Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 66253 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indera Arifianto
"ABSTRACT
Trafo tenaga harus dioperasikan dalam batasan kemampuannya untuk mempertahankan umur I operasinya. Sementara dalam beberapa fakta, terdapat banyak hal yang menyebabkan trafo tenaga tidak dapat dioperasikan pada kondisi ideal. PT. PLN (Persero) sebagai utilitas tenaga listrik harus dapat mengoptimasi operasional trafo tenaga dengan tanpa mengurangi umur operasinya. Tulisan ini memperkenalkan beberapa parameter yang dapat dipertimbangkan sebagai strategi dalam menjaga umur insulasi trafo tenaga dalam hal operasional meliputi didalamnya adalah pembebanan trafo tenaga, yang dikategorikan berdasarkan desain dan kondisi operasional. Beberapa parameter yang diambil berdasarkan desain adalah suhu ambient dan kondisi lokasi ketinggian. Sedangkan beberapa parameter yang diambil berdasarkan kondisi operasional adalah suhu operasi steady state dan kondisi operasional yang dapat mempengaruhi percepatan umur insulasi. Dalam tulisan ini, 32 trafo tenaga yang berlokasi di Unit Pemeliharaan Bogor dianalisa dan rekomendasi diberikan sebagai batas pembebanan trafo tenaga. Pada sisi lain, formula ini dapat pula dipertimbangkan sebagai perhitungan umur trafo pada saat trafo dioperasikan melebihi batas ratingnya. "
Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan PT. PLN, 2017
621 JEK 1:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Rahadian Fikri
"Untuk menjaga kelancaran kegiatan produksi industri diperlukan sistem proteksi yang memenuhi persyaratan keandalan, selektifitas, sensitifitas dan kecepatan. Semua persyaratan ini bergantung kepada pengaturan peralatan proteksi. Pada skripsi ini penulis menguji kehandalan sistem serta pengaturan rele proteksi pada panel MVMDB C2 Plant PT. Asahimas menggunakan program ETAP dan MELSHORT. Dari hasil simulasi, didapatkan hasil tegangan jatuh terbesar pada LV C2-6 yaitu 95,29%. Analisa hubung singkat pada Trafo TR-4 dengan hasil sebesar 63,3 kA. Lalu ketika disimulasikan gangguan hubung singkat tiga fasa sebesar 0,754 kA, rele arus lebih outgoing C2F4 bekerja selektif dengan waktu trip sebesar 443 ms.

To maintain the running of industrial production, protection system that meets the requirements of reliability, selectivity, sensitivity and speed is needed. All of these depend on the settings of the protective equipment. In this thesis, the authors test the reliability and the protection relay settings on the MVMDB of C2 Plant PT. Asahimas using the ETAP and MELSHORT. From simulation, voltage drop was found with the largest on LV C2-6 with 95.29%. Short circuit analysis on Transformer TR-4 with 63,3 kA. When 0.754 kA short circuit three phase fault occurs, C2F4 overcurrent relay works selectively with 443 ms trip time."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pasaribu, Manerep
2009
D1539
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus R. Utomo
"ABSTRAK
Kelayakan suatu produk teknologi semata-mata tidaklah hanya ditinjau secara teknis saja, melainkan perlu ditinjau secara ekonomis pula. Sehingga penerapan atau pengoperasiannya memberikan manfaat setinggi-tinginya. Demikian juga dengan PLTGK Downdraft. Secara teknis PLTGK Downdraft layak dioperasikan. Karena kapasitasnya yang kecil dan bahan bakarnya biomassa padat, dalam hal ini kayu, maka penerapan PLTGK lebih tepat di daerah pedesaan yang belum atau sukar terjangkau oleh jaringan tenaga listrik yang besar, seperti misalnya sistem tenaga listrik milik PLN. Tujuan utamanya ialah untuk meningkatkan perekonomian dan kwalitas hidup masyarakat. Oleh sebab itu sebelum dioperasikan perlu dilakukan terlebih dahulu studi secara menyeluruh, dalam hal ini studi tekno-ekonomis. Sehingga segala aspek, baikyang bersifat positif maupun negatif dapat diperkirakan sebelumnya. Studi tekno-ekonomis terhadap pengoperasian PLTGK Downdraft ini, berakhir pada biaya produksi energi listriknya. Bila secara ekonomis ternyata PLTGK layak dioperasikan di daerah pedesan, maka tujuan utamanya tentu akan tercapai. Tetapi jika kelayakan tersebut kurang memadai, maka mungkin akan terjadi keadaan sebaliknya, yaitu justru membebani masyarakat. Oleh karena itu untuk kondisi seperti demikian pengoperasian PLTGK perlu ditinjau lebih lanjut."
