Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 171549 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Budi Prayogo
"ABSTRAK
Penelitian ini menganalisis perubahan nilai pada fenomena perceraian lansia di Jepang atau yang biasa disebut dengan Jukunen Rikon. Pandangan masyarakat Jepang modern mengenai perceraian mulai berubah seiring kemajuan industrialisasinya. Berdasarkan penelitian dalam jurnal artikel Fumie Kumagai, pada periode 1964-2006 perceraian pada lanjut usia semakin meningkat secara drastis sama seperti di negara maju lainnya. Kumagai mengemukakan dari beberapa alasan berupa demografi, ekonomi, kebudayaan, maupun gender, yang paling dominan mempengaruhi meningkatnya Jukunen Rikon adalah baby boomer. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari buku-buku pustaka dan penelitian literature terdahulu yang mengkaji pendapat ahli lainnya seperti Makidon dan Alexy yang lebih menekankan kepada alasan jender dan kebijakan pemerintah yang berbasis patriarki. Kritik terhadap Kumagai dari penelitian ini ialah peningkatan Jukunen Rikon lebih dijelaskan oleh konsep dominasi pria di Jepang. Konsep patriarki ini mengakibatkan istri mengalami kelelahan dalam hubungan pernikahan. Hal ini diperkuat dengan konsep ambigu pemerintah Jepang tentang pentingnya kesetaraan jender melalui pendidikan tinggi bagi wanita yang pada kenyataannya tetap mengekang kebebasan mereka di masyarakat.

ABSTRACT
This research analyzes a value change of late life divorce phenomenon in Japan or commonly referred to as Jukunen Rikon. Modern Japanese society's view of divorce began to change as industrialization progressed. Based on research from journal article by Fumie Kumagai, Japan late life divorce in the period 1964 2006 increasing drastically just like in other developed countries. Kumagai points out from several reasons in the form of demography, economy, culture, and gender, the most dominant influence of Jukunen Rikon's rise is baby boomers. This research uses secondary data from literature books and previous literature research that examines the opinions of other experts such as Makidon and Alexy who put more emphasis on gender reasons and government policy based on patriarchy. Criticism of Kumagai from this research is the increase in Jukunen Rikon more explained by the concept of male domination in Japan. This patriarchal concept resulted in the wife experiencing fatigue in the marriage relationship. This is reinforced by the ambiguous concept of the Japanese government on the importance of gender equality through higher education for women who in fact continue to curb their freedom in society."
Depok: Universitas Indonesia. Sekolah Kajian Stratejik dan Global, 2018
T51363
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Utami Kusuma Negara
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas masalah eksklusivitas ekonomi arus utama dalam ilmu ekonomi, eksklusivitas ini berdampak pada munculnya masalah sosiologis, pedagogis dan metodologis dalam ilmu ekonomi. Untuk menjawab hal tersebut, penelitian ini menggunakan perspektif Kuhnian untuk menunjukkan secara jelas sisi sosiologis yang ada dalam sains dan mekanisme dalam bekerjanya ruang lingkup komunitas ilmiah itu sendiri, dalam hal ini ekonomi. Untuk memahaminya, penelitian ini berusaha melihatnya dari awal perkembangan ekonomi sebagai suatu disiplin ilmu yang mulai menemukan bentuknya, terutama dari awal periode ekonomi klasik hingga titik revolusi marginalis sebagai transisi ke ekonomi neoklasik. Untuk tujuan metodologis, penelitian ini secara khusus melihat aspek nilai dalam analisis eksplanasi. Wawasan yang diperoleh dari penggambaran retrospektif ini kemudian digunakan untuk membandingkan permasalahan dalam arus utama ekonomi, di mana sisi inklusivitas justru muncul di era pra-paradigma. Makalah ini menyimpulkan bahwa sangat penting untuk mencoba memperluas definisi komunitas ilmiah dalam suatu disiplin ilmu.
ABSTRACT
This thesis discusses the issue of mainstream economic exclusivity in economics, this exclusivity has an impact on the emergence of sociological, pedagogical and methodological problems in economics. To answer this question, this study uses a Kuhnian perspective to clearly show the sociological side that exists in science and the mechanism in which the scientific community itself operates, in this case the economy. To understand it, this study seeks to see it from the beginning of economic development as a discipline that began to find its form, especially from the beginning of the classical economic period to the point of the marginalist revolution as the transition to neoclassical economics. For methodological purposes, this study specifically looks at the value aspect in explanatory analysis. The insights gained from this retrospective depiction are then used to compare problems in the mainstream of the economy, where the inclusivity side actually emerged in the pre-paradigm era. This paper concludes that it is important to try to broaden the definition of the scientific community within a discipline."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ummi Ulfah Madina
"Latar belakang: Peningkatan usia lanjut menimbulkan dampak kesehatan, diantaranya adalah sarkopenia dan kerapuhan. Kekuatan genggam tangan merupakan komponen sarkopenia, fenotip sindrom kerapuhan, dan bersifat dinamis. Berbagai studi potong lintang menilai hubungan kekuataan genggam tangan dengan usia, jenis kelamin, status nutrisi, status fungsional, status mental, dan komorbiditas namun temuan masih beragam. Selain itu, belum ada studi longitudinal untuk mengetahui hubungan perubahan kekuatan genggam tangan dengan usia, jenis kelamin, status nutrisi, status fungsional, status mental dan komorbiditas di Indonesia.
Tujuan: Mengetahui hubungan antara usia, jenis kelamin, status nutrisi, status fungsional, status mental dan komorbiditas dengan perubahan kekuatan genggam tangan pada pasien usia lanjut.
