Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 201115 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Athur Fathan
"ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dan memetakan klasifikasi susunan material geologis pada sebagian area Klaten dan Gunung Kidul, Jawa Tengah. Penentuan dan pemetaan klasifikasi susunan material geologis tersebut sangat membantu dalam proses analisa seismisitas pada area tersebut. Ada 12 (dua belas) titik yang dijadikan tempat pengambilan data yang tersebar pada area penelitian.

Penelitian ini menggunakan perangkat mikrotremor yang digunakan untuk mengambil data kecepatan gelombang geser (Vs) yang kemudian digunakan untuk menentukan kedalaman batuan dasar teknik (engineering bedrock) sehingga lebih lanjut dapat menghasilkan gambaran analisis seismisitas pada area penelitian yang ditampilkan dalam tampilan mikrozonasi.


ABSTRACT

This study aims to determine and map the classification of geological material arrangement in parts of Klaten and Gunung Kidul, Central Java. Determining and mapping the classification of the geological material arrangement is very helpful in processing the seismicity analysis in the area. There are 12 (twelve) points that used to collect data scattered in the research area.

This study used a microtremor device to extract shear wave velocity data (Vs) which is used to determine the depth of the engineering bed rock so that it can further produce an overview of seismicity analysis in the research area displayed in microzonation view.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T51796
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paskia Cindy Veronica
"Akibat tatanan tektonik Pulau Sulawesi yang terletak pada pertemuan tiga lempeng besar dunia (triple junction) serta keberadaan sesar-sesar yang masih aktif menyebabkan Kota Gorontalo berpotensi mengalami bencana kegempaan. Sebagai upaya mitigasi guna meminimalisir kerusakan pada tanah dan bangunan jika terjadi gempa bumi, dilakukan identifikasi karakteristik dinamis tanah dan analisis profil kecepatan gelombang geser di wilayah Kota Gorontalo. Penelitian ini penting untuk mengidentifikasi wilayah-wilayah yang memiliki tingkat kerentanan tinggi terhadap bahaya gempa bumi serta berguna untuk perencanaan dan pengembangan infrastruktur bangunan tahan gempa. Penelitian ini dilakukan dengan memanfaatkan data mikrotremor yang diukur di 20 titik pengukuran yang tersebar di Kota Gorontalo. Data mikrotremor kemudian diolah menggunakan metode Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR) untuk mengestimasi nilai frekuensi natural, amplifikasi tanah, dan indeks kerentanan seismik serta metode inversi eliptisitas gelombang Rayleigh untuk pemodelan kecepatan gelombang geser. Hasil analisis HVSR menunjukkan bahwa secara umum nilai frekuensi natural tanah di Kota Gorontalo lebih rendah di bagian tengah hingga utara dan semakin meningkat ke arah selatan. Sedangkan, sebaran nilai amplifikasi tanah lebih tinggi di bagian tengah hingga utara dan semakin rendah ke arah selatan. Sebanding dengan pola sebaran amplifikasi tanah, indeks kerentanan seismik lebih tinggi di bagian tengah hingga utara dan semakin rendah ke arah selatan. Inversi eliptisitas gelombang Rayleigh menghasilkan profil kecepatan gelombang geser pada lapisan tanah hingga kedalaman 30 meter. Kecepatan gelombang geser rata-rata hingga kedalaman 30 meter (Vs30) digunakan untuk menentukan kelas situs yang mengacu pada SNI 1726 – 2019. Hasil analisis nilai Vs30 menunjukkan bahwa tanah di Kota Gorontalo termasuk ke dalam kelas tanah lunak (SE), tanah sedang (SD), tanah sangat padat dan batuan lunak (SC), dan batuan (SB).

