Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 214191 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Liazul Kholifah
"ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan pada perawat di RS X Jakarta Timur yang memiliki aktivitas berisiko mengalami stres kerja dan kelelahan kerja. Tujuan dilakukan penelitian ini untuk mengetahui gambaran kelelahan kerja dan stres dengan melihat faktor risiko fisik, psikososial dan lingkungan. Penelitian dilakukan pada 87 responden dengan menggunakan desain penelitian cross-sectional dengan melakukan observasi, pengisian kuisioner, melakukan pengujian aktivasi enzim amylase dalam saliva dengan alat Cocorometer (Nipro Cocoro), pengukuran waktu reaksi dengan aplikasi smartphone Sleep 2 Peak (S2P) dan pencahayaan dengan Luxmeter. Faktor karakteristik individu (usia, jenis kelamin, status gizi, status pernikahan, dan masa kerja), faktor risiko fisik (punggung statis, punggung dinamis, bahu/lengan, pergelangan tangan dan leher), faktor psikososial (beban kerja, shift kerja, perkembangan karir, dukungan sosial, peran di organisasi, dan kepuasan kerja) dan lingkungan kerja (pencahayaan) menjadi faktor independen penelitian terhadap stres dan kelelahan kerja. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Quick Exposures Checklist untuk menilai faktor risiko fisik, NIOSH Generic Job Stress untuk menilai faktor risiko psikososial dan stres kerja. Kelelahan kerja diukur dengan menggunakan kuesioner Sweedish Occupational Fatigue Inventory (SOFI). Hasil penelitian responden berjenis kelamin perempuan (70,1%), sudah menikah (83,9%), dengan usia 36 tahun dan masa kerja selama 134 bulan (11 tahun). Menggunakan uji Chi-Square terdapat hubungan yang bermakna antara status pernikahan dengan kelelahan Pvalue <0,05 (OR=4,20), masa kerja dengan terjadinya kelelahan Pvalue<0,05 (OR=3,26), faktor risiko fisik (punggung bergerak) dengan terjadinya stres kerja dengan Pvalue <0,05 (OR=4,37), faktor risiko fisik (bahu/lengan) dengan terjadinya stres kerja dengan Pvalue <0,05 (OR=2,90), beban kerja dengan terjadinya kelelahan kerja dengan Pvalue <0,05 (OR=3,85) dan terdapat hubungan yang bermakna antara kepuasan kerja dengan terjadinya kelelahan dengan Pvalue (OR=0,24)



ABSTRACT
The object of this study is nurses in RS X East Jakarta who are at risk having work related stress and fatigue due to their task. The purpose of this study is to identify the physical factors, psychosocial factors and environment factor of work related stress and fatigue. Population of the study is 149 people, and the sample is 87 responded. The design used in this study is cross-sectional design by conducting the observation, sharing questionnaires and do the test of Salivary Amylase Activation (SAA) with Cocorometer (Nipro Cocoro), the test of time reacting with Sleep 2 Peak application on a mobile phone and environment factor (lighting) with Luxmeter. The tools used in this study are Quick Exposure Checklist to assess physical factors, NIOSH Generic Job Stress to assess psychosocial factors and Salivary Amylase Activation teststo assess work related stress and fatigue among nurses. Fatigue subjective measurement uses tools from Swedish Occupational Fatigue Inventory (SOFI). Physic factors (back static, back movement, shoulder/arm, wrist/hand and neck), psychosocial factors (job demand, shift work, career development, social support, role in the organization, and job satisfaction) and environment factor (lighting) are the independent variables of work related stress and fatigue which are the dependent variable in this study. The result of this study is female (70,1%), married (83,9%), average age 36 years old and working period for 134 months (11 years). The result of this study shows that risk factor (married) has a correlation with fatigue Pvalue 0,05 (OR=4, 20), years of service has correlation with fatigue Pvalue0, 05 (OR=3, 26). Physic factors (back movement) have correlation with stress Pvalue 0,05 (OR=4, 37), Physic factors (shoulder/arm) has a correlation with stress Pvalue 0,05 (OR=2, 90), job demand has correlation with fatigue Pvalue 0,05 (OR=3, 85) psychosocial factors (job satisfaction) have correlation with fatigue Pvalue (OR=0, 24).

