Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 66662 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nur Annisa Praditia
"Household cannot avoid unpredictable things like illness happened, which needs high health expenditure for health treatment. This expenditure may leads to indirect cost like decreasing of non health consumption Gertler Gruber, 2002. The large out of pocket expenditure can make a household become impoverish since they need to spend more. That is why health insurance appeared as the prevention of big spending in health expenditure, especially curative one. Health insurance works by pooling arrangements of their user. This arrangement of health insurance is also used by government to make sure everyone in the country has the same opportunity to get healthcare services. Liu, 2016 and Kolukuluri, 2017 have found in their studies that public insurance is useful for decreasing the effect caused by illness. By using data from Susenas 2013 and 2016, this research compares household with insurance to know whether they got better off compare with non user. It is found in this research that Jaminan Kesehatan Nasional can save households health expenditure when they need inpatient treatment and also significantly better off in terms of food consumption whether the household need inpatient or outpatient treatment. In terms of inpatient, JKN user is also better off on housing and utilities consumption. While for outpatient household, JKN user is better off on transportation expenditure. Although it is only two years after the launching of JKN, it has already showed positive result in health financing. It can still be improvised a lot, especially in terms of outpatient health treatment expenditure.

Rumah tangga tidak dapat menghindar dari kejadian tidak terduga seperti terserang penyakit yang dapat menyebabkan tingginya pengeluaran kesehatan untuk penyembuhan. Pengeluaran ini dapat menyebabkan biaya langsung dan tidak langsung seperti turunnya konsumsi non-kesehatan Gertler Gruber, 2002 . Pengeluaran out-of-pocket yang tinggi dapat menyebabkan rumah tangga jatuh ke kemiskinan sebagai akibat dari pengeluaran besar di waktu singkat. Itulah mengapa asuransi kesehatan hadir sebagai pencegahan dalam pengeluaran besar di kesehatan, terutama pengeluaran kuratif. Sistem dari asuransi kesehatan adalah pooling arrangement dari penggunanya, namun pengguna bisa mendapatkan manfaat langsung berupa rendahnya pengeluaran out-of-pocket. Sistem ini juga digunakan pemerintah untuk asuransi kesehatan nasional agar seluruh warga dapat merasakan kesempatan yang sama dalam memperoleh hak kesehatannya. Liu, 2016 dan Kolukuluri, 2017 telah menemukan dalam studinya bahwa kebijakan asuransi kesehatan nasional dapat mengurangi dampak dari penyakit terutama di biaya tidak langsung. Dengan menggunakan data dari Susenas 2013 dan 2016, penelitian ini akan membandingkan konsumsi rumah tangga dengan asuransi kesehatan untuk mengetahui apakah mereka dapat konsumsi lebih baik dibandingan rumah tangga yang tidak memiliki asuransi kesehatan. Ternyata dapat ditemukan dalam penelitian ini bahwa Jaminan Kesehatan Nasional mampu mengurangi pengeluaran kesehatan rumah tangga ketika mereka membutuhkan pelayanan rawat inap. Tidak hanya itu, JKN juga mempengaruhi konsumsi makanan baik di perawatan rawat jalan maupun rawat inap. Dalam perawatan rawat inap, pengguna JKN dapat mengonsumsi pengeluaran perumahan dan fasilitas rumah tangga lebih baik. Sementara dalam perawatan rawat jalan, pengguna JKN dapat mengonsumsi pengeluaran transportasi lebih baik. Walaupun peresmian JKN baru dilakukan selama dua tahun, namun kebijakan ini sudah menunjukkan dampak positif dalam hal health financing. Namun JKN masih bisa dikembangkan lebih banyak lagi, terutama dalam hal pengeluaran kesehatan untuk perawatan rawat jalan.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pangudi Jatirahardi
"Penelitian ini terinspirasi dari Q.S. Yusuf 46-49 yang bertujuan untuk melakukan pengujian kepemilikan asuransi kesehatan nasional Askes dan Askeskin dalam konteks berjaga jaga pada 7 tahun terakhir 2007-2014, apakah mempengaruhi berkurangnya kerugian konsumsi atas dampak yang ditimbulkan dari eksposure berupa shocks penyakit kronis dan cidera kecelakaan yang dialami rumah tangga. Metode yang digunakan dalam penelitian ini berupa ordinary least square OLS dengan menggunakan data IFLS 4 dan 5. Konsumsi rumah tangga per kapita digunakan sebagai variabel dependen, sedangkan variabel independen utama yang digunakan berupa kepemilikan asuransi kesehatan nasional Askes dan Askeskin pada 7 tahun terakhir. Kebaruan yang ditemukan pada penelitian ini adalah terdapat perbedaan signifikansi pada Askes dan Askeskin, yang mana Askes signifikan terhadap pengurangan kerugian konsumsi yang terdampak dari guncangan penyakit dan cidera kecelakaan, sedangkan Askeskin tidak signifikan pada kedua kasus guncangan. Variabel lainnya yang signifikan berkontribusi terhadap konsumsi adalah wilayah tempat tinggal, akses pinjaman, jumlah anggota keluarga, status pernikahan kepala keluarga, Pendidikan kepala keluarga, jumlah anggota keluarga yang bekerja, kepemilikan tabungan, kepemilikan rumah, dan pendapatan per kapita.

