Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 166394 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zenica Oktafia Ningrum
"ABSTRAK
Penyakit Parkinson merupakan penyakit neurodegeneratif terbanyak kedua setelah dimensia Alzheimer. Penyakit ini merupakan penyakit yang disebabkan oleh menurunnya dopamin di dalam otak, yang menyebabkan otak bekerja secara tidak normal. Hingga saat ini belum diketahui penyebab pasti dari penyakit Parkinson. Beberapa pengukuran dinyatakan dengan total skor. Akan tetapi total skor hanya dapat mengetahui seberapa tinggi tingkat keparahan yang dialami penderita Parkinson tanpa mengetahui faktor dominan yang menyebabkannya. Maka diperlukan suatu metode alternatif yang dapat menjelaskan faktor yang menyebabkan penderita Parkinson kondisinya memburuk, salah satunya adalah dengan metode Bayesian network. Dengan metode ini dapat dilihat hubungan keterkaitan antar satu faktor dengan faktor lainnya yang menggambarkan kondisi dari penderita penyakit Parkinson. Pada tugas akhir ini digunakan dataset dari Parkinson rsquo;s Progression Markers Initiative PPMI . Data diambil dari periode baseline BL, kunjungan pertama bulan ke-0, kunjungan di bulan ke-12 VO4 , kunjungan di bulan ke-24 V06 , kunjungan di bulan ke-36 V08 , kunjungan di bulan ke-48 V10 , dan kunjungan di bulan ke-60 V12 . Dari ke-6 periode yang diamati didapatkan pengukuran sebanyak 293 penderita Parkinson. Data tersebut akan diukur menggunakan suatu alat pengukuran Movement Disorder Society-Unified Parkinson Disease Rating Scale MDS-UPDRS. MDS-UPDRS merupakan suatu alat ukur umum yang digunakan dalam menilai kondisi penderita Parkinson. MDS-UPDRS terdiri dari 4 bagian. Penelitian ini akan menggunakan MDS-UPDRS part 2 mengenai penilaian aspek motorik dari penderita Parkinson. Terdapat 13 variabel aspek motorik yang akan digunakan dalam analisis penentuan variabel aspek motorik apa yang paling memengaruhi tingkat keparahan penderita Parkinson. Hasil analisis data penderita Parkinson dalam penelitian ini menyatakan bahwa faktor tremor selalu memberikan efek yang signifikan terhadap kemampuan menulis handwritten penderita Parkinson, dengan nilai probabilitas terbesar di setiap periode pengamatan.

ABSTRACT
Parkinson 39 s disease is the second most neurodegenerative disease after Alzheimer 39 s dementia. This type of disease is caused by dopamine that decreset inside brain, which causes the brain to work abnormally. Until today the spesific cause of Parkinson 39 s disease is unknown. A few measurements are being declared by the total score. However, the total score only tell how high the severity experienced by Parkinson 39 s patients without knowing the dominant factors that cause it. So needed an alternative method that can explain the factors that cause it. Then it is necessary for an alternative method which can explain the factor causing the patient rsquo s condition gets worse, one of them with the Bayesian network method. With this method, relations between one factor and another can be seen by describing the condition of the patient. In this final project it rsquo s using the dataset from Parkinson 39 s Progression Markers Initiative PPMI . The data was taken on baseline period BL, first visit month 0, visit at month 12 VO4 , visit at month 24 V06 , visit at month 36 V08 , visit on month to month 48 V10 , and visits in the 60th month V12 . From the 6 periods observed was measured 293 Parkinson 39 s patients. The data will be measured using a Movement Disorder Society Unified Parkinson Disease Rating Scale MDS UPDRS measurement tool. MDS UPDRS is a common measure used in assessing the condition of people with Parkinson 39 s. MDS UPDRS consists of 4 parts. This study will use MDS UPDRS part 2 on the assessment of motor aspects of Parkinson 39 s patients. There are 13 motor aspect variables that will be used in determining analysis of motor aspect variable which most influence the severity of Parkinson 39 s. The results of data analysis of Parkinson 39 s patients in this study stated that the tremor factor always gives a significant effect on the writing ability handwritten of Parkinson 39 s patients, with the greatest probability value in each observation period. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Malika Sabrina Yunifananda
