 2023. Selain itu, persentase karbon juga mempengaruhi keberadaan gastropoda secara positif sebesar 0,47 pada tahun 2022 dan 0,81 tahun 2023.

Tidung Island in the Thousand Islands has a variety of ecosystems, one of which is seagrass beds. This diversity has made Tidung Island widely used as a research site and a leading tourist destination. It can affect the community structure of marine biota, such as gastropods in seagrass beds. The research aims to analyze changes in the gastropod community structure, compare it to the situation in March 2022, and analyze the correlation of the type of particles and the amount of carbon sediment to the density of gastropods. This study used the quadrant method measuring 1 x 1 m with the help of transects. The community structure has increased in terms of density and diversity. The density in 2022 is 2,5 ind/m2 and 4,29 ind/m2 in 2023. The diversity indices in 2022 are 1,92 and increased to 2,31 in 2023. Other indices, such as evenness, dominance, and distribution, are relatively the same. Evenness in 2022 is 0,58 and 0,61 in 2023. The dominance indices in 2022 are 0,21 and 0,14 in 2023. The distribution indices for each gastropod tend to be the same, as a group and uniform. Based on the similarity value, the similarity of gastropod composition in 2022 and 2023 is 0,64. Gastropods are also affected by the type of particles which has a positive correlation with sand of 0,46 in 2022 and 0,44 in 2023. The correlation of gastropods with grains has a negative correlation of -0,74 in 2022 and -0,39 in 2023. The correlation with mud is also a has a negative correlation of -0,42 in 2022 and -0,43 in 2023. In addition, the percentage of carbon also positively influences the presence of gastropods by 0,47 in 2022 and 0.81 in 2023."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Coryelisabety Dianovita
"

Ketersediaan jasa ekosistem lamun sangat bergantung pada kondisi biofisik dan dinamika ekosistem terutama dari faktor antropogenik. Ekosistem lamun saat ini sedang mengalami krisis karena semakin terpengaruh oleh perubahan yang diakibatkan oleh aktivitas manusia di zona pesisir. Ini menghambat kelangsungan ekosistem lamun. Riset ini mengevaluasi indeks kesehatan ekosistem lamun dan menentukan potensi keberlanjutan pemanfaatan jasa ekosistem lamun di pesisir Pulau Panjang, Serang, Banten dengan menggunakan pendekatan kuantitatif serta metode campuran. Studi ini menemukan bahwa Pulau Panjang memiliki keragaman spesies lamun yang cukup tinggi dengan ditemukan 7 spesies lamun termasuk Enhalus acoroides yang cukup mendominasi pesisir pulau. Indeks kesehatan lamun juga cukup tinggi yang berkisar di antara 60 – 70%. Hasil riset juga membuktikan bahwa perilaku masyarakat yang konsumtif memicu pemanfataan jasa ekosistem yang tinggi. Pemanfaatan jasa ekosistem lamun yang tinggi dapat mengecilkan potensi pemanfaatan secara berkelanjutan. Ini dikarenakan tingkat pendidikan masyarakat yang tergolong rendah. Oleh karena itu, sosiasliasi dan pengelolaan atas ekosistem lamun perlu segera diimplementasikan.

 


The existence of seagrass ecosystem services is dependent on biophysical conditions and the dynamics of the ecosystem, especially from anthropogenic factors. Seagrass ecosystems are currently in crisis because they are increasingly affected by changes caused by human activities in the coastal zone. This inhibits the sustainability of the seagrass ecosystem. This research evaluates the health index of seagrass ecosystems and determines the potential for sustainable utilization of seagrass ecosystem services on the coast of Pulau Panjang, Serang, Banten using quantitative approaches and mixed methods. The study found that Panjang Island have a high diversity of seagrass species with 7 seagrass species found, including Enhalus acoroides which dominated the coast. Habitat structure index represents seagrass health that was obtained is quite high which ranges between 60 - 70%. Another result of this research also proves that high consumptive behavior triggers the high utilization of ecosystem services. The utilization of seagrass ecosystems can reduce the potential for sustainable utilization of seagrass ecosystems. This is due to the communities’ low education. Therefore, management of seagrass ecosystems needs to be implemented immediately so that sustainable utilization of seagrass ecosystem services can be actualized.