This study inspired by Q.S. Yusuf 46-49 which aims to test the households ownership of national health insurance Askes and Askeskin in context precautionary for the last 7 years 2007-2014, whether it affect the reduction in consumption losses on the impact caused by chronic diseases shocks and accidental injuries shocks. The method used in this study is ordinary least square OLS using IFLS 4 and 5. Per capita Consumption Expenditure PCE household is used as the dependent variable, while the main independent variable used is national health insurance ownership Askes and Askeskin in the last 7 years. Novelty in this study is that there is a significant difference in Askes and Askeskin. Askes is significant for reducing consumption losses that are affected by disease shocks and accident injuries, while Askeskin is not significant in both of shocks. Other variables that significantly contribute to consumption are the area of ​​residence, access to loans, the number of family members, marital status of the head of the family, education of the head of the family, number of family members who work, savings ownership, home ownership, and per capita income.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leo Brandto Purbadi Sri Margono
"Program Raskin bertujuan untuk mengurangi beban pengeluaran Rumah Tangga Sasaran melalui pemenuhan sebagian kebutuhan pangan yaitu beras. Bila tujuan ini tercapai maka besaran pengeluaran RTS untuk konsumsi beras dan pangan akan berkurang. Berkurangnya pengeluaran ini menghasilkan selisih pengeluaran yang dapat dimanfaatkan oleh RTS untuk dapat lebih memenuhi kebutuhan keluarga pada sektor lain. Kebijakan pemberian subsidi harga beras ini secara jangka pendek akan langsung bermanfaat bagi masyarakat miskin untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dasarnya.
Metode pengolahan data yang digunakan adalah regresi dengan variabel dummy dan menggunakan data yang bersifat cross section dari Susenas bulan Maret tahun 2013. Variabel terikat adalah pengeluaran konsumsi per kapita. Variabel bebas adalah dummy dari status penerimaan Raskin. Variabel kontrol menggunakan dummy dari tingkat pendidikan kepala rumah tangga, pekerjaan kepala rumah tangga dan status penguasaan bangunan tempat tinggal.
Berdasarkan hasil regresi dan analisa maka dapat disimpulkan bahwa Program Raskin yang telah dilaksanakan sejak tahun 1998 ini berpengaruh besar pada pengeluaran akan konsumsi pangan pada rumah tangga yang menerima Raskin yaitu sebesar Rp 87.766,91. Pada rumah tangga sasaran yaitu rumah tangga miskin yang berada pada desil 1-3, pengaruh penerimaan Raskin hanya Rp 11.959,79. Artinya kebijakan pemerintah ini tercatat cukup berpengaruh dalam membantu RT memenuhi kebutuhan pangannya tetapi belum cukup untuk menanggulangi kemiskinan pada rumah tangga yang menjadi sasaran Program Raskin.