"ABSTRAK
Latar Belakang: Stroke merupakan penyebab utama disabilitas jangka panjang di dunia. Penyakit ini dikenal secara luas sebagai penyakit degeneratif pada kelompok usia geriatri, namun beberapa studi membuktikan bahwa insidensi stroke pada usia produktif juga meningkat. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara usia dengan aktivitas sehari-hari pasien stroke fase kronik dengan menggunakan instrumen Modified Shah Barthel Index. Metode: Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan metode observasional analitik. Variabel bebas terbagi menjadi kelompok usia produktif 17-60 tahun dan usia geriatri >60 tahun . Hasil: Analisis bivariat menunjukan bahwa terdapat hubungan bermakna antara nilai MSBI dan usia pasien stroke fase kronis P=0.017 Diskusi: Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara usia dengan nilai MSBI pasien stroke fase kronis.Kata kunci : stroke, usia, Modified Shah Barthel Index

ABSTRACT<>br>
Background Stroke is the chief cause of long term disability in the world. Predominantly, the disease is known as a degenerative disease on geriatrics age group, yet several studies have proven that incidence on productive ages are also increasing. Objective The study is aimed to observe the relationship between age and activities of daily living on stroke patients in chronic phase by using the instrument Modified Shah Barthel Index. Method The study utilizes the cross sectional design and analytical observational method. The independent variables are divided as productive age group 17 60 years and the geriatric age group 60 years and Result Bivariate analysis proves that there is a significant relationship between MSBI score and age of stroke patients on chronic phase p 0.017 . Discussion In conclusion, there is a significant relationship between age and MSBI score on stroke patients in chronic phase.Keywords stroke, age, Modified Shah Barthel Index"
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febrina Nur Alfiah Ramadhani
"ABSTRAK
Latar Belakang: 85 pasien dengan stroke iskemik mengalami hemiparese pasca serangan stroke. Hemiparese ini dapat menyebabkan pasien stroke mengalami kesulitan dalam beraktivitas. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara sisi hemiparese terhadap kemampuan menjalankan aktivitas kehidupan sehari-hari pada pasien stroke fase kronis.Metode: Penelitian dilakukan dengan metode cross sectional dengan jumlah subjek penelitian sebanyak 23 subjek. Subjek dipilih dengan metode kuota sampling.Variabel bebas pada penelitian dibagi menjadi dua kelompok, yaitu hemiparese kanan dan hemiparese kiri.Hasil: Tidak ditemukan adanya korelasi antara sisi hemiparese pada pasien stroke dengan nilai MSBI p > 0,005 .Diskusi: Penelitian tidak bermakna kemungkinan disebabkan oleh minimnya jumlah sampel. Hal ini dapat dilihat dari ditemukannya hubungan yang berarti antara sisi hemiparese pada pasien stroke dengan nilai indeks barthel pada studi lainnya. Kata kunci: Stroke, Hemiparese, MSBI
"
"
"ABSTRACT
"
Background 85 of ischemic stroke patient, suffer from hemiparesis after the attack. This hemiparesis cause stroke patients to have difficulties to do activities of daily living.Objective This study is aimed to observe the correlation between sides of hemiparesis in chronic stroke patient with the ability to do activities of daily living.Method This study utilizes cross sectional method with 23 subject chosen by quota sampling method. The independent variable in this study is divided into two group. The hemiparesis dextra and hemiparesis sinistra. Result There is no meaningful correlation statistically between sides of hemiparesis in chronic stroke patient and MSBI score p 0,005 Discussion The statistically meaningless relationship between sides of hemiparesis in chronic stroke patients and MSBI score might be cause by the low amount of subjects. This is because the relationship between sides of hemiparesis in chronic stroke patients with barthel index had been found meaningful on other study. Keywords Stroke, Hemiparesis, MSBI "
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rohmat Setiawan
