Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 68357 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahmat Arasy
"Tekanan darah tinggi pada retina Hypertensive Retinopathy merupakan penyakit yang timbul akibat tingginya tekanan darah yang mengalir pada pembuluh darah retina, mengakibatkan penebalan dinding pembuluh darah, sehingga debit aliran darah pada retina berkurang. Komplikasi yang timbul dari penyakit ini beragam dan membahayakan, mulai dari oklusi pembuluh darah retina, kerusakan saraf mata, bahkan kebutaan. Skripsi ini membahas tentang pendeteksian tekanan darah tinggi pada retina, sehingga dapat digunakan sebagai media untuk membantu diagnosis dan pencegahan penyakit tekanan darah tinggi pada retina Hypertensive Retinopathy . Pendeteksian dilakukan dengan menganalisa gambar retina Fundus Image pasien dengan metode Principal Component Analysis PCA dan Backpropagation Neural Network BNN , sehingga outputnya berupa klasifikasi citra ke salah satu dari dua golongan; yaitu retina normal dan retina dengan tekanan darah tinggi. Dari hasil perancangan diperoleh tingkat akurasi pengujian dan pengujian neural network hingga 85,5 dan 63,6 .

Hypertensive Retinopathy is a disease caused by high blood pressure flowing in the retinal blood vessels, resulting in thickening of blood vessel walls and reduced blood flow in the retina. Complications arising from these diseases are diverse and dangerous, ranging from retinal vein occlusion, nerve eye damage, even blindness. This paper discusses the detection of high blood pressure in the retina, so it can be used as a medium to help diagnosis and prevention of Hypertensive Retinopathy disease. Detection is done by analyzing the patient 39 s retinal image Fundus Image with Principal Component Analysis PCA method and Backpropagation Neural Network BNN , so that the output is image classification to one of two classes namely the normal retina and retina with high blood pressure. The result shows that this proposed model have leaning and testing accuracy up to 85,5 and 63,6 ."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Liani Budi Rachman
"ABSTRAK
Kadar kolesterol yang tinggi dalam darah dapat memicu timbulnya penyakit jantung koroner. Berdasarkan data yang diperoleh dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, penyakit jantung koroner merupakan penyebab kematian tertinggi kedua setelah stroke dengan persentase 12.9% pada tahun 2014. Selain kolesterol tinggi, kondisi stres yang tinggi juga dapat memicu berbagai penyakit seperti gangguan pencernaan, kecemasan, dan gangguan jantung. Sehingga pemeriksaan kesehatan sedini mungkin baik dengan metode alternatif maupun pemeriksaan secara medis perlu dilakukan.
Penelitian ini membahas mengenai deteksi kolesterol dan stres melalui pengamatan citra iris. Endapan lemak yang telah terbentuk di jaringan kornea menghasilkan keburaman di area terluar iris. Tanda ini merupakan indikasi dari ketidakseimbangan tubuh sebagai tanda kolesterol berlebih. Sedangkan tidak terbentuknya endapan lemak
mengindikasikan kondisi kolesterol tidak tinggi. Sehingga dari pengamatan karakteristik iris ini, dapat dideteksi kondisi kolesterol tinggi dan kolesterol tidak tinggi. Lingkaran-lingkaran yang terbentuk pada iris atau yang disebut dengan cincin saraf mengindikasikan adanya ketegangan saraf berlebih. Cincin saraf terbentuk karena adanya iritabilitas, insomnia, ketidakseimbangan mental dan emosi seseorang. Sehingga tanda ini dapat mengindikasikan kondisi stres seseorang berupa bergejala stres atau tidak bergejala.
Deteksi kolesterol dan stres ini dibuat menggunakan metode Morphology Reconstruction untuk mengubah karakteristik penyakit lain pada ROI yang sama, Gray Level Co-occurence Matrix (GLCM) sebagai metode ekstraksi ciri, dan Backpropagation Neural Network (BNN) sebagai metode klasifikasi. Ciri yang digunakan dalam penelitian ini adalah entropy, contrast, correlation, energy, homogeneity, variance, dan difference variance. Dari hasil perancangan dengan jumlah citra pelatihan masing-masing sebesar 59 untuk deteksi kolesterol dan 53 untuk deteksi stres, diperoleh tingkat akurasi pengujian mencapai 96.49% untuk deteksi kolesterol dan 85.96% untuk deteksi stres dengan jumlah citra uji sebesar 57 citra.