Metode: Penelitian kohort prospektif menggunakan data sekunder pasien usia lanjut yang kontrol rutin di Poliklinik Geriatri RSCM Jakarta dari register studi longitudinal INA-FRAGILE yang telah diobservasi selama 1 tahun (2013-2014). Uji analisis multivariat regresi logistik digunakan untuk menilai hubungan antara usia, jenis kelamin, status nutrisi (skor MNA), status fungsional (skor ADL), status mental (skor GDS-SF), indeks komorbiditas (skor CIRS) dengan perubahan kekuatan genggam tangan.
Hasil: Dalam 1 tahun pengamatan dari 162 subjek, didapatkan rerata usia 72,9 (SB 5,9) tahun, jenis kelamin terbanyak perempuan (57,41%), memiliki nutrisi baik (83,9%), mandiri (median ADL 9–20), tidak depresi (median GDS-SF 0–11), rerata indeks komorbiditas 11,8 (SB 3,7), dan 53,1% mengalami penurunan kekuatan genggam tangan. Status nutrisi (OR=2,7; p=0,033) dan indeks komorbiditas (OR 0,3; p<0,002) berhubungan dengan kekuatan genggam tangan.
Simpulan: Status nutrisi dan komorbiditas memengaruhi perubahan kekuatan genggam tangan pada pasien usia lanjut dalam 1 tahun di rawat jalan.

Background: Increasing elderly population throughout the world has been related to increased prevalence of sarcopenia and frailty. Handgrip strength is a component of sarcopenia, one of frailty syndrome phenotypes, and a dynamic process. Previous cross-sectional studies have assessed association of age, sex, nutritional status, functional status, mental status and comorbodity but the results were varied. That being said, there was no longitudinal study has been done to determine the correlation of handgrip strength changes with age, sex, nutritional status, functional status, mental status, and comorbidity in Indonesia.
Objective: To examine correlation between age, sex, nutritional status, functional status, depressive symptopms, comorbidity, and handgrip strength changes in elderly patients.
Methods: A prospective cohort study using secondary data of elderly patients whom routinely visiting Geriatric Out-Patients Clinic at Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta from INA-FRAGILE register that have been observed for 1 year (2013-2014). The multivariate logistic regression analysis was used to assess correlation between sex, age, nutrional status (MNA score), functional status (ADL score), depressive symptoms (GDS-SF score), comorbidities (CIRS score) and handgrip strength changes.
Results: From 162 subjects which were included in the study, the mean age was 72.9 (SB 5.9) years, predominantly female (57.41%), with good nutrition (83.9%), independent (median 9- 20), not depressed (median 0-11), has average comorbidity index 11.8 (SB 3.7), and 53.1% experienced decreased handgrip strength. Nutritional status (OR = 2.7, p = 0.033) and comorbidity index (OR 0.3, p <0.002) correlated with handgrip strength changes.
Conclusion: Nutritional status and comorbidity correlates with handgrip strength changes in out-patients elderly within 1 year.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ummi Ulfah Madina
"Latar belakang: Peningkatan usia lanjut menimbulkan dampak kesehatan, diantaranya adalah sarkopenia dan kerapuhan. Kekuatan genggam tangan merupakan komponen
sarkopenia, fenotip sindrom kerapuhan, dan bersifat dinamis. Berbagai studi potong
lintang menilai hubungan kekuataan genggam tangan dengan usia, jenis kelamin, status
nutrisi, status fungsional, status mental, dan komorbiditas namun temuan masih
beragam. Selain itu, belum ada studi longitudinal untuk mengetahui hubungan
perubahan kekuatan genggam tangan dengan usia, jenis kelamin, status nutrisi, status
fungsional, status mental dan komorbiditas di Indonesia.
Tujuan: Mengetahui hubungan antara usia, jenis kelamin, status nutrisi, status
fungsional, status mental dan komorbiditas dengan perubahan kekuatan genggam
tangan pada pasien usia lanjut.
Metode: Penelitian kohort prospektif menggunakan data sekunder pasien usia lanjut
yang kontrol rutin di Poliklinik Geriatri RSCM Jakarta dari register studi longitudinal
INA-FRAGILE yang telah diobservasi selama 1 tahun (2013-2014). Uji analisis
multivariat regresi logistik digunakan untuk menilai hubungan antara usia, jenis
kelamin, status nutrisi (skor MNA), status fungsional (skor ADL), status mental (skor
GDS-SF), indeks komorbiditas (skor CIRS) dengan perubahan kekuatan genggam
tangan.
Hasil: Dalam 1 tahun pengamatan dari 162 subjek, didapatkan rerata usia 72,9 (SB 5,9)
tahun, jenis kelamin terbanyak perempuan (57,41%), memiliki nutrisi baik (83,9%),
mandiri (median ADL 9–20), tidak depresi (median GDS-SF 0–11), rerata indeks
komorbiditas 11,8 (SB 3,7), dan 53,1% mengalami penurunan kekuatan genggam
tangan. Status nutrisi (OR=2,7; p=0,033) dan indeks komorbiditas (OR 0,3; p<0,002)
berhubungan dengan kekuatan genggam tangan.
Simpulan: Status nutrisi dan komorbiditas memengaruhi perubahan kekuatan genggam
tangan pada pasien usia lanjut dalam 1 tahun di rawat jalan.

Background: Increasing elderly population throughout the world has been related to
increased prevalence of sarcopenia and frailty. Handgrip strength is a component of
sarcopenia, one of frailty syndrome phenotypes, and a dynamic process. Previous
cross-sectional studies have assessed association of age, sex, nutritional status,
functional status, mental status and comorbodity but the results were varied. That being
said, there was no longitudinal study has been done to determine the correlation of
handgrip strength changes with age, sex, nutritional status, functional status, mental
status, and comorbidity in Indonesia.