Raskin program aims to reduce the burden of Target Households expenditure through partial fulfillment of the need for food that is rice. When this goal is reached, the amount of expenditure RTS for rice and food consumption will be reduced. Reduced spending produces excess expenditure that can be utilized by the RTS to be able to better meet the needs of families in other sectors. Policy of subsidizing rice prices in the short term will directly give benefit for the poor to meet the basic needs of their consumption.
Data processing method uses regression with dummy variables and use cross section data, Susenas March 2013. The dependent variable is per capita consumption expenditure. The independent variable is a dummy of acceptance status Raskin. Control variables use dummy of educational level of household head, household head job and home tenure status.
Based on the results of the regression and analysis, it can be concluded that Raskin which has been implemented since 1998 have a big impact on food consumption expenditure in households who receive Raskin, that is 87.766,91 rupiah. On the target households, which are poor households who are in deciles 1-3, the effect of acceptance Raskin only 11.959,79 rupiah. This means that government policy is recorded quite influential in helping households meet their food needs but not enough to reduce poverty in households that were subjected to Raskin."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T43288
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
David Himawan
"Akses kesehatan yang merata merupakan hak asasi bagi setiap manusia, namun akses kesehatan yang merata masih menjadi masalah sehingga salah satu cara untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan menyediakan asuransi kesehatan nasional seperti program Askeskin. Mengingat kebanyakan masyarakat Indonesia masih rentan terhadap shock dari kesehatan karena biaya kesehatan yang tinggi, maka mereka akan melakukan pinjaman dan menggunakan tabungan untuk membiayai biaya tersebut. Studi ini akan membahas hubungan program Askeskin dengan tingkat pinjaman dan tabungan rumah tangga menggunakan data IFLS 2000 dan 2007. Dengan menggunakan metode PSM-DID, hasil estimasi menunjukan bahwa program Askeskin menyebabkan tingkat pinjaman dan tabungan rumah tangga menurun secara signifikan. Namun, untuk hubungan antara program Askeskin terhadap tingkat tabungan rumah tangga yang berpendapatan rendah tidak ditemukan dampak secara signifikan.

Equal distribution of healthcare access is a human right, but it is still a problem and have some issues. One example to overcome this problem is to provide national health insurance such as the Askeskin program. Given that most Indonesians are still vulnerable to health shocks due to high health costs, they will borrow and use their savings to finance these costs. This study will discuss the relationship between the Askeskin program and the level of household loans and savings using IFLS 2000 and 2007. Using the PSM-DID method, the estimation results show that the Askeskin program causes the level of household loans and savings to decrease significantly. However, the relationship between the Askeskin program and the savings rate of low-income households was not found and do not have a significant impact."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Peni Puspita Haerani
"Insurance Coverage is one solution that is often used by the government both in developed and developing countries to improve the level of public health. Therefore, the Indonesian government began to implement the National Health Insurance program (JKN) in 2014 to improve the health rate of Indonesian society. This study aims to see how the behavior of Indonesian people who have health insurance on using health facilities one year before JKN is implemented. Results from this study indicate the existence of an increase in the utilization of health facilities in the community who have health insurance, the difference in the choice of health facilities for inpatients and outpatients as well as the types of health insurance held has a role in the choice of insurance facilities to be used.

Insurance Coverage adalah salah satu solusi yang sering digunakan pemerintah baik negara maju maupun berkembang untuk meningkatkan tingkat kesehatan masyaralatnya. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia mulai menerapkan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pada tahun 2014 untuk meningkatkan tingkat kesehtan masyarakat Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana tingkah laku masyarakat Indonesia yang memiliki asuransi kesehatan terhadap penggunaan fasilitas kesehatan pada saat satu tahun sebelum diberlakukannya JKN. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan pemanfaatan fasilitas kesehatan pada masyarakat yang memiliki asuransi kesehatan, adanya perbedaan pemilihan jenis fasilitas kesehatan bagi pasien rawat inap dan rawat jalan serta jenis asuransi kesehatan yang dimiliki memiliki peran dalam pemilihan jenis fasilitas asuransi yang akan digunakan."
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S60905
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Susanti
"Studi ini menganalisis pengaruh dari perlindungan asuransi kesehatan terhadap pengurangan kematian bayi di Indonesia. Untuk mengestimasi pengaruh asuransi kesehatan terhadap kematian bayi di Indonesia, studi ini menggunakan data yang berupa data panel dan menggunakan survey berkelanjutan keluarga Indonesia pada tahun 2000 dan tahun 2007. Model yang digunakan adalah model logit yang bersyarat untuk menangkap karakteristik yang tidak teramati. Hasil estimasi memperlihatkan bahwa pengenalan asuransi kesehatan di Indonesia mempunyai pengaruh yang signifikan dalam mengurangi kematian bayi.

