Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 161519 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dewi Ghina Nisrina Aulia
"ABSTRAK
Latar Belakang: Lansia mengalami proses penuaan yang melibatkan perubahan pola penyakit, salah satunya penyakit gigi mulut. Masalah utama yang dimiliki lansia adalah kehilangan gigi yang membutuhkan perawatan prostodonsia. Kebutuhan perawatan mendahului perencanaan perawatan prostodonsia. Kebutuhan sendiri dibagi menjadi kebutuhan objektif dan kebutuhan subjektif atau kebutuhan yang dirasakan pasien itu sendiri. Terdapat beberapa hal yang mempengaruhi kebutuhan seseorang, salah satunya adalah tingkat pengetahuan seseorang akan kesehatan gigi dan mulut. Tujuan: Menganalisis hubungan tingkat pengetahuan kesehatan gigi mulut dengan kebutuhan perawatan prostodonsia secara objektif dan subjektif pada lansia, menganalisis pengaruh faktor sosiodemografi (jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan status ekonomi) terhadap tingkat pengetahuan kesehatan gigi mulut dan kebutuhan perawatan prostodonsia. Metode: Penelitian ini dilakukan dengan desain cross sectional pada 100 pasien Puskesmas Kecamatan Kramat Jati berusia 60 tahun ke atas. Dilakukan pencatatan diri subjek, wawancara pengisian kuesioner tingkat pengetahuan kesehatan gigi mulut pada lansia, kebutuhan subjektif (need) gigi tiruan, dan pemeriksaan klinis intraoral (kebutuhan objektif). Hasil penelitian: Tingkat pengetahuan kesehatan gigi mulut memiliki perbedaan bermakna (p < 0,05) dengan kebutuhan objektif gigi tiruan pada rahang atas dan kebutuhan subjektif (need) gigi tiruan, tetapi tidak terdapat perbedaan bermakna tingkat pengetahuan kesehatan gigi mulut dengan kebutuhan objektif gigi tiruan pada rahang bawah. Terdapat perbedaan bermakna jenis kelamin dan tingkat pendidikan dengan kebutuhan subjektif (need) gigi tiruan, tetapi tidak ada perbedaan bermakna antara status ekonomi dengan kebutuhan subjektif (need) gigi tiruan. Tidak terdapat perbedaan bermakna antara faktor sosiodemografi dengan tingkat pengetahuan kesehatan gigi mulut dan kebutuhan objektif pada kedua rahang. Kesimpulan: Terdapat pengaruh tingkat pengetahuan kesehatan gigi mulut pada lansia dengan kebutuhan objektif gigi tiruan pada rahang atas dan kebutuhan subjektif (need) gigi tiruan.

ABSTRACT
Background: The elderly undergoes aging process that involves changes in the profile of disease, one of them is oral disease. The main problem experienced by the elderly is loss of teeth that needs prosthodontic treatment. Treatment need precedes the treatment plan of prosthodontic treatment. Treatment need is divided into two, that is objective and subjective need or perceived need. There are few things influencing one's need, one of them to be oral health knowledge. Objectives: To analyze the relationship between oral health knowledge towards prosthodontic treatment need in elderly both objectively and subjectively, to analyze sociodemographic factors (gender, educational level, and economic status) towards oral health knowledge and prosthodontic treatment need. Methods: Cross-sectional study was conducted on 100 patients of Puskesmas Kramat Jati aged 60 years and over. Subjects data and oral examination were obtained, and interview for oral health knowledge and subjective prosthodontic need were conducted. Results: There was significant difference (p < 0,05) between oral health knowledge towards objective prosthodontic treatment need on the upper jaw and subjective prosthodontic treatment need, but there was difference between oral health knowledge towards towards objective prosthodontic treatment need on the lower jaw. There was significant difference gender and educational level towards subjective prosthodontic treatment need, but there was no significant difference between economic status towards subjective prosthodontic treatment need. There was no significant difference between sociodemographic factors towards oral health knowledge and objective prosthodontic treatment need on both jaws. Conclusion: This study shows a relationship between oral health knowledge and objective prosthodontic treatment need on the upper jaw and subjective prosthodontic treatment need."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risa Febriani
"Latar belakang: Masalah kesehatan gigi dan mulut seperti karies gigi dan penyakit periodontal merupakan penyebab terbesar kehilangan gigi pada pasien lanjut usia (lansia). Kehilangan gigi pada lansia dapat menyebabkan kesulitan untuk mengunyah dan menggigit makanan sehingga fungsi mastikasi terganggu dan mengakibatkan pemilihan makanan tertentu.
