Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 163893 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Syarifah Dewi
"ABSTRAK
Latar Belakang: Keberadaan sel punca kanker payudara diduga berkontribusi dalam timbulnya resistensi terapi. Beberapa mekanisme yang mempengaruhi respons terapi pada kanker yaitu aktifnya jalur sinyal embrionik, hambatan apoptosis dan tingginya perbaikan DNA serta adaptasi sel punca kanker terhadap hipoksia dan stres oksidatif.Tujuan: Menganalisis profil ekspresi gen kepuncaan pada kanker payudara setelah terapi neoajuvan hormonal dan kemoterapi dilihat hubungannya dengan jalur apoptosis p53, jalur stres oksidatif NFkB dan penanda hipoksia HIF- serta respons terapi.Metode: Penelitian ini menggunakan sampel jaringan kanker payudara stadium IIIB dan IV sebelum terapi neoajuvan 46 sampel pre dan setelah terapi neoajuvan 46 sampel post . Total RNA diekstraksi kemudian dilakukan pengukuran ekspresi dengan menggunakan teknik Next Generation Sequencing Truseq targeted RNA expression Illumina dengan menggunakan panel sel punca, p53 dan NFkB. Selain itu juga ekspresi HIF-1 dan HIF-2 diukur dengan menggunakan qRT-PCR.Hasil: Setelah terapi neoajuvan, profil ekspresi gen kanker payudara yang memiliki respons molekuler yang baik pada jalur kepuncaan adalah CCNE1, CDC42, CTNNB1, HDAC2, PSEN1, PSENEN, pada jalur apoptosis adalah BIRC5, CASP8, CASP9, CDK1 dan PCNA, pada jalur stres oksidatif adalah SOD2, STAT1 dan TBK1, serta pada jalur hipoksia yaitu HIF-1 dan HIF-2 . Profil ekspresi gen dengan respons molekuler yang buruk pada jalur kepuncaan adalah ALDH1A1, ALDH2, CCND2, CXCL12, FZD7, IGF1, sedangkan pada jalur apoptosis adalah ATM dan BID. Respons histopatologis Miller Payne berkorelasi positif bermakna dengan ekspresi gen jalur apoptosis dengan respons molekuler yang baik BIRC5, CASP8, CDK1 , namun berkorelasi negatif bermakna dengan ekspresi gen ALDH1A1. Survival pasien kanker payudara berkorelasi negatif bermakna dengan ekspresi ALDH1A1 dan SOD2.Kesimpulan: Ekspresi gen ALDH1A1 dan SOD2 merupakan faktor penting untuk prediksi prognosis terapi neoajuvan sistemik pada pasien kanker payudara stadium lanjut.

ABSTRACT
Introduction: The presence of breast cancer stem cells is considered to contribute to therapeutic resistance. There are some mechanisms affected therapy response in the cancer, such as active embryonic signaling pathways, inhibition of apoptosis and high DNA repair, adaptation to hypoxia and oxidative stress.Aim: to analyse the stemness gene expression profile in breast cancer after neoadjuvant chemotherapy and hormonal therapy correlated with apoptotic p53 , oxidative stress NFkB and hypoxia HIF- signaling pathways and also therapeutic responses.Methods: This study used breast tissue samples IIIB and IV before neoadjuvant therapy 46 pre samples and after neoadjuvant therapy 46 post samples . Total RNA was measured the expression profile using Next Generation Sequencing Truseq targeted RNA expression Illumina with stem cell, p53 and NFkB panels. In addition, HIF-1 and HIF-2 expression were measured using qRT-PCR. Results: After neoadjuvant therapy, the expression profiles of breast cancer genes that have good molecular responses in stem cells pathway are CCNE1, CDC42, CTNNB1, HDAC2, PSEN1, PSENEN, in apoptotic pathway are BIRC5, CASP8, CASP9, CDK1 and PCNA, in oxidative stress pathway are SOD2, STAT1 and TBK1, as well as in the hypoxic pathway HIF-1 and HIF-2 . Expression profiles with poor molecular responses in stem cells pathway are ALDH1A1, ALDH2, CCND2, CXCL12, FZD7, IGF1, while in apoptotic pathway are ATM and BID. Histopathologic response Miller Payne was significantly positively correlated with apoptotic pathway gene expression with good molecular response BIRC5, CASP8, CDK1 , but negatively significant correlated with ALDH1A1 gene expression. Survival of breast cancer patients significantly negatively correlated with ALDH1A1 and SOD2 expression. Conclusion: ALDH1A1 and SOD2 gene expression is an important factor for predicting the prognosis of systemic neoajuvan therapy in patients with advanced breast cancer."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Suryani
"Pasien kanker payudara dengan berbagai karakteristik yang dimiliki harus memiliki keyakinan diri serta manajemen diri yang baik, sehingga dapat melanjutkan hidupnya secara berkualitas. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan efikasi diri terhadap manajemen diri pada pasien kanker payudara di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode deskripsi analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dengan cara purposive sampling dengan sampel berjumlah 108 responden. Hasil penelitian menggunakan uji regresi logistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan pada efikasi diri terhadap manajemen diri pasien kanker payudara (p=0,001) setelah dikontrol dengan stadium, faktor psikologis dan dukungan sosial. Hasil analisis didapatkan Odds Ratio (OR) dari diri adalah 16,713 (95% CI: 4,424;63,137), dukungan sosial Odds Ratio (OR) 4,968 ( 95% CI: 1,785;13,831), dan stadium dengan Odds Ratio (OR) 0,190 (95% CI: 0,044;0,820). Peneliti merekomendasikan untuk bidang pelayanan keperawatan dapat melanjutkan penelitian dengan lebih berfokus pada pengembangan intervensi untuk meningkatkan dan mempertahankan perilaku manajemen diri.

