Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 161646 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Febby Valentara Cindy
"Peningkatan jumlah radikal bebas yang tidak dapat diatasi oleh tubuh menyebabkan terjadinya stres oksidatif. Kondisi stres oksidatif mengakibatkan terjadinya berbagai penyakit seperti kanker, diabetes melitus, penyakit neurodegeneratif dan sebagainya. Untuk mengatasi kondisi stres oksidatif diperlukan antioksidan. Antioksidan bisa diperoleh dari bahan alami seperti daun pandan wangi. Daun pandan wangi telah dibuktikan memiliki kandungan antioksidan alami seperti flavonoid dan asam fenolik. Untuk melihat aktivitas ekstrak daun pandan wangi dalam mengatasi kondisi stres oksidatif, dilakukan uji coba pada sel darah merah sapi 2% dengan mengukur kadar MDA dan GSH. Ekstrak Etanol daun pandan wangi diberikan pada sel darah merah sapi 2% yang telah diberikan H2O2 ­­­atau akan diberikan H2O2 setelahnya, untuk melihat efek antioksidan secara preventif dan kuratif.
Hasil uji coba didapatkan bahwa kadar MDA tidak dapat diintepretasi karena pigmen warna daun pandan wangi mengganggu pembacaan hasil. Hasil pengukuran kadar GSH menunjukkan adanya peningkatan signifikan pada kelompok perlakuan preventif dan kuratif dibandingkan kelompok kontrol negatif. Berdasarkan hasil salah satu indikator yang diuji tersebut, disimpulkan bahwa ekstral etanol daun pandan wangi memiliki efek preventif dan kuratif sebagai antioksidan terhadap kondisi stres oksidatif sel darah merah sapi 2%. Akan tetapi, perlu dilakukan modifikasi dalam pembuatan ekstrak daun pandan wangi pada penelitian selanjutnya untuk menangani faktor pengganggu dalam pembacaan hasil.

The increase in number of free radicals that cannot be overcame by human body can lead to a condition called stress oxidative. This condition causes several diseases such as cancer, diabetes mellitus, neurodegenerative disease and more. Antioxidant is needed to conquer stress oxidative. Antioxidants can be obtained from natural ingredients, for example pandan leaf. Pandan leaves have been proven to have antioxidant compounds such as flavonoid and phenolic acid. To observe the antioxidant activity of pandan leaves extract, an experiment on 2% cows blood cells is performed by measuring its MDA and GSH concentration. Ethanol extract of pandan leaves is given to 2% cows red blood cells, that has been given H2O2 or that will be given H2O2 later, in order to observe antioxidant effect preventively and curatively.
The resulting MDA concentration from this experiment is not able to be interpreted because of the pigmentation of pandan leaves confounding the absorbance reading. The measurement result of GSH concentration showed a significant increase on the preventive and curative groups compared to the negative control group. Based on the result of one of the indicators in this experiment, it can be concluded that ethanol extract pandan leaves have preventive and curative effects as an antioxidant to overcome stress oxidative condition on 2% cows red blood cells. However, modifications in preparing the pandan leaves extract should be done in further research to deal with the confounding factors in absorbance reading.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fianti Ratna Dewi
"Oksidasi merupakan reaksi alami yang dapat merusak sel dan dapat dicegah dengan adanya antioksidan. Pandan wangi (Pandanus amaryllifolius) merupakan salah satu tanaman yang digunakan di Asia sebagai bumbu makanan, yang dipercaya mengandung metabolit sekunder yang memiliki aktivitas antioksidan. Belum pernah dilakukan pengujian efek antioksidan daun pandan wangi pada sel darah merah. Penelitian ini dilakukan untuk melihat efek antioksidan ekstrak etanol daun pandan wangi terhadap sel darah merah sapi yang diberi H2O2 1% secara in vitro melalui pengukuran aktivitas spesifik katalase dan pembentukan methemoglobin.
Penelitian eksperimental ini dilakukan dengan dua perlakuan utama, yaitu preventif (pemberian ekstrak etanol daun pandan wangi terlebih dahulu) dan kuratif (pemberian H2O2 terlebih dahulu). Hasil menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol daun pandan wangi menyebabkan penurunan aktivitas spesifik katalase dan pembentukan methemoglobin yang signifikan baik preventif maupun kuratif (p<0,05). Hasil ini membuktikan bahwa ekstrak etanol daun pandan wangi memiliki aktivitas antioksidan pada sel darah merah sapi yang diinduksi H2O2 1%.