Tujuan: Menganalisis hubungan antara kehilangan gigi dan faktor sosiodemografi (usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan status ekonomi) dengan kemampuan mastikasi pada lansia secara subjektif, serta menganalisis hubungan antara kehilangan gigi pada lansia dengan jumlah pemilihan jenis makanan, cara pengolahan makanan dan potongan/ukuran bahan makanan.
Metode: Penelitian ini dilakukan dengan desain cross sectional pada 100 pasien Puskesmas Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur yang berusia 60 tahun ke atas. Dilakukan pemeriksaan kondisi kehilangan gigi berdasarkan indeks Eichner, serta wawancara kuesioner kemampuan mastikasi (Hanin) dan kuesioner pemilihan jenis makanan (Oey Kam Nio).
Hasil Penelitian: Kehilangan gigi memiliki hubungan bermakna dengan kemampuan mastikasi pada lansia (p=0.001), jumlah pemilihan jenis makanan, cara pengolahan makanan (mentah dan goreng), dan potongan/ukuran bahan makanan (sedang). Usia, tingkat pendidikan dan status ekonomi memiliki hubungan bermakna dengan kemampuan mastikasi.
Kesimpulan: Terdapat hubungan antara kehilangan gigi, usia, tingkat pendidikan, dan status ekonomi dengan kemampuan mastikasi pada lansia.

Dental and oral health problems such as dental caries and periodontal disease which are the biggest causes of tooth loss in elderly. Tooth loss in elderly can cause difficulty in chewing and biting food so disruption of mastication function and selection of certain food.
Objectives: o analyze relationship between tooth loss and sociodemographic factors (age, sex, education level and economic status) with subjective masticatory ability in elderly, analyze relationship between tooth loss in elderly and number of food choice, food processing method and food material size.
Methods: Cross sectional study was conducted on 100 patients of Kramat Jati Sub-district Health Center, East Jakarta aged 60 years and over. Examination of tooth loss condition based on Eichner index and interview masticatory ability questionnaire (Hanin) and selection of food types questionnaire (Oey Kam Nio).
Results: Tooth loss has a significant relationship with masticatory ability in elderly (p=0.001), number of food choice, food processing method (raw and fried), and size of food (medium). Age, education level and economic status have a significant relationship with masticatory ability.
Conclusion: There is a relationship between tooth loss, age, sex, education level and economic status with masticatory ability in elderly.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anindita Prima Dewi Putri
"Latar Belakang: Perubahan kondisi rongga mulut akibat penuaan dapat menyebabkan penurunan fungsi mastikasi pada lansia. Penurunan kemampuan mastikasi dapat menyebabkan kesulitan menggigit, mengunyah, dan menelan makanan sehingga memengaruhi pemilihan jenis makanan. Hal ini diyakini dapat memengaruhi kecukupan asupan nutrisi sehingga pada akhirnya dapat juga berpengaruh terhadap kelainan status nutrisi.
Tujuan: Menganalisis hubungan kemampuan mastikasi dengan status nutrisi lansia yang dievaluasi menggunakan Mini Nutritional Assessment Short-Form (MNA-SF) dan hubungan keduanya berdasarkan kehilangan gigi (indeks Eichner), pemakaian gigi tiruan, dan faktor sosiodemografi (jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan status ekonomi).
