Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 154693 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fariza Ahmad Satriaperdana
"Salah satu kebutuhan utama masyarakat adalah energi dari bahan bakar. Bahan bakar yang umum dikonsumsi masyarakat untuk keperluan rumah tangga seperti memasak adalah gas LPG yang berasal dari gas minyak bumi. Karena pemakaian yang terus menerus dan bertambah seiring waktu, cadangan minyak bumi Indonesia akan terus berkurang sehingga diperlukan alternatif untuk menggantikan peran LPG sebagai bahan bakar rumah tangga. Gas kota yang berasal dari gas alam dapat menjadi solusi karena Indonesia memiliki cadangan gas alam yang besar. Seiring bertumbuhnya jumlah penduduk, maka kebutuhan energi khususnya untuk rumah tangga akan terus meningkat. Bertumbuhnya penduduk juga memperbesar jumlah tempat tinggal yang harus tersedia dan apartemen atau rumah susun menjadi salah satu solusi yang populer belakangan ini.
Oleh karena itu, pada penelitian ini akan diketahui bagaimana rancangan perpipaan distribusi gas kota untuk apartemen yang terbaik. Penelitian ini akan mengambil studi kasus pada apartemen X yang berada di Depok. Penelitian dimulai dengan mengambil data-data seperti menghitung kebutuhan gas kota untuk tiap rumah tangga, dan kondisi operasi gas kota di Depok. Hasil simulasi menunjukkan pipa utama yang digunakan adalah pipa PE SDR 11 63 mm, lalu pipa distribusi tiap sektor menggunakan pipa carbon steel inch. Kedua ukuran pipa tersebut dapat menghantarkan gas dengan laju alir 0,2 m3/hr yang dibutuhkan tiap unit. Investasi yang dibutuhkan untuk membangun jaringan pipa distribusi gas pada apartemen X adalah Rp. 6.888.377.628. Dan biaya untuk pipa servis adalah Rp. 2.880.000.

One of the most essential needs in human life is energy from fuels. The common fuel people consume for household purposes such as cooking is Liquified Petroleum Gas LPG , which is produced from petroleum gas. Continous usage from time to time results in the depletion of petroleum reserve in Indonesia, hence it is important to use an alternative fuel to replace LPG as household fuel. City gas which is produced from natural gas can be the solution to replace LPG as Indonesia has a massive natural gas reserve. As the population grows, the energy demand especially for household purposes will always increase. The population growth also increase the number of homes needed and apartments are one of the most popular type of home that people chose.
A suitable piping system for apartment is necessary therefore this paper's goal is to find the best design of piping system for Apartment X in Depok. This study will start by gathering datas such as gas demand for household in Depok. Next there will be a simulation for the piping system design which covers all apartment unit by using a software, FluidFlow Piping System. The simulation results in having PE SDR 11 63 mm pipe as mainline, and carbon steel inch as service pipe. These 2 pipe sizes can distribute natural gas with flowrate of 0.2 m3 hr for each consumer. Total investment cost for the piping system in the apartment is Rp. 6.888.377.628, and investment cost for service pipe is Rp. 2.880.000.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yanwarizal
"Bahan bakar merupakan suatu kebutuhan primer pada masyarakat Indonesia. Pada umumnya, masyarakat Indonesia memenuhi kebutuhan bahan bakar untuk rumah tangga dengan menggunakan bahan bakar yang berasal dari minyak bumi yaitu gas LPG. Karena cadangan minyak bumi Indonesia terus mengalami penurunan, maka sudah waktunya untuk menggunakan gas kota sebagai sumber bahan bakar yang berasal dari gas alam. Hal ini dikarenakan jumlah cadangan gas alam Indonesia yang masih banyak. Meskipun demikian, sistem distribusi gas kota ke perumahan masih sangat minim khususnya masalah infrastruktur. Padahal gas kota memiliki lebih banyak keuntungan dari bahan bakar yang berasal dari minyak bumi. Oleh karena itu, dalam studi ini akan dirancang perpipaan distribusi gas untuk perumahan sebagai salah satu langkah awal pembangunan infrastruktur sistem distribusi gas kota. Studi kasus yang akan dilakukan mengambil studi kasus di perumahan pesona kayangan estat yang terletak di kota Depok.
