Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 104624 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Khairul Febriyanto
"ABSTRAK
Artikel ini membahas mengenai aksesori sebagai identitas etnik. Suku Berber mempunyai berbagai macam jenis aksesori yang menjadi identitas etnik mereka yakni permadani, perhiasan, pakaian, dan tato. Artikel ini hanya membahas tentang permadani dan perhiasan suku Berber. Suku Berber mempunyai permadani yang khas. Permadani suku Berber memiliki banyak kegunaan yaitu sebagai selimut, alas untuk berkuda, alas untuk shalat dan berbagai hal lainnya. Selain itu, permadani dapat dijadikan sebagai hadiah karena permadani dianggap sebagai identitas etnik yang mampu menunjukkan jati diri suku Berber. Suku Berber mempunyai berbagai macam perhiasan yang mereka pakai. Macam-macam perhiasan penting suku Berber terdiri dari kalung, ikat kepala, fibula, dan anting-anting. Perhiasan berfungsi sebagai lambang sosial yang mengidentifikasi suku Berber, dan wilayah Maroko tempat perhiasan dibuat. Selain itu, bentuk dan desainnya mempunyai makna spiritual, beberapa jenis perhiasan diyakini dapat menjadi pelindung yang menjamin kesuburan, melindungi dari mata jahat, membawa kemakmuran, dan menyembuhkan berbagai penyakit. Wanita suku Berber berperan penting dalam melestarikan budayanya dengan membuat dan memakai berbagai macam perhiasan. Hal tersebut disebabkan karena suku Berber sangat menjunjung tinggi simbol-simbol kesukuan dan wanita merupakan simbol kesuburan dan identitas etnik suku Berber.

ABSTRACT
This article discusses accessories as ethnic identity. Berber tribe has various types of accessories that become their ethnic identity of rugs, jewelry, clothing, and tattoos. This article discusses only with Berber rug and jewelry. The Berber tribe has a distinctive rug. Berber rugs have many uses as blankets, pedestals for riding, praying mats and various other things. In addition, rugs can be used as gifts because rugs are considered ethnic identities that are able to show the identity of the Berber tribe. Berber tribe has a variety of jewelry that they wear. Various kinds of important Berber jewelry consists of necklaces, headbands, fibula, and earrings. Jewelry serves as a social symbol identifying the Berber, and the region of Morocco where jewelry is made. In addition, the shape and design have a spiritual meaning, some types of jewelry is believed to be a protector that ensures fertility, protect from evil eyes, bring prosperity, and cure various diseases. Berber women play an important role in preserving their culture by making and wearing various jewelry. This is because the Berber tribe strongly upholds tribal symbols and women are symbols of fertility and ethnic identity of the Berber tribe. "
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Deshya Erdia
"ABSTRAK
Pada jurnal yang berjudul Seni Permadani Suku Berber ini, penulis menggunakan metode studi pustaka dengan menggunakan tinjauan pustaka dari beberapa buku teks dan e-book. Teori pada penulisan jurnal ini adalah teori mengenai keaslian karya seni yang berkaitan dengan keautentikan sebuah karya seni dan teori antropologi simbolik yang berkaitan dengan makna sebuah simbol. Dalam jurnal ini terdapat beberapa pembahasan mengenai suku Berber, yang meliputi pengertian suku Berber secara etimologi dan lokasi suku Berber. Kemudian penulis mendeskripsikan mengenai permadani suku Berber secara umum. Penulis juga membahas proses pembuatan permadani mulai dari tahapan awal hingga produksi permadani selesai dibuat. Pada jurnal ini juga terdapat pembahasan mengenai sejarah motif permadani suku Berber. Kemudian penulis juga membahas tentang makna simbol pada permadani suku Berber. Suku Berber merupakan salah satu suku yang terdapat di Maroko yang mempunyai produksi karya seni permadani paling unik diantara karya seni permadani Maroko lainnya. Hal itu disebabkan motif yang digunakan oleh suku Berber pada karya seni permadaninya berbeda dengan motif yang digunakan oleh produsen permadani lainnya. Oleh karena itulah, karya seni permadani suku Berber paling banyak digemari oleh para turis karena ciri khas motif permadani suku Berber yang sangat menonjol.