1998
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Tri Atmaja
"abstrak
Konsumsi energi listrik nasional mengalami pertumbuhan rata-rata sekitar 4,8
per tahun selama 5 tahun terakhir, salah satunya adalah sektor rumah tangga. Salah
satu solusi untuk mengurangi konsumsi energi listrik pada sektor ini adalah dengan
memonitor konsumsi beban listrik peralatan rumah tangga dan memberikan
informasi ini kembali kepada pelanggan. Salah satu teknik memonitor konsumsi
beban peralatan listrik paling efisien dan murah adalah teknik Non-Intrusive Load
Monitoring (NILM). Berbeda dengan teknik konvensional, NILM menjanjikan
pengurangan penggunaan sensor secara signifikan. NILM umumnya menggunakan
kondisi daya listrik saat transien atau tunak. Pada penelitian ini, metode Back-
Propagation Artificial Neural Network (BP-ANN) akan dikembangkan untuk dapat
mengidentifikasi penggunaan peralatan rumah tangga pada sinyal daya listrik dalam
kondisi tunak dengan fitur ekstraksi perubahan daya. Fitur ekstraksi tersebut
memiliki keunggulan yaitu pada akusisi data menggunakan tingkat sampling yang
rendah. Dalam penelitian ini telah dikembangkan arsitektur jaringan syaraf tiruan
dengan tipe dual input. Tipe dual input pada jaringan syaraf tiruan tersebut terdiri
dari daya aggregate dan daya maksimum peralatan rumah tangga. Penggunaan
arsitektur jaringan syaraf tiruan dengan tipe dual input ini unggul dalam
mengidentifikasi penggunaan peralatan rumah tangga yang memiliki karakteristik
nilai daya hampir mirip atau sama dan karakteristik daya dengan kondisi multi daya.
Untuk memverifikasi efektivitas metode yang dikembangkan, maka data beban
peralatan rumah tangga yang digunakan adalah tracebase dataset dan penyusunan
datanya menggunakan model synthetic aggregate. Dari hasil pengujian tipe dual
input pada arsitektur jaringan syaraf tiruan ini dapat mengidentifikasi penggunaan
peralatan rumah tangga yang memiliki nilai daya hampir mirip atau sama dan
karakteristik daya dengan kondisi multi daya, sehingga dapat meningkatkan nilai
Recognition Rate (RR) sampai 94.2.

abstract
National electric energy consumption experienced average growth about 4.8
per annum over the past 5 years, one of them is household sector. One of the
solutions to reduce electrical energy consumption in this sector is to monitor electric
power consumption of household appliances and to give this information back to
consumers. One of the most efficient and the cheapest techniques to monitor the
electric power consumption appliances is Non-Intrusive Load Monitoring (NILM).
This is different with conventional techniques where NILM promises the reduction
of sensor deployment significantly. NILM commonly uses either transient or steady
state signal. In this research, the method of Back-Propagation Artificial Neural
Network (BP-ANN) will be developed to identify the utilization of household
appliances using power change features extraction in the steady state signals. The
feature extraction has an advantage on data acquisition by applying a low sampling
rate. This research has developed neural network architecture with dual input type.
Dual input types of the neural network consist of aggregate power and maximum
power of the household appliances. Applying of neural network architecture with
dual input types outperforms in identifying of the household appliances load where
the power is almost similar and it has a multi states power characteristics. To verify
the effectiveness of the method, the data of the load is provided by tracebase dataset
and the forming of the data uses a synthetic aggregate model. From the experiment
result of the dual input type in the neural network architecture, it can identify the
load which has power almost similar and it has a multi states power characteristics.