Objective: To examine correlation between age, sex, nutritional status, functional
status, depressive symptopms, comorbidity, and handgrip strength changes in elderly
patients.
Methods: A prospective cohort study using secondary data of elderly patients whom
routinely visiting Geriatric Out-Patients Clinic at Cipto Mangunkusumo Hospital,
Jakarta from INA-FRAGILE register that have been observed for 1 year (2013-2014).
The multivariate logistic regression analysis was used to assess correlation between
sex, age, nutrional status (MNA score), functional status (ADL score), depressive
symptoms (GDS-SF score), comorbidities (CIRS score) and handgrip strength changes.
Results: From 162 subjects which were included in the study, the mean age was 72.9
(SB 5.9) years, predominantly female (57.41%), with good nutrition (83.9%),
independent (median 9- 20), not depressed (median 0-11), has average comorbidity
index 11.8 (SB 3.7), and 53.1% experienced decreased handgrip strength. Nutritional
status (OR = 2.7, p = 0.033) and comorbidity index (OR 0.3, p <0.002) correlated with
handgrip strength changes.
Conclusion: Nutritional status and comorbidity correlates with handgrip strength
changes in out-patients elderly within 1 year.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Polimpung, Hizkia Yosias
"Ontoteologi adalah musuh tradisional dari filsafat modern. Setiap filsafat muncul sebagai respon atasnya. Dalam disertasi ini, pemikiran Quentin Meillassoux yang adalah pelopor aliran realisme spekulatif menjadi obyek studi untuk direfleksikan kapasitasnya dalam menghalau metafisika ontoteologis. Ditunjukkan bahwa dalam seluruh prosedur pemikirannya mdash;postulasi problem, perumusan prinsip ontologis dan formulasi prosedur filsafat mdash;Meillassoux justru melakukan pengulangan ontoteologi ini dalam bentuknya yang disebut di sini sebagai ontoantropologi. Manusia anthropos , dalam filsafat Meillassoux, menjadi jangkar bagi ontologi itu sendiri. Dengan menggunakan psikoanalisis Jacques Lacan, disertasi ini memberikan kritik terhadap ontoantropologi Meillassoux. Pembahasan terbagi dalam tiga bagian besar. Pertama adalah pemaparan kondisi-kondisi institusional, sosial dan historis yang mana filsafat Meillassoux mengambil tempat. Bagian kedua merefleksikan postulasi ranah realitas obyektif, yang keberadaannya absolut dari pikiran manusia. Bagian ketiga mengevaluasi prinsip ontologis yang diformulasikan Meillassoux untuk memikirkan tentang realitas obyektif dan absolut ini. Selain refleksi kritis, penulis juga menawarkan sketsa kemungkinan solusi terhadap setiap manifestasi problem ontoantropologis Meillassoux. Akhirnya, disertasi ini berargumen bahwa problem ontoantropologis hanya bisa dipecahkan saat manusia-filsafat mengafirmasi kemungkinan bahwa kemanusiaannya berpotensi membatasi kapasitas filsafat dalam mengakses yang absolut, ketimbang mengabaikannya begitu saja sebagaimana yang dilakukan Meillassoux.

Ontotheology is a traditional adversary of modern philosophy. Every brand new philosophy rises up as a response against it. In this dissertation, the thought of Quentin Meillassoux, a pioneer of recent new speculative realist, becomes the object of study to be reflected upon its capacity in overcoming ontotheological metaphysics. It is shown that in every of his thought procedure mdash postulation of problem, formulation of ontological principle, designation of philosophical procedure mdash Meillassoux is precisely repeating ontotheology in the guise of what to be called as ontoanthropology. Human anthropos , in Meillassoux philosophy, becomes the anchor for the ontology itself. By employing Jacques Lacan rsquo s psychoanaysis, this dissertation offers a critique of Meillassoux rsquo s ontoanthropology. The discussion is divided into three. The first describes institutional, social, and historical conditions under which Meillassoux rsquo s philosophy is taking place. The second part reflects on the postulation of the realm of objective reality, whose presence is absolute to human rsquo s mind. The third part evaluates the ontological principle formulated by Meillassoux to think about the objective and absolute reality. Besides a critical reflection, the author also offer a sketch of possibility of solution for every manifestation of Meillassoux rsquo s ontoanthropological problem. Finally, the dissertation argues that the problem of ontoanthropology can only be solved when the man of philosophy affirm the possibility that his humanity has the potential to limit philosophy rsquo s capacity in accessing the absolute, instead of just foreclosing it as Meillassoux does."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
D2243
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Utami
"Skripsi ini menganalisis tentang fenomena perceraian pasangan lanjut usia (jukunen rikon) setelah tahun 2007. Fenomena jukunen rikon menimbulkan pembicaraan tentang hubungan pernikahan yang ideal dan diharapkan masyarakat Jepang sebelum tahun 2007. Jukunen rikon juga diprediksi oleh masyarakat Jepang akan meningkat tajam setelah tahun 2007, tepat setelah diberlakukannya Sistem Pembagian Dana Pensiun dan pensiun massal baby boomer. Skripsi ini menggunakan teori dari tulisan Alexy Allison mengenai fenomena jukunen rikon sebelum 2007. Hasil penelitian menemukan bahwa fenomena jukunen rikon tidak meningkat tajam seperti yang diprediksikan masyarakat. Meskipun demikian, pembicaraan mengenai hubungan pernikahan yang ideal antara pasangan lanjut usia terus berlanjut setelah tahun 2007.