Metode: Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode potong lintang pada 100 pasien berusia ≥ 60 tahun di Puskesmas Kramat Jati, Jakarta Timur. Pada subjek dilakukan pengambilan data diri, pemeriksaan rongga mulut, pengukuran tinggi dan berat badan, serta wawancara untuk mengisi kuesioner Alat Ukur Kemampuan Mastikasi dan MNA-SF.
Hasil: Uji Kruskal Wallis menunjukkan kemampuan mastikasi memiliki hubungan yang bermakna dengan status nutrisi (p = 0,009). Hubungan yang bermakna juga terdapat antara kedua variabel tersebut yaitu berdasarkan jenis kelamin perempuan (p = 0,040) dan pada kelompok yang tidak memakai gigi tiruan (p = 0,014).
Kesimpulan: Terdapat hubungan kemampuan mastikasi dengan status nutrisi lansia.

Background: Changes in the condition of the oral cavity due to aging can cause a decrease in the function of mastication in the elderly. Decreased ability of mastication can cause difficulty biting, chewing, and swallowing food, which affects the choice of food. This is believed to affect the adequacy of nutrient intake so that in the end it can also affect abnormalities in nutritional status.
Objective: To analyze the relationship between mastication ability and nutritional status of the elderly evaluated using the Mini Nutritional Assessment Short-Form (MNA-SF) and their relationship based on tooth loss (Eichner index), denture use, and sociodemographic factors (sex, education level, and economic status).
Methods: This study was conducted using a cross-sectional method for 100 patients aged ≥ 60 years at the Kramat Jati Health Center, East Jakarta. Subjects were collected for self data, oral cavity examination, height and weight measurements, and interviews to fill in the Mastery Ability Measurement and MNA-SF questionnaire.
Results: The Kruskal Wallis test showed the ability of mastication to have a significant relationship with nutritional status (p = 0.009). A significant relationship also exists between the two variables based on the female sex (p = 0.040) and in the group that does not use dentures (p = 0.014).
Conclusion: There is a relationship between the ability of mastication with the nutritional status of the elderly.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wafa
"Praktek Kerja Profesi di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati Jakarta Timur dilaksanakan pada Bulan Oktober 2016. Kegiatan Praktek Kerja Profesi ini bertujuan agar calon Apoteker mampu memahami peranan, tugas dan tanggung jawab Apoteker dalam praktek pelayanan kefarmasian di Puskesmas sesuai dengan ketentuan perundangan dan etika farmasi yang berlaku dan dalam bidang kesehatan masyarakat, memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap dan prilaku profesionalisme serta wawasan dan pengalaman nyata untuk melakukan praktik profesi dan pekerjaan kefarmasian di Puskesmas, melihat dan mempelajari strategi dan pengembangan praktik kerja profesi Apoteker di Puskesmas, memiliki gambaran nyata tentang permasalahan praktik dan pekerjan kefarmasian di Puskesmas, serta mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan tenaga kesehatan lain yang bertugas di Puskesmas. Tugas khusus yang diberikan berjudul Rekapitulasi Data Penggunaan Obat Rasional POR Januari-September 2016 di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati Jakarta Timur Periode Oktober 2016.

Profession Internship at Puskesmas Kecamatan Kramat Jati was held on October 2016. This internship aims so that student can understand the role, duties and responsibilities of the Pharmacist, gaining the skills and experiences on managerial activities and clinical pharmacy services, looking and learning the strategies and the development of the Pharmacist profession, obtaining an overview in the face of problems on pharmaceutical practices, as well as being able to interact with other health care personnel at Puskesmas. The specific assignment was given by title The Recapitulation of Rationality Medicine Using January September 2016 at Puskesmas Kecamatan Kramat Jati East Jakarta on October 2016."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Pardede, Monica J.