Perancangan diawali dengan menghitung kebutuhan gas kota. Selanjutnya, dibuat beberapa rute alternatif dan disimulasikan menggunakan piranti lunak fluid flow. Hasil rancangan berupa desain jaringan, proses instalasi dan konstruksi, tekanan operasi, pipa dan komponen penunjang yang dibutuhkan. Untuk menentukan kelayakan sistem jaringan distribusi ini maka dilakukan perhitungan investasi yang akan dibutuhkan.

Fuel is a primary need for Indonesian people. In general, Indonesian fulfils their household need of fuel by using petroleum based fuel, one of them is the LPG. Because Indonesia's petroleum reserve slightly decline, city gas should be considered to be used as a natural gas based fuel. It is also caused by Indonesia's plenty of natural gas reserve. Somehow, the problem is that the lack of its distribution system to residential costumer. In fact, city gas is more advantegous than those from petroleum based fuel, such as LPG. In order to that, city gas piping system in residence will be designed as a first step of city gas infrastructure development. This time, pesona kayangan estat located in Depok will be chosen as our residential model.
The design is begun with calculating how much is costumer's need of city gas. Then, several alternative routes will be constructed and simulated using fluid flow software. After that, the design turns out to be the network design, installation and construction process, operation pressure, pipe and its supporting component. Finally, capital investment is calculated to determine wheter this distribution network system will be valuable or not economically.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S49787
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzan Rahman Haq
"Pertambahan penduduk dan pertumbuhan ekonomi mengakibatkan kebutuhan gas masyarakat Kota Depok terus meningkat. Namun, infrastruktur gas di Kota Depok masih belum memadai padahal di Kota Depok terdapat pipa transmisi dan distribusi gas. Karena itu diperlukan pengembangan infrastruktur gas di Kota Depok untuk mendorong pemanfaatan gas secara lebih luas. Tujuan penyusunan skripsi mi adalah untuk menghasilkan suatu rancangan sistem perpipaan distribusi gas di Kota Depok. Perancangan sistem distribusi gas ini dimulai dengan pengumpulan data teknis dan data suplai-permintaan gas di Kota Depok, dilanjutkan dengan analisis data, pembuatan rute, simulasi dengan piranti lunak, perhitungan keekonomian serta analisis dampak sosial dan lingkungan. Standar desain yang digunakan dalam perancangan sistem perpipaan distribusi gas ini adalah ASME B31.8-1995. Kondisi optimal dari rancangan dicari dengan melakukan simulasi menggunakan piranti lunak Piping Systems FLUID FLOW versi2.1. Kebutuhan gas Kota Depok hingga tahun 2025 mencapai 3,51 MMSCFD. Dari simulasi, diperoleh panjang total rute altematif A sebesar 118,29 km dan panjang rute altematif B sebesar 127,86 km. Diameter pipa polyethylene yang digunakan berkisar antara 63 mm sampai 280 mm. Tekanan suplai gas yang digunakan adalah 8 barg dengan batasan tekanan minimum ditetapkan sebesar 500 mbarg dan kecepatan gas maksimum sebesar 100 ft/s. Pada altematif A, diperoleh tekanan gas terkecil sebesar 585 mbarg dan kecepatan gas terbesar sebesar 79,75 ft/s, sedangkan pada altematif B diperoleh tekanan gas terkecil sebesar 553 mbarg dengan kecepatan gas terbesar sebesar 78,82 ft/s. Total biaya investasi yang telah ditambahkan dengan bunga untuk altematif A mencapai US$ 12,14 juta sedangkan untuk altematif B mencapai US$ 11,89 juta. Pada kasus dasar dimana margin harga jual gas ditetapkan sebesar 3$/MMBtu, didapat NPV pada tahun 2025 untuk altematif A sebesar US$ 0,57 juta dengan IRR 12,95%, payback period 7,6 tahun, dan rasio B/C 1,68. Sementara altematif B, NPV sebesar US$ 0,73 juta dengan IRR 13,23%, payback period 7,5 tahun, dan rasio B/C 1,63. Dilihat dari parameter-parameter tersebut, kedua altematif layak dibangun secara ekonomi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49571
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herdina Rosalia Paramita
"Kejadian kebakaran yang ada masih tergolong tinggi dan kerugian yang ditimbulkan akibat kebakaran juga cukup besar, sehingga diperlukan sistem keselamatan kebakaran yang memadai. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi sistem keselamatan kebakaran di Apartemen X. Evaluasi ini meliputi sistem kontrol penyebaran kebakaran, sistem jalur evakuasi, dan sistem keselamatan secara umum berdasarkan NFPA 101 A: Guide on Alternative Approaches to Life Safety yang kemudian dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak Computerized Fire Safety Evaluation System (CFSES). Penelitian ini berupa studi evalausi yang bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan semi kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sistem keselamatan kebakaran yang ada di Apartemen X belum memenuhi persyaratan keselamatan kebakaran minimum yang harus dipenuhi.

