Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 113957 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Christian
"ABSTRAK
Dalam kehidupan sehari-hari, temperatur jarang diperhitungkan dalam proses perancangan dan pemantauan struktur, dimana mayoritas insinyur dan praktisi menitikberatkan proses desain pada pembebanan gravitasi dan lateral, seperti gempa dan angin. Padahal, pada kasus-kasus tertentu, temperature bisa menjadi faktor penentu pada struktur, secara khusus pada jembatan bentang panjang. Terlebih lagi, statistik menunjukan bahwa temperatur di muka bumi cenderung terus meningkat, sehingga dapat mengakibatkan pula besarnya dampak yang ditimbulkan akibat perubahan temperatur ini, dan dapat menyebabkan perubahan parameter-parameter struktur, salah satunya adalah parameter dinamik, seperti frekuensi natural dan mode shape, yang akan menjadi fokus penelitian ini. Parameter dinamik dipilih karena memiliki hubungan langsung dengan parameter fisik, yaitu massa dan kekakuan struktur. Sehingga, saat parameter fisik mengalami perubahan, parameter dinamik juga akan segera mengalami perubahan. Perubahan ini juga cenderung dapat menurunkan kinerja struktur, dan menyebabkan perbedaan karakteristik struktur. Dalam peraturan, dijelaskan bahwa struktur diizinkan untuk memiliki nilai simpangan parameter sampai dengan 10 dari kondisi ideal untuk dapat dikategorikan sebagai struktur yang sehar. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengobservasi pengaruh temperatur terhadap perubahan parameter struktur, dengan menjadikan salah satu jembatan busur dengan perletakan sendi di Bangkinang, Riau, Indonesia sebagai objek studi kasus. Penelitian dilakukan dengan memodelkan struktur dengan prinsip finite element secara 3D, pemodelan matematis secara 2D, dan pengujian getaran langsung di lapangan. Dari penelitian ini didapati perbedaan temperatur dapat menyebabkan simpangan frekuensi natural struktur sebesar 3.63 .

ABSTRACT
Seldom is temperature change effect taken into account in structural design and monitoring, since many engineers are focusing only on gravitational and lateral forces, such as wind and earthquake loadings. However, in some cases temperature may be the governing load case in design and monitoring process, especially for a long span bridge. Moreover, statistics have shown that the world rsquo s temperature is gradually increasing nowadays, which means the range of the temperature is raising up. As the range of temperature increases, the resulting temperature effect will also increase. This may cause an alteration to some parameters of the structure, such as dynamics parameters, which will be a focusing object in this research. These parameters are directly corelated to physical parameters, e.g. mass and stiffness. Hence, as the physical parameters has any kind of change, dynamic parameters will also definitely change. This alteration may decrease the health index of the structure. In some regulations, the deviation of the value of natural frequencies, as one of dynamics characteristics, is limited as 10 . This study is intended to observe the health index of the case study bridge and to observe the effect of temperature to dynamics performance of a pinned supports arch bridge in the Province of Riau, Indonesia, and it was found, by modeling the structure in Finite Element FE Model and performing vibration testing, that temperature difference has caused the natural frequencies of the bridge to vary up to 3.63 . "
2018
T50951
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufik Rahmadi
"Maraknya pembangunan infrastruktur di Indonesia tentu saja diiringi dengan harapan bahwa infrastruktur tersebut dapat dimanfaatkan dengan maksimal, sesuai dengan umur rencananya. Namun, tidak sedikit kasus kegagalan struktur terjadi pada beberapa proyek infrastruktur. Hal ini salah satunya disebabkan oleh minimnya implementasi pemantauan kesehatan struktur bangunan. Kurangnya pemantauan kesehatan struktur dapat menjadikan risiko kehilangan nilai suatu bangunan dan keselamatan penggunanya menjadi tinggi. Tingginya biaya pengadaan alat pemantauan dan terbatasnya anggaran pengelola/pemilik aset menjadi hal yang memberatkan untuk dapat melakukan pemantauan kesehatan struktur tersebut. Melalui penelitian ini, diharapkan bisa mendorong lahirnya alternatif teknologi yang dapat diandalkan dan lebih terjangkau dalam memantau kesehatan dan perilaku struktur bangunan. Penelitian dilakukan pada dua jenis benda uji, pelat besi (600mmx25.4mmx2.5mm) dan balok beton bertulang (3000mmx250mmx150mm), dengan membandingkan hasil pengukuran regangan pada uji lentur dan pengukuran natural frekuensi pada uji getar bebas menggunakan dua sistem alat monitoring, Arduino dan data-logger konvensional (NI). Kedua sistem alat monitoring tersebut dilengkapi dengan sensor percepatan (Kistler) & sensor regangan (TML). Penelitain ini diawali dengan melakukan pengamatan terhadap dua jenis koneksi pada sistem Arduino, I2C dan SPI, guna menentukan pengaturan yang akan digunakan. Koneksi SPI menunjukan kemampuan merekam data lebih tinggi dibanding I2C, dengan maksimum 2036 data/detik dan nilai deviasi standar 0.028g. Hasil monitoring regangan pada uji lentur pelat besi menunjukan pola yang serupa antara Arduino, NI, dan nilai teoritis. Pada uji getar bebas, hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa nilai natural frekuensi yang diperoleh dari hasil analisis FFT data percepatan yang didapatkan dari Arduino (ADXL345) dan NI (Kistler) menunjukan pola yang serupa. Relative error pada mode 1 & 2 berkisar antara 0.6% - 4.8% dan pada mode 3 menunjukan relative error antara 2.4% - 17.2%. Pada benda uji pelat besi, nilai relative error mode 1 terhadap analisis teoritis adalah 0.396%.

