Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 161611 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Herni Yunita
"Mempengaruhi performa dan kesehatan. Studi menunjukkan masih rendahnya kebugaran kardiorespiratori pada anggota pasukan Marching Band Madah Bahana Universitas Indonesia. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh High-intensity Interal Training HIIT terhadap peningkatan nilai estimasi VO2max menggunakan desain studi kuasi eksperimental pada 21 orang Anggota Pasukan UKM Marching Band Madah Bahana UI tahun 2018. Subjek dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok HIIT n= 7 dan kelompok kontrol n=14.
Subjek pada kelompok intervensi diberikan intervensi berupa HIIT Focus T25 Workout ndash; Cardio dan kelompok kontrol melakukan lari dan paket pemanasan dengan durasi 25 menit selama 2 minggu dengan frekuensi 3 kali dalam seminggu. Data diperoleh dari pengukuran berat badan, tinggi badan, IMT, dan nilai estimasi VO2max melalui 20-m shuttle run test. Data dianalisis menggunakan uji T dependen dan uji T independen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan rata-rata nilai estimasi VO2max pada kelompok intervensi setelah dilakukan HIIT sebesar 0,61 mL/kg/menit, namun tidak signifikan secara statistik p-value = 0,129. Sedangkan pada kelompok kontrol terjadi penurunan sebesar 0,24 mL/kg/menit. Sehingga dapat disimpulkan bahwa HIIT belum dapat memberikan peningkatan nilai estimasi VO2max yang signifikan.

Cardiorespiratory fitness is one of the components of physical fitness that will affect performance and health. Previous study showed that members of Marching Band Madah Bahana Universitas Indonesia has low cardiorespiratory fitness. This study was conducted to determine the effect of High intensity Interval Training HIIT on improving the estimated value of VO2max. This study used quasi experimental design on 21 members of Marching Band Madah Bahana UI in 2018.
Subjects were divided into 2 groups, HIIT group n 7 and control group n 14. The HIIT group were given HIIT Focus T25 Workout Cardio and the control group performed running and warm up packages for 2 weeks, 3x per week 25 minute session. Collected data were body weight, height, BMI, estimated value of VO2max through 20 m shuttle run test. The data were analyzed using dependen t test and independent t test.
Result of this study showed that there was an increase of estimated value of VO2max in HIIT group 0,61 mL kg min after HIIT, but not statistically significant p value 1,29. And there was a decrease of estimated value of VO2max in control group 0,24 mL kg min, but not statistically significant p value 0,432. It can be concluded that HIIT has not been able to provide significant increase in estimated value of VO2max.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Ayu Lestari
"Nilai VO2max dianggap sebagai indikator terbaik untuk mengukur kebugaran kardiorespiratori. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor yaitu jenis kelamin, status gizi, aktivitas fisik, asupan gizi, durasi tidur, dan jenis instrumen dengan nilai estimasi VO2max pada anggota pasukan UKM Marching Band Madah Bahana UI tahun 2017.
Penelitian dilakukan dengan desain studi cross-sectional dengan sampel 46 anggota pasukan UKM Marching Band Madah Bahana UI, dan dilakukan pada bulai Mei tahun 2017. Data yang dikumpulkan adalah nilai estimasi VO2max yang diperoleh dari tes kebugaran 20-m shuttle run; jenis kelamin, durasi tidur, dan jenis instrumen dengan pengisian kuesioner; status gizi dengan mengukur berat badan, tinggi badan, dan persen lemak tubuh; asupan gizi dengan wawancara food recall 2x24; serta aktivitas fisik dengan pengisian kuesioner aktivitas fisik GPAQ Global Physical Activity Questionnaire . Analisis statistik menggunakan uji t-independen dan Chi Square. Rata-rata nilai estimasi VO2mac anggota pasukan UKM Marching Band Madah Bahana UI tahun 2017 adalah 28,638 4,29 ml/kg/menit.
Hasil analisis bivariat menunjukkan variabel jenis kelamin, persen lemak tubuh, dan Indeks Massa Tubuh memiliki hubungan bermakna dengan nilai estimasi VO2max.