Fire incidents and the loss that caused by fire are relatively high, therefore adequate fire safety system is needed. This research aims to evaluate fire safety system at X Apartment. This evaluation covers fire spreading control system, evacuation route system, and fire safety system in general based on NFPA 101 A: Guide on Alternative Approaches to Life Safety which analyzed with Computerized Safety Evaluation System (CFSES) software. The method of this research is analytic descriptive with semi-quantitative approach. The result of this research shows that fire safety system in X Apartment has not complied with the minimum requirements of fire safety."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinnisa Adirisnur
"Penelitian ini membahas mengenai Implementasi Program Jaringan Gas untuk Rumah Tangga di Kelurahan Beji Kota Depok. Fokus penelitian ini yaitu menganalisis ketercapaian faktor-faktor keberhasilan dalam implementasi program jaringan gas untuk rumah tangga di Kelurahan Beji Kota Depok. Acuan teori faktor-faktor keberhasilan tersebut berdasarkan teori yang disampaikan oleh Grindle. Teori tersebut berisi dimensi-dimensi, yakni (1) kepentingan yang mempengaruhi, (2) tipe manfaat, (3) derajat perubahan yang diinginkan, (4) letak pengambilan keputusan, (5) pelaksana program, (6) sumber daya yang terlibat, (7) kekuasaan, kepentingan, strategi aktor, (8) karakteristik lembaga dan rezim yang berkuasa serta (9) tingkat kepatuhan dan daya tanggap. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan post-positivist, teknik analisis kualitatif secara triangulasi, teknik pengumpulan data dengan studi literatur dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukan bahwa berdasarkan pada faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi program jaringan gas untuk rumah tangga di Kelurahan Beji Kota Depok secara keseluruhan dinyatakan tercapai, adapun faktor-faktor yang tidak tercapai, yakni pada dimensi letak pengambilan keputusan serta tingkat kepatuhan dan daya tanggap.

This study discusses the Implementation of the City Gas Program for Households in Beji Village Depok City. This research focuses to analyze the achievement of the success factors in the implementation of the city gas program for households in Beji Village, Depok City. The theory of success factors based on the theory that presented by Grindle. The theory contains dimensions, namely (1) interests affected, (2) type of benefits, (3) extend of change envisioned, (4) site of decision making, (5) program implementors, (6) resources committed, (7) power, interest and strategies of actors involved, (8) institution and regime characteristics and (9) compliance and responsiveness. In this study, using a post-positivist approach, triangulation qualitative analysis techniques, data collection techniques with literature studies and in-depth interviews. The results on this research show that the factors that influence the successful implementation of the city gas program for households in Beji Village Depok City as a whole it is stated to be achieved, the factors that are not achieved about in the site of decision making and compliance and responsiveness"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Theresia Beatrix Marito
"Terjadi peningkatan permintaan terhadap apartemen yang cukup pesat pada beberapa tahun terakhir, terutama di kota-kota besar seperti DKI Jakarta. Hingga saat ini, sebagian besar hunian di Indonesia mengandalkan liquefied petroleum gas (LPG) sebagai sumber energi utama untuk memenuhi kebutuhan energi rumah tangga, termasuk juga pada hunian vertikal yaitu apartemen. Produksi LPG dalam negeri tidak mampu memenuhi kebutuhan LPG rumah tangga yang terus meningkat setiap tahunnya sehingga Indonesia masih mengandalkan impor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Jaringan gas kota menggunakan potensi gas bumi untuk rumah tangga merupakan salah satu perhatian dari Presiden sebagai Proyek Strategis Nasional yang dapat dilihat dari terbentuknya Perpres No.6 tahun 2019. Pada tahun 2009 hingga 2018 sudah terbangun sejumlah 325.852 sambungan rumah (SR) di berbagai kota. Melihat kondisi tersebut, beberapa wilayah di Jabodetabek, terutama pada gedung apartemen masih belum terpasang infrastruktur jaringan gas bumi untuk rumah tangga dan komersial. Salah satu apartemen yang belum