Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 200112 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wuri Mahanani
"Meningkatnya jumlah dan kepadatan penduduk Jakarta menyebabkan meningkatnya kebutuhan hunian. Keterbatasan penyediaan perumahan dan keterbatasan kemampuan daya beli masyarakat memunculkan permukiman yang dibangun sendiri oleh masyarakat. Sebagian warga dengan kemampuan terbatas terpaksa menempati lahan sekitar sungai dan danau. Keberadaan warga di sekitar danau berpengaruh terhadap keberlanjutan danau sehingga pengukuran kapasitas masyarakat menjadi salah satu langkah penting. Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah variabel aksi kolektif, pemberdayaan masyarakat, dan visi bersama mempengaruhi kapasitas masyarakat dalam konservasi Danau Cavalio dan Danau Kampung Bintaro, danau yang merupakan kolam retensi yang menampung debit air sungai Pesanggrahan yang dibangun untuk mengatasi banjir yang kerap melanda lokasi serta membandingkan pengaruh variabel aksi kolektif, pemberdayaan masyarakat, dan visi bersama terhadap kapasitas masyarakat dalam konservasi danau pada lokasi dengan jarak yang berbeda dari danau.
Melalui 300 kuisioner yang disebar pada empat klaster di sekitar danau dengan tehnik Principal Component Anaysis PCA dan analisis regresi linier berganda, diperoleh hasil bahwa terdapat diferensiasi pengaruh variabel aksi kolektif, pemberdayaan masyarakat, dan visi bersama terhadap kapasitas masyarakat dalam konservasi danau, tetapi perbedaan tersebut tidak terkait dengan jarak lokasi dari danau. Variabel pemberdayaan masyarakat yang merupakan variabel yang paling berpengaruh signifikan terhadap kapasitas masyarakat dalam konservasi sumber daya air pada penelitian sebelumnya tidak terbukti. Sehingga, berdasarkan temuan pada penelitian ini, pemikiran bahwa masyarakat kota tidak dapat tinggal berdampingan dengan air tidak sepenuhnya tepat.

The increasing number and density of Jakarta increased occupancy requirements. The limitation of the provision of housing and the limitation of the ability of the purchasing power of society gave rise to settlements that were built by the community. Most residents with limited capabilities was forced to occupy land around rivers and lakes. The presence of residents around the lake effect on sustainability of the Lake so that the measurement of the capacity of the community to be one of the important steps. This study aimed to test whether the variable is collective action, community empowerment, and shared vision affects the capacity of the community in the conservation of the Lake Lake and Kampongs Cavalio Bintaro, Lake which is retention ponds that hold discharge of river water building that was built to cope with floods that often hit the site and compare the influence of variable collective action, community empowerment, and a shared vision towards the capacity of communities in the conservation of the Lake on the location with a different distance from the Lake.
Through a detailed questionnaire distributed 300 on four cluster around the Lake with technical Principals Component Anaysis PCA and multiple linear regression analyses, obtained results that there is a differentiation of the influence of variable collective action, community empowerment, and a shared vision towards the community capacity for water reources conservation, but the difference is not related to the distance of the location of the Lake. Community empowerment of the variable which is the most influential variables significantly to community capacity in water resource conservation in the previous research was not proven. So, based on the findings in this study that the capacity of the community in the conservation of water resources are in the category of good, then the idea that society can not live side by side town with water is not entirely appropriate.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2018
T51365
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Ramadhan
"Sumber daya tanah dan air yang sangat penting untuk keberlangsungan manusia saat ini tengah menghadapi tantangan oleh erosi dan degradasi lahan yang disebabkan oleh perubahan iklim, khususnya pada skala DTA dan DAS. Untuk menghadapi masalah ini diperlukan analisis mendalam tentang tingkat kerentanan erosi pada sub-DAS dengan melihat karakteristik morfologi, tutupan lahan, dan erosivitas curah hujan untuk menentukan sub-DAS prioritas, agar dapat melakukan upaya konservasi yang tepat berdasarkan karakteristik sub-DAS tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik morfometri sub-DAS dan mengevaluasi tingkat kerentanan erosi di Daerah Tangkapan Air (DTA) Danau Kerinci. Menggunakan Analisis Morfometri Kuantitatif, penelitian ini mengintegrasikan karakteristik morfometri, tutupan lahan, dan erosivitas hujan untuk menilai tingkat kerentanan erosi 18 subDAS untuk menentukan prioritas konservasi. Empat sub-DAS ditemukan memiliki tingkat kerentanan erosi yang sangat tinggi, yaitu sub-DAS Siulak Deras, sub-DAS Aek Siulak, sub-DAS Sangkir, dan sub-DAS Aek Pulau Tengah. Berdasarkan hasil ini, penelitian ini menyusun rekomendasi strategi konservasi yang disesuaikan dengan karakteristik tiap sub-DAS untuk mengatasi erosi dan mendukung pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.