VO2max value is regarded as the best indicator to measure cardiorespiratory fitness. This study was conducted to determine the relationship between factors such as gender, nutritional status, physical activity, nutrient intake, sleep duration, and type of instrument on the estimated value of VO2max among squad members of Marching Band Madah Bahana UI in 2017.
The study design was a cross sectional study with 46 participants of squad members of Marching Band Madah Bahana UI, conducted in May 2017. Data were collected, including the estimated value of VO2max with 20 m shuttle run test gender, sleep duration, and type of instrument collected from questionnaires nutritional status determined by measuring weight, height, and percent body fat physical activity data were collected using GPAQ Global Physical Activity Questionnaire and nutrient intake was collected by 2x24 food recall. Statistical analysis using independent t test. The average value of the estimated VO2max value of participants was 28,638 4,29 ml kg min.
Results of the bivariate analysis showed that gender, percent body fat, and Body Mass Index was significantly associated with the estimated VO2max value.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S69163
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gisantia Bestari
"Pada perkembangan zaman yang modern ini, kesehatan dan kebugaran tubuh telah menjadi bagian penting dari tren hidup orang-orang yang tinggal di kota-kota besar. Mahasiswa pun tidak lepas dari fenomena ini. Terlebih jika mahasiswa tersebut memiliki banyak kegiatan yang secara tidak langsung menuntutnya agar memiliki stamina yang kuat. Sebab, jika terjatuh sakit, maka akan banyak tugas dan kewajiban yang terbengkalai.
Media merupakan alat penyampaian informasi kesehatan yang berperan dalam pengetahuan seseorang. Membaca buku atau majalah kesehatan, menonton acara kesehatan di TV, atau mencari informasi kesehatan di internet, adalah pilihan-pilihan yang dapat dilakukan. Pengetahuan yang diperoleh dari informasi merupakan salah satu bentuk respon terhadap stimulus atau kebutuhan kesehatan mereka.
Penelitian ini menggunakan desain studi potong lintang dengan pendekatan kuantitatif dengan menyebarkan kuesioner pada responden yang merupakan pasukan marching band Madah Bahana Universitas Indonesia (MBUI) tahun 2014. Penelitian bertujuan untuk mengetahui tingkat kebutuhan dalam mencari informasi kesehatan.
Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa mesin pencari Google paling banyak diakses oleh pasukan yaitu sebesar 68,5%, 69,7% anggota setuju mengakses informasi kesehatan untuk memulihkan kesehatan, 42,7% anggota setuju bahwa kegiatan yang dilakukan selama latihan membuat mereka rentan terkena penyakit, dan 46,1% anggota tidak setuju bahwa asupan makanan yang disediakan UKM MBUI cukup untuk memberikan energi pada pasukan.

On these days, healthy body has been an important part of life for people living in big cities, including college students. It?s more important for college student with a lot of activities, that make them want to be more healthy than ever. If they feeling sick, then they will doing bad in all of their stuffs, tasks, and responsibilities.
Media is the tool for delivering health information that will influences their knowledge. Reading health books or magazines, watching television show about health, or searching for health information, are the options for get the information. Knowledge that they get from the information is one of the responses against stimulus or their health needs.
This study is using cross-sectional design with quantitative approach, and give the questionnares to the squad of marching band Madah Bahana University of Indonesia 2014. This study?s goal is to know needs level in health information search.
This study's conclusions are Google search engine is the most often media accessed by the squad (68,5%), 69,7% of the squad agreed that they accessed the health information for health recovery, 42,7% of the squad agreed that marching band activity is potential to make them sick, and 46,1% of the squad are not agreed that foods provided by Madah Bahana was enough for their energy.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60410
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Shabrina
"ABSTRAK
Komposisi tubuh yang tidak ideal memberikan masalah kesehatan pada manusia yakni terkait dengan obesitas maupun obesitas sentral. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh High-Intensity Interval Training Focus T25 Workout terhadap penurunan persen lemak tubuh. Penelitian ini menggunakan desain studi kuasi eksperimental pada 13 orang mahasiswa perempuan di FKM, FIK dan FMIPA UI pada bulan Mei 2017. Subjek diberikan intervensi berupa kegiatan HIIT dengan frekuensi 3 x perminggu untuk kelompok intervensi dan 2 x per minggu untuk kelompok kontrol. Data diperoleh denganpengukuran berat badan, tinggi badan, persen lemak tubuh dan pengisian formulir pencatatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi penurunan persen lemak tubuh setelah dilakukan intervensi pada kedua kelompok. Pada uji bivariat didapati perbedaan yang signifikan pada persen lemak sebelum dan sesudah intervensi. Namun tidak didapati perbedaan yang signifikan pada penurunan persen lemak tubuh jika dibandingkan pada kedua kelompok.