 

"
2018
T50895
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisah Suci Yanti
"Penelitian ini dilakukan pada petugas pemadam kebakaran yang memiliki aktivitas berisiko mengalami stres kerja dan kelelahan kerja. Tujuan dilakukan penelitian ini untuk mengetahui gambaran kelelahan kerja dan stres dengan melihat faktor risiko fisik dan psikososial. Penelitian dilakukan pada 80 orang petugas pemadam kebakaran dan tenaga administrasi dengan menggunakan desain penelitian cross-sectional dengan melakukan observasi, pengisian kuisioner, melakukan pengujian aktivasi enzim amylase dalam saliva dengan alat Cocorometer (Nipro Cocoro), pengukuran waktu reaksi dengan aplikasi smartphone Sleep 2 Peak (S2P), dan pengukuran tanda vital tubuh seperti suhu tubuh, denyut nadi dan tekanan darah Faktor risiko fisik (force, postur janggal dan manual handling), faktor risiko psikososial (usaha, penghargaan, over committment, stres terhadap peran, beban emosional, dukungan sosial dan non pekerjaan) dan faktor organisasi kerja (shift kerja dan status pekerja) menjadi faktor independen penelitian terhadap stres dan kelelahan kerja. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Quick Exposures Checklist untuk menilai faktor fisik, kuesioner Effort Reward Imbalance, COPSOQ, NIOSH Generic Job Stress dan NIOSH Quality of Work Life (QWL) untuk menilai faktor risiko psikososial dan stres kerja. Kelelahan kerja diukur dengan menggunakan kuesioner Sweedish Occupational Fatigue Inventory (SOFI) dan Fatigue Assessment Scale (FAS). Hasil penelitian terdapat hubungan yang signifikan antara faktor risiko pada leher memiliki pengaruh terhadap kelelahan (CI 95% 1,75 sampai 16,16; OR 5,32), faktor psikosoial yaitu beban emosional (CI 95% 1,04 sampai 5,78; OR 1,56), stres terhadap peran (CI 95% 1,23 sampai 4,76; OR 1,52) dan dukungan sosial dari keluarga (CI 95% 1,27 sampai 5,43; OR 2,51) terhadap stres serta faktor organisasi pekerjaan terdiri dari jenis pekerjaan (CI 95% 0,05 sampai 0,55; OR 0,16), sistem shift (CI 95% 0,06 sampai 0,54; OR 0,18) dan status pekerja memiliki hubungan terhadap stres yang dialami oleh petugas pemadam kebakaran.

The object of this study is firefighters in fire and rescue department who are at risk having work related stress and fatigue due to their task. The purpose of this study is to identify the physical and psychosocial factors of work related stress and fatigue on firefighters. The design used in this study is cross-sectional design by conducting the observation, sharing questionnaires and do the test of Salivary Amylase Activation (SAA) with Cocorometer (Nipro Cocoro), test of time reaction with Sleep 2 Peak application on mobile phone and test of vital sign such temperature, heart rate and blood pressure to 80 workers at Fire and Rescue Department. The tools used in this study are Quick Exposure Checklist to assess physical factors, the combination of psychosocial questionnaire are Effort Reward Imbalance, COPSOQ, NIOSH Generic Job Stress dan NIOSH Quality of Work Life (QWL) to assess psychosocial factors and Salivary Amylase Activation testing to assess work uhrelated stress and fatigue among fire fighters. Fatigue subjective measurement use tools form Sweedish Occupational Fatigue Inventory (SOFI) and Fatigue Assessment Scale (FAS). Physic factors (force, awkward posture and manual handling), psychosocial factors (effort, reward, overcommittment, rolestress, emotional demand, social support and non work related factors) and organisational factors are the independent variables of work related stress and fatigue which are the dependent variable in this study. The result of this study shows that risk factor (neck) has correlation with fatigue (CI 95% 1,75-16,16; OR 5,32), psychosocial factors such emotional demand (CI 95% 1,04-5,78; OR 1,56), rolestress (CI 95% 1,23-4,76; OR 1,52) and family social support (CI 95% 1,27-5,43; OR 2,51) influence stress, organisational factors such type of work (CI 95% 0,05-0,55; OR 0,16), shift work (CI 95% 0,06-0,54; OR 0,18) and status of workers have correlations with stress."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Ulfha Aulia
"ABSTRAK
Kelelahan merupakan hal yang sering terjadi di berbagai industri, termasuk industri transportasi dalam hal ini khususnya pada masinis KRL. Aktivitas yang dilakukan oleh masinis KRL memiliki potensi menimbulkan terjadinya kelelahan kerja dikarenakan karakteristik pekerjaan dari masinis yang berisiko terpapar oleh faktor fisik postur janggal, psikososial usaha, peghargaan, overcommitment, pekerjaan monoton, dukungan social dari rekan kerja, atsan dan keluarga, stres kerja dan shift , dan faktor individu umur, indeks massa tubuh, status merokok. Penelitian ini dilakukan pada masinis KRL UPT Crew Depok PT. KCI. Desain penelitian yang dilakukan pada penelitian ini bersifat kuantitatif observasional dangan pendekatan cross sectional. Penelitian sebelumnya terkait kejadian kelelahan kerja meneliti faktor risiko psikososial sedangkan masih sedikit penelitian yang meneliti faktor risiko fisik. Selain itu penelitian terkait kelelahan kerja pada umumnya menggunakan instrumen kuesioner sedangkan dalam penelitian ini selain menggunakan instrumen kuesioner juga melakukan pengukuran secara objektif melalui pengukran Salivary Alpha Amilase SAA menggunakan cocorometer sebagai salah satu indikator untuk mengukur tingkat stres dan menggunakan aplikasi sleep-2-peak untuk mengukur kelelahan kerja. Hal tersebut yang mendasari peneliti untuk melakukan penelitian terkait gambaran kelelahan kerja serta mengalisis hubungan faktor fisik, psikososial, dan faktor individu terhadap kelelahan kerja pada masinis KRL PT. KCI tahun 2018.

