Ditemukan 125615 dokumen yang sesuai dengan query
Audi Amalia Rahmawati
"Jaundice merupakan kondisi klinis yang sering ditemui pada bayi. Gangguan dalam proses menyusui dapat meningkatkan kejadian jaundice pada bayi. Fenomena ini berhubungan dengan ketidakefektifan proses menyusui. Kurang optimalnya proses menyusui dapat mempengaruhi pembangunan bonding ibu dan bayi yang berdampak pada tidak tercapainya peran maternal ibu.
Karya ilmiah ini disusun untuk melaporkan asuhan keperawatan pada klien dengan ketidakefektifan proses menyusui dari periode antenatal hingga postnatal. Klien Ny T dengan masalah ketidakefektifan proses menyusui dan bayi dengan jaundice. Implementasi yang dilakukan adalah edukasi menyusui dan pemantauan kondisi bayi. Evaluasi dari tindakan adalah kemampuan menyusui klien meningkat dan kuning pada bayi berkurang pada hari ke dua puluh delapan.
Neonatal jaundice is a common physiological occurrence in newborns. Disruption in breastfeeding can increase risk of neonatal jaundice. This phenomenon is related to ineffective breastfeeding. Furthermore, ineffective breastfeeding can affect maternal-infant bonding development that contribute to unsuccessful maternal-role attainment. This report aimed to analyze nursing care to client with ineffective breastfeeding from antenatal to postnatal period. Client is Mrs T 29 y.o with ineffective breastfeeding and neonatal jaundice. Implementation that was given are breastfeeding education and monitoring of baby rsquo;s condition. Evaluation obtained that client rsquo;s ability of proper breastfeeding was increased and yellow discoloration of the baby rsquo;s skin was reduced on the twenty-eighth day. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Arum Raesita Ulfa
"ASI eksklusif merupakan makanan utama pada bayi yang diberikan hingga berusia 6 bulan dan dilanjutkan hingga bayi berusia 2 tahun dengan didampingi makanan pendamping ASI. Daerah Jakarta Timur yang merupakan daerah perkotaan memiliki angka cakupan pemberian ASI eksklusif yang rendah. Ibu yang bekerja, dan permasalahan lain seperti puting yang lecet, perlekatan yang kurang baik, motivasi yang kurang menjadi faktor penyebab pemberian ASI eksklusif tidak efektif. Pemberian support untuk menyusui dapat dilakukan untuk mengatasi pemberian ASI eskklusif yang tidak efektif.
Karya Ilmiah Akhir Ners ini bertujuan untuk menganalisa breastfeeding support pada masa awal postpartum untuk mengatasi ketidakefektifan pemberian ASI pada Ny. A akibat motivasi kurang. Intervensi yang dilakukan berupa breastfeeding support yang dilakukan melalui home visit sebanyak 6 kali pertemuan yang membahas edukasi mendasar mengenai menyusui, support dan motivasi pada ibu menyusui terutama ibu bekerja.
Evaluasi menunjukan bahwa ketidakefektifan pemberian ASI dapat diatasi yang diukur dari peningkatan berat badan bayi dan tercapainya kriteria hasil berupa produksi ASI yang banyak, puting tidak lecet, perlekatan yang efektif, terkait dengan motivasi pada klien motivasi yang muncul berupa adanya keinginan dari klien untuk memberikan ASI saja selama 6 bulan pertama dan terus menyusui hingga usia 2 tahun untuk mengurangi pengeluaran keluarga jika harus membeli susu formula dan untuk kesehatan bayi, klien juga menyatakan akan mencoba untuk tetap memberikan ASI eksklusif meskipun bekerja dan melakukan perah ASI.
Breastmilk is the main food for infants given until 6 months and continue until 2 years accompanied with complementary foods. Jakarta Timur which is an urban area has low rate of exclusive breastfeeding. Working women, and another problem as sore nipple, poor latching are factors that caused ineffective breastfeeding. Breastfeeding support can be used to resolve ineffective breastfeeding. This case study is aimed to analyze breastfeeding support in early postpartum to resolve ineffective breastfeeding in Mrs. A with low motivation to breastfeeding. Intervention in the form of breastfeeding support done through home visit as much as 6 meetings that discussed basic education about breastfeeding, support and motivation in breastfeeding mother especially working mothers. Evaluation shows that breastfeeding support can resolve ineffective breastfeeding as measured by infant weight gain and achievement of outcome criteria sufficient breastmilk, no sore nipple, client have motivation to do exclusive breastfeeding, and willingness to breastfeeding while working."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Ahmarni Hariira
"Masalah psikososial dapat terjadi selama periode perinatal, salah satunya adalah depresipostpartum. Depresi postpartum merupakan komplikasi psikologis yang dapat terjadipada 10 persen ibu postpartum di perkotaan. Pasien berusia 28 tahun dengan usiakehamilan 40 minggu mengalami ansietas pada masa kehamilan. Berdasarkan pengkajian,pasien memiliki beberapa faktor risiko depresi postpartum seperti status multigravida,ansietas dan riwayat masalah psikososial.