ABSTRACT
Unideal body composition can caused health problem such as obesity or viseral obesity. This study was conducted to assesseffect of HIIT Focus T25 Workout to body fat percentage loss. This study used quasi experimental design on 13 overfat ge 30 woman college students in FPH, FN and FMNS University of Indonesia in May 2017. HIIT was offered for 4 week,3 x per week for intervention group and 2 x week for control group 25 minute session . Body fat percentage of subject were compared before and after intervention. Data was collected weight, height, body fat percentage and macronutrient intake. Result of this study show that HIIT decreased body fat percentage on both of group. There is statistically significant on body fat percentage before and after intervention, but if it were compared both of grup were not statistically significant. There was correlation between carbohydrate and fat intake and body fat percentage loss. HIIT decreased body fat percentage loss effectively."
2017
S68015
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ralista Firdany Haroen
"Skripsi ini akan membahas hubungan antara persepsi gaya kepemimpinan, yaitu transformasional, transaksional, dan laissez-faire, dengan komitmen organisasi anggota, yang memiliki tiga komponen; afektif, kontinuans, dan normatif. Penelitian ini dapat dikategorikan sebagai penelitian kuantitatif, dimana penyebaran kuesioner digunakan sebagai metode pengumpulan data untuk mengukur variabel persepsi gaya kepemimpinan dan komitmen organisasi, Anggota Marching Band Madah Bahana dipilih sebagai sampel pada penelitian ini, dengan total responden sebanyak 124 orang. Setelah analisis regresi ganda dilakukan, hasil menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara persepsi gaya kepemimpinan dan komitmen organisasi anggota pada organisasi ini. Oleh karena itu, untuk menjaga standar dan eksistensi dari Marching Band Madah Bahana Universitas Indonesia, para pemimpin organisasi perlu untuk menerapkan strategi kepemimpinan, berdasarkan gaya transformasional, transaksional, dan atau laissez-faire, untuk meningkatkan komitmen organisasi anggota secara lebih jauh.

This thesis will discuss about the relationship of perceived leadership styles, which are transformational, transactional, and laissez-faire, and member’s organizational commitment, which is indicated by three dimensions; affective, continuance, and normative commitment. This research is categorized as quantitative research, where questionnaires are used in the data collection method in order to measure the two variables of perceived leadership style and organizational commitment, and eventually its relationship. The members of Marching Band Madah Bahana Universitas Indonesia are selected as the sample for the research purpose, with 124 total respondents. After the multiple regression analysis is conducted, the result shows that there is a significant relationship between perceived leadership style and member’s organizational commitment. Therefore, in order to maintain the organizational standard and existence, it is essential for the leaders within Marching Band Madah Bahana Universitas Indonesia to implement strategies based on the transformational, transactional, laissez-faire leadership style in order to further enhance the organizational commitment of the members. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S61604
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Monica
"Latar Belakang: Akumulasi lemak viseral pada pasien Diabetes Mellitus (DM) Tipe 2 dapat menyebabkan komplikasi metabolik dan risiko penyakit kardiovaskular. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan dalam bentuk kombinasi High Intensity Interval Training (HIIT) dan latihan beban terhadap perubahan lemak viseral pada pasien DM Tipe 2. Metode: Analisis sekunder dari Randomized Controlled Trial (RCT) pada bulan Juli 2017 sampai Januari 2018. Subjek berjumlah 18 orang yang diambil dari kelompok eksperimen. Subjek melakukan HIIT sebanyak 3x/minggu dan latihan beban 2x/minggu dengan durasi 12 minggu latihan. Protokol HIIT dengan perbandingan 1 menit intensitas tinggi dan 4 menit intensitas lebih rendah, sedangkan latihan beban terdiri dari 9 jenis latihan meliputi ekstrimitas atas, batang tubuh, dan ekstrimitas bawah. Hasil: 18 pasien (72% perempuan) dengan rerata usia 50,94 tahun. Seluruh subjek berada pada kategori overweight (17%), dan obese (83%), serta obesitas sentral (100%). Tidak didapatkan perubahan lemak viseral yang signifikan (p>0.05) dengan pengukuran menggunakan Bioelectrical Impedance Analysis (BIA). Kesimpulan: Didapatkan seluruh subjek berada pada kategori overweight dan obese serta memiliki obesitas sentral. Tidak didapatkan perubahan lemak viseral yang bermakna dari kombinasi HIIT dan latihan beban selama 12 minggu pada pasien DM Tipe 2.