Finally, it can increase the value of Recognition Rate (RR) to 94.2
"
2020
T55181
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arighi Radevito
"Penelitian ini merupakan analisis mengenai penentuan peringkat sumber energi di Indonesia dengan kriteria LCOE, tingkat emisi, kepadatan daya dan penciptaan lapangan kerja untuk membantu memberikan paradigma yang independent dan andal bagi para pembuat kebijakan. LCOE, tingkat emisi, kepadatan daya dan penciptaan lapangan kerja dari sumber energi merupakan faktor penting bagi pembuat kebijakan untuk menentukan jenis sumber energi untuk pembangkitan listrik yang terbaik untuk dikembangkan di Indonesia. Para pembuat kebijakan atau calon investor mungkin ingin melihat kesesuaian jenis pembangkit listrik yang sesuai dikembangkan, mengingat bahwa membangun berbagai jenis sumber energi telah terbukti memiliki dampak pada hasil sistem kelistrikan nasional. Data dari Kementerian ESDM, PLN, Lazard, IRENA dan berbagai sumber penelitian akan dianalisis menggunakan metode Multi Criteria Decision Making (MCDM). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bobot tingkat emisi CO2 paling tinggi diantara keempat kriteria diikuti oleh levelized cost of electricity (LCOE), penciptaan lapangan kerja dan kepadatan daya yang terakhir. Sumber Energi Air menempati peringkat tertinggi di antara alternatif lain diikuti oleh sumber energi surya, panas bumi, angin, gas alam, batubara dan mesin diesel. Sementara sumbe energi panas bumi dan surya memiliki probabilitas perubahan peringkat tertinggi dengan 21.4% perubahan berdasarkan simulasi sedangkan sumber energi lainnya probabilitas perubahannya sebesar 0%. Hal ini harus dipertimbangkan dalam pemodelan risiko dan oleh pembuat kebijakan.

This study is an analysis of the energy sources ranking in Indonesia with the criteria of LCOE, CO2 emission levels, power density and job creation to help provide a reliable dan independent paradigm for policy makers. LCOE, CO2 emission levels, power density and job creation from energy sources are important factors for policy makers to determine the best energy source for electricity generation to be developed in Indonesia. Policy makers or potential investors may want to look at the suitability of the appropriate type of power generation to be developed, given that establishing different types of energy sources has been shown to have an impact on the results of the national electricity system. Data from the Ministry of Energy and Mineral Resources, PLN, Lazard, IRENA and various research sources will be analysed using the Multi Criteria Decision Making (MCDM) method. The results of this study indicate that the weight of the CO2 emission level is the highest among the four criteria followed by the levelized cost of electricity (LCOE), job creation and the last power density. Water as an energy sources ranks highest among other alternatives followed by sources of energy from solar, geothermal, wind, natural gas, coal and diesel engines. Meanwhile, geothermal and solar energy sources have the highest probability of ranking change with 21.4% of changes based on simulations, while other energy sources have 0% probability of change. This should be considered in risk modelling and by policy makers"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inggriani
"Angka permintaan energi listrik meningkat lebih besar dibandingkan dengan kemampuan memenuhi pasokan listrik yang dibutuhkan menyebabkan krisis listrik yang terjadi di Indonesia. Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) merupakan sebuah solusi untuk mengatasinya, namun bergantung dengan jumlah LFG yang mengalami penurunan setiap tahun.
Penelitian ini membahas potensi penggabungan sistem PLTSa dan PLTS di TPA Cipayung secara ekonomi dengan 2 skenario, instalasi PLTS secara langsung dan secara berkala dengan 2 tipe mesin PLTSa berkapasitas 1MW dan 750kW. Parameter yang digunakan dalam studi kelayakan ini adalah Benefit-cost ratio dan Net Present Value.
