Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 111927 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nur`aini
"ABSTRAK
Dorongan seksual yang menurun karena kemunduran organ-organ seksual pada masa menopause cenderung menyebabkan perempuan menopause menghindari atau menolak aktivitas seksual bersama pasangan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara sexual self-efficacy dengan fungsi seksual pada perempuan menopause. Penelitian berbentuk deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, dilakukan di Kelurahan Curug Cimanggis, Jawa Barat, dari bulan April-Mei 2018 dengan metode consecutive sampling sebanyak 360 responden. Pengukuran menggunakan kuesioner Sexual Self-efficacy for Female SSE-F , Female Sexual Function Index FSFI , dan kuesioner data demografi. Hasil penelitian ini menjelaskan sebagian besar perempuan menopause mengalami disfungsi seksual 82,8 dan penurunan rerata skor efikasi diri 55,3 . Uji Chi Square menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara sexual self-efficacy dengan fungsi seksual pada perempuan menopause p value < 0,001 . Sexual self-efficacy perlu dipertimbangkan untuk menjadi salah satu referensi dalam melengkapi instrumen pengkajian seksualitas pada perempuan menopause.

ABSTRACT
Sexual drive decreased due to the decline of sexual organs during menopause, is the reason to reject sexual activity of menopausal women. This study aims to analyze the relationship of sexual self efficacy with sexual function in menopausal women. This research is an analytical descriptive research with cross sectional approach, conducted in Curug Cimanggis Village, using consecutive sampling method of 360 respondents. Measurements were made using the Sexual Self efficacy for Female SSE F questionnaire, the Female Sexual Function Index FSFI , and the demographic data questionnaire. The results of this study explain most of menopausal women experience sexual dysfunction 82,8 and decreased self efficacy score 55,3 . Chi Square test showed a significant relationship between sexual self efficacy and sexual function in menopausal women p value "
2018
T50332
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susanaria Alkai
"ABSTRAK
Fungsi seksual pada perempuan merupakan suatu kondisi yang dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah efikasi seksual diri. Perempuan dengan kondisi infertil rentan mengalami disfungsi seksual. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan efikasi seksual diri dengan fungsi seksual pada perempuan infertil. Desain penelitian menggunakan cross sectional dengan jumlah responden 89 orang perempuan infertil. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner Female sexual Function Index dan kuesioner Sexual Self Efficacy for Female. Hasil penelitian adalah adanya hubungan antara domain sensualitas, komunikasi, penerimaan diri pada efikasi seksual diri dengan fungsi seksual pada perempuan infertil, dengan p value < 0,05. Penelitian ini merekomendasikan penelitian lanjutan tentang pengalaman dan mekanisme koping pada perempuan infertil dalam menghadapi kondisinya.

ABSTRACT
Sexual function in women is a condition that can be influenced by many factors, one of which is self sexual efficacy. Women with infertile conditions are susceptible to sexual dysfunction. This study aims to determine the relationship of sexual self efficacy with sexual function in infertile women. The design of the study was cross sectional with 89 infertile women. The instruments used were Female Sexual Function Index questionnaire and Sexual Self Efficacy for Female questionnaire. The result of the research is the relationship between sensuality domain, communication, self acceptance and sexual function in infertile women, with p value "
2018
T50584
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nurul Aini
"ABSTRAK
Menopause merupakan periode normal pada perempuan ditandai dengan berhentinya siklus menstruasi selama 12 bulan. Menopause mengakibatkan organ reproduksi secara anatomi dan fungsi berubahsehingga mempengaruhi fungsi seksual perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengambarkan fungsi seksual perempuan menopause di Kelurahan Depok dan Pancoran Mas,menggunakan metode survei deskriptif, cross-sectional,dengan sampel sebanyak 106 responden, dipilih secara consecutive sampling. Instrumen yang digunakan adalah Female Sexual Function Index. Hasil penelitian dengan analisis univariat menunjukkan bahwa 90,6 % memiliki resiko disfungsi seksual, sedangkan 9,4% memiliki fungsi seksual normal. Penyuluhan dan konseling masalah seksualitas penting dilakukan sebagai upaya memberikan pendidikan kesehatan bagi perempuan usia menopause.