ABSTRACT
Fatigue is a common occurrence in many industries, including the transportation industry in this case particularly in electric train drivers. Activities performed by commuter train drivers have the potential to cause fatigue due to job characteristics of train drivers are at risk of exposure to physical factor awkward posture , psychosocial factors effort, reward, overcommitment, monotonous work, social support from co workers, supervisor and family, work related stress and shift, and individual factors age, body mass index, smoking status . This research was carried out on the train drivers of UPT Crew Depok PT. KCI. The design of this research is quantitative observational with crossectional approach. Previous studies have linked the incidence of work related fatigue to psychosocial risk factors while only few studies have examined physical risk factors. In addition, the study related to work fatigue in general used questionnaire instrument while in this study in addition to using the questionnaire instrument also made an objective measurement through Salivary Alpha Amylase SAA using cocorometer as one of the indicators to measure stress levels and using sleep 2 peak applications to measure work related fatigue. This is the background to conduct research related to the overview of work related fatigue as well as to analyze the relationship of physical factors, psychosocial, and individual factors to work related fatigue in train drivers of PT. KCI 2018."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aji Utomo Putro
"Angka kematian akibat lift di dunia pada 1999-2009 sebesar 263 orang yang disebabkan 57% terjatuh, 18% terjepit, 17% tertimpa benda, dan 9% penyebab lainnya. Salah satu upaya pencegahan kecelakaan dengan menganalisis faktor psikososial yang mengakibatkan stres kerja dan perilaku berisiko yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan faktor psikososial terhadap stres kerja dan perilaku berisiko karyawan di PT. X. Metode penelitian yaitu deskriptif kuantitatif, desain studi cross-sectional, dengan sampel 200 orang. Faktor psikososial yang berhubungan yaitu beban kerja dan kecepatan kerja, pengendalian, fungsi organisasi, hubungan interpersonal, peran organisasi, pengembangan karir, hubungan antara pekerjaan dan rumah, tuntutan psikologis, partisipasi atau pengawasan, perundungan dan kekerasan. Terdapat hubungan antara stres kerja dan perilaku berisiko. Perilaku yang sering muncul ketika karyawan mengalami stres kerja yaitu terburu-buru saat bekerja. Keluhan stres kerja paling tinggi terkait keluhan fisiologis yaitu konsumsi obat penghilang sakit kepala; keluhan perilaku yaitu menyela dan memotong kalimat orang lain; keluhan emosional yaitu enggan pergi kerja. PT X sebaiknya melakukan risk assesment lebih komprehensif, memperjelas pengembangan karir, dan perhitungan ulang terkait beban kerja, efektifitas dan efisiensi agar tidak berdampak buruk terhadap work-life balance karyawan.