Breast cancer patients with various characteristics must have self-confidence and good self-management, so that they can continue their quality of life. The purpose of this study was identified the relationship between self-efficacy and self-management on breast cancer patients at Dharmais Cancer Hospital Jakarta. This study used an analytical description method with a cross sectional approach. Sampling technique was used purposive sampling with number of sample 108 respondents. Data was analyzed by using logistic regression show that there was a significant relationship between self-efficacy and self-management of breast cancer patients (p=0.001) after controlling of various factor such as stage, psychological factors and social support. The results of this study showed that the Odds Ratio (OR) of self-efficacy was 16,713 (95% CI: 4,424; 63,137), social support Odds Ratio (OR) was 4,968 (95% CI: 1,785; 13,831), and the stage with Odds Ratio (OR) was 0.190 ( 95% CI: 0.044; 0.820). Researchers recommended that the nursing services facilities can continue research by focusing on developing interventions to improve and maintain self-management behavior."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cahya Candra
"ABSTRAK
Kanker menunjukkan suatu potensi untuk invasi baik in vitro maupun in vivo. Proses ini dimediasi oleh Methaderin (MTDH). Hipoksia-inducible factor-2α (HIF-2α) dapat meningkatkan ekspresi MTDH; Namun, sedikit diketahui tentang korelasi antara HIF-2α dan MTDH ekspresi dalam kanker payudara. Suatu studi telah menyelidiki hubungan antara HIF-2 dan MMP9. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara HIF-2 dan MTDH. Desain penelitian ini adalah analisis berpasangan dengan 48 sampel jarinagn kanker payudara sebelum dan sesudah Kemoterapi dan terapi hormonal yang terdiri dari 20 terapi hormonal dan 28 kemoterapi. Ekspresi mRNA HIF-2 dan MTDH diukur dengan menggunakan QRT-PCR. HIF-1 ekspresi protein dideteksi oleh teknik enzyme linked immunosorbent assay (ELISA). Peningkatan ekspresi relatif mRNA HIF-2 dan MTDH setelah terapi tidak signifikan (p> 0,05, Mann Whitney) dibandingkan sebelum terapi. Peningkatan ekspresi relatif mRNA HIF-2 dan MTDH pada derajat histopatologi III tidak signifikan (p> 0,05, Mann Whitney) dibandingkan dengan histopatologi I dan II. Peningkatan ekspresi relatif mRNA HIF-2 dan MTDH pada usia > 40 tahun tidak signifikan (p> 0,05, Mann Whitney) dibandingkan dengan <40 tahun. Spearman analisis korelasi mengungkapkan bahwa HIF-2α dan ekspresi MTDH secara signifikan berkorelasi (r = 0,632; P = 0.000). Hasil ini menunjukkan bahwa tingginya ekspresi HIF-2α dikaitkan dengan buruk nya prognosis pada pasien dengan kanker payudara dan menjadikan bahwa HIF-2α dan MTDH bisa menjadi penanda dari perkembangan kanker payudara.