As a result of the tectonic setting of Sulawesi Island which is in the clash zone of three major plates (a triple junction) and the presence of active faults, which make Gorontalo City vulnerable to earthquakes. For mitigation purposes to minimize the damage level of soils and buildings infrastructure when the earthquake occur, identification of the dynamic properties of the soil and an analysis of shear-wave velocity structures in Gorontalo City are carried out. This is essential study to investigate areas that are vulnerable to earthquake and can be useful for planning and developing earthquake-resistant structures. This study was conducted by utilizing microtremor data collected from 20 sites, scattered in Gorontalo City. The microtremor data was then processed using the Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR) method to determine natural frequency values, soil amplification, and seismic vulnerability index as well as the Rayleigh wave ellipticity inversion method for modeling shear-wave velocity structures. Generally, the results of the HVSR analysis show that the middle to the northern part of the study area has lower natural frequency value than the southern part. In contrast, the amplification factor shows higher value in the middle to the northern part and decreases in the middle to the southern part of the study area. The seismic vulnerability index tends to be higher in the middle to the northern part and decreases in the middle to the southern part of the study area. Rayleigh wave ellipticity inversion generates the shear-wave velocity structure of the upper 30 meters soil layer. The average shear wave velocity of the upper 30 meters soil layer (Vs30) is used to classify the site class at the measurement points, referring to SNI 1726 – 2019. The Vs30 values show that the soils in Gorontalo City categorized as soil with soft clay, stiff soil, very dense soil and soft rock, and rock."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qonita Shobrina
"Kota Surabaya bagian barat berada di antara dua patahan aktif, yaitu Patahan Surabaya dan Waru. Mikrozonasi seismik dan karakterisasi lokasi gempa di wilayah sekitar patahan sangat penting untuk pembangunan kota dan mitigasi potensi bencana akibat gempa. Tujuan penelitian ini adalah mengestimasi tingkat kerentanan seismik di Kecamatan Tandes dan Sambikerep yang berada di bagian barat Kota Surabaya. Data mikrotemor diolah menggunakan metode Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR) untuk mendapatkan nilai frekuensi dasar (f0) nilai amplifikasi (A0), dan kurva H/V. Inversi kurva H/V dilakukan untuk mendapatkan profil nilai kecepatan gelombang geser (Vs) terhadap kedalaman. Indeks kerentanan seismik tanah (Kg) dihitung berdasarkan nilai amplifikasi permukaan (A0) dan frekuensi dasar (f0). Hasil penelitian menunjukan nilai frekuensi dasar (f0) di Kecamatan Tandes dan Sambikerep berkisar antara 0,5051-3,9541 Hz. Sebaran nilai faktor amplifikasi (A0) di Kecamatan Tandes dan Sambikerep berkisar antara 1,0250-4,1135. Indeks Kerentanan Seismik (Kg) di wilayah penelitian bervariasi antara 0.4602 hingga 15.3294. Kecamatan Tandes dan Sambikerep memiliki nilai Kerentanan Seismik (Kg) relatif rendah sehingga lebih aman untuk pembangunan infrastruktur daripada daerah bagian utaranya.

The western part of Surabaya city is located between Surabaya and Waru active faults. Seismic microzonation and characterization of earthquake locations around fault areas are very important for city development and potential disaster mitigation caused by earthquakes. The objective of the research is to estimate the level of seismic vulnerability in the Tandes and Sambikerep districts located in the western area of Surabaya City. The microtremor data was processed using the Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR) method to obtain fundamental frequency values (f0), amplification values (A0), and H/V curves. Inversion of H/V curves carried to obtain profiles of shear wave velocity values (Vs) versus depth. The soil seismic vulnerability index (Kg) is calculated based on the surface amplification value (A0) and fundamental frequency (f0). The research results show that the fundamental frequency (f0) value in Tandes and Sambikerep Districts ranges between 0.5051-3.9541 Hz. The amplification factor values (A0) in Tandes and Sambikerep Districts range between 1.0250-4.1135. The Seismic Vulnerability Index (Kg) of the study area varies from 0.4602 to 15.3294. Conclusion. Tandes and Sambikerep districts have relatively low Seismic Susceptibility (Kg) values. Therefore, these areas are safer for infrastructure building than the northern areas."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Adeni Eka Suci
"Salah satu wilayah di Indonesia yang berada di zona gempabumi yaitu Kota Bengkulu. Kota Bengkulu diperkirakan memiliki tingkat kerawanan gempabumi yang cukup tinggi sehingga sering mengalami gempabumi dari intensitas kecil hingga besar. Untuk meminimalkan dampak bencana, desain bangunan harus sesuai dengan kondisi tanah yang dinamis dan lokal. Penelitian ini bertujuan untuk mempertimbangkan kecepatan gelombang geser rata-rata hingga kedalaman 30 m (Vs30) di Kota Bengkulu menggunakan metode inversi HVSR. Data mikrotremor pada 15 titik dianalisis menggunakan metode HVSR. Hasil analisis HVSR kemudian dilakukan dengan inversi dengan prinsip pemodelan ke belakang untuk mendapatkan Vs30 dari setiap titik pengukuran. Hasil penelitian menunjukkan nilai Vs30 sebesar 212-437 m/s. Daerah dengan jenis tanah yang dihasilkan dari nilai Vs30 hasil inversi HVSR diketahui klasifikasi jenis tanah C mendominasi Kota Bengkulu sedangkan klasifikasi jenis tanah D tersebar di utara, selatan, dan tenggara Kota Bengkulu.

