Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 53068 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Remi Fitriadi Kurnia
"Pembuatan Work Breakdown Structure WBS yang tepat merupakan hal yang sangat penting dalam perencanaan suatu proyek sehingga deliverable dan pekerjaan proyek dapat diperinci menjadi komponen yang lebih kecil, proyek dapat lebih mudah dikerjakan dan biaya dapat dikendalikan lebih baik. Meskipun setiap proyek bersifat unik, namun rincian pekerjaan pada konstruksi jembatan beton precast dan elemen-elemennya adalah relatif sama, sehingga dapat distandarisasi serta dapat digunakan sebagai dasar pengendalian proyek.
Penelitian ini bertujuan untuk menciptakan standar WBS konstruksi jembatan beton precast dan mengidentifikasi variabel-variabel risiko pada pelaksanaannya untuk meningkatkan kinerja biaya proyek.
Penelitian ini memberikan hasil bahwa standar WBS konstruksi jembatan beton precast terdiri 6 level, dengan 13 variabel risiko dominan dan 5 rekomendasi respon risiko dalam estimasi biaya proyek sebagai pengembangan standar WBS.

The proper Work Breakdown Structure WBS is very important in project planning so that deliverables and project work can be broken down into smaller components, more easily to construct and costs can be better controlled. Although each of project is unique, the works on the construction of Precast bridges and their elements are relatively similar, so they can be standardized and used as a basis of project control.
This study aims to create the WBS Precast Bridge construction standards and identify risk variables on the construction process to improve project cost performance.
This study provides results that the WBS standard of concrete precast bridge construction consists of 6 levels, with 13 dominant risk variables and 5 risk response recommendation against of project cost estimates as the WBS standards development.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T50747
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raihan Biruni
"Saat ini, sistem struktur beton pracetak adalah salah satu alternatif metode konstruksi yang terutama digunakan dalam proyek konstruksi. Dalam implementasinya, metode ini memberikan efisiensi waktu dan tenaga serta mendukung pelestarian lingkungan. Metode ini juga saat ini dipilih sebagai preferensi utama untuk proyek konstruksi jembatan. Namun, bersama dengan keuntungan yang diberikannya, pekerjaan konstruksi jembatan beton pracetak adalah proyek yang kompleks dan harus direncanakan dan dikelola secara efektif. Juga, pertimbangan penuh dari setiap aspek dalam lingkup proyek ini, seperti metode, kegiatan dan sumber daya yang ditetapkan dalam pekerjaan konstruksi, yang bergantung pada situs dan kondisi kerja, adalah hal yang penting.
Work breakdown Structure (WBS) termasuk kamus dan checklist WBS yang terperinci untuk pekerjaan konstruksinya untuk jembatan beton pracetak dapat menyediakan pecahan dari aspek-aspek yang disebutkan di atas dan memandu konstruktor untuk melaksanakan proyek. WBS, kamus dan checklistnya harus dikembangkan dalam tahap perencanaan proyek konstruksi.
Makalah ini menjelaskan pengembangan kamus dan checklist WBS untuk pekerjaan konstruksi jembatan beton pracetak. Metodologi yang digunakan adalah analisis arsip, metode Delphi dan divalidasi oleh para ahli. Kamus WBS dari pekerjaan konstruksi jembatan beton pracetak terdiri dari enam (6) tingkat WBS (termasuk dua tingkat tambahan), yang memerinci paket pekerjaan, metode kerja, kegiatan, dan sumber daya.