ABSTRACT
Within the paper entitled ldquo The Art of Berber Carpets rdquo , the author used literature study method by using literature review from several texts and e books. In addition, the theoritical background that is used in this paper are authenticity in art related to the authenticity of artwork and symbolic anthropology theory that deals with the meaning of a symbol. This journal examines several things related to Berber tribes, which included Berber tribes etymologically and Berber tribes location. Furthermore, the author describes about the Berber tribal carpets in General. The author also dicussed about the making of Berbers carpet from the scratch to the finish product. This journal also contained a discussion of the history of Berbers carpet motifs. It also discussed the meaning of the symbols on the Berber tribal carpets. Berber tribes is one of the most well known tribes in morocco. That has the most unique carpets amongst other Morocco tapestry artwork. Hence, Berber carpets becomes a new trend amongst tourists because of it rsquo s very prominent motifs."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Atika Khoirunnisa
"Kebudayaan Maroko merupakan percampuran antara budaya Berber, Arab, dan Eropa. Etnis asli Berber di Maroko terkenal dengan gaya hidup nomad atau berpindah-pindah dalam bermukim. Selain di Maroko, bangsa Berber banyak ditemukan di wilayah Afrika Utara seperti Aljazair, Tunisia, dan Mauritania. Sejak 1963, bangsa Berber mengadakan pertemuan tahunan bernama Festival Tan-Tan Moussem. Namun, festival ini sempat terhenti penyelenggaraannya selama 25 tahun hingga akhirnya kembali terselenggara pada 2004. Penelitian ini mengkaji permasalahan tentang apa yang dimaksud dengan festival Tan-Tan Moussem dan bagaimana revitalisasi festival Tan-Tan Moussem di Maroko. Dalam mewujudkan penelitian ini, penulis menggunakan teori kebudayaan dan revitalisasi. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa festival Tan-Tan Moussem adalah festival kebudayaan suku nomad Berber di Maroko. Festival ini menjadi sarana pertemuan tahunan masyarakat nomad Sahara yang menyatukan lebih dari tiga puluh suku dari Maroko barat daya dan sebagian Afrika barat laut. Revitalisasi Tan-Tan Moussem dapat terlaksana dengan upaya dari Kementerian Pariwisata Maroko dan UNESCO.

Moroccan culture is made up of a combination of the Berber, Arab, and Europe. The native Berbers in Morocco are known for their nomadic lifestyle, they don't have a settled home and never stay long in the same place. Apart from Morocco, Berbers are found in many areas of North Africa, namely Algeria, Tunisia, and Mauritania. Since 1963, the Berbers have held an annual meeting called the Tan-Tan Moussem Festival. At one point, however, the festival was put on hold for twenty-five years, and started to continued in 2004. This study aims to explain what exactly is Tan-Tan Moussem Festival and its revitalization in Morocco. The culture theory, together with revitalization theory are used to analyze this study. The method used are qualitative study with literature review approach. The result of this study shows that Tan-Tan Moussem Festival is a cultural festival of the Morocco's Saharan nomad tribe. This event becomes the place for annual gathering of the Saharan nomad tribe that includes more than thirty tribes from Southwest Morocco and a portion of Northwest Africa. The revitalization of Tan-Tan Moussem can be accomplished with the efforts of the Moroccan Ministry of Tourism and UNESCO.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Thariq Salam
"ABSTRAK
BBerber merupakan suku mayoritas penghuni Afrika utara bagian barat. Al-Jazair adalah negara yang mayoritas penduduknya berasal dari suku Berber. Suku berber memiliki banyak karya seni yang unik, salah satunya adalah tradisi tato pada perempuan berber. Tradisi tato ini sudah dilakukan oleh para perempuan Berber sejak berabad-abad lalu. Metode yang digunakan penulis dalam penulisan jurnal ini adalah metode studi pustaka. Teori dalam jurnal ini adalah teori mengenai keaslian karya seni dan antropologi simbolik. Dalam jurnal ini ditemukan bahwa Tato pada perempuan suku Berber adalah representasi dari identitas kesukuan, simbol kecantikan, tolak bala, pengobatan, keberuntungan serta kematangan secara seksual. Tato dibuat pada usia yang bervariasi dengan motif sederhana yang diwariskan dari ibu kepada anak perempuannya. Motif-motif yang digunakan berbentuk garis, silang, segitiga, kotak dan persegi panjang, kemudian bergabung membentuk motif yang memiliki makna lebih kompleks, biasanya berbentuk runcing yang merepresentasikan bentuk tajam untuk mengusir Jnoun atau roh jahat. Tato dibuat di beberapa tempat seperti wajah, dada, punggung tangan, lengan bagian atas dan pergelangan kaki. Tiap Tato memiliki makna berbeda sesuai dengan tempat tato tersebut dibuat. Tradisi tato kemudian dilarang pada tahun 1930 karena tidak sesuai dengan ajaran Islam, karena pada masa itu suku Berber sudah menerima pendidikan sehingga bisa memahami Islam dengan baik. Pelarangan ini kembali ditegaskan pada tahun 1940, sehingga tradisi ini ditinggalkan hingga saat ini.