The focus of this work is to analize later-life divorce phenomenon (jukunen rikon) after 2007. Jukunen rikon phenomenon has provoked conversations about ideals and expectations of marital relationships in Japanese society. Jukunen rikon also predicted by Japanese society would icreased dramatically after 2007, coincides with enactment of pension division system and baby boomer retirement. This work was compiled using Alexy Allison’s theory based on her paper about jukunen rikon before 2007. This work found that jukunen rikon phenomenon is not increased like Japanese society prediction. However, conversations about ideals of marital relationship among elderly couple are continue after 2007."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S56607
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afifah Fauziyyah
"Penelitian mengenai pengaruh remdesivir terhadap perubahan nilai cycle threshold (Ct) atau viral load masih sedikit, memiliki hasil yang berbeda-beda, dan belum pernah dilakukan pada subjek dari Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh remdesivir terhadap perubahan nilai Ct dan keamanannya pada pasien COVID-19 derajat berat. Penelitian dilakukan secara retrospektif dengan desain kohort studi. Subjek penelitian terdiri dari kelompok remdesivir (n=80) dan non remdesivir (n=80). Pengamatan yang dilakukan adalah perubahan nilai Ct sebelum dan sesudah penggunaan antivirus pada gen ORF1ab, E, dan N, kebutuhan oksigenasi, mortalitas, kejadian yang tidak dikehendaki (KTD) dan analisis kausalitas KTD dengan Algoritma Naranjo. Hasil yang ditemukan menunjukkan remdesivir mempengaruhi peningkatan nilai Ct pada pasien COVID-19 derajat berat daripada kelompok non remdesivir, dengan peningkatan pada gen ORF1ab adalah 97,5% vs 83,8% (p=0,005), peningkatan pada gen E adalah 95% vs 81,2% (p=0,013), dan peningkatan gen N adalah 97,5% vs 82,5% (p=0,003). Hasil analisis multivariat, remdesivir mempengaruhi peningkatan gen ORF1ab 7,6 kali (95% CI: 1,600-36,449), gen E 5,1 kali (95% CI: 1,528-17,071), dan gen N 8,9 kali (95% CI: 1,864-42,265). Kebutuhan oksigenasi dan mortalitas kelompok remdesivir menunjukkan persentase yang lebih rendah daripada kelompok non remdesivir (15% vs 22,5%; p=0,311; dan 63,8% vs 70%; p=0,502). KTD lebih banyak terjadi pada kelompok remdesivir daripada kelompok non remdesivir (58,8%, vs 53,8%; p=0,633). Kejadian yang signifikan dan memiliki proporsi yang tinggi pada kelompok remdesivir adalah peningkatan ALT (p=0,037). Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa remdesivir mempengaruhi peningkatan nilai Ct, namun menunjukkan terjadinya gangguan fungsi hati yang bermanifestasi pada peningkatan nilai ALT.

Studies on the effect of remdesivir on changes in the cycle threshold (Ct) values or viral load are still limited with varied results, even have never been conducted on subjects from Indonesia. This study aims to evaluate the effect of remdesivir on changes in Ct values and its safety in severe COVID-19 patients. The study was conducted retrospectively with a study cohort design. Research subjects consisted of remdesivir group (n=80) and non-remdesivir group (n=80). Observations focused on changes in the Ct values before and after antiviral use in the ORF1ab, E, and, N genes, oxygenation requirements, mortality, adverse events (AE), and AE causality analysis using the Naranjo Algorithm. The results showed that remdesivir affected the increase in Ct values in severe COVID-19 patients than the non-remdesivir group, with an increase in the ORF1ab gene was 97.5% vs. 83.8% (p = 0.005), an increase in the E gene was 95% vs 81.2% (p = 0.013), and an increase in the N gene was 97.5% vs 82.5% (p=0.003). The results of multivariate analysis showed that remdesivir increased the ORF1ab gene 7.6 times (95% CI: 1.600-36.449), the E gene 5.1 times (95% CI: 1.528-17.071), and the N gene 8.9 times (95% CI: 1.864-42.265). Oxygenation requirements and mortality in the remdesivir group showed lower percentages than the non-remdesivir group (15% vs 22.5%; p=0.311; and 63.8% vs 70%; p=0.502). AE in the remdesivir group was higher than in the non-remdesivir group (58.8%, vs. 53.8%; p=0.633). A significant event and a high proportion in the remdesivir group was an increase in ALT (p=0.037). The results of this study can be concluded that remdesivir affects the increase in Ct values, but shows the occurrence of impaired liver function which manifests in the increase in ALT values. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia , 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Adilla
"Anak merupakan amanah dari Allah SWT bagi setiap orang tua, disamping itu anak juga merupakan generasi penerus bangsa. Hal tersebut menjadikan anak berhak untuk mendapatkan perlindungan dan jaminan atas hak-haknya. Hak nafkah anak merupakan salah satu hak anak yang berpengaruh signifikan terhadap tumbuh kembang anak. Namun dewasa ini masih ditemukan permasalahan terkait penegakan hukum dan kepastian hukum hak nafkah anak setelah perceraian. Hal ini mengakibatkan banyaknya jumlah anak terlantar khususnya secara ekonomi di Indonesia. Berangkat dari permasalahan tersebut, penelitian ini hendak menjawab, bagaimana hukum positif di Indonesia mengatur dan menjamin terpenuhinya hak nafkah anak dalam hal terjadinya perceraian beserta konsekuensi hukum apabila hak nafkah anak yang telah diputus oleh pengadilan tidak dipenuhi dan upaya hukum yang dapat diambil. Kemudian, analisis terkait implementasi aturan hukum dan pertimbangan hakim dalam memutus nafkah anak, dalam Putusan Nomor 263/Pdt.G/2020/PA.Bkt. Metode penelitian yang digunakan adalah yuridis normatif dengan menggunakan sumber bahan pustaka atau data sekunder. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa dari segi instrumen hukum, Indonesia sudah menaruh perhatian khusus terkait jaminan hak nafkah anak dalam hal terjadinya perceraian. Namun masih banyak faktor yang menghambat terpenuhinya hak tersebut, baik dari sisi orang tua, pengadilan, dan pemerintah. Penting sekiranya dibentuk suatu lembaga yang bertanggungjawab secara khusus untuk menjamin bahwa setelah terjadi perceraian, anak dapat menerima hak nafkah sebagaimana mestinya. Pengadilan juga hendaknya melakukan pengawasan terkait pelaksanaan isi putusan oleh para pihak. Kesigapan ibu dalam mengambil tindakan bilamana ayah tidak menunaikan kewajibannya membayarkan nafkah, juga penting demi kesuksesan pemenuhan hak nafkah anak.