memiliki jaringan gas adalah Apartemen Lavande Tebet. Apartemen Lavande terdiri dari 1 tower, 32 lantai dengan 121 unit apartemen. Untuk memenuhi sasaran pelanggan sejumlah 121 pelanggan rumah tangga dengan kebutuhan gas sejumlah 88.360 m3/tahun, dan sumber gas dari jaringan pipa gas eksisting milik PT. Perusahaan Gas Negara, Tbk. yang berlokasi di Jl Prof. Dr. Satrio, Tebet maka didapat desain dengan Pipa MDPE 80 SDR 11 diameter 63 mm yang digunakan sebagai pipa utama dari tapping point menuju gedung apartemen. pipa carbon steel diameter 2” dan pipa carbon steel diameter 1⁄2” digunakan untuk pipa servis pada gedung apartemen menuju unit rumah tangga. Nilai investasi yang dibutuhkan untuk proyek ini sebesar Rp. 1,438,330,531.

There has been a rapid increase in demand for apartments in recent years, especially in big cities like DKI Jakarta. Until now, most households in Indonesia rely on Liquefied Petroleum Gas (LPG) as the main energy source to meet household energy needs, including vertical housing, namely apartments. Domestic LPG production is unable to meet household LPG needs which continue to increase every year, so Indonesia still relies on imports to meet domestic needs. Provision of city gas networks using the potential of natural gas for households is one of the concerns of the President as a National Strategic Project which can be seen from the issuance of Presidential Decree No. 6 of 2019. In 2009 to 2018 a total of 325,852 piping infrastructure have been built in various cities. Seeing these conditions, several areas in Jabodetabek, especially in apartment buildings, have not yet installed natural gas network infrastructure for households and commercial. One of the apartments that do not have a gas network is the Lavande Apartment Tebet. The Lavande Apartment consists of 1 tower, 32 floors with 121 apartment units. To meet the customer target of 121 household customers with gas needs of 88,360 m3/year, and gas sources from the existing gas pipeline network owned by PT. Perusahaan Gas Negara, Tbk. which is located on Jl Prof. Dr. Satrio, Tebet then obtained a design with an 80 SDR 11 diameter 63 mm MDPE pipe used as the main pipe from the tapping point to the apartment building. carbon steel pipes diameter 2” and carbon steel pipes diameter 1⁄2” are used for service pipes in apartment buildings to household units. The investment value required for this project is Rp. 1,472,163,388."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Beni Setyawan
"Penelitian ini membahas karakteristik rumah tangga yang berpeluang menggunakan gas kota dengan model logit, serta membahas faktor-faktor yang mempengaruhi besaran pengeluaran rumah tangga untuk gas kota dengan regresi linier. Secara nasional kecenderungan rumah tangga untuk menggunakan gas kota sebesar 0,0066 kali jika menjadi pengguna LPG, 0,0031 kali jika menjadi pengguna minyak tanah, 3,7166 jika jumlah anggota rumah tangga yang lebih besar, 1,3443 kali jika tinggal di Pulau Kalimantan dan 0,1770 kali jika tinggal di Pulau Maluku dan Papua. Berdasar kota yang memiliki jaringan gas kota, kecenderungan rumah tangga untuk menggunakan gas kota sebesar 0,0015 kali jika menjadi pengguna LPG, 0,0045 kali jika menjadi pengguna minyak tanah, 5,3126 jika jumlah anggota rumah tangga yang lebih besar, 6,6492 kali jika tinggal di Tarakan dan 0,2608 kali jika tinggal di Sidoarjo. Rumah tangga pengguna energi substitusi seperti energi listrik, LPG, kayu bakar dan arang secara negatif mempengaruhi pengeluaran untuk gas kota. Jumlah anggota keluarga mempengaruhi secara positif. Pengeluaran rumah tangga untuk gas kota dipengaruhi secara positif jika rumah tangga tinggal di pulau Maluku dan Papua, dan secara negatif jika tinggal di Pulau Nusa Tenggara. Proporsi pengeluaran rumah tangga untuk gas kota terhadap total pengeluaran energi lebih kecil 0,05 jika menjadi pengguna LPG, lebih kecil 0,06 jika menjadi pengguna kayu bakar, lebih kecil 0,06 jika menjadi pengguna arang, lebih kecil 0,08 jika menjadi pengguna BBM dan lebih besar 0,44 jika tempat tinggalnya berdinding tembok. Diperlukan kebijakan pemerintah dalam hal peningkatan persentase akses gas kota ke rumah tangga dengan meningkatkan jumlah sambungan rumah tangga khususnya Pulau Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku dan Papua karena masih di bawah rata-rata nasional.