Nowadays, precast concrete structure system is one of the alternatives of construction methods that is mainly used in the construction projects. In its implementation, this method provides time and energy efficiencies and supports environment preservation. This method is also currently chosen as the main preference for bridge construction projects. However, along with the advantages that it provides, the construction works of precast concrete bridge is a complex project and should be planned and managed effectively. Also, full consideration of each aspect in the scope of this project, such as its defined methods, activities and resources in the construction works, which depend on the site and working condition, is essential.
A standardized work breakdown structure (WBS) including the detailed WBS dictionary and checklist for its construction works for precast concrete bridge can provide in breaking down the abovementioned aspects and guide the constructor to execute the project. The WBS and its dictionary and checklost should be developed in the planning phase of the construction project.
This paper explains the development of the WBS dictionary and checklist for the construction work of precast concrete bridge. The methodology used are archive analysis, Delphi method and validated by experts. The WBS dictionary and checklist of the precast concrete bridge construction works consists of six (6) levels of WBS (including two supplementary levels), which itemize the work packages, work methods, activities, and resources.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miralia Rajasa
"Work Breakdown Structure WBS merupakan dasar bagi proses manajemen proyek. Meskipun setiap proyek adalah unik, tetapi pekerjaan-pekerjaan pada konstruksi bangunan tinggi dan elemen-elemennya adalah relatif sama dan ini dapat distandarisasi serta digunakan sebagai dasar untuk sebuah program yang universal bagi pekerjaan konstruksi. Standarisasi dari pekerjaan akan memungkinkan otomatisasi proses perencanaan proyek dan karenanya akan mengurangi biaya-biaya yang tidak perlu dalam proses perencanaan proyek.
Penelitian ini mengusulkan pengembangan WBS Standar untuk estimasi biaya pekerjaan Mekanikal Elektrikal dan menganalisis risiko yang muncul pada pelaksanaan proyek serta memperhitungkan risiko-risiko tersebut untuk proses estimasi. Penelitian difokuskan pada risiko-risiko yang ada pada paket pekerjaan dalam WBS Standar untuk proyek konstruksi apartemen dan didapatkan 36 risiko dalam 6 kategori.
Hasil dari analisis risiko menemukan 7 risiko tinggi dari 4 kategori. Pengembangan WBS standar merekomendasikan 5 butir tindakan yang dimasukkan sebagai masukan manajemen, masukan untuk WBS pada paket pekerjaan yang bersangkutan, masukan untuk WBS paket pekerjaan lain, masukan sebagai persyaratan proyek dan perubahan koefisien produktivitas. Temuan penelitian ini diharapkan dapat membantu kontraktor dalam proses estimasi dengan mengantisipasi risiko yang muncul pada pelaksanaan konstruksi.

The Work Breakdown Structure WBS forms the base for most project management processes. Despite each project being unique, most building retain cognate, elemental options that provide the basis for any structure, and these can be standardized and used as a basis for a universal programme of construction works. The standardization of task would enable the automation of project planning processes and hence would result in reduced management cost.
This study proposes the development of WBS Standard for cost estimation of Mechanical Electrical work and analyzing the possible risks that arise in project implementation then consider those risks for estimation process. Data was gathered using questionnaire survey from contractors who have built apartments. Investigations on the risk factor involved 36 risk factors classified in 6 categories derived from WBS's levels.
Risk analysis found 7 high risks in 4 categories. The development of the WBS standard recommends 5 items of action entered as, management inputs, inputs for WBS on the corresponding work packages, inputs for other WBS's work packages, inputs as project's requirements, and changes in productivity coefficients. These findings are expected to assist the contractor in the estimation process by anticipating the risks that arise in the construction implementation.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48736
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardiyanto Nugroho
"Dalam Proyek konstruksi jembatan baja khususnya pada jembatan girder baja dikatakan sukses jika dilakukan pendefinisian lingkup proyek sesuai dengan persyaratan. WBS merupakan penguraian pekerjaan menjadi lebih kecil dan mudah dikendalikan. Standarisasi WBS sangat penting karena akan sangat berpengaruh terhadap pengendalian biaya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan WBS jembatan pada girder baja. Metodologi yang digunakan berdasarkan peraturan Spesifikasi Umum Bina Marga 2010 Revisi 3 dan Spesifikasi Khusus Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol 2017 BPJT yang berbasis risiko. Hasil dari penelitian ini adalah standar WBS terdiri dari 6 level dengan menganalisa 15 variabel risiko dominan yang mungkin terjadi yang berpengaruh terhadap pengendalian biaya proyek dan pengembangan WBS standar dengan dilakukan rekomendasi respon risiko.