Children are a mandate from Allah SWT for every parent. Moreover, children are also the nation's next generation. This makes children entitled to get protection and guarantees for their rights. The livelihood right is one of the rights of children that have a significant effect on children's growth and development. However, currently there are still problems related to the law enforcement and legal certainty of child support rights after divorce. This has resulted in a large number of neglected children, especially in the term of economic in Indonesia. Based on these problems, this study intends to answer, how the positive law in Indonesia regulates and guarantees the fulfillment of child support rights in the event of divorce, along with the legal consequences will be when the right to support the child which has been decided by the court is not fulfilled and the legal effort that can be taken. There is also an analyzes about the implementation of legal rules and judges' considerations in deciding children's livelihoods, contained in Court’s Judgment Number 263 / Pdt.G / 2020 / PA.Bkt. The research method used is juridical normative, using library sources or secondary data. From the result of this research, it is found that in terms of legal instruments, Indonesia has paid special attention to the guarantee of child support rights in the event of divorce. However, there are still many factors that hinder the fulfillment of this right, both in terms of parents, court, and government. It is important if an institution is specifically responsible for ensuring that after a divorce occurs, children can receive the right to support them properly. The court should also supervise implementations of the decisions by the parties. The readiness of the mother in taking action when the father does not fulfill his obligation to pay for the living is also important for the success of fulfilling the right to support the child."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Berty Soelistyowati
"Skripsi ini membahas keluarga Japang sebelum Perang Dunia II adalah keluarga yang terdiri dari dua atau tiga generasi dan tinggal bersama dalam satu atap. Bentuk keluarganya mengambil bentuk Cokkei Kazoku yaitu , keluarga yang menekankan pada garis keturunan laki-laki. Denga demikian laki-laki memiliki peran yang dominan dan anggota keluarga lainnya harus mentaati peraturan yang dibuat kepala keluarga (kacho). Seiring dengan industrialisasi bentuk keluarga Jepang berubah menjadi keluarga yang demokratis yaitu bentuk Kakukazoku. Kakukazoku adalah keluarga yang menekankan persamaan hubungan antara suami dan istri. Sehingga istri memiliki andil dalam mengatur rumah tangga mereka. Anak laki-laki dan perempuan juga memiliki hak yang sama dalam keluarga. Peran perempuan tidak hanya dalam rumah tangga, mereka mulai mendapat pendidikan yang tinggi dan kesempatan kerja yang luas, sehingga mereka lebih mandiri. Perubahan bentuk keluarga ini dapat menimbulkan perceraian karena laki-laki masih berpegang pada peran-peran tradisionalnya sedangkan perempuan telah menggunakan peran mereka dalam kehidupan sehari--sehari ;Berty Soelistyowati. Pengaruh perubahan keluarga terhadap perceraian di Jepang Skripsi ini membahas keluarga Japang sebelum Perang Dunia II adalah keluarga yang terdiri dari dua atau tiga generasi dan tinggal bersama dalam satu atap. Bentuk keluarganya mengambil bentuk Cokkei Kazoku yaitu , keluarga yang menekankan pada garis keturunan laki-laki. Denga demikian laki-laki memiliki peran yang dominan dan anggota keluarga lainnya harus mentaati peraturan yang dibuat kepala keluarga (kacho). Seiring dengan industrialisasi bentuk keluarga Jepang berubah menjadi keluarga yang demokratis yaitu bentuk Kakukazoku. Kakukazoku adalah keluarga yang menekankan persamaan hubungan antara suami dan istri. Sehingga istri memiliki andil dalam mengatur rumah tangga mereka. Anak laki-laki dan perempuan juga memiliki hak yang sama dalam keluarga. Peran perempuan tidak hanya dalam rumah tangga, mereka mulai mendapat pendidikan yang tinggi dan kesempatan kerja yang luas, sehingga mereka lebih mandiri. Perubahan bentuk keluarga ini dapat menimbulkan perceraian karena laki-laki masih berpegang pada peran-peran tradisionalnya sedangkan perempuan telah menggunakan peran mereka dalam kehidupan sehari--sehari ;Berty Soelistyowati. Pengaruh perubahan keluarga terhadap perceraian di Jepang Skripsi ini membahas keluarga Japang sebelum Perang Dunia II adalah keluarga yang terdiri dari dua atau tiga generasi dan tinggal bersama dalam satu atap. Bentuk keluarganya mengambil bentuk Cokkei Kazoku yaitu , keluarga yang menekankan pada garis keturunan laki-laki. Denga demikian laki-laki memiliki peran yang dominan dan anggota keluarga lainnya harus mentaati peraturan yang dibuat kepala keluarga (kacho). Seiring dengan industrialisasi bentuk keluarga Jepang berubah menjadi keluarga yang demokratis yaitu bentuk Kakukazoku. Kakukazoku adalah keluarga yang menekankan persamaan hubungan antara suami dan istri. Sehingga istri memiliki andil dalam mengatur rumah tangga mereka. Anak