Ditemukan 67636 dokumen yang sesuai dengan query
Claudia Jasmine
"Skripsi ini membahas novel karya Remy Sylado yang berjudul Kerudung Merah Kirmizi dengan menggunakan pendekatan sosiologi sastra dan kritik sosial pengarang sebagai pisau pembedahnya. Hasil temuan ini menyatakan bahwa novel mencerminkan kritik sosial pengarang terhadap pengaruh budaya yang dibawa pemerintah Orde Baru pada masyarakat masa Reformasi. Kritik pengarang tersampaikan melalui peristiwa dalam novel yang memiliki kemiripan peristiwa yang terjadi pada masa Soeharto menjadi presiden, meliputi penyerobotan tanah, pembungkaman aktivis, pembunuhan, penyuapan, dan korupsi. Penelitian ini membuktikan bahwa Remy Sylado melalui karyanya ingin menyuarakan kritik terhadap budaya pada masa Orde Baru yang menciptakan praktik KKN dan kekerasan dalam kehidupan masyarakat.
This thesis discusses the novel by Remy Sylado entitled Kerudung Merah Kirmizi. This research uses sociology literature approach with the author 39 s social critique as a medium. The results of this study prove social criticism in the novel reflects the cultural influences brought by the New Order government to people 39 s lives in the early Reformation. The author 39 s criticisms are seen from events in novels that bear the resemblance of events that occurred during Soeharto 39 s presidency, including land usurpation, activist coertion, murder, bribery, and corruption. This study proves that Remy Sylado uses his work to criticize the the culture of the New Order era which created practices of KKN and violence in community life. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Remy Sylado
Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2003
813 REM k
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Remy Sylado
"Dengan latar belakang masa Orde Baru dan awal reformasi, novel ini menggambarkan secara telanjang liku-liku seorang pengusaha memanfaatkan oknum aparat keamanan dan para bandit untuk mencapai tujuannya. Dengan lincah Remy Sylado merangkai keharuan dan ketegangan menjadi kisah yang menawan; betapa cerita yang tulus dapat menjadi sumber kekuatan manusia dalam menghadapi marabahaya apapun wujudnya."
Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia), 2023
813 REM k
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Evi Retno Cristiyan Dewi
"Dalam dunia sastra Indonesia, nama Hasnan Singodimayan tidak begitu dikenal. Dalam sejumlah esai yang ditulis Jassin, nama ini tidak pernah disebut, juga dalam buku sejarah sastra yang ditulis Ajip Rosidi dan Jakob Sumardjo. Teeuw pun tidak menyebut nama Singodimayan. Akan tetapi, dalam konteks Banyuwangi, nama Singodimayan tidak bisa dinafikan. Ia telah menghasilkan paling tidak tiga novel dan satu buku takwil. Salah satu novelnya yang terpenting adalah Kerudung Santet Gandrung. Novel ini melukiskan kehidupan penari gandrung yang sering mendapat stigma negatif dari kalangan masyarakat nonbudaya (nonbudayawan). Melalui novel ini, Singodimayan menunjukkan bahwa penari gandrung tidak seburuk yang disangkakan orang. Dalam kaitannya dengan kajian tentang budaya Banyuwangi, novel ini penting sebab di dalamnya tidak sekadar dilukiskan mengenai penari gandrung, tetapi juga persoalan lain yang bertalian dengan identitas masyarakat Banyuwangi. Hingga kini penelitian terhadap seni gandrung sudah banyak dilakukan, tetapi penelitian terhadap novel tersebut belum banyak, padahal novel ini sarat dengan masalah sosial-budaya di Banyuwangi. Penelitian ini bertujuan mengungkapkan pro-kontra terhadap penari gandrung di Banyuwangi. Dalam novel ini tersirat adanya konflik antara kalangan budayawan dan kalangan nonbudayawan. Dari konflik tersebut mengemukalah persoalan identitas masyarakat Banyuwangi. Dengan pendekatan sosiologis, persoalan tersebut akan dikaji dalam penelitian ini. Untuk menunjang analisis, dilakukan pengamatan di lapangan dan wawancara dengan Hasnan Singodimayan, tokoh santri, dan tokoh budayawan
