Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 93111 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rulifa Syahroel
"ABSTRAK
Nama : Rulifa SyahroelProgram Studi : Program Pendidikan Dokter Spesialis-II Ilmu Kesehatan AnakJudul : Hipokalsemia sebagai Penanda Derajat Keparahan Infeksi Virus Dengue pada AnakLatar belakang. Kalsium plasma memegang peran vital pada berbagai proses fisiologis tubuh. Hipokalsemia telah didokumentasikan pada infeksi virus dengue terutama pada kasus berat. Masih sedikit data tentang kalsium ion serum pada infeksi virus dengue anak.Tujuan. Menilai kadar kalsium ion serum pada DD, DBD dan SSD serta membuktikan hipokasemia dapat menjadi penanda derajat keparahan infeksi .Metode. Studi potong lintang dilakukan di tujuh RS rujukan Provinsi DKI Jakarta, Sumatera Barat dan Kepulauan Riau selama November 2017 - Februari 2018 pada anak usia 1 - 45vol , nilai hemokonsentrasi >20 dan kadar albumin

ABSTRACT
Name Rulifa Syahroel Specialty Pediatric Consultant Program majoring in Infection and Tropical Diseases Title Hypocalcemia as A Marker of Dengue Severity in Children Background. The plasma calcium plays a vital role for physiological process of body. Hypocalcemia has been documented in dengue infection and seen more frequently in severe cases. There is still lack of data about serum ionized calcium in pediatric dengue.Objective. To asses the serum ionized calcium level in DF, DHF, DSS and evaluate hypocalcemia as a marker of dengue severity.Methods. A cross sectional study was done in seven top referral hospitals in Jakarta, West Sumatera and Riau Islands Province from November 2017 Februari 2018. Children aged 1 45vol , hemoconcentration level 20 and albumin serum level "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T58629
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariesti Karmila
"ABSTRAK
Latar Belakang. Vitamin D diketahui berperan penting dalam memodulasi sistem imunitas. Defisiensi vitamin D sering dihubungkan dengan peningkatan risiko kerentanan dan keparahan terhadap berbagai penyakit infeksi. Penelitian yang meninjau hubungan antara vitamin D dan dengue sangat terbatas. Dengue adalah penyakit dengan beban kesehatan global yang besar, eksplorasi terhadap faktor imunomodulator yang berpotensi untuk menjadi bagian dari upaya pencegahan dan tatalaksana infeksi dengue termasuk vitamin D masih diperlukan.
Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada perbedaan rerata kadar vitamin D serum pada berbagai derajat keparahan infeksi dengue di masing-masing fase infeksi.
Metode. Penelitian potong lintang ini dilakukan dari Oktober 2016-Januari 2018 terhadap 61 pasien dengan infeksi dengue di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang. Data dikumpulkan melalui rekam medik, hasil pemeriksaan ultrasonografi, kadar 25(OH)D, serta foto rontgen toraks decubitus kanan. Analisis dilakukan dengan uji anova, kai kuadrat, Fisher exact, regresi linear dan logistik dengan interval kepercayaan 95% dan nilai kemaknaan 0.05.
Hasil. Rerata kadar vitamin D serum pada infeksi dengue dengan kebocoran plasma (DD) adalah 24.6 ng/ml. Pada infeksi dengue dengan kebocoran plasma (DBD dan SSD) rerata kadar vitamin D pada fase demam adalah 26.66 ng/ml, 21.91 ng/ml pada fase kritis, dan 25.36 ng/ml pada fase konvalesens. Tidak ditemukan adanya perbedaan dan hubungan bermakna antara kadar serta status kecukupan vitamin D dengan derajat keparahan infeksi dengue. Kadar vitamin serum pada fase akut infeksi dengue memiliki korelasi positif dengan hitung trombosit terendah (p=0.03).
Simpulan. Kadar vitamin D serum pada berbagai derajat infeksi dengue di masing-masing fase infeksi pada anak tidak berbeda bermakna. Kadar vitamin D serum pada fase demam berhubungan dengan hitung trombosit terendah pada kasus dengue.