"ABSTRACT
Dalam studi tentang kesehatan, salah satu hal yang cukup menarik untuk diteliti adalah rdquo;time-to-event rdquo;. Time-to-event umum digunakan dalam melakukan analisis survival, seperti analisis terhadap penyakit Parkinson. Penyakit Parkinson merupakan salah satu gangguan yang mempengaruhi penghasil dopamin pada daerah otak yang disebut sebagai substantia nigra. Gejala penyakit Parkinson diukur secara khusus melalui suatu tingkatan yang disebut tingkatan Hoehn dan Yahr. Tingkatan ini didistribusikan pada bilangan bulat antara 0 sampai dengan 5. Tingkat 0 merupakan tingkat yang tidaklah memiliki dampak besar dan tingkat 5 merupakan tingkat paling parah. Dalam penelitian ini, akan dikonstruksikan fungsi survival dari waktu pasien yang memiliki tingkatan Hoehn dan Yahr pada tingkat A hingga meningkat menuju tingkat B dengan A < B. Dengan A = 1, 2 dan B = 3, 4, 5 akan dihasikan enam buah grafik fungsi survival secara keseluruhan. Proses pengkonstruksian fungsi survival menggunakan algoritme Metropolis-Hastings dalam Metode Markov Chain Monte Carlo pada Inferensi Bayesian dan hasilnya dibandingkan dengan pendugaan Kaplan-Meier untuk fungsi survival. Hasil yang didapatkan melalui algoritme ini lebih merepresentasikan fungsi survival yang sebenarnya jika dibandingkan dengan penduga Kaplan-Meier, meskipun terdapat banyak sekali data tersensor dalam kumpulan data.

ABSTRACT
In medicine study, one of the thing that is interesting enough to be studied is rdquo time to event. In general, time to event is used in doing survival analysis, such as analysis of Parkinson disease. Parkinson disease is one of disease which affects dopamine producer in brain area that is called by substantia nigra. The symptom of Parkinson disease is measured specifically by stages that are called by Hoehn and Yahr stages. This stages are distributed on integers between 0 to 5. Stage 0 is stage that does not have big impact and stage 5 is the most severe level. In this study, the survival function will be constructed from the time that the patient has the Hoehn and Yahr stages at A until increase to stage B with A B. With A 1, 2 and B 3, 4, 5, overall it will be generated six graphs of survival function. The process of constructing survival function using the Metropolis Hastings algorithm in Markov Chain Monte Carlo Methods on Bayesian Inference, and the results are compared with Kaplan Meier estimator for survival function. The result that is obtained through this algorithm is more represents the actual survival function if it is compared with Kaplan Meier estimator, although there are so many censored data in the dataset."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arriz Akbar
"Sudah banyak penelitian dilakukan untuk mengetahui keamanan penggunaan pestisida dengan munculnya penyakit pada petani. Seorang petani wanita usia 52 tahun menderita penyakit Parkinson setelah bekerja selama 27 tahun dengan menggunakan herbisida paraquat. Tulisan ini dilakukan untuk mendapatkan jawaban tentang dampak paparan paraquat pada kejadian Parkinson pada petani melalui laporan kasus berbasis bukti yang berasal dari tinjauan literatur.
Laporan kasus ini diawali dengan metode pencarian dan pemilihan artikel dari PubMed, ProQuest, dan Cochrane Library untuk menjawab pertanyaan penelitian. Proses pencarian artikel menggunakan kata kunci "Paraquat dan Parkinson dan Petani". Pemilihan artikel dilakukan dengan menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan. Pada pencarian awal didapatkan 35 artikel, setelah melalui proses seleksi, maka dipilih tiga artikel dari tinjauan sistematis meta-analisis untuk ditelaah.
Artikel dari Tangamornsuksan dan Vaccari menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara paparan paraquat dengan kejadian munculnya penyakit Parkinson, dengan nilai pooled OR sebesar 1,70 dan 1,24. Adapun artikel dari Yan menunjukkan bahwa lamanya paparan pestisida juga akan meningkatkan risiko Parkinson. Dimana durasi paparan selama 5 dan 10 tahun menggunakan pestisida akan meningkatkan risiko Parkinson dari 5% menjadi 11%. Semua penelitian yang diambil menerapkan validasi untuk mengurangi efek bias, heterogenitas atau metode statistik yang tidak memadai.