ABSTRACT
Malignant cells show increased invasion potency in vitro and in vivo. This process is considered to be mediated by Methaderin (MTDH). Hypoxia-inducible factor-2α (HIF-2α) may upregulate MTDH expression; however, little is known about the correlation between HIF-2α and MTDH expressions in breast cancer. The current study investigated correlation between HIF-2 and MMP9 immunohistochemically according to various clinical and pathological features in 102 paraffin-embedded archival tissue block specimens from patients with breast cancer. Aim of this study is to investigate correlation between HIF-2 and MTDH. Design of this study is couple analysis with 48 breast cancer sample before and after Chemoteraphy and hormonal therapy comprises 20 hormonal therapy and 28 chemotheraphy. Expression of mRNA HIF-2 and MTDH were measured using qRT-PCR. HIF-1 protein expression was detected by enzim linked immunoabsorbant assay (ELISA). mRNA HIF-2 and MTDH expression after theraphy is not significantly higher (p > 0,05, Mann Whitney) compared to before theraphy. mRNA HIF-2 and MTDH expression in Histopathology Grade III is not significantly higher (p > 0,05, Mann Whitney) compared to histopathology grade I and II. mRNA HIF-2 and MTDH expression in >40 years old is not significantly higher (p > 0,05, Mann Whitney) compared to <40 years old. Spearman correlation analysis revealed that HIF-2α and MTDH expression ons were significantly correlated (r = 0.632; P = 0.000). These results suggest that high HIF- 2α expression is associated with poor overall survival in patients with breast cancer, indicating that HIF-2α could be a valuable marker of breast cancer"
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umar Suratinojo
"Latar Belakang : Kanker payudara sampai saat ini masih merupakan masalah bagiwanita di seluruh dunia. Meskipun telah banyak kemajuan dalam hal skrining, deteksidini dan penatalaksanaannya, progresivitas penyakit ini tetap berlanjut. Kankerpayudara masih menjadi penyebab kematian utama akibat kanker pada seluruh wanitadan merupakan kanker yang paling sering terdiagnosa pada wanita di 140 dari 184negara di seluruh dunia termasuk negara berkembang seperti Indonesia dimana 87 berada pada stadium lanjut stadium IIIA, IIIB, IV. Keberadaan pasien yang datangberobat pada stadium lanjut, menimbulkan berbagai masalah morbiditas dan mortalitasyang menurunkan kualitas hidup, serta survival rate. Untuk memperkirakanprogresivitas dan perkembangan kanker diperlukan biomarker tertentu sebagaipenanda prognosis dan prediktif. Berbagai faktor prediktif dan prognostik telahdigunakan dalam penanganan kanker payudara. PAI-1 Plasminogen activatorInhibitor-1 sebagai bagian dari sistem aktivator plasminogen telah diketahuimerupakan faktor prognostik independen yang kuat untuk disease-free survial andoverall survival. Peningkatan kadar dan ekspresi PAI-1 pada penelitian klinissebelumnya sering menunjukkan prognosis buruk. Tetapi pada penelitian invivomenunjukkan bahwa PAI-1 memiliki peran ganda. Di satu sisi PAI-1 berperan dalammenekan perkembangan kanker dengan memblok angiogenesis, tetapi disisi lain jugadapat mempromosikan perkembangan kanker dengan meningkatkan angiogenesis danmemblok apoptosis. Tetapi apakah PAI-1 dapat menekan perkembangan kankerataukah sebaliknya mempromosikan perkembangan kanker, hal ini yang menjadipertanyaan penulis. Untuk itu penulis akan mencoba meneliti seberapa jauh peranPAI-1 dalam memprediksi kemungkinan survival rate dihubungkan dengan faktorklinikopatologi pada kanker payudara stadium lanjut.
Metode penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian prognostik yang menilaisurvival rate dengan metode hystorical cohort analitik pada pasien Kanker payudarastadium IIIB dan IV. Sebanyak 58 dari 86 penderita kanker payudara stadium IIIB danIV di Rumah Sakit Kanker Dharmais dilakukan pemeriksaan ekspresi PAI-1 melaluipemeriksaan immunohistokimia dari jaringan kanker payudara dengan menggunakanantibody PAI-1 Santa Cruz Biotechnology, inc. PAI-1 C-9 : sc-5297 a mousemonoclonal antibody raised against amino acids 24-158 of PAI-1 of human origin pengenceran 1 : 50. Kemudian dilanjutkan analisa survival untuk mendapatkan dataprognosis PAI-1 dan dinilai pula faktor klinikopatologi yang berpengaruh terhadapekspresi PAI-1.
Hasil : Dengan cut off sebesar 90 didapatkan sensitivitas pemeriksaan ekspresi PAI-1sebesar 84,7 dan spesifisitas 60. Dari hasil analisa statistik, ternyata terdapathubungan yang bermakna antara ekspresi PAI-1 dan survival rate dengan HR 4,08 IK95 1,75 - 9,50 dengan nilai p=0,001. Selanjutnya melalui analisis survival denganKaplan-Meier menunjukkan ada perbedaan survival rate yang bermakna antara kelompok ekspresi PAI-1 yang tinggi dengan PAI-1 yang rendah pada kankerpayudara stadium lanjut log rank p=0,001 , dimana kelompok PAI-1 yang tinggimemiliki lama hidup 1408 hari, sedangkan PAI-1 yang rendah memiliki lama hidup540 hari jadi terdapat selisih 868 hari. Ekspresi PAI-1 tidak berhubungan denganfaktor-faktor kliniko-patologi, kecuali grade didapatkan RR 1,5 IK95 1,2-1,8.