Soil and water resources that crucial for human sustainability, are currently facing challenges from erosion and land degradation caused by climate change, especially in the Catchment and Watershed scale. To address this issue, an in-depth analysis of erosion vulnerability is required for sub-watersheds by examining morphometric characteristics, land cover, and rainfall erosivity to determine priority sub-watersheds for appropriate conservation efforts based on their characteristics. This study aims to identify the morphometric characteristics of sub-watersheds and assess the level of erosion vulnerability in the Lake Kerinci Catchment Area. Utilizing Quantitative Morphometric Analysis, this research integrates morphometric characteristics, land cover, and rainfall erosivity to evaluate the erosion vulnerability of 18 sub-watersheds and establish conservation priorities. Four sub-watersheds were found to have a very high level of erosion vulnerability, namely Siulak Deras, Aek Siulak, Sangkir, and Aek Pulau Tengah sub-watersheds. Based on these findings, the study formulates tailored conservation strategies for each sub-watershed to address erosion and support sustainable natural resource management."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulham Sasmita
"Air merupakan salah satu kebutuhan penting yang diperlukan oleh setiap manusia terutama pada air bersih. Air bersih yang dapat digunakan harus memenuhi persyaratan standar kesehatan yaitu tidak berbau, tidak berwarna dan tidak berasa serta memenuhi baku mutu air bersih yang telah ditetapkan. Universitas Indonesia memiliki 5 danau yang setiap danaunya memiliki potensial untuk dijadikan sumber air bersih. Tujuan dari penelitian ini adalah ingin memanfaatkan sumber air danau UI sebagai sumber air bersih baru bagi gedung rektorat UI dengan merancang water treatment plant.
Dari hasil uji kualitas air pada danau UI yang akan dijadikan sumber air bersih, terdapat 5 syarat yang tidak terpenuhi yaitu bau, kekeruhan, besi, zat organik sebagai KMnO4, dan total koli. Proses yang digunakan dalam perancangan water treatment plant ini adalah koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi, dan disinfektan. Pada proses koagulasi dan flokulasi kita menentukan dimensi dan kecepatan motor. Sedimentasi dibagi kedalam 4 zona, yaitu zona inlet, zona outlet, zona pengendapan dan zona lumpur. Pada zona inlet kita menentukan ukuran dan jumlah lubang, zona outlet kita menentukan dimensi V-notch dan saluran gutter, zona pengendapan kita menentukan dimensi plat settler, zona lumpur kita menentukan debit lumpur dan dimensi bak lumpur. Pada filtrasi kita menentukan sistem underdrain dan sistem backwash. Pada disinfektan kita menentukan debit kaporit.

Water is one of the essential requirements needed by every human being, especially in clean water. Clean water that can be used must meet the requirements of health standard that is odorless, colorless and tasteless as well as meet the water quality standard that has been set. University of Indonesia owns 5 lakes that have the potential to become a source of clean water. The purpose of this research is to use UI lake water as a new water source for Rektorat UI with the plan of building water treatment plant.
From the test results of water quality in the lake UI that will become the source of clean water, there are five conditions are not met ie odor, turbidity, iron, organic substances as KMnO4, and total coli. The process used in planning water treatment plant is coagulation, flocculation, sedimentation, filtration, and disinfectants. In the process of coagulation and flocculation we determine the dimensions and speed of the motor. Sedimentation is divided into four zones, namely zone inlet, outlet zone, settling zone and sludge zone. In the inlet zone we determine the size and number of holes, in outlet zone we determine the dimensions of V-notch and gutter channels, in settling zone we determine the dimensions of the plate settler, and in sludge zone we define dimension and debit mud. In filtration we define underdrain system and determine backwash system. In disinfectant we define debit chlorine that will be used.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tantri Endarini
"Pemasukan nitrat dan fosfat dapat meningkatkan kadarnya di air melebihi kebutuhan minimal organisme perairan sehingga menyebabkan pertumbuhan secara berlebihan. Pemasukan. nitrat dan fosfat pada kadar tertentu yang melebihi baku mutu dapat menyebabkan pencemaran sehingga menurunkan kualitas air. Keadaan ini dapat mengurangi nilai sumber daya air, nilai estetika, pariwisata, dan perikanan. Secara umum, menurunnya kualitas air danau terutama disebabkan oleh proses alami disamping kegiatan masyarakat. Permasalahan yang diakibatkan oleh kegiatan masyarakat lebih mungkin ditangani dengan melakukan pengelolaan dan pengurangan penyebab pencemaran pada sumbernya. Danau Buyan telah mengalami degradasi kualitas lingkungan yang cukup tinggi di antara keempat danau yang ada di Propinsi Bali. Bagian timur, selatan dan barat daya telah mengalami pendangkalan dan pertumbuhan eceng gondok yang berlebihan. Pendangkalan terjadi terutama karena tingginya tingkat erosi saat musim hujan. Tanah yang berasal dari lahan di daerah tangkapan terbawa air larian. Tanah yang mencapai air danau mengandung sejumlah unsur hara. Keadaan ini makin diperburuk oleh kondisi danau karena tidak terdapat aliran air keluar sehingga pencemar akan mengalami akumulasi.
Penelitian bertujuan untuk:
1. Mengetahui kegiatan masyarakat sebagai sumber yang potensial dalam memberikan pemasukan total Nitrogen (N) dan total Fosfor (P) berdasarkan penggunaan lahan di daerah tangkapan sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan, pengendalian dan minimisasi terjadinya pencemaran serta prioritas penanganan permasalahan
2. Mengetahui kualitas air parameter N dan P dan menentukan tipe tingkat trofik Danau Buyan sehingga dapat digunakan untuk menentukan arah pengelolaan sumber daya air.