Berdasarkan hasil laporan kasus berbasis bukti ini, menunjukkan bahwa studi epidemiologis yang diambil dapat membuktikan bahwa kemungkinan penyakit Parkinson pada petani ini disebabkan oleh paparan paraquat.

Many studies have been carried out to assess the safety of the widespread use of pesticides in agriculture with diseases in farmers. A 52-year-old female farmer suffered Parkinson's after working 27 years using paraquat herbicide. This study was conducted to obtain answers about the impact of paraquat exposure on the incidence of Parkinson's in farmers through evidence-based case reports (EBCR) derived from a literature review.
The review was conducted through the search and selection method of articles in PubMed, ProQuest, and Cochrane Library to answer research questions. The article search process used the keywords "paraquat AND Parkinson AND farmer". Article selection was carried out using predetermined inclusion and exclusion criteria. In the initial search, 35 articles were retrieved and through the selection process three articles of the meta-analysis systematic review were selected.
Selected articles from Tangamornsuksan and Vaccari show a statistically significant association between paraquat exposure and the incidence of Parkinson's disease (PD) in workers, with a pooled OR of 1.70 and 1.24. Meanwhile, Yan's study shows that duration of exposure to pesticides increases the risk of PD. The result showed a 5 and 10 years of duration exposure to pesticide were associated with a 5% and 11% augment in the risk of PD. All studies applied validation to reduce bias and heterogeneity effects or inadequate statistical methods.
Based on the results of this evidence-based case report, it shows that the epidemiological studies taken can prove the possibility that Parkinson's disease in this farmer is caused by exposure to paraquat.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fatia Marwa Nastitie
"Penyakit Parkinson atau yang biasa disebut PD merupakan gangguan pada sistem koordinasi gerakan manusia yang ditandai dengan gejala motorik dan non-motorik. Pada stadium lanjut PD, diagnosis klinis cukup jelas dalam pendeteksian. Namun, pada tahap awal, ketika gejala masih belum terlihat dengan jelas, diagnosis menjadi sulit dan terkadang pasien tetap tidak terdiagnosis atau bahkan salah diagnosis. Penelitian ini berfokus pada identifikasi faktor-faktor yang dapat menjadi gejala awal PD berdasarkan gangguan aktivitas keseharian dan gangguan perilaku tidur Rapid Eye Movement. Penelitian ini juga membahas klasifikasi penderita PD stadium awal menggunakan model klasifikasi statistika Classification tree beserta penanganan masalah missing value yang terjadi pada data PD. Faktor penting berdasarkan model Classification Tree adalah tremor, dress difficulty, speech difficulty, skor gangguan perilaku tidur REM, dan usia. Diperoleh model classification tree dengan melakukan proses penanganan missing value menggunakan metode K-Nearest Neighbour. Model tersebut memberikan nilai akurasi sebesar 86.5%, sensitivitas sebesar 80%, spesifisitas sebesar 91.57% dan AUC sebesar 0.858.

