Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 121344 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Malinda Arianne
"Hal-hal seperti globalisasi dan perkembangan teknologi, telah mengubah bagaimana organisasi dan para pekerja melihat pengelolaan karier. Sebelumnya, tanggung jawab pengelolaan karier pekerja berada pada tangan organisasi, namun telah terjadi pergeseran dimana sekarang para pekerja lebih bertanggung jawab atas kariernya masing-masing. Orientasi karier tersebut bernama orientasi karier protean. Individu dengan orientasi karier protean akan cenderung lebih proaktif dan rela untuk berkontribusi lebih kepada organisasi.
Penelitian ini ingin melihat apakah terdapat hubungan positif antara orientasi karier protean dan organizational citizenship behaviors OCB atau perilaku warga organisasi PWO. Penelitian ini menggunakan Protean Career Attitude Scale PCAS untuk mengukur orientasi karier protean berdasarkan kedua dimensinya, yaitu self-directed dan values-driven, serta menggunakan alat ukur yang dikembangkan oleh Williams dan Anderson 1991 untuk mengukur PWO berdasarkan dimensinya PWO-I PWO-O. Partisipan dalam penelitian ini merupakan 101 karyawan yang bekerja di sektor industri/manufaktur.
Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa terdapat hubungan positif antara self-directed dan PWO-I r = .26, p = .004, one tail, serta PWO-O r = .23, p = .011, one tail. Hasil penelitian ini menemukan hubungan negatif antara values-driven dan PWO-O r = -.17, p = .043, one tail, tetapi tidak ditemukan hubungan dengan PWO-I.

Things like globalization and rapid technology development has changed the way organizations and workers see career management. Before, the organization was responsible for its workers career management, however there has been a shift, where now the workers themselves are more responsible for their own careers. This career orientation is called protean career orientation. Individuals with protean career orientation are more proactive and willing to contribute more to the organization.
This research aims to see if there is a positive relationship between protean career orientation and organizational citizenship behaviors OCB. This research uses Protean Career Attitude Scale PCAS to measure the protean career orientation, based on its two dimensions, which is self directed and values driven, and also uses an instrument developed by Williams and Anderson 1991 to measure OCB by its dimension OCB I OCB O. The participants of this research consist of 101 workers who works in the manufacturing industry.
Results from this research shows that there is a positive correlation between self directed and OCB I r .26, p .004, one tail, and also OCB O r .23, p .011, one tail. The results also found a negative relationship between values driven and OCB O r .17, p .043, one tail, but no correlation was found with OCB I.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Ayu Septya Anindita
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan kedua dimensi orientasi karier protean, yaitu self-directed dan values driven dengan kesuksesan karier subjektif yang diukur melalui kepuasan karier dan kepuasan kerja. Dalam hal ini, hubungan antara values-driven dengan kesuksesan karier subjektif dimoderasi oleh person-organization fit. Partisipan pada penelitian ini berjumlah 218 partisipan yang merupakan karyawan dari berbagai industri.
Hasil yang diperoleh pada penelitian ini ialah self-directed berhubungan secara positif dengan kepuasan karier r = .33, 95 BCa CI [.20, .43], p < .05, signifikan maupun kepuasan kerja r = .30, 95 BCa CI [.16, .44], p < .05, signifikan. Hal ini membuktikan bahwa orang yang self-directed akan merasa sukses pada kariernya secara subjektif. Sedangkan pada variabel moderator, didapat hasil bahwa tidak terdapat efek moderasi person-organization fit pada hubungan antara values-driven dengan kepuasan karier r = .04, p > .05, tidak signifikan maupun kepuasan kerja r = -.01, p > .05, tidak signifikan.

This study aims to examine the relationship between both dimensions of protean career attitudes self directed and values driven with subjective career success, which is measured by career satisfaction and job satisfaction. In this case, the relationship between values driven and subjective career success is moderated by person organization fit. Participants in this study amounted to 218 participants from various industries.
The results obtained in this study are first, self directed is positively correlated with career satisfaction r .33, 95 BCa CI .20, .43 , p .05, significant and job satisfaction r .30, 95 BCa CI .16, .44 , p .05, significant. This proves that a self directed person will feel subjectively success in their career. Second, it is found that there is no moderation effect of person organization fit on the relationship between values driven with career satisfaction r .04, p .05, not significant and job satisfaction r .01, p .05, not significant.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S67042
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Setiyaningrum
"Persaingan antar perusahaan yang semakin meningkat mengharuskan setiap organisasi/perusahaan untuk memiliki anggota dengan kinerja yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dari kedua dimensi orientasi karier protean yaitu self-directed dan values-driven terhadap kinerja in-role karyawan di organisasi.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan alat ukur Protean Career Attitudes Scale untuk mengukur orientasi karier protean dan Job Performance Scale in-role performance untuk mengukur kinerja. Penelitian dilakukan kepada 172 partisipan yang berasal dari berbagai sektor kerja.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi self-directed pada orientasi karier protean berkontribusi sebesar 16 dan dimensi values-driven berkontribusi sebesar 3 dalam menjelaskan kinerja individu.