ABSTRACT
Background. Vitamin D has an important role in modulating the immune system. Low level of vitamin D is frequently associated with higher risk of susceptibility and severity to various infectious disease. Studies on dengue infection and vitamin D are still limited. Until today dengue is known to have a high global burden of disease. Therefore, a continouing investigation on potential modulating factors that may be beneficial in the efforts of dengue prevention and management which includes vitamin D is still required.
Objectives. The purpose of this study is to evaluate the difference of vitamin D serum values in various levels of dengue infection severity in children in each phase of disease.
Methods. A cross sectional study was conducted from October 2016 until January 2018 at Mohammad Hoesin Hospital Palembang. Sixty-one children with dengue infection were included in this study. Data were collected from medical records, ultrasonograpy, 25(OH)D laboratory test, and right lateral decubitus xray. Statistical analysis was calculated with anova, chi-square, fisher exact, linear and logistic regression with 95% confidence interval and 0.05 level of significance.
Results. The mean value of 25(OH)D in dengue infection without plasma leakage (Dengeu Fever) is 24.6 ng/ml, while in dengue infection with plasma leakage (Dengue Hemorhaggic Fever and Dengue Shock Syndrome) the mean value are 26.66 ng/ml in febrile phase, 21.91 ng/ml in critical phase, and 25.36 ng/ml in convalescence phase. No significant difference and association were found between the values and status of vitamin D among various level of dengue infection severity. A positive linear correlation was found between the level of vitamin D in the febrile phase dengue infection and thrombocyte lowest count (p=0.03)
Conclusions. There are no difference between the value of vitamin D among children with various levels of dengue infection severity in each phase of disease. Vitamin D serum level during febrile phase may have a role in predicting thrombocyte lowest count during dengue infection.
"
2018
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fatih Anfasa
"Latar belakang: Demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit infeksi terpenting di berbagai negara tropis dan subtropis. Kebocoran plasma merupakan salah satu penanda infeksi dengue berat. Namun, beberapa metode diagnostik kebocoran plasma yang direkomendasikan oleh WHO memiliki berbagai kekurangan untuk digunakan dalam praktik klinis sehari-hari. Endokan merupakan proteoglikan yang diproduksi oleh sel endotel yang teraktivasi. Studi pada pasien sepsis dan Coronavirus Disease-19 (COVID-19) memperlihatkan bahwa kadar protein ini dapat digunakan sebagai penanda disfungsi endotel dan faktor prognostik infeksi berat. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi endokan sebagai penanda kebocoran plasma pada infeksi DBD. Metode: Penelitian ini dilakukan secara kohort retrospektif menggunakan data sekunder dari penelitian International Study on Biomarkers and Gene Expression Patterns in Patients with Dengue Virus Infection (INVEST) yang diambil pada tahun 2010-2011 di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Endokan diperiksa menggunakan teknik ELISA. Uji diagnostik kebocoran plasma dilakukan menggunakan ultrasonografi (USG) sebagai baku emas. Nilai titik potong endokan sebagai penanda kebocoran plasma dilakukan menggunakan kurva Receiver Operating Characteristic (ROC). Uji korelasi dilakukan terhadap nilai hematokrit, delta hematokrit, dan albumin dengan endokan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan GraphPad Prism versi 5.0 untuk Windows dan Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) versi 28. Hasil: Terdapat 64 pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dan terdiri atas 31 pasien demam dengue (DD) dan 33 pasien demam berdarah dengue (DBD). Terdapat perbedaan bermakna untuk parameter endokan, albumin, trombosit dan nilai delta hematokrit antara kelompok DD dan DBD. Didapatkan area under the curve (AUC) 0,83 (95% interval kepercayaan: 0,73-0,93). Endokan dengan nilai titik potong 1,63 ng/mL dapat digunakan sebagai penanda kebocoran plasma, dengan angka sensitivitas 66,7%, spesifisitas 90,3%, nilai prediksi positif (NPP) 88%, dan nilai prediksi negatif (NPN) 71,8%. Terdapat korelasi negatif antara nilai endokan dan albumin pada fase kritis infeksi dengue (r: -0,4; p: 0,001). Tidak terdapat korelasi antara kadar endokan fase kritis dengan hematokrit (r: 0,12; P=0,36) dan delta hematokrit (r: 0,16; P=0,21). Kesimpulan: Endokan dengan nilai titik potong 1,63 ng/mL memberikan angka sensitivitas 66,7%, spesifisitas 90,3%, NPP 88%, dan NPN 71,8 sebagai penanda kebocoran plasma. Terdapat korelasi negatif antara nilai endokan dan albumin pada fase kritis infeksi dengue.