Oxidation is a natural process that can damage cells and can be prevented with antioxidants. Pandan wangi (Pandanus amaryllifolius) is one of many plants that is used in Asia as food seasoning, which is believed to contain secondary metabolites that have antioxidant activities. No previous studies have experimented the antioxidant effect of pandan wangi leaf on red blood cell. In this study, we examine the antioxidant effect of ethanol extract of pandan wangi leaf on cattle red blood cell treated with H2O2 1% through in vitro experiment by measuring catalase specific activity and the formation of methaemoglobin.
This experimental study was conducted on two main treatments, which are preventive (first administered with ethanol extract of pandan wangi leaf) and curative (first treated with H2O2). The result shows that administration of ethanol extract of pandan wangi leaf causes significant decreases in catalase specific activity and the formation of methemoglobin in both preventive and curative groups (p<0.05). This result proves that ethanol extract of pandan wangi leaf has antioxidant activities on red blood cell induced with H2O2 1%.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fianti Ratna Dewi
"Oksidasi merupakan reaksi alami yang dapat merusak sel dan dapat dicegah di hadapan antioksidan. Pandan wangi (Pandanus amaryllifolius) adalah a salah satu tumbuhan yang digunakan di Asia sebagai bumbu masakan, yaitu dipercaya mengandung metabolit sekunder yang memiliki aktivitas antioksidan. Belum pernah ada sebelumnya yang menguji efek antioksidan dari wangi daun pandan pada sel Darah merah.
Penelitian ini dilakukan untuk melihat efek antioksidan dari ekstrak tersebut etanol daun wangi pandan melawan sel darah merah sapi yang diberi 1% H2O2 in vitro dengan mengukur aktivitas spesifik katalase dan pembentukannya methemoglobin. Penelitian eksperimental ini dilakukan dengan dua perlakuan Pokoknya yaitu preventif (pemberian ekstrak etanol daun pandan wangi terlebih dahulu pertama) dan kuratif (memberi H2O2 dulu).
Hasilnya menunjukkan itu Pemberian ekstrak etanol daun pandan wangi menyebabkan penurunan aktivitas katalase spesifik dan pembentukan methemoglobin yang signifikan keduanya bersifat preventif dan kuratif (p <0,05). Hasil tersebut membuktikan bahwa ekstrak etanol daunnya pandan wangi memiliki aktivitas antioksidan dalam sel darah merah sapi menginduksi H2O2 1%.

Oxidation is a natural reaction that can damage cells and can be prevented in the presence of antioxidants. Fragrant pandanus (Pandanus amaryllifolius) is a plant used in Asia as a cooking spice, which is believed to contain secondary metabolites which have antioxidant activity. Never before has tested the antioxidant effects of fragrant pandanus leaves on red blood cells.
This research was conducted to see the antioxidant effect of the pandan leaf ethanol extract against red blood cells of cows given 1% H2O2 in vitro by measuring the specific activity of catalase and methemoglobin formation. This experimental research was conducted with two main treatments, namely preventive treatment (giving ethanol extract of fragrant pandan leaves first first) and curative (giving H2O2 first).