Parkinson’s Disease or commonly known as PD is a disorder in human movement coordinator system that are characterized by motoric and non-motoric symptoms. At the late stage of PD, clinical diagnosis is relatively easy to detect because the symptoms are clear-cut. However, when the symptoms are often incomplete or subtle, in the initial stage, diagnosis becomes difficult and sometimes subject still remain undiagnosed or even misdiagnosed. This research focuses on identifying factors in early stage PD based on patient daily activities and rapid eye movement sleeping behaviour disorder (RBD). Data analysis was conducted using classification tree method, to classify early stage PD patients or healthy control patients. Missing values were handled with k-Nearest Neighbour (kNN) method. The results were satisfactory, with the classification accuracy of 86.5%, sensitivity 80%, specificity 91.57% and AUC 0.858. It is also found that tremor, dressing difficulty, speech difficulty, RBD questionnaire score, and age are important in differentiating early stage PD from the healthy control."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nedia Fia Indriana
"Penyakit Parkinson adalah penyakit neurodegeneratif kedua yang paling umum dan menyerang sekitar 2-3% populasi di atas 65 tahun di seluruh dunia. Salah satu gejala yang sering muncul pada penderita Parkinson adalah depresi. Depresi terjadi pada sekitar 40 - 50% penderita Parkinson dan sangat umum terjadi pada tahap awal perkembangan Penyakit Parkinson. Terdapat berbagai perbedaan dalam mengidentifikasi faktor-faktor risiko depresi dalam berbagai studi yang telah dilakukan dan belum diketahui mekanisme depresi secara rinci pada Penyakit Parkinson. Oleh karena itu, akan dilakukan identifikasi faktor-faktor risiko depresi dengan metode klasifikasi, yaitu metode Decision Tree dan regresi logistik. Namun, depresi sangat umum terjadi pada Penyakit Parkinson stadium awal sehingga dapat menimbulkan masalah data yang tidak seimbang, yaitu proporsi kelas tidak depresi yang terlalu kecil dibandingkan dengan proporsi kelas depresi. Hal ini mengakibatkan model klasifikasi yang dihasilkan memiliki tingkat kepekaan yang minimum terhadap kelas minoritas. Salah satu strategi rebalancing untuk mengatasi masalah kelas data tidak seimbang adalah SMOTE (Synthetic Minority Over-sampling TEchnique). Pada tugas akhir ini, akan dilakukan analisis data mengenai depresi pada penderita Parkinson stadium awal dengan metode decision tree, dimana data tidak seimbang akan diatasi dengan metode SMOTE. Kuantifikasi risiko untuk setiap faktor teridentifikasi akan dilakukan dengan regresi logistik. Performa model diukur dari nilai precision, recall, AUC, dan F1-score . Data sejumlah 257 penderita Parkinson stadium awal pada database Parkinson’s Progression Markers Initiative (PPMI) digunakan pada tugas akhir ini. Berdasarkan analisis, diperoleh secara keseluruhan faktor-faktor risiko penting yang berasosiasi dengan depresi pada penderita Parkinson stadium awal adalah kadar alpha synuclein (α-syn), jenis kelamin, skor SEADL (Schwab & England – Activities on Daily Living), skor STAI-State, binding ratio putamen pada bagian kiri otak, skor RBDSQ (REM Sleep Behavior Disorder-Questionnaire), dan umur saat terdiagnosis Parkinson. Model classification tree dengan rebalancing menggunakan SMOTE memberikan nilai akurasi, precision, recall, AUC dan F1-score masing – masing sebesar 95.18%, 0.9215, 0.9412, 0.949, dan 0.9312. Peningkatan kadar alpha synuclein (α-syn), perempuan, penurunan skor SEADL, penurunan skor STAI-State, penurunan binding ratio putamen pada bagian kiri otak, peningkatan skor RBDSQ, dan usia lebih tua saat terdiagnosis Parkinson secara rata-rata memiliki risiko lebih tinggi untuk terdiagnosis depresi pada Penderita Parkinson

Parkinson's disease is the second-most common neurodegenerative disease and affects about 2-3% of the population over 65 years worldwide. One of the symptoms that often occurs in patients with Parkinson's is depression. Depression occurs in about 40-50% of Parkinson's sufferers and is very common in early stages of the development of Parkinson's Disease. Various difference in identifying risk factors for depression in various studies that have been conducted and the mechanism of depression is not yet known in detail in Parkinson's Disease. This study identifies risk factors for depression using decision tree and logistic regression methods. However, depression is common in early-stage Parkinson's disease causing unbalanced data problems, that is the proportion of non-depressed classes is too small compared to the proportion of depressed classes. This resulted in classification model having a minimum level of sensitivity to the