In the steel bridge construction project, especially on the steel girder bridge can be successful if the definition of project scope in accordance with the requirements. WBS is a smaller item and easily controlled. WBS standardization is very important because will greatly affect the cost control. The purpose of this research is to develop WBS of steel girder bridges. Method based on the regulation of the General Specification of Highways 2010 Revision 3 and Special Specification of Toll Roads 2017 from Toll Road Regulatory Agency BPJT for cost control project. The results of this study is WBS standards of 6 level with 15 dominant risk variables by analyzing possible risks that may affect cost control project and development of standard WBS with recommended risk responses. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51189
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Propezite Nurhutama Mustain
"Dalam proyek konstruksi bendungan khususnya pada proyek bendungan urugan tanah dikatakan sukses jika dilakukan pendefinisian lingkup proyek sesuai dengan persyaratan. WBS (Work Breakdown Structure) merupakan penguraian pekerjaan menjadi lebih kecil dan mudah dikendalikan. Standarisasi WBS sangat penting karena akan sangat berpengaruh terhadap estimasi biaya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan WBS Bendungan. Metodologi yang digunakan berdasarkan peraturan Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Bendungan Urugan Ditjen SDA (2004) dan BOQ (Bill of Quantity) proyek bendungan yang berada di Indonesia. Hasil dari penelitian ini adalah standar WBS terdiri dari 6 level dengan menganalisa variabel risiko dominan yang mungkin terjadi yang berpengaruh terhadap pengendalian biaya proyek dan pengembangan WBS standar dengan dilakukan rekomendasi respon risiko. Sebagai hasilnya, penelitian ini akan mengusulkan standar WBS yang berbasis risiko untuk proyek-proyek bendungan urugan tanah yang dapat meningkatkan estimasi biaya proyek.

Dam construction project especially earthfill dam can be successful if the scope of works is defined in accordance with the requirement. Work Breakdown Structure (WBS) divides tasks into smaller items which makes them easier to be controlled. WBS standardization has critical impact on the cost of project. The purpose of this research is to develop WBS of dam construction project. The methodology used to develop the WBS of dam is based on the regulation and guidelines related to the implementation of dam construction such as The General Specification of Earthfill Dam, Ministry of Public Works and Public Housing Indonesia (2004) and bill of quantity from earthfill dam projects in Indonesia. The research is conducted by making a questionnaire survey for dam project contractors. The output of this study is WBS standard which comprises of 6 levels by analyzing dominant risk variables that may affect project cost control and WBS standard development with risk responses recommendation. As a result, this research will propose a risk-based WBS standard for earthfill dam projects that can improve the cost estimate of the project."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T51950
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Pradipta Hudoyo
"Pada perencanaan sebuah proyek keberadaan Work Breakdown Structure tidak dapat dihindari, sebab WBS merupakan tahap awal dari manajemen proyek yang membagi kegiatan menjadi paket-paket pekerjaan kecil sehingga mudah untuk dikelola. WBS sangat penting dalam perencanaan proyek karenanya diperlukan adanya standarisasi WBS. Penelitian ini memiliki tujuan untuk pengembangan standarisasi WBS berbasis risiko terhadap kinerja biaya pada proyek konstruksi pelabuhan laut dalam perspektif kontraktor. Metode penelitian ini menggunakan metode survei kepada para pakar pelabuhan laut untuk mengetahui standar WBS. Menggunakan analisis risiko yang telah disurvei dan divalidasi oleh para pakar sebagai dasar dalam pengembangan standar WBS. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi acuan standar WBS pada proyek konstruksi pelabuhan laut.

In the planning of a project Work Breakdown Structure existence can not be avoided because the WBS is the initial stage of the project management activities are split into smaller work packages making it easy to manage. WBS is very important in project planning therefore necessary to standardize the WBS. This research has the goal of developing standards-based WBS risks to performance fees on the sea port construction project in the perspective of the contractor. This research method uses a survey method to sea port experts to find out WBS standards. Using risk analysis which has been surveyed and validated by experts as the basis for the development of WBS standards. This study is expected to be a reference standard WBS at sea port construction project.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51864
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmanita Ayu Amini
"Penyediaan jalan memberikan akses bagi masyarakat pedesaan dan kelautan terhadap kesehatan, pendidikan, pekerjaan dan layanan sosial lainnya yang dibutuhkan. Sebuah proyek konstruksi jalan dengan WBS Work Breakdown Structure sebagai hasil dari perencanaan yang buruk dapat mempengaruhi kualitas proyek. WBS sangat penting dalam proses perencanaan manajemen dengan merubahnya menjadi tahapan, dan paket kerja.
Standarisasi WBS berbasis risiko merupakan hal yang dapat menjadi acuan dalam proyek konstruksi jalan agar tercapai kualitas proyek. Variabel risiko yang paling dominan dipilih menggunakan kuisioner dan dianalisa menggunakan SPSS Statistical Package for Social Science kemudian ditambahkan kedalam susunan WBS agar mendapatkan hasil yang hasilnya akurat. Hasil tersebut berupa 4 level utama dan 2 level pelengkap, yang kemudian direkomendasikan dengan respon risiko.