ABSTRACT
Menopause is a normal period when menstrual cycle was absent for twelve monthsconsecutively. Menopause causes reproduction organs to change anatomically and functionally thus affects female sexual function. In response, this research was conducted to describe the characteristics and sexual function of menopausal woman in Depok and Pancoran Mas sub-districts.It uses descriptive survey design with cross-sectional approach on 106 respondents chosen by consecutive sampling technique. The respondents were interviewed usingFemale Sexual Function Index. Findings, with univariat analysis, demonstrates that 90,6 % respondents have risk for sexual dysfunction while only 9,4 % repondents have normal sexual function. This research suggests it is important to conduct seminar and counseling activitiesregarding sexuality issues as an effort to educate menopausal woman.
"
2015
S61064
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ulfa Rizat Hanani
"Menopause merupakan salah satu titik dalam rangkaian tahapan kehidupan bagi wanita dan menandai berakhirnya masa reproduksi. Secara anatomi dan fungsi akan terjadi perubahan yang berpengaruh pada fungsi seksual pada perempuan menopause. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan fungsi seksual perempuan menopause dan hubungan karakteritik dengan fungsi seksual di Kelurahan Bedahan dengan menggunakan metode kuantitatif dengan desain  penelitian deskriptif menggunakan pendekatan study cross sectional (potong lintang) dengan menggunakan kuesioner Female Sexual Function Index. Jumlah responden sebanyak 122, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 74.59 % memiliki resiko disfungsi seksual dan 25.41% memiliki fungsi seksual yang normal. Hasil penelitian ini menggunakan Chi- Square dan Spearman Rank Correlation Coefficient menunjukan hubungan antara usia nilai p-value 0,047 dan tingkat pendidikan nilai p-value 0,041 dengan fungsi seksual pada perempuan menopause. Penyuluhan dan adanya konseling pada masalah seksual perlu dilakukan sebagai salah satu upaya memberikan pengetahuan dan pendidikan kesehatan bagi perempuan usia menopause maupun yang belum memasuki usia menopause agar memahami masalah seksual yang terjadi.

 

Kata Kunci : Female Sexual Function Index (FSFI), fungsi seksual, perempuan menopause.


Menopause is a point in a series of life stages for women and marks the end of their reproductive period.  Anatomically and functionally there will be changes that affect sexual function in menopausal women.  This study aims to describe the sexual function of postmenopausal women in Bedahan Village using a descriptive survey method with a cross-sectional method the instrument to be used in this study uses the Female Sexual Function Index (FSFI). With a total sample of 122 respondents.   The results of the study showed that 74.59% % had risk of sexual dysfunction and 25.41% had normal sexual function. The results of this study use analysis Chi- Square and Spearman Rank Correlation Coefficient is results that there is a relationship between age showed p-value 0.047 and  the level of education sexual which showed p-value 0.041. Counseling and discussions on sexual issues need to be carried out as an effort to provide knowledge and health education for women of menopausal age and those who have not yet entered menopause in order to understand sexual problems that occur. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Yuliati
"Perilaku seksual berisiko merupakan perilaku seksual yang dapat menimbulkan dampak negatif seperti kehamilan, aborsi dan penyakit menular seksual. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara pola asuh orang tua dan general self-efficacy dengan perilaku seksual berisiko. Desain penelitian ini adalah deskriptif korelatif. Penelitian ini melibatkan 92 partisipan remaja di Sekolah Master Depok yang diseleksi dengan teknik quota sampling. Instrumen yang digunakan adalah The Parental Care Style Questionnaire, New General Self-Efficacy Scale dan Sexual Risk Survey: Instrument Development and Psychometrics. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan signifikan antara pola asuh orang tua dengan perilaku seksual berisiko remaja dan general self-efficacy dengan aktivitas seksual. Untuk menangani masalah seksual remaja, perlu diadakan program kesehatan reproduksi yang tidak hanya ditujukan kepada remaja, namun juga orang tua dan masyarakat.

Risky sexual behavior is sexual behavior which cause various negative impacts such as pregnancy, abortion, and sexually transmitted diseases. The purpose of this study was to identify the correlation between parenting style and adolescents? sexual behavior, as well as general self-efficacy and adolescents? sexual behavior. Design of this study was descriptive correlative. This study included 92 participants of adolescent in Sekolah Master Depok which were selected by quota sampling technique. This study used The Parental Care Style Questionnaire, New General Self-Efficacy Scale and Sexual Risk Survey: Instrument Development and Psychometrics as instruments. The result showed there were a significant correlation between parenting styles and adolescents? sexual behavior, also between general self-efficacy and adolescents? sexual activity. To overcome adolescents? sexual problem, it is recommended to implement reproductive health programs not only for adolescents but also parents and community."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S65068
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Nur Ulandini
"Efikasi diri pada remaja dapat berkontribusi terhadap perilaku seks bebas dan berisiko pada saat melewati masa tumbuh dan kembangnya. Remaja yang memiliki efikasi diri rendah menyebabkan ketidakyakinan dalam menahan dorongan hawa nafsu dan menghindari seks bebas dengan pasangannya. Ketika seorang remaja yakin akan kemampuannya untuk menghasilkan sesuatu maka remaja tersebut akan berusaha melakukannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara efikasi diri dalam menghindari seks bebas dan HIV/AIDS dengan perilaku seks berisiko pada remaja di kota Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan metode cross sectional dengan pengambilan data menggunakan teknik purposive sampling berjumlah 111 responden remaja di kota Jakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara efikasi diri dalam menghindari seks bebas dan HIV/AIDS dengan perilaku seks berisiko pada remaja di kota Jakarta (P value = 0,000 < α = 0,05). Peneliti merekomendasikan juga terkait program edukasi pengetahuan kesehatan seksual yang dapat diaplikasikan di setiap institusi terkait peningkatan efikasi diri remaja dalam menghindari seks bebas dan HIV/AIDS dengan pasangan maupun lawan jenisnya. Program ini dapat meningkatkan dan mengoptimalisasi keyakinan remaja dalam menghindari perilaku seks berisiko