Background: Dengue is one of the most important infectious diseases in tropical and subtropical countries. This disease is caused by dengue virus (DENV). Plasma leakage is one of the most important clinical manifestations of severe dengue. However, there are shortcomings of various diagnostic methods that have been recommended by WHO to be used in daily clinical practice. Endocan is a proteoglycan produced by activated endothelial cells. Studies in patients with sepsis and Coronavirus Disease-19 (COVID-19) showed that endocan levels can be used as a marker of endothelial cell dysfunction and prognostic factors for severe disease. This study aims to evaluate endocan as a marker of plasma leakage in dengue infection. Methods: The design of this study was retrospective cohort. Secondary data from the International Study on Biomarkers and Gene Expression Patterns in Patients with Dengue Virus Infection (INVEST) that was performed from 2010-2011 at Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta were used. Endocan levels were determined with ELISA test. Plasma leakage diagnosis was performed with ultrasonography (USG) as the gold standard. Receiver Operating Characteristic (ROC) curve was performed to determine endocan cut-off level to detect plasma leakage. Correlation tests were performed on hematocrit, delta hematocrit, and albumin levels with endocan. Data analyses were performed with GraphPad Prism versi 5.0 for Windows and SPSS version 28. Results: 64 patients fulfilled the inclusion and exclusion criteria. There were 31 patients with dengue fever (DF) and 33 patients with dengue hemorrhagic fever (DHF). We observed significant differences of endocan, thrombocyte, hematocrit, delta hematocrit, and albumin levels between DF and DHF patients. The area under the curve (AUC) was 0.83 ((95% confidence interval (CI): 0.73-0.93). Endocan with a cut off value of 1.63 ng/mL can be used as a marker for plasma leakage with a sensitivity of 66.7%, a specificity of 90.3%, a positive predictive value (PPV) of 88%, and a negative predictive value (NPV) of 71.8%. There was a negative correlation between endocan and albumin levels in the critical phase of dengue (r: -0,4; p: 0,001). There was no significant correlation (r: 0.12; P=0.36) between the endocan and hematocrit values in the critical phase of dengue infection and the critical phase values of endocan with delta hematocrit (r: 0.16; P=0.21). Conclusion: Endocan with a cut point value of 1.63 ng/mL can be used as a marker for plasma leakage with a sensitivity value of 66.7%, a specificity of 90.3%, a PPV of 88%, and a NPV of 71.8%. There was a negative correlation between endocan and albumin values in the critical phase of dengue infection."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Clarisa Rumora Abigail
"Latar Belakang: Kebocoran plasma merupakan salah satu penanda dari derajat keparahan penyakit infeksi virus dengue (DENV). Kadar fibrinogen mengalami perubahan seiring dengan terjadinya kebocoran plasma. Tujuan: Mengetahui hubungan kadar fibrinogen pada pasien infeksi DENV dengan derajat keparahan penyakit.
Metode: Peneliti menggunakan desain studi kohort dari data sekunder komunitas di Jakarta pada tahun 2010. Jumlah sampel penelitian adalah 43 orang dengan total 38 orang yang memenuhi kriteria inklusi. Kadar fibrinogen yang digunakan yaitu data pada demam hari ketiga dan keempat dari total tujuh hari ke tiga pemeriksaan, karena merupakan perkiraan hari terjadinya kebocoran plasma. Derajat keparahan penyakit infeksi DENV ditentukan berdasarkan klasifikasi WHO 1997 dan dibagi menjadi dua kelompok yaitu Demam Dengue (DD) dan Demam Berdarah Dengue (DBD). Hasil pemeriksaan kadar fibrinogen pada demam hari ketiga dan keempat dianalisis menggunakan Uji T Independen.