. Metode yang digunakan penulis dalam penulisan jurn
ABSTRACT
Berber is the majority tribe of western part of north Africa. Al-Jazair is a country whose majority population is from the Berber tribe. Berber tribe has many unique works of art, one of which is a tattoo tradition on berber women. This tattoo tradition has been done by Berber women since centuries ago. The method used by the author in writing this journal is literature study method. Theories in this journal are theories on the authenticity of artwork and symbolic anthropology. In the journal it is found that Tattoos in Berber women are representations of tribal identity, beauty symbols, repulsive reactions, treatment, luck and sexual maturity. Tattoos are made at varying ages with simple motifs passed from mother to daughter. Motifs used in the form of lines, crosses, triangles, squares and rectangles, then combine to form a motif that has a more complex meaning, usually shaped like a pointed sharp shape to drive Jnoun or evil spirits. Tattoos are made in places such as face, chest, back of hand, upper arm and ankle. Each tattoo has a different meaning according to where the tattoo is made. The tattoo tradition was then banned in 1930 because it was not in accordance with the teachings of Islam, where at that time the Berber tribe has received education so that it can understand Islam well. This prohibition was reaffirmed in 1940, so this tradition was abandoned to this day."
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ilyas Samando
"Penelitian ini membahas strategi adaptasi para pendatang yang tinggal di lingkungan baru dengan menegosiasikan identitasnya dengan penduduk asli. Para pendatang berusaha untuk diterima oleh penduduk asli agar dapat hidup dengan aman dan nyaman di daerah barunya. Untuk diterima menjadi bagian dari masyarakat Pulau Enggano, para pendatang diharuskan untuk masuk ke dalam Suku Kaamay. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode etnografi serta dalam pengumpulan data melakukan observasi partisipatif, wawancara dan studi literatur. Informan dalam penelitian ini ialah beberapa warga Pulau Enggano yang telah menetap disana serta tokoh masyarakat. Hasil penelitian ini ialah para pendatang yang menetap di Pulau Enggano mampu untuk beradaptasi dan membuat dirinya diterima oleh penduduk asli dengan cara masuk ke dalam Suku Kaamay. Suku Kaamay menjadi kendaraan pendatang agar mereka dapat bertahan hidup dan menegosiasikan identitas mereka agar menjadi bagian dari budaya masyarakat Pulau Enggano. Identitas ini membuat para pendatang secara langsung menjadi bagian dari masyarakat Enggano dengan hak dan kewajibannya dalam aturan adat. Sehingga dalam penelitian ini terlihat bahwa Suku Kaamay mempunyai peranan penting dalam proses negosiasi identitas antara pendatang dengan penduduk asli untuk menjaga hubungan agar dapat terjalin dengan baik.

The study discusses the adaptation strategies of immigrants living in new neighborhoods by negotiating their identities with natives. The migrants strive to be accepted by the natives in order to live safely and comfortably in their new area. To be accepted into the community of Enggano Island, migrants are required to enter the Kaamay Tribe. This research was conducted using ethnographic methods as well as in data collection conducting participatory observations, interviews and literature studies. Informants in this study are some residents of Enggano Island who have settled there as well as community leaders. The result of this study is that the migrants who settled on Enggano Island were able to adapt and make themselves accepted by the indigenous people by entering the Kaamay Tribe.The Kaamay tribe becomes a vehicle for migrants so that they can survive and negotiate their identity in order to become part of the culture of the Enggano Island community. This identity makes the migrants directly part of the Enggano community with their rights and obligations in customary rules. So in this study it is seen that the Kaamay tribe has an important role in the process of negotiating identity between immigrants and indigenous people to maintain relationships in order to be established properly.