laki-laki dan perempuan juga memiliki hak yang sama dalam keluarga. Peran perempuan tidak hanya dalam rumah tangga, mereka mulai mendapat pendidikan yang tinggi dan kesempatan kerja yang luas, sehingga mereka lebih mandiri. Perubahan bentuk keluarga ini dapat menimbulkan perceraian karena laki-laki masih berpegang pada peran-peran tradisionalnya sedangkan perempuan telah menggunakan peran mereka dalam kehidupan sehari--sehari ;Berty Soelistyowati. Pengaruh perubahan keluarga terhadap perceraian di Jepang Skripsi ini membahas keluarga Japang sebelum Perang Dunia II adalah keluarga yang terdiri dari dua atau tiga generasi dan tinggal bersama dalam satu atap. Bentuk keluarganya mengambil bentuk Cokkei Kazoku yaitu , keluarga yang menekankan pada garis keturunan laki-laki. Denga demikian laki-laki memiliki peran yang dominan dan anggota keluarga lainnya harus mentaati peraturan yang dibuat kepala keluarga (kacho). Seiring dengan industrialisasi bentuk keluarga Jepang berubah menjadi keluarga yang demokratis yaitu bentuk Kakukazoku. Kakukazoku adalah keluarga yang menekankan persamaan hubungan antara suami dan istri. Sehingga istri memiliki andil dalam mengatur rumah tangga mereka. Anak laki-laki dan perempuan juga memiliki hak yang sama dalam keluarga. Peran perempuan tidak hanya dalam rumah tangga, mereka mulai mendapat pendidikan yang tinggi dan kesempatan kerja yang luas, sehingga mereka lebih mandiri. Perubahan bentuk keluarga ini dapat menimbulkan perceraian karena laki-laki masih berpegang pada peran-peran tradisionalnya sedangkan perempuan telah menggunakan peran mereka dalam kehidupan sehari--sehari ;Berty Soelistyowati. Pengaruh perubahan keluarga terhadap perceraian di Jepang Skripsi ini membahas keluarga Japang sebelum Perang Dunia II adalah keluarga yang terdiri dari dua atau tiga generasi dan tinggal bersama dalam satu atap. Bentuk keluarganya mengambil bentuk Cokkei Kazoku yaitu , keluarga yang menekankan pada garis keturunan laki-laki. Denga demikian laki-laki memiliki peran yang dominan dan anggota keluarga lainnya harus mentaati peraturan yang dibuat kepala keluarga (kacho). Seiring dengan industrialisasi bentuk keluarga Jepang berubah menjadi keluarga yang demokratis yaitu bentuk Kakukazoku. Kakukazoku adalah keluarga yang menekankan persamaan hubungan antara suami dan istri. Sehingga istri memiliki andil dalam mengatur rumah tangga mereka. Anak laki-laki dan perempuan juga memiliki hak yang sama dalam keluarga. Peran perempuan tidak hanya dalam rumah tangga, mereka mulai mendapat pendidikan yang tinggi dan kesempatan kerja yang luas, sehingga mereka lebih mandiri. Perubahan bentuk keluarga ini dapat menimbulkan perceraian karena laki-laki masih berpegang pada peran-peran tradisionalnya sedangkan perempuan telah menggunakan peran mereka dalam kehidupan sehari--sehari ;Berty Soelistyowati. Pengaruh perubahan keluarga terhadap perceraian di Jepang Skripsi ini membahas keluarga Japang sebelum Perang Dunia II adalah keluarga yang terdiri dari dua atau tiga generasi dan tinggal bersama dalam satu atap. Bentuk keluarganya mengambil bentuk Cokkei Kazoku yaitu , keluarga yang menekankan pada garis keturunan laki-laki. Denga demikian laki-laki memiliki peran yang dominan dan anggota keluarga lainnya harus mentaati peraturan yang dibuat kepala keluarga (kacho). Seiring dengan industrialisasi bentuk keluarga Jepang berubah menjadi keluarga yang demokratis yaitu bentuk Kakukazoku. Kakukazoku adalah keluarga yang menekankan persamaan hubungan antara suami dan istri. Sehingga istri memiliki andil dalam mengatur rumah tangga mereka. Anak laki-laki dan perempuan juga memiliki hak yang sama dalam keluarga. Peran perempuan tidak hanya dalam rumah tangga, mereka mulai mendapat pendidikan yang tinggi dan kesempatan kerja yang luas, sehingga mereka lebih mandiri. Perubahan bentuk keluarga ini dapat menimbulkan perceraian karena laki-laki masih berpegang pada peran-peran tradisionalnya sedangkan perempuan telah menggunakan peran mereka dalam kehidupan sehari--sehari ;Berty Soelistyowati. Pengaruh perubahan keluarga terhadap perceraian di Jepang Skripsi ini membahas keluarga Japang sebelum Perang Dunia II adalah keluarga yang terdiri dari dua atau tiga generasi dan tinggal bersama dalam satu atap. Bentuk keluarganya mengambil bentuk Cokkei Kazoku yaitu , keluarga yang menekankan pada garis keturunan laki-laki. Denga demikian laki-laki memiliki peran yang dominan dan anggota keluarga lainnya harus mentaati peraturan yang dibuat kepala keluarga (kacho). Seiring dengan industrialisasi bentuk keluarga Jepang berubah menjadi keluarga yang demokratis yaitu bentuk Kakukazoku. Kakukazoku adalah keluarga yang menekankan persamaan hubungan antara suami dan istri. Sehingga istri memiliki andil dalam mengatur rumah tangga mereka. Anak laki-laki dan perempuan juga memiliki hak yang sama dalam keluarga. Peran perempuan tidak hanya dalam rumah tangga, mereka mulai mendapat pendidikan yang tinggi dan kesempatan kerja yang luas, sehingga mereka lebih mandiri. Perubahan bentuk keluarga ini dapat menimbulkan perceraian karena laki-laki masih berpegang