Hasil: Hasil pemeriksaan demam hari ketiga menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna pada kelompok DD dan DBD (p=0,993), namun rata-rata kadar fibrinogen kelompok DBD (253,8 mg/dL) lebih rendah dibandingkan kelompok DD (253,9 mg/dL). Hasil pemeriksaan kadar fibrinogen demam hari keempat juga menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna pada kelompok DD dan DBD (p=0,437), namun rata-rata kadar fibrinogen DBD (218,7 mg/dL) lebih rendah dibandingkan DD (235,4 mg/dL).
Kesimpulan: Kadar fibrinogen DBD lebih rendah dibandingkan DD namun tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna sehingga tidak terdapat hubungan antara kadar fibrinogen dengan derajat keparahan penyakit pada pasien infeksi DENV.

Background: Plasma leakage is one of the degree of severity disease determinants in patients with dengue virus (DENV) infection. Fibrinogen levels changes due to plasma leakage in DENV infection. Objective: Investigate the association of fibrinogen level and the degree of severity disease in patients with DENV infection in Jakarta, Indonesia. Methods: Author used a cohort study from secondary data on community in Jakarta at the year of 2010. The total sample is 43 persons, of whom 38 persons met the inclusion criteria. Next, author chose the third and fourth days of a total of seven days fever examination of fibrinogen levels because these days are the estimated days of plasma leakage. The severity of DENV infection is determined based on the 1997 WHO Classification which is divided into two group namely Dengue Fever (DF) and Dengue Haemorrhagic Fever (DHF). The results of examination of fibrinogen levels on the third and fourth day of fever were analyzed using the Independent T Test Results: The results in the third day of fever were no significant difference in the DD and DHF groups (p = 0.993), but the fibrinogen levels in the DHF group (253.8 mg/dL) were lower than those in the DF group (253.9 mg/dL). The results of the examination of fibrinogen levels on the fourth day of fever were also analyzed using the Independent T Test, the results were no significant difference in the DF and DHF groups (p = 0.437), but DHF fibrinogen levels (218.7 mg / dL) were lower than DF (235.4 mg / dL). Conclusion: Fibrinogen levels in DHF were lower than DF but did not show a significant difference so there was no association between fibrinogen levels with the severity of the disease in patients with DENV infection.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nirmala
"Latar Belakang: Infeksi virus dengue (DENV) dapat menyebabkan manifestasi klinis seperti demam berdarah (DD) dan demam berdarah dengue (DBD). Kedua kelompok tersebut dapat dibedakan melalui terjadinya kebocoran plasma sehingga kebocoran plasma dapat menjadi salah satu penanda dari derajat keparahan penyakit infeksi DENV. Kebocoran plasma ini dapat mempengaruhi kadar elektrolit, seperti kalium, dalam darah.
Tujuan: Mengetahui hubungan kadar kalium pada pasien infeksi DENV dengan derajat keparahan penyakit.
Metode: Peneliti menggunakan desain studi kohort dari data sekunder komunitas di Jakarta pada tahun 2010. Sampel merupakan populasi usia ≥ 14 tahun dengan riwayat demam ≤ 48 jam, didiagnosis demam dengue berdasarkan klasifikasi WHO 1997, dan memiliki hasil uji NS1 postif. Besar sampel adalah 43 orang dengan total 38 orang yang memenuhi kriteria inklusi. Data kadar kalium yang digunakan yaitu data pada demam hari ke-3 dan ke-4. Hasil pemeriksaan dianalisis menggunakan Uji T Independen.
Hasil: Hasil analisis hubungan antara kadar kalium serum hari ke-3 dan hari ke-4 pada kelompok DD dan DBD menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna (hari ke-3, p = 0,487) (hari ke-4, p = 0,614).
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara kadar kalium serum dengan derajat keparahan penyakit pada pasien infeksi DENV.
Background: Dengue virus infection (DENV) can cause clinical manifestations such as dengue fever (DF) and dengue hemorrhagic fever (DHF). The two groups can be distinguished by the occurrence of plasma leakage so that plasma leakage can be a marker of the severity of DENV infection. Plasma leakage can affect electrolyte levels, such as potassium, in the blood.