"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasna Afifah Hasan
"Artikel ini membahas tentang model pembangunan pariwisata berkelanjutan (sustainable tourism development) yang dikembangkan oleh Maroko, sebuah negara di wilayah Timur Tengah. Pariwisata di Maroko adalah salah satu sumber devisa utama di Maroko. Sejak 2013 negara Maroko merupakan negara di Afrika dengan kunjungan wisatawan tertinggi. Keseriusan otoritas Maroko dalam pembangunan pariwisata terlihat dari strategi pariwisata "Visi 2020". Artikel ini bertujuan menjelaskan alasan Maroko menjadikan pariwisata sebagai pembangunan utama Visi 2020 dan juga menjelaskan mengenai implementasi Visi 2020 di bidang pariwisata selama satu dekade (2010—2020). Artikel disusun dari suatu penelitian dengan metode analitis kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka dengan memanfaatkan artikel jurnal, buku, dan informasi digital. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori kebijakan publik yang dikemukakan oleh James E. Anderson. Temuan dari penelitian ini adalah pembangunan pariwisata berkelanjutan di Maroko merupakan model pariwisata berbasis sumber daya alam dan sejarah kebudayaan. Model ini memperlihatkan upaya pembangunan pariwisata yang tidak sekedar menciptakan produk pariwisata, namun suatu upaya yang berkelanjutan dalam meningkatkan kapasitas sumber daya alam yang dimiliki oleh Maroko. Selain itu juga memberi kesempatan kepada sumber daya manusia Maroko untuk terlibat dalam proses pembangunan industri pariwisata ini.

This research discusses about the sustainable tourism development model developed by Morocco, a country in the Middle East region. Tourism is one of the main sources of foreign exchange in Morocco. Since 2013 the country of Morocco is a country in Africa with the highest tourist arrivals. The seriousness of the Moroccan authorities in tourism development can be seen from the "Vision 2020" tourism strategy. This article aims to explain why Morocco has made tourism the main development of Vision 2020 and also explains the implementation of Vision 2020 in tourism for a decade (2010-2020). The article is compiled from research with qualitative analysis method. Data collection is done by literature study by utilizing journal articles, books, and digital information. The theory used in this study is the theory of public policy proposed by James E. Anderson. The findings of this study are sustainable tourism development in Morocco is a tourism model based on natural resources and cultural history. This model shows that tourism development efforts are not only creating tourism products, but also increasing the capacity of Morocco's natural resources sustainably. In addition, it also provides the opportunity for Moroccan human resources to be involved in the process of developing this tourism industry."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yuni Cahaya Hati
"Indonesia merupakan bangsa polietnik yang terdiri dari keberagaman suku bangsa. Salah satu kelompok minoritas yaitu suku bangsa Tionghoa masih menjadi perdebatan mengenai penerimaannya sebagai bagian dari masyarakat Indonesia. Beberapa pihak menyatakan tidak setuju jika kelompok Tionghoa dianggap bagian masyarakat asli Indonesia. Orang Tionghoa kini mencari identitas diri dan mengartikan Tionghoa dalam kehidupan mereka. Keluarga merupakan agen yang penting mengenalkan identitas sebagai Tionghoa. Penguatan identitas terjadi ketika berinteraksi dengan orang di luar kelompoknya khususnya di sekolah. Mengamati orang muda di Belitung dalam pemaknaan identitas dari cara mereka menjalankan tradisi Tionghoa dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan zaman membawa pengaruh terhadap pandangan pemuda Tionghoa mengenai identitas kesukubangsaan dan identitas nasional. Kondisi sosial, ekonomi, dan politik setempat turut mempengaruhi pemaknaan identitas suatu kelompok. Pemuda Tionghoa di Belitung menyadari posisi mereka sebagai warga negara Indonesia namun tidak melupakan asul usul nenek moyang serta tradisi yang diwariskan. Menjadi Tionghoa bukan sebuah pilihan melainkan didapatkan dari keluarga. Proses sosialisasi yang terus menerus dilakukan menghasilkan pemaknaan identitas diri oleh orang muda Tionghoa Belitung.

Indonesia is a polytethnic nation that is very rich in ethnic diversities. One of the minority groups is ethnic Tionghoa that is still in a debate regarding the approval as a ethnic group of Indonesian. Some groups in Indonesia refuse to accept the ethnic Tionghoa group as a part of the Indonesian people circle. The Tionghoa people in Indonesia have been searching for their identities and meanings of being a 'Tionghoa' in their daily lives. Family is an important agent to introduce and nurture someone's identity as a 'Tionghoa'. Confirmation of 'Tionghoa' as an identity occurs whenever they interact with someone with different ethnic background. This social phenomenon especially happens in school. This paper highlights how 'Tionghoa' as a social identity is always in the process of lsquo meaning making'regarding their lived tradition among the daily lives of Tionghoa youth in the context of modernity that clearly influences their perspectives about ethnic identity and national identity. Besides that, the social, economic and political conditions in a local context also influence the lsquo meaning making'of a group's idenity. The Tionghoa youth in Belitung realizes their position as Indonesian citizens, yet they also do not forget their ancestors and tradition. Due to the continuous socialization process from the family that influences them to interpret their social identity, being a 'Tionghoa' is not a choice, but it is inherited.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S66016
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Qolbi Izazy
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang pernikahan sebagai model pemertahanan identitas etnik keturunan Arab di Kelurahan Panjunan, Cirebon Jawa Barat. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode observasi dan wawancara. Hasil penelitian menyebutkan bahwa prosesi pernikahan merupakan salah satu cara pemertahanan identitas etnik keturunan Arab di Kelurahan Panjuan Cirebon. Adapun dalam prosesi pernikahan yang masih menjadi penggambaran identitas etnik Arab ada pada seluruh rangkaian pernikahan seperti pengenalan calon, midad, lailatul henna, akad nikah dan resepsi pernikahan. Hanya saja prosesi yang masih dipertahankan telah mengalami proses asimilasi kultural atau proses akulturasi.

