Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 154927 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Farah Diba
"ABSTRAK
Kota Tua merupakan salah satu peninggalan Kolonial Belanda yang ada di Jakarta, dengan susunan orisinilnya yang terinspirasi dari negeri Belanda dan dipadukan dengan konsep kota ideal yang dicetuskan oleh Simon Stevin. Dengan nilai sejarah yang dimilikinya, pemerintah menobatkan Kota Tua sebagai kawasan warisan budaya. Pada tahun 2014, Indonesia mengajukan Kota Tua sebagai warisan budaya dunia UNESCO. Lalu pada tahun 2016 dilakukan revitalisasi Kali Besar sebagai bentuk pembenahan wilayah Kota Tua menuju warisan budaya dunia. Namun sayang, pada tahun 2018, ICOMOS (International Council and Monuments) selaku sub-divisi UNESCO mengeluarkan pernyataan bahwa kawasan Kota Tua, tidak layak untuk dijadikan warisan budaya dunia dengan beberapa catatan. Diduga salah satu faktor ditolaknya Kota Tua sebagai warisan budaya dunia adalah adanya politik arsitektur yang terjadi dalam proses revitalisasi Kali Besar, tulisan ini mencoba menganalisa lebih lanjut sejauh mana politik arsitektur dapat menggeser nilai warisan sehingga tidak layak menjadi warisan budaya dunia dengan pendekatan deskriptif.

