Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 88348 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurohmah Citadiyah
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas konstruksi bunyi diftong dalam bahasa Indonesia. Diftong tersebut dibahas satu per satu dalam kaitannya dengan ketentuan bunyi diftong itu sendiri yang dikukuhkan dalam PUEBI. Diftong-diftong tersebut dilihat berdasarkan frekuensi kemunculannya, posisinya di dalam kata, dan kecenderungan dapat berdiri sendiri atau didampingi bunyi lain. Penelitian ini menggunakan metode campuran kualitatif dan kuantitatif. Pada penelitian ini, digunakan dua sumber data: sumber data primer dan sumber data sekuner. Sumber data primer adalah KBBI V luring dan sumber data sekunder adalah pengujian kata-kata berdiftong kepada responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi dua vokal yang terdapat di dalam satu suku kata tidak melulu benar berperan sebagai diftong. Pada beberapa kata, seperti air, vokal [a] dan [i] diujarkan secara jelas menjadi [air], bukan [ayr] , bunyi [i] diujarkan secara jelas dan tidak berubah menjadi [y]. Itu berarti [a] dan [i] bukan berperan sebagai diftong, melainkan sebagai deret vokal. Hal ini menjadi masalah karena pemenggalan katanya tampak bertentangan dengan definisi dan pola konstruksi diftong. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan, bunyi-bunyi diftong dalam bahasa Indonesia cenderung didampingi bunyi-bunyi konsonan, baik di depan, maupun di belakangnya. Tidak hanya itu, di dalam data juga ditemukan beberapa kata berdiftong unik, yaitu ada beberapa kata yang mengandung dua diftong di dalamnya dan ada kata yang terdiri atas satu suku dan suku tersebut adalah diftong itu sendiri. Temuan lainnya, yaitu ada kombinasi bunyi dua vokal yang berpotensi diujarkan sebagai diftong. Bunyi tersebut adalah kombinasi vokal [e]-[u] menjadi [ew], vokal [o]-[u] menjadi [ow], dan vokal [u]-[i] menjadi [uy].

ABSTRACT
This mini thesis discusses the construction of diphthong sounds in Indonesian. The diphthong is discussed one by one in relation to the provisions of the diphthong sound itself confirmed in PUEBI. The diphthongs are viewed based on the frequency of their appearance, their position in the word, and the tendency to stand alone or be accompanied by another sound. This study uses a mixture of qualitative and quantitative methods. In this study, two data sources were used primary data sources and data sources of the financial sector. The primary data source is the offline V KBBI and the secondary data source is testing the digging words to the respondent. The results showed that the combination of the two vowels contained in one syllable did not merely act as diphthongs. In some words, such as water, vowels a and i are clearly stated to be water , not ayr , the sound of i is stated clearly and does not change to y . That means a and i do not act as diphthongs, but as vowel series. This is a problem because decapitation seems to contradict the definition and pattern of diphthong construction. In addition, the results of the study also showed that the sounds of diphthongs in Indonesian tend to be accompanied by consonant sounds, both in front and behind them. Not only that, in the data also found several unique diphongong words, namely there are several words containing two diphthongs in it and there are words that consist of one tribe and the tribe is the diphthong itself. Other findings, namely there are two vowel sound combinations that have the potential to be translated as diphthongs. The sound is a vowel combination e u becomes ew , vowel o u becomes ow , and vowel u i becomes uy. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Multamia Retno Mayekti Tawangsih
"Konstruksi Bunyi Bahasa Indonesia yang akan saya paparkan pada kesempatan ini sesungguhnya merupakan laporan utak-atik saya mengenai upaya mengenali konstruksi bunyi untuk kepentingan pengomputerisasian pemenggalan kata. Hal-hal yang akan saya sampaikan di sini sesungguhnya lebih merupakan lanjutan dari apa yang pernah saya sajikan pada Sewindu Pertemuan Linguistik Lembaga Bahasa Atmajaya 1994. Pada makalah tersebut saya telah menelusuri kendala apa saja yang menyebabkan proses komputerisasi pemenggalan kata tersendat-sendat atau bahkan terhenti. Penelurusan itu dilaksanakan berdasarkan pedoman pemenggalan kata yang mutakhir dari Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Pedoman itu sebetulnya merupakan hasil rapat kerja ke-31 Panitia Kerja Sama Kebahasaan antara Brunei Darussalam, Indonesia, dan Malaysia pada tanggal 16?20 Desember 1991.
"
1995
LESA-25-Jan1995-115
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Multamia Retno Mayekti Tawangsih
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Kumari
"Interferensi merupakan salah satu aspek dari kedwibahasaan. Yang dimaksud dengan interferensi ialah penyimpanan dari kaidah-_kaidah bahasa yang terjadi dalam norma bahasa antar dwibahasawan (weinreich, 1968:1). Terjadinya interferensi di kalangan dwibaha_sawan merupakan gejala umum yang terjadi di seluruh dunia, terma_suk Indonesia. Interferensi dalam bahasa dapat terjadi di beberapa bidang. Misalnya, Weinreich (1968:2) ;membagi bidang-bidang in_terferensi menjadi bidang interferensi bunyi, bidang tata bahasa, dan bidang leksikal.