ABSTRACT
High cholesterol levels in the blood can trigger coronary heart disease. Based on data obtained from the Ministry of Health of the Republic of Indonesia, coronary heart disease is the second highest cause of death with a percentage of 12.9% in 2014. Besides high cholesterol, high stress conditions can also trigger various diseases such as digestive disorders, anxiety, and heart problems. So people need to do health
examinations as early as possible.
This study discusses the detection of cholesterol and stress through observation of iris images. Fat deposits that have formed in the corneal tissue produce blur in the outer area of the iris. This sign is an indication of body imbalance as a sign of excess cholesterol. While the formation of fat deposits does not indicate the condition of cholesterol, it is identified as not high cholesterol. So from observing the characteristics of this iris, high cholesterol and not high cholesterol conditions can be detected. The circles that form on the iris or called as nerve ring indicate excessive nervous tension. The nerve ring is formed due to irritability, insomnia, mental and emotional imbalance in a person. So this sign can indicate a person's stress condition in the form of symptomatic stress or asymptomatic.
This cholesterol and stress detection is made using the Morphology Reconstruction method to change the characteristics of other diseases on the same Region of Interest, Gray Level Co-occurrence Matrix (GLCM) as a feature extraction method, and Backpropagation Neural Network (BNN) as a classification method. The characteristics used in this study are entropy, contrast, correlation, energy, homogeneity, variance, and difference variance. From the results of the design with the number of training images respectively 59 images for cholesterol detection and 53 images for stress detection, the accuracy of the test is 96.49% for cholesterol detection and 85.96% for stress detection with the number of testing images is 57 images."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Yusuf Irfan Herusaktiawan
"Penelitian ini mengembangkan dan menganalisa sistem pendeteksi plagiarisme dua bahasa berbasis Latent Semantic Analysis untuk karya tulis berbahasa Indonesia dan referensi berbahasa Inggris. Sistem pendeteksi plagiarisme menggunakan algoritma backpropagation neural network untuk melakukan klasifikasi pasangan karya tulis berbahasa Indonesia dan Inggris yang sudah dinilai tingkatan plagiarismenya secara manual. Sistem dapat memperoleh klasifikasi akurasi F-measure sampai dengan 92.75.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa akurasi tertinggi dapat diperoleh jika menggunakan metode term frequency binary dalam penghitungan jumlah kata dan penggunaan frobenius norm, vector angle slice, dan vector angle pad sebagai pilihan fitur untuk masukan backpropagation neural network.

This research aims to develop and analyse dual language plagiarism detection system based on Latent Semantic Analysis for papers with Indonesian language and reference text with English language. The plagiarism detection system uses backpropagation neural network algorithm to classify pairs of Indonesian and English papers which plagiarism levels has been graded manually. The system has reached classification accuracy using F measure metric up to 92.75.
Experiment results show that the highest accuracy obtained when using term frequency binary method in counting frequency of words and using frobenius norm, vector angle slice, and vector angle pad features for backpropagtion neural network input.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifqy Mikoriza Turjaman
"Data yang didapat dari Polda Metro Jaya, pada arus mudik 6 hari sebelum Hari Raya Idul Fitri tahun 2017 ada sekitar 73 kasus kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh rasa kantuk pada saat berkendara. Yang dimana 6 orang meninggal dunia, mengalami luka berat sebanyak 17 orang, dan luka ringan sebanyak 82 orang. Jumlah ini meningkat 16 persen dari tahun 2016 yang tercatat sebanyak 63 kejadian. Sistem pendeteksi dan prediksi kantuk dikembangkan untuk mengatasi masalah ini.
Metode peramalan untuk time series yang banyak menimbulkan proses prediksi cukup sulit dilakukan. Sistem prediksi kantuk dibangun dengan algoritme backpropagation neural network yang diharapkan mampu untuk mempelajari dan beradaptasi pada setiap pola dari data historis yang diberikan. Dengan mengenali pola dari data historis, sistem dapat memberikan prediksi dan respons yang akurat dengan akurasi sebesar 100.