The death rate due to elevators in the world at 1999-2009 was 263 people, caused by 57% falling, 18% being pinched, 17% falling by objects, and 9% other causes. One of the efforts to prevent accidents was to analyze psychosocial factors that caused work stress and at-risk behavior that can lead to work accidents. The purpose of this study was to determine the relationship of psychosocial factors to work stress and at-risk behavior of employees at PT. X which is engaged in the elevator and escalator sector. This research method was descriptive quantitative, cross-sectional study, with a sample of 200 people. Psychosocial factors related to workload and work speed, job control, organizational function, interpersonal relationships, organizational roles, career development, home-work interface, psychological demands, participation or supervision, bullying and violence. There is a relationship between work stress and at-risk behavior. Behaviors that often arise when employees experience work stress are rushing at work decisions. The highest work stress complaints were related to physiological complaints, namely the consumption of headache relievers; behavioral complaints, namely interrupting and cutting other people's sentences; emotional complaints, namely refusal to go to work; Cognitive complaints are difficulty thinking clearly and concentrating. PT X should conduct a more comprehensive risk assessment, clarify career development, and recalculate the workload, effectiveness and efficiency to prevent negative impact on employees' work-life balance."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jhon Martua Malau
"Kelelahan pengemudi truk menjadi faktor risiko penting di sebagian besar kecelakaan lalu lintas. Statistik menunjukkan kelelahan pengemudi truk menyumbang sekitar 10-15% dari kecelakaan lalu lintas jalan. Kemungkinan terjadinya kecelakaan lalu lintas pada pengemudi truk yang kelelahan delapan kali lebih tinggi daripada pengemudi truk yang cukup istirahat. Menurut Badan Pusat Statistik (2019), dari tahun 2015- 2019, jumlah kecelakaan lalu lintas di Indonesia mengalami kenaikan rata-rata 4,87 persen per tahun. Korlantas POLRI mencatat jumlah kecelakaan sepanjang 2019 sebanyak 116.411. Jumlah tersebut naik 6,59 persen dibandingkan pada tahun 2018 dengan 109.215 kejadian. Kecelakaan mobil barang menempati posisi ketiga dengan jumlah kecelakaan 5,02 persen atau sekitar 5,822 kejadian. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat fatigue serta faktor-faktor yang berhubungan dengan keluhan fatigue pada pengemudi truk. Penelitian ini dilaksanakan pada Juli – Oktober 2021 di PT.X sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang transportasi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Sampel penelitian ini adalah 64 pengemudi truk. Data dianalisis dengan uji statistik chi square. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa 89% responden mengalami fatigue sedang dan 11% responden mengalami fatigue tinggi. Dari penelitian ini diketahui ada hubungan antara kualitas tidur, durasi kerja dan beban lingkungan kerja dengan keluhan fatigue pada pengemudi truk (p<0,05). Sedangkan faktor individu berupa usia dan kebiasaan merokok, kuantitas tidur, serta faktor beban mental berupa beban kerja, jadwal kerja diketahui tidak memiliki hubungan dengan keluhan fatigue pada pengemudi truk (p>0,05).

Fatigue is a significant factor regarding safety issues such as transportation incident. Statistics show truck driver fatigue accounts for about 10 to 15% of serious road traffic accidents. The likelihood of a traffic accident occurring in an exhausted truck driver is eight times higher than for a well rested truck driver. According to the Badan Pusat Statistik (2019), During the 2015-2019 period, the number of traffic accidents in Indonesia increased by an average of 4.87 percent per year. Korlantas POLRI recorded the number of accidents throughout 2019 as many as 116,411. The number is up 6.59 percent compared to 2018 with 109,215 events. Accidents on truck cars occupy the third position based on the type of vehicle with the number of accidents 5.02 percent or about 5,822 incidents. Therefore, this study aims to describe the level of fatigue and the factors associated with complaints of fatigue on truck drivers. This research was conducted in July – October 2021 at PT. X as a company engaged in the transportation sector. This research is a quantitative research with a cross sectional study design. The sample in this study were 64 truck drivers. The data were then analyzed by chi square statistical test. The results of the study showed that 89% of respondents experienced moderate fatigue and 11% of respondents experienced high fatigue. From this research, it is also known that there is a relationship between sleep quality, duration of work and work environment load with complaints of fatigue in machinists (p <0.05). While individual factors in the form of age and smoking habits, sleep quantity and mental burden factors in the form of workload, work schedules are known to have no relationship with fatigue complaints among drivers (p>0.05)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldi Dwi Putra
"Manufaktur merupakan salah satu sector industri yang memiliki risiko gangguan otot rangka. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor risiko dari gejala gangguan otot rangka. Penelitian dilakukan pada bulan Maret-April 2018 dengan melibatkan 51 orang operator pada area mixing rubber dan 40 orang pekerja kantor di PT X yang merupakan perusahaan manufaktur komponen kendaraan bermotor. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional dengan instrument pengambilan data berupa kuesioner QEC dan kombinasi kuesioner psikososial. Variabel independent pada penelitian ini yaitu karakteristik individu pekerja usia, jenis kelamin, IMT, status merokok dan lama kerja , faktor fisik di tempat kerja force, postur janggal, gerakan berulang, dan coupling dan faktor psikososial tuntutan kerja, kendali terhadap pekerjaan, dukungan social, skill discretion, kepuasan kerja, dan stress kerja.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara IMT dengan gejala pada punggung atas, lama kerja dengan gejala pada pergelangan tangan, faktor risiko fifik yang tinggi dengan gejala pada leher, skill discretion dengan gejala pada pergelangan tangan, stress kerja dengan gejala pada bahu dan punggung bawah. Oleh karena itu perlu diadakan pengendalian lebih lanjut mengenai masalah ergonomic pada PT X.