The results show that The administration of ethanol extract of pandan wangi leaves caused a significant decrease in specific catalase activity and methemoglobin formation, both of which were preventive and curative (p <0.05). These results prove that the ethanol extract of pandan wangi leaves has antioxidant activity in bovine red blood cells induces H2O2 1%.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
William Nathaniel
"Prediabetes adalah kondisi dimana kadar gula darah seseorang diatas batas normal tetapi belum mencapai kriteria diagnosis diabetes melitus. Hiperglikemia pada penderita prediabetes dapat meningkatkan penanda inflamasi kronik dan pembentukan spesies oksigen reaktif, yang akan meningkatkan stres oksidatif. Kadar GSH (glutation tereduksi), GSSG (glutation teroksidasi), dan rasio GSH/GSSG dapat diukur untuk melihat tingkat stres oksidatif. Dilakukan pengukuran GSH dan GSSG pada ginjal tikus Wistar dengan metode kolorimetri. Tikus dibedakan menjadi tikus sehat sebagai kontrol negatif dan prediabetes. Induksi prediabetes dilakukan dengan diet tinggi lemak dan glukosa ditambah injeksi streptozotocin. Tikus prediabetes terbagi menjadi tiga kelompok intervensi, yaitu tanpa suplementasi vitamin D3 dan suplementasi vitamin D3 dengan dosis 100 dan 1000 IU/kgBB/hari. Pemberian vitamin D3 pada tikus model prediabetes tidak memberikan efek yang signifikan secara statistik pada kadar GSH (p=0,077) dan GSSG (p=0,509) ginjal tikus. Pemberian vitamin D3 dosis rendah (100 IU/kgBB/hari) meningkatkan rasio GSH/GSSG ginjal tikus model prediabetes (2,59 ± 0,32) dibandingkan dengan ginjal tikus model prediabetes tanpa pemberian vitamin D3 (1,68 ± 0,80) dan signifikan secara statistik (p = 0,026). Suplementasi vitamin D 100 IU/kgBB/hari pada ginjal tikus prediabetes dapat meningkatkan rasio GSH/GSSG secara signifikan.

Hyperglycemia in prediabetic patients can increase the formation of reactive oxygen species, which will increase oxidative stress. GSH (reduced glutathione), GSSG (oxidized glutathione), and the GSH/GSSG ratio can be measured to see the level of oxidative stress. GSH and GSSG were measured in the kidneys of Wistar rats using the colorimetric method. Mice were differentiated into healthy mice as negative controls and prediabetes. Prediabetes was induced with a diet high in fat and glucose plus injection of streptozotocin. Prediabetic rats were divided into three intervention groups, namely without vitamin D3 supplementation and vitamin D3 supplementation at doses of 100 and 1000 IU/kgBW/day. Administration of vitamin D3 to prediabetic rats did not have a statistically significant effect on rat kidney GSH (p=0.077) and GSSG (p=0.509) levels. Administration of low-dose vitamin D3 (100 IU/kgBW/day) increased the ratio of GSH/GSSG in the kidneys of prediabetic rat models (2.59 ± 0.32) compared to the kidneys of prediabetic rats without administration of vitamin D3 (1.68 ± 0.80) and statistically significant (p = 0.026). Supplementation of vitamin D 100 IU/kgBB/day in the kidneys of prediabetic rats can significantly increase the ratio of GSH/GSSG."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putra Riza Pratama
"Jengkol merupakan makanan yang cukup populer karena rasa khasnya dan bau yang kuat di Indonesia. Meskipun diketahui punya pengaruh buruk terhadap saluran kemih, jengkol mengandung banyak gizi seperti protein, asam amino, lemak, mineral, dan juga beberapa vitamin. Selain itu jengkol mengandung suatu zat yg bernama asam jengkolat. Struktur molekular dari zat ini sangat mirip dengan struktur sistin, yang telah diketahui memiliki efek antioksidan. Oleh karena itu, jengkol memiliki potensi memiliki sifat antioksidan.Percobaan ini ingin melihat apakah ekstrak jengkol mampu memberikan efek antioksidan kepada sel darah merah domba SDMD . SDMD tersebut juga diberikan paparan oksidatif dengan menggunakan hidrogen peroksida dan divariasikan menjadi beberapa kelompok. Dengan begitu, efek protektif dan kuratif dari jengkol terhadap SDMD akan terlihat.Namun, hasil percobaan tidak seperti ekspektasi. SDMD yang diberikan jengkol saja memiliki tingkat methemoglobin yang tinggi, bahkan lebih tinggi daripada yang diberikan hidrogen peroksida saja. Campuran keduanya tentu menyebabkan tingkat methemoglobin yang jauh lebih tinggi. Dengan demikian, tidak terbukti bahwa jengkol memiliki sifat antioksidan, bahkan menurut hasil ternyata jengkol kemungkinan besar bersifat peroksidan.