"Dalam RPJMN 2009 - 2014 tertuang bahwa dalam rangka mempercepat pengendalian fertilitas adalah melalui penggunaan kontrasepsi yang lebih diarahkan kepada MKJP. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan kontrasepsi IUD sebagai salah satu MKJP dengan menggunakan desain potong lintang. Populasinya adalah semua akseptor KB aktif baik IUD dan Non IUD di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kramat Jati Jakarta Timur dari bulan Januari - April 2015. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara random sistematik. Data diolah secara univariat dan bivariat dengan uji Chi-Square dan tingkat kemaknaan makna α = 0,05.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi responden yang menggunakan IUD adalah sebesar 42.1% dan Non IUD 57.9%. Hasil analisis data bivariat menunjukkan variabel yang secara statistik berhubungan dengan pemilihan kontrasepsi IUD adalah usia, jumlah anak masih hidup, pengetahuan, dukungan suami,kelengkapan alat kontrasepsi dan ketersediaan petugas KB/Bidan, sedangkan yang tidak berhubungan adalah pendidikan dan sikap. Penelitian ini menyarankan untuk mengoptimalkan penyampaian informasi kepada PUS melalui penyuluhan dan merubah persepsi masyarakat tentang anggapan negatif IUD.

In RPJMN 2009 - 2014 stated that in order to accelerate the fertility control is through the use of contraception is more geared to the LTM. This study aims to determine the factors that influence the selection of IUD as one of the long term contaceptive method using cross sectional design. The population is all active in both IUD acceptors and Non IUD in Puskesmas Subdistrict Kramat Jati, East Jakarta than in January-April 2015. Sampling was done by means of systematic random. Data processed using univariate and bivariate with the Chi-Square test and the level significance of meaning α = 0.05.
The results showed that the proportion of respondents who use the IUD is at 42.1% and 57.9% Non IUD. Bivariate data analysis results showed statistically significant variables associated with the election of IUD's age, number of children are still alive, the knowledge, the support of her husband, completeness availability of contraceptives and birth attendant / midwife, while unrelated are knowledge and attitude. This study suggests to optimize the delivery of information to the couples of childbearing age through counseling and change the public perception of the negative perception IUD.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S59094
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sakinah
"Pelayanan farmasi klinik yang dilakukan di Puskesmas salah satunya adalah evaluasi penggunaan obat. Penggunaan obat yang tidak rasional dapat menyebabkan resistensi antibiotik, masalah terapi obat, dan peningkatan biaya obat. Tujuan dari tugas khusus ini adalah untuk mengevaluasi penggunaan obat rasional di Puskesmas Kelurahan Cililitan berdasarkan indikator peresepan untuk tiga diagnosis penyakit (ISPA non pneumonia, diare non spesifik, myalgia) serta rerata item per lembar resep pada periode Agustus – Oktober 2022. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengambil satu data peresepan setiap hari untuk tiap diagnosis penyakit dan dihitung persentase penggunaan antibiotik pada ISPA non pneumonia dan diare non spesifik, persentase penggunaan injeksi pada myalgia, serta rerata jumlah item obat yang diresepkan. Hasil menunjukkan bahwa persentase penggunaan antibiotik pada ISPA non pneumonia adalah 15% (Agustus) dan 10% (September dan Oktober). Persentase penggunaan antibiotik pada diare non spesifik adalah 10% (Agustus – Oktober). Persentase penggunaan injeksi pada myalgia adalah 0% (Agustus – Oktober). Rerata jumlah item obat adalah 3,18 item (Agustus), 3,02 item (September), dan 2,85 item (Oktober). Kesimpulannya adalah persentase penggunaan antibiotik pada ISPA non pneumonia dan penggunaan injeksi pada myalgia tidak melebihi batas toleransi yang ditetapkan (20% dan 1%). Sedangkan persentase penggunaan antibiotik pada diare non spesifik dan rerata jumlah item obat melebihi batas toleransi yang ditetapkan (8% dan 2,6 item).

