Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 175649 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Malna Widahta Musad
"ABSTRACT
Analisis kebutuhan armada angkutan umum berbasis jalan pada lingkup trayek ditinjau menggunakan permintaan tertinggi pada trayek sehingga mungkin terdapat potensi kelebihan pasokan jika perbedaan permintaan cukup drastis di tiap segmen trayek. Sehingga, penelitian ini mencoba menjawab apakah terdapat potensi kelebihan pasokan, seberapa signifikan perbedaan hasil perhitungan jumlah armada pada lingkup trayek dengan lingkup jaringan, dan implikasinya pada karakteristik operasional headway dan faktor muat. Penelitian dilakukan dengan membangun perangkat bantu analisis. Kemudian dengan perangkat tersebut jumlah armada tiap trayek dihitung dengan permintaan tertinggi tiap trayeknya, selanjutnya kapasitas statis tiap segmen dihitung dan dianalisis efisiensinya pada jaringan dengan parameter faktor muat rerata seluruh segmen. Jika faktor muat rerata berada dibawah nilai ideal dari rujukan, maka kebutuhan armada di tiap trayek akan dioptimasi dengan Metode Heuristik dan Metode Generalized Reduced Gradient (GRG). Hasil menunjukkan, perhitungan jumlah armada dengan lingkup trayek membutuhkan 2257 hingga 3578 armada dan lingkup jaringan membutuhkan 1644 hingga 2673 armada. Headway rerata perhitungan lingkup trayek adalah 3 menit dan hasil lingkup jaringan adalah 5 menit. Hasil perhitungan lingkup trayek untuk faktor muat rerata adalah sebesar 38%, lebih rendah ketimbang hasil lingkup jaringan yaitu 79%. Metode terbaik untuk optimasi jumlah armada pada lingkup jaringan adalah Metode GRG dengan titik awal iterasi adalah hasil perhitungan jumlah armada dari Metode Heuristik.  Dari penelitian ini, perangkat bantu analisis telah dikembangkan, juga dapat disimpulkan terdapat kelebihan pasokan sebesar 54% jumlah armada dengan perhitungan jumlah armada lingkup trayek dibandingkan dengan lingkup jaringan, serta karakteristik operasional headway dan faktor muat rerata lingkup jaringan lebih tinggi dibandingkan hasil perhitungan lingkup trayek.

ABSTRACT
Fleet number calculation on a route scope is using a highest demand on the route segment so that there may be excess supply potential if the demand difference is quite drastic in each of route segment. Thus, this study attempts to answer whether there is an oversupply potential, how significant the result difference between fleet calculations on the scope of the route with the network scope, and the implications on the operational characteristics of the headway and load factors. The research was conducted by building analytical tools. Then the tool calculates the number of fleets per route, then the static capacity of each segment is calculated and its efficiency on the network is analyzed with the average load factor of all segments parameter. If the average load factor is below the ideal value, then the fleet number in each route will be optimized with the Heuristic Method and Generalized Reduced Gradient (GRG) Method. The results show, the calculation of the number of fleets with the scope of the route requires 2257 to 3578 fleets and the scope of the network requires 1644 to 2673 fleet. The average headway of the route scope calculation is 3 minutes and the result of the network scope is 5 minutes. The calculation of route scope for average load factor is 38%, lower than the result of network scope that is 79%. The best method for optimizing the number of fleets on a network's scope is the GRG Method with the starting point of the iteration is the calculation results of the Heuristic Method. From this research, the analytical tool has been developed. Also from the research, it can be concluded that there is an oversupply about 54% of the fleet number calculations based on the route scope compared to the network scope, and the operational characteristics of the headway and the load factor of the network scope is higher than the route scope calculation."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Harisman