Kesimpulan : Pasien kanker payudara stadium lanjut dengan ekspresi PAI-1 yangtinggi memiliki survival yang lebih baik dibanding dengan PAI yang rendah. EkspresiPAI-1 pada kanker payudara stadium lanjut tidak berhubungan dengan faktor klinikopatologikecualigrade.

Background: Breast canceissue for women around the world. Although there has been much progrr is aness in terms of screening, early detection and management, progression of the disease continues, breast cancer is still the leading cause of death from cancer in all women and is the most common cancer diagnosed in women in 140 of 184 countries around the world including developing countries such as Indonesia where 87 are at an advanced stage stage IIIA, IIIB, IV. The existence of the patients who come for treatment at an advanced stage causes many problems in morbidity, mortality, and decrease quality of life, resulting in low survival rate. To predict the progression and development of the cancer we need specific biomarkers as prognostic and predictive markers. PAI 1 Plasminogen activator inhibitor 1 as part of plasminogen activator system has been known to be a strong independent prognostic factor for disease free and overall survival. Increased levels and the expression of PAI 1 in the previous clinical studies often indicate a poor prognosis. But in vivo studies indicate that PAI 1 has a dual role. On one side the PAI 1 plays a role in suppressing the development of cancer by blocking angiogenesis, but on the other hand it can also promote the development of cancer by increasing angiogenesis and blocks apoptosis. Does PAI 1 suppress the development of cancer or promote the development of cancer, is the question of this study. The writer will study the role of PAI 1 in predicting the likelihood of survival rate associated with clinicopathologic factors in advanced breast cancer.
Research method: This study assess the prognostic survival rate with hystorical cohort analytic methods in breast cancer patients with stage IIIB and IV. A total of 58 from 86 patients with breast cancer stage IIIB and IV at Dharmais Cancer Hospital was tested for expression of PAI 1 through immunohistochemistry assay of breast cancer tissue using antibody PAI 1 Santa Cruz Biotechnology, Inc., PAI 1 C 9 sc5297 a mouse monoclonal antibody raised against amino acids 24 158 of PAI 1 of human origin dilution 1 50. Survival analysis was done to obtain the prognostic data of PAI 1 and rated the clinicopathologic factors that influence the expression of PAI1.
Result: With a cut off of 90, expression of PAI 1 test has 84.7 sensitivity and 60 specificity. Statistical analysis shows a significant correlation between the expression of PAI 1 and survival rate with HR 4.08 95 CI 1.75 to 9.50 , with p 0.001. Furthermore, survival analysis by Kaplan Meier showed significant differences in survival rate between the group of high expression of PAI 1 and low expression PAI 1 in advanced breast cancer log rank p 0.001 , where the group with high PAI 1 has 1408 days of survival life, while the group with low PAI 1 has 540 days of survival life, with difference of 868 days. Also the expression of PAI 1 shows not significant correlation with clinicopatologycal factors except grade RR 1,5 IK95 1,2 1,8.
Conclusion: Advanced breast cancer patients with the expression of high PAI 1 hadbetter survival compared with low PAI 1. The expression of PAI 1 in Advancedbreast cancer was not associated with clinicopathologycal factors excepted grade.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nadra Marlina
"Hipoalbuminemia dapat terjadi pada pasien kanker payudara, yang merupakan prognosis yang buruk untuk survival pasien tersebut, sehingga perlu dikoreksi dengan infus albumin. Tujuan penelitian adalah menganalisis biaya dan efektivitas beberapa produk albumin pada pasien kanker payudara stadium lanjut, dan menganalisis apakah faktor umur, komorbiditas, stadium kanker, jumlah lokasi metastasis, metastasis di hepar, dan kemoterapi mempengaruhi laju peningkatan albumin pasien kanker payudara stadium lanjut. Penelitian ini menggunakan metoda potong lintang yang dilakukan secara retrospektif terhadap data sekunder pasien yang dirawat periode juli 2010 sampai juni 2012 di Rumah Sakit Kanker Dharmais, Jakarta. Teknik pengambilan sampel adalah total sampling. Data yang diperoleh sebanyak 47 siklus, terdiri dari 18 siklus produk A, 17 siklus produk B, dan 12 siklus produk C. Rata-rata biaya langsung medis perhari produk A, produk B, dan produk C adalah Rp 1.843.470, Rp 1.813.792, dan Rp 1.687.219. Rata-rata laju peningkatan albumin perhari produk A, produk B dan produk C adalah 0,5 g/dL, 0,4 g/dL dan 0,4 g/dL. Hasil perhitungan Incremental Cost Effectiveness Ratio (ICER) produk B dan produk C terhadap produk A adalah Rp 296.780 dan Rp 1.562.510 perlaju peningkatan albumin perhari. Berdasarkan oneway analisis sensitivitas, ketahanan hasil analisis telah teruji, albumin produk A tetap lebih cost effective. Analisis multivariat menunjukkan bahwa faktor umur, komorbiditas, stadium kanker, jumlah organ metastasis, metastasis hepar dan kemoterapi tidak mempengaruhi laju peningkatan albumin.

