Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 109301 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Afriany Wulandari
"ABSTRACT
Dalam mengurangi kemiskinan di Indonesia, Pemerintah mengeluarkan program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga UP2K. Tujuan dari UP2K adalah untuk memberikan bantuan pinjaman modal untuk mengembangkan usaha rumah tangga. Salah satu daerah yang melaksanakan UP2K dengan baik adalah Kelurahan Muncul, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan. Namun dalam pelaksanaannya, dampak program UP2K belum dapat dirasakan karena masih tingginya jumlah rumah tangga miskin dan penerima bantuan sosial di Kelurahan Muncul. Oleh karena itu, skripsi ini akan membahas mengenai dampak program UP2K di Kelurahan Muncul, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa UP2K memberikan pengaruh positif kepada anggota. Adanya UP2K pun memberikan pengaruh yang positif kepada masyarakat sekitar Kelurahan Muncul. Akan tetapi, pelaksanaan UP2K di Kelurahan Muncul, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan masih terdapat permasalahan yaitu Lurah Kelurahan Muncul maupun pengurus UP2K masih belum memfokuskan kepada pemberian bantuan untuk anggota yang belum melakukan kerjasama dengan pihak lain, belum adanya pertemuan rutin, belum adanya bantuan dari pemerintah maupun lembaga lain baik dari segi dana maupun bantuan pengenalan produk, belum adanya koperasi di Kelurahan Muncul, pengurus pun seringkali hanya memfokuskan kepada aggota UP2K yang usahanya sudah benar-benar berkembang, pelatihan yang diberikan pun seringkali tidak sesuai dengan keadaan wilayah.

ABSTRACT
In reducing poverty in Indonesia, the Government issued a program of Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga UP2K. The purpose of UP2K is to provide capital loan assistance to develop a household business. One of the areas that implement UP2K well is Kelurahan Muncul, Kecamatan Setu, South Tangerang City. But in practice, the impact of the UP2K program has not been fully felt due to high number of poor households and the recipients of social assistance in Kelurahan Muncul. Therefore, this paper will discuss about the impact of UP2K in Kelurahan Muncul, Kecamatan Setu, South Tangerang City. This research uses qualitative method. The results of this study indicate that UP2K gives positive influence to the members and to the community around Kelurahan Muncul. However, it rsquo s still has problems, such as Lurah Kelurahan Muncul or UP2K 39 s management still not focusing on providing assistance to members who have not cooperated with other parties, no regular meeting, no assistance from government and other institutions, both in terms of funds and product introduction, the absence of cooperatives in Kelurahan Muncul, often focus only on business that really developed, and the training given often not in accordance with the state of the region. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hartini Retnaningsih
"Penelilian ini menyoroti tentang pc-,mberdayaun masyarakat miskin melalui
Program UP2K PKK di Desa Pakualam. Permasalahannya adalah, bahwa Desa
Pakualam yang terletak di lingkungan kola industri masih memiliki warga miskin yang
perlu diberdayakan Program UP2K PKK mcrupakan program pomerimah yang
bertujuan memberdayakan masyarakat miskin tersebut, dan program itu masih bertahan
sampai sekarang. Padahal diasumsikan, akan banyak kendala dalam pelaksanaan
program lerscbul, karcna masyamkat Desa Pakualam telah mcngalami pergeseran nilai-
nilai akibal pcmbauran dcngan penduduk pendatang. Tanlangan hidup di Desa
Pakualam lclah sangat variatif, dirnana masyarakat setcmpat harus bersaing ketal dengan
ponduduk pendalang yang umumnya memjliki motivasi dan dayajuang iebih tinggi.
Pertanyaan yang dikemukakan dalam pcnclitian ini adalah I (1) Scbcrapa jnuh
manfaat Program UPZK PKK bagi masyarakat golongan ckonomi Icmah (miskin) di
Desa Pakualam ?; (2) Faklor-faktor apa yang menyebabkan Program UPZK PKK di
Desa Pakualam Lcrap bcrtahan sampai sekarang ?