Hipotesis penelitian adalah kegiatan masyarakat di daerah tangkapan Danau Buyan, menyebabkan kadar N dan P di air danau menjadi tinggi.
Penelitian lapangan dilaksanakan selama Bulan April-Juni 2003 di Danau Buyan Kabupaten Buleleng, Bali. Metode penelitian yang digunakan adaiah survei dan ex post facto. Penentuan lokasi dilakukan secara cluster dan purposive. Penentuan lokasi kegiatan masyarakat berdasarkan penggunaan lahan di daerah tangkapan Danau Buyan. Pengambilan sampel air danau sebanyak 9 lokasi pengukuran. Pengambilan sampel air di saluran masuk sebanyak 11 lokasi sepanjang tanggul pembatas danau.
Variabel penelitian adalah:
1. Pemasukan total N dan P dari penggunaan lahan di daerah tangkapan.
2. Kualitas air Danau Buyan dan air yang masuk, parameter N (nitrat, nitrit, amonia dan total N) dan P (fosfat dan total P).
3. Tipe tingkat trofik danau (kriteria hidrografi, trofik dan higienis).
Data primer diperoleh dengan melakukan pengukuran sampel air sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi-instansi terkait.
Analisis penelitian dilakukan secara deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pemasukan total N dan P dihitung berdasarkan metode yang dikemukakan dalam Jorgensen (1990) dan faktor erosi (Dinas PtJ 2000). Kadar N dan P limbah cair domestik dihitung berdasarkan jumlah penduduk dan konversi nilai dalam Sugiharto (1987), Soeparman & Suparmin (2002) dan Ryding & Rast (1989). Penentuan status mutu air menggunakan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air. Baku mutu yang digunakan terdapat pada Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air dan serta melakukan telaah pustaka. Tipe tingkat trofik danau ditentukan berdasarkan modifikasi Technical Standard (Ryding & Rast 1989).
Hasil perhitungan memperlihatkan bahwa pemasukan total N dari penggunaan lahan pertanian sebesar 22,46 ton/tahun (62,15%), tegalan dan semak 0,08 ton/tahun (0,22%), serta kawasan lindung 13,60 ton/tahun (37,64%). Kadar total N air rata-rata yang daerah sekitamya dimanfaatkan untuk pertanian (0,41 mg/I), lebih tinggi dibandingkan dengan lahan tegalan dan semak (0,31 mg/I), serta kawasan lindung (0,29 mg/I). Pemasukan total P yang berasal dari kegiatan pertanian adalah sebesar 2,44 ton/tahun (78,56%), tegalan dan semak 0,01 ton/tahun (0,35%), serta kawasan lindung 0,65 ton/tahun (21,09%). Kadar total P air rata-rata danau yang daerah tangkapannya dimanfaatkan untuk pertanian lebih tinggi (0,90 mg/I) dibandingkan dengan lahan tegalan dan semak (0,72 mg/I), serta kawasan lindung (0,76 mg/I). Selain itu, sistem pembuangan dari permukiman menggunakan tangki pembusukan dan bidang resapan sehingga limbah yang dihasilkan merembes bercampur dengan air tanah. Setelah melalui proses penguraian di tangki pembusukan dan bidang resapan, jumlah N anorganik dan total N masing-masing sekitar 0,85 ton/tahun. Jumlah P terlarut dan total P masing-masing sekitar 0,30 ton/tahun. Jumlah total N dan P yang mencapai danau masing-masing sebesar kurang dari 0,38-0,68 ton/tahun dan 0,18-0,22 ton/tahun.
Kualitas air Danau Buyan memenuhi baku mutu kelas III, indeks pencemarannya (IP) sebesar 0,3202-0,5211 sedangkan bila dibandingkan dengan baku mutu kelas II maka tergolong cemar ringan (IP=1,9482-2,7153). Kualitas air danau memperlihatkan kadar nitrat (<0,01 mg/l) dan nitrit (<0,001-0,006 mg/I) rendah tetapi kadar amonia (0,025-0,23 mg/l) telah melebihi kebutuhan minimal pertumbuhan alga. Kadar fosfat (0,44.-0,72 mg/I) dan kadar total P (0,66-1,02 mg/l) telah melebihi kebutuhan minimal pertumbuhan alga. Rasio N (amonia) dan P (fosfat) air adalah 1:6, yang berarti hara N sebagai faktor pembatas pertumbuhan. Kualitas air yang masuk memenuhi baku mutu kelas III (IP=0,3251-0,8522) sedangkan bila dibandingkan dengan baku mutu kelas II maka tergolong cemar ringan (IP=3,3575-1,9818). Kualitas air yang masuk memperlihatkan bahwa kadar nitrat (<0,01-1,00 mg/I), kadar amonia (0,15-0,73 mg/I) dan total N (0,60-1,31 mg/I) telah melebihi kebutuhan minimal pertumbuhan alga, kecuali kadar nitrit (<0,0025-0,021 mg/I). Kadar fosfat (0,45-1,09 mg/l} dan kadar total P (0,72-2,12 mg/), telah melebihi kebutuhan minimal pertumbuhan alga. Tipe tingkat trofik Danau Buyan termasuk mesotrofik (nilai 2,32).
Kesimpulan penelitian ini adalah:
1. Kegiatan masyarakat yang memberikan dampak pada pemasukan total N dan P, berturut-turut berasal dari lahan pertanian, kawasan lindung, tegalan dan semak, serta permukiman.