pada peran-peran tradisionalnya sedangkan perempuan telah menggunakan peran mereka dalam kehidupan sehari--sehari ;Berty Soelistyowati. Pengaruh perubahan keluarga terhadap perceraian di Jepang Skripsi ini membahas keluarga Japang sebelum Perang Dunia II adalah keluarga yang terdiri dari dua atau tiga generasi dan tinggal bersama dalam satu atap. Bentuk keluarganya mengambil bentuk Cokkei Kazoku yaitu , keluarga yang menekankan pada garis keturunan laki-laki. Denga demikian laki-laki memiliki peran yang dominan dan anggota keluarga lainnya harus mentaati peraturan yang dibuat kepala keluarga (kacho). Seiring dengan industrialisasi bentuk keluarga Jepang berubah menjadi keluarga yang demokratis yaitu bentuk Kakukazoku. Kakukazoku adalah keluarga yang menekankan persamaan hubungan antara suami dan istri. Sehingga istri memiliki andil dalam mengatur rumah tangga mereka. Anak laki-laki dan perempuan juga memiliki hak yang sama dalam keluarga. Peran perempuan tidak hanya dalam rumah tangga, mereka mulai mendapat pendidikan yang tinggi dan kesempatan kerja yang luas, sehingga mereka lebih mandiri. Perubahan bentuk keluarga ini dapat menimbulkan perceraian karena laki-laki masih berpegang pada peran-peran tradisionalnya sedangkan perempuan telah menggunakan peran mereka dalam kehidupan sehari--sehari ;Berty Soelistyowati. Pengaruh perubahan keluarga terhadap perceraian di Jepang Skripsi ini membahas keluarga Japang sebelum Perang Dunia II adalah keluarga yang terdiri dari dua atau tiga generasi dan tinggal bersama dalam satu atap. Bentuk keluarganya mengambil bentuk Cokkei Kazoku yaitu , keluarga yang menekankan pada garis keturunan laki-laki. Denga demikian laki-laki memiliki peran yang dominan dan anggota keluarga lainnya harus mentaati peraturan yang dibuat kepala keluarga (kacho). Seiring dengan industrialisasi bentuk keluarga Jepang berubah menjadi keluarga yang demokratis yaitu bentuk Kakukazoku. Kakukazoku adalah keluarga yang menekankan persamaan hubungan antara suami dan istri. Sehingga istri memiliki andil dalam mengatur rumah tangga mereka. Anak laki-laki dan perempuan juga memiliki hak yang sama dalam keluarga. Peran perempuan tidak hanya dalam rumah tangga, mereka mulai mendapat pendidikan yang tinggi dan kesempatan kerja yang luas, sehingga mereka lebih mandiri. Perubahan bentuk keluarga ini dapat menimbulkan perceraian karena laki-laki masih berpegang pada peran-peran tradisionalnya sedangkan perempuan telah menggunakan peran mereka dalam kehidupan sehari--sehari ;Berty Soelistyowati. Pengaruh perubahan keluarga terhadap perceraian di Jepang Skripsi ini membahas keluarga Japang sebelum Perang Dunia II adalah keluarga yang terdiri dari dua atau tiga generasi dan tinggal bersama dalam satu atap. Bentuk keluarganya mengambil bentuk Cokkei Kazoku yaitu , keluarga yang menekankan pada garis keturunan laki-laki. Denga demikian laki-laki memiliki peran yang dominan dan anggota keluarga lainnya harus mentaati peraturan yang dibuat kepala keluarga (kacho). Seiring dengan industrialisasi bentuk keluarga Jepang berubah menjadi keluarga yang demokratis yaitu bentuk Kakukazoku. Kakukazoku adalah keluarga yang menekankan persamaan hubungan antara suami dan istri. Sehingga istri memiliki andil dalam mengatur rumah tangga mereka. Anak laki-laki dan perempuan juga memiliki hak yang sama dalam keluarga. Peran perempuan tidak hanya dalam rumah tangga, mereka mulai mendapat pendidikan yang tinggi dan kesempatan kerja yang luas, sehingga mereka lebih mandiri. Perubahan bentuk keluarga ini dapat menimbulkan perceraian karena laki-laki masih berpegang pada peran-peran tradisionalnya sedangkan perempuan telah menggunakan peran mereka dalam kehidupan sehari--sehari ;Berty Soelistyowati. Pengaruh perubahan keluarga terhadap perceraian di Jepang Skripsi ini membahas keluarga Japang sebelum Perang Dunia II adalah keluarga yang terdiri dari dua atau tiga generasi dan tinggal bersama dalam satu atap. Bentuk keluarganya mengambil bentuk Cokkei Kazoku yaitu , keluarga yang menekankan pada garis keturunan laki-laki. Denga demikian laki-laki memiliki peran yang dominan dan anggota keluarga lainnya harus mentaati peraturan yang dibuat kepala keluarga (kacho). Seiring dengan industrialisasi bentuk keluarga Jepang berubah menjadi keluarga yang demokratis yaitu bentuk Kakukazoku. Kakukazoku adalah keluarga yang menekankan persamaan hubungan antara suami dan istri. Sehingga istri memiliki andil dalam mengatur rumah tangga mereka. Anak laki-laki dan perempuan juga memiliki hak yang sama dalam keluarga. Peran perempuan tidak hanya dalam rumah tangga, mereka mulai mendapat pendidikan yang tinggi dan kesempatan kerja yang luas, sehingga mereka lebih mandiri. Perubahan bentuk keluarga ini dapat menimbulkan perceraian karena laki-laki masih berpegang pada peran-peran tradisionalnya sedangkan perempuan telah menggunakan peran mereka dalam kehidupan sehari--sehari ;Berty Soelistyowati. Pengaruh perubahan keluarga terhadap perceraian di Jepang Skripsi ini membahas keluarga Japang sebelum Perang Dunia II adalah keluarga yang terdiri dari dua atau tiga generasi