Jengkol is a popular food in Indonesia, known for its distinctive taste and strong odor. Despite being known to give bad effect to the urinary tract system, jengkol contain vital nutritions such as protein, amino acid, fat, minerals, and several vitamins. Other than that, its bean is known to contain a substance called Djenkolic acid. This substance is molecularly similar to cystine, which has been known to have antioxidant effect. Therefore, Jengkol has potential to have antioxidant characteristic.This study want to see whether jengkol water extract is able to give antioxidant effect to sheep red blood cells SRBC . These SRBC also exposed to oxidative stress with the help of hydrogen peroxide and the treatments are varieted into several groups. Therefore, the protective and curative effect of jengkol can be observed.Unfortunately, the results are not what is expected. SRBC treated with only jengkol have a high methemoglobin level, even higher than treated with only hydrogen peroxide. A combination of both also shows high methemoglobin level. Therefore, it is not proven that jengkol have antioxidant characteristics. Even from the result, indicate that jengkol may very well be peroxidant."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Sekar Larasati
"Kondisi stress oksidatif yang disebabkan oleh ketidakseimbangan produksi dengan eliminasi radikal bebas dalam tubuh dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, termasuk gangguan hepar. Untuk menangani kondisi stress oksidatif, tubuh memerlukan antioksidan. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa oncom yang dibuat dari kacang kedelai bebas lemak yang difermentasi menggunakan Neurospora sp. memiliki aktivitas antioksidan. Studi ini dilaksanakan untuk meneliti efek antioksidan oncom merah maupun oncom hitam dengan cara mengukur kadar glutation tereduksi (GSH) dan malondialdehid (MDA) hati tikus yang diberi karbon tetraklorida (CCl4). Dua puluh empat tikus yang menjadi subjek penelitian dikelompokkan menjadi enam kelompok yaitu kelompok tanpa intervensi, kelompok oncom merah, kelompok oncom hitam, kelompok CCl4, kelompok oncom merah dan CCl4, serta kelompok oncom hitam dan CCl4. Oncom diberikan sejumlah 1 gram/kgBB/hari selama 7 hari sementara CC1 4 diberikan sejumlah 0,55 mg/kgBB dosis tunggal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok tikus yang diberikan oncom merah dan CCl4maupun oncom hitam dan CC1 4 memiliki kadar GSH yang lebih tinggi dan berbeda secara signifikan dibandingkan kelompok tikus yang hanya diberi CCl4. Sementara itu, kelompok tikus yang diberikan oncom merah dan CCl4maupun oncom hitam dan CCl4 memiliki kadar MDA yang lebih rendah dibandingkan kelompok tikus yang hanya diberi CCl4tetapi perbedaan tersebut tidak signifikan.

Oxidative stress, which is caused by the imbalance between production and elimination of free radicals, can trigger health problems, including liver disease. Antioxidants are required to minimalize oxidative stress. The preceeding studies indicate that oncom which was made from defatted soybean and fermented using Neurospora sp. possesses antioxidant activity. This study is conducted to investigate the antioxidant activity of red oncom and black oncom by the measurement of reduced glutathione (GSH) and malondialdehyde (MDA) level on rat's liver which is given carbon tetrachloride (CCl4). Twenty four rats for the experiment are divided onto six groups; no intervention group, red oncom group, black oncom group, CCl4 group, red oncom and CCl4 group, and black oncom and CCl4 group. Oncom was given at dosage 1 gram/kgBW/day for 7 days while CCl4 was given 0,55 mg/kgBW single dose. The findings indicate that rats which are given red oncom and CCl4 and also rats which are given black oncom and CCl4 possess significantly higher GSH level compared to rats which are given CCl4. Meanwhile, rats which are given red oncom and CCl4 and also rats which are given black oncom and CCl4 possess insignificantly lower MDA level compared to rats which are given CCl4"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Almira Ramadhania
"ABSTRACT
Peningkatan radikal bebas dapat mengakibatkan sejumlah besar masalah kesehatan penyakit degeneratif dan penyakit tidak menular dengan prevalensi tinggi di Indonesia dan merupakan masalah kesehatan di dunia. Daun Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius) merupakan salah satu tanaman yang banyak tumbuh di Asia khususnya Indonesia dan memiliki kandungan yang bersifat antioksidan yakni flavonoid, alkaloid, dan fenolik. Penelitian ini mengkaji kemampuan antioksidan ekstrak etanol daun pandan wangi pada hati tikus yang diberi CCl4. Kondisi stres oksidatif dipicu dengan pemberian CCL4 0,55 mg/kgBB, 24 tikus Sprague-Dawley jantan dibagi menjadi 4 kelompok yakni kontrol, CCl4, ekstrak, ekstrak+CCl4. Dosis ekstrak yang digunakan yakni 85 mg/KgBB. Kemampuan antioksidan ekstrak pandan dinilai dari pengukuran MDA, GSH, dan aktivitas spesifik katalase. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan antar kelompok (p>0,05). Berdasarkan perbedaan reratanya, pemberian ekstrak daun pandan wangi menurunkan kadar MDA hati dan meningkatkan kadar GSH dan aktivitas spesifik katalase hati yang diinduksi oleh CCl4 dibanding kelompok CCl4. Pemberian CCl4 0,55 mg/kgBB menunjukkan peningkatan kadar MDA hati dan penurunan aktivitas spesifik katalase dan GSH yang tidak signifikan dibanding kelompok kontrol. Dari hasil yang didapat masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut dengan dosis CCl4 yang lebih tinggi dan membandingkan efek pemberian ekstrak pandan dengan kontrol positif vitamin E.