minority class. One of rebalancing strategy to overcome the problem of unbalanced data classes is SMOTE (Synthetic Minority Over-sampling TEchnique). In this final project, data analysis on depression in patients with early stage Parkinson's was conducted using decision tree method, with SMOTE to handle imbalanced data. Risk quantification for each of the identified factors was carried out using logistic regression. Model performance is measured by the values of precision, recall, AUC, and F1-score. Data on 257 patients with early stage Parkinson's in the Parkinson's Progression Markers Initiative (PPMI) database were used in this final project. Based on the analysis, the overall important risk factors associated with depression in patients with early-stage Parkinson's are alpha synuclein (α-syn) levels, gender, SEADL (Schwab & England - Activities on Daily Living) scores, STAI-State scores , putamen binding ratio on the left side of the brain, RBDSQ (REM Sleep Behavior Disorder-Questionnaire) score, and age at diagnosis of Parkinson's. Classification tree model with rebalancing using SMOTE produced the accuracy, precision, recall, AUC and F1-score of 95.18%, 0.9215, 0.9412, 0.949, and 0.9312, respectively. Increased levels of alpha synuclein (α-syn), women, decreased SEADL scores, decreased STAI-State scores, decreased putamen binding ratio on the left side of the brain, increased RBDSQ score, and older age when diagnosed with Parkinson's on average have a higher risk for being diagnosed with depression in Parkinson's sufferers"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dara Mustika
"Gangguan kemandirian dalam melakukan AKS dan penurunan tingkat kualitas tidur merupakan masalah kesehatan lansia yang mempengaruhi kualitas hidup. Penulisan dengan desain analisis deskriptif ini bertujuan untuk mengetahui hubungan AKS dengan kualitas tidur lansia.
Desain Penulisan menggunakan metode cross sectional dengan cara wawancara dan observasi menggunakan kuesioner Katz Index dan PSQI. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan simple random sampling.
Hasil Penulisan pada 102 lansia di PSTW Budi Mulia Wilayah Jakarta menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan lansia melakukan AKS dengan kualitas tidur, dengan p value ≤ 0,05 (OR 76,632; 95% CI 9,728-603,643).
Hasil Penulisan menunjukkan bahwa lansia yang mengalami keterbatasan dalam melakukan AKS 76 kali lebih berisiko mengalami masalah pada kualitas tidurnya. Perawat perlu memotivasi dan memfasilitasi lansia untuk dapat melakukan AKS secara mandiri.

Impairment to performing Activity of Daily Living (ADL) independently and decrease level of quality of sleep is a common problem in elderly health that affects to their quality of life. Research by design descriptive analysis aims to determining the relationship between activity daily of living with quality of sleep.
Research design with cross sectional method by interviews and observations using Katz Index and PSQI questionnaire. This research was carried out by simple random sampling.
The results of 102 elderly people in PSTW Budi Mulia Jakarta shown that there was a significant relation between independence of the elderly in doing ADL with quality of sleep, with p value ≤ 0,05 (OR 76,632; 95% CI 9,728-603,643).
Results showed that the elderly who have limitations in performing ADL 76 times more at risk of having problems in the quality of sleep. The nurse should be motivate and facilitate of the elderly to do independence activity of daily living.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
S65467
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shela Rachmayanti
"ABSTRAK
Latar Belakang: Hipertensi dan diabetes melitus merupakan faktor risiko penyakit stroke yang paling dominan. Tujuan: Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor risiko stroke, hipertensi dan diabetes melitus, dengan ketergantungan pasien stroke fase kronis di Departemen Rehabilitasi Medik RSCM. Metode: Penelitian dilakukan dengan metode observasional analitik menggunakan studi potong lintang. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 44 yang dipilih berdasarkan sistem quota sampling. Hubungan antar variabel dianalisis menggunakan uji bivariat Chi Square dan analisis multivariat uji Regresi Logistik. Hasil: Dari hasil uji Chi Square didapatkan faktor risiko hipertensi dan diabetes melitus terhadap nilai MSBI, bernilai p=0,122 dan p=0,002. Dari uji Regresi Logistik didapatkan faktor risiko hipertensi p=0,076 OR 4,076; IK95 0,861-19,297 dan faktor risiko diabetes melitus p=0,007 OR 22,690; IK95 2,332-220,722 terhadap nilai MSBI. Diskusi: Diabetes melitus merupakan faktor risiko utama yang menyebabkan ketergantungan berat pasien stroke fase kronis.