This study analyzes the effect of health insurance coverage on infant mortality reduction in Indonesia. To estimate the impact of health insurance coverage on infant mortality reduction in Indonesia, this study utilizes balanced panel data and uses Indonesia Family Longitudinal Survey (IFLS) in year 2000 and 2007. This study uses the conditional logit model to capture unobserved characteristics. The result shows that the introduction of health insurance in Indonesia significantly reduces the probability of infant mortality.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T41407
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Situmeang, Lena Elfrida
"Pembangunan kesehatan Indonesia diarahkan untuk mencapai Jaminan kesehatan Nasional (JKN). Namun, sebagian besar pendanaan kesehatan masih didominasi oleh rumah tangga melalui out-of-pocket (OOP). Pengeluaran biaya kesehatan katastrofik rumah tangga akan mengganggu konsumsi rumah tangga dan dapat mengakibatkan kemiskinan. Menggunakan data sekunder Survei Sosial Nasional (Susenas) tahun 2012.
Penelitian ini bertujuan membuktikan bahwa kepemilikan jaminan kesehatan menurunkan belanja kesehatan katastrofik rumah tangga di Indonesia tahun 2012. Penelitian dengan desain studi potong lintang ini, menggunakan pendekatan ekonometrik dengan model probit dan bivariat probit.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan jaminan kesehatan menurunkan belanja kesehatan katastrofik sebesar 12.97% pada ambang batas 10% dari total pengeluaran dan sebesar 18.42% pada ambang batas 20% total pengeluaran non-makanan. Kepemilikan jaminan kesehatan memberikan perlindungan terhadap belanja kesehatan katastrofik di Indonesia pada Tahun 2012.

Indonesia's health development geared to achieve national health insurance scheme (JKN). However, funding of health in Indonesia is still dominated by domestic funding through out-ofpocket (OOP). Catastrophic health expenditure of households will disrupt household consumption and can lead to poverty. By using secondary data of the National Social Surveys (Susenas) 2012.
This study aims to prove health insurance ownership lowers catastrophic health expenditure of households in Indonesia in 2012. This study used a cross-sectional study design with models probit and bivariate probit.
The results found that the health insurance ownership lowers catastrophic health expenditure in the amount 12.97% at the threshold 10% of total expenditure and 18.42% at 20% of total non-food expenditure. Health insurance ownership provides protection for catastrophic health expenditure in Indonesia in 2012.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T45612
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Rizkiani
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pola konsumsi individu dan rumah tangga terhadap status nutrisi anak yaitu indeks TB/U dan peluang anak untuk tidak stunting. Penelitian ini menggunakan data longitudinal dari Indonesian Family Life Survey (IFLS) tahun 2007 dan tahun 2014 dengan metode Panel Linear (OLS) dan Panel Probit dengan random effect. Hasil deskriptif menunjukkan bahwa status nutrisi anak membaik saat anak berusia 7-12 tahun. Sementara, hasil analisis inferensial menemukan bahwa pada level individu, anak yang mengkonsumsi makanan yang beragam memiliki indeks TB/U yang lebih baik dan peluang lebih tinggi untuk tidak stunting. Sementara pada level rumah tangga, pola pengeluaran makanan rumah tangga memengaruhi capaian status nutrisi anak. Penelitian ini juga menunjukkan tidak adanya perbaikan berarti dari sisi kualitas konsumsi individu dan rumah tangga selama tujuh tahun pengamatan. Selain itu, penelitian ini juga menemukan adanya indikasi permasalahan keamanan pangan yang masih tidak baik karena masih rendahnya tingkat pendidikan ibu.