ABSTRACT
Kota Tua is a Dutch Colonial City in Indonesia, with its historical value, the government acclaimed the Kota Tua as a cultural heritage area. In 2014, Indonesia proposed Kota Tua as a UNESCO world cultural heritage. Then, in 2016 revitalization of Kali Besar was carried out as a form of revamping the Old City area towards the world cultural heritage. But unfortunately, in 2018, ICOMOS (International Council and Monuments) as a UNESCO sub-division stated a statement that the Old City area, is not feasible to be claim as a world cultural heritage with some notes. It is suspected that one of the factors why Kota Tua rejected as a world cultural heritage is the existence of architectural politics that occurred in the revitalization process of Kali Besar, this paper tries to analyze how architectural politics can shift heritage asset value so that not worthy for being world cultural heritage with a descriptive approach."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aribowo Abdurrahman
"Jl. Kali Besar Barat dan Timur merupakan cikal bakal perkembangan kota Jakarta ke arah Selatan yang dimulai sejak Abad ke 15. Pemerintah Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta menetapkan daerah ini termasuk ke dalam Kawasan Wisata Budaya dan Sejarah karena memiliki ciri khusus berupa deretan bangunan tua dan plaza Iinier kota berupa arkade dan trotoar. Untuk itu akan dilaksanakan progam revitalisasi di daerah ini dengan meningkatkan kualitas ruang Iuar (open space) dan menghidupkan suasana kota di malam hari. Program ini melibatkan penghuni lahan dan masyarakat setempat dalam bentuk Public Private Partnership. Menurut Canter, keterlibatan ini akan efektif bila masyarakat diminta pendapatnya berupa persepsi dan preferensi yang obyektif dalam menentukan alternatif manajemen, perencanaan dan penilaian terhadap pembangunan tersebut. Untuk itu digunakan kuesioner user survey yang merupakan langkah efektif untuk mendapatkan gambaran sikap terhadap revitalisasi berupa sikap terhadap kualitas ruang luar dan preferensi terhadap peningkatan kualitas ruang luar. Skala yang dikembangkan terdiri dari aspek-aspek architectural features yang menjadi obyek program revitalisasi, yaitu aspek arkade/trotoar, bangunan bersejarah, tepi kali, jalan/lalulintas dan utilitas. Menurut Gifford, pengamat (dalam penelitian ini ialah penghuni atau user) dapat menilai arsitektur pada sejumlah kota tidak saja menilai kualitas, tapi juga melakukan preferensi terhadap bentuk-bentuk arsitektural. Hasilnya berupa gambaran respon subyek penelitian terhadap kondisi kualitas ruang luar dan preferensi tindakan yang diharapkan dari pelaksana program revitalisasi di JI. Kali Besar Barat dan Timur. Metode analisis deskriptif ini dipilih karena menurut Canter tidak ada penelitian atau studi (pendekatan psikologi) yang memberikan gambaran secara deskriptif yang dapat langsung memberikan rekomendasi desain spesifik yang diinginkan dari responden. Penggunaan user survey berupa kuesioner ini diharapkan dapat menjadi alternatif bagi pemda DKI Jakarta dalam merumuskan model pembangunan yang mengikutkan partisipasi masyarakat."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1998
S2645
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Sophia
"Tanpa disadari, sungai telah menjadi salah satu bagian penting bagi kelangsungan hidup umat manusia. Dalam dunia arsitektur, sungai memiliki peranan yang berbeda-beda di setiap kota yang berbeda-beda juga juga lokasinya. Hal ini mempengaruhi tampilan serta wujud fisik sungai yang berbeda-beda. Pada abad ke-17, Kota Jakarta yang sekarang kita kenal sebagai Ibu Kota Negara RI, mengawali kebesarannya di kawasan Jakarta Kota Lama, dengan menjadi pusat perhatian dunia perdagangan intemasional. Kawasan ini dahulu lebih dikenal dengan sebutan Kota Batavia. Kota Batavia terbentuk seiring dengan keberadaan dan perkembangan Kali Besar serta kanal-kanal di dalamnya. Kanal-kanal yang ada di Kota Batavia memiliki banyak peranan bagi pembentukan dan perkembangan Kota Batavia, yang pada periode 1619-1799 merupakan kota kolonisasi Bangsa Belanda di bawah Pemerintahan VOC (Verenigde Oost Indische Compagnie). Mengenai penyebab yang mempengaruhi keberadaan Kali Besar dan kanal-kanal di dalam Kota Batavia, ada beberapa pendapat yang membahas konsep ide pembentukannya. Yang pertama adalah bahwa Kota Batavia dibangun VOC semata-mata agar sama dengan Kota Amsterdam di Belanda, sebagai usaha VOC menciptakan nuansa "e;nostalgia of homeland"e; bagi bangsa Belanda yang tinggal di Kota Batavia. Pendapat lain mengatakan bahwa Kota Batavia dibangun dengan mengikuti kaidah pola kota ideal untuk sebuah kota kolonial yang berlaku di Eropa. Dan pendapat yang terakhir adalah bahwa Kota Batavia merupakan kota hasil peleburan antara kota di Eropa dengan kota tradisional di Indonesia. Untuk membantu menelusuri pola pembentukan dan perkembangan Kota Batavia, dalam tulisan ini dilakukan tinjauan historis yang berhubungan dengan teori kolonialisme. Melalui tinjauan ini akan dilakukan studi banding antara Kota Batavia dengan Kota Amsterdam di Belanda, Kota Batavia dengan kota kolonial pada umumnya, Kota Batavia dengan kota kuno di Eropa serta Kota Batavia dengan kota tradisional di Jawa. Analisis lebih lanjut akan memaparkan perkembangan Kota Batavia sehubungan dengan pengaruh serta peran strategis Kali Besar serta kanal-kanal di dalam perkembangan Kota Batavia, khususnya dari sisi politik, sosial-budaya dan ekonomi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S48600
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Eka Apriyanti
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S48290
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayuni Yustika Sari
"Pemaknaan terhadap warisan budaya memantik sebuah pembahasan dan perdebatan terkait diskusi warisan budaya secara global. Pembahasan seputar warisan budaya memiliki asal ontologis yang cukup kompleks, mengingat kehadiran wacananya yang bersifat lintas disiplin. Terlepas dari berkembangnya minat akademis dalam politik warisan budaya, belum terdapat pemahaman secara menyeluruh terhadap literatur warisan budaya dalam bingkai Ilmu Hubungan Internasional. Untuk mengisi ceruk tersebut, penulis melakukan tinjauan pustaka sistematis untuk menelaah badan literatur politik warisan budaya dalam Ilmu Hubungan Internasional. Penulis terlebih dulu memetakan perdebatan, konstruksi makna, serta tata kelola warisan budaya di tingkat global. Melalui pemetaan tersebut, penulis kemudian melakukan analisis tematis terhadap globalisasi wacana warisan budaya. Tema-tema tersebut di antaranya mencakup identitas, pascakolonialisme, diplomasi, keamanan, dan arus pariwisata. Berdasarkan kajian literatur, penulis berargumen bahwa: 1) terdapat jangkauan mengenai bagaimana warisan budaya dapat diidentifikasi atas dasar pengakuan oleh aktor-aktor internasional; 2) terdapat keterikatan warisan budaya dengan identitas simbolis suatu negara; serta 3) terdapat unsur wewenang dan tata kelola khusus atas rezim warisan budaya di tingkat internasional.

The meaning-making of cultural heritage sparks sequences of discussions and debates circumscribing the globalised past. A discussion surrounding cultural heritage embodies a complex ontological source, given the multidisciplinary nature of the globalised heritage discourse. Notwithstanding the growing level of scholarly interest towards heritage politics, a comprehensive understanding of cultural heritage literature within the International Relations framework is noticeably absent. To address this gap, I conveyed a systematic literature review to identify the state of knowledge on how cultural heritage politics is being scrutinised globally. The first half of the research maps the debate, construction, and the global governance of cultural heritage. Through the aforementioned mapping, the second half contains a thematic analysis towards the globalised discourse of cultural heritage. This research pinpoints five major themes, among others, including: identity, postcolonialism, diplomacy, security, and tourism. Based on a thorough literature review, I argue that: 1) there is a notion of how certain heritage is acknowledged by international actors; 2) there is a nexus between cultural heritage and a symbolic identity of a state; and 3) there is a particular authority and governance within the international heritage regime.