Self-efficacy in adolescents can contribute to promiscuous and risky sexual behavior as they go through their growth and development stages. Adolescents who have low self-efficacy cause insecurity in holding back their impulses and avoiding casual sex with their partners. When a teenager believes in his ability to produce something, the teenager will try to do it. This study aims to determine the relationship between self-efficacy in avoiding free sex and HIV / AIDS with risky sexual behavior among adolescents in the city of Jakarta. This study used a descriptive design with a cross sectional method with data collection using purposive sampling technique totaling 111 teenage respondents in the city of Jakarta. The results of this study indicate that there is a significant relationship between self-efficacy in avoiding free sex and HIV / AIDS with risky sexual behavior among adolescents in the city of Jakarta (P value = 0.000 <α = 0.05). Researchers also recommend a sexual health education education program that can be applied in every institution related to increasing the self-efficacy of adolescents in avoiding free sex and HIV / AIDS with partners and the opposite sex. This program can increase and optimize adolescent beliefs in avoiding risky sexual behavior."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muflih
"Perilaku seksual dipengaruhi oleh berbagai faktor yang dapat dilihat dengan teori Pender's Health Promotion Model (HPM). Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan kepercayaan diri, paparan media internet, dan pendidikan kesehatan UKS dengan perilaku seksual remaja SMAN di Kotamadya Yogyakarta. Desain analisis korelasi dengan pendekatan cross sectional digunakan dalam penelitian pada 131 responden yang diperoleh dengan teknik stratified proportional random sampling. Hasil analisa chi square menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna kepercayaan diri, paparan media internet, dan tidak ada hubungan bermakna pendidikan kesehatan UKS dengan perilaku seksual remaja (p = 0,000; 0,000; dan 0,178; CI 95%). Hasil uji regresi logistik didapatkan bahwa semua variabel independent memiliki hubungan bermakna yang didominasi oleh paparan media internet dengan (p = 0,000, OR = 16,519). Variabel counfounding yang mempengaruhi hubungan adalah jenis kelamin dan pengalaman berpacaran. Program pendidikan seksual perlu ditingkatkan di lingkungan sekolah yang berfokus pada pendidikan internet sehat dan kepribadian remaja.

Sexual behavior is influenced by a variety of factors that can be seen with the theory of Pender's Health Promotion Model (HPM). Research purposes was to identify relationships between Self-Efficacy, Internet Media Exposure, Health Education of School Health Program, and Adolescent Sexual Behavior of Senior High School in Yogyakarta City. The study design was correlation analysis with crossectional that used to 131 respondents were obtained by propotional stratified random sampling technique. Results of chi square analysis showed that significant relationships self-efficacy, internet media exposure and no significant relationship health education of school health program with adolescent sexual behavior (p = 0.000; 0,000; and 0,178; CI 95%). The result of logistic regression showed that all independent variables have significant relationships that dominated by the internet media exposure (p = 0,000, OR = 16,519). Counfounding variables that affect the relationships are sex and dating experiences. Sexual education programs need to be improved in the school environment that focused on healthy internet education and adolescent personality."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T36798
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulinda Dwintasari
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara traits dan creative selfefficacy (CSE) pada guru TK. Traits adalah dimensi dari perbedaan kecenderungan individu untuk menunjukan pola pemikiran, perasaan dan tindakan yang konsisten (McCrae dan Costa, 2003). Sementara itu, CSE merupakan keyakinan yang sementara pada individu mengenai kemampuan dirinya untuk melakukan tugas spesifik tertentu yang membutuhkan produksi solusi-solusi baru, orisinal, atau sesuai.
Pengukuran traits menggunakan alat ukur IPIP (Goldberg, 1999) dan pengukuran CSE menggunakan alat ukur Revised Model Creative Thinking Self-Efficacy (CTSE) II & Creative Performance Self-Efficacy (CPSE) II Inventories (Abbott, 2010) yang telah diadaptasi oleh peneliti. Partisipan berjumlah 112 orang guru TK yang berusia 20-60 tahun.
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan negatif signifikan antara trait neuroticism dan CTSE, serta terdapat hubungan positif signifikan antara trait extraversion, openness to experience, agreeableness, dan conscientiousness dengan CTSE dan CPSE. Namun demikian, pada trait neuroticism tidak ditemukan adanya hubungan yang signifikan dengan CPSE. Berdasarkan hasil tersebut, perlu dilakukan screening kepribadian ketika perekrutan guru TK. Selain itu, guru TK juga dapat diberi intervensi sejak dini untuk meningkatkan CSE.