One of the clinical pharmacy services carried out at public health center is the evaluation of drug use. Irrational use of drugs can lead to antibiotic resistance, drug therapy problems, and increased drug costs. The purpose of this special assignment was to evaluate rational drug use at the Cililitan Public Health Center based on prescribing indicators for three disease diagnoses (non-pneumonic URTI, non-specific diarrhea, myalgia) and the average item per prescription in the period August – October 2022. Data collection was carried out using the method of taking one prescription per day for each disease diagnosis and calculating the percentage of antibiotic use in non-pneumonic URTI and non-specific diarrhea, the percentage of injection use in myalgia, and the average of drug items prescribed. The results showed that the percentage of antibiotic used in non- pneumonic URTI is 15% (August) and 10% (September and October). The percentage of the used of antibiotics in non-specific diarrhea is 10% (August - October). The percentage of injections used in myalgia is 0% (August – October). The mean number of drug items was 3.18 items (August), 3.02 items (September), and 2.85 items (October). The conclusions are that the percentage of antibiotic use in non-pneumonic URTI and injection use in myalgia does not exceed the established tolerance limit (20% and 1%). While the percentage of antibiotic use in non-specific diarrhea and the average of drug items exceeded the established tolerance limit (8% and 2,6 items)."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Sulastri
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan pengetahuan dengan sikap orang tua terkait pendidikan seksual. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan 105 sampel yang diambil dengan metode proportional stratified random sampling. Hasil penelitian menunjukkan proporsi sikap mendukung orang tua terkait pendidikan seksual adalah 51,4%. Hasil uji Chi square menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan sikap orang tua terkait pendidikan seksual (p=0,000). Pengetahuan yang baik dapat memengaruhi orang tua untuk bersikap mendukung terhadap pendidikan seksual sehingga penting bagi orang tua meningkatkan pengetahuannya.

ABSTRACT
This study aimed to identify the correlation between parents?s knowledge and attitude towards sexual education. This study used cross sectional design involving 105 samples selected by proportional stratified random sampling. The result showed that the proportion of parents who supported sexual education was 51,4%. The result of Chi square analysis showed that there was a significant correlation between parents knowledge and attitude towards sexual education in parents (p=0,000). Appropriate knowledge about sexual education may influence parents?s attitude toward sexual education, therefore it is important for the parents to increase their knowledge."
2016
S63391
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisah Rahmah
"Stunting merupakan masalah kesehatan yang perlu diawasi. Stunting berkontribusi terhadap 15%-17% kematian di seluruh dunia. Dampak stunting adalah kurang berprestasi di sekolah, kurang produktif saat dewasa, menurunkan penghasilan seusia hidup sebanyak 20% dan akan terus berada di bawah garis kemiskinan. Maka melalui Posyandu, tumbuh kembang anak harus dipantau secara rutin setiap bulan untuk mencegah stunting. Namun karena pandemi covid-19, Posyandu ditutup untuk menghindari kerumunan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan pengetahuan kader Posyandu dengan aktivitas pemantauan tumbuh kembang anak selama masa pandemi di kelurahan tengah, kecamatan kramat jati, Jakarta timur. Desain studi cross-sectional dari data primer dengan jumlah sampel 115 orang kader Posyandu di kelurahan tengah. Penelitian kami menunjukkan 57,6% kader Posyandu menjalankan pemantauan tumbuh kembang anak. Hasil uji bivariate menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan kader (nilai p= 0,234) dengan aktivitas pemantauan tumbuh kembang anak selama masa pandemi di kelurahan tengah, namun kader dengan pengetahuan baik memiliki kecenderungan memantau tumbuh kembang 1,8 kali lebih tinggi dibandingkan pengetahuan kurang baik. Pihak Puskesmas disarankan mengadakan seminar pemantapan pengetahuan khususnya mengenai prosedur peayanan kesehatan balita pada masa tanggap daruat, menyediakan sarana/prasarana, dan meningkatkan kerjasama dengan kader Posyandu.