Manufacture is one of the industry that has the risk of musculoskeletal disorders. The aim of this research is to analysize the risk factors from the symptoms of disorders of musculoskeletal. This research conducted on March until April 2018 by involving 51 workers on Mixing area and 40 workers on Office Area of X Corporation which is a manufacturing company who made the component of the motor vehicle. This research used Cross Sectional method by using QEC questionnaire and combination of psychosocial questionnaire as the instrument for data collection. The independent variable of this research are the characteristic of workers age, gender, body mass index, smokimg status, and working time, physical factors on the work place force, awkward postures, repetitive motion, and coupling and psychosocial factors job demands, control of the job, social support, skill discretion, job satisfaction, and work stress .
The result of this research shows there is a significant correlation of body mass index with a symptoms on the top of the back, working time and skill direstion with a symptoms of the wrist, high risk of physical factor with a symptom of the neck, and work stress with a symptom of shoulders and the low part of the back. Therefore it needs to be a further control about ergonomic factor at X Corporation.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muthiah
"PT. X merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pariwisata dan properti. Karyawan dituntut untuk terus meningkatkan kualitas layanan sesuai dengan ekspektasi konsumen dan organisasi sehingga tidak terlepas dari stres kerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor bahaya psikososial yang berhubungan dengan stres kerja menggunakan desain studi cross sectional pada 107 responden.
Hasil penelitian menunjukkan 49,5% responden mengalami stres tinggi. Faktor-faktor yang berhubungan secara signifikan dengan stres kerja pada karyawan adalah perkembangan karir, kepuasan kerja, hubungan interpersonal, desain kerja, beban kerja. tidak ada hubungan yang signifikan antara kontrol pekerjaan dan jadwal kerja dengan stres kerja.

PT. X is a company of tourism and property industry. The employees are required to continuously improve the quality of services in accordance the expectation of customers and organization that cause stress of work. This study aims to analyze the association between psychosocial hazards and work related stress using a cross sectional study on 107 respondents.
The result showed 49.5% of respondents experiencing high stress. Psychosocial factors significantly associated with work-related stress on employees are career development, job satisfaction, interpersonal relationship, task design and workload. There was no significantly associated job control, and work schedule with work-related stress.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55467
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firda Olivia Ramadani
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor bahaya psikososial yang mempengaruhi tingkat stres kerja pada guru sekolah dasar. Penelitian ini menilai bahaya psikososial faktor yang diteliti yang terdiri dari beban kerja, jadwal kerja, peran dalam organisasi, budaya dan fungsi organisasi, pengambilan keputusan lintang-kontrol, hubungan interpersonal, antarmuka pekerjaan rumah, lingkungan dan peralatan kerja, dan perilaku ofensif. Ini penelitian menggunakan desain cross-sectional. Kuesioner dan wawancara tidak terstruktur adalah digunakan untuk mengumpulkan data. Jumlah sampel dalam penelitian ini 120 guru di sekolah dasar, terdiri dari dua kelompok, 60 guru di Sekolah Dasar Umum dan 60 guru di Sekolah Dasar Swasta. Data dilakukan dengan analisis bivariat dengan menggunakan uji Chi-Square Perangkat lunak SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beban kerja, jadwal kerja, peran dalam organisasi, budaya dan fungsi organisasi, hubungan interpersonal, antarmuka pekerjaan rumah, lingkungan dan peralatan memiliki hubungan yang signifikan untuk bekerja tingkat stres. Proporsi tertinggi stres kerja pada guru sekolah dasar mengalami stres ringan mencapai 79,2%, sedangkan stres sedang hanya 20,8%.