2. Kualitas air Danau Buyan memenuhi baku mutu kelas III, rasio amonia dan fosfat adalah 1:6 yang berarti hara N sebagai faktor pembatas. Tipe tingkat trofik Danau Buyan adalah mesotrofik.
Saran yang dapat diberikan adalah:
1. Pemerintah daerah sebaiknya melakukan sosialisasi untuk mengendalikan penggunaan lahan di daerah yang sudut miring lerengnya mencapai di atas 40% dan jenis tanah regosof serta pemanfaatan daerah bekas rawa untuk kegiatan pertanian.
2. Pemerintah daerah dapat melakukan penyuluhan dan pembinaan untuk mengembangkan budidaya pertanian sesuai dengan kondisi lingkungan.
3. Pemanenan eceng gondok seharusnya dilakukan secara partisipatif dan rutin oleh masyarakat. Pemerintah daerah dapat melakukan penyuluhan, pelatihan dan pembinaan untuk memanfaatkan eceng gondok.
4. Pemerintah daerah sebaiknya melakukan pemantauan kualitas air dan menentukan tipe tingkat trofik secara rutin sesuai dengan musim.
5. Pengembangan wisata tirta sebaiknya memperhatikan kondisi Danau Buyan yang tidak memiliki aliran air keluar.

Input of nitrate and phosphate can potentially increase the concentration in aquatic system greater than the minimum requirement, as it triggers the overgrowth of organisms. Input of nitrate and phosphate in certain level exceed the quality standards can potentially cause pollution and degradation of water quality. Such condition could reduce water resources and esthetical value, tourisms and fishery potencies. In general, the degradation of water quality mainly occurs as a result of natural process as well as community activities. Problems arouse from this community activities are more likely handled by managing and lessening the pollution from its source. Environmental quality degradation in Buyan Lake is higher than the other four lakes in Bali and there has been a silting up process over the east, south and northwest sides of the lake, not to mention the overgrowth of water hyacinth. This process is generally begins by high level of erosion in rainy season. Runoff will sweep away the topsoil of catchments that consist of very rich nutrition to the lake. This condition is worsen by lack of outgoing stream, therefore result in the accumulation of pollution substances.
Research are aiming at:
1. Finding community activity as potential source to input of total amount of Nitrogen (N) and Phosphorus (P) based on land utilization at the catchments area; therefore we can take preventive and control action, minimize the pollution and set up the priority of solving problem.
2. Finding out water quality in term of the amount of N and P and determination of Lake Buyan's type of trophic level, therefore it can be used to determine model of water resources management.
Research hypothesis is community activities within catchment area of Buyan Lake, causes the high content of N and P in water.
Field research has been carried out from April to June 2003 at Buyan Lake, Buleleng Regency, Bali Province using survey and ex post facto method. Location was determined based on cluster and purposive approaches whereas determination of location of community activities was conducted on the basic of land utilization in catchments area. Samples of lake water were taken in 9 stations and of inlet water were taken from 11 stations along the lake bank.
Research variables are:
1. Input of N and P nutrients from land utilization at catchments area.
2. Water qualities of lake and inlet water, parameter used are N (Nitrate, Nitrite, Ammonia and total of N) and P (Phosphate and total of P).
3. Type of Buyan trophic level (criteria: hydrograph, trophic and hygienic).
Primary data were developed by sampling measurement where the secondary data got from related institution.
Data were analyzed descriptively with qualitative and quantitative approach. Input of nutrient N and P were calculated based on method in Jorgensen (1990) and erosion factor (Public Service 2000). Total amount of N and P from domestic waste were calculated by the number of population and value conversion such as know by Sugiharto (1987), Soeparman & Suparmin (2002) and Ryding & Rast (1989). Determination of water quality status used Ministry Decree No 115/2003 re Water Quality Status Manual Determination. Quality standards of water were compared to Government Act No 82/2001 re Water Quality Management and Water Pollution Control and studies such as mentioned in the literature. Type of trophic level was determined by modification of Technical Standard (Ryding and Rast 1989).
Result through calculation showed that input of N nutrient from agricultural utilization is 112.27 tons/year (62,15%), dry land and bushes is 0.39 tons/year (0.22%), and protected area is 68.00 tons/year (37,64%). Total average of N in the water from agricultural land (0.41 mg/I), was higher than dry land and bushes (0.31 mg/I), and protected area (0.29 mg/I). Input of nutrient P from agriculture activities is 8.13 tons/year (78.56%), dry land or bushes 0,04 tons/year (0.35%), and protected area of 2.18 tons/year (21.09%). Total average of P in water which catchments were used for agriculture was higher (0.90 mg/I) compare to dry land and bushes (0.72 mg/I), and protected area (0.76 mg/l). Unfortunately, the sewage system of the residential areas still use septic tanks and catchments wells. A consequence, it could leak out and mix with groundwater. Through septic tank and catchments wells, it was estimated that the amount of N organic and total of N each was 0,85 tons/year while the amount of dissolved P and total of P each was 0,30 tons/year. Total of N and P input from domestic waste are less than 0,38-0,68 tons/year and 0,18-0,22 tons/year.