Hypoalbuminemia can occurs on cancer patients, which is a poor prognosis for survival of these patients, so that needs to be corrected with albumin infusion. The purpose of these research is to analyze the cost effectiveness use of some products of albumin in patients with advanced breast cancer, and to analyze whether the factors of age, comorbidity, stage of cancer, the number of locations metastasis, hepatic metastasis, and chemotherapy affect the rate of albumin increased in advanced breast cancer patients. This study used cross-sectional method with a retrospective review towards secondary data of patients who was treated from July 2010 to June 2012 at the Dharmais Cancer Hospital. The sampling technique was the total sampling. 47 cycles of therapy was collected, consist of 18 cycles of product A, 17 cycles of product B, and 12 cycles of product C. The average direct medical costs per day of product A, product B, and product C was Rp 1,843,470; Rp 1,813,792 and Rp 1,687,219 respectively. The average of daily albumin increased rate of product A, product B and product C was 0.5 g / dL, 0.4 g / dL and 0.4 g / dL respectively. Calculation of Incremental Cost Effectiveness Ratio (ICER) product B and product C to product A showed additional costs Rp 296,780 and Rp 1,562,510 if product A was selected. One way sensitivity analysis confirmed the robustness of the results, albumin of product A was more cost effective. Multivariate analysis showed there was no significant correlation between interference factors with albumin increased rate.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
T35778
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Nursyifa Qolbi
"Kanker payudara merupakan kondisi akibat proliferasi sel yang abnormal pada sel mamae. Kanker payudara memiliki jumlah kasus baru terbanyak dari semua jenis kanker pada tahun 2020 dan menempati peringkat kedua sebagai kanker penyebab kematian. Penyakit kanker memiliki efek yang kompleks terhadap kehidupan, sehingga perawatan paliatif direkomendasikan untuk meningkatkan kualitas hidup secara fisik, psikologis, sosial, dan spiritual. Aspek spiritualitas merupakan komponen dasar dalam perawatan paliatif. Spiritualitas berperan dalam memberikan makna hidup, melalui pemahaman mendalam terhadap diri sendiri, lingkungan sosial, alam, dan Tuhan atau kekuatan tertinggi lainnya. Perawatan spiritual sangat dibutuhkan oleh pasien kanker. Karya tulis ini dibuat dengan tujuan untuk menganalisis intervensi perawatan spiritual Islami model INSPIRASI pada pasien dengan kanker payudara. Intervensi dilakukan selama empat hari, selama perawatan di rumah sakit. Intervensi diawali dan diakhiri dengan evaluasi objektif menggunakan kuesioner kualitas hidup dan kesejahteraan spiritual. Intervensi INSPRASI terbukti dapat meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan spiritual pasien. Perawatan spiritual masih perlu dikembangkan untuk digunakan pada pasien dengan agama lainnya ataupun secara umum.