Background: The accumulation of visceral fat in Type 2 Diabetes Mellitus patient can cause metabolic complications and risk of cardiovascular disease. Goals: This study aims to determine the effect of combined High Intensity Interval Training (HIIT) and Resistance training on the Changes in Visceral Fat in Type 2 Diabetes Mellitus Patient. Methods: Secondary analysis of the Randomized Controlled Trial (RCT) on July 2017 and completed January 2018. Eighteen participants were taken from the experimental group. Participants did HIIT three times a week and resistance training twice a week with the duration of 12 weeks. HIIT protocol was comprised of one minute of high intensity and 4 minutes of lower intensity. Resistance training was comprised of nine exercises for upper extremities, core, and lower extremities. Results: 18 patients (72% female) with an average age of 50.94 years. All subjects were in the overweight (17%), obese (83%), and central obesity (100%). There were no significant changes in visceral fat (p>0,05) with measurements using Bioelectrical Impedance Analysis (BIA). Conclusion: All participants are overweight, obese and have central obesity. There were no changes in visceral fat from a combination of HIIT and resistance training in
Type 2 DM patients in 12 weeks.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Delima Engga Maretha
"Latar belakang: Pola hidup sedenter pada usia produktif berpengaruh terhadap kualitas hidup pada lansia, antara lain dapat menimbulkan penurunan massa dan fungsi otot atau sarkopenia. Salah satu pendekatan untuk menjaga kualitas hidup lansia adalah dengan latihan fisik. Latihan fisik intensitas tinggi dengan interval (high intensity interval training, HIIT) dan latihan fisik intensitas sedang (moderate intensity training, MIT) diketahui dapat menjaga dan meningkatkan kualitas hidup. Meskipun HIIT dinilai bermanfaat, kelayakannya pada individu dewasa tua masih belum banyak diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh HIIT untuk mencegah sarkopenia pada proses penuaan hewan coba.
Metode penelitian: Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Hewan Litbangkes Depkes dari September 2016-Maret 2017. Tikus Wistar jantan usia dewasa muda (6 bulan) dan dewasa tua (12 bulan), diberi perlakuan HIIT dan MIT selama 8 minggu. Masing-masing kelompok usia dibagi secara acak menjadi 4 kelompok yaitu: K1 (kontrol, didekapitasi pada hari-1 penelitian sebagai baseline; K2 (kontrol, sedenter); HIIT dan MIT. Pada akhir minggu ke-8 dilakukan pemeriksaan kadar Troponin-T, PGC-1α (ELISA); kadar asam laktat (spektrofotometri); morfologi otot rangka (HE); serta marker apoptosis (Caspase3, imunohistokimia).
Hasil: Kadar Troponin T kelompok HIIT dan MIT lebih tinggi dibandingkan K2 baik pada usia dewasa muda dan usia dewasa tua. Kadar PGC-1α lebih tinggi pada kelompok HIIT dan MIT dibandingkan kelompok K2 pada usia dewasa tua. Tidak terdapat perbedaan kadar asam laktat darah pada kelompok HIIT dan MIT usia dewasa muda dan dewasa tua dibandingkan dengan K2. Akan tetapi, kadar asam laktat darah K1-T dan K2T berbeda signifikan, namun tidak melebihi 4,0 mmol/L. Tidak terdapat perbedaan pada jumlah serat otot rangka kelompok HIIT dan MIT tikus dewasa muda dan dewasa tua dibandingkan K2. Pada tikus dewasa muda, luas penampang serat otot rangka lebih rendah bermakna pada kelompok HIIT dan MIT dibandingkan K2-M. Ekspresi Caspase3 pada jaringan otot rangka hanya ditemukan pada kelompok usia dewasa tua, namun tidak terdapat perbedaan antara kelompok HIIT dan MIT dengan K2.