Tujuan dari karya ilmiah ini adalah untukmenganalisis asuhan keperawatan pada ibu dengan masalah psikososial melaluipemberian intervensi dukungan sosial selama periode perinatal untuk mencegah depresipostpartum.
Hasil analisis menggunakan kuesioner EPDS pada minggu keempat periodepostnatal menunjukan penurunan nilai EPDS dari 11 menjadi 7. Pemberian intervensidukungan sosial selama 7 minggu pada periode perinatal dapat menurunkan gejaladepresi postpartum. Selain itu, kolaborasi tenaga kesehatan untuk memberian dukungansosial dapat meningkatkan kesehatan mental ibu.
Psychosocial disorder may occur during the perinatal period, one of these is postpartumdepression. Postpartum depression is a psychological complication that affects 10 percentof postpartum mother in the urban area. A 28-year-old patient with 40 weeks gestationhas anxiety during pregnancy. Based on the assessment, patients had multiple risk factorsfor postpartum depression such as multigravida status, anxiety and history ofpsychosocial disorder. The aim of this case study is to analyze nursing care in motherswith psychosocial disorder through providing of social support interventions in perinatalperiod to prevent postpartum depression. The results of the analysis using the EPDSquestionnaire on the fourth week of the postnatal period showed a decrease in EPDSvalues from 11 to 7. Providing of social support interventions for 7 weeks during theperinatal period may decrease postpartum depression symptoms. In addition,collaboration of professional health to provide social support can improve mother's mental health "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Andini Restu Marsiwi
"
ABSTRAKOnset laktasi terlambat dapat menjadi salah satu faktor risiko kegagalan pemberian ASI eksklusif. Ibu yang mengalami onset laktasi terlambat juga berisiko melakukan pemberhentian pemberian ASI lebih cepat. Ibu multipara dapat mengalami keterlambatan onset laktasi dan gagal memberikan ASI eksklusif, sehingga onset laktasi pada ibu multipara perlu untuk diperhatikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi korelasi antara frekuensi menyusui dengan onset laktasi pada ibu multipara. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan kohort prospektif pada 148 ibu multipara postpartum di Jakarta Timur. Sampel dipilih dengan tehnik consecutive sampling. Analisis dilakukan dengan uji korelasi Spearman dan regresi linier. Hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi menyusui dan tingkat stress berhubungan signifikan dengan onset laktasi ibu multipara p=0,001 . Semakin jarang frekuensi ibu menyusui bayinya maka onset laktasi ibu bertambah bepeluang lebih lama sebesar 0,237 hari. Semakin tinggi tingkat stress ibu maka onset laktasi berpeluang bertambah lebih lama sebesar 0,135 hari. Penelitian ini merekomendasikan petugas kesehatan untuk mendorong ibu sering menyusui bayinya dengan mengenali tanda-tanda stress pada ibu postpartum di awal masa menyusui. Tindakan intervensi untuk menurunkan stress perlu dilakukan untuk membantu mendorong terjadinya onset laktasi.
ABSTRACTCorrelation between Breastfeeding Frequency and Onset of Lactation among Multipara Mother in East Jakarta. Delayed onset of lactation is one of risk factor of unsuccessful effective breastfeeding. Mother who get delayed onset of lactation are in a risk of early breastfeeding cessation. Delayed onset of lactation and unsuccessfull effective breastfeeding can be happen to multipara mother, so that some attention about onset of lactation need to paid to them. The aim of this study was to identify correlation between breastfeeding frequency and onset of lactation among multipara mother. The research design of this study was analityc descriptive with cohort prospective approach. The subjects of this study were 148 pospartum multipara mother in East Jakarta, selected by consecutive sampling technique. The Spearman correlation test and linier regression are used in the analysis of this study. The result showed significant correlations between breastfeeding frequency, stress level and onset of lactation p 0,001 . One less frequent mother breastfeed her baby, the longer timing of the onset of lactation at about 0,237 day. The higher mother rsquo s level of stress, timing of the onset lactation would be longer 0,135 day. Finding of this study give recommendation for the health care worker to encourage mother to breastfeed her baby frequently and recognise the symptom of stress at postpartum mother in their early phase of breastfeeding. Some interventions to reduce mother rsquo s level of stress need to be established to help the onset of lactation comes."
2018
T50808
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library