The increase of competitiveness among companies forces orgnization to have employees with high performance. The aim of this study is to examine the influence of self directed and values driven as dimensions of protean career orientation toward employees rsquo in role performance in organization.
This quantitative study using Protean Career Attitudes Scale to measure self directed and values driven and also Job Performance Scale to measure in role performance. This study was conducted on 172 participants from various organizations and companies.
Results indicate that both dimensions have significant influence. Self directed contributes 16 while values driven only contributes 3 of in role performance.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ulfa Jihan Khusna
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara parent attachment dan adaptabilitas karir pada siswa SMA kelas 12. Responden penelitian ini adalah siswa SMA kelas 12 di Jakarta, sebanyak 272 orang. Parent attachment diukur dengan menggunakan alat ukur IPPA-R (Inventory Parent and Peer Attachment Revised) father mother version yang disusun oleh Greenberg dan Armsden (2009). Adaptabilitas karir diukur dengan Skala Adaptabilitas Karir yang disusun oleh Indianti (2015). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara parent attachment dengan adaptabilitas karir (r = 0,281, p<0,01). Artinya semakin tinggi parent attachment, maka semakin tinggi adaptabilitas karirnya. Ditemukan pula bahwa attachment pada ibu berkontribusi lebih besar terhadap adaptabilitas karir, dibandingkan dengan attachment ayah. Berdasarkan hasil penelitian ini, penting untuk membangun attchment antara orangtua dengan remaja agar memiliki adaptabiltas karir yang baik.

The research aims to get the correlation between parent attachment and career adaptability on 12th grader senior high school students. The participants of this research are the 12th grader senior high school students in Jakarta, amounts 272 students. Parent attachment was measured by measurement tools IPPA-R (Inventory Parent and Peer Attachment Revised) father mother version made by Greenberg and Armsden (2009). On the other hand, career adaptability measured by measurement tools Career Adaptability Scale made by Indianti (2015). The results indicates that there are positive and significant relations between parent attachment and career adaptability (r = 0,281, p<0,01). Which means, the higher amount of parent attachment, the higher career adaptability. Result also showed that mother attachment gives more contributions to career adaptability than father attachment. Based on this results, its important to build attachment betweeen parent and adolescence to have a good career adaptability.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S63536
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hashella Kostan
"Kebijakan reformasi birokrasi pada instansi pemerintahan mendorong pegawai ASN pada level eselon tiga ke bawah untuk segera melakukan peralihan jabatan menuju jabatan fungsional. Tidak terkecuali Instansi X, yang saat ini sedang didorong untuk memenuhi target proporsi 60% pejabat fungsional hanya dalam kurun waktu satu tahun. Target ini idealnya hanya dapat dicapai apabila karyawan secara proaktif menunjukkan perilaku keterlibatan karier. Berdasarkan studi awal yang dilakukan, salah satu hambatan yang dihadapi pegawai ASN di Instansi X adalah keterbatasan informasi terkait kebijakan, pola karier, dan proses peralihan jabatan. Oleh karena itu, penelitian ini hendak meneliti pengaruh kualitas informasi karier di organisasi terhadap perilaku keterlibatan karier pegawai ASN. Variabel kejelasan karier dipilih sebagai variabel mediator sejalan dengan teori proses pencarian informasi. Penelitian ini melibatkan sampel penelitian sebanyak 211 pegawai ASN level eselon 3,4, ataupun 5 yang belum berstatus jabatan fungsional. Uji mediasi dilakukan menggunakan metode statistik regresi menggunakan macro PROCESS oleh Hayes pada aplikasi SPSS. Hasil analisis menunjukkan bahwa hubungan langsung antara variabel persepsi akan kualitas informasi dengan perilaku keterlibatan karier tidak signifikan (β=0.02, p>.05). Meskipun demikian, hubungan tidak langsung antara keduanya melalui mediator kejelasan karier terbukti signifikan (β=0.28, p<.05), begitupun dengan hubungan total antara kedua variabel (β=0.30, p<.05). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa variabel kejelasan karier memediasi penuh hubungan antara persepsi akan kualitas informasi karier dan perilaku keterlibatan karier.