Kesimpulan: HIIT dan MIT selama 8 minggu pada tikus dewasa tua dapat mempertahankan kadar Troponin T dan PGC-1α yang penting untuk kontraksi otot rangka. Penerapan kedua latihan ini pada usia dewasa tua tidak meningkatkan kadar laktat darah yang melebihi ambang normal serta tidak menyebabkan kerusakan dan apoptosis pada otot rangka. Penelitian ini menunjukkan bahwa HIIT dan MIT keduanya dapat diterapkan pada usia dewasa tua dan bermanfaat dalam mencegah sarkopenia.

Background: SSedentary lifestyle duringproductive age will influences the quality of life in the elderly, . among others, cIt can cause a decrease in function and muscle mass or which known as sarcopenia. One approach to maintaining the quality of life of thein elderly is physical exercise. High intensity interval training (HIIT) and moderate intensity training (MIT) are known to be able to maintain and improve quality of life. Although HIIT is considered beneficial, its feasibility in older adult individuals is still not widely known. This study aims to determine investigate the effect of HIIT to in preventing sarcopenia in the aging process of experimental animals.
Methods: This study was conducted at Animal Laboratory of Ministry of Health RI from September 2016-March 2017. Male of young adults (6 months) and older adults (12 months) Wistar rats, treated with HIIT and MIT for 8 weeks. Each age group was divided randomly into 4 groups, namely: K1 (control, decapitated on study day-1 as baseline); K2 (control, sedenter); HIIT and MIT. At the end of the 8th weeks, we examined Troponin T levels were examined, PGC-1α (ELISA); lactic acid levels (spectrophotometry); skeletal muscle morphology (HE); as well asand Caspase-3 as markers of apoptosis (Caspase-3, immunohistochemistry).
Results: Troponin-T levels of HIIT and MIT groups were higher than K2 in both in young adult and old adult rats. PGC-1α levels were higher in the HIIT and MIT groups than in thecompared to K2 group in old adult rats. There were no differences in blood lactic acid levels in the HIIT group and MIT groups in both young and older adults compared to K2. HoweverInterestingly, blood lactic acid levels were significantly difference between K1old adult and K2-old adult rats in older adult rats differ significantly, but do not exceed 4.0 mmol /L. There was no difference in the number of skeletal muscle fibers in the HIIT and MIT groups of young and old adult rats compared to K2all groups. In young adult rats, cross sectional area (CSA) skeletal muscle was significantly lower in HIIT training than K2. Caspase-3 expression in skeletal muscle tissue was only found in the old adult group rats, but there was no difference between HIIT and MIT groups with compared to K2 group.
Conclusion: Our study revealed that HIIT and MIT for 8 weeks in old adult rats can maintain levels of Troponin T and PGC-1α which are important for skeletal muscle contraction of skeletal muscles. The application of these two exercises in older adult rats does not increase blood lactate lactic acid levels that exceed the normal threshold and does not cause damage and apoptosis in skeletal muscles. This research Therefore our study shows that both HIIT and MIT can both be applied in older adult rats and are useful beneficial in preventing sarcopenia."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferdinandus Adri Pradhana
"Tujuan: Kondisi obesitas berpotensi menyebabkan kondisi stres oksidatif dalam tubuh. High Intensity Interval Training (HIIT) diyakini dapat membantu memperbaiki kondisi stres oksidatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas HIIT terhadap penanda stres oksidatif dan persentase lemak tubuh pada laki-laki dewasa muda dengan obesitas.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain eksperimental dengan uji pre-post pada satu kelompok perlakuan. Subjek penelitian adalah laki-laki obesitas berusia antara 18-30 yahun yang tidak melakukan latihan fisik rutin selama 6 bulan terakhir. Subjek mendapat intervensi HIIT selama 12 minggu dan diperiksa kadar SOD, MDA, serta komposisi tubuh pada awal dan akhir intervensi.