The water quality of Buyan Lake fulfill quality standard grade III, pollution index (PI) value is 0,3202-0,5211, while if compare with quality standard grade II, pollution index value is 1,9482-2,71.53 .(light pollution). Water quality measurement showed that the levels of nitrate (<0,01 mg/l) and nitrite (<0,001-0,006 mg/I) were low; on the contrary, the level of ammonia (0,025-0,23 mg/I) was greater than the minimum requirement for algae growth. Level of phosphate (0,44-0,72 mg/I) and total amount of P (0,66-1,02 mg/I) exceeds the minimum requirements for algae growth. Ratio of N (ammonia) and P (phosphate) of the water is 1:6, meaning that N as nutrient is a_ limiting factor. The inlet water quality fulfill quality standard grade III (PI=0,3251-0,8522), while if compare with quality standard grade II, pollution index value is 3_,3575-1,9818 (light pollution). The inlet water quality showed that level of nitrate (<0,01-1,00 mg/I), ammonia (0,15-0,73 mg/I), and total of N (0,60-1,31 mg/I) already exceeding the minimum requirement for algae growth, except nitrite level (<0,0025-0,021 mg/I). Level of phosphate (0,45-1,09 mg/1) and total amount of P (0,72-2,12 mg/), were exceeding minimum requirement for algae growth. Type of trophic level is mesotrophic (with value of2 32).
Research conclusions are:
1. Community activities that potentially contribute to input of total amount of N and P, came from, respectively are agricultural, dry land and bushes, protected area, and residential.
2. Water quality of Buyan Lake for parameter N and P are still conform with the quality standard grade III, ratio of N and P of the water is 1:6, meaning that N as nutrient is a limiting factor. Type of trophic level of Buyan Lake is mesotrophic.
Research recommendations are:
1. Local government had best to carry out socialization to control of land utilization on land with 40% slope and regosol type and swamp area for agricultural.
2. Local government had best to carry out explanation and assisting to development of land cultivation must respect environmental condition.
3. Harvesting of water hyacinth need to undertake in participatory and regular system by local community. Local government can carry out explanation, training and assisting to make use of water hyacinth.
4. Local government had best to carry out regular monitoring of water quality and type of trophic level from the lake at certain season.
5. Water ecotourism development had best to attention Buyan Lake condition lack of outgoing stream.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T11982
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sachio Edgar Retaja
"Kota Depok merupakan daerah urban dengan luasan daerah terbangun yang tinggi. Hingga saat ini banjir masih terjadi di beberapa wilayah Kota Depok, termasuk banjir di Jalan Margonda. Salah satu penyebab banjir di wilayah Jalan Margonda adalah meluapnya Kali Cabang Timur. Kali Cabang Timur merupakan saluran drainase yang sebagian airnya dialirkan ke Danau Kenanga UI melalui pintu air dan sebagian lainnya diteruskan. Penelitian ini akan membahas Daerah Tangkapan Air (DTA) Danau Kenanga yang meliputi Kali Cabang Timur dan sebagian wilayah Universitas Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi kapasitas saluran di DTA Danau Kenanga dengan mempertimbangkan perubahan tata guna lahan serta limpasan yang mengalir melalui pintu air Kali Cabang Timur. Penelitian ini membandingkan hasil perhitungan debit banjir rencana dengan kapasitas saluran drainase di DTA Danau Kenanga menggunakan perangkat lunak WinTR-55 dan HEC-RAS. Penggunaan WinTR-55 dan HEC-RAS dilakukan untuk mengetahui debit banjir dan tinggi muka air pada saluran drainase untuk periode ulang 2 tahun hingga 10 tahun. Hasil pemodelan WinTR-55 dan HEC-RAS menunjukkan bahwa beberapa titik pada saluran drainase DTA Danau Kenanga tidak dapat menampung debit banjir pada beberapa periode ulang. Sebagai upaya untuk menanggulangi banjir di DTA Danau Kenanga, diberikan usulan dimensi saluran drainase yang mampu mengatasi debit banjir 10 tahunan dan perubahan tata guna lahan.

Depok City is an urbanized area with a high built-up area. Until now, flooding still occurs in several areas of Depok City, including flooding on Jalan Margonda Raya. One of the causes of flooding in the Jalan Margonda Raya area is the overflow of Kali Cabang Timur. Kali Cabang Timur is a drainage channel where part of its water is channeled to Lake Kenanga UI through the sluice gate and the other part is forwarded. This research will discuss the Kenanga Lake Catchment Area which includes Kali Cabang Timur and part of the University of Indonesia area. The purpose of this research is to evaluate the channel capacity in the Lake Kenanga catchment area by considering land use changes and runoff flowing through the Kali Cabang Timur sluice gate. This research compares the calculation results of the planned flood discharge with the capacity of the drainage channel in the Lake Kenanga catchment using WinTR-55 and HEC-RAS software. WinTR-55 and HEC-RAS were used to determine the flood discharge and water level in the drainage channel for a return period of 2 years to 10 years. The results of WinTR-55 and HEC-RAS modeling show that several points in the drainage channel in the Lake Kenanga catchment area cannot accommodate flood discharge at several return periods. As an effort to overcome flooding in the Lake Kenanga catchment area, the proposed dimensions of the drainage channel that can cope with the 10-year flood discharge and land use changes are given.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khrist Prasatya
"Pada penelitian ini dilakukan pengolahan air Danau Kenanga dengan 2 titik pengambilan sampel yaitu 35 cm di bawah permukaan air dan 35 cm di atas dasar air. Metode yang digunakan adalah metode kavitasi hidrodinamika dengan menggunakan injektor water jet. Dari hasil penelitian, posisi injektor di atas permukaan air lebih banyak menghasilkan radikal OH yaitu sebesar 7,19E-5 mol/L dibanding injektor di dalam air sebesar 4,69E-5 mol/L. Kavitasi water jet terbukti dapat mendisinfeksi bakteri gram negatif dengan tingkat keberhasilan 99,99% dan mecapai konsentrasi akhir 15 CFU/mL. Bakteri gram positif memiliki tingkat keberhasilan 99,99% dan mencapai konsentrasi akhir 47CFU/mL pada menit ke-50. Komponen lain seperti logam dalam air dapat disisihkan dengan tingkat keberhasilan pada mangan mencapai 50%, zink mencapai 99,67%, kalium mencapai 99,13%, magnesium mencapai 30,77%, dan kalsium mencapai 86,5%.