Konscp utama yang digunakan untuk memahami pcncliiian ini adalah konsep
?pcmbordayaan? menurut Malcolm Payne dan ?kemiskinan rclatif? mcnurul Solo
Socrnardjan, serla ditambah dengan referensi-refcrensi lain yang mendukung
Melode pcnelilian yang digunakan adalah deskriptif, dcngan pcndckatan
kualilatif dan spesifikasi studi kasus_ Pomahaman leoritik lerhadap informam dilakukan
secara fenomenologis, untuk memahami informan dari sisi kchidupan mcrcka sendiri
sehubungan dengan Program UPZK PKK.
Dalam penclitian ini diambil 10 orang informan yang dibagi menjadi dua
kategorl, yaitu : (1) 4 orang informan utama (diambil dari Anggota Program UPZK PKK
yang masa keanggolaannya lerlama). Penonluan infomaan tersebul didasarkan pada
pertimbangan, bahwa mcrcka akan dapal mcmberi gambaran rcnlang seberapa jauh Pemberdayaan masyarakatu., Hartini Retnaningsih, FISIP UI, 2000.
manfaat Program UPZK PKK bagi masyarakat miskin (dalam hal ini para pedagang
kccil) di Dcsa Pakualam; (2) 6 orang informan tambahan (diambil dari Pengurus
Program UP2K PKK dan orang lain yang dianggap mengerti Program UPZK PKK).
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : (I)
Wawancara; (2) 'Pengamatan Iapangan; (3) Studi kcpusrakaan. Sodangkan teknik
anaiisisnya meliputi : (I) Tclaah data; (2) Rcduksi data; (3) Penyusunan ke dalam
satuan-Satuan; (4) Kalcgorisasi; (5) Pcmcriksaan keabsahan data; (6) Analisis dan
pcnafsiran data.
I-Iasil penelitian menunjukkan, Program UPZK PKK telah dirasakan manfaalnya
oleh para pedagang kecil di Desa Pakualam, meskipun manfaat tcrsebul belum optimal.
Manfaat yang dirasakan oleh para pcdagang adalah L (1) Pcningkatan akscs, lcrutama
akses pemasaran; (2) Peningkatan pengetahuan, yaitu pcngetahuan sehubungan dengan
pengelolaan modal dan produksi kue; (3) Peningkatan ketrampilan, yailu ketrampilan
berdagang dan memproduksi makanan; (4) Peningkatan kepercayaan diri, yaitu
kepercayaan diri untuk borusaha; (5) Peningkatan motivasi usaha, yaitu untuk tetap
berjuang dan bertahan. Manfaal tcrscbut dapat dicapai herkal usaha keras Pengums
Program UPZK PKK yang meliputi : (I) Penggerakan partisipasi masyarakat, yang
bcrtujuan agar para peciagang kecil mau bergabung dalam Program UPZK PKK; (2)
Penggalian dan pengembangan potcnsi masyarakar., agar potensi yang dimiliki lidak sia-
sia; (3) Pemanfaatan faktor pendukung, dalam hal ini terutama lingkungan alam/sosial;
(4) Minimalisasi kendala, yaitu berusaha membatasi kemungkinan akan kegagalan.
Ada beberapa kendala dalam pelaksanaan Program UP2K PKK, yaitu : (1)
Scdikitnya dana rutin yang digulirkan; (2) Tanggapan masyarakat, dalam hal ini
provokator yang berusaha menghalangi kclancaran Program UPZK PKK; (3)
Profesionalisme pengelola, yang bcrkaitan dcngan sifat kcrja sukarela para kader PKK
(tanpa gaji). Sedangkan Program UPZK PKK tetap bcrtahan di Dcsa Pakualam sampai
saat ini, dikarcnakan hchcrapa faktor pcndukung, yailu : (1) Kepemimpinan Kcpala
Dcsa; (2) Aparar Dcsa; (3) Lingkungan alamlsosial; (4) Kepemimpinan Kclua PKK; (5)
Manajemen PKK; (6) Kesungguhan Pengurus PKK; (7) Kebutuhan masyarakat. Asumsi
bahwa akan banyak kcndala dalam pelaksanaan Program UP2K PKK di Desa Pakualam
(schubungan dengan kondisi wilayah) tidak scpenuhnya benar, karena ternyata
masyarakat miskin di Dcsa Pakualam adalah pcnduduk asli yang masih memiliki ikatan
tradisional dcngan dcsa clan pimpinannya.