ABSTRACT
This study aims to know the impact of consumption pattern in individual and household level to the children's nutritional status based on height-for-age z-score and probability of not to be stunted on children. This study uses longitudinal data from Indonesian Family Life Survey (IFLS) 2007 and 2014 with Panel Linear (OLS) and Panel Probit with random effect. Descriptive analysis shows that children's nutritional status were getting better at age 7-12 years old. Regression results show that at individual level, children who have dietary diversity score above average have better height-for-age and higher probability of not to be stunted. At household level, food expenditure pattern affect children's nutritional status. This study also shows no significant improvement in the quality of individual and household consumption pattern during the seven years of observation. In addition, this study also indicated of food safety problems due to the low level education of mothers."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T51017
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhi Tiya Tri Prabowo
"ABSTRAK
Tesis ini mengestimasi pengaruh penerapan kebijakan komoditas tidak dikenai PPN tax exemption pada barang kebutuhan pokok terhadap konsumsi rumah tangga di Indonesia. Pengukuran konsumsi menggunakan data Susenas Panel BPS tahun 2009 dan 2010. Tahun tersebut merupakan periode tepat sebelum dan sesudah berlakunya kebijakan dimaksud yang termasuk dalam UU Nomor 42 tahun 2009 tentang perubahan ketiga atas UU Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. Kebijakan tax exemption secara umum berpengaruh signifikan meningkatkan konsumsi rumah tangga pada komoditas yang diteliti. Namun, kebijakan tax exemption pada komoditas daging, sayur dan telur tidak berpengaruh bagi rumah tangga miskin melainkan lebih memberi manfaat pada kelompok rumah tangga menengah ke atas. Sehingga, adanya kebijakan tax exemption tahun 2009 cenderung memperlebar ketimpangan konsumsi.

ABSTRACT
This study estimates the impact of VAT exemption on staple foods to household consumption in Indonesia using Susenas Panel data 2009 and 2010. Those periods are the period before and after the implementation of VAT exemption based on VAT and STLG Law No. 42 2009. Generally, the VAT exemption has significant impact on the increasing of household consumption of meats, eggs, vegetables and fruits. However, for the poor household the VAT exemption on commodities such as meats, eggs and vegetables does not have impact. Whereas it gives more benefits to the middle and upper class households. Thus, the VAT exemption tends to widen the gap of consumption between poor and middle upper class household. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T50220
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moh. Syahril Iryanto
"Penelitian ini dilakukan untuk mengestimasi dampak perubahan harga energi pada konsumsi energi rumah tangga,  kelompok masyarakat berdasarkan karakteristik rumah tangga akibat adanya perubahan harga energy, dan menganalisis faktor yang mempengaruhi konsumsi energi rumah tangga. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, serta menggunakan metode analisis ekonometrika data panel untuk mengestimasi sistem permintaan. Penelitian menggunakan teknik analisis regresi panel data. Hasil studi dengan menggunakan metode random effect model dapat dilihat dampak perubahan harga energi terhadap konsumsi energi rumah tangga, dimana konsumsi energi rumah tangga untuk bbm dan listrik sangat dipengaruhi oleh harga energi itu sendiri dan pendapatan rumah tangga. Untuk elastisitas kedua jenis energi yang di estimasi (bbm dan listrik) mempunyai nilai elastisitas pendapatan (pengeluaran)  yang kurang dari satu (<1) yang berimplikasi bahwa kedua barang energi tersebut merupakan barang normal atau barang pokok.

In this study we estimate the impact of changes in energy prices on household energy consumption, community groups based on household characteristics due to changes in energy prices, and analyze the factors that influence household energy consumption. This study uses a quantitative approach and panel data econometric analysis methods to estimate the demand system. The study used panel data regression analysis techniques. The results can be seen the impact of changes in energy prices on household energy consumption, household energy consumption for fuel and electricity is strongly influenced by the energy price itself and household income. For the elasticity of the two estimated types of energy (fuel and electricity) they have an income (expenditure) elasticity value of less than one (<1) which implies that the two energy goods are normal goods or basic goods."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>