ABSTRACT
This thesis discusses marriage as an identity model retention of Arab descent at Panjunan, Cirebon. This study is a qualitative method using observation and interviews. The result shows that the wedding procession is one of the preservation ways Arab descent ethnic identity at Panjunan, Cirebon. As the wedding procession is still a depiction of Arab ethnic identity on the whole set of the wedding such as bride and groom or matchmaking, midad, lailatul henna, ceremony and wedding reception. However procession retained, has absorbed the process of."
2014
S53308
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fakhriza Lutfi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengulas sejarah masuk dan perkembangan gerakan Ultras di Maroko serta memberikan gambaran komprehensif tentang peran Ultras dalam budaya sepak bola negara ini. Penelitian ini tidak hanya memberikan gambaran komprehensif tentang peran Ultras dalam budaya sepak bola Maroko, tetapi juga mengungkapkan bagaimana mereka mempengaruhi dinamika sosial dan budaya negara tersebut. Pendekatan kualitatif digunakan dengan mengadopsi teori subkultur Dick Hebdige untuk mengkaji gerakan Ultras di Maroko. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ultras di Maroko tidak hanya memberikan dukungan fanatik terhadap klub sepak bola mereka, tetapi juga memiliki dampak yang signifikan dalam dinamika sosial dan politik. Mereka menciptakan atmosfer meriah di stadion, terutama selama kompetisi internasional seperti Piala Afrika, yang berkontribusi pada moral dan performa tim. Selain itu, Ultras di Maroko menjadi simbol perlawanan terhadap hegemoni budaya dan menggunakan lagu-lagu mereka untuk mengartikulasikan kritik sosial dan politik, serta memperkuat solidaritas di antara anggota mereka.

This research aims to examine the history and development of the Ultras movement in Morocco and provide a comprehensive overview of their role in the country's football culture. The study not only offers a comprehensive depiction of the Ultras' role in Moroccan football culture but also reveals how they influence the social and cultural dynamics of the country. A qualitative approach is adopted, utilizing Dick Hebdige's subcultural theory to explore the Ultras movement in Morocco. The findings of the research indicate that Ultras in Morocco not only provide fervent support for their football clubs but also have a significant impact on social and political dynamics. They create lively atmospheres in stadiums, particularly during international competitions like the Africa Cup of Nations, which contribute to the morale and performance of the teams. Moreover, Ultras in Morocco serve as symbols of resistance against cultural hegemony, using their songs to articulate social and political critiques and strengthen solidarity among their members."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Makalah ini membahas mengenai pembentukan identitas budaya generasi muda etnik Maluku di Belanda yang terbentuk melalui tiga tahapan proses pembentukan identitas budaya menurut Phinney (1990). Namun makalah ini akan lebih berfokus pada tahapan kedua dari teori pembentukan identitas yaitu, pencarian identitas. Dalam menulis makalah ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif. Melalui makalah ini akan terlihat pencapaian identitas budaya generasi muda etnik Maluku di Belanda sebagai etnik Maluku yang tinggal di Belanda dengan nilainilai budaya yang telah diadaptasi mengikuti modernisasi budaya barat, khususnya Belanda
This paper discusses about the cultural identity formation of young generation of Moluccans in Netherlands which formed by three phase cultural identity formation process according to Phinney 1990 However this paper will mainly focus on the second phase of the cultural identity formation theory namely cultural identity search In writing this paper the author used qualitative research methods This paper presents the cultural identity achievement of young generation of Moluccans in Netherlands as Moluccans who live in Netherlands which the cultural values have been adapted to the modernization of western culture specifically Netherlands"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>