 

"
2019
T53498
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maulana Cheka Bhakti
"Telah dilakukan penelitian tentang jenis dan kelimpahan mikroplastik pada daun lamun Cymodocea serrulata di Pulau Pramuka dan Pulau Semak Daun. Tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan serta menganalisis kelimpahan dan jenis mikroplastik pada permukaan daun lamun atas dan bawah spesies Cymodocea serrulata, air dan sedimen. Sampel yang digunakan adalah daun lamun Cymodocea serrulata kemudian dipotong ± 1 cm2, 10 cm dari pangkal daun. Permukaan daun lalu dikerik menggunakan silet dan hasil kerikan diletakan pada kamar hitung Sedgewick Rafter Chamber dan ditetesi aquades lalu diamati pada mikroskop. Hasil pengamatan menunjukkan kelimpahan pada Pulau Pramuka lebih tinggi dengan nilai kelimpahan 86,85 ± 56,65 partikel.cm-2 dibandingkan Pulau Semak Daun sebesar 63,25 ± 33.01 partikel.cm-2. Kelimpahan mikroplastik pada air sebesar 98,62 ± 6,18 partikel.L-1 di Pulau Pramuka dan 59,58 ± 3,82 partikel.L-1 di Pulau Semak Daun. Kelimpahan pada sedimen di Pulau Pramuka sebesar 10766,67 ± 2280,59 partikel.Kg-1 dan 8333.33 ± 1239,18 partikel.Kg-1 pada Pulau Semak Daun. Mikroplastik yang berhasil teramati yaitu fiber, fragmen, film dan pellet. Film menjadi jenis mikroplastik yang paling banyak kelimpahannya pada permukaan daun lamun sedangkan fiber yang paling banyak ditemukan pada air dan sedimen. Hasil Uji-T (Independent Sample T-test) menunjukkan tidak terdapat perbedaan kelimpahan mikroplastik pada permukaan atas dengan bawah daun lamun, tetapi terdapat perbedaan yang signifikan kelimpahan mikroplastik pada permukaan daun lamun, air dan sedimen di Pulau Pramuka dengan Pulau Semak Daun.

A research was conducted on the types and abundance of microplastics on Pramuka Island and Semak Daun Island. The purpose of this study was to compare and analyze the abundance and types of microplastics on the upper and lower leaf surfaces of species Cymodocea serrulata, water and sediment. The sample used was seagrass leaves Cymodocea serrulata and then cut ± 1 cm2, 10 cm from the base of the leaf. The leaf surface was then scraped using a razor blade and the scraped results were placed in the counting Sedgewick Rafter Chamber and added with distilled water and observed under a microscope. Observations showed that the abundance on Pramuka Island was higher with an abundance value of 86.85 ± 56.65 particles.cm-2 compared to Semak Daun Island of 63.25 ± 33.01 particles.cm-2. Abundance microplastic in water was 98.62 ± 6.18 particles.L-1 on Pramuka Island and 59.58 ± 3.82 particles.L-1 on Semak Daun Island. The abundance of sediment on Pramuka Island was 10766.67 ± 2280.59 particles.Kg-1 and 8333.33 ± 1239.18 particles.Kg-1 on Semak Daun Island. The microplastics that were observed were fiber, fragments, films and pellets. Film is the most abundant type of microplastic on the surface of seagrass leaves, while fiber is the most abundant in water and sediment. The result of T-test (Independent Sample T-test) showed that there was no difference in the abundance of microplastic on the upper and lower surfaces of seagrass leaves, but there was a significant difference in the abundance of microplastics on the surface of seagrass leaves, water and sediment on Pramuka Island and Semak Daun Island."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>