This study discusses the characteristics of households likely to use city gas with logit model, and discusses the factors that affect the amount of household expenditures for city gas by linear regression. The tendency of households to use city gas amounted to 0.0066 times if using LPG, 0.0031 times if using kerosene, 3.7166 if a larger household, 1.3443 times if staying on the Borneo island and 0,1770 times if staying on the island of Maluku and Papua. Based on the city which has city gas, the tendency of households to use city gas amounted to 0.0015 times if using LPG, 0.0045 times if using kerosene, 5.3126 if a larger household, 6.6492 times if staying in Tarakan and 0.2608 times if staying in Sidoarjo. The electricity, LPG, firewood and charcoal adversely affect household expenditures for city gas. The number of family members positively influence household expenditures for city gas. Household expenditure for city gas is influenced positively if households staying on the island of Maluku and Papua, and negatively if staying on the island of Nusa Tenggara. The proportion of household expenditure for city gas with the total energy expenditure decreases 0.05 if using LPG, then 0.06 decreasing if using firewood, then 0.06 decreasing if using charcoal, then 0.08 decreasing if using fuel oil, and 0.44 increasing if its house has brick walled. Government policy is required to improving access of city gas by increasing the number of household access especially in Nusa Tenggara Island, Sulawesi Island, Maluku Island, and Papua island which are still below from the national average."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T47313
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herdina Jane Puspachinta
"Penilaian Risiko Keselamatan pada Sistem Perpipaan Gas Onshore di PT. X Sumatera Tahun 2013 dilakukan mengingat perlunya mengetahui tingkat risiko keselamatan pada proses pembangunan sistem perpipaan gas onshore ini dan daerah bertanah gambut yang banyak pepohonan dan sangat rentan terhadap kebakaran hutan yang akan mengancam keselamatan masyarakat di sekitar jalur pipa. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik menggunakan metode analisis semi kuantitatif dengan tujuan untuk mendapatkan nilai dan tingkat risiko yang ada. Penilaian dilakukan menggunakan sistem skoring berdasarkan Model Studi Zulkifli Djunaidi.
Hasil penilaian menunjukkan bahwa nilai probabilitas dari sistem perpipa gas onshore yang diteliti adalah 36,21 pts dengan nilai konsekuensi sebesar 1,56 pts. Nilai risiko relatif didapatkan sebesar 26,62 pts yang termasuk kategori low risk berdasarkan Tabel Kriteria ALARP. Oleh sebab itu, tindakan perbaikan tidak perlu dilakukan namun disarankan untuk memelihara kualitas pengendalian yang sudah dilakukan untuk meminimalisasi risiko.

Safety Risk Assessment for Onshore Gas Pipeline System at PT. X Sumatera 2013 done because it is important to know the level of risk of this gas pipeline system which still under construction and the land has a peat soil with many trees and susceptive to fire. This can be really harmful to the society. This research is an analytical descriptive that uses semi-quantitative analytical method to get the score and level of this pipeline risk. This assessment uses scoring system based on Zulkifli Djunaidi’s Study Model.