Data obtained from Polda Metro Jaya, on the homecoming traffic 6 days before Idul Fitri 2017 there are about 73 cases of traffic accidents caused by drowsiness at the time of driving. Where 6 people died, severe injuries as many as 17 people, and light injuries as many as 82 people. This number increased 16 percent from the year 2016 recorded as many as 63 events. Drowsiness and prediction systems were developed to address this problem.
Forecasting methods for time series caused a lot of prediction process quite difficult. The sleep prediction system is built with backpropagation neural network algorithm expected to be able to learn and adapt to each pattern of given historical data. By recognizing patterns from historical data, the system is expected to provide accurate predictions and responses with 100.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Mazarino Zhafir
"ABSTRAK

Proses deteksi tumor otak dengan komputer dilakukan melalui empat tahapan utama. Pada tahap awal dilakukan pra-proses dengan median filter untuk memperbaiki kualitas citra. Kemudian dilanjutkan dengan ekstraksi fitur menggunakan dekomposisi wavelet haar bertingkat tiga agar ukuran citra tidak terlalu besar, hanya 1/8 dari ukuran citra asalnya. Setelah itu dilakukan proses reduksi dimensi menggunakan Principal Component Analysis (PCA). PCA menentukan komponen penting dari citra dengan melihat dari varians yang direpresentasikan oleh nilai eigen, sehingga jumlah komponen yang akan dimasukkan ke proses pembelajaran tidak terlalu banyak, untuk menghindari curse of dimentionality. Baru setelah itu dilakukan proses pembelajaran menggunakan metode Backpropagation Neural Network (BPNN) dengan 10 hidden neuron, dimana proses pelatihan dan pengujian dilakukan untuk mendapatkan bobot dan bias yang terbaik dan kemudian diuji. Hasil akurasi pengenalan pada kondisi awal ini mencapai 87%, sementara pada kondisi ideal yang menggunakan dekomposisi wavelet haar bertingkat empat dan 3 hidden neuron pada BPNN mencapai akurasi pengenalan 100%.


ABSTRACT

Brain tumor detection process by the computer is going through four main step. First is pre-processing that using median filter to enhance the image quality. The second is feature extraction using level-3 haar wavelet decomposition, so that the image is not too big, only 1/8 of the original size . The third is dimentionality reduction using Principal Component Analysis (PCA). PCA determine the principal component of the image from variances, which represented by eigen value. So the component that will be used in learning step is much fewer, to avoid the curse of dimentionality. And the last step is learning, using Backpropagation Neural Network (BPNN) with 10 hidden neuron. The BPNN going through training and testing phase. BPNN will find its optimal weight and bias, and those weight and bias are being tested. The result from BPNN could distinguish images into normal and tumor, with accuracy 87% in default condition. In ideal condition, which is using level-4 haar wavelet decomposition and 3 hidden neuron in BPNN, the accuracy is 100%.

"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S60000
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Chahyati
"Pelacakan orang banyak pada video berdasarkan hasil deteksi orang pada setiap frame merupakan problem yang menantang karena kompleksitas yang dimilikinya. Kesalahan deteksi orang pada setiap frame akan menyebabkan kesalahan pelacakan orang pada keseluruhan video. Pada penelitian ini, diusulkan metode pelacakan yang dapat meminimalkan propagasi kesalahan dari kesalahan deteksi dengan waktu pelacakan yang tidak terlalu lama. Penelitian ini menggunakan deep convolutional neural network (DCNN) seperti Faster-RCNN dan RetinaNet sebagai detektor objek dan algoritma Hungarian sebagai metode asosiasi antar orang-orang yang terdeteksi di setiap frame. Matriks masukan untuk algoritma Hungarian terdiri dari kedekatan vektor ciri DCNN yang dihasilkan oleh Siamese Network, jarak titik tengah bounding box, dan perbandingan irisan-gabungan (IoU) dari bounding box. Pada tahap akhir dilakukan interpolasi terhadap hasil pelacakan. Metode yang diusulkan menghasilkan MOTA 61.0 pada dataset benchmark pelacakan orang banyak MOT16.