Objective: Knowing the association of potassium levels in patients with DENV infection with the disease severity.
Methods: Author used a cohort study design from secondary community data in Jakarta in 2010. The sample was a population aged ≥ 14 years with a history of fever ≤ 48 hours, diagnosed with dengue based on WHO 1997 classification, and had positive NS1 test results. The sample size was 43 people with a total of 38 people who met the inclusion criteria. Potassium levels data used are data on the 3rd and 4th day fever. The examination results were analyzed using an Independent T Test.
Results: The results of the analysis of the association between serum potassium levels on day 3 and day 4 in the DD and DHF groups showed insignificant difference (day 3, p = 0.487) (day 4, p = 0.614).
Conclusion: There is no association between serum potassium levels with the disease severity in patients with DENV infection."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pratiwi Andayani P.
"Latar belakang. Kasus demam berdarah dengue (DBD) masih tinggi di Indonesia dan hingga tahun 2014 mengenai 34 propinsi di Indonesia dengan penderita 71.668 orang. Kasus yang meninggal mencapai 641 orang disebabkan oleh SSD dan perdarahan. Kasus-kasus DBD berat sering dirujuk ke Rumah Sakit rujukan dengan sepsis karena indikator sepsis yaitu Prokalsitonin (PCT) yang tinggi. Tujuan. Untuk mengetahui profil PCT pada infeksi virus dengue pada anak dengan mengukur kadar PCT pada pasien Demam Dengue (DD), DBD, Sindrom syok dengue (SSD), dan SSD dengan koinfeksi.
Metode. Penelitian prospektif observasional dengan metode potong lintang, di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati dan Rumah Sakit Umum Pusat Rujukan Nasional Cipto Mangunkusumo, Jakarta, dari bulan April - Mei 2015. Diagnosis infeksi virus dengue berdasarkan kriteria WHO 2011.
Hasil. Didapatkan 34 subjek penelitian. Laki-laki lebih banyak daripada perempuan dengan rasio1,13 : 1. Kelompok usia mempunyai rentang 1 bulan sampai dengan 18 tahun dengan median 10,50 tahun. Diagnosis infeksi virus dengue paling banyak kelompok DBD yaitu DBD 21 subjek, DD 7 subjek, SSD 4 subjek, dan 2 subyek SSD dengan koinfeksi. Kadar PCT 0,5 ng/ml terdapat pada 15 (34) subjek yaitu terdiri dari 2 (7) dengan diagnosis DD, 9 (21) dengan diagnosis DBD, 4 (6) dengan diagnosis SSD.
Simpulan. Profil PCT pada infeksi dengue memperlihatkan adanya pola peningkatan nilai PCT sesuai dengan derajat berat manifestasi klinis infeksi virus dengue pada anak. Tampaknya nilai PCT 2ng/ml dapat dipakai sebagai titik potong adanya koinfeksi pada SSD, dengan klinis infeksi yang jelas.

Background. Dengue haemorrhagic fever (DHF) cases in Indonesia are still very prevalent ; in 2014, 34 provences in Indonesia reported 71.668 cases. Death toll reaches 641 people caused by dengue shock syndrome and bleeding. Severe DHF cases referred to hospital due to indication of sepsis base of high Procalcitonin (PCT) profile.
Objectives. To measure PCT profile in dengue virus infection, in children ; Dengue Fever (DF), DHF, Dengue shock syndrome (DSS), and DSS with cases of coinfection. Methods. The study were conducted in Fatmawati general hospital and Dr Cipto Mangunkusumo general hospital, in conjunction with Cipto mangunkusumo referral centre, Jakarta. Result collected from April to May 2015. Dengue fever diagnosis based on criteria of WHO 2011.
Result. In 34 cases, there are more male cases compare to female by a ratio of 1.13 : 1. In child cases from 1 month years old until 18 years of age with the median of 10 and half years of age. In most common cases found; 21 DHF subject, 7 DF subject, 4 DSS subject, and 2 SSD subject with coinfection. In this cases the level of PCT 0,5 ng/ml in 15 out of 34 subject, which consist of DD 2(7), DHF 9(21), and DSS 4(6). Two SSD subject with coinfection have PCT >2ng/ml.