Stunting is a health problem that needs to be monitored. Stunting contributes to 15%-17% of deaths worldwide. The impact of stunting is underachieving in school, being less productive as an adult, reducing life-long income by 20% and continuing to be under poverty line. So through Posyandu, children’s growth and development must be monitored regularly every month to prevent stunting. However, due to the covid-19 pandemic, Posyandu was closed. The purpose of this study was to determine the relationship between knowledge of Psyandu cadres and monitoring activities of children’s growth and development during the pandemic period in the Tengah village, district of Kramat Jati, East Jakarta. Design of this study was cross sectional from primary data with sample size of 115 respondent of Posyandu cadres. This research shows that 57,6% of Posyandu cadres carry out monitoring of children’s growth and development. The results of bivariate test showed that there was no significant relationship between knowledge of cadres (p-value = 0,234) and monitoring activities of children’s growth and development during the pandemic period in Tengah Village, but cadres with good knowledger had tendency to monitor growth and development 1,8 times higher than those cadres with less knowledge. It is recommended to Pokja IV Tengah Village to hold seminars on strengthening knowledge, especially regarding health care procedures for child during the emergency response of covid-19, providing facilities and for Puskesmas to increasing cooperation with Posyandu cadres."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadhira Dewi Hanana Irsan
"ABSTRACT
Latar belakang: Proses penuaan pada lanjut usia (lansia) menyebabkan perubahan pada fisiologi tubuh serta penurunan respon pertahanan tubuh. Kehilangan gigi diakibatkan adanya proses penuaan dan berbagai penyakit mulut. Seiring bertambahnya usia, kehilangan gigi juga akan semakin banyak. Kehilangan gigi terutama pada bagian posterior menyebabkan berkurangnya zona dukungan gigi posterior. Berkurangnya zona dukungan oklusal dapat memengaruhi kesatuan unit sistem mastikasi dan menimbulkan emporomandibular disorders. Menganalisis hubungan antara banyaknya zona dukungan oklusal dengan TMD dan hubungan keduanya terhadap faktor sosiodemografi (jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan tingkat ekonomi) pada lansia. Metode: Studi analitik observasional dengan desain penelitian cross-sectional. Sampel berjumlah 100 dan diambil menggunakan teknik consecutive sampling pada pasien usia 60 tahun ke atas dengan gigi geligi lengkap atau kehilangan gigi tanpa digantikan gigi tiruan. Penelitian dilakukan di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati dan RSKGM FKG UI. Subjek dilakukan screening untuk pengambilan data jumlah zona dukungan oklusal berdasarkan indeks Eichner dan diwawancara menggunakan kuesioner Temporomandibular Disorder-Diagnostic Index (TMD-DI) untuk mengukur adanya TMD. Data dianalisis menggunakan uji Chi-Square. Hasil Penelitian: terdapat perbedaan bermakna (p=0.473) antara banyaknya zona dukungan oklusal dengan TMD pada lansia. Tetapi, terdapat peningkatan subjek yang mengalami TMD seiring semakin berkurangnya zona dukungan oklusal. Hasil uji analisis:banyaknya zona dukungan oklusal dengan faktor sosiodemografi (jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan tingkat ekonomi) tidak menghasilkan perbedaan yang signifikan (p>0.05), begitu juga antara TMD dengan jenis kelamin dan tingkat pendidikan. Namun, terdapat perbedaan bermakna antara TMD dengan tingkat ekonomi. Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara banyaknya zona dukungan oklusal dengan temporomandibular disorders (TMD) pada lansia. Background: The elderly undergoes an aging process that causes physiological changes and decreased of the bodys defense system. Loss of teeth can be caused by the aging process and various of untreated oral diseases. Tooth loss increased as people age. Missing teeth, especially in the posterior area will reduce the number of occlusal support zones (OSZ). It can affect the unit of the masticatory system and cause temporomandibular disorders (TMD). Objectives: The aim of this study was to analyze the relationship between occlusal support zones and TMD and their relationship to sociodemographic factors (gender, education level, economic level) in the elderly. Methods: Observational analytic study with cross-sectional design. The number of samples included was 100. They were taken at Puskesmas Kecamatan Kramat Jati and RSKGM FKG UI using a consecutive sampling technique among the elderly aged over 60 with complete dentition or loss of teeth without being replaced by dentures. Subjects