Multiple object (human) tracking in video based on object detection in every frame is a challenging problem due to its complexity. Error in the detection phase will cause error in the tracking phase. In this research, a multiple human tracking method is proposed to minimize the error propagation. The method uses deep convolutional neural network (DCNN) such as Faster-RCNN and RetinaNet as object detector and Hungarian algorithm as association method among detected humans in consecutive frames. The input matrix for Hungarian algorithm consists of the similarity of DCNN feature vector resulted from Siamese network, the distance of bounding box centers, and bounding box intersection of union (IoU). In the last step, interpolation is applied to the tracking result. The proposed method achieves 61.0 MOTA in multiple object tracking benchmark MOT16."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2019
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Novian Rahman Hakim
"Kanker payudara adalah salah satu kanker paling umum terjadi di kalangan wanita dan tingkat kelangsungan hidupnya cenderung rendah ketika stadiumnya ditemukan sudah tinggi. Untuk meningkatkan kelangsungan hidup kanker payudara, deteksi dini sangat penting. Ada dua cara untuk mendeteksi kanker payudara: diagnosis dini dan skrining. Untuk membuat diagnosa yang akurat pada stadium awal kanker payudara, munculnya massa dan mikro-kalsifikasi pada citra mamografi merupakan dua indikator penting. Beberapa Computer-Aided Detection (CADe) telah dikembangkan untuk mendukung ahli radiologi karena pendeteksian mikro-kalsifikasi penting dalam menegakkan diagnosis dan perawatan yang direkomendasikan berikutnya. Sebagian besar sistem CADe yang ada saat ini mulai menggunakan Convolutional Neural Network (CNN) untuk mengimplementasikan deteksi mikro-kalsifikasi pada mammogram dan hasil kuantitatifnya sangat memuaskan, rata-rata tingkat akurasinya lebih dari 90%. Penelitian ini melakukan pendekatan otomatis untuk mendeteksi lokasi setiap mikro-kalsifikasi pada citra mammogram yang lengkap dan secara sederhana. Total lebih dari 350 gambar dari dataset INbreast digunakan dalam studi penelitian ini serta implementasi menggunakan data lokal Rumah Sakit (RS) sebanyak 23 citra. Proses ini dapat membantu ahli radiologi untuk melakukan diagnosis dini dan meningkatkan akurasi deteksi wilayah mikro-kalsifikasi. Performa sistem yang diusulkan diukur berdasarkan nilai error Mean Squared Logarithmic Error (MSLE) sebagai teknik untuk mengetahui perbedaan antara nilai yang diprediksi oleh model yang diusulkan dan nilai sebenarnya, didapat nilai loss terbaik yang diperoleh adalah 0,05. Hasil validasi daring mendapatkan nilai sensitivitas sebesar 88.14%, presisi 91.6% dan akurasi sebesar 90.3%. Hasil implementasi pada data lokal RS menunjukkan model CADe dapat mendeteksi mikro-kalsifikasi dengan cukup baik.

Breast cancer is one of the most common cancer among women and the survival rate tends to be low when its stage found high when treated. To improve breast cancer survival, early detection is critical. There are two ways of detection for breast cancer: early diagnosis and screening. To make an accurate diagnosis in the early stage of breast cancer, the appearance of masses and micro-calcifications on the mammography image are two important indicators. Several Computer-Aided Detection (CADe) have been developed to support radiologists because the automatic detection of micro-calcification is important for diagnosis and the next recommended treatment. Most of the current CADe systems at this time started using Convolutional Neural Network (CNN) to implement the micro-calcification detection in mammograms and their quantitative results are very satisfying, the average level of accuracy is more than 90%. This research conducts an automated approach to detect the location of any micro-calcification in the mammogram images with the complete image and in a simple way. A total more than 350 images from INbreast dataset were used in this research study and for implementation used 23 images from local hospital data. This process can help as an assistant to the radiologist for early diagnosis and increase the detection accuracy of the microcalcification regions. The proposed system performance is measured according to the error values of Mean Squared Logarithmic Error (MSLE) as the technique to find out the difference between the values predicted by the proposed model and the actual values, the best loss value obtained by the training model was achieved in 0.05. The results for data online validation for sensitivity is 88.14%, precision is 91.6% and accuracy is 90.3%. The CADe model can detect micro-calcification quite well using local hospital data."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aqsha Justirandi Padyani
"ABSTRACT
Backpropagation neural network merupakan salah satu algoritme machine learning yang mengizinkan sebuah mesin untuk melakukan pembelajaran dari sekumpulan data, sehingga tidak perlu diprogram secara eksplisit. Namun, backpropagation neural network yang baik memerlukan proses pembelajaran dengan waktu lama dengan data dalam jumlah banyak. Penelitian ini akan merancang sebuah program backpropagation neural network yang dapat dieksekusi secara paralel untuk mendapatkan waktu eksekusi yang lebih cepat. Pembuatan program ini dilakukan menggunakan OpenMP API dalam bahasa pemrograman C. Hasil pengujian membuktikan bahwa adanya pengurangan waktu eksekusi, yakni secara berurutan sebesar 2,2653 detik dan 0,5838 detik untuk masing-masing mesin pengujian yang digunakan, untuk pertambahan setiap jumlah thread yang bekerja pada program. Namun, program masih memiliki skalabilitas yang kurang bagus dikarenakan oleh terjadinya fenomena false sharing pada program. Program memiliki sifat kenaikan waktu eksekusi linier sebesar 0,9263 detik untuk setiap pertambahan jumlah sampel input. Hal ini dikarenakan oleh pertambahan jumlah sampel hanya menambah jumlah data yang harus diproses program saja. Sedangkan, program memiliki sifat kenaikan waktu eksponensial sebesar e0,0103 detik untuk setiap pertambahan jumlah dimensi sampel input. Hal ini dikarenakan oleh pertambahan jumlah dimensi tidak hanya menambah jumlah data yang harus diproses saja, melainkan juga menambah sejumlah variabel yang bekerja pada program yang menimbulkan pertambahan komputasi pada setiap sampel input.