National bureaucratic reform policies that apply to government agencies compel echelon III, IV, and V civil service workers to transfer into functional positions. Institution X is no exception. In fact, Institution X was expected to fulfill the 60% functional position proportion target merely in a span of one year. To achieve this target, it was essential for civil servants at Institution X to proactively engage in their own career development. However, based on the preliminary study conducted, information inadequacy regarding the organization’s career policy was considered as one main obstacle during the position transfer process. This study was then conducted to examine the effect of perceived career-related information quality on civil servants’ career engagement. Career clarity was chosen as mediator variable between the two based on the information search process theory. 211 Institution X’s echelon III, IV, and V civil servants who have not held functional positions were recruited as participants of the study. Mediation analysis was performed using regression statistical method using macro PROCESS by Hayes in SPSS. The result showed that the direct effect between perceived information quality and career engagement is not significant (β=0.02, p>.05). However, indirect effect between the two is found significant (β=0.28, p<.05), along with the total effect (β=0.30, p<.05). In summary, career clarity fully mediated the relationship between perceived career-related information quality and career engagement."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suci Qhodariyah Alfikary
"Tenaga pendidik adalah orang yang berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Adapun salah satu tenaga pendidik yang diakui oleh UU No.20 Tahun 2003 adalah guru. Guru PNS di Jakarta memiliki kompensasi yang tertinggi jika dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia. Berbeda dengan kompensasi guru di sekolah negeri atau PNS yang sudah diatur dalam peraturan pemerintah, guru di sekolah swasta melakukan perjanjian kerja dengan lembaga tempat mengajar untuk menetapkan besaran gaji yang diterima. Meskipun guru negeri dan swasta merupakan profesi yang sama, namun peluang karir keduanya cukup berbeda. Karena perbedaan kompensasi dan rencana karir itu akan dapat dilihat seberapa besar komitmen para guru untuk sekolah tempatnya mengajar. Jenis penelitian ini yang digunakan adalah eksplanatif dengan pendekatan kuantitatif. Dalam pengambilan sampel, teknik yang digunakan adalah non-probability sampling dengan pendekatan purposive sampling. Kriteria sampel pada penelitian ini adalah guru sekolah menengah atas (SMA) negeri dan swasta di Jakarta, namun penelitian ini tidak merepresentasikan seluruh guru SMA negeri dan swasta yang ada di Jakarta. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 106 guru yang dimana masing-masing guru negeri dan swasta berjumlah 53 orang. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner online yaitu google form dan analisis data serta pengolahan data menggunakan aplikasi SPSS. Hasil dari penelitian ini bahwa seluruh hubungan yang ada di dalam penelitian ini memiliki pengaruh yang positif serta signifikan.

Educators are people who participate in organizing education. As for one of the educators who are recognized by UU No. 20 of 2003 is a teacher. PNS teachers in Jakarta have the highest compensation when compared to other regions in Indonesia. In contrast to teacher compensation in public schools or civil servants, which is regulated in government regulations, teachers in private schools enter into work agreements with teaching institutions to determine the amount of salary they receive. Even though public and private teachers are the same profession, their career opportunities are quite different. Because of the difference in compensation and career plans, it will be seen how committed the teachers are to the school where they teach. This type of research used is explanatory with a quantitative approach. In sampling, the technique used is non-probability sampling with a purposive sampling approach. The sample criteria in this study were public and private high school (SMA) teachers in Jakarta, but this study did not represent all public and private high school teachers in Jakarta. The number of samples in this study were 106 teachers, each of which was 53 public and private teachers. The instrument used in this study was an online questionnaire, namely the Google form and data analysis and data processing using the SPSS application. The results of this study are that all the relationships in this study have a positive and significant influence."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wirda Khairiyah
"Penelitian terkait perilaku kewargaan organisasi pada profesi pelayanan kesehatan masih menjadi pusat perhatian hingga saat ini. Berdasarkan penelitian terdahulu, koefisien korelasi antara occupational future time perspective (OFTP) dengan perilaku kewargaan organisasi yang diarahkan pada individu (PKO-I) dan perilaku kewargaan organisasi yang diarahkan pada organisasi (PKO-O) tergolong kecil, yang mengindikasikan peran variabel lain sebagai mediator pada hubungan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efek mediasi dari persepsi kompleksitas kerja pada hubungan antara OFTP dengan PKO-I dan PKO-O. Kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah conservation of resources (COR). Pengumpulan data menggunakan convenience sampling terhadap karyawan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di Makassar (N = 311). Pengumpulan data dilakukan dengan dua sumber yang berbeda untuk meminimalkan common method bias, dimana variabel prediktor dan mediator diukur menggunakan self-report questionnaire, dan variabel outcome diukur menggunakan peer-rating questionnaire. Data dianalisis menggunakan Structural Equation Modeling dengan menggunakan SmartPLS ver. 3. Hasil penelitian menemukan bahwa kompleksitas kerja hanya memediasi hubungan antara OFTP dan PKO-O.