Massive infrastructure development in Indonesia is definitely accompanied by the hope that the infrastructure can be utilized optimally, in accordance with the design lifetime. However, quite a number of structural failure cases have occurred in several infrastructure projects. Lack of structural health monitoring system (SHMS) is one of the causes which makes the risk of building collapse and safety issue is increased. The high cost of equipment procurement and the limited budget of the project are the factors that mainly caused the implementation of SHMS challenging. This research is expected to encourage the emergence of reliable and more affordable SHMS technologies. The study was conducted on two types of specimens, steel plates (600mmx25.4mmx2.5mm) and reinforced concrete beam (3000mmx250mmx150mm). It compared the results of strain measurements in the bending test and natural frequency measurements in the free vibration test using two monitoring tool systems, Arduino and data logger (NI) equipped with accelerometer (Kistler) & strain gauge (TML). The research begins by observing two types of connections on the Arduino system, I2C and SPI, to determine the settings to be used. SPI connection shows higher sampling rate than I2C, with a maximum of 2036 data/second and standard deviation is 0.028g. Strain measurements in the steel plate bending test showed a similar pattern between Arduino, NI, and theoretical values. In the free vibration test, the natural frequency value from the FTT analysis of acceleration data for the two systems has a similar pattern. The relative error in modes 1 and 2 ranges from 0.6-4.8%, while in mode 3 it ranges from 2.4-17.2%. On the steel plate test specimen, the relative error mode 1 value to the theoretical analysis is 0.396%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arvi Perwira
"Kesuksesan suatu lapangan geotermal sangat ditentukan dari kegiatan eksplorasi untuk menentukan model konseptual geotermal, sehingga dapat diketahui lokasi sumur pemboran yang tepat. Studi pendahuluan dan pemboran pada tahap eksplorasi di lapangan panasbumi “X” telah dilakukan oleh PT. PLN Geothermal. Sumur WE-1 dibor pada tahun 2010-2011 sampai kedalaman 932.67 m namun temperatur stabil sumur sampai saat ini belum diketahui secara pasti. Permasalahan tersebut kemungkinan dikarenakan suhu dibawah permukaan yang telah "mendingin" atau tidak ada permeabilitas, dimana permeabilitas berhubungan dengan struktur geologi. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk memastikan keberadaan struktur bawah-permukaan dan zona reservoir dengan menggunakan teknologi remote sensing dan data magnetotellurik.
Dalam penelitian ini, dilakukan penarikan kelurusan berdasarkan remote sensing untuk mengetahui struktur geologi permukaan, sedangkan pencitraan struktur di bawah-permukaan didapatkan melalui analisis pola splitting kurva, serta dengan melihat hasil inversi 3-dimensi magnetotellurik, daerah reservoir diketahui dari batas Base of Conductor. Hasil analisis geokimia digunakan untuk menentukan perkiraan temperatur reservoir, sehingga dapat membantu dalam pembuatan model konseptual dan deliniasi daerah prospek. Konseptual model daerah penelitian menggambarkan sumber panas berasal dari Gunung Eriwakang yang menjadi zona upflow yang dikontrol oleh sesar Banda dan Sesar Banda- Hatuasa. Direkomendasikan 1 sumur eksplorasi sebagai rekomendasi awal pemboran yang ditempatkan diantara sesar Banda dan sesar Banda-Hatuasa yang kemungkinan menjadi prospek permeabilitas.