The result shows that the probability’s score is 36,21 pts with consequences 1,56 pts. Based on ALARP Criteria Table, the level of risk is low with the score of relative risk is 1,56. Therefore, immediate control is not needed but need to maintain the quality of exising control in order to minimize the risk.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S53157
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Darmawan
"Sentul City merupakan kawasan hunian dan komersial yang cukup ramai di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Jumlah penduduk dan rumah tangga pada kawasan ini terus meningkat setiap tahunnya sehingga kebutuhan energinya pun terus bertambah. Penggunaan gas alam, dalam hal ini gas kota, dapat menjadi alternatif energi yang memiliki banyak kelebihan apabila dibandingkan dengan LPG. Dibandingkan dengan LPG, gas kota lebih murah, ketersediaannya melimpah, dan ramah lingkungan. Untuk memenuhi kebutuhan gas sejumlah 4.299.840 m3/tahun di kawasan ini, dibutuhkan pembangunan jaringan pipa distribusi sepanjang 36.196 m dengan kombinasi Pipa MDPE 80 SDR 11 Ø 125mm digunakan sebagai pipa utama serta Pipa MDPE 80 SDR 11 Ø 90mm dan pipa MDPE 80 SDR 11 Ø 63mm digunakan untuk pipa pada cluster perumahan dan area komersial menuju muka bangunan pelanggan. Harga jual gas yang layak untuk proyek ini adalah Rp4.950 untuk pelanggan rumah tangga dan Rp6.000 untuk pelanggan komersial. Dengan begitu, proyek dikatakan layak karena memperoleh nilai NPV sebesar Rp3.962.490.849, IRR sebesar 12,85%, dan PBP selama 7,43 tahun.

Sentul City is a densely residential and commercial area in Bogor Regency, West Java. The number of residents and households in this area continues to increase every year, increasing the area's energy demand. Natural gas, in this case city gas, can be used as an alternative energy source which has many advantages. Compared to LPG, city gas is cheaper, abundantly available, and environmentally friendly. To meet the gas demand of 4,299,840 m3/year in this area, it required to build a distribution pipeline network of 36,196 m long with a combination of MDPE Pipe 80 SDR 11 Ø 125mm used as the main pipe also MDPE Pipe 80 SDR 11 Ø 90mm and MDPE Pipe 80 SDR 11 Ø 63mm are used for pipes in residential clusters and commercial areas to the customer's building facade. The proper selling price of gas for this project is Rp4,950 for household customers and Rp6,000 for commercial customers. That way, the project is said to be feasible because it has an NPV value of Rp. 3,962,490,849, an IRR of 12.85%, and a PBP of 7.43 years.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Atikah Kusumo Wardhani
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas, efisiensi dan nilai ekonomis Program Jaringan Distribusi Gas Bumi untuk Rumah Tangga Jargas di Kota Depok dengan menggunakan metode deskriptif dan dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan Jargas Kota Depok belum efektif, belum efisien, namun sudah ekonomis. Ketidakefisienan ditunjukkan dengan nilai efisiensi pengelolaan PT. Jabar Energi yang berada di bawah PT. PGN Persero , Tbk. Ketidakefektifan ditunjukkan dengan tidak optimalnya penyerapan gas bumi oleh pelanggan rumah tangga dibandingkan dengan pasokan yang disediakan. Beberapa faktor seperti ketiadaan dukungan dari pemerintah daerah terkait izin dan biaya pengembangan serta kurangnya informasi kepada masyarakat turut memberikan kontribusi terhadap ketidakefektifan pengelolaan Jargas di Kota Depok. Keekonomisan ditunjukkan dengan biaya konsumsi penggunaan gas alam dari Jargas Kota Depok yang lebih rendah dari biaya konsumsi penggunaan gas LPG 12 Kg.

ABSTRACT
The aim of this research is to describe the efficiency, effectivity and economy value of Households Natural Gas Distribution Network Management Jargas in Depok by using descriptive method with qualitative approachment. The results indicate that there are inefficiency and ineffectiveness in management Jargas in Depok, but already economy. Inefficiency is shown by the value of efficiency in the management of PT. Jabar Energi under the value of PT. Perusahaan Gas Negara Persero Tbk. Ineffectivity is shown by the amount of natural gas consumption under the gas daily supply. Several factors such as lack of local government rsquo s support related licence and development cost and also lack of information to the community contributed to its ineffectivity. The economy is shown by the cost of gas consumption in Depok lower than the cost of LPG 12 Kg consumption."
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>