One of the areas in Indonesia that is in the earthquake zone is Bengkulu City. Bengkulu City is estimated to have a high level of earthquake vulnerability so that it often experiences earthquakes of small to large intensities. In order to minimize the impact of disasters, the building design must suit dynamic and local soil conditions. This study aims to consider the average shear wave velocity to a depth of 30 m (Vs30) in Bengkulu City using HVSR inversion. Microtremor data at 15 points were analyzed using the HVSR method. The results of the HVSR analysis were then carried out by inversion with inverse modeling principles to obtain Vs30 from each measurement point. The results showed 212-437 m/s. Areas with soil types resulting from the Vs30 value of the HVSR inversion results show that soil type classification C dominates Bengkulu City, while soil type classification D is spread in the north, south and southeast of Bengkulu City."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Azzahra Erdison
"Jawa Barat merupakan salah satu wilayah yang mengalami banyak kejadian gempa bumi serta memiliki area penduduk yang lebih padat dibanding daerah lain di Indonesia. Dampak gempa bumi pada wilayah yang padat penduduk memiliki ancaman dan resiko yang lebih besar. Untuk memetakan daerah potensi bencana tersebut, dibutuhkan metode yang efektif, murah, dan efisien sehingga mampu mempercepat analisis mitigasi bencana. Metode memanfaatkan data mikrotremor seismik pasif untuk estimasi frekuensi resonansi, terutama pada lapisan sedimenter atau lapisan tanah di atas batuan dasar. Hasil yang diperoleh adalah area dengan indeks kerentanan terhadap kejadian gempa bumi. Akuisisi data dilakukan menggunakan Broadband Seismograph Trillium PH 120 pada 18 stasiun seismograf. Studi ini menggunakan 4 parameter, yaitu: parameter frekuensi natural (f0), amplifikasi tanah (A0), periode dominan (t0), dan indeks kerentanan tanah (Kg). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai frekuensi dominan tingkat menengah yang diperoleh adalah 0,11 - 11,88 Hz dengan identifikasi oleh batuan alluvial yang terdiri dari sandy-gravel, sandy hard clay, dan loam. Amplifikasi tanah didominasi oleh nilai klasifikasi sedang sebesar 1,4-6,21. Periode dominan dengan rentang nilai 0,09-8,59 s yang diidentifikasi oleh batuan alluvial yang terdiri dari hasil sedimentasi delta, top soil, maupun lumpur. Indeks kerentanan seismik bernilai tinggi dalam rentang 0,2-118,805. Untuk kecepatan gelombang geser hingga kedalaman 30 m (Vs30)di daerah tersebut memiliki rentang nilai 218-5000 m/s yang terdiri dari 3-4 lapisan. Dengan demikian, daerah penelitian tergolong dalam jenis tanah dengan frekuensi tinggi, dimana batuan penyusunnya berupa batuan tersier yang terdiri dari soil hasil pelapukan batuan vulkanik. Apabila daerah Jawa Barat mengalami kejadian gempa besar, maka akan menyebabkan resiko kerusakan yang cukup tinggi pada wilayah yang memiliki indeks kerentanan tinggi dan lapisan tanah yang tebal.