The success of a geothermal field is determined by exploration activities, to establish the geothermal conceptual model. Therefore, the exact location of drilling wells could be provided. Preliminary survey and drilling in the exploration stage at the geothermal field “X” had been done by PT. PLN Geothermal. WE-1 well was drilled in 2010-2011 to 932.67 m of depth. Unfortunately, the stable well’s temperature has not confirmed for certain until now. The issue is likely due to the subsurface temperature has been cooled down or no permeability, the permeability most likely associated with the structural geology. Therefore, this study was conducted to confirm the presence of subsurface structures and reservoir zone using remote sensing technology and magnetotelluric data.
In this study, the lineament was drawn based on remote sensing data to determine the surface geological structure. While the image of the subsurface structure is obtained by analyzing the pattern of the splitting curve, as well as to see the results of the 3-dimensional magnetotelluric inversion, the reservoir was interpreted by the boundary of BOC (Base of Conductor). Geochemical analysis results are used to determine the approximate temperature of the reservoir, to make the conceptual model and the delineation of the prospect area. The conceptual model of the study area illustrates the heat sources comes from Mt. Eriwakang, as the upflow zone which controlled by Banda fault and Banda-Hatuasa fault. As the initial drilling, one well is recommended to be drilled which is locate between Banda fault and Banda-Hatuasa fault. It is likely to have the prospect of permeability.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
T45328
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Nakhrowi
"Salah satu perkembangan terkini adalah penggunaan struktur jembatan segmental baja tipe unibridge, yang menawarkan kemudahan dalam perakitan. Namun, seperti halnya dengan struktur baja lainnya, jembatan tipe ini rentan terhadap perubahan temperatur, yang dapat memengaruhi kinerja strukturalnya. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana perubahan temperatur memengaruhi kinerja struktural jembatan segmental baja tipe unibridge pada beberapa kondisi perletakan yang berbeda yaitu, Lead Rubber Bearing (LRB), Simple Support Condition (SSC), dan Fix End Support (FEC). Penelitian ini membandingkan hasil pengamatan di lapangan selama 3 hari pada saat selisih temperatur hariannya mencapai nilai tertinggi dengan hasil numerik menggunakan pemodelan Finite Element Method (FEM). Pemodelan numerik telah divalidasi dengan hasil pengukuran yang diperoleh dari uji beban. Hasilnya menunjukkan bahwa model dengan perletakan LRB memiliki simpangan terkecil terhadap hasil uji beban, 0.7% pada lendutan dan 0.38% pada regangan. Berdasarkan hasil pengamatan lapangan yang memakai perletakan LRB, sensor Rosette Strain Gauge menunjukkan bahwa ketika temperatur naik maka regangan tarik, dan ketika temperatur turun maka regangan tekan pada posisi web bagian bawah jembatan. Hal ini tervalidasi oleh pemodelan numerik akibat beban temperatur seragam pada LRB dan SSC, sedangkan untuk FEC memiliki tren sebaliknya. Studi ini menunjukkan korelasi yang baik antara respons struktur terhadap variasi suhu berdasarkan hasil pengamatan di lapangan dan prediksi model numerik. Namun, perlu adanya pendetailan dalam memodelkan distribusi temperatur yang dipengaruhi oleh waktu.

One of the advancements in bridge engineering is the utilization of the steel segmental Unibridge, which offers easy installation. Nevertheless, like any other steel structure, it is susceptible to temperature variations, which might affect its structural integrity. To this extent, this study aims to analyze how temperature changes will affect the behavior of the structure under several boundary conditions, including Lead Bearing Rubber (LRB), Simply Supported Condition (SSC), and Fixed-End Condition (FEC). This thesis compares the results of field monitoring data acquired over a period of three days, during which there was significant temperature variation, with the outcome of numerical modelling using Finite Element Method (FEM). Additionally, the numerical model is validated with the results obtained from a loading test. The results show that the model with LRB exhibits the smallest discrepancies in terms of displacement and strain, measuring 0.7% and 0.38% respectively. Based on the data collected by Rosette Strain Gauges, an increase in temperature causes the structure to experience tension, while a decrease in temperature results in compression at the lower web position of the bridge. These findings are confirmed by the numerical results under uniform temperature load for the model with LRB and SSC. However, this trend is reversed for the model with FEC. This study demonstrates a good correlation between the structural response to temperature variation observed in monitoring and the predictions of the numerical model. Finally, it also suggests for detailed analysis to model temperature distribution as a function of time."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Huston, D. (Dryver R.), 1958-
Boca Raton: CRC Press, 2011
624.102 8 HUS s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Stevanus Puspo Sulistyo
"Telah dibuat sebuah penggorengan makanan dengan temperatur terkendali. Alat ini mempergunakan 2 buah bak atau wadah sebagai tempat untuk menggoreng, Dengan heater yang berfungsi sebagai pemanas untuk menaikan suhu pada minyak. heater disini mempunyai daya masing-masing sebesar 1500 watt dan Sensor untuk mengukur suhu pada minyak yaitu Thermocouple. Thermocouple yang digunakan yaitu thermocouple tipe K dengan rentang suhu -200°C sampai dengan 1200°C. Pengaturan dilakukan dengan Digunakan sebuah keypad untuk mengendalikan nilai temperatur (°C) dengan memasukkan nilai Set Point (SP) yang kemudian akan ditampilkan dengan menggunakan LCD."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2005
TA1005
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ivan Adhiwena
"Sebagai negara kepulauan yang memiliki garis pantai terpanjang kedua didunia, Indonesia memiliki potensi perikanan yang sangat besar hingga mencapai 65 juta ton per tahun. Dengan potensi tersebut tentu saja produk perikanan menjadi salah satu andalan Indonesia dalam perolehan devisa negara.