"Dalam merencanakan pengelolaan suatu sistem angkutan umum, ada beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan. Faktor-faktor itu dapat berupa pemilihan rute terbaik, pengaturan sistem pengelolaan dan kebijakan di dalam perusahaan dan pengoptimalan kepuasan user atau pengguna. Kesemua hal ini dipengaruhi oleh faktor pengaruhnya masing-masing. Diantara sekian banyak rute yang ada, perlu diperhatikan tuntutan pelayanan sepanjang rute, jalrak dan waktu tempuh, aspek pembiayaan pengoperasian rute tersebut, kebutuhan bis dan pengemudi untuk rute tersebut, serta perencanaan load factor rule tersebut. Lalu untuk pengaturan sislem perigelolaan dan kebijakan di dalam perusahaan, faktor-faktor yang menjadi bahan pertimbangan dasar adalah pada kebijakan pengemudi yang mencakup pola hubungan kerja dan kebijakannva, juga pada pengaturan armadanya itu sendiri. Untuk mengoptimalkan kepuasan pengguna jasa, peningkatan load factor adalah salah salu alternatif pemecahan. Akan tetapi peningkatan ini apakah dapal diterapkan atau tidak oleh operator, itu semua tergantung dari besar tidaknya pengaruh peningkatan ini terhadap revenue operator karena bukanlah tujuan uiituk merugi dalam usaha ini. Oleh karena itu, untuk mencari titik temu antara operator dengan pengguna, dicobalah suatu jalan dengan membuat pemodelan ini. Pada Pemodelan Penugasan Armada ini ditinjau dan dikaji sebesar apa pengaruh penugasan armada berdasarkan kebijakan yang ada beserta penjadwalan bis dari pengaturan jumlah bis yang beroperasi dalam pemuasan kedua belah pihak. Selain itu tentunya, dievaluasi tentang format terbaik dalam penugasan armada ini, agar pemilihan rute manapun dan pemilihan kebijakan pola pengelolaan manapun akan dapat menghasilkan revenue yang optimal bagi operator dan kepuasan tingkat pelayanan pada pengguna. Dalam tahapan perancangan model ini hasil pemodelan mendekati sistem yang sebenarnya, sehingga dari pemodelan ini tujuan utama penulisan berupa penggunaan pendekatan dinamika sislem dalam proses pemodelan penugasan armada angkutan umum dapat tercapai."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S35077
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Anggraeni
"Sebagai kota metropolitan, ketergantungan Jakarta akan sektor transportasi sangat besar. Transportasi publik sejak lama telah dilihat sebagai masalah perkotaan yang strategis, seperti yang terlihat mayoritas penduduk Jakarta sangat tergantung pada angkutan publik. Untuk itu. menyediakam pelayanan transportasi publik yang murah dan dapat menjadi tanggung jawab yang sangat penting bagi pemerintah DKI Jakarta.
Transportasi publik di Jakarta adalah sektor yang tergantung pada bahan bakar fosil sebagai sumber energinya. yang berarti bahwa peningkatan pada harga bahan bakar (BBM) akan menyebabkan peningkaian pada tariff angkutan Mulai 1 Maret 2005, pemerintah telah mengumumkan peningkatan harga BBM sebesar 30l-40%. dan sebagai akibatnya, pemilik transportasi publik menuntut peningkatan dalam tarif angkutan. Ini merupakan sebab mengapa pemerintah meningkatkan tariff sebesar 8-!9% yang dinyatakan dalam Keputusan Gubernur DKI Jakarta No 412 tahun 2005.
Tujuan dari studi ini adalah untuk menganalisa dampak dari kebijakan tariff angkutan publik terhadap perekonumian Jakarta, khususnya terhadap pendapatan rumah tangga. Studi ini berusaha memformulasikan kebijakan regional yang penting baigi Jakarta mengurangi dampak negatif dari kebijakan energl nasional terhadap pendapatan rumah tangga miskin. Untuk ini dibangun model regional computable general equilibrium ' (regional CGE). Model CCE dibangun berdasarkan model yang telah dikembangkan sebelumnya dengan menggunakan data yang telah di updated."
Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia, 2006
JEPI-VI-2-Jan2006-93
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yudi Fribadi
"Bagi warga Tangerang yang akan menuju Kota {Jakarta) dan Grogol telah tersedia angkutan resmi baik itu bus kota dan angkutan umum resmi iainnya. Di Tangerang terdapat 169 trayek resmi nntuk melayani pergerakan pendudnknya, mereka saling berkompetisi untuk memperebutkan penumpang. Situasi semacam itu diperparah dengan beroperasinya angkutan-angkutan liar berplat hitam yang jelas tak membayar pungutan trayek, pajak, dan kewajiban lain. Angkutan umum plat hitarn ini telah beroperasi puluhan tahun lamanya dan masih beroperasi di Jalan Daan Mogot. Sementara itu jumlah armada plat hitam yang beroperasi dari hari ke hari semakin banyak.