Conclusion. PCT profile in dengue infections show increased PCT profile in corelation with the severity of dengue fever on children. Procalcitonin 2ng/ml can be used to cut-off coinfection in SSD along with clear clinical infections.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T58652
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Fadjriansyah
"Latar Belakang: Kebocoran plasma merupakan penanda derajat keparahan penyakit infeksi virus dengue. Kadar natrium menurun seiring dengan terjadinya kebocoran plasma.
Tujuan: Mengetahui hubungan natrium pada pasien infeksi DENV dengan derajat keparahan penyakit.
Metode: Jumlah sampel pada penelitian ini sebesar 43 pasien. Sebanyak lima pasien di eksklusi sehingga 38 sampel yang dapat digunakan pada penelitian ini. Sampel berasal dari data sekunder pasien infeksi DENV pada komunitas di Jakarta. Kadar natrium diambil pada hari ketiga dan keempat demam pada pasien, karena kebocoran plasma yang signifikan terjadi pada hari tersebut sebagai awal fase kritis pasien. Penegakan derajat infeksi DENV menggunakan klasifikasi WHO tahun 1997 yang terbagi atas Undifferentiated fever, DD, dan DBD. Namun, pada penelitian ini kelompok infeksi DENV yang diteliti terbagi atas DD dan DBD. Kadar natrium dan derajat keparahan penyakit akan dianalisis menggunakan uji nonparametrik yaitu Uji Mann-Whitney.
Hasil: Nilai median kadar natrium hari ketiga demam pada kelompok pasien DBD (132 mEq/L) lebih rendah dibandingkan kelompok pasien DD (135 mEq/L). Secara statistik tidak ada perbedaan bermakna kadar natrium pada pasien DD dan DBD di hari ketiga demam (p=0,057). Hasil yang sama didapatkan pada hari keempat demam yaitu nilai median kadar natrium kelompok pasien DBD (133 mEq/L) lebih kecil dibandingkan kelompok pasien DD (136 mEq/L). Namun, secara statistik terdapat perbedaan bermakna pada kelompok DD dan DBD (p 0,011).
Kesimpulan: Kadar natrium mengalami penurunan pada kelompok pasien DBD dibandingkan dengan DD yaang signifikan pada hari keempat demam tetapi tidak bermakna pada hari ketiga. Sehingga terdapat hubungan antara kadar natrium dengan derajat keparahan penyakit pasien infeksi virus dengue.

Background: Plasma leakage is used to determine the severity of dengue virus infection. Natrium level decreases along with plasma leakage.
Objective: To understand the association of Natrium level in patients with DENV infection to the degree of disease severity.
Methods This study used 43 samples. Five patients excluded, there are 38 samples remained in this study. Samples derived from secondary data of patients with DENV infection in the community in Jakarta. Natrium level had taken at the third and fourth days of fever, due to a significant plasma leakage that occurred as the beginning of a critical phase of the patient. Enforcement degree of DENV infection using the 1997 WHO classification, divided into an undifferentiated fever, Dengue Fever (DF), and Dengue Haemmorrhagic Fever (DHF). However, this study examined groups of DENV infection that divided into DF and DHF. Natrium Level and the degree of disease severity will be analyzed using a nonparametric test, the Mann-Whitney test.
Results: The median value of the natrium level on the third day of fever in the DHF patient group is (132 mEq/L) lower than the DF patient group (135 mEq/L). There is no statistically significant difference in natrium levels in DF and DHF patients on the third day of fever (p = 0,057). The same results obtained on the fourth day of fever is the median value of the natrium DHF group (133 mEq/L) is smaller than the group of DF (136 mEq/L). However, there is a significant difference between the DF and DHF group (p 0,011).