"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia , 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Perwito Mulyono
Surakarta: Batara, 2009
R 306 PER w
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Choe, Chun-sik
Paju-si: Hanul Academy, 2011
910.2 CHO g
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nadiya Nurul Hidayati
"Penelitian ini membahas tentang dampak yang ditimbulkan dari pendudukan ISIS terhadap warisan budaya benda di Irak dan Suriah. ISIS menguasai beberapa wilayah di Irak dan Suriah selama kurang lebih tiga tahun. Selama periode tersebut kelompok ini melakukan aktivitas yang dianggap oleh PBB sebagai kejahatan perang. Bukan hanya terhadap kemanusiaan, tetapi kelompok ini juga menyerang situs-situs warisan budaya di Irak dan Suriah. Permasalahan yang ditemukan dalam penelitian ini yaitu bagaimana kondisi warisan budaya benda Irak dan Suriah sebelum pendudukan ISIS, serta apa dampak dari pendudukan ISIS terhadap warisan budaya Irak dan Suriah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Data yang diperoleh berasal dari buku, jurnal, dan artikel-artikel dari situs resmi. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori warisan budaya UNESCO dan teori arkeologi. Adapun hasil yang didapatkan dari penelitian ini yaitu (1) kondisi warisan budaya Irak dan Suriah sebelum masa pendudukan ISIS kurang baik dan (2) pendudukan ISIS di kedua negara tersebut mengancam eksistensi warisan budaya benda yang ada di Irak dan Suriah.

This study discusses about the impact of ISIS’ occupation on Iraq and Syria’s tangible cultural heritages. ISIS occupied some of Iraq and Syria’s territory for about three years. During this period of time the group has been doing some activities the UN deemed as war crime. Not only against humanity, but this group also attacked cultural heritages sites in Iraq and Syria. The problems found in this study are about the conditions of the cultural heritage in Iraq and Syria before ISIS occupation and the impact ISIS occupation in Iraq and Syria has on the countries’ cultural heritage. Qualitative method is used for this study. The data for this study acquired from books, journals, and articles from official websites. Theories used for this study are UNESCO’s cultural heritage theory and archaeology theory. The result of this study shown that (1) the condition of Iraq and Syria’s cultural heritage before ISIS occupation was not very good and (2) ISIS occupation in Iraq and Syria threatened these countries’ cultural heritage existence."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Paris : International forums of Sao Paulo and Geneva , 1956
327.709 UNE o
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Agseora Ediyen
"Tesis ini menganalisa proses pemaknaan dari memorialisasi pemerintah kota dalam mengkonstruksi citra Kota Sawahlunto yang diartikulasikan dalam Museum Goedang Ransoem dan Lubang Tambang Mbah Soero. Penelitian memfokuskan pada persilangan pemaknaan dari ingatan masyarakat, memorialisasi pemerintah kota, dan penulisan sejarah. Data diperoleh dari pendekatan etnografi di Kota Sawahlunto, Provinsi Sumatera Barat dari bulan Januari 2016 sampai dengan Februari 2017. Penelitian menggunakan konsep memori kolektif dan warisan budaya.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya kompleksitas pemaknaan memorialisasi pemerintah sebagai pemaknaan dominan. Pemerintah membentuk makna dominan melalui penamaan situs pariwisata, dan benda material museum yang ditanggapi secara beragam oleh masyarakat. Masyarakat menggunakan justifikasi kedekatan dengan keseharian dan sejarah lisan. Penulis menemukan pemaknaan dominan pemerintah kota berbeda dengan penulisan sejarah. Pemegang otoritas memiliki kuasa dalam mengkonstruksi memori kolektif menjadi pemaknaan dominan. Kompleksitas dari pemaknaan dominan memperlihatkan bahwa tidak ada wacana dominan yang mutlak. Penelitian ini menunjukkan akan selalu ada pemaknaan berbeda yang terbentuk.

This thesis analyzes the process of how the dominant meaning by the city government in constructing Sawahlunto rsquo s branding articulated in Museum Goedang Ransum and Lubang Tambang Mbah Soero. There are various meanings encoded in the museums, which are the society rsquo s memory, how the government constructs memory, and the writing of history. The data were obtained through ethnographic research in Sawahlunto, West Sumatera Province, from January 2016 to February 2017. Exploring the dynamics of the construction of the dominant meaning reflects how collective memory, representation, and cultural heritage could be further problematized in these case studies.
The results of this study indicate the complexity of how the government constructs memory as a dominant forces in the transformation of Sawahlunto. The government enforce a dominant meaning through, for example, naming of tourism sites and museum representation, which is responded differently by the society. Society uses the justification of stheir daily life and also its oral history. The dominant meaning is increasingly visible when compared to the writing of history and this reveals its position in the construction of the city 39 s branding. The government has the power to construct a particular collective memory as the dominant meaning. The complexity of the chosen studies shows that there is no absolute dominant discourse. This study shows that there will always be other different meanings."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
T49109
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>