Berdasarkan fenomena di atas maka rumusan masalah peneiitian yang peneliti ajukan adalah: "Keberadaan angkutan umum plat hitam Jurusan Tangerang-Jakarta di Kota Tangerang, yang tetap bisa beroperasi walaupun pada rule tersebut telah ada angkutan umum resmi."
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alasan angkutan umum plat hitam ini tetap bisa beroperasi (eksis), dan mengetahui alasan konsumen memilih angkutan umum plat hitam. Dengan menggunukan rnetode pendekatan kualitatif yaitu melalui pengarnatan rerlibat, v.rawancara scrta observasi didapat kesimpuian bahwa keberadaan angkutan umum plat hitam jurusan Tangerang-Jakarta disebabkan kareoa pelayanan yang diberikan oleh angkutan ini mampu mengisi harapan sebagian penumpangnya terutama unsur kepraktisan yaitu tidak perlu berpindah-pindah modal angkutan sehingga hal ini berpengaruh terhadap biaya yang mesti dikeluarkan oleh penumpang.

The public transportation which are official such as buses and others have been available for the Tangerang citizens who want to go to KotJl (Jakarta and Grogol). There are 169 official designated routes to serve the mobility of its citizens. Each route competes with others to get the passengers. This situation is getting worse with the operation of the unofficial private license public transportativns that are obviously do not pay for the route payments. the taxes. and any other obligations. These private license public transportation have been operated for more than a decade and it still operates up to now. Although it does not have the official route permission, this public transportation still operates in Jalan Daan Mogot. Meanwhile the numbers of this public transportation got more and more each day.
Due to the phenomena above, the formula of the research problem that the researcher proposes is: "'The existence of private license public transportation Tangerang-Jakarta route in Tangerang City, which can be still operated even though there are official public transportations on that route."
This research is to find out the reason why this private license public transportation can still be operated (existed), and to fmd out the consumers' reason using this public transportation. By using the method of qualitative approach where the researcher involved on the research, interviews and observation, it has been concluded that the existence of private license public transportation is that because of its service fascinated the users especially because of it is more practice where the users do not have to change or use one public transportation to another one which can cause to the amount of money that the users should pay.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
T17586
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Sosiawan Prasetyo
"Di dalam mengoperasikan angkutan umum/bus tidak jarang operator dihadapkan kepada permasalahan tidak seimbangnya demand (permintaan perjalanan) pada titik-titik perhentian sepanjang rute yang harus dilayaninya. Di lain pihak untuk memenuhi tuntutan atas pelayanan yang baik operator dihadapkan kepada permasalahan mahalnya biaya pengadaan armada.
Dengan latar belakang tersebut, karya tulis ini mencoba mengembangkan suatu model matematis penjadwalan angkutan umum yang optimal dengan mengakomodasi kepentingan pengguna dan operator melalui pendekatan zona layanan.
Untuk mengakomodasi kepentingan pengguna, model ini memiliki fungsi objektif memaksimumkan jumlah penumpang yang terangkut bus, sedangkan kepentingan operator adalah meminimasi jumlah armada yang dicapai dengan meningkatkan utilitas setiap bus. Tujuan ini didekati dengan mencari total waktu perjalanan (total travel time) yang paling minimum di mana semakin singkat perjalanan bus maka akan semakin besar kemungkinan bus tersebut dapat ditugaskan untuk melakukan perjalanan berikutnya. Didalam sistem zona, tujuan tersebut dicapai dengan membagi rute menjadi dua zona layanan dengan menetapkan perhentian tertentu sebagai titik transfer sedemikian rupa sehingga total travel time dari seluruh bus yang dioperasikan minimal.
Solusi optimasi model menggunakan algoritma Newton sehingga didapatkan waktu keberangkatan bus dari setiap terminal (terminal A dan B). Selanjutnya dari waktu keberangkatan yang telah diperoleh, disusun rangkaian perjalanan dan ditentukan jumlah kebutuhan bus (fleet size) yang diperlukan, serta dihitung total travel time dari seluruh bus yang dioperasikan.