In Indonesian's literature, the name of Hasnan Singodimayan is not popular. Neither in Jassin's essays or in the history of literature written by Ajib Rosidi and Jakob Sumardjo, the name of Hasnan Singodimayan is also not mentioned. Teeuw also does not mention the name of Hasnan Singodimayan. Nevertheless, the name of Hasnan Singodimayan cannot be ignored in the context of Banyuwangi. In Fact, Hasnan Singodimayan has already written at least three novels and one Takwil book. One of his important novels is Kerudung Santet Gandrung. This novel tells about the gandrung dancer who was often stigmatized by nonculturalist society. For that reason, through this novel, Singodimayan wanted to show that the gandrung dancer is not as bad as what people thought. In relation with Banyuwangi culture, this novel is important because it does not simply portray the gandrung dancer but it also tells other issues related to the identity of Banyuwangi's people. Until now, the research on gandrung art has been done many times, but the research about the novel is still fewly done even though the novel has important contains the socialculture issue in Banyuwangi. This research aims to unveil the truth of gandrung dancer pros-cons in Banyuwangi. This novel implies the conflict between the culturalist society and the nonculturalist society. This conflict then raises the issue of identity problem faced by the people of Banyuwangi. This issue will be analyzed using sociological approach. An observation and an interview with Hasnan Singodimayan were done to support the analysis"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S65084
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Febriani Putri Milenia
"Karya ini mengkaji perilaku perbudakan di Rusia di abad XIX dalam novel Bednye Ljudi (1846) karya Fyodor Dostoevsky. Karya sastra digunakan sebagai media kritik. Novel ini menceritakan fenomena perbudakan pada bobroknya pemerintahan Rusia abad XIX. Penulis berhipotesis bahwa novel ini merupakan media Dostoevsky untuk mengkritik perbudakan. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan bagaimana novel Bednye Ljudi (1846) karya Fyodor Dostoevsky berfungsi sebagai kritik sosial yang dibuktikan dengan mendeskripsikan cerita dan menganalisisnya berdasarkan representasi tokoh dan penokohan, kritik sosial, dan sosiologi sastra. Hasil penelitian membuktikan bahwa Dostoevsky memberikan kritiknya terhadap perilaku perbudakan di abad XIX yang direpresentasikan melalui perilaku tokoh tuan tanah yang kejam terhadap tokoh budak.
This work examines the behavior of serfdom in Russia in the XIX century in the novel Bednye Ljudi (1846) by Fyodor Dostoevsky. Literary works are used as a medium of criticism. This novel tells of the phenomenon of serfdom in the dilapidated state of Russia in the XIX century. The author hypothesizes that this novel is Dostoevsky's medium to criticize slavery. The purpose of this study is to explain how the novel Bednye Ljudi (1846) by Fyodor Dostoevsky functions as a social critic as evidenced by describing the story and analyzing based on the representation of the characterization of the characters (characters and characterizations), analysis of social phenomena (social criticism), and its historical connection (sociology of literature). The results prove that Dostoevsky gave his critique of the behavior of serfdom in the XIX century which is represented in the behavior of the landlord character who is cruel to the serfs character."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Sainul Hermawan, 1973-
Yogyakarta: IRCiSoD,, 2005
808.83 SAI t
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Ratna Jaya Suciningrum
"Penelitian ini membahas berbagai kritik sosial yang terdapat dalam cerpen Giawa Saryuk karya Choe Seohae beserta cara pengungkapan kritik tersebut. Tujuan penelitian ini adalah mengungkapkan berbagai kritik sosial dan cara penyampaian kritik yang terdapat dalam cerpen Giawa Saryuk. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi sastra. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan analisis secara deskriptif dan close reading dengan seluruh analisis yang merujuk pada teks. Dalam hal ini, latar belakang sejarah pun dipertimbangkan sebagai dasar analisis. Dalam cerpen Giawa Saryuk, terdapat tiga kritik yang ditujukan kepada pemerintah Jepang, masyarakat Korea dan Manchuria, dan keadaan sekitar. Selain itu, Choe Seohae menggunakan tiga cara yang khas untuk mengungkapkan kritik dalam cerpennya tersebut.
