Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 56202 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Reza Fahlevi
"ABSTRAK
Artikel ini bertujuan untuk memperdebatkan apakah film harus konform ke masyarakat atau tidak karena beberapa alasan bertentangan bahwa film harusnya bisa ditampilkan sesuai dengan apa yang sutradara inginkan daripada melalui proses sensor yang bisa mengurangi nilai dari film itu sendiri. Literature review digunakan sebagai metode penelitian ini, yang diambil dari Heider 1991 , Haryanto 2008 , Heeren 2012 , dan Bazin 2005 . Penelitian ini menemukan bahwa alasan film harus konform adalah: 1 Konformitas dalam sinema berarti bahwa citra film belum diakui sepenuhnya oleh masyarakat Indonesia karena film berasal dari budaya luar, yang berarti masyarakat Indonesia takut budaya mereka akan tergantikan. 2 Hal yang mendorong pasar film di Indonesia berasal dari persepsi penonton umum. Persepsi mereka didukung oleh latar belakang budaya mereka sendiri, namun, satu hal yang membuat penonton memiliki pendapat sejenis adalah agama. 3 Menurut undang-undang, film harus mendidik bangsa. Namun, kata ldquo;mendidik rdquo; tidak pas jika tidak berasal dari sutradara, dan film juga tidak seharusnya mendidik kalangan muda tentang budaya barat karena itulah apa yang film luar negeri tekankan.

ABSTRACT
AbstractThis article aims to argue whether the cinema has to conform to the society or not; due to contradicting arguments that a movie should be screened as the director rsquo;s intended instead of sensored according to certain values. Literature review is used as the research method, analyzing arguments based on Heider 1991 , Haryanto 2008 , Heeren 2012 , and Bazin et.al. 2005 articles. This research found that the reason film has to conform is 1 because its origin from the foreign culture. Conformity means that the nature of the cinema hasn rsquo;t been approved completely from Indonesian people. Lembaga Sensor Film still thinks that a film is vulnerable to the western culture, in which, like colony, Indonesian fear it will have an invasive effect towards Indonesian society. 2 The mainstream audience perspective is the force that drive Indonesian film market. What motivates the audience rsquo;s perspective is based on their cultural background, but one aspect that overruled the difference is the religion. 3 The constitutional law that a film has to educate people. The term ldquo;educating rdquo; is not valid if it isn rsquo;t come from the director, that film should not teach young people about the western culture because it rsquo;s what foreign films are advertised."
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Jakarta: Departemen Penerangan RI, 1986
791.43 Ind p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tesara Rafiantika
"Konformitas merupakan salah satu cara untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. Dalam film G.I. Jane, konformitas dilakukan oleh pemeran utama perempuan sebagai bentuk perlawanan terhadap dominasi patriarki yang dibentuk melalui hegemoni maskulinitas. Konformitas menjadi hal yang perlu dilakukan dalam film G.I. Jane sebagai cara untuk mengubah pandangan tentang stereotipe feminin dan maskulin. Skripsi ini akan membahas tentang hegemoni maskulinitas yang terbentuk dalam film G.I. Jane melalui kekuasaan patriarki sampai pada akhirnya terjadi proses perubahan representasi identitas. Representasi identitas baru tersebut merupakan cara berkonformitas. Hasil analisis mengungkapkan bahwa konformitas dalam film G.I. Jane dilakukan oleh tokoh utama dengan cara mengubah penampilan fisiknya sebagai bentuk ketidaksetujuannya dengan konstruksi patriarki dalam film tersebut yang menolak kesetaraan laki-laki dan perempuan. Selain itu, hasil analisis juga mengungkapkan bahwa konformitas dalam film tersebut merupakan sebuah cara untuk menetang dikitomi antara perempuan dan laki-laki yang cenderung melemahkan perempuan. Konformitas tersebut terjadi melalui interaksi tokoh utama dengan beberapa tokoh pendukung dalam film tersebut. Hasil analisis tersebut diharapkan dapat memberikan pemahaman bahwa konformitas tidak selalu merepresentasikan ketertundukan pada kekuasaan. Pendobrakan konstruksi dan dominasi yang melemahkan perempuan dapat dilakukan melalui konformitas.