There were two water sampling points of Kenanga Lake in this study, at 35 cm below the water surface and 35 cm above the bottom of the water. The method used was hydrodynamic cavitation using a water jet injector. The results showed that more OH radicals were produced with injector position on the surface of the water, which was equal to 7,19E-5 mol/L, compared to the position of water injector in the water which was produced 4,69E-5 mol/L of OH radical. It was proven that water jet cavitation can disinfect Gram-negative bacteria with a success rate of 99.99% and reach final concentration of 15 CFU/mL. It also had a success rate 99,99% on Gram-positive bacteria with a final concentration 47 CFU/mL after 50 minutes. Another components such as metals in the water can be eliminated with the success rate reaches 50% for manganese, 99.67% for zinc, 99.13% for potassium, 30.77% for magnesium, and 86.5% for calcium."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47683
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Don Fonseka Reza Abdul Latif
"Danau Mahoni adalah salah satu danau yang berada di kawasan Universitas Indonesia dengan fungsinya sebagai daerah resapan air dan sebagai penampung limbah-limbah yang berasal dari fakultas yang berada disekitarnya. Pencemar yang masuk ke badan air ini dapat menurunkan kualitas air danau dan membahayakan ekosistemnya. Salah satu proses pengelolaan air yang dapat meningkatkan kualitas air adalah proses aerasi. Tipe aerator yang umum digunakan adalah aerator berjenis kincir air (paddle wheel). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan parameter DO, amonia, dan nitrat pada lingkup area yang ditinjau dengan variasi jarak horizontal, menganalisis jarak optimum dari pengaruh pengoperasian aerator kincir air pada saat aerasi selama 4 jam, Menganalisis pengaruh durasi pengoperasian aerator yang lebih lama terhadap perubahan parameter air danau yang ditinjau, dan menganalisis pengaruh pengoperasian aerator terhadap perubahan parameter pada air di belakang aerator. Data yang diperoleh nantinya akan dianalisis menggunakan metode uji T, uji korelasi, dan presentase perubahan nilai. Berdasarkan analisis hasil penelitian, diperoleh bahwa aerator tipe kincir air dapat meningkatkan DO dari 3,58 mg/L menjadi 7,86 mg/L atau sebesar 54,44% pada waktu pengoperasian selama 5 jam. Pengoperasian aerator ini juga dapat menurunkan konsentrasi amonia dari 2,3 mg/L menjadi 0,82 mg/L atau sebesar 179,64% pada pengoperasian selama 5 jam. Pada parameter lainnya yaitu nitrat, terjadi peningkatan dari 1,7 mg/L menjadi 2,1 mg/L pada pengoperasian selama 5 jam. Pengoperasian aerator kincir air juga memberikan pengaruh yang signifikan ke arah belakang dari peletakan aerator kincir air. Secara keseluruhan waktu optimum aerator kincir air yang diperoleh dari penelitian ini adalah 5 jam dengan jangkauan maksimal hingga 5,5 meter, pengoperasian pada waktu optimum tersebut dapat meningkatkan konsentrasi parameter DO dan nitrat hingga memenuhi baku mutu kelas I dan untuk parameter amonia memenuhi baku mutu kelas III.