Research related to organizational citizenship behavior (OCB) in the health care profession is still the center of attention to this day. Previous studies show that the coefficient correlations between Occupational Future Time Perspective (OFTP) and OCBs are quite low, indicating other variables to mediate the relationships. This study aims to investigate the mediating effect of job complexity on the relationship between OFTP and Organizational Citizenship Behavior directed at organizations (OCBO) and Organizational Citizenship Behavior directed at individuals (OCBI). Drawing on conservation of resources (COR) theory, it is argued that OFTP may serve as the personal resource that lower the perception of job complexity, and in turn positively affect OCBI and OCBO. Data were collected using convenience sampling method from healthcare workers in five public hospitals in Makassar (N = 311). Different sources of data were employed to minimize common method bias, wherein the predictor and mediator variables were collected using self-report surveys, and outcome variables were collected using a peer-rating survey. Data were analyzed using Structural Equation Modeling with the SmartPLS ver. 3. Results showed that job complexity only significantly mediated the relationship between OFTP and OCBO."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atikah
"Penelitian yang dilakukan pada mahasiswa Universitas ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat hubungan antara hambatan kontekstual dan efikasi diri dalam keputusan karier pada mahasiswa Universitas Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan sampel 518 mahasiswa Universitas Indonesia S1 regular angkatan 2013. Penelitian kuantitatif ini menggunakan alat ukur CDSE-SF (Taylor dan Betz, 1983) untuk mengukur efikasi diri dalam keputusan karier dan alat ukur contextual barriers scale (Lent dan Brown, 2001) untuk mengukur hambatan kontekstual. Hasilnya penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan negatif antara hambatan kontekstual hambatan kontekstual dan efikasi diri dalam keputusan karier. Artinya, semakin tinggi hambatan kontekstual yang dihadapi mahasiswa Univesitas Indonesia, maka semakin rendah efikasi diri dalam keputusan karier yang dimiliki mahasiswa Universitas Indonesia. Perbandingan besarnya kontribusi dimensi-dimensi hambatan kontekstual terhadap efikasi diri dalam keputusan karier menunjukkan bahwa dimensi lingkungan perguruan tinggi memiliki kontribusi yang lebih besar dibandingkan dengan dimensi-dimensi lainnya. Sedangkan dimensi keluarga merupakan dimensi dengan kontribusi terrendah. Berdasarkan hasil penelitian ini, Badan Konseling Mahasiswa (BKM) bekerja sama dengan Career Development Center (CDC) dan pihak fakultas disarankan membentuk pelatihan-pelatihan yang membekali mahasiswa Universitas Indonesia untuk dapat menghadapi berbagai hambatan kontekstual dalam pekembangan karier.