Breast cancer is a condition caused by abnormal proliferation of mammary cells. It’s ranked as first and second in incidence and mortality rate that reported in 2020. Cancer has complex effects that affect life. Palliative care is recommended to improve quality of life  as in physically, pyschologically, social, and spiritual. Spirituality is the base component of palliative care. Spirituality plays a role  in giving meaning to life, through a deep understanding of oneself, social environment, nature, and God or other higher force believed.  This case report aims to analyze Islamic spiritual care with INSPIRASI model on patient with breast cancer. The intervention was carried out for four days, during hospitalization. Objective evaluation is carried out before and after intervention to measure quality of life and spiritual well-being. This case report found that spiritual care with INSPIRASI model could be used to increase quality of life and spiritual well-being of breast cancer patient. Other spiritual care still is needed to be developed for use in patients with other religions or general."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Humonobe, Andrew Ivan
"Latar Belakang : Kanker payudara merupakan salah satu kanker tersering pada wanita. Saat ini keberhasilan pengobatan terhadap kanker payudara masih rendah selain karena progesifitas tumor, tumor juga kadang bersifat resisten terhadap pengobatan, adanya metastasis dan meningkatnya agresivitas. Penelitian menunjukkan adanya peranan dari subset populasi sel punca kanker payudara (breast cancer stem cells, BCSC) yang menyokong pada sifat keganasan kanker ini. Selain Oct4 sebagai penanda kepuncaan sel, salah satu penanda yang dipakai dalam menyortir BCSC adalah aldehyde dehydrogenase (ALDH), dan dari 19 subfamili ALDH diteliti isoform ALDH1A1 dan ALDH1A3 yang dominan berperan pada BCSC. Selain itu adanya kondisi hipoksia turut mendukung menyebabkan kegasanan kanker payudara meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh hipoksia pada ekspresi mRNA ALDH1A1 dan ALDH1A3 dan hubungannya dengan kepuncaan dan ketahanan hidup sel punca kanker payudara ALDH+.
Metode: Sampel menggunakan kultur sel BCSC ALDH dan sel MCF-7. Dilakukan inkubasi hipoksia (O2 1) dan normoksia (O2 20) selama 6, 24 dan 48 jam kemudian dilakukan analisis ekspresi HIF1, ALDH1A1, ALDH1A3 dan Oct4. Selanjutnya dilakukan analisis viabilitas dan pengukuran mammosphere forming unit (MFU).
Hasil : Studi menunjukkan kondisi hipoksia menyebabkan peningkatan ekspresi ALDH1A3 pada sel BCSC ALDH sedangkan ALDH1A1 mengalami penurunan ekspresi dibandingkan dengan sel normoksia, sementara pada sel MCF-7 terjadi hal sebaliknya. Ekspresi Oct4 mengalami peningkatan pada awal hipoksia (6 jam) kemudian menurun. Terjadi penurunan MFU, sedangkan ketahanan hidup sel tetap stabil.
Kesimpulan : Kondisi hipoksia bisa menyebabkan penurunan sifat kepuncaan pada sel BCSC ALDH ditinjau dari penanda self-renewal, pluripotensi dan tumorigenitas, tetapi ketahanan hidup sel tetap stabil.

Background: Breast cancer is one of frequent cancer-related disease among women. Complete successful therapy to breast cancer was still a big challenge considering the tumour progression, therapy resistancy, metastatic ability and increasing aggressivity. Studies shown that breast cancer stem cells (BCSC) subset were involved to maintain the malignancy. Besides the well-known cell stemness marker Oct4, researchers also suggested aldehyde dehydrogenase (ALDH) as a marker of BCSC, in which ALDH1A1 and ALDH1A3 believed to play dominant role. In addition, tumour hypoxia might also support increasing malignancy. This study aimed to analyze the expressions of ALDH1A1 and ALDH1A3 mRNA and their correlation with stemness properties and cell survival of hypoxic BCSC ALDH+.
Method(s): Samples were obtained using BCSC ALDH and MCF-7 cells. The cells then being treated with hypoxia (O2 1) and normoxia (O2 20) conditions for 6, 24 and 48 hours respectively. We also measured the cells survival and mammosphere forming unit (MFU) capability to analyze cell proliferation.
Result(s): Our study showed that ALDH1A3 in BCSC ALDH hypoxia cells was expressed at significantly higher level but ALDH1A1 was at lower level compared to their respective normoxia cells, while we found the opposite results in MCF-7 cells. Oct4 expression was increased at early hypoxia (6 hours) then declined shortly. MFU was reduced but cells survival remained stable.