Conformity is a way of adaptation in a society. In G.I. Jane, conformity is done by the main female character as a woman resistance of patriarchy domination which is established through hegemony masculinity. Conformity in G.I. Jane needs to be done as a way to change the paradigm in forming feminine and masculine stereotype. This undergradute thesis explains how hegemony masculinity is formed by patriarchy power and triggers a representation of new identity of the main female character. The representation of a new identity is the way to show her conformity. The result of analysis reveals the main female character in G.I. Jane shows her conformity by changing her physical appearance. She does the conformity as her disagreement to patriarchal construction which eliminates the power of women and ignores the equality between women and men. Moreover, the result of analysis shows the conformity is a way to oppose dichotomy between women and men which tend to debilitate women’s power. The conformity is established by the interactions between the main female character and the supporting characters in the movie. By acknowledging he results of analysis, it can help to give a new thought of the ideaa of conformity. Conformity is not only a symbol of submission, but also a representation of power and domination resistance."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S43936
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zainul Asikin Said
"ABSTRAK
Skripsi ini berusaha melihat persepsi masyarakat daerah kumuh terhadap salah satu film seri yang pernah di tayangkan TVRI, yaitu The A-Team. Persepsi di sini ditekankan pada usaha dari para pemirsa untuk memberikan 1 penilaian maupun penggambaran kekerasan dalam film tersebut. Sedangkan yang dimaksud dengan penggambaran kekerasan, adalah adegan atraktif di dalam film tersebut seperti tembak menembak, perkelahian, kebut-kebutan kendaraan bermotor dan peledakan-peledakan kendaraan maupun bangunan, sebagai perwujud cara , membasmi musuh, dalam mana adegan atraktif ini merupakan unsur utama film action. Penulis merasa perlu menelaah hal tersebut di atas, dikarenakan oleh adanya kekhawatiran-kekhawatiran tertentu, terutama dari kalangan akademisi, yang menyatakan bahwa film tersebut sarat dengan pesan kekerasan yang dapat mempengaruhi pemirsa. Pengaruh yang dikhawatirkan adalah pengaruh buruk, yakni pemirsa dapatmenampilkan kekerasan sebagai hasil pencerapan pesan kekerasan film tersebut. Di sini penulis ingin melihat hasil penerimaan khalayak golongan ini terhadap, film The A-Team dengan membahas pada persepsi yaitu faktor umur, pendidikan, frekuensi menonton film sejenis dan media uang dipilih untuk menonton film tersebut. Adapun lokasi dari penelitian ini ialah di kelurahan Pegangsaan Jakarta Pusat, tepatnya di wilayah Matraman Dalam. Dari hasil penelitian yang dilakukan terlihat bahwa bila ditinjau dari jenis film, maka The A-Team ditanggapi sebagai film kekerasan, namun oleh pemirsa tidak dipandang sebagai film yang menyampaikan pesan kekerasan. Kekerasan oleh pemirsa dilihat sebagai hal yang biasa (sebagai bumbu) dalam film action. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa tidak menutup kemungkinan adanya pengaruh buruk yang ditimbulkan film tersebut. Namun penyebab utama bukan dari filmnya, melainkan dari pemirsa itu sendiri. Dengan kata lain, kecenderungan bertindak kekerasan berasal dari faktor personal maupun sosial. Sedangkan film pengaruhnya masih sangat perlu dikaji lebih dalam lagi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Kementerian Komunikasi dan Informatika RI,
306DIRB001
Multimedia  Universitas Indonesia Library
cover
A. R. Nanda
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S5437
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Stephanie Mayadewi Agung
"Laporan Magang ini membahas mengenai prosedur pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Penghasilan Pasal 21 pada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Laporan ini secara spesifik menyajikan informasi mengenai penyusunan dokumen untuk keperluan Bahan Penyusunan SPT Masa PPh 21 pada BPK, yaitu sebagian dari Daftar Rincian Pemotongan PPh Pasal 21 dan Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 dalam bentuk dokumen excel. Data yang digunakan dalam laporan ini berasal dari pengumpulan data selama kerja praktik pada Biro Keuangan BPK. Evaluasi terhadap prosedur pelaporan SPT PPh Pasal 21 pada BPK RI dilakukan dengan membandingkan penyusunan Daftar Rincian Pemotongan PPh Pasal 21 dengan Peraturan Sekretaris Jenderal Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2018 tentang Prosedur Operasional Standar (POS) Pelaporan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan Pasal 21 pada Badan Pemeriksa Keuangan, serta membandingkan penyusunan Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 14 Tahun 2013 tentang Bentuk, Isi, dan Tata Cara Pengisian dan Penyampaian Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pasal 26 serta Bentuk Bukti Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pasal 26. Berdasarkan hasil evaluasi, ditemukan bahwa penyusunan dokumen Daftar Rincian Pemotongan PPh Pasal 21 telah sesuai dengan prosedur operasional standar yang berlaku, dan penyusunan dokumen Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 telah sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dengan begitu, dapat disimpulkan bahwa dokumen untuk keperluan Bahan Penyusunan SPT Masa PPh 21 pada BPK telah sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku.