This research discusses the social critics and the writer?s method of telling his critics in the short story, Giawa Saryuk by Choe Seohae. The aim of this research is to point out all of the social critics, and to show how the writer presents it in the short story. This research is using sociology literature approache. The research method used in this study is qualitative method with descriptive analysis and close reading method with all its analysis refers to the text. Historical background is considered as a basis a well. There are three critics for the government of Japan, Korean and Manchuria society, and the surrounding environment within the short story. From this research, we also know that writer uses three distinctive style to present his critics."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
S60730
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Adik Apriliyadi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi nilai-nilai sosial kasih sayang yang terdapat dalam novel "Ayah...." karya Irfan Hamka. Novel ini mengisahkan kisah hidup Buya Hamka dari sudut pandang anaknya, Irfan Hamka, yang memberikan gambaran tentang peran Buya Hamka sebagai seorang ulama, pejabat negara, kepala keluarga, suami, dan terutama sebagai seorang ayah. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sosiologi sastra dengan mengadopsi nilai sosial kasih sayang yang terdiri atas pengabdian, tolong-menolong, kekeluargaan, kepedulian, dan kesetiaan. Metode deskriptif kualitatif dengan teknik analisis isi digunakan untuk menggambarkan konteks teks novel "Ayah....". Data penelitian diambil dari novel ini dan dianalisis untuk mengidentifikasi dan memahami nilai-nilai sosial kasih sayang yang ada dalam cerita. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tokoh Ayah atau Buya Hamka dalam novel ini memiliki nilai-nilai sosial kasih sayang yang sangat baik. Nilai-nilai tersebut tercermin dalam dedikasi Ayah dalam menulis karya sastra dan pemikiran kritis, ketulusan tolong-menolong tanpa dendam kepada orang-orang yang pernah berbuat zalim, upaya melindungi keluarga dari bahaya, kepedulian terhadap makhluk lain, dan kesetiaan dalam membina rumah tangga bersama istrinya yang dipanggil penulis sebagai Ummi.
This study aims to explore the social values of love contained in the novel "Ayah...." by Irfan Hamka. The novel tells the life story of Buya Hamka from the perspective of his son, Irfan Hamka, that provides an overview of Buya Hamka's role as a scholar, state official, man of family, husband, and especially as a father. The approach used in this research is literary sociology by adopting the social value of affection consisting of devotion, help, kinship, care, and loyalty. The descriptive qualitative method with content analysis technique is used to describe the text context of the novel "Ayah....". The research data were taken from this novel and analyzed to identify and understand the social values of affection present in the story. The results showed that the character of Ayah or Buya Hamka in this novel had very good social values of affection. These values are reflected in Ayah's dedication to writing literary works and critical thinking, sincerity in helping without revenge to those who have done wrong, efforts to protect the family from danger, concern for other creatures, and loyalty in building a household with his wife, whom the author called as Ummi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Pamuk, Orhan
Jakarta : Serambi, 2006
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Mustika Kusuma
"
ABSTRAKArtikel ini membahas kritik sosial yang terdapat dalam novel L rsquo;Ing nu yang ditulis oleh Voltaire dan dipublikasikan pada tahun 1767. Kritik sosial adalah tanggapan terhadap masalah sosial yang terjadi dalam masyarakat yang disebabkan karena adanya ketidakselarasan terhadap norma dan nilai sosial yang berlaku. Kritik dapat disampaikan melalui dua bentuk, yaitu penyampaian secara langsung seperti sarkasme dan penyampaian secara tidak langsung dengan majas seperti metafora. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengungkapkan dan menjelaskan berbagai kritik sosial di Prancis abad ke-18 yang terdapat dalam novel L rsquo;Ing nu. Analisis dalam penelitian ini meliputi analisis aspek struktural alur dan pengaluran, tokoh dan penokohan dan latar serta analisis teks dengan pendekatan sosiologi milik Wellek dan Warren 1993 . Berdasarkan hasil analisis yang sudah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa L rsquo;Ing nu sarat akan kritik sosial yang mencakup kritik di bidang agama, sosial dan politik.
ABSTRACTThis article discusses the social criticism contained in the novel L rsquo Ing nu written by Voltaire and published on 1767. Social criticism is a response to social problems that occur within the society and disturbs the prevailing social norms and values. Criticism can be conveyed through two forms, directly such as sarcasm and indirectly by using metaphors. This study aims to reveal and explain various social criticisms in France during the 18th century that are written in the novel L rsquo Ing nu. The analyses done in this study includes the structural aspects of flow and channeling, figures and characterizations and also the literary and analyze text using sociological approach of Wellek and Warren 1993 . In this article, the author uses qualitative methods and literature study techniques. After the analysis is conducted, it can be concluded that social criticism in L rsquo Ing nu is found in the religious, social, and political sector."
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library