Hasil yang didapat, instalasi secara berkala lebih baik dibandingkan instalasi langsung dalam satu waktu dan penggunaan 2 buah mesin berkapasitas 1MW lebih baik dari penggunaan 4 mesin berkapasitas 750kW. Walaupun rancangan ini tidak layak secara ekonomi untuk dilakukan saat ini namun pantas untuk dilakukan penelitian lebih lanjut.

Electricity demand is increasing much more rapidly than the ability to meet the required power supply. This causes power crisis in Indonesia. Waste power plant is a solution to solve this problem, but it depends on the amount of landfill gas which continues to decline.
This study discusses economical potency of hybrid waste-solar power plant in Cipayung landfill. There ada two scenario, direct solar installation and periodical solar installation with 1MW and 750kW capacity gas engine. The parameters used in this feasibility study is the benefit-cost ratio and net present value.
As the result, the periodical installation is better than the direct installation and using two 1MW capacity machine is better than using four 750kW capacity machine. Although this design is not economically feasible to do at this time but it is worthy for further research.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47224
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Safira Nur Sabrina
"Tarif energi baru dan terbarukan (EBT) adalah kebijakan yang paling umum dan biasanya digunakan di dunia untuk mendorong pengembang swasta memasuki pasar pembangkit listrik EBT. Namun di Indonesia, tarif EBT yang berlaku saat ini berdasarkan Permen ESDM No. 50/2017 dianggap tidak mencukupi menguntungkan bagi pengembang swasta karena tarif EBT berbasis biaya Pembangkit PLN berbasis daerah (BPP, Harga Pokok Produksi) yang kena flat dengan pembangkit bahan bakar fosil, yang saat ini cenderung lebih mahal rendah dibandingkan dengan biaya investasi pembangkit EBT. Karena itu Dengan menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Fotovoltaik Karena kasusnya, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji seperti apa struktur tarif tersebut EBT saat ini sesuai dengan kelayakan finansial dari potensi yang ada Pembangunan PLTS Fotovoltaik tertuang dalam Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2019-2028. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Pemodelan keuangan disimulasikan untuk dua skenario teknologi berbeda yaitu 1) PLTS Fotovoltaik on-grid tanpa menggunakan sistem baterai dan 2) PLTS Fotovoltaik on-grid menggunakan sistem baterai. Adapun, hasilnya dari studi ini adalah struktur tarif EBT saat ini, hanya sesuai kelayakan finansial 60% dari potensi pengembangan PLTS Fotovoltaik dalam RUPTL 2019-2028 dalam skenario PLTS Fotovoltaik on-grid tanpa sistem baterai. Sedangkan pada skenario PLTS Fotovoltaik menggunakan sistem baterai, Tarif EBT hanya sesuai dengan kelayakan finansial 24% dari potensi pengembangan PLTS Fotovoltaik dalam RUPTL 2019-2028.
ABSTRACT
Tarif energi baru dan terbarukan (EBT) adalah kebijakan yang paling umum dan biasanya digunakan di dunia untuk mendorong swasta memasuki pasar pembangkit listrik EBT. Namun di Indonesia, tarif EBT yang sesuai saat ini berdasarkan Permen ESDM No. 50/2017 respon tidak mencukupi menguntungkan bagi pengembang swasta karena tarif EBT berbasis biaya Pembangkit PLN berbasis daerah (BPP, Harga Pokok Produksi) yang kena flat dengan pembangkit bahan bakar fosil, yang saat ini cenderung lebih mahal dibandingkan dengan biaya investasi pembangkit EBT. Karena itu Dengan menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Fotovoltaik Karena kasusnya, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji seperti apa struktur tarif tersebut EBT saat ini sesuai dengan kelayakan finansial dari potensi yang ada Pembangunan PLTS Fotovoltaik tertuang dalam Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2019 -2028. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Pemodelan keuangan yang disimulasikan untuk dua skenario teknologi yang berbeda yaitu 1) PLTS Fotovoltaik on-grid tanpa menggunakan sistem baterai dan 2) PLTS Fotovoltaik on-grid menggunakan sistem baterai. Adapun, hasilnya dari studi ini adalah struktur tarif EBT saat ini, hanya sesuai kelayakan finansial 60% dari potensi pengembangan PLTS Fotovoltaik dalam RUPTL 2019-2028 dalam skenario PLTS Fotovoltaik on-grid tanpa sistem baterai. Sedangkan pada skenario PLTS Fotovoltaik menggunakan sistem baterai, Tarif EBT hanya sesuai dengan kelayakan finansial 24% dari potensi pengembangan PLTS Fotovoltaik dalam RUPTL 2019-2028.