ABSTRACT
Backpropagation neural networks is one of many machine learning algorithms that allows a machine to do a learning process from a set of data, instead of programming it explicitly. However, a good backpropagation neural network program needs a lot amount of learning time and involves huge amount of data. This experiment made a backpropagation neural network program that can be executed in parallel fashion in order to reduce its execution time using OpenMP API in C programming language. The program rsquo s test results show that there are 2.2653 and 0.5838 second execution time decreases, each corresponds to each testing machine, for every thread added to the program. However, the program rsquo s scalability is not good enough due to false sharing phenomenon that appeared in time of execution. Program has a 0.9263 second linear execution time increase for every input samples added to the program. This is because of the addition will only effect on how much data the program needs to process. However, the program has an e0.0103 second exponential execution time increase for every input sample rsquo s feature added. This is because of the addition will not only effect on how much data that needs to be processed, but also generate some additional variables involved inside program which affects the computational process of each input sample."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widi Nugroho
"Bayi prematur adalah bayi yang lahir dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu yang memiliki sistem saraf dan organ-organ yang belum sempurna sehingga lebih beresiko mengalami berbagai masalah kesehatan. Salah satu masalah kesehatan yang dapat terjadi adalah pada organ mata yang merupakan organ penting dalam perkembangan bayi. Retinopathy of Prematurity (ROP) merupakan salah satu penyakit mata yang terjadi pada bayi prematur yang disebabkan oleh pembentukan pembuluh darah retina yang tidak normal. Proses diagnosis yang dilakukan oleh dokter mata belum bisa mengatasi kenaikan jumlah kasus ROP, sehingga disini penulis menggunakan pendekatan deep learning untuk melakukan klasifikasi tingkat keparahan ROP pada citra fundus retina. Metode deep learning yang digunakan adalah Convolutional Neural Network (CNN) dengan arsitektur ResNet50. Data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari online database Kaggle berupa 90 data citra fundus retina yang terbagi atas 38 citra bukan penderita ROP, 19 citra penderita ROP Stage 1, 22 citra penderita ROP Stage 2, dan 11 citra penderita ROP Stage 3. Pada tahap persiapan data, dilakukan perbaikan kontras citra menggunakan Contrast Limited Adaptive Histogram (CLAHE) dan image masking. Kemudian dilakukan resize citra menjadi ukuran 224×224. Data kemudian diaugmentasi menggunakan teknik flip horizontal dan rotation agar data menjadi lebih banyak yang kemudian dibagi menjadi 80% data training dan 20% data testing. Dari 80% data training, diambil 20% untuk data validation. Training model dilakukan menggunakan model dengan arsitektur ResNet50 dengan hyerparameter model yaitu batch size 64, learning rate 0.001, dan epoch sebanyak 30, fungsi optimasi Adam (Adaptive moment estimation), dan fungsi loss categorical cross entropy. Proses modelling dilakukan sebanyak 5 kali percobaan dan berhasil memperoleh nilai rata-rata kinerja training model sebesar 99.714% dan 92.85% pada akurasi training dan akurasi validation-nya, selain itu diperoleh nilai 0.01864 dan 0.18434 pada loss training dan loss validation. Sedangkan rata-rata kinerja testing model berhasil memperoleh akurasi testing sebesar 97.352%, testing loss sebesar 0.0986374, dan AUROC sebesar 0.0955. Selain melakukan evaluasi kinerja, peneliti juga akan menggunakan GradCAM untuk menampilkan visualisasi ciri-ciri yang dianggap penting untuk nantinya membantu dokter dalam mengevaluasi ROP.