Conclusion: Natrium levels decreased in the DHF patient group compared to the DF group which indicate significance on the fourth day of the Fever, but not on the third day. So, there is a association between Natrium Level and the degree of Disease Severity in Patients with Dengue Virus Infection in Jakarta, Indonesia.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Hilyatuz Zahroh
"Dengue merupakan merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue (DENV) dan ditularkan oleh nyamuk dari manusia satu ke manusia lainnya. Saat ini, Indonesia tercatat sebagai negara dengan kasus dengue terbanyak di ASEAN. Pengobatan untuk penyakit dengue saat ini hanyalah berupa terapi pendukung, dan belum tersedia obat antiviral untuk dengue. Dengan demikian, penelitian mengenai obat antiviral terhadap dengue sangat penting, terutama untuk mencegah ledakan wabah. Dalam penelitian ini, pengembangan obat antiviral untuk dengue dilakukan melalui inhibisi celah pengikatan β-OG pada protein envelope DENV menggunakan beberapa analog dari senyawa yang dapat mengikat kantong β-OG tersebut. Senyawa yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 828 senyawa dan seluruhnya ditapis berdasarkan hasil analisis molecular docking, prediksi sifat farmakologis senyawa dan simulasi dinamika molekul. Hasil analisis ketiga tahap tersebut didapatkan ligan terbaik adalah 5-(3,4-dichlorophenyl)-N-[2-(p-tolyl)benzotriazol-5-yl]furan-2-carboxamide yang berpotensi untuk digunakan sebagai kandidat obat antiviral dengue.

Dengue is an infectious disease caused by dengue virus (DENV) and transmitted between human hosts by mosquitoes. Nowaday, Indonesia is recorded as a country with the highest cases of dengue in ASEAN. Current treatment for dengue disease is supportive therapy; there is no antiviral drug against dengue available on the market. Therefore, the research about antiviral drug against dengue is very important, especially to prevent the outbreak explosion. In this research, the development of dengue antiviral is conducted through the inhibition of β-OG binding pocket on Envelope protein of DENV by using analogs of β-OG pocket binder. There are 828 compounds used in this study and all of them were screened based on the analysis of molecular docking, pharmacological character prediction of the compounds and molecular dynamics simulation. The result of these analyses revealed the compound that can be used as an antiviral candidate against dengue virus is 5-(3,4-dichlorophenyl)-N-[2-(p-tolyl)benzotriazol-5-yl]furan-2-carboxamide."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T38886
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roni Chandra
"Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue, bersifat endemik di daerah tropis dan sub tropis, terutama di daerah perkotaan. Virus dengue yang ditransmisikan terutama oleh nyamuk Aedes aegypti juga merupakan penyakit arbovirus yang penting dalam ha[ morbiditas dan mortalitas. Di Indonesia, DBD pertama kali dilaporkan di Jakarta dan Surabaya pada tahun 1968. Tahun-tahun selanjutnya kasus DBD berfluktuasi jumlahnya setiap tahun dan cendenung meningkat. Faktor virus seperti variasi stereotipe dan genotipe virus dengue diyakini berperan menentukan derajat keparahan penyakit. Pada penelitian ini dilakukan analisis variasi genetik gen E dan NS I virus DEN-3 yang diisolasi dari pasien dengan manifestasi klinis yang berbeda, yaitu mulai clan yang ringan (DD) sampai yang terberat yaitu DBD dan DSS. Strain DS 002/06 (DD), DS 029/06 (DBD), DSA 02/06 (DSS) dan 17104 (DBD) diisolasi dan kasus dengue di Jakarta tahun 2004 dan 2006. Keempat strain tersebut kemudian dibandingkan dengan 11 strain DEN-3 yang berasal dan Indonesia dan Thailand. Homologi nukleotida gen E ditemukan berkisar antara 92,4 - 99.9%, sedangkan untuk asam amino E antara 96,5-100%. Sementara itu homologi gen NSI berkisar antara 92,1- 99,9% untuk nukleotida dan 97,1-100% untuk asam aminonya. Dijumpai berbagai variasi di sepanjang kedua gen tersebut, tetapi tidak ditemukan perbedaan yang spesifik yang bisa membedakan antara strain penyebab DD, DBD dan DSS. Analisis filogenetik menunjukkan bahwa semua strain strain DEN-3 Indonesia yang disolasi pada tahun 2004 dan 2006 konsisten berada di subtype I."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T58486
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>