West Java is one of the areas that experiences many earthquakes and has a denser population area than other regions in Indonesia. The impact of an earthquake on a densely populated area has a greater threat and risk. To map these potential disaster areas, an effective, inexpensive, and efficient method is needed so as to accelerate disaster mitigation analysis. The Horizontal to Vertical Spectral Ratio method utilizes passive seismic microtremor data to estimate the resonance frequency, especially in the sedimentary or soil layer above the bedrock. The results obtained are areas with an index of vulnerability to earthquakes. Data acquisition was carried out using the Broadband Seismograph Trillium PH 120 at 18 seismograph stations. This study uses 4 parameters, namely: natural frequency parameter (f0), soil amplification (A0), dominance period (T0), and soil susceptibility index (Kg). The results showed that the mid-level dominant frequency values obtained were 0.11-11.88 Hz by identification by alluvial rocks consisting of sandy gravel, sandy hard clay, and loam. Soil amplification is dominated by moderate classification values of 1.4-6.21. The dominant period with a value range of 0.09-8.59 s identified by alluvial rocks consisting of delta sedimentation, topsoil, and mud. The seismic vulnerability index has a high value in the range 0.2-118.805. Then, for shear wave velocity to a depth of 30 m (Vs30) in that area, it has a value range of 218-5000 m/s consisting of 3-4 layers. Thus, the study area can be classified as a type of soil with high frequency, where the constituent rocks are tertiary rocks consisting of soil weathering of volcanic rocks. If the West Java area experiences a large earthquake, it will cause a fairly high risk of damage to areas that have a high vulnerability index and thick soil layers."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Iqbal Tawakal
"Kondisi geologi setempat sangat mempengaruhi tingkat risiko bencana di suatu daerah. Jawa timur merupakan wilayah dengan tingkat kerentanan gempabumi cukup tinggi. Oleh karena itu Perlu ada kajian struktur bawah permukaan secara regional sebagai upaya mitigasi bencana gempabumi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui model kecepatan gelombang geser, kedalaman bedrock dan mengetahui distribusi kecepatan gelombang geser, frekuensi natural, faktor amplifikasi, dan indeks kerentanan seismik. Sinyal seismik diperoleh dari rekaman seimograf portable dan stasioner yang terpasang di wilayah Jawa Timur dan Madura. Penelitian ini menggunakan metode inversi ambient noise rasio spektrum horizontal dan vertikal (HVSR). Model kecepatan satu dimensi didapatkan dari simulasi pencarian Monte Carlo berdasarkan nilai misfit terbaik. Hasil Penelitian menunjukkan nilai Vs30 Jawa Timur berkisar 168 – 788 m/s dengan ketebalan sedimen berkisar 10 meter sampai lebih dari 200 meter. Klasifikasi jenis tanah berdasarkan SNI 1726:2012 bervariasi yaitu dari jenis tanah lunak (SE) hingga batuan keras (SA). Indeks Kerentanan seismik bervariasi dengan kisaran 0,23 sampai 64,43. Bagian Utara Jawa Timur terutama di zona kendeng memiliki tingkat risiko bencana gempabumi lebih tinggi. Daerahnya meliputi Lumajang, Malang, Pasuruan, Mojokerto, Sidoarjo, Surabaya, Gresik, Jombang, Ponorogo, Bangkalan, dan Sampangan.