Premature infants are babies born with a gestational age of less than 37 weeks, and they have underdeveloped nervous systems and organs, making them more susceptible to various health issues. One of the health problems that can occur involves the eye, which plays a crucial role in the baby's development. Retinopathy of Prematurity (ROP) is one of the eye diseases that affects premature infants and is caused by abnormal blood vessel formation in the retina. The current diagnostic processes performed by ophthalmologists have not been effective in addressing the increase in ROP cases. Therefore, in this study, the author employs a deep learning approach to classify the severity of ROP in retinal fundus images. The deep learning method utilized is the Convolutional Neural Network (CNN) with the ResNet50 architecture. The research data consists of 90 retinal fundus images obtained from the online database Kaggle, comprising 38 images of non-ROP cases, 19 images of ROP Stage 1, 22 images of ROP Stage 2, and 11 images of ROP Stage 3. In the data preparation phase, the image contrast is enhanced using Contrast Limited Adaptive Histogram (CLAHE) and image masking techniques. Subsequently, the images are resized to 224×224 dimensions. Data augmentation is performed using horizontal flip and rotation techniques to increase the dataset, which is then split into 80% training data and 20% testing data. From the 80% training data, 20% is further allocated for validation data. The model is trained using the ResNet50 architecture with hyperparameters set to batch size 64, learning rate 0.001, and 30 epochs. The optimization function used is Adam (Adaptive Moment Estimation), and the loss function is categorical cross-entropy. The modeling process is repeated five times, and the average performance of the training model is achieved at 99.714% for training accuracy and 92.85% for validation accuracy, with training and validation losses of 0.01864 and 0.18434, respectively. As for the average performance of the testing model, the testing accuracy is 97.352%, the testing loss is 0.0986374, and the AUROC (Area Under the Receiver Operating Characteristic) is 0.0955. In addition to evaluating the model's performance, the researcher also employs GradCAM to visualize important features, which can assist doctors in evaluating ROP cases.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Hakim Mustaqim
"ABSTRAK

Kanker Payudara (KPD) merupakan salah satu penyakit penyebab kematian terbesar. Indonesia merupakan negara dengan jumlah KPD cukup besar. KPD ini merupakan benjolan. Benjolan ini dapat diperiksa menggunakan cara manual yaitu diraba bagian dekat dengan putting susu. Jika benjolan tidak kunjung mengecil dianjurkan untuk memeriksa ke dokter. Pendektesian KPD ini dapat dilakukan dengan menggunakan proses pencitraan. Data yang digunakan pada penelitian ini diambil dari website Pilot European Image Processing Archive (PEIPA) yaitu dataset Mammographic Image Analysis Society (MIAS). Pendektesian dilakukan dengan menganalisa gambar payudara (mammography) pasien dengan menggunakan metode Principal Component Analysis (PCA) mengubah gambar dalam bentuk matriks. Matriks ini akan digunakan sebagai data yang akan digunakan dalam Neural Network (jaringan saraf tiruan) dengan metode Backpropagation Neural Network (BNN). Dari hasil Percobaan dapat diketahui bahwa metode ini menghasilkan nilai akurasi pembelajaran dari deep learning supervised sebesar 98%.


ABSTRACT
Breast Cancer is one of the biggest causes of death. Indonesia is a country with a large number of KPDs. This KPD is a lump. This lump can be examined using a manual method that is palpated near the nipple. If the lump does not go away it is recommended to see a doctor. This breast cancer assessment can be done using the imaging process. . The data used in this study was taken from the website of the Pilot European Image Processing Archive (PEIPA) namely the Mammographic Image Analysis Society (MIAS) dataset. The assessment is done by analyzing the breast image (mammography) of the patient using the Principal Component Analysis (PCA) method to change the image in the form of a matrix. This matrix will be used as data to be used in Neural Networks with the Backpropagation Neural Network (BNN) method. From the results of the Experiment it can be seen that this method produces the value of accuracy of learning from supervised deep learning about 98%.

"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>