Tariff policy is important to induce RE developers to enter the market of electricity power plants. In Indonesia, the developers face uncertainty in business they experienced several changes in tariff structure for the last two years. According to MEMR Regulation No.50/2017, the current tariff structure is not the ideal case since the tariff uses mixed energy generation cost per region as the basis instead of renewable energy generation cost. Therefore, using solar PV generation as the case,this study aims to examine how the current tariff structure fits the potential development of solar PV power plants based on RUPTL 2019-2028. This research will be conducted using financial modeling to look at two scenarios, which are 1) Solar Photovoltaic on-grid without a battery system, 2) Solar photovoltaic on-grid with a battery system. The result of this study is the current tariff structure is only fits 60% of the potential development of solar PV power plants based on RUPTL 2019-2028 in a scenario without battery system and 24% of the potential development of solar PV power plants based on RUPTL 2019-2028 in a scenario with a battery system. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia , 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Dewa Gede Agus Tri Putra
"System cogeneration adalah produksi energi thermal dan listrik secara simultan dengan sebuah sumber energi primer. System ini disusun oleh 5 komponen utama yaitu: kolektor surya (evaporator), motor torak tenaga uap dengan generator set, unit heat exchanger (kondensor) dan sebuah pompa sebagai sirkulator. Dalam kajian yang dilakukan, faktor-faktor yang mempengaruhi Daya listrik dan Thermal yang dihasilkan dalam system cogeneration ditunjukkan dalam sebuah hubungan matematis, serta pemodelan thermal untuk sebuah gedung lantai 3 yang akan diaplikasikan system cogeneration. Metode yang akan digunakan adalah regression multivariate dengan control least square dan meminimalkan residu antara hasil pengukuran dan hasil perhitungan (error analysis). Setelah kajian yang dilakukan, sebuah model kuadratik yang sesuai untuk mempresentasikan phenomena pisik yang terjadi pada motor torak tenaga uap yang akan digunakan dalam cogeneration system pada sebuah bangunan berlantai 3. Motor torak tenaga uap yang digunakan bekerja pada tekanan 30 bar dan memiliki putaran stabil pada 1500 rpm. Dengan menggunakan software TRNSYS 16 kebutuhan energi thermal gedung disimulasikan selama 8760 jam dan disesuaikan dengan kondisi iklim tempat perencanaan model yang akan dibangun. Dari simulasi yang telah dilakukan maka dapat diketahui bahwa total energy yang di konsumsi gedung tersebut adalah 62.5 kWhep/m2/tahun.

Cogeneration system is the production of thermal and electrical energy simultaneously with a primary energy source. This system is composed by five main components: solar collector (evaporator), steam piston motor with a generator set, the unit heat exchanger (condenser) and a pump as circulator. In a study conducted, the factors that affect the electrical and thermal power generated in the cogeneration system is shown in a mathematical relationship, and thermal modeling for a building that will be applied to cogeneration systems. Methods to be used are a multivariate regression with least square control and minimize the residuals between measurements and calculation response (error analysis). Once the study is done, a quadratic model is appropriate to present the physical phenomena occurring in the small steam engine that will be used in cogeneration system on a three floor building. Small steam engine that has been used work at under pressure of 30 bar on steady rotation at 1500 rpm. By using software TRNSYS 16 thermal energy requirements during 8760 hours of simulated building and adapted to the climatic conditions of the planning model to be built. From the simulations that have been made, it can be seen that the total energy consumption in buildings is 62.5 kWhep/m2/tahun."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T29756
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>