ABSTRACT
Background Hypertension and diabetes melitus are the most common risk factors of stroke. Objective The study aimed to determine the relationship between stroke risk factors, hypertension and diabetes melitus, with dependency of chronic stroke patients in Department of Medical Rehabilitation RSCM. Methods The study is conducted by using the analytical observational cross sectional study. The samples used in this study were 44 respondents selected by quota sampling method. The relationship between variabels was analyzed by bivariate test Chi Square and multivariate analysis Logistic Regretion. Results . Based on Chi Square test, relationship between MSBI scoring with hypertension and diabetes melitus as stroke risk factors, sequentiallly p 0,122 and p 0,002. Furthermore, Logistic Regression test suggested that hypertension and diabetes melitus as stroke risk factors related to MSBI scoring, respectively hypertension p 0,076 OR 4,076 IK95 0,861 19,297 and diabetes melitus p 0,007 OR 22,690 IK95 2,332 220,722 . Discussion Diabetes melitus is the most prominent risk factor in severe dependecy of chronic stroke patients."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Alyaa Salma Ghozali
"Pengetahuan mengenai PD memainkan peran penting dalam mempengaruhi sikap pengasuh. Diketahui bersama bahwa meningkatkan taraf pengetahuan dapat membantu pengasuh mengatasi beban tertentu yang berkaitan dengan perawatan Pasien PD. Penelitian ini membahas tentang mengidentifikasi hubungan antara pengetahuan dan perilaku di antara para perawat pasien PD. Delapan belas sampel diambil dari Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo. Setiap individu telah diwawancara melalui panggilan suara dan pembagian kuesioner. Di awal pengambilan survei, pihak yang diwawancara diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan biodata pengasuh dan informasi pasien; usia, jenis kelamin, pekerjaan, tingkat pendidikan, hubungan dengan pasien, stadium PD Hoehn & Yahr, dan tanggal diagnosis PD. Diikuti dengan 10 pertanyaan benar atau salah tentang pengetahuan dasar PD dan diakhiri dengan 10 pertanyaan empat-skala Likert yang mencakup sikap dari para perawat pasien PD. Secara keseluruhan, para pengasuh mendapatkan hasil yang cukup tinggi (> 40%) di kedua kuesioner yang telah diberikan. Tidak ada signifikansi statistik dalam kaitannya dengan hubungan antara pengetahuan dan sikap. Secara keseluruhan, penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap pengasuh. Namun, hal itu bertentangan dengan penelitian lain. Perbedaannya mungkin karena ukuran sampel. Diperlukan studi lebih lanjut untuk mengidentifikasi hubungan dan dampak Pendidikan.

Knowledge may play an important role in influencing the caregivers’ attitudes and the overall quality of care towards PD patients. It was known that improving knowledge can help caregivers overcome certain burdens, relative to PD care. This study identifies and discusses the relationship between knowledge and the attitude amongst caregivers of PD patients in RSCM. 18 samples were collected from Dr. Cipto Mangunkusumo National Central General Hospital. Individuals were interviewed with a questionnaire via voice call. Caregivers were initially asked for their biodata and patient’s information; age, gender, occupation, education level, relationship to the patient, patient’s Hoehn & Yahr PD stage, and date of onset PD diagnosis. Afterward, they have given 10 true or false questions about basic PD knowledge and 10 four-point Likert Scale questions that covered the attitudes of the caregivers. Caregivers overall mostly achieved “moderate-high” (>40%) levels from both attitude and knowledge questionnaires given. It was found that there no statistical significance in the relationship between knowledge and attitude (p=0.316). The study shows that there is no significant relationship between knowledge and attitude of caregivers. The distinction may be due to the sample size. Further studies in regards to identifying the relationship and well the impact of education are needed."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>