Conclusion(s): Hypoxic condition decreased the stemness properties of BCSC ALDH considering the self renewal, pluripotency, and tumorigenicity markers. However, cells survival remained stable.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Aqilla Rhania
"Pendahuluan: Kanker payudara triple-negatif merupakan subset keganasan yang menantang terkait dengan prognosis buruk akibat rendahnya ekspresi HER2 dan reseptor hormon, yang mengakibatkan kurangnya modalitas terapi yang ditargetkan secara spesifik. Selain itu, bagian dari keganasan ini mempunyai tingkat kekambuhan dini dan metastasis yang tinggi. Manganese superoxide dismutase (MnSOD), suatu enzim yang sangat penting untuk keseimbangan redoks, terlibat dalam tumorigenesis karena peran gandanya. Awalnya, MnSOD bertindak sebagai penekan tumor selama tumorigenesis awal, namun perannya bergeser seiring perkembangan penyakit. Kanker payudara triple-negatif diperkaya dengan subpopulasi sel dengan potensi tumorigenik tinggi dan stres oksidatif yang dikenal sebagai sel punca kanker. Sel-sel ini mengekspresikan faktor transkripsi Oct4 dan Sox2, yang mengatur pembaruan diri dan kepuncaan. Studi ini menyelidiki efek penekanan ekspresi MnSOD melalui KO gen CRISPR/Cas9 pada sel punca kanker BCSC triple-negatif dengan mengukur ekspresi mRNA OCT4 dan SOX2. Metode: Penelitian ini menggunakan kelompok kontrol BCSC tripel-negatif BT-549 tipe wild-type dan dua kelompok BT-549 KO MnSOD yang diberi perlakuan. Untuk setiap kelompok, tiga sampel ulangan digunakan. Ekspresi mRNA OCT4 dan SOX2 di setiap kelompok kontrol dan kelompok perlakuan dideteksi oleh RT-qPCR. Hasil masing-masing dihitung dengan Metode Livak untuk mengekstraksi rasio ekspresi. Uji T dua sampel dilakukan untuk menghitung signifikansinya. Hasil: Temuan ini menunjukkan tren penurunan ekspresi SOX2 dan ekspresi mRNA OCT4 yang tidak konsisten. Kesimpulan: Penekanan MnSOD dapat menjadi target potensial untuk mengubah sifat pluripotensi BCSC triple-negatif dengan memberikan efek tidak langsung pada ekspresi mRNA OCT4 dan SOX2.

Introduction: Triple-negative breast cancer represents a challenging subset of malignancy associated with poor prognosis due to low expression of HER2 and hormone receptors, resulting in the lack of specific targeted therapeutic modalities. Additionally, this subset of malignancy acquires a high rate of early recurrence and metastasis. Manganese superoxide dismutase (MnSOD), an enzyme paramount for redox balance, is implicated in tumorigenesis by its dual role. Initially, MnSOD acts as a tumor suppressor during early tumorigenesis, but its role shifts as the disease advances. Triple-negative breast cancer is enriched with a subpopulation of cells with high tumorigenic potential and oxidative stress known as cancer stem cells (CSC). These cells expressed Oct4 and Sox2 transcription factors, which regulate self-renewal and stemness. This study investigates the effect of suppressing MnSOD expression through CRISPR/Cas9 gene knockout on the stemness of triple-negative BCSCs by measuring OCT4 and SOX2 mRNA expression. Methods: This study utilized a control group of wild-type BT-549 triple-negative BCSCs and two treated groups of MnSOD-knockout BT549 BCSCs. For each group, three replicate samples were used. The mRNA expression of OCT4 and SOX2 in each control and treated group was detected by RT-qPCR. Their respective results were calculated by the Livak Method to extract the expression ratio. A two-sample T-test was performed to calculate the significance. Results: The findings demonstrate a decreasing trend of SOX2 expression and an inconsistent OCT4 mRNA expression. Conclusion: MnSOD suppression may present as a potential target for altering the pluripotency properties of triple-negative BCSCs by exerting an indirect effect on OCT4 and SOX2 mRNA expression."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hariyono Winarto
"Pendahuluan: Endometriosis merupakan suatu kelainan jinak ginekologi yang dapat mengalami transformasi menjadi kanker. Stres oksidatif diduga berperan dalam perkembangan penyakit endometriosis. Gen supresor tumor ARID1A banyak ditemukan termutasi dan inaktif pada kanker ovarium yang berhubungan dengan endometriosis. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis peran stres oksidatif terhadap ekspresi gen supresor tumor ARID1A dalam transformasi endometriosis menjadi ganas.
Metoda: Penelitian dimulai dengan 10 sampel jaringan kanker ovarium, 10 sampel endometriosis dan3 jaringan endometrium eutopik sebagai kontrol yang diisolasi mRNA dan proteinnya. Analisis ekspresi gen ARID1A pada tingkat mRNA dilakukan dengan pemeriksaan RT-qPCR dan pada tingkat protein dengan ELISA. Pada sel endometriosis dan kanker ovarium dilakukan analisis stres oksidatif dengan pemeriksaan aktivitas antioksidan MnSOD dan pemeriksaan kadar MDA sebagai salah bukti kerusakan salah satu komponen sel. Setelah itu dilakukan uji eksperimental pada kultur sel endometriosis dan endometrium eutopik sebagai kontrol. Kedua sel kultur diinduksi dengan H2O2 konsentrasi 0 nM, 100 nM, dan 1000 nM. Analisis dilakukan terhadap ketahanan hidup sel, kadar ROS dan ekspresi gen ARID1A pada tingkat mRNA dan protein.