Provision of roads provides access for rural and marine communities to health, education, employment and other necessary social services. A road construction project with the WBS Work Breakdown Structure as a result of poor planning can affect the quality of the project. WBS is very important in the management planning process by turning it into phases, and work packages.
Risk based WBS standardization is one that can be a reference in road construction projects to achieve project quality. The most dominant risk variables were chosen using questionnaires and analyzed using SPSS Statistical Package for Social Science then added to the WBS arrangement in order to obtain results that were accurate results. The results are 4 main levels and 2 complementary levels, which are then recommended with a risk response.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T52611
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pungky Dharma Saputra
"ABSTRAK
Sejak diterapkannya kebijakan percepatan proyek infrastruktur, industri konstruksi juga meningkat di Indonesia. Industri konstruksi adalah industri yang berbahaya sehingga sering memakan korban. Dalam beberapa tahun terakhir telah terjadi banyak kecelakaan konstruksi dalam pembangunan jembatan beton pracetak, yang telah menyebabkan kerugian moral dan material, proyek yang dihentikan dan proyek yang tertunda. Kurangnya anggaran terpisah yang secara khusus ditujukan untuk menerapkan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah salah satu penyebab buruknya penerapan SMK3 dalam proyek konstruksi dan mengakibatkan tingginya tingkat kecelakaan di tempat kerja. Di Indonesia, meskipun ada beberapa peraturan yang mengatur penerapan SMK3, tidak ada peraturan khusus yang mengatur bagaimana menyiapkan anggaran yang masuk akal untuk penerapan SMK3. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui work breakdown structure pada pekerjaan, mengidentifikasi risiko, mengembangkan pengendalian risiko, mengidentifikasi komponen biaya K3 menghitung biaya K3 pada Proyek Jembatan Beton Precast. Penelitian ini merupakan penelitian survei dengan responden para ahli dan aktor dalam bidang konstruksi k3, analisis yang digunakan adalah menggunakan analisis deskriptif. Pendekatan studi kasus juga dilakukan untuk menghitung biaya K3. Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan perhitungan biaya k3 dalam proyek jembatan beton pracetak sehingga dapat memaksimalkan penerapan SMK3, sehingga kecelakaan kerja berkurang dan mencapai kinerja K3 yang baik.

ABSTRACT
Since the implementation of the policy of accelerating infrastructure projects, the construction industry has also increased in Indonesia. The construction industry is a dangerous industry that often takes casualties. In recent years there have been many construction accidents in the construction of precast concrete bridges, which have caused moral and material losses, projects that were stopped and projects that were delayed. Lack of separate budgets that are specifically prepared in implementing the Occupational Safety and Health System is one of the causes of the poor implementation of SMK3 in construction projects and create high rates of accidents in the workplace. In Indonesia, although there are several regulations governing the implementation of SMK3, there are no specific regulations that regulate how to prepare a reasonable budget for the implementation of SMK3. The aims of the study are determining the work breakdown structure in precast concrete bridge project, identifying risks, developing risk control, identifying components of cost of safety and calculating of safety cost. This research is a survey research with respondents of experts and actors in the field of construction safety, descriptive analysis is used to determine variables. A case study approach is also used to calculate the cost of safety. This research is expected to be able to produce a cost of safety calculation in precast concrete bridge projects so that it can maximize the application of SMK3, in order to reduce accidents in workplace and achieving good safety performance.
"
2019
T53758
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gilang Satrio
"Dalam sebuah perencanaan proyek, Work Breakdown Structure WBS telah didefinisikan sebagai representasi total pekerjaan atau tahapan, termasuk dari awal sampai akhir proyek sehingga memiliki peran dalam kesuksesan sebuah proyek. Pada kenyataannya, proyek konstruksi jembatan di Indonesia banyak yang tidak sesuai dengan perencanaan dalam segi keselamatan kerja, oleh karena itu penting pengembangan WBS khususnya proyek konstruksi jembatan berbasis risiko. Hasil penelitian pengembangan WBS diharapkan menjadi acuan dalam proyek konstruksi jembatan khususnya jembatan cable stayed. Metode penelitian menggunakan metode survey kepada pakar jembatan untuk mengetahui standar WBS jembatan. Untuk mengetahui risiko dominan dilakukan dengan menggunakan analisis pareto berdasarkan Bill of Quantity dari 22 jembatan di Indonesia. Setelah melakukan analisis risiko, terdapat 9 risiko dominan yang mempengaruhi keselamatan kerja pekerjaan Jembatan Cable Stayed. Penelitian ini memberikan 5 rekomendasi standarisasi WBS jembatan cable stayed berbasis risiko.