The geological conditions greatly affect the level of disaster risk in an area. East Java is region with a high level of earthquake vulnerability. Therefore, there is need for regional subsurface structure studies as an earthquake disaster mitigation effort. The purpose of this study is to determine the shear wave velocity model, bedrock depth and the shear wave velocity distribution, natural frequency, amplification factor, and seismic vulnerability index. Seismic signals are obtained from portable and stationary seimograph installed in East Java and Madura. This study uses the horizontal and vertical spectrum ambient noise inversion method (HVSR). One-dimensional share wave velocity  models are obtained from Monte Carlo search simulations based on the best misfit values. The results showed that Vs30 East Java values ranged from 168-788 m/s with sediment thickness ranging from 10 meters to more than 200 meters. Classification of soil types based on SNI 1726: 012 varies from the type of soft soil (SE) to hard rock (SA). Index Seismic vulnerability varies from 0,23 to 64,44. The northern part of East Java, especially in the Kendeng zone, has a higher risk of earthquake disaster. The area includes Lumajang, Malang, Pasuruan, Mojokerto, Madiun, Sidoarjo, Surabaya, Gresik, Jombang, Ponorogo, Bangkalan, and Sampang."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T52872
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhenisa Ratna Augustin
"Bendungan Cabean merupakan salah satu proyek Kementerian PUPR. Bendungan ini merupakan tipe bendungan serbaguna dengan fungsi untuk mengairi daerah irigasi, pengendalian banjir, pembangkit listrik, pariwisata, ketahanan air, dan ketahanan pangan di Kabupaten Blora. Lokasi area rencana pembangunan bendungan di daerah Cabean, Kecamatan Todanan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Di daerah penelitian ini, telah dilakukan akuisisi data resistivitas dan data bor. Data resistivitas dan data bor digunakan sebagai data sekunder. Pada penelitian ini, penulis mengidentifikasi area dan kedalaman lapisan keras di bawah permukaan tanah dengan menggunakan metode geolistrik dan data bor untuk menentukan jenis fondasi yang dapat digunakan. Akuisisi data resistivitas dilakukan dengan membuat empat lintasan besar, yang mana masing-masing lintasan memiliki panjang 240 m. Hasil akhir dari pengolahan ini adalah persebaran nilai resistivitas batuan di bawah permukaan. Lintasan 1 – 4 memiliki sebaran nilai resistivitas yang beragam, dengan kisaran nilai di antara 2,7 Ωm hingga >579 Ωm. Nilai resistivitas di area penelitian cenderung lebih rendah dikarenakan lokasi penelitian berada di area persawahan. Area ini memiliki banyak vegetasi dan juga irigasi, sehingga banyak air yang tersebar ke dalam lapisan tanah. Selanjutnya, dilakukan korelasi antara data resistivitas dengan data bor. Melalui korelasi data resistivitas dan data bor, dapat dilakukan identifikasi lapisan tanah keras yang mengacu pada SNI 1726:2019. Litologi utama pada area penelitian ini adalah residual soil pada kedalaman 0 – 5 m yang dikategorikan sebagai lapisan tanah sedang – keras, dan perselingan batupasir-batulanau-batulempung pada kedalaman > 5 m yang dikategorikan sebagai lapisan tanah keras. Oleh karena itu, jenis fondasi tanah keras yang digunakan berdasarkan kedalamannya adalah jenis fondasi tiang pancang atau fondasi bored pile.