This research was conducted to find the correlation between nature traits and creative self-efficacy (CSE) in kindergarten teachers. Traits is dimensions of individual differences in tendencies to show consistent patterns of thoughts, feelings and actions (McCrae & Costa, 2003). Meanwhile CSE is an individual's state-like belief in his or her own ability to perform the specific tasks required to produce novel original, or appropiate solutions (Abbott, 2010).
Traits was measured using an adaptation instrumen named IPIP (Goldberg, 1999) and CSE was measured using an adaptation instrument named Revised Model Creative Thinking Self-Efficacy (CTSE) II & Creative Performance Self-Efficacy (CPSE) II Inventories (Abbott, 2010). The respondent of this research are 112 kindergarten teachers.
The results of this research show that trait neuroticism negative correlated significantly with CTSE and the trait extraversion, openness to experience, agreeableness and conscientiousness positive correlated significantly with CTSE and CPSE. But there is no significant correlation between trait neuroticism and CPSE. Based on these results, kindergarten ought to held a personality screening in teacher's recruitment and give intervention, such as training or seminar to teachers that can increase creative self-efficacy.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S58801
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Norma Yulita Endo
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara coping self-efficacy dan burnout pada perawat. Pengukuran coping self-efficacy menggunakan alat ukur Coping Self-Efficacy Scale (Chesney dkk., 2006) yang memiliki tiga subskala, yaitu use problem focused coping, stop unpleasant thoughts and emotions, dan get support from family and friends dengan total 26 item. Pengukuran terhadap burnout menggunakan alat ukur Maslach Burnout Inventory-Human Service Survey (Maslach & Jackson, 1981) yang memiliki tiga dimensi, yaitu emotional exhaustion, depersonalization, dan menurunnya sense of personal accomplishment dengan total 22 item. Jumlah partisipan yang diperoleh sebanyak 131 perawat. Hasil utama penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara coping self-efficacy dan burnout pada perawat, yang berarti semakin tinggi coping self-efficacy perawat, semakin rendah burnout yang dirasakan.

The aim of this study is to investigate whether any relationship between coping self-efficacy and burnout among nurses. Coping self-efficacy was measured by Coping Self-Efficacy Scale (Chesney et al., 2006) which has three subscales, namely use problem focused coping, stop unpleasant thoughts and emotions, and get support from family and friends with a total of 26 items. Burnout was measured by Maslach Burnout Inventory-Human Service Survey (Maslach & Jackson, 1981) which has three dimensions, namely emotional exhaustion, depersonalization, and reduced sense of personal accomplihsment with a total of 22 items. Participants of this study were 131 nurses. The main result of the study shows that there is a significant negative relationship between coping self-efficacy and burnout among nurses, in conclusion, the higher score of coping self-efficacy obtained by nurses, the lower they perceived burnout."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S61951
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puti Hilma Noviandri
"Perempuan usia dewasa muda rentan mengalami pelecehan seksual dibuktikan dengan meningkatnya kasus pelecehan seksual di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara antara pola asuh orang tua dan sifat kepribadian dengan pengalaman pelecehan seksual pada perempuan dewasa muda. Penelitian ini adalah penelitian korelasi dengan melibatkan 107 responden yang dipilih menggunakan teknik quota sampling berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner data demografi, kuesioner Pola Asuh Orang Tua, kuesioner IPIP-BFM-25, dan Sexual Experiences Questionnaire. Hasil penelitian menunjukkan 90,7% dari responden pernah mengalami pelecehan seksual dan tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara antara pola asuh orang tua dan sifat kepribadian dengan pengalaman pelecehan seksual pada perempuan dewasa muda. Penelitian ini merekomendasikan meneliti lebih lanjut terkait kesadaran korban menyadari situasi yang telah dialami merupakan bentuk pelecehan.

Young women were vulnerable to sexual harassment, as evidenced by the rising number of sexual harassment cases in Indonesia. This study aimed to identify the relationship between parenting style and personality traits with sexual harassment experiences in young women. This research was a correlational study involving 107 respondents selected using quota sampling based on inclusion and exclusion criteria. The instruments were a demographic data questionnaire, a Parenting Style questionnaire, an IPIP-BFM-25 questionnaire, and a Sexual Experiences Questionnaire. The results showed that 90.7% of the respondents had experienced sexual harassment, and no significant relationship was found between parenting style and personality traits with sexual harassment experiences in young women. This study recommends further research on victims' awareness of the situation they have experienced as a form of sexual harassment."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>