This internship Report discusses the procedure for reporting Income Tax Return (SPT) Article 21 at the Supreme Audit Agency (BPK). This report specifically presents information regarding the preparation of documents for the purposes of preparation of SPT Period PPh 21 at the BPK, namely part of the Detailed List of Article 21 Withholding Income Tax and Proof of Withholding Income Tax Article 21 in the form of an excel document. The data used in this report comes from data collection during practical work at the BPK Finance Bureau. Evaluation of the SPT PPh Article 21 reporting procedure at BPK RI is carried out by comparing the preparation of the Detailed List of Article 21 Income Tax Withholding with the Regulation of the Secretary General of the Supreme Audit Agency of the Republic of Indonesia Number 27 of 2018 concerning Standard Operating Procedures (POS) for Reporting Periodic Income Tax Returns Article 21 on The Supreme Audit Agency, as well as comparing the preparation of the Withholding Proof of Income Tax Article 21 with the Regulation of the Director General of Taxes Number 14 of 2013 concerning the Form, Content, and Procedure for Filling and Submission of Income Tax Returns Article 21 and/or Article 26 and the Form of Evidence of Income Tax Withholding Article 21 and/or Article 26. Based on the results of the evaluation, it was found that the preparation of the Detailed List of Article 21 Withholding Tax documents was in accordance with the applicable standard operating procedures, and the preparation of the Article 21 Withholding Proof of Income Tax documents was in accordance with the applicable regulations. Thus, it can be concluded that the documents for the purposes of preparation of the SPT Period PPh 21 at the BPK are in accordance with applicable procedures and regulations."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Gina Sonia
"Penelitian ini menganalisis pengaruh film Hollywood terhadap gaya hidup masyarakat Jakarta tahun 1950-1963. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, keberadaan bioskop dan film telah mempercepat penetrasi budaya Barat ke dalam masyarakat global, termasuk Jakarta. Sejak tahun 1950-1963, film Hollywood telah menjadi salah satu media yang mendorong perubahan gaya hidup masyarakat. Film dipandang cukup efektif dalam menyebarkan nilai-nilai budaya karena film dapat menjangkau jutaan orang, menyuguhkan narasi, dan menciptakan pengalaman visual yang mendalam. Dengan demikian, film Hollywood tidak hanya berfungsi sebagai hiburan semata, tetapi juga sebagai agen perubahan sosial yang memberikan pandangan baru terhadap gaya hidup masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana perkembangan film Hollywood dan bentuk perubahan gaya hidup masyarakat Jakarta pada masa Orde Lama yang muncul akibat menonton film Hollywood. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah yang terdiri dari heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Pada tahapan heuristik, penelusuran sumber meliputi surat kabar dan majalah sezaman, buku, serta artikel jurnal yang memiliki aspek kajian serupa. Penelitian ini memperlihatkan bahwa film-film Hollywood memiliki peran yang signifikan dalam membentuk persepsi dan gaya hidup masyarakat Jakarta. Pengaruh ini tercermin dalam musik, dansa, pakaian, dan geng anak muda (cross boy) yang disebabkan oleh film Hollywood.

This study analyzes the influence of Hollywood films on the lifestyle of Jakarta's society during the years 1950-1963. With the advancement of information and communication technology, the presence of cinemas and films has accelerated the penetration of Western culture into the global community, including Jakarta. From 1950 to 1963, Hollywood films have been a significant medium driving changes in the lifestyle of the society. Films are considered effective in disseminating cultural values as they can reach millions of people, present narratives, and create profound visual experiences. Thus, Hollywood films serve not only as entertainment but also as agents of social change, offering a new perspective on societal lifestyles. This research aims to examine the development of Hollywood films and the resulting changes in the lifestyle of Jakarta's society during the Old Order era influenced by watching Hollywood films. The research methodology employed is the historical method, encompassing heuristic, verification, interpretation, and historiography. In the heuristic phase, source exploration includes contemporary newspapers and magazines, books, as well as journal articles with similar study aspects. The research reveals that Hollywood films play a significant role in shaping the perception and lifestyle of Jakarta's society. This influence is evident in music, dance, clothing, and youth gangs (cross boy) caused by Hollywood films."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>