The Cabean Dam is one of the projects undertaken by the Ministry of Public Works and Housing (PUPR). This dam is a multifunctional type, serving purposes such as irrigation, flood control, electricity generation, tourism, water security, and food security in Blora Regency. The planned construction site of the dam is located in Cabean, Todanan Subdistrict, Blora Regency, Central Java. In this research area, resistivity data and borehole data have been acquired. Resistivity data are used as primary data, while borehole data are used as secondary data. In this study, the author identifies the area and depth of the hard layer beneath the ground surface using geoelectrical methods and borehole data to determine the type of foundation that can be utilized. The acquisition of resistivity data was conducted by creating four major traverses, each consisting of several minor traverses, and complemented by ten borehole data points. The final result of this processing is the distribution of subsurface rock resistivity values. Traverses 1 to 4 have a diverse range of resistivity values, ranging from 2.7 Ωm to >579 Ωm. The resistivity values in the research area tend to be lower because the location is in a rice field area. This area has abundant vegetation and irrigation, causing a significant amount of water to infiltrate into the soil layers. Subsequently, a correlation was made between the resistivity data and the borehole data. Through the correlation of resistivity and borehole data, the identification of the hard soil layer in accordance with SNI 1726:2019 can be conducted. The main lithology in this research area is residual soil at a depth of 0 – 5 meters, categorized as a medium-hard soil layer, and interbedded sandstone-siltstone- claystone at a depth of > 5 meters, categorized as a hard soil layer. Therefore, the type of hard soil foundation used based on its depth is either a pile foundation or a bored pile foundation."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darin Alya Khairunnisa Rizdinanti
"Berdasarkan sejarah kegempaannya, Cilacap merupakan wilayah yang pernah mengalami gempa besar (>M7.0) dan gempa dahsyat (>M8.0). Penelitian bermaksud untuk mengidentifikasi daerah rentan bencana gempa menggunakan data waveform noise. Pengolahan memanfaatkan metode Horizontal to Vertical Spectral Ratio yang menghasilkan nilai amplifikasi dan nilai frekuensi dominan suatu wilayah. Berdasarkan hasil penelitian, rentang nilai amplifikasi Kabupaten Cilacap ialah 0.24 – 6.63 dan rentang nilai frekuensi dominannya ialah 0.85 – 14.08 Hz dengan wilayah Karangkadri, Karangtalun, dan Tambakreja sebagai daerah yang sangat rawan. Berdasarkan nilai frekuensinya diestimasikan bahwa daerah penelitian ditutupi oleh litologi aluvial dengan intensitas maksimum gempa yang mungkin terjadi sekitar VIII MMI. Penelitian lebih lanjut dilakukan untuk mendapatkan nilai indeks kerentanan gempa, Peak Ground Acceleration, dan Ground Shear Strain. Nilai indeks kerentanan gempa yang didapat memiliki rentang 0.038 - 6.083 s2/cm. Nilai Peak Ground Acceleration bervariasi pada rentang 3.32835 – 3.32839 gal. Sementara nilai Ground Shear Strain daerah penelitian bervariasi dalam rentang 1.578x10-8 – 1.666x10-5. Secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa daerah yang sangat rawan pada Kabupaten Cilacap ialah wilayah Tambakreja yang memenuhi 5 dari 6 parameter kerawanan yang diuji.

Based on its seismik history, Cilacap is an area that has experienced a large earthquake (>M7.0) and a great earthquake (>M8.0). The research intends to identify earthquake-prone areas using waveform noise data. The processing is done by utilizing the Horizontal to Vertical Spectral Ratio method, producing amplification values and dominant frequency values. Based on the study results, the amplification value range of the Cilacap is 0.24 – 6.63, and the dominant frequency range is 0.85 – 14.08 Hz with Karangkadri, Karangtalun, and Tambakreja areas as the danger areas. Based on the frequency value, it is estimated that the study area is covered by aluvial lithology with a maximum intensity of earthquakes that may occur around VIII MMI. Further research was conducted to obtain the value of the earthquake susceptibility index, Peak Ground Acceleration, and Ground Shear Strain. The earthquake susceptibility index value obtained has a range of 0.038 - 6.083 s2/cm. The Peak Ground Acceleration value varies in the range of 3.32835 – 3.32839 gal. Meanwhile, the Ground Shear Strain values in the study area varied in the range of 1.578x10-8 – 1.666x10-5. Overall, it can be concluded that the earthquake-prone areas in Cilacap Regency is Tambakreja that qualified from the six parameter processing result."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Dewi Lestari
"Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, Indonesia, sebuah wilayah yang rentan akan bencana gempa bumi akibat letaknya di antara tiga lempeng tektonik. Sejarah mencatat aktivitas gempa di daerah ini, seperti pada tahun 1990 dan 2001, yang memiliki dampak signifikan terutama di Kabupaten Majalengka. Metode Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR) digunakan dengan data mikrotremor untuk mengidentifikasi potensi kerusakan. Pendekatan Nakamura (1989) membandingkan rasio kerusakan dengan indeks kerentanan seismik. Tujuan studi ini adalah menganalisis indeks kerentanan seismik Kabupaten Majalengka berdasarkan frekuensi natural (f0), amplifikasi tanah (A0), dan indeks kerentanan seismik (Kg). Penelitian menggunakan data mikrotremor yang diukur oleh BMKG pada tahun 2014 di 30 stasiun pengukuran di Kabupaten Majalengka. Indeks kerentanan seismik dihitung berdasarkan rumus yang melibatkan frekuensi natural dan amplifikasi tanah. Analisis indeks kerentanan seismik menggambarkan tingkat kerentanan tanah dan infrastruktur terhadap gempa bumi, dengan nilai indeks yang bervariasi dari 0.301811783 hingga 76.63016638. Pemetaan risiko bencana gempa bumi memperlihatkan daerah dengan tingkat kerentanan rendah hingga tinggi, membaginya menjadi tiga kategori: aman, rentan, dan sangat rentan. Daerah dengan kerentanan aman berada di bagian barat dan Selatan daerah penelitian, sedangkan yang sangat rentan berada di bagian timur daerah penelitian.