Hasil: Terdapat peningkatan SOD dan penurunan MDA namun tidak memperlihatkan perubahan yang signifikan (p=0,674 dan p=0,562). Kemudian terdapat penurunan persentase lemak namun tidak signifikan (p=0,086).
Kesimpulan: Pemberian program HIIT pada subjek laki-laki dewasa muda dengan obesitas selama minimal 12 minggu dapat menurunkan rerata kadar MDA sebesar 0,27µM, meningkatkan rerata kadar SOD sebesar 8,43U/mL, dan menurunkan persentase lemak tubuh sebesar 2,26% namun perubahan tersebut tidak signifikan. Tidak ditemukan hubungan antara perubahan persentase lemak dengan perubahan kadar MDA dan SOD setelah intervensi.

Objective: Obesity has the potential to cause oxidative stress in the body. High Intensity Interval Training (HIIT) is believed to help improve oxidative stress conditions. This study aims to determine the effectiveness of HIIT on oxidative stress, markers and body fat percentage in young adult men with obesity.
Methods: This study used an experimental design with pre-post tests in one treatment group. The research subjects were obese men aged between 18-30 years who had not done regular physical exercise for the last 6 months. Subjects received HIIT intervention for 12 weeks and had SOD, MDA and body composition levels checked at the beginning and end of the intervention.
Results: There was an increase in SOD and a decrease in MDA but did not show significant changes (p=0.674 and p=0.562). Then there was a decrease in fat percentage but it was not significant (p=0.086).
Conclusions: Giving the HIIT program to young adult male subjects with obesity for a minimum of 12 weeks can reduce the average MDA level by 0.27µM, increase the average SOD level by 8.43U/mL, and reduce the percentage of body fat by 2.26%, but these changes not significant. No relationship was found between changes in fat percentage and changes in MDA and SOD levels after the intervention.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Risky Dwi Rahayu
"Prevalensi kelebihan berat badan dan obesitas di dunia meningkat dalam tiga dekade terakhir. Pada usia muda, lebih banyak laki-laki yang mengalami kelebihan berat badan daripada wanita. High-Intensity Interval Training adalah alternatif latihan fisik yang membutuhkan komitmen waktu lebih singkat. Pada penelitian ini dilakukan modifikasi protokol untuk mengetahui efektivitas latihan dalam memperbaiki komposisi tubuh dan kebugaran kardiorespirasi serta tingkat keamanan dan kesenangan yang ditimbulkan pada laki-laki dewasa muda dengan kelebihan berat badan. Penelitian ini memiliki desain eksperimental dengan uji pre-post. Subyek adalah laki-laki dengan berat badan berlebih sesuai klasifikasi WHO berusia 18-30 tahun yang sehat dan tidak terlatih. Durasi intervensi 12 minggu dengan jumlah latihan 3 kali per minggu. Dalam satu set, subyek melakukan 5 gerakan (lari lurus, zigzag, dan kotak serta jumping jackdan burpees) dalam waktu masing-masing 8 detik. Waktu istirahat aktif antar gerakan 25 detik dan antar set 2 menit. Jumlah set ditingkatkan per minggu dari 3 hingga 14 set. Hasil penelitian menunjukkan penurunan persentase lemak, lemak viseral, lingkar pinggang namun tidak bermakna. Indeks Massa Tubuh meningkat tidak bermakna dan massa otot meningkat bermakna {p-value 0,03; CI -1,7 (-3,21 – [- 0,19]}. VO2max meningkat namun tidak bermakna. Terdapat laporan 3 insiden yang digolongkan sebagai cedera musculoskeletal ringan dan intoleransi latihan. Rerata skor PACES adalah 83,79 ± 8,14 dengan tren skor yang menurun seiring peningkatan jumlah set. Kesimpulannya, High-Intensity Interval Training efektif dalam memperbaiki komposisi tubuh dan kebugaran kardiorespirasi pada laki-laki dewasa muda dan overweight, aman, dan menyenangkan.