Saya meneliti masalah interferensi di bidang bunyi pada peng_gunaan bahasa Inggris oleh murid-murid ILP (International Language Program) yang sedang mempelajari bahasa Inggrisdan yangmenggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi. Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk mengidenti fikasi . bunyi--bunyi konsonan, vokal, dan diftong dalam bahasa Inggris yang mengalami interferensi; dan mernpelajari sebab-sebab terjadinya interferen_si tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1985
S14191
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Guntari Hasyyatiningsih
"Penelitian terakhir yang dilakukan Lauder mengasumsikan bahwa gabungan vokal dan berpotensi untuk diujarkan sebagai diftong. Selain itu, gabungan vokal dan juga dianggap memiliki potensi untuk diujarkan sebagai diftong karena keempat bentuk ini lebih seperti bunyi vokal yang diikuti oleh bunyi konsonan hampiran. Untuk membuktikan asumsi tersebut secara objektif dapat dilakukan pengujian kualitas bunyi dengan perangkat lunak Praat. Dengan menggunakan perangkat lunak tersebut, penelitian ini dilakukan terhadap tiga puluh lima sampel yang dianggap mewakili pola suku kata yang ditemukan dalam data bersumber dari Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Hasil yang didapat adalah hanya bentuk yang secara umum diujarkan sebagai diftong. Bentuk lainnya ada juga yang diujarkan sebagai diftong tetapi hanya sebagian kecil dari jumlah sampel yang diuji.
Latest study from Lauder assumed that hiatus and could possibly be pronounced as diphthongs. Hiatus and are also considered as diphthongs. This is because the four hiatus sound like vocal which followed by sound semi vocal. In order to prove the assumption objectively, the sound quality can be tested by using Praat software. Through the software, this study use thirty five samples which could represent the syllable from found in the data from the fourth edition of Kamus Besar Bahasa Indonesia. The study found that only form which could generally be pronounced as diphthong. Other forms also be pronounced as diphthongs, but only few of the tested samples."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2015
S61260
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chairunnisa Syafira
"Bahasa Indonesia dan bahasa Belanda memiliki khazanah bunyi yang berbeda, seperti bunyi diftong yang berbeda. Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat diftong, yaitu: [ɑi], [ɑu], [εi], dan [ɔi], sedangkan bahasa Belanda memiliki vokal diftong [œy], [εi], dan[ɑu]. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan perbedaan ciri akustik bunyi vokal diftong bahasa Belanda oleh mahasiswa/i Program Studi Belanda dengan penutur jati sebagai subjek pembanding dan menjelaskan kemungkinan faktor yang melatarbelakangi terjadinya perbedaan pelafalan itu. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, dengan pendekatan kuantitatif yakni pengukuran nilai forman F1 dan F2 yang digunakan untuk mendeskripsikan perbedaan pelafalan di setiap bunyi diftong Belanda. Kesimpulan dari penelitian ini adalah mahasiswa/i merealisasikan bunyi diftong Belanda dengan cara yang beragam. Hal tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor, seperti perbedaan diftong dan posisi bunyi pada bahasa Belanda dan Indonesia, dan juga pengaruh penulisan terhadap cara baca mahasiswa.