This research was conducted to examine the relationship between contextual barriers and career decision self-efficacy on students at University of Indonesia. This research was conducted with a sample of students at University of Indonesia S1 2013. This quantitative study uses CDSE-SF (Taylor dan Betz, 1983) to measure career decision self-efficacy and contextual barriers scale (Lent dan Brown, 2001) to measure contextual barriers. The result of research showed a significant negative correlation between contextual barriers and career decision self-efficacy. That is, the higher of contextual barries faced by students at University of Indonesia, the lower career decision self-efficacy owned by students at University of Indonesa. Comparisons of contribution of dimension of contextual barriers to career decision self-efficacy shows that the education environmental dimension have a greater contribution than the other dimensions. While the family dimension is the dimension with the lowest contribution. Based on the result, Badan Konseling Mahasiswa (BKM) in collaboration with Career Development Center (CDC) and the faculy recomended form of training which equip students at University of Indonesia to be able to confront various contextual barriers in career development."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S60457
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariani Dewi Setyaningtyas
"Dalam perjalanan karier, keputusan karier merupakan hal yang sangat pentingdan untuk mampu memilih dan mengambil keputusan karier yang baik dibutuhkan adalah efikasi diri keputusan karier. Efikasi diri keputusan karier berhubungan dengan dukungan kontekstual dari lingkungan mahasiswa. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui ada tidaknya hubungan antara efikasi diri keputusan karier dengan dukungan kontekstualpada mahasiswa S1 Universitas Indonesia. Partisipan penelitian ini terdiri dari 516 mahasiswa S1 Universitas Indonesia dari seluruh fakultas. Efikasi diri keputusan karier diukur menggunakan Career Decision Self-Efficacy Short Form yang telah diadaptasi dan dimodifikasi oleh peneliti. Hasil penelitian ini menunjukkan korelasi yang signifikan positif antara efikasi diri keputusan karier dengan dukungan kontekstual. Melihat hasil dari penelitian ini, disarankan Badan Konseling Mahasiswa (BKM) untuk mempertimbangkan pengaruh kontekstual khususnya dukungan kontekstual dalam konseling permasalahan karier mahasiswa.

Career decision is an important factor to be able to choose career wisely. In the course of someone?s life, career is important because career carve outcome of someone education and experience. Career decision self-efficacy correlate with contextual support from a college student's life. The aim of this research is to find the correlation between career decision self-efficacy and contextual support amongst undergraduate student in University of Indonesia. 516 participant from each faculty take part in this research. Career decision self-efficacy was measured with Career Decision Self-Efficacy Short Form that modified to suit research condition. The outcome of this research is positive and significant correlation between contextual support and career decision self-efficacy. Considering the result of this research, Badan Konseling Mahasiswa (BKM) should consider contextual influences, particularly contextual support for better understanding about students career problem.
"
Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S58999
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arifiana Nabilah
"Persaingan era globalisasi saat ini menuntut individu lebih adaptif dalam menjalani karier. Adaptabilitas karier merupakan salah satu konstruk terkait psikologi karier yang berfokus untuk membantu individu mengawasi perkembangan karier semasa hidupnya. Asumsi yang ditegakkan adalah untuk mempunyai adaptabilitas karier, mahasiswa perlu memiliki bayangan yang jelas, spesifik dan mudah dibayangkan, diwakilkan oleh future work self. Selanjutnya, efikasi diri dalam keputusan karier diduga dapat memediasi hubungan future work self terhadap adaptabilitas karier. Penelitian ini dilakukan pada 263 orang mahasiswa tingkat akhir yang minimal berada di semester tujuh perguruan tinggi.
Dalam penelitian ini, adaptabilitas karier diukur dengan Career Adapt-abilities Scale-International Form (CAAS-IF), future work self diukur dengan Future Work Self Saliance (FWSS) dan efikasi diri dalam keputusan karier diukur dengan Career Decision Self-Efficacy–Short Form (CDSE-SF). Hasil penelitian menunjukkan bahwa future work self memiliki hubungan yang kuat dengan adaptabilitas karier, serta hubungan ini merupakan mediasi parsial melalui efikasi diri dalam keputusan karier. Hasil penelitian ini memberikan beberapa manfaat bagi pusat pengembangan karier di perguruan tinggi.

Competition in the current era of globalization requires individuals to be more adaptive in their careers. Career adaptability is one of the constructs related to career psychology that focuses on helping individuals monitor career development during their lifetime. The assumption is to have a career adaptability, college students need to have clear, specific and easy to imagine images, represented by future work self. Furthermore, self-efficacy in career decisions is thought to mediated future work self relations with career adaptability. This research was conducted on 263 final years college students who were at least in the seventh semester of the university.
In this research, career adaptability was measured by Career Adapt-abilities Scale-International Form (CAAS-IF), future work self was measured by Future Work Self Saliance (FWSS), and career decision self-efficacy was measured by Career Decision Self-Efficacy–Short Form (CDSE-SF). The results showed that future work self has a strong relationship with career adaptability, and this relationship is a partial mediation through self-efficacy in career decisions. The results of this study give some benefits for career development center in university.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T53232
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>