were screened to collect the data of occlusal support zones based on the Eichner index and interviewed using Temporomandibular Disorder-DiagnosticIndex (TMD-DI) questionnaire to evaluate the TMD. Then, all data were analyzed using Chi-Square test. Results: There was no significant difference (p = 0.473) between occlusal support zones and TMD in the elderly. However, there is an increase in subjects experiencing TMD as the occlusal support zones decreased. The results of the analysis test between occlusal support zones and sociodemographic factors (gender, education level, economic level) did not produce a significant difference (p > 0.05), as well as TMD with gender and education level. But there is a significant difference between TMD and economic level. Conclusion: There is no significant relationship between occlusal support zones and TMD in the elderly."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Rosita
"ABSTRAK
Praktek Kerja Profesi Apoteker di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Timur dan Puskesmas Kecamatan Kramat Jati bertujuan untuk memahami peranan serta tugas pokok dan fungsi apoteker di Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur mampu memahami peranan tugas dan tanggung jawab Apoteker dalam praktek kefarmasian serta mengamati pelaksanaan kegiatan farmasi klinis yang telah dan belum dilakukan di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati Peran apoteker di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Timur adalah sebagai pengelola Sub Seksi Farmasi Makanan dan Minuman Apoteker di Puskemas Kecamatan Kramat Jati bertugas dan bertanggung jawab melakukan pelayanan kefarmasian berupa pengelolaan sediaan farmasi dan pelayanan farmasi klinik sesuai Peraturan Menteri Kesehatan No 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas Kegiatan Farmasi Klinis yang telah dilakukan di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati adalah Pengkajian resep penyerahan obat dan pemberian informasi obat Pelayanan Informasi Obat hanya dilakukan jika ada permintaan pasien Sedangkan kegiatan yang belum dilakukan antara lain konseling ronde Monitoring Efek Samping Obat MESO Pemantauan Terapi Obat dan Evaluasi Penggunaan Obat Dikarenakan Puskesmas Kramat Jati merupakan puskesmas pelayanan rawat jalan maka kegiatan ronde tidak dilakukan Tugas khusus yang diberikan bertujuan untuk menganalisis laporan serta mengkaji perencanaan obat dan perbekalan farmasi di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati Berdasarkan pengamatan sebaiknya perlu ditingkatkan jumlah SDM terutama apoteker dan asisten apoteker di Puskesmas Kegiatan pelayanan farmasi klinik juga harus bisa dijalankan semua agar apoteker dapat memiliki peran penting di masyarakat ABSTRACT Profession Internship at Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Timur and Puskesmas Kecamatan Kramat Jati aims to comprehend the role the main task and the function of pharmacist at Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur able to comprehend their role task and responsibility in pharmaceutical care and keep track of clinical pharmacy rsquo s activity that has and hasn rsquo t yet been held at Puskesmas Kecamatan Kramat Jati The role of pharmacist at Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Timur is to become a Sub Section of Pharmacy Food and Drink rsquo s manager Pharmacist at Puskemas Kecamatan Kramat Jati is on duty of and responsible to do the pharmaceutical care that consists of pharmaceutical dosage form rsquo s management and the service of clinical pharmacy that equals to Peraturan Menteri Kesehatan No 30 Tahun 2014 about Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas Clinical pharmacy rsquo s activity that has been held at Puskesmas Kecamatan Kramat Jati are prescription rsquo s screening delivery of medicine and drug information rsquo s service The drug information rsquo s service were only given if there was a request from patient Besides the activity that has not been done yet are counseling ward round Adverse Drug Reaction ADR rsquo s Monitoring Therapeutic Drug Monitoring and drug use evaluation Puskesmas Kramat Jati is an outpatient rsquo s primary health care so that ward round patient are never been held forever Special task that was given aims to analyze the report and screen the drug rsquo s planning and inventory of pharmacy at Puskesmas Kecamatan Kramat Jati Based on the observation the amount of human resource should be developed especially for pharmacist and assistant pharmacist in primary health care Clinical pharmacy rsquo s activity should be all held in order to pharmacist have the important role in public "
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>