dan tinggal bersama dalam satu atap. Bentuk keluarganya mengambil bentuk Cokkei Kazoku yaitu , keluarga yang menekankan pada garis keturunan laki-laki. Denga demikian laki-laki memiliki peran yang dominan dan anggota keluarga lainnya harus mentaati peraturan yang dibuat kepala keluarga (kacho). Seiring dengan industrialisasi bentuk keluarga Jepang berubah menjadi keluarga yang demokratis yaitu bentuk Kakukazoku. Kakukazoku adalah keluarga yang menekankan persamaan hubungan antara suami dan istri. Sehingga istri memiliki andil dalam mengatur rumah tangga mereka. Anak laki-laki dan perempuan juga memiliki hak yang sama dalam keluarga. Peran perempuan tidak hanya dalam rumah tangga, mereka mulai mendapat pendidikan yang tinggi dan kesempatan kerja yang luas, sehingga mereka lebih mandiri. Perubahan bentuk keluarga ini dapat menimbulkan perceraian karena laki-laki masih berpegang pada peran-peran tradisionalnya sedangkan perempuan telah menggunakan peran mereka dalam kehidupan sehari--sehari ;Berty Soelistyowati. Pengaruh perubahan keluarga terhadap perceraian di Jepang Skripsi ini membahas keluarga Japang sebelum Perang Dunia II adalah keluarga yang terdiri dari dua atau tiga generasi dan tinggal bersama dalam satu atap. Bentuk keluarganya mengambil bentuk Cokkei Kazoku yaitu , keluarga yang menekankan pada garis keturunan laki-laki. Denga demikian laki-laki memiliki peran yang dominan dan anggota keluarga lainnya harus mentaati peraturan yang dibuat kepala keluarga (kacho). Seiring dengan industrialisasi bentuk keluarga Jepang berubah menjadi keluarga yang demokratis yaitu bentuk Kakukazoku. Kakukazoku adalah keluarga yang menekankan persamaan hubungan antara suami dan istri. Sehingga istri memiliki andil dalam mengatur rumah tangga mereka. Anak laki-laki dan perempuan juga memiliki hak yang sama dalam keluarga. Peran perempuan tidak hanya dalam rumah tangga, mereka mulai mendapat pendidikan yang tinggi dan kesempatan kerja yang luas, sehingga mereka lebih mandiri. Perubahan bentuk keluarga ini dapat menimbulkan perceraian karena laki-laki masih berpegang pada peran-peran tradisionalnya sedangkan perempuan telah menggunakan peran mereka dalam kehidupan sehari--sehari ;Berty Soelistyowati. Pengaruh perubahan keluarga terhadap perceraian di Jepang Skripsi ini membahas keluarga Japang sebelum Perang Dunia II adalah keluarga yang terdiri dari dua atau tiga generasi dan tinggal bersama dalam satu atap. Bentuk keluarganya mengambil bentuk Cokkei Kazoku yaitu , keluarga yang menekankan pada garis keturunan laki-laki. Denga demikian laki-laki memiliki peran yang dominan dan anggota keluarga lainnya harus mentaati peraturan yang dibuat kepala keluarga (kacho). Seiring dengan industrialisasi bentuk keluarga Jepang berubah menjadi keluarga yang demokratis yaitu bentuk Kakukazoku. Kakukazoku adalah keluarga yang menekankan persamaan hubungan antara suami dan istri. Sehingga istri memiliki and"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S13510
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Neysa Arditya
"Kawasan Menteng merupakan Kawasan yang semenjak awal perancangan identik dengan kesan perumahan villa bagi golongan menengah keatas. Seiring perjalanan waktu, potensi kawasan serta kebutuhan akan properti menyebabkan tingginya nilai properti pada kawasan tersebut. Nilai properti yang tinggi membuat sejumlah pihak memanfaatkan lahan dengan fungsi yang berbeda guna memperoleh keuntungan ekonomi atau tetap mempertahankan fungsi sebelumnya dengan merubah bentuk bangunan sesuai keinginan. Dengan meninjau perubahan bentuk serta fungsi yang terjadi pada kawasan, dapat terlihat pembangunan kawasan memiliki kecenderungan pembangunan ke arah yang berbeda dari awal perancangan. Meskipun perubahan umum terjadi pada sebuah kawasan, tetapi usaha untuk memepertahankan kelestarian bangunan serta fungsi yang sesuai dengan rencana tata ruang kota perlu diperhatikan agar penghuni tidak mengakali peraturan yang ada seperti yang terjadi pada tren ?silent office? sebagai salah satu dampak kecenderungan pembangunan di Kawasan Menteng.

Since the beginning, Menteng area is identic to the impression of a housing villa for the middle class and above. The potential of the area and people needs for property led to high property values ​​in the area over the time. High property values ​​made ​​a number of people use the different functions in order to gain an economic advantage or retaining previous functions by changing the shape of the building as desired. By reviewing changes in form and function that occur in the area, we are able to have a tendency to development of that area development . Although changes is common in an area, but efforts to maintain the sustainability of buildings and functions in accordance with the master plan of the city should be taken to ensure that occupants do not circumvent the existing rules as it did in the trend of 'silent office' which became one of the impacts of development trends in Menteng area. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59072
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>