Nelayan memiliki peranan penting dalam menjaga kualitas produk perikanan Indonesia. Dalam menjaga kesegaran hasil tangkapan nelayan, salah satu metodenya adalah dengan menggunakan media pending seperti es. Akan tetapi ketersediaan es balok ini sering menjadi kendala bagi para nelayan, terutama yang berada di daerah terpencil. Sulitnya akses ke daerah-daerah terpencil ini menjadi penyebab kurangnyanya pasokan bagi para nelayan.
Oleh karena hal tersebut, maka dirancanglah sebuah pabrik es mini (mini ice plant) yang dapat menjangkau hingga ke daerah nelayan terpencil. Rancangan pabrik es mini ini menggunakan sebuah petikemas 20 ft, didalam petikemas ini terdapat salah satu komponen utama dari pabrik es mini yaitu ice bank. Ice bank adalah sebuah bak yang didalamnya terdapat cetakan-cetakan es, yang merupakan tempat dimana es balok akan diproduksi dengan menggunakan larutan air garam (brines) yang bersirkulasi didalam ice bank.
Untuk melanjutkan pengembangan pabrik es mini ini, maka tujuan penelitian ini adalah melakukan pengukuran dan analisa terhadap distribusi temperatur yang terjadi didalam ice bank. Dengan mengetahui distribusi temperatur tersebut, diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan pabrik es mini kearah yang lebih efisien, sehingga nantinya dapat bermanfaat bagi para nelayan.

As an archipelago country which has the second longest coast line in the world, Indonesia have very big fishery potency till reach 65 million ton per year. Because of that reason, fishery products become one of the Indonesia workhorses in acquirement of national income.
Fishermen have important role in maintain the quality of our fishery product. There is one method to maintain the freshness of their haul; it?s by using cooler medium like ice. However availability of ice blocks often become a problem for fishermen, especially for the fishermen in the remote area, accessibility to this area become a constraint that makes ice block supply can?t fulfill fishermen needs.
For that reasons, a mini ice plant that can reach remote area was designed. The design of mini ice plant is using a 20 ft container; in this container there is ice bank which is one of primary mini ice plant component. Ice bank is a basin which in it there are ice cans to make ice blocks. Ice cans are cooled with circulating salt solution in water (brines) in ice bank.
To continue the development of mini ice plant, the purpose this research is doing measurement and analysis to temperature distribution of brines in ice bank. By knowing the temperature distribution, hopefully it can give contribution to the development of mini ice plant to be more efficient and it can be useful for fishermen.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S50752
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Slamet Rahardjo
"Dalam penelitian ini dibahas secara garis besar pemodelan suatu ruangan yang dikondisikan (didinginkan atau dipanaskan). Pendekatan model tersebut dengan orde 1. Model dari ruang berpendingin ini menggambarkan kondisi temperatur udara dari beberapa ruang dari 2 lantai. Sebagai pengendali digunakan sebuah PLC, yang mendapatkan masukan dari 2 buah modus analog untuk membuka dan menutup simulator katup suplai air dingin dari AHL1, dan AHL2.
Model temperatur ruang berpendingin diprogramkan pada komputer (PC) dan keluarannya dikirimkan ke PLC. Selanjutnya PLC akan mengaktifkan katup (secara simulasi) yang berpoteasi untuk mendinginkan atau memanaskan ruangan.
Dead time yang terjadi pads sistem pendingin udara ruang temyata sangat berpengaruh pada besar kecilnya amplitudo penyimpangan temperatur dari temperatur referensi. Pada kasus temperatur referensi sebesar 25 °C dan perbadingan antara dead time (Td) dan time constant (T) 1110 didapat amplitudo sebesar -F- 2,5°C, yang berarti menjadikan beda temperatur maksimum dan minimum sebesar 5°C."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Stiyati
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
TA721
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>