Lake Mahoni is one of the lakes located in the University of Indonesia area with its function as a water catchment area and as a reservoir for waste originating from the faculties around it. Pollutants that enter these water bodies can reduce the quality of lake water and endanger the ecosystem. Substances that have the potential to pollute Mahogany Lake are organic pollutants such as ammonia, nitrate, nitrite, phosphorus, and other elements. One of the water management processes that can improve water quality is the aeration process. This process will add oxygen to the water and then reduce the pollutant content in the water. One type of aerator commonly used is the paddle wheel type aerator. This study aims to analyze changes in DO, ammonia, and nitrate parameters in the scope of the area reviewed by varying horizontal distances, analyzing the optimum distance from the effect of operating a waterwheel type aerator when aeration is carried out for 4 hours, analyzing the effect of operating duration of a waterwheel type aerator that is longer time on changes in lake water parameters under review, and analyze the effect of operating a waterwheel type aerator on changes in parameters in the water behind the aerator. The data obtained will later be analyzed using the T test method, correlation test, and the percentage change in value. Based on the analysis of the research results, it was found that the waterwheel type aerator could increase DO from 3.58 mg/L to 7.86 mg/L or by 54.44% during 5 hours of operation. Operation of this aerator can also reduce the concentration of ammonia from 2.3 mg/L to 0.82 mg/L or 179.64% in operation for 5 hours. In other parameters, namely nitrate, there was an increase from 1.7 mg/L to 2.1 mg/L in operation for 5 hours. The operation of the waterwheel aerator also has a significant influence towards the rear of the placement of the waterwheel aerator. Overall, the optimum time for the waterwheel aerator obtained from this study is 5 hours with a maximum range of up to 5.5 meters, operation at this optimum time can increase the concentration of DO and nitrate parameters to meet class I quality standards and for ammonia parameters to meet class I quality standards. III.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Chintya Ruth Arini
"Penetapan Kawasan Pariwisata Danau Toba menjadi Kawasan Strategis Pariwisata Nasional telah mengakibatkan pengelolaa kawasan pariwisata Danau Toba tersebut tidak lagi hanya dikelola oleh Pemerintah Daerah setempat melainkan juga terdapat intervensi dari Pemerintah Pusat melalui pembentukan Otorita Danau Toba. Terdapatnya dua pengelola pada kawasan pariwisata Danau Toba tersebut justru menimbulkan permasalahan terkait pembagian kewenangan antara Otorita Danau Toba dengan Pemerintah Daerah setempat yang pada realitanya tidak ditemukan dengan jelas dan tegas mengenai pembagian kewenangan. Padahal pembagian kewenangan sangatlah diperlukan mengingat kawasan otorita berada di tengan daerah otonom. Penelitian ini dilakukan penulis dengan menggunakan metode yuridis-normatif dengan alat pengumpulan data berupa studi dokumen yang terdiri atas bahan hukum primer dan sekunder, serta melakukan wawancara dengan informan yang terkait. Dalam penelitian ini, permasalahan yang terjadi adalah mengenai pembagian kewenangan antara Otorita Danau Toba dengan Pemerintah Daerah setempat yang tidak dibagi dengan jelas dan hanya berdasarkan koordinasi secara lisan saja sehingga untuk beberapa hal, perencanaan yang dilakukan kedua pihak terkadang mengalami kendala sinkronisasi karena perbedaan kebutuhan dan kemampuan antara instansi dari Otorita Danau Toba dan Pemerintah Daerah setempat. Oleh sebab itu, penulis berharap adanya pembagian kewenangan yang jelas dan tegas membagi kewenangan Pemerintah Daerah dan Otorita Danau Toba dan tertuang dalam bentuk peraturan atau setidak-tidaknya dalam bentuk perjanjian kerjasama yang dapat diperbaharui setiap tahun sebagai pedoman bagi Pusat (melalui Otorita Danau Toba) dan Pemerintah Daerah dalam melakukan sinkronisasi dan koordinasi atas perencanaan pengelolaan Kawasan Pariwisata Danau Toba.

The determination of the Lake Toba Tourism Area to be a National Tourism Strategic Area has resulted in the management of the Lake Toba tourism area no longer only managed by the local government but also intervention from the Central Government through the establishment of the Lake Toba Authority. The existence of two managers in the Lake Toba tourism area actually raises problems related to the division of authority between the Lake Toba Authority and the local government which in reality is not found clearly and firmly regarding the division of authority. Even though the division of authority is very necessary considering that the authority area is in the middle of the autonomous region. This research was conducted by the author using juridical-normative methods with data collection tools in the form of document studies consisting of primary and secondary legal materials, and conducting interviews with related informants. In this study, the problem that occurred was about the division of authority between the Lake Toba Authority and the local government which was not clearly divided and only based on oral coordination so that for some things, the planning carried out by both parties sometimes experienced synchronization problems due to differences in needs and capabilities between agencies from the Lake Toba Authority and the local government. Therefore, the author hopes that there will be a clear and firm division of authority dividing the authority of the Regional Government and the Lake Toba Authority and contained in the form of regulations or at least in the form of a cooperation agreement that can be renewed every year as a guideline for the Center (through the Lake Toba Authority) and Regional Governments in synchronizing and coordinating the management planning of the Lake Toba Tourism Area."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Dewi Sriyani
"ABSTRAK
Penelitian mengenai keragaman ikan gabus Sentani Oxyeleotris heterodon, Weber 1907 telah dilakukan dari bulan Agustus 2016 -- April 2017. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi dan menganalisis keragaman morfologi ikan gabus sentani Oxyeleotris heterodon dengan metode truss morfometrik dan keragaman genetik dengan DNA barcoding. Sampel ikan gabus Sentani Oxyeleotris heterodon sebanyak 56 individu ditangkap dengan menggunakan jaring insang dari tiga stasiun penelitian yaitu Kampung Ifar, Kampung Putali dan Kampung Sosiri. Metode truss morfometrik dilakukan dengan mengukur 26 karakter pada tubuh sampel yang diamati, sedangkan metode DNA Barcoding dilakukan dengan menggunakan Gen Cytochrome Oxidase Sub Unit 1. Hasil yang diperoleh memperlihatkan nilai korelasi tertinggi terdapat pada karakter B2 dan D5, dengan nilai korelasi sebesar 0,963, sedangkan nilai korelasi terendah terdapat pada karakter A1 dan A4 dengan nilai korelasi sebesar 0,278. Nilai koefisiensi keragaman setiap karakter morfometrik sebesar 31 . Semua variabel berbeda secara signifikan antar setiap lokasi semua variabel memiliki p-value < 0,05 . Terbentuk tiga kelompok/kluster dari analisis morfometrik. Gen Cytochrome C Oxidase Sub Unit 1 COX 1 digunakan sebagai penanda. Daerah penanda Cytochrome Oxidase Sub Unit 1 menghasilkan fragmen DNA berukuran 650 bp. Hasil rekonstruksi pohon filogeni menghasilkan membentuk dua kelompok/kluster. Truss morfometrik dan DNA Barcoding dapat digunakan dalam mengidentifikasi keragaman ikan gabus Sentani Oxyeleotris heterodon di Kampung Ifar, Kampung Putali dan Kampung Sosiri.