Hasil: Efek induksi H2O2 dalam menekan ekspresi gen ARID1A sel endometriosis dan sel endometrium eutopik pada tingkat mRNA dan protein, bermakna, meskipun pada kanker ovarium tidak bermakna pada penelitian ini.
Kesimpulan: Stres oksidatif berperan dalam menekan ekspresi gen supresor tumor ARID1A ditingkat mRNA dan protein pada endometriosis.

Introduction: Endometriosis as a gynecologic benign lesion, can transform itself into cancer. Oxidative stress is considered as an important factor in endometriosis development. Studies found that ARID1A as tumor suppressor gene, was frequently mutated and inactivated in endometriosis associated ovarian cancer. The aim of the study is to analyze the role of oxidative stress on ARID1A expresion in endometriosis malignant transformation.
Methods: This study started with ten samples of ovarian cancer, ten samples of endometriosis, and 3 samples of eutopic endometrioid tissues as control. They were analyzed for the expression of ARID1A by RT-qPCR and ELISA, then analyzed for the activity of MnSOD as antioxidant enzyme and level of malondialdehyde as one of the oxidative stress damage effect evidence on cell's components. The second part of the study was experimental study on cultured eutopic endometrial and endometriosis cells. They were induced by H2O2 of 0, 100, and 1000 nM concentration. Analysis of the expression of ARID1A by RTqPCR and ELISA, and the DCFH-DA for the level of Reactive oxygen species were done.
Result: The impact of the H2O2 induction in repressing ARID1A gene expression on the endometriosis as well on the eutopic endometrium cells are significant, but not on the ovarian cancer in this study.
Conclusion: Oxidative stress has a role in repressing the expression of ARID1A gene at the mRNA and protein levels on the endometriosis.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Filipus Dasawala
"Kemoterapi neoajuvan (KNA) merupakan salah satu modalitas terapi pada kanker payudara lanjut lokal (KPD-LL). Beberapa studi telah menunjukkan KNA dapat meningkatan kesintasan keseluruhan bila didapatkan respons patologis komplet, namun efektifitasnya dihambat oleh kemoresistensi yang dapat dimediasi oleh P-glycoprotein (Pgp). Tujuan dari studi ini adalah untuk mengkaji hubungan antara ekspresi Pgp dengan respons terhadap KNA pada pasien KPD-LL. Studi kohort prospektif multisentra dilakukan di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo dan RSUD Koja pada periode September 2018 sampai Mei 2019. Analisis imunohistokimia dilakukan pada sampel biopsi untuk menilai ekspresi Pgp secara semikuantitatif. Respons klinis dinilai pascakemoterapi tiga siklus dengan menggunakan kriteria WHO. Subjek yang dinilai operabel pascaKNA menjalani operasi mastektomi radikal modifikasi. Respons patologis dinilai pada spesimen bedah dengan menggunakan kriteria Miller-Payne. Pgp didapatkan positif pada 21/27 subjek (77,8%) dan lemah/negatif pada 6/27 subjek (22,2%). Respons patologis komplet hanya didapatkan pada satu pasien dengan Pgp negatif. Tidak ada perbedaan secara statistik antara subjek dengan Pgp positif dan Pgp negatif dalam hal respons klinis maupun respons patologis. Hasil studi ini menunjukkan bahwa mayoritas pasien KPD-LL mengekspresikan Pgp, namun Pgp tidak dapat digunakan sebagai prediktor respons terhadap KNA, baik klinis maupun patologis.

Neoadjuvant chemotherapy (NACT) is one of the modalities used to treat locally advanced breast cancer (LABC). Studies have shown that it can improve overall survival if pathological complete response is achieved, but it is impeded by chemoresistance of which can be mediated by P-glycoprotein (Pgp). The aim of this study is to explore the association between Pgp expression and response to NACT. A multicenter prospective cohort study was carried out in Dr. Cipto Mangunkusumo General Hospital and Koja General Hospital from September 2018 to May 2019. Immunohistochemical analyses of the biopsy samples were done to semiquantitatively measure Pgp expression. Clinical response was evaluated after three cycles NACT using WHO response criteria. Subjects, who were deemed operable post-NACT, underwent modified radical mastectomy. Afterwards, the surgical specimens were evaluated for pathological response following Miller-Payne criteria. Pgp was strongly expressed in 21/27 subjects (77.8%) and weak/negative in 6/27 subjects (22.2%). pCR was seen only in one Pgp negative subject. There was no difference between Pgp positive and negative subjects in terms of clinical response and pathological response. The results show, Pgp is expressed in the majority of LABC patients, but it cannot be used as a predictor of response to NACT, either clinically or pathologically.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>