In a project plan, the Work Breakdown Structure WBS has been defined as the total representation of work or stages, including from the beginning to the end of the project so as to have a role in the success of a project. In fact, many bridge construction projects in Indonesia are not in accordance with the planning in terms of safety, therefore it is important to develop WBS especially risk based bridge construction projects. The result of WBS development is expected to be a reference in bridge construction project especially cable stayed bridge. The research method used survey method to the bridge expert to know the standard of WBS bridge. To know the dominant risk is done by using pareto analysis based on Bill of Quantity from 22 bridges in Indonesia. After performing risk analysis, there are 9 dominant risks that affect the working safety of Bridge Cable Stayed. This study provides 5 recommendations for WBS standardization of risk based stay bridge."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T50736
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Shafira Nuralifah
"Pembangunan infrastruktur di Indonesia, terutama di sektor transportasi, telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Salah satu komponen penting dalam infrastruktur transportasi adalah jembatan, yang menghubungkan dua ujung jalan yang terpisah oleh berbagai kondisi geografis seperti sungai, lembah, dan jurang. Meskipun jumlah jembatan di Indonesia meningkat, sebagian besar jembatan memerlukan pemeliharaan dan perawatan intensif. Pemeliharaan dan perawatan jembatan sangat penting untuk menjaga fungsinya dan mencegah kerusakan serius. Faktor kegagalan pemeliharaan meliputi rendahnya regulasi, standar material, dan pedoman operasional yang buruk. Dengan mengembangkan Standar Operasional Prosedur (SOP) pemeliharaan dan perawatan struktur atas jembatan berbasis Work Breakdown Structure (WBS) diharapkan dapat meningkatkan kinerja serta memberikan panduan komprehensif untuk pemilik jembatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis arsip/studi literatur, validasi ahli, dan Metode Delphi. Hasil dari penelitian ini adalah Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemeliharaan dan Perawatan Struktur Atas Jembatan Beton Berbasis Work Breakdown Structure (WBS) untuk meningkatkan kinerja SOP pada pemeliharaan dan perawatan jembatan.

Infrastructure development in Indonesia, particularly in the transportation sector, has rapidly progressed in recent years. One of the crucial components in transportation infrastructure is bridges, which connect two ends of a road separated by various geographical conditions such as rivers, valleys, and ravines. Although the number of bridges in Indonesia has increased, most bridges require intensive maintenance and care. Planned bridge maintenance and care are essential to maintain their functionality and prevent serious damage. Maintenance failures are often due to low regulation standards, poor material quality, and inadequate operational guidelines. Developing a Standard Operating Procedure (SOP) for the maintenance and care of bridge upper structures based on a Work Breakdown Structure (WBS) is expected to enhance the SOP's performance and provide more comprehensive guidance for bridge owners in detailing maintenance and care activities. The methods used in this research include archival analysis/literature review, expert validation, and the Delphi Method. The result of this research is a Standard Operating Procedure (SOP) for Maintenance and Care of Concrete Bridge Superstructures based on Work Breakdown Structure (WBS) to improve the SOP's performance in bridge maintenance and care."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>