ABSTRACT
Increased production of free radicals leads to numbers of health problems of degenerative and non-communicable diseases which have a high prevalence in Indonesia and common health problem in the world. Pandan Leaf Extract (Pandanus amaryllifolius) is one of plants that grows in Asia, especially in Indonesia. Major compounds tact as antioxidants found in pandan leaf is flavonoids, alkaloids, and phenolics. This study investigated the antioxidant capacity of ethanolic extract of pandan leaves on CCl4-induced liver of rats. Oxidative stress was triggered by oral administration of 0,55 mg/kgBW CCL4, 24 male Sprague-Dawley rats were divided into 4 groups,(normal control, CCl4, extract, extract+CCl4). Dose of extract used is 85 mg/KgBW. Antioxidant capacity of pandan extract was assessed by measuring MDA, GSH, and catalase specific activity. Results of this study showed no significant differences between groups (p>0,05). Based on mean differences, administration of pandan leaf extract decreased liver MDA and increased GSH and catalase specific activity of liver induced by CCl4 compared to CCl4 group. Administration of 0,55 mg/kgBW CCl4 demonstrated an increase in liver MDA levels and a decrease in catalase specific activity and GSH level insignificant compared to control group. Further research is needed by using higher dose of CCl4 and comparing effect of administrating pandan extract with positive control.
"
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silaban, Hertina
"Kerusakan sel hati dapat disebabkan oleh berbagai senyawa kimia yang toksik. Karbon tetraklorida (CCl4) sering dipakai sebagai penginduksi kerusakan hati oleh radikal bebas melalui mekanisme stres oksidatif. Studi fitokimia telah banyak membuktikan bahwa kulit buah manggis kaya akan xanton yang dikenal dalam kapasitasnya sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh ekstrak etanol 50% kulit buah manggis (EEKBM) terhadap kerusakan oksidatif pada hati tikus akibat induksi dari CCl4, melalui aktivitas glutation peroksidase (GPx) dan rasio glutation tereduksi/teroksidasi (GSH/GSSG). Tikus putih jantan galur Sprague Dawley dibagi dalam 5 kelompok yaitu kelompok kontrol, kelompok CCl4 dan kelompok perlakuan dengan dosis ekstrak 900, 1080 dan 1296 mg/kg BB per oral selama 8 hari sebelum diberikan CCl4. Kemudian aktivitas GPx dan rasio GSH/GSSG diukur dari jaringan hati tikus.
Diperoleh hasil bahwa pemberian EEKBM pada percobaan ini menurunkan aktivitas GPx pada dosis 900 dan 1080 mg/Kg BB secara bermakna (p<0,05) dibandingkan dengan kelompok kontrol dan kelompok tikus yang diberi CCl4. Pada dosis 1296 mg/Kg BB terjadi kenaikan aktivitas GPx. Hasil pengukuran rasio GSH/GSSG tidak menunjukkan perbedaan bermakna terhadap kelompok kontrol dan kelompok CCl4, meskipun terlihat adanya kecenderungan penurunan/perubahan yang sejajar dengan gambaran aktivitas GPx. Dari penelitian ini diduga bahwa ekstrak etanol 50% kulit buah manggis bekerja sebagai penangkal radikal bebas.