Contoh kasus diberikan pada akhir pembahasan dari karya tulis ini yang merupakan aplikasi dari pengembangan model ini. Berdasarkan permintaan perjalanan yang ada pada rute dua arah dengan 6 (enam) perhentian, menghasilkan perhentian 4 sebagai perhentian yang paling optimal sebagai titik transfer dengan jumlah bus yang dibutuhkan sebanyak 4 (empat) buah dan total travel time seluruh bus sebesar 148.9017."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T10746
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leli Deswindi
"Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah untuk mengatasi masalah kemacetan adalah dengan mewujudkan sarana transportasi massal monorail yang nyaman, cepat dan memiliki daya tampung tinggi. Studi kelayakan terhadap proyek ini harus dilakukan agar diperoleh tarif yang terjangkau bagi masyarakat dan investasi yang ditanamkan tidak menjadi sia-sia dan sebaliknya akan memberi manfaat besar bagi banyak pihak.
Dalam penelitian ini, dilakukan studi kelayakan finansial dan penentuan komposisi penumpang dengan berbagai skenario jumlah penumpang. Data diperoleh dari berbagai sumber seperti konsultan, suplier, dan media. Analisa kelayakan dihitung dengan metode penilaian NPV dan dilakukan perhitungan periode pengembalian investasi dengan metode Payback Period. Setelah hasil diperoleh, dilakukan analisa kepekaan dengan menurunkan jumlah penumpang sampai batas mana proyek itu dianggap masih layak dan menetapkan tarif baru sebagai bahan masukan bagi pihak pengembang.
Hasil yang bisa disimpulkan adalah perusahaan akan meraih keuntungan terbesar bila tercapai jumlah penumpang 150000/hari, tarif sebesar Rp 3500, Rp 5500 dan Rp 7500 dengan nilai NPV sebesar Rp 890.208.651.879 pada komposisi penumpang 1:1:1, periode pengembalian selam 2 tahun 9.59 bulan dan proyek masih layak dengan penurunan jumlah penumpang maksimal 42%/hari. Posisi terburuk bagi perusahaan adalah bila jumlah penumpang hanya 75000/hari, tarif Rp 3500, Rp 5500 dan Rp 7500 pads komposisi 2:2:1 dimana NPV negatif sebesar Rp (-) 184.405.450.313 dan masa pengembalian lebih dari 20 tahun.
Skenario 1 akan memberikan nilai NPV positif dengan tarif Rp 3500, 5500 dan 7500 bila jumlah penumpang meningkat menjadi 100000 orang/hari pada tahun kedua serta waktu pengembalian selama 12 tahun 1.3 bulan. Pertimbangan lain bagi perusahaan adalah pemberlakuan tarif sebesar Rp 2500 pada 2 tahun awal operasional dan meningkat sebesar Rp 1000/2 tahun dengan jumlah penumpang 75000 di tahun pertama, 100000 ditahun kedua, 125000 ditahun ketiga dan 150000 ditahun keempat sampai tahun ke dua puluh. Keuntungan yang dihasilkan sebanyak Rp 831.133.279.548 dan periode pengembalian 9 tahun 1.7 bulan.

Jakarta is a big city with high-level traffic problems caused by the number of cars running in the street. To solve this problem, the local government singed the Agreement to build a mass rapid transportation Monorail that offer a comfortable, fast and affordable ticket price. In order to be success in the operational time and give a satisfaction services to the community of Jakarta, this project needed a feasibility study in all aspect.
To support the will of the government, the feasibility studied being analyst in term of financial analysis to determine which project should be choose based on passenger number scenarios and the composition of passenger in three ticket prices level. The analysis method uses the NVP analysis and the payback period analysis.
The result concluded that scenario 4 with total number of passenger 150000 person/day will provide the highest profit (Rp 890.208.651.879) at composition number of passenger 1:1:1. This project still feasible category if the total number passenger decreased at level of max 42%/day. The worst position will be at level number of 75000 passenger/day with composition of 3:2:1. This position will give profit by increasing the total number of passengers per day by 100.000 passengers.