ABSTRACT
Research on the diversity of gabus Sentani fish Oxyeleotris heterodon, Weber 1907 was conducted from August 2016 to April 2017. The aims of this study to identify and analyze the morphological diversity of gabus Sentani fish Oxyeleotris heterodon by morphometric truss method and genetic diversity by DNA Barcoding. Gabus Sentani fish Oxyeleotris heterodon samples of 56 individuals were caught by gill net from three research stations that is Ifar Village, Putali Village and Sosiri Village. The morphometric truss method was performed by measuring 26 characters in the sample body observed, while the DNA Barcoding method was performed using Gen Cytochrome Oxidase Sub Unit 1. The results obtained showed the highest correlation values were in the characters B2 and D5, with a correlation value of 0.963. While the lowest correlation value is on the characters A1 and A4 with a correlation value of 0.278. The coefficient value of each morphometric characteristic is 31 . All variables differ significantly between each location all variables have p value "
2017
T48078
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wezia Berkademi
"Ikan Bilih (Mystacoleucus padangensis Blkr) adalah jenis ikan endemik yang hidup dominan di Danau Singkarak, Sumatera Barat. Kegiatan penangkapan yang intensif dan tidak ramah lingkungan serta perubahan kualitas perairan danau menyebabkan terjadinya penurunan produsi dan ukuran ikan Bilih setiap tahunnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis mutu perairan danau Singkarak, alat tangkap yang ramah lingkungan sesuai dengan ketentuan Code of Conduct for Responsible Fisheries (CCRF) serta pemahaman stakeholders yang terdiri dari nelayan, konsumen, pedagang, dan pengambil kebijakan terhadap sumber daya ikan Bilih.
Analisis ini dilakukan secara holistik dalam kerangka konsep Social-Ecological System. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai BOD, COD, total fosfat, dan TSS di perairan danau berada di atas baku mutu perairan Kelas II yang disyaratkan oleh Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001. Selain itu penggunaan alat tangkap yang tidak selektif menyebabkan 57,83% ikan Bilih yang tertangkap berada dalam kondisi belum matang gonad dan 42,19% berada pada kondisi sedang matang gonad. Sesuai dengan sembilan kriteria yang ditetapkan FAO melalui CCRF diketahui bahwa jaring langli dengan mata jaring besar dari ¾ inci sebagai alat tangkap ramah lingkungan.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sebagian besar stakeholders tidak memahami kondisi ikan Bilih dan sistem pemijahannya. Oleh karena itu perlu dilakukan pengelolaan ikan Bilih secara holistik melalui pengaturan mata jaring yang digunakan nelayan yaitu besar dari ¾ inci dan pembatasan jumlah alat tangkap sesuai dengan kondisi lestari (MSY) serta koordinasi lintas sektor pemerintahan untuk meningkatkan mutu perairan Danau Singkarak. Pengaturan ini akan meningkatkan penerimaan nelayan optimal mencapai Rp 1.375.637.000 dalam jangka panjang.

Bilih fish (Mystacoleucus padangensis Blkr) is endemic fish species that live dominantly in Lake Singkarak, West Sumatra. The intensive activities and environmentally unfriendly fishing gear and changes in the water quality of the lake cause the declining Bilih fish production and decreased size of Bilih fish per year. This study is aimed at analyzing the quality of Lake Singkarak waters, environmentally friendly fishing gear in accordance with the provisions of the Code of Conduct for Responsible Fisheries (CCRF) and the understanding of stakeholders that consists of fishermen, consumers, merchants, and policy makers on Bilih fish resource.
This analysis is conducted holistically within the framework of the concept of Social-Ecological Systems. The results of research shows that the value of BOD, COD, total phosphate, and TSS in the lake waters is above the water quality standard Class II required by the Government Regulation Number 82 of 2001. In addition, the unselective use of fishing gear causes 57.83% of Bilih fish caught in immature gonads conditions and 42.19% at moderate mature gonad conditions. As per the criteria established by the FAO CCRF, it is known that langli net with size larger than ¾ inch is environmentally friendly fishing gear.
The results of the study also indicate that the majority of stakeholders do not understand the conditions and spawning system of Bilih fish. Therefore, it is necessary to manage Bilih fish in a holistic manner by setting the mesh used by the fishermen namely greater than ¾ inch and limiting the number of fishing gear in accordance with the maximum sustainable yield (MSY) and cross-sector coordination of government to increase the quality of the waters of Lake Singkarak. This setting will increase the optimal fishermen revenues up to IDR 1 .375.637.000 in the long term.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>