Liver cell damage could be caused by variety of toxic compounds. Carbon tetrachloride (CCl4) was commonly used as an inducer of liver damage through oxidative stress mechanism by free radical. Phytochemical studies had proven that the mangosteen rind was rich in xanthone as an antioxidant. The research aimed to study the effect of 50% ethanol extract of mangosteen rind (EEKBM) against oxidative damage in rat liver due to induction of CCl4, through the activity of glutathione peroxidase (GPx) and the ratio of reduced / oxidized glutathione (GSH/GSSG). White male rats Sprague-Dawley strain were divided into 5 groups: control group, CCl4 group and the treated group with the extract doses of 900, 1080 and 1296 mg/kg orally for 8 days before being given CCl4. Then the activity of GPx and GSH/GSSG ratio were measured from rat’s liver tissue.
The yield of the research showed that the administration of EEKBM reduced the GPx activities significantly (p< 0.05) to doses 900 and 1080 mg/kg bw compared with the control group and the group of rats given CCl4. At the dose of 1296 mg/kg bw exhibited an increase in GPx activity. The measurement results of GSH/GSSG ratio showed no significant difference from the control group and the CCl4 group, although there was declining trend which was parallel to the picture of GPx activity. Study suggested that 50% ethanol extract of mangosteen rind worked as free radical scavenger.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
T47210
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Marissa
"Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pada pasien akne terjadi stres oksidasi yang ditandai dengan penurunan aktivitas glutation peroksidase (GPx) dalam eritrosit. Aktivitas GPx dalam plasma belum pernah diteliti pada pasien akne dan diharapkan dengan pemberian ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) sebagai sumber antioksidan dapat meningkatkan aktivitas GPx dalam plasma.
Penelitian ini merupakan penelitian analitik komparatif dengan desain paralel, merupakan uji klinis yang memakai rancangan pretest-posttest dengan kelompok kontrol. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan aktivitas GPx dan rasio glutation tereduksi/teroksidasi (GSH/GSSG) sebelum dan sesudah mengkonsumsi ekstrak kulit buah manggis dengan dosis 3x1 kapsul selama 21 hari.
Metode pemeriksaan menggunakan metode enzimatik Ransel kit RS.505 untuk mengukur aktivitas GPx dan microplate assay for GSH/GSSG GT.40 untuk mengukur rasio GSH/GSSG terhadap 20 subyek penelitian dan 18 subyek kontrol.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam kelompok Manggis, setelah terapi dengan ekstrak kulit buah manggis, aktivitas plasma GPx secara signifikan lebih tinggi dibandingkan sebelum terapi (p<0,05), namun bila dibandingkan dengan kelompok Plasebo peningkatan ini tidak bermakna (p>0,05). Penelitian ini juga menemukan bahwa pemberian ekstrak kulit buah manggis pada pasien akne dapat menurunkan rasio GSH / GSSG secara signifikan (p<0,05) dibandingkan dengan kelompok Plasebo.

Previous studies have shown impaired antioxidant defense system in patients with acne, including alterations in glutathione peroxidase (GPx) activity in erythrocytes. GPx activity in plasma has not been studied in patients with acne and is expected that administration of mangosteen pericarp extract as a source of antioxidants can increase the activity of GPx in plasma.
This study is a comparative analytical study with parallel design, a clinical trial using a pretest-posttest control group. The study was conducted by comparing the activity of GPx and the ratio of GSH/GSSG before and after consumes mangosteen pericarp extract with doses 3x1 capsules for 21 days.
An enzymatic methods using Ransel kit RS.505 to measure GPx and microplate assay kit for GSH / GSSG GT.40 to measure the ratio of GSH/GSSG against 20 study subjects and 18 control subjects.
The results showed that after therapy with mangosteen pericarp extract, the activity of plasma GPx was significantly higher than before therapy (p<0.05), but when compared to the Placebo group the increase was not significant (p>0.05). This research also found that administration of mangosteen pericarp extract to patients with acne may decrease the ratio of GSH / GSSG significantly (p<0.05) compared to the Placebo group.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
T32793
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>