Majalengka Regency, West Java, Indonesia, is a region vulnerable to earthquake disasters due to its location between three tectonic plates. History records earthquake activities in this area, such as in 1990 and 2001, which had significant impacts, especially in Majalengka Regency. The Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR) method is employed with microtremor data to identify potential damage. Nakamura's approach (1989) compares the damage ratio with the seismic vulnerability index. The aim of this study is to analyze the seismic vulnerability index of Majalengka Regency based on natural frequency (f0), soil amplification (A0), and seismic vulnerability index (Kg). The research utilizes microtremor data measured by BMKG in 2014 at 30 measurement stations in Majalengka Regency. The seismic vulnerability index is calculated based on formulas involving natural frequency and soil amplification. The analysis of the seismic vulnerability index describes the level of vulnerability of the soil and infrastructure to earthquakes, with index values ranging from 0.301811783 to 76.63016638. The mapping of earthquake disaster risks shows areas with low to high vulnerability, categorizing them into three levels: safe, vulnerable, and highly vulnerable. Areas with safe vulnerability are located in the western and southern parts of the research area, while highly vulnerable areas are in the eastern part."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ifan Irfiandi
"Kabupaten Sidoarjo tersusun oleh batuan sedimen, klastik, epiklastik, piroklastik, dan aluvium. Alluvium adalah fitur geologis yang rentan terhadap efek gempa bumi. Untuk meminimalkan dampak bencana, desain bangunan harus sesuai dengan kondisi tanah yang dinamis dan lokal. Penelitian ini bertujuan untuk mempertimbangkan kecepatan gelombang geser rata-rata hingga kedalaman 30 m (Vs30) di Sidoarjo menggunakan inversi HVSR. Data Mikrotermor pada 40 titik dianalisis menggunakan metode HVSR. Hasil analisis HVSR kemudian dilakukan dengan inversi dengan prinsip pemodelan ke depan untuk mendapatkan Vs30 dari setiap titik pengukuran. Hasil penelitian menunjukkan 100-480 m/s. Daerah dengan Vs30 lebih rendah dan tebal dominan berada di letusan porong Lumpur Sidoarjo (LUSI) dan di candi. Ketebalan lapisan dengan Vs30 rendah semakin menipis ke arah selatan dan barat daya.

Sidoarjo district is composed by sedimentary clastic, epiclastic, pyroclastic and alluvium rocks. Alluvium is a geological feature that is susceptible to earthquake effects. In order to minimize the disaster impact, design of the building should has to the dynamic and local soil condition. This study aimed to consider shear wave velocity at the average down to 30 m depth (Vs30) in Sidoarjo using HVSR inversion. Microtermor data at 40 points were analyzed using the HVSR method. The result of HVSR analysis is then carried out by inversion with the forward modeling principle to obtain Vs30 of each measurement point. The study results show 100-480 m/s. Areas with lower Vs30 and dominant thick were in the eruption of Lumpur Sidoarjos (LUSI) porong and in candi. The thickness of the layer with low Vs30 increasingly thinning towards the south and south west."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T52901
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>