Alternative method can be used by the company by using price for the ticket Rp2500 for the 2-year operational time and will be increase at level Rp 1000 for the next 20-year. The total number of passengers is 75000 in 1st year, 100000 in 2nd, 125000 in 3rd year, 150000 at 4th year and continue at this level until the year of 20. The profit will be at Rp 831133.279.548.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14821
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mardiyyah Salsabiila
"Kenaikan kendaraan bermotor di DKI Jakarta serta meningkatnya pengguna angkutan online di tahun 2020 ketika pandemi masuk ke Indonesia. Hal tersebut disebabkan akibat tingkat urbanisasi yang terus meningkat dari tahun ke tahunnya. Keadaan ini dapat mengancam para komuter untuk beralih menggunakan transportasi pribadi. Pemerintah sudah melakukan upaya untuk mengatasi masalah tersebut dengan membuat rancangan transportasi umum yang terintegrasi, salah satunya pada bagian pembayaran. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan empat moda transportasi umum dengan transportasi pribadi termasuk angkutan online dengan menggunakan model optimasi untuk menentukan jarak, waktu tempuh, dan biaya paling optimal dari setiap moda transportasi untuk dibandingkan. Metode shortest path problem dengan algoritma Floyd-Warshall digunakan untuk transportasi umum sedangkan transportasi pribadi menggunakan Google Maps API. Hasil yang didapatkan dalam segi waktu tempuh transportasi pribadi yang menggunakan jalan tol menghasilkan nilai relatif lebih rendah daripada moda lainnya. Dalam segi biaya, transportasi umum menjadi alternatif terbaik dibandingkan moda transportasi lain.

The increase in motorized vehicles in DKI Jakarta and the increase online in 2020 when the pandemic entered Indonesia. This is due to the increasing level of urbanization from year to year. This situation can threaten the commuters to switch to using private transportation. The government has made efforts to overcome this problem by making an integrated public transportation design, one of which is in the payment section. This study aims to compare four modes of public transportation with private transportation including online by using an optimization model to determine the optimal distance, travel time, and cost of each mode of transportation to compare. The shortest path problem optimization with the Floyd-Warshall algorithm is used for public transportation while private transportation uses the Google Maps API. The results obtained in terms of travel time for private transportation using toll roads produce a relatively lower value than other modes. In terms of cost, public transportation is the best alternative compared to other modes of transportation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riyah Suharto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S35932
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Roem Wreksiwiro
"Angkutan umum di DKI Jakarta pada saat ini berada pada kondisi yang mengkhawatirkan, dengan biaya operasional yang cukup tinggi akibat mahalnya biaya operasional kendaraan serta fasilitas subsidi yang diberikan tidak dapat menutupi biaya operasional. Selain itu terjadi inefisiensi rute trayek yang ada akibat banyak rute yang beroperasi secara tumpang tindih, dimana kondisi yang demikian memungkinkan terjadinya penumpukan kendaraan pada titik-titik pelayanan. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu dipertimbangkan penggunaan sistem tarif yang dapat memberikan suatu solusi yang terbaik tanpa harus mengalahkan kepentingan produsen maupun konsumen.
Maksud dan tujuan studi ini untuk mengkaji mengenai kemungkinan diberlakukannya suatu sistem tarif berdasarkan zona pelayanan. Serta menghitung tarif angkutan umum bus besar untuk tipe pelayanan regular berdasarkan sistem zona pelayanan serta menerapkan konsep penzonaan tersebut terhadap pola trayek eksisting dengan memperhatikan efisiensi trayek terhadap zona-zona yang telah ditentukan.
Dari hasil simulasi dan analisis diperoleh hasil bahwa penentuan tarif dengan menggunakan coverage area 60 menit didapat besarnya tarif jauh dekat per zona per penumpang Rp. 700,-, sedangkan untuk coverage area 90 menit tarif jauh dekat per zona per penumpangnya adalah sebesar Rp. 1.050,-. Jika mengacu pada faktor muatan rata-rata eksisting untuk bus regular di DKI Jakarta sebesar 122 % ,diperoleh besarnya tarif jauh dekat per zona per penumpang untuk penentuan zona dengan coverage area selama 60 menit adalah Rp. 575,- sedangkan untuk coverage area-nya sebesar 90 menit tarif jauh dekat yang diperoleh adalah sebesar Rp. 875,-."