This study aims to determine the psychosocial hazard factors that effect the level of work stress in primary school teachers. This research assessed psychosocial hazard factors studied that consists of workload, work schedule, role in the organization, culture and function of the organization, decision latitude-control, interpersonal relationships, homework interface, environment and work equipment, and offensive behavior. This research using cross-sectional design. Questionnaires and unstructured interviews were used to collect data. Numbers of samples in these study 120 teachers in primary school, consisting of two groups, 60 teachers in Public Primary School and 60 teachers in Private Primary School. Data performed by bivariate analysis with Chi-Square test using SPSS software. The results showed that workloads, work schedules, roles in the organization, culture and organizational functions, interpersonal relationships, homework interfaces, environment and equipment presence of a significant association to work stress level. The highest proportion of work stress in primary school teachers experienced mild stress reaching 79.2%, while moderate stress was only 20.8%."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khansa Fahrinka Ufaira
"Pekerja kasir berisiko untuk mengalami gangguan otot rangka. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor risiko dari gejala gangguan otot rangka pada kasir. Desain penelitian ini adalah cross-sectional. Pengambilan data dilakukan dengan QEC, kombinasi kuesioner psikososial, NMQ, meteran, dan lux meter. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi gejala gangguan otot rangka tertinggi pada bahu dan terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan gejala pada bahu OR: 3.575 dan pergelangan kaki OR: 2.784 , kepuasan kerja dengan gejala pada punggung bawah OR: 3.059 , tuntutan kerja dengan gejala pada punggung bawah OR: 7.650 . Salah satu saran berdasarkan penelitian ini adalah melakukan pengaturan kembali workstation kasir.

Cashiers are at risk to develop musculoskeletal disorders. The purpose of this research is to identify risk factors of musculoskeletal symptoms. The design of this research is cross sectional. Data was collected with QEC, combination of psychosocial questionnaire, NMQ, meter tools, and lux meter. Results showed that the highest musculoskeletal symptoms prevalence was found in shoulder and there are significant association between gender and shoulder OR 3.575 ankle OR 2.784 symptoms, job satisfaction and low back symptoms OR 3.059 , effort and low back symptoms OR 7.650 . Based on results, it is recommended to adjust workstation based on anthropometry data. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S69693
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shinta Gusrinarti
"Penelitian ini membahas faktor bahaya psikososial yang berhubungan dengan stres kerja pada guru SMA Negeri di Jakarta Barat. Faktor bahaya psikososial yang diteliti adalah beban kerja, konflik peran, ambiguitas peran, hubungan interpersonal, dan lingkungan fisik.
Jenis penelitian ini adalah semikuantitatif dengan desain studi cross-sectional yang bertujuan untuk meneliti faktor bahaya psikososial yang berhubungan dengan stres kerja pada guru SMA Negeri di Jakarta Barat. Teknik pengumpulan data yaitu menggunakan kuesioner dan wawancara.
Hasil penelitian dari 97 responden guru SMAN didapatkan sebanyak 32% mengalami stres kerja ringan, 35% stres kerja sedang, dan 33% stres kerja berat. Bahaya psikososial yang memiliki hubungan bermakna dengan stres kerja adalah faktor hubungan interpersonal dan lingkungan fisik.

This research discussed psychosocial hazard factors that related to work stress among public high school teachers in West Jakarta. This research assessed psychosocial hazard factors that consists of workload, role conflict, role ambiguity, interpersonal relationship, and physical environment.
This is a semiquantitative research with cross-sectional study design which aimed to identify the psychosocial hazard factors that related to work stress level among public high school teachers di West Jakarta. Questionnaire and interview were used to collect data.
The result of 97 respondents from five public high school showed that 32% teachers experienced mild work stress, 35% teachers experienced moderate work stress while 33% teachers experienced severe work stress. Psychosocial hazard factors that having significant relationship to work stress are interpersonal relationship and physical environment.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S54009
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>