Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 97896 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Liza Maulidya
"Skripsi ini membahas mengenai analisis at risk behaviour perilaku tidak aman pada pekerja di area furnacePT. X. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatifdengan menggunakan desain studi potong lintang cross sectional study dan total sampel sebanyak 78 responden. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari kuesioner yang diisi oleh responden sedangkan data sekunder diperoleh melalui dokumen perusahaan. Penelitian ini menggunakan pendekatan model Cooper's Reciprocal Safety Culture dimensiBehavioural Approach.
Hasil: sebanyak 60 responden pekerja di area furnacemelakukan safe behaviourdan 40 lainnya melakukan at risk behaviour. Faktor individu yang berhubungan dengan at risk behaviouryang dilakukan oleh pekerja adalah pengetahuan terhadap keselamatan, motivasi terhadap keselamatan dan kepercayaan diri ketika bekerja. Faktor organisasi yang berhubungan dengan at risk behaviouryang dilakukan pekerja adalah komitmen manajemen, partisipasi terhadap keselamatan, dukungan rekan kerja dan komunikasi organisasi.

This thesis discusses about the analysis at risk behavior unsafe behavior on workers in the furnace area PT. X. This research is a quantitative research using cross sectional study design and total of 78 respondents. The data used in this research is primary data and secondary data. Primary data obtained from questionnaires filled by respondents while secondary data obtained through corporate documents. This research uses Coopers Reciprocal Safety Culture model of Behavioral Approach dimension.
Results: 60 respodents in the furnace area doing safe behavior and 40 other doing at risk behavior. Individual factors associated woth at risk behavior by workers are safety knowledge, safety motivation and self efficacy in safety. Organizational factors related to at risk behavior by workers are management commitment, safety participant, co worker support and organizational communication.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mario Raka Pratama
"PT.X merupakan salah satu perusahaan kimia yang memproduksi bleaching earth dengan komponen utama yang mengandung silika di dalamnya. Berdasarkan hasil pengukuran konsentrasi silika, diketahui bahwa terdapat konsentrasi silika dengan mean 0,0018 mg/ di udara lingkungan pekerja bagian Bagging di PT.X. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan memprediksi tingkat risiko kesehatan akibat pajanan silika pada pekerja bagian bagging di PT.X dengan menggunakan metode Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL) untuk melihat tingkat risiko kesehatan non karsinogenik dan karsinogenik akibat pajanan silika.Hasil penelitian menunjukan adanya risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh pajanan silika selama 25 tahun mendatang.

PT.X is one of the chemical company that produces bleaching earth with the main component that consists silica. According to the result of Silica measurement, had been known that there was a silica concentration with mean 0.0018 mg/in the air of bagging area. Therefore this study was conducted to find out and predict the health risk that was caused by silica exposure in bagging area in the PT.X using an environmental health risk analysis method to see the non-carcinogenic and carcinogenic health risk due to silica exposure. The result showed that there was a health risk for 25 years of exposure duration caused by silica."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S63143
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Ayu Pratiwi
"Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa suhu lingkungan kerja berpengaruh terhadap produktivitas pekerja. Selain memengaruhi produktivitas kerja, suhu lingkungan kerja yang panas juga dapat menyebabkan gangguan kesehatan akibat panas (heat related disorder), yang paling umum dialami pekerja adalah kelelahan akibat panas (heat exhaustion). PT. X merupakan salah satu pabrik peleburan timah terbesar di Indonesia yang pada proses produksinya memerlukan suhu sampai 1.500oC, hal tersebut dapat menimbulkan tekanan panas (heat stress). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara pajanan tekanan panas dengan kejadian heat exhaustion pada. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional atau potong lintang dengan jumlah sampel sebanyak 76 pekerja. Jumlah pekerja yang mengalami heat exhaustion adalah 27 orang (35,5%).
Hasil yang didapatkan suhu WBGT indoor berkisar 29,4-41,0oC, sehingga menyebabkan 56 dari 76 pekerja (73,7%) mengalami tekanan panas.. Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan antara tekanan panas dengan kejadian heat exhaustion pada pekerja. Oleh karena itu, diperlukan pengendalian secara administrativ dan perlindungan personal untuk memimalisasi risiko dari tekanan panas.

Various studies have shown that the temperature of the working environment affects worker productivity. In addition, high temperature in working environment can also cause heat related disorder, the most common is heat exhaustion. PT. X is one of the biggest tin smelter in Indonesia that the production process requires temperatures up to 1.500oC, it can cause heat stress. This study aims to analyze the relationship between the exposure of heat stress on heat exhaustion. This study used a crosssectional study design with 76 sample of workers. The number of workers who suffered heat exhaustion were 27 persons (35.5%).
The results obtained WBGT indoor temperature ranges from 29.4 to 41.0 ° C, resulting in 56 of 76 workers (73.7%) experienced heat stress. The results of this study showed theres a association between heat stress on workers' heat exhaustion. Therefore, the required control efforts in terms of technical, administrative, and provision of personal protective equipment to minimize the risk of heat exhaustion due to heat stress.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55248
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Fajar Maulidi Tanjung
"Isu stres terkait kerja diakui sebagai masalah global. Industri manufaktur atau perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan beresiko lebih tinggi mengalami stres dibanding jenis pekerjaan lain. Stress kerja merupakan akibat dari satu atau beberapa interaksi bahaya psikososial di tempat kerja. Hasil survey intenal PT X pada tahun 2022 menunjukan bahwa stres kerja merupakan yang paling banyak yang dikeluhkan karyawan. Di area Hotpress Tren kecelakaan kerja bulan Januari-April 2022 terus meningkat dan angka absenteisme pada bulan Februari 2022 mengalami kenaikan dua kali lipat dibanding bulan sebelumnya. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor psikososial terhadap distress pada pekerja di area Hotpress PT X Penelitian ini akan dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dan desain studi cross sectional. Data yang digunakan adalah data primer melalui kuesioner secara daring (online). Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2022 – Juli 2022. Pekerja di area Hotpress PT. X didominasi oleh distress didominasi oleh tingkat distress sedang dan ringan hampir sebanding dengan masing-masing sebanyak 50% dan 49,2% serta tingkat distress berat sebanyak 2 orang (0,8%). Semua variabel faktor psikososial didominasi oleh kategori kondisi “kurang baik” kecuali variabel budaya organisasi. Berdasar uji T Independent didapat bahwa setiap jenis kelamian (p=0,683) baik laki-laki maupun perempuan memiliki rata-rata tingkat distress yang sama. Berdasarkan uji anova diketahui setiap status pernikahan (p=0,111) baik belum menikah, menikah maupun cerai memiliki rata-rata tingkat distress yang sama. Berdarakan uji Chi-square didapat variabel usia (p=0,746; OR=1,142), masa kerja (p=0,704; OR=0,905), budaya organisasi (p=0,202; OR=1,432), pengembangan karir (p=0,699; OR=1,119), kontrol pekerjaan (p=0,097; OR=0,645) dan desain pekerjaan (p=0,794; OR=1,073) tidak ada hubungan dengan tingkat distress. Sedangkan varibel peran dalam organisasi (p=0,001; OR; 2,349), hubungan interpersonal (p=0,007; OR=2,056), hubungan rumah dan tempat kerja (p=0,000; OR 3,505), Beban kerja (p=0,003; OR=2,193), jadwal kerja (p=0,021; OR=1,851) dan kondisi lingkungan fisik kerja (p=0,000; OR=7,597) memilihi hubungan dengan distress. Berdasarkan hasil penelitian perlunya perbaikan terkait kondisi pada variabel peran dalam organisasi, pengembangan karir dengan kejelasan karir, kontrol pekerjaan dengan melibatkan pekerja, hubungan interpersonal tempat kerja dengan , hubungan rumah dan tempat kerja, desain kerja, beban kerja dengan mengevaluasi beban pekerja dengan kemampuannya, jadwal kerja dan kondisi lingkungan fisik kerja.

The issue of work-related stress is recognized as a global problem. Manufacturing industries or companies engaged in processing are at higher risk of experiencing stress than other types of work. Job stress is the result of one or more psychosocial threatening interactions at work. The results of PT X's internal survey in 2022 showed that work stress was the most complained of by employees. In the Hotpress area, the trend of work accidents in January-April 2022 continues to increase and the absentee rate in February 2022 has doubled compared to the previous month. The purpose of this study is to analyze psychosocial factors on the pressure on workers in the Hotpress area of ​​PT X. This research will be conducted using a quantitative approach and a cross sectional study design. The data used is primary data through a bold questionnaire (online). This research was conducted in March 2022 – July 2022. Workers in the Hotpress area of ​​PT. X is dominated by distress, which is dominated by moderate and mild difficulty levels, almost equal to 50% and 49.2%, respectively, and 2 people (0.8%). All psychosocial factor variables are dominated by the “unfavorable” condition category except for the organizational culture variable. Based on the Independent T test, it was found that each sex type (p = 0.683) both men and women had the same average level of distress. Based on the ANOVA test, it is known that each marital status (p = 0.111) is either unmarried, married or has the same average stress level. Based on the Chi-square test, the variables were age (p=0.746; OR=1.142), years of service (p=0.704; OR=0.905), organizational culture (p=0.202; OR=1.432), career development (p=0.699; OR =1.119), job control (p=0.097; OR=0.645) and job design (p=0.794; OR=1.073) had no relationship with the level of distress. While the role variables in the organization (p=0.001; OR; 2.349), interpersonal relationships (p=0.007; OR=2.056), home and work relations (p=0.000; OR 3.505), workload (p=0.003; OR= 2.193, work schedule (p = 0.021; OR = 1.851) and physical work environment conditions (p = 0.000; OR = 7.597) choose the relationship with difficulty. The results of the study need improvements related to conditions on role variables in the organization, career development with career careers, work control by involving workers, workplace interpersonal relationships with e-mail, home and workplace relations, work design, workloads with workers' workloads with their abilities, work schedules and physical conditions of the work environment.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kadek Agus Budhiadnya
"Penyakit jantung koroner telah lama dikenal sebagai pembunuh utama di dunia. Penelitian menunjukkan sekitar 80 persen dari semua PJK dapat dicegah dengan mengendalikan tekanan darah tinggi, diabetes dan kolesterol tinggi, bersama dengan mengadopsi perilaku gaya hidup sehat. Di PT X, PJK masih merupakan penyebab utama kematian pekerja, data 7 tahun terakhir ada 95 kasus jantung dan 10 kematian akibat PJK. Karena itu, penting untuk melihat bagaimana pengaruh karakteristik dan perilaku terhadap PJK. Desain penelitian kuantitatif ini adalah cross sectional dengan 250 responden sampel yang dipilih secara acak, menggunakan data medis perusahaan PT X di Kalimantan Timur. Penelitian ini menggunakan wawancara pada sampel responden yang dipilih secara acak. Hasil telitian mendapatkan faktor risiko dominan yang bisa dimodifikasi yaitu kebiasaan merokok, perokok lebih berisiko hampir 8 kali dibandingkan bukan perokok (OR 7,939; 4,130 – 15,250). Faktor risiko dominan yang tidak dapat dimodifikasi yaitu umur, mereka yang berusia di atas atau lebih dari 40 tahun 6 kali lebih berisiko dibandingkan dengan pekerja di bawah 40 tahun (OR 6,126; 3,352 – 11,195). Perusahaan sebaiknya lebih meningkatkan manajemen program kesehatan kerja khususnya program berhenti merokok, penegasan area kerja dilarang merokok, dan promosi kesehatan bahaya rokok di PT X.

Coronary heart disease has long been recognized as the world's leading killer. Research shows about 80 percent of all coronary heart disease can be prevented by controlling high blood pressure, diabetes and high cholesterol, along with adopting healthy lifestyle. In PT X, CHD is still the main cause of worker death, the data from the last 7 years has 95 heart cases and 10 deaths cause by CHD. Therefore, it is important to see how characteristics and behavior influence CHD. Design of this research is a quantitative cross-sectional study with 250 samples taken randomly, uses medical data on PT X in East Kalimantan. This study uses interview collect randomly. The research results show that the dominant risk factor that can be modified is the smoking habit, smoker has 8 times more at risk than nonsmoker (OR 7.939; 4.130 – 15.250). The dominant risk factor that cannot be modified is the age, those who are 40 years old or more workers more than 40 years age hasare 6 times more at risk than workers under 40 years old age (OR 6.126; 3.352 – 11,195). The company should improve the management of occupational health program specially smoking cessation program, affirmation of prohibited smoking areas, and health promotion of the dangers of smoking at PT X"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fierdania Yusvita
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis risiko kejadian DM Tipe 2 pada pekerja PT.X Tahun 2014. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional yang dilakukan untuk mengetahui besaran kontribusi variabel independen (lokasi kerja, masa kerja, perilaku merokok, dislipidemia) terhadap variabel dependen (risiko DM tipe 2, usia, indeks masa tubuh, ukuran lingkar abdomen, aktivitas fisik, konsumsi sayur dan buah, riwayat konsumsi obat anti-hipertensi, riwayat kadar glukosa tinggi dalam darah dan riwayat keluarga dengan DM). Penelitian menggunakan total sampling dengan jumlah sampel sebanyak 373 orang. Pengumpulan data dilakukan melalui telaah dokumen Medical Check Up (MCU). Proses input data menggunakan software EpiData dan Excel dan proses analisis dengan menggunakan SPSS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa risiko DM tipe 2 pada pekerja di PT.X dipengaruhi oleh faktor risiko di antaranya faktor individu (usia, Indeks Masa tubuh, ukuran lingkar pinggang, aktivitas fisik, konsumsi sayur dan buah setiap hari, konsumsi obat-obatan anti hipertensi dengan rutin, riwayat pernah memiliki hasil pengukuran glukosa di atas normal, riwayat keluarga dengan DM, Lokasi Kerja dan dislipidemia (p value = 0,00). Dapat disimpulkan bahwa semua pekerja permanen PT. X berisiko menderita DM Tipe 2. Disarankan untuk mengotimalkan program manajemen kesehatan kerja dan promosi kesehatan terkait diabetes melitusdi tempat kerja.

The aims of this study is to analyze the risk of diabetes mellitus type 2 incident on workers of PT.X 2014. This study uses a quantitative approach with cross sectional study design which conduted to determine the contribution of independent variables (age, BMI, waist circumference size, physical activity, consumption of vegetables and fruits, anti-drug hypertension consumption, a history of high levels of glucose in the blood and family history with DM, the location of the work, the work?s period, the behavior of smoking, hypertension) to the dependent variable (risk of DM type 2). This study uses the total sampling (373 people). The data was collected using medical check up?s document. Processing the data in this study using SPSS.
This study found that there are risk factors of diabetes mellitus on workers at PT X including individu factor such as age, body mass index, waist circumference, physical activity, daily consumption of fruits and vegetables, history of antihypertensive drug treatment, high blood glucose, family history with DM, location of work and dislipidemia ( p value = 0.00 ). It can be concluded that risk of diabetes mellitus type 2 on workers including low risk. Management advised to optimizing occupational health program and promotion of health at work.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T42175
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathul Masruri Syaaf
"Berkembangnya sektor Jasa Konstruksi yang semakin kompleks dan tingginya persaingan, seringkali menuntut pekerja bekerja maksimal sehingga kesehatan pekerja terabaikan. Hal ini berdampak pada kelelahan kerja, yang dapat memicu kecelakaan kerja. Penelitian ini ingin mengkaji hubungan antara faktor risiko kelelahan dengan kejadian kelelahan pada pekerja konstruksi di PT. X tahun 2022. Data terkait faktor diluar pekerjaan (usia, status gizi/IMT, dan masa kerja), dan faktor pekerjaan (durasi kerja, beban kerja, dan suhu lingkungan kerja) terhadap terjadinya kelelahan pekerja proyek PT. X diteliti menggunakan kuesioner, dengan desain penelitian analitik semi- kuantitatif dengan pendekatan cross sectional study. Data kuesioner dianalisis untuk melihat gambaran kelelahan kerja dan hubungan dua variabel menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan 33% responden mengalami kelelahan kerja sedang dan 67% kelelahan kerja rendah. Dari uji diferensial, terdapat hubungan antara status gizi (IMT), durasi kerja dan beban kerja (p 0,000) terhadap kelelahan kerja. Sedangkan faktor usia (p 0.426), masa kerja (p 0.412) dan suhu lingkungan kerja (p 1,000) tidak berhubungan dengan kelelahan. Kesimpulan penelitian ini bahwa beberapa variabel yang diteliti terbukti berhubungan dengan kelelahan kerja pada pekerja konstruksi di PT. X. Rekomendasi terkait fatigue management perlu dijalankan oleh manajemen dan pekerja guna meminimalisir dan mengendalikan kelelahan serta meningkatkan produktifitas kerja di tempat kerja.

The development of Construction Services sector which is increasingly complex and high competition, often demands workers to work optimally so that their health is neglected. This has an impact on fatigue, which can lead to work accidents. This study aims to examine the relationship between fatigue risk factors and fatigue in construction workers at PT. X 2022. The data of non-work related factors (age, BMI, and years of service), and work-related factors (work duration, workload, and work temperature) on the occurrence of fatigue was examined using a questionnaire, with a semi-quantitative analytic research design with a cross sectional study approach. Data were analyzed using chi-square for the description of fatigue and relationship between two variables. The results showed 33% of respondents’ experienced moderate fatigue and 67% low fatigue. Inferential tests revealed a fatigue relationship between BMI, work duration, and workload (p 0.000). While the age (p 0.426), years of service (p 0.412) and working temperature (p 1.000) were not related to fatigue. The conclusion is several studied variables are proven related to fatigue in construction workers at PT. X. Recommendations related to fatigue management need to be carried out by management and workers to minimize and control fatigue and increase productivity."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifa Yulita
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor risiko stres kerja pada pekerja kesehatan di remote site. Peneliti melakukan studi potong lintang pada Januari-Juni 2023 dengan melibatkan 103 responden dari berbagai industri. Peneliti menggunakan instrumen penelitian COPSOQ III untuk mengukur stres kerja dan faktor risikonya. Pada 103 responden industri Oil & Gas, pertambangan, dan konstruksi menunjukkan usia, durasi shift, dan lama kerja tidak berhubungan signifikan dengan stres kerja. Namun, jenis industri dan jenis kelamin memiliki hubungan signifikan dengan jenis stres tertentu. Pekerja kontrak lebih cenderung mengalami stres kerja, burnout, dan stres kognitif. Faktor risiko psikososial seperti tuntutan pekerjaan, konflik peran, kecepatan kerja, dan tuntutan emosional juga berhubungan dengan stres kerja. Tuntutan pekerjaan, kecepatan kerja, dan konflik peran mempengaruhi skor stres kerja, menjelaskan 26,5% variasi skor stres. Pekerja pelayanan kesehatan di remote site PT. X mengalami stres kerja yang signifikan, dipengaruhi oleh faktor seperti beban kerja, kecepatan kerja, dan konflik peran. Berdasarkan temuan ini, disarankan agar ada penyesuaian beban kerja, fleksibilitas shift kerja, dukungan sosial, serta kejelasan peran dan penghargaan untuk mengurangi stres kerja. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk memahami dan menangani stres kerja di kalangan pekerja pelayanan kesehatan, khususnya di remote site.

This study aims to analyze the risk factors of occupational stress among healthcare workers in remote sites. The researchers conducted a cross-sectional study in January-June 2023 involving 103 respondents from various industries. The COPSOQ III research instrument was used to measure occupational stress and its risk factors. Out of the 103 respondents in the Oil & Gas, mining, and construction industries, it was observed that age, shift duration, and length of service were not significantly related to occupational stress. However, the type of industry and gender were significantly related to certain types of stress. Contract workers were more likely to experience occupational stress, burnout, and cognitive stress. Psychosocial risk factors such as job demands, role conflicts, work pace, and emotional demands were also associated with occupational stress. Job demands, work pace, and role conflicts influenced occupational stress scores, explaining 26.5% of the stress score variation. Healthcare workers in remote sites at PT. X experienced significant occupational stress, influenced by factors such as workload, work pace, and role conflicts. Based on these findings, it is suggested that adjustments be made to workload, shift flexibility, social support, as well as role clarity and rewards to reduce occupational stress. Further research is needed to understand and address occupational stress among healthcare workers, especially in remote sites."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Feri Hendriyadi
"Kegiatan maintenance dan operational produksi crude oil pasca pemboran merupakan salah satu aktivitas yang berpotensi terjadinya kecelakaan kerja di industri minyak dan gas bumi lepas pantai. kecelakaan yang terjadi bisa menyebabkan cidera ringan, serius dan bahkan sampai menyebabkan kematian, kerusakan peralatan dan lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas pembuatan analisa keselamtan kerja pada pekerja di departemen Produksi dan Perawatan di anjungan lepas pantai PT X. Desain penelitian Deskriptif dengan pendekatan kualitatif dilakukan dengan cara wawancara dan observasi.
Hasil penelitian menunjukkan hubungan antara pelaksanaan analisa keselamatan kerja dilapangan dengan kecelakaan kerja yang terjadi dilapangan selama periode 2013-2014. Dari hasil penelitian ini disarankan bagi perusahaan untuk melakukan pelatihan dan pelatihan penyegaran yang berhubungan dengan pelaksanaan analisa keselamatan kerja, melakukan evaluasi secara berkala oleh para pimpinan dilapangan, meningkatkan kesadaran pekerja dalam melakukan analisa keselamatan kerja dengan baik dan konsisten. Dan membuat formulir analisa keselamatan kerja yang lebih sederhana agar setiap pimpinan tim kerja lebih mudah dalam membuat analisa keselamatan kerja lebih berkualitas.

Maintenance and operational activities of crude oil production after drilling is one of the activities that have potential accidents in the oil and gas industry offshore. Accidents that occur can cause minor injury, serious and even cause death, damage to equipment and the environment. The purpose of this study is to discover the quality of job safety analysis in production and maintenance departments at offshore PT X. The research method used descriptive and observational through in-depth interviews and observation of secondary data.
The results showed a relationship between the implementation of the job safety analysis in the field with the accidents that occur during the period 2013-2014. The result of this study suggest for the company to conduct and refresh training related to the implementation of job safety analysis, conduct regular review and evaluation by the leaders in the field, increasing the awareness of workers in performing job safety analysis properly and consistently, and create a job safety analysis form simpler in order to help the team leaders easier to make a higher quality of job safety analysis.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T43935
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angga Andhika
"Resiko kecelakaan dan masalah kesehatan pada crew akibat kelelahan mempunyai dampak yang sangat besar jika seorang crew mengambil keputusan yang salah dalam mengemudikan kapal atau memberikan perintah kepada anggota crew lainnya. Penelitian ini menganalisis faktor risiko kelelahan yang terkait pekerjaan dan faktor risiko kelelahan yang tidak terkait pekerjaan pada crew kapal floating crane di area operasional PT.X. Untuk mengetahui kelelahan pada pelaut menggunakan Subjective Seafarer Fatigue Questionnaire. Studi kasus dilakukan di PT. X. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel dependen dan independen dan diteliti secara bersamaan dalam satu waktu. Peneliti menggunakan instrument kuesioner dan mengumpulkan data pada seluruh crew kapal floating crane.
Hasil penelitian didapakan bahwa crew kapal mengalami kelelahan saat bekerja, Faktor kelelahan crew pada tipe kapal floating crane conveyor lebih besar daripada non conveyor. Faktor kuantitas tidur merupakan peluang terbesar risiko kelelahan. Kesimpulan pada penelitian ini, faktor yang terkait pekerjaan yaitu waktu kerja, tidur sejenak hubungan tidak signifikan dengan kelelahan. Lama waktu berada di kapal hubungan signifikan dengan kelelahan. Faktor yang tidak terkait pekerjaan seperti kuantitas tidur,kebiasaan merokok, kebiasaan olahraga terdapat hubungan signifikan dengan risiko kelelahan, kualitas tidur hubungan tidak signifikan dengan risiko kelelahan.

The risk of accidents and health problems in crew fatigue has a huge impact if a crew made the wrong decision to steer the ship or give orders to the other crew members. Various studies and case reports prove fatigue on seafarers still a lot going on. This study analyzed the risk factors for work-related fatigue and fatigue risk factors unrelated to the work crew a floating crane in the operational area PT.X. To determine the fatigue of seafarers using the Subjective Seafarer Fatigue Questionnaire. The case studies conducted in PT. X. This study used a cross-sectional study design is used to determine the relationship between the dependent and independent variables and studied simultaneously in one time. Researchers used a questionnaire instrument and collect data on the entire crew a floating crane.
From the research that the ship crew fatigue at work, tiredness on the type of vessel floating crane conveyor is greater than non conveyor, sleep quantity factor is the biggest factor has a chance of risk of fatigue. Conclusions on research, work-related factors, namely the working time, sleep for a while no significant relationship with fatigue. The length of time was in significant relation with fatigue. Factors unrelated work such as quantity of sleep, smoking habits, exercise habits there is a significant relationship with the risk of fatigue, sleep quality is not significant relationship with the risk of fatigue.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T46312
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>