Dalam pcnclitian juga terungkap, bahwa Program UPZK PKK sekarang ini
scdang kchabisan dana, sehingga tak dapat Iagi meminjamkan modal kepada
anggotanya. Namun demikian, keglatan koopcratif untuk mcmasarkan dagangan ke PT
Pratama Abadi Industri tetap berlangsung. Kegiatan menyisihkan keunrungan
(menabung) juga tetap dilakukan oleh para pedagang, dengan jumlah yang bervariasi
sesuai kemampuan. Jadi dapat dikatakan, Program UPZK PKK saat ini tetap bcrjalan
seperti blasa, hanya saja minus peminjaman modal. Ketua PKK dan Kepala Desa yang
sekarang mcnjabal di Desa Pakualam sc-:dang laerusaha mencari donatur telap umuk
membangkitkan kombali Program U P2K PKK.
Bcrdasarkan kesimpulan hasi] penelilian, maka saran yang dikcmukakan untuk
perbaikan Program UPZK PKK di Desa Pakualam pada masa mcndatang adalah 1 (I)
Dana rulin yang kuat, karena Lanpa dana rutin yang kual maka pembinaan usaha kecil
akan mengalami banyak kcndala; (2) Profcsionalisme pengclola, karena tanpa
profesionalisme pcngclola maka lujuan pcmbcrdayaan akan sulit dicapai."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T6480
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Soko Marhendi
"Tesis ini membahas evaluasi pencapaian tujuan pelatihan pengolahan makanan program usaha peningkatan pendapatan keluarga PKK (UP2K PKK) yang merupakan program dari kementerian dalam negeri melalui Tim Penggerak PKK yang bertujuan tercapainya peningkatan usaha ekonomi keluarga melalui usaha kelompok/perorangan UP2K-PKK,
sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarga. Perencana program disini adalah UP2K Kota, pelaksana program disini adalah UP2K Kelurahan yang terdiri dari berbagai kelompok pelaksana, sedangkan penerima manfaat adalah anggota UP2K yang memiliki usaha pengolahan makanan dan non usaha pengolahan
makanan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian evaluasi pencapaian tujuan. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Pendrikan Lor, Kota Semarang. Hasil dari penelitian ini adalah pelatihan pengolahan makanan program UP2K merupakan salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat. Dengan menggunakan evaluasi pelatihan Kirkpatrick menghasilkan pada tingkat pertama yaitu reaksi peserta merasa sangat tertarik, pada tahap kedua, peserta mengalami peningkatan pengetahuan dan keterampilan setelah mengikuti pelatihan. Tahap ketiga, perilaku, peserta memanfaatkan pengetahuan yang didapat saat pelatihan untuk pengembangan usaha mereka. Tahap keempat, hasil, dilihat dari peningkatan produksi, peningkatan kualitas, pengurangan
biaya/cost, peningkatan penjualan, dan meningkatnya keuntungan yang dirasakan oleh
peserta setelah melakukan pelatihan. Faktor pendorong pencapain tujuan pelatihan adalah
mendapat dukungan dari pemkot, sarana dan prasarana sudah disediakan oleh panitia, iklim kompetitif, pengurus UP2K berdedikasi tinggi, trainer yang kompeten, dan antusiasme anggota UP2K. Sedangkan faktor penghambat dari pencapaian tujuan antara lain keterbatasan dana dalam melaksanakan pelatihan, rendahnya tingkat pendidikan, dan waktu pelaksanaan pelatihan yang bersamaan dengan kegiatan peserta. Dari hambatan tersebut peneliti merekomendasikan perlunya sosialisasi pelatihan, melibatkan CSR
dalam pelaksanaan pelatihan dan melakukan lagi kegiatan pendampingan.

This thesis discusses the evaluation of the achievement of the food processing training
objectives of the PKK (UP2K PKK) family income improvement program which