Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1502 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abingdon: Routledge, an imprint of the Taylor &​ Francis Group, 2018
305.805 MAN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Vasil, Ray
Wellington: Victoria University Press, 1988
305.899 4 VAS b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"TULISAN UTAMA
Kedatangan kaum imigran ke negara-negara Eropa termasuk Inggris dan berbagai
persoalan yang mengiringinya menjadi isu yang terus muncul dari masa ke masa.
Tulisan yang mengangkat tema multikulturalisme dan identitas etnik ini diawali
dengan pendapat penulis tentang pemikiran T.H. Marshall tentang persoalan
integrasi etnis minoritas di negara kesejahteraan (welfare state). Perubahan kultur sosial
dan budaya negara asal, hubungan dengan budaya dan struktur sosial di wilayah
tempat pertama kali berdiam dan di negara lain dalam migrasi berikutnya membuat
komunitas menjadi sebuah entitas yang dinamis. Penjelasan mengenai perkembangan
hubungan antaretnik dan kebijakan tentang integrasi akan memperlihatkan
bagaimana pemerintah dan parlemen di Inggris menangani persoalan integrasi kaum
imigran ini. Serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat turut mempengaruhi
perubahan kebijakan tentang imigran. Persoalan imigrasi dan mullikuturalisme yang
sangat kompleks menjadikannya isu yang penting dalam perpolitikan di Inggris.
"
Jurnal Kajian Wilayah Eropa Vol. 3 No. 3 2007: 52-67, 2007
JKWE-3-3-2007-52
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Auckland: New Zealand Asia Institute, 2000
327.9 NEW
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Verkuyten, Maykel
New York: Psychology Press Taylor & Francis Group, 2005
305.6 VER s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Thomas W
"In Ethnic Identity and Minority Protection: From Designation to Brutalization, Thomas W. Simon examines a new framework for considering ethnic conflicts. In contrast to the more traditional theories of justice, Simon?s theory of injustice shifts focus away from group identity toward group harms, effectively making many problems, such as how to define minorities in international law, dramatically more manageable"
Machine generated contents note: Preface -- Part I : Stories of Designation -- Chapter One : Balkan Tales -- Part II : A Theory of Injustice -- Chapter Two : Injustice Trumps Justice -- Part III : Group Types -- Chapter Three : The Problems of Race -- Chapter Four : Ethnicity, An Outsider?s View -- Chapter Five : Minorities Defined -- Chapter Six : Citizenship as a Weapon -- Part Four : Institutions and Solutions -- Chapter Seven : The Judiciary versus the Legislature -- Chapter Eight : The United Nations on Minorities -- Chapter Nine : Remedial Secession -- Part Five : Case Studies -- Chapter Ten : Malays in Malaysia, South Africa, and the Philippines -- Part Six : Stories of Brutalization -- Chapter Eleven : Hate Debates -- Bibliography -- Index -- About the Author."
New York: Lexington Books, 2012
323.11 SIM e (1);323.11 SIM e (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Wellington: CP BOOKS, 1989
307.89 CUL
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Oxford: Butterworth, 2001
658.562 QUA
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Suratri
"

Orang Tengger menarik untuk diteliti karena mereka berbeda dengan masyarakat lain yang hidup di wilayah Provinsi Jawa Timur. Orang Tengger adalah mereka yang sangat patuh menjalankan upacara-upacara adat dan sangat menjunjung tinggi kejujuran. Masalah penelitian dalam disertasi ini adalah orang keturunan Madura lebih memilih identitas utamanya sebagai orang Tengger. Pengumpulan data menggunakan metode pengamatan terlibat dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa ethnic boundary atau batas sosial orang Tengger adalah memiliki atribut-atribut seperti sarung, bahasa Tengger, masyarakat petani, dan patuh melaksanakan upacara adat. Orang Tengger adalah mereka yang tinggal di wilayah Tengger, pekerja keras, egaliter, cinta damai dan selalu berbuat baik, patuh pada pemimpin dan patuh menjalankan aturan adat, menjaga ikatan kekeluargaan dan dekat dengan dunia roh. Mereka yang keturunan Madura pada akhirnya melakukan proses ‘menjadi Tengger’ untuk mendapatkan berbagai akses karena hanya orang Tengger yang memiliki legitimasi untuk mendapatkan akses tersebut. Akses-akses yang didapatkan adalah akses identitas sosial, akses pasar, akses modal, akses pengetahuan, akses melalui negosiasi dari relasi sosial lain, akses kehidupan yang lebih baik dan juga termasuk akses otoritas bagi orang Tengger asli. Upaya kuat orang Tengger untuk mempertahankan batas sosial atau ethnic boundary menghasilkan konstruksi sosial yang menggambarkan wilayah Tengger sebagai wilayah sakral yang hanya orang-orang tertentu yang dapat hidup di dalamnya dan merupakan tempat yang aman dan tentram, yang pada akhirnya memberikan orang Tengger otonomi penuh untuk mengelola wilayahnya dengan intervensi minimal dari pihak luar


Tengger people are interesting to study because they are different from other communities living in the East Java Province. Tengger people are those who are very obedient in carrying out traditional ceremonies and highly uphold honesty. The research problem in  this dissertation is those who are of Madurese descent prefer their main identity as Tengger people. The data collection used the observation method involved and in-depth interviews. The results of the study concluded that the "ethnic boundary" of Tengger people are to have attributes such as sarong, Tengger language, farming community, and obediently carrying out traditional ceremonies. Tengger people are those who live in the Tengger region, are hard-working, egalitarian, peace-loving and always do good, obey the leader and obey the customary rules, maintain family ties and are close to the spirit world. Those who are of Madurese descent eventually carry out the process of 'becoming Tengger' to get various accesses because only Tengger people have the legitimacy to obtain such access. Accesses obtained are access to social identity, market access, access to capital, access to knowledge, access through negotiations from other social relations, access to a better life and also include access to authority for original Tengger people. The Tengger's strong efforts to maintain 'ethnic boundary' resulted in a social construction that depicted the Tengger region as a sacred area that only certain people could live in and is a safe and peaceful place, which then ultimately give Tengger people full autonomy to manage their territory with minimal intervention from outside parties.

 

"
2019
D2640
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wai-Yip, Ho
London: Routledge, 2013
305.6 WAI i (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>