2001
T9945
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuditha
"Kota Jakarta sebagai Ibukota Negara mengalami pertumbuhan penduduk yang cukup pesat. Dengan lahan kota Jakarta yang semakin terbatas, beberapa daerah yang berada di sekitar Jakarta mulai mengalami perkembangan. Beberapa pilihan moda transportasi dapat digunakan untuk melakukan perjalanan Ke Jakarta. Antara lain dengan menggunakan sepeda motor dan angkutan umum.
Tujuan dari studi ini adalah mengetahui fungsi utilitas pemilihan moda antara sepeda motor dan angkutan umum masyarakat Bekasi Barat serta mencari probabilitas pemilihan moda yang digunakan berdasarkan fungsi utilitasnya. Metode yang digunakan dalam pengambilan data adalah survey rumah tangga. Survey tersebut dilakukan di lima kelurahan yang tersebar di wilayah Bekasi Barat. Sedangkan untuk pengolahan data digunakan metode regresi linear berganda dan binomial logit selisih.
Fungsi utilitas yang dihasilkan adalah fungsi utilitas pemilihan moda angkutan umum, fungsi utilitas pemilihan moda sepeda motor bagi yang tidak memiliki mobil pribadi dan yang memiliki mobil pribadi. Dengan nilai R square 0.808, fungsi utilitas pemilihan moda angkutan umum memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan kedua fungsi yang lain. Sedangkan untuk kedua fungsi tersebut menghasilkan nilai R square sebesar 0.55.
Hasil dari studi ini menyatakan bahwa pemilihan moda angkutan umum dipengaruhi oleh jenis kelamin, ketersediaan sepeda motor, kemampuan mengemudi, alasan lain, lokasi tujuan jauh, kepemilikan SIM C, biaya perjalanan, dan sumber biaya perjalanan. Pemilihan moda sepeda motor bagi yang tidak memiliki mobil pribadi dipengaruhi oleh jenis kelamin, pendapatan, jumlah anggota keluarga, rasio jumlah sepeda motor dengan jumlah anggota keluarga, biaya perjalanan, sumber biaya perjalanan, alasan waktu, alasan biaya dan alasan lainnya. Sedangkan pemilihan moda sepeda motor bagi yang memiliki mobil pribadi dipengaruhi oleh bebas jenis kelamin, rasio jumlah sepeda motor dengan jumlah anggota keluarga, tujuan perjalanan, biaya perjalanan, sumber biaya perjalanan, alasan waktu, alasan biaya dan alasan lainnya. Hasil studi ini menyatakan bahwa masyarakat Bekasi Barat lebih memilih moda sepeda motor dengan kemungkinan terpilihnya moda tersebut sebesar 0,55.

Jakarta as the capital city of Indonesia has a rapid growth population increasing. Because of the limited area of Jakarta, people move to the surrounding city, in this case is Bekasi. Several choices of transportation can be use for trips to Jakarta and vice versa. They are private vehicle, especially motorcycle, and public transportation.
The purpose of the research is to know utility function of mode choice between motorcycle and public transportation of West Bekasi residents, and also to find the probability of mode choice which use based on utility function. The method used in collecting data is home interview. The survey done in five different sub districts in west Bekasi. Mean while, multi regression linear and binomial logit difference are used for data processing.
Utility function resulted are utility function of public transportation mode choice, utility function of motor cycle mode choice for those who don't have private car, utility function of motor cycle mode choice for those who have private car.
The results of the research shows that the mode choice of public transportation is influenced by gender, motorcycle availability, driving skills, other factors, the distance, motorcycle driving license ownership, travel cost and travel cost sources. The mode choice of motorcycle for those who don't have private car is influenced by gender, income, family members number, the ration between motorcycle and family members number, travel cost and travel cost sources, time factor, cost factor, other factor. The mode choice of motorcycle for those who have private car is influenced by gender, place to go, the ratio between motorcycle and family members number, travel cost, travel cost sources, time factor, cost factor, other factor. The result of the studi shows that the resident of West Bekasi prefer using motorcycle with the probability choice of 0.55."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S35766
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>