Indonesian and Dutch have a different sound inventory, such as different diphthong. In Indonesian, there are four diphthong vowels, namely: [ɑi], [ɑu], [εi], dan [ɔi]. Meanwhile the Dutch language has diphthong vowels [œy], [εi], and [ɑu]. The aim of this study is to describe the differences in the acoustic characteristics of the Dutch diphthong spoken by students of the Dutch Study Program and by native speakers as comparison and to explain the possible factors behind the occurrence of these differences. Based on the purpose of this study, descriptive qualitative method is used to describe the pronunciation of the students in each Dutch diphthong sound. Quantitative approach is applied by measuring the formant values of the dipthongs. The conclusion of this study is that students realize the sound of Dutch diphthong in various ways. These occur due to several factors, such as differences in diphthongs and letter positions in Dutch and Indonesian, as well as the influence of writing on students' reading methods."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lily Iswari
"Analisa mengenai interferensi bunyi dilakukan pada bulan Januari, Juni, Agustus 1988. Tujuannya ialah untuk mengetahui bunyi-bunyi mana saja dalam bahasa Inggris yang terkena interferensi bunyi bahasa Bali. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara responder dan direkam. Kemudian diseleksi hasilnya dan dianalisa. Hasil analisa menunjukkan bahwa dalam mengucapkan bunyi bahasa Inggris , penutur asli bahasa Bali di pengaruhi sistim bunyi bahasa ibunya. Sehingga penutur asli sering mengidentifikasikan bunyi bahasa Inggris dengan bunyi bahasa ibunya. Metode yang dipakai disini adalah metode penelitian pustaka dan penelitian lapangan. Untuk mengatasi interferensi ini diperlukan latihan pengucapan bunyi bahasa Inggris secara benar sehingga tidak menimbulkan salah pengertian."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1989
S14240
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Deden Purnama
"Tesis ini membahas kontruksi Muslim Childhood dalam Bacaan anak Muslim Indonesia terpilih tahun 2018 menggunakan konsep Muslim Childhood (Al-Ghazali dalam Abdurrahman 2015, dan Scourfield, dkk. 2013). Alih-alih sebagai medium imajinasi, sastra anak kerap dijadikan alat pengajaran dan penyampai pesan moral. Melalui bacaan anak, orang dewasa berupaya menyisipkan pandangan serta nilai-nilai tertentu agar terbentuk masa kanak-kanak (childhood) secara ideal, termasuk idealisasi masa kanak-kanak berbasis ajaran Islam atau Muslim childhood. Hal ini diimplementasikan dalam bentuk narasi dan ilustrasi 18 buku anak Muslim terpilih yang diterbitkan di Indonesia pada 2018. Figur anak yang saleh, peran tokoh orang dewasa sebagai inisiator, serta eksplisitnya nilai-nilai keislaman yang dihadirkan mengungkap bagaimana kesalehan sebagai idealisasi Muslim childhood dikonstruksi secara langsung dan deskriptif. Mayoritas isi buku juga berfokus pada penyampaian pesan dibandingkan alur cerita. Kecenderungan tematik ini pada akhirnya memperlihatkan pandangan masing-masing penerbit terhadap ajaran Islam dalam setiap teksnya, yaitu memosisikan anak sebagai figur yang perlu dibina alih-alih diberikan kebebasan untuk menentukan pilihannya sendiri. Namun, nilai-nilai keislaman dalam teks-teks dari berbagai penerbit tersebut sebenarnya bersifat universal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecenderungan bacaan anak sebagai penyampai pesan ideal orang dewasa secara eksplisit dan menggurui masih mendominasi narasi teks serial anak Muslim di Indonesia tahun 2018 dari yang seharusnya sebagai medium imajinasi anak sebagai pembacanya.

This thesis discusses the construction of Muslim Childhood in selected Indonesian Muslim children’s literature in 2018 using the concept of Muslim Childhood (Al-Ghazali in Abdurrahman 2015, and Scourfield, et al. 2013). Instead of being a medium of imagination, children's literature is often used as a teaching tool and a messenger of morals. Through children's book, adults try to insert certain views and values ​​in order to form an ideal childhood, including the idealization of childhood based on Islamic teachings or Muslim childhood. This is implemented in the form of narratives and illustrations of 18 selected Muslim children's books published in Indonesia in 2018. The figures of pious children, the role of adult figures as initiators, and the explicitness of Islamic values ​​presented reveal how piety as an idealization of Muslim childhood is directly constructed. and descriptive. The majority of the book's content also focuses on delivering the message rather than the storyline. This thematic tendency ultimately shows the views of each publisher on Islamic teachings in each of their texts, namely placing children as figures who need to be nurtured instead of being given the freedom to make their own choices. However, Islamic values ​​in the texts of these various publishers are actually universal. The results of the study show that the tendency of children's reading as an explicit and patronizing ideal messenger for adults still dominates the narrative text of serial texts for Muslim children in Indonesia in 2018 than it should be as a medium for children's imagination as readers."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muh. Abdul Khak
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 2004
499.215 MUH k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Myrna Laksman-Huntley
"Komunikasi akan selalu terjadi apabila ada seorang pembicara yang menyampaikan pesannya kepada pendengar secara lisan atau seorang penulis kepada pembaca melalui tulisan. Dalam komunikasi tulisan, pesan disampaikan dengan cara menulis pesan tersebut dalam huruf-huruf yang dikenal si pembaca dan disusun dalam bahasa yang dikuasai pembaca. Alat komunikasi lisan adalah bunyi-bunyi yang arbitrer yang dihasilkan oleh alat ucap pembicara. Bunyi-bunyi tersebut - tentu saja - disusun dalam kata-kata kemudian kafimat dan seterusnya sehingga terbentuk pesan yang diinginkan pembicara untuk diterima pendengar.
Bunyi-bunyi bahasa dalam proses komunikasi tersebut dapat dihasilkan secara berbeda, tergantung pada alat ucap pembicara dan bunyi tersebut dapat juga diterima secara berbeda apabila alat dengar penerima pesan kurang sempurna. Pengiriman dan penenmaan pesan juga dapat tidak sesuai apabila Iatar belakang para pelaku komunikasi berbeda.
"
1995
LESA-25-Jan1995-92
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>