Worldwide prevalence of overweight and obesity is increasing in the last three decades. Prevalence overweight in young males is higher than females at the same age. High-intensity interval training is an alternative of exercise which need less time commitment. We modify the protocol to identify the its effect on body composition and cardiorespiratory fitness, its safety and enjoyment in overweight young males. This is an experimental study with pre-post assessment. Subjects are healthy untrained male aged 18 – 30 years old with overweight according to WHO classification. Duration of intervention is 12 weeks, 3 times per week. During one set, the subjects perform 5 movements (straight running, zig zag running, squared running, jumping jack, burpees) in 8 seconds interval, active recovery 25 seconds between movements and 2 minutes between sets. The number of sets is increased weekly from 3 to 14 sets. The fat percentage, visceral fat, and waist circumference are decreased after intervention. Body mass index is increased and muscle mass is increased significantly (p-value 0,03; CI -1,7 (-3,21 – (- 0,19)) after intervention. VO2max is increased but not significant. There are 3 reports of minor musculoskeletal injuries and exercise intolerance, all categorized as mild injuries. The average PACES score is 83,79 ± 8,14 and the score tends to decrease with weekly set increments. High-Intensity Interval Training is effective to improve body composition and cardiorespiratory fitness in overweight young males. It is also safe and provide enjoyment."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Widia Sari
"Ketidakseimbangan asupan dan pengeluaran energi dapat menyebabkan terjadinya obesitas yang merupakan faktor risiko utama terjadinya noncommunicable disease (NCD). Latihan fisik dapat menurunkan berat badan penderita overweight dan obesitas melalui penekanan terhadap asupan makanan. HIIT merupakan salah satu bentuk latihan fisik yang dapat mempengaruhi regulasi asupan makanan melalui efek yang dikenal dengan exercise induced anorexia. Efek ini dapat dimediasi oleh IL-6 dan laktat yang meningkat setelah melakukan HIIT. IL-6 dan laktat bekerja secara langsung di hipotalamus untuk menurunkan sekresi AgRP yang merupakan neuropeptida oreksigenik. Penelitian ini bertujuan untuk menilai pengaruh HIIT terhadap asupan makanan yang dilihat dari perubahan kadar IL-6, laktat, dan AgRP. Penelitian menggunakan bahan baku tersimpan (serum darah) dari penelitian payung yang dilakukan sebelumnya pada subjek laki-laki overweight yang diberikan HIIT selama 12 minggu. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan kadar IL-6 serum yang signifikan segera setelah HIIT di minggu ke-12 (p<0,05), peningkatan signifikan kadar laktat segera setelah HIIT di minggu ke-1 dan minggu ke-12 (p<0,05) serta ditemukan tidak ada perubahan kadar AgRP (p>0,05). Selain itu, juga tidak ditemukan korelasi antara IL-6 dan AgRP serta laktat dan AgRP. Dapat disimpulkan pelaksanaan HIIT selama 12 minggu belum dapat menekan asupan makanan jika ditinjau dari kadar IL-6, laktat, dan AgRP.

Imbalance of energy intake and expenditure can induce obesity, a main risk factor of noncommunicable disease. Physical exercise can aid weight loss in overweight and obese patients by decreasing food intake. HIIT is a form of physical exercise that causes exercise-induced anorexia, which reduces food intake. This effect may be mediated by the increase of IL-6 and lactate following HIIT. IL-6 and lactate directly regulate the expression of AgRP, an orexigenic neuropeptide, in the hypothalamus. This study aims to investigate the effect of HIIT on food intake as seen from changes in IL-6, lactate, and AgRP. This study used blood serum from previous study conducted on overweight males who participated in HIIT for 12 weeks. This study showed a significant increased in serum IL-6 concentration immediately after HIIT at 12th week (p<0,05), a significant increased in serum lactate concentration immediately after HIIT at 1st and 12th week (p<0,05), and no change in AgRP concentration (p>0,05). In addition, no correlation was found between IL-6 and AgRP as well as lactate and AgRP. It can be concluded that the implementation of HIIT for 12 weeks has not been able to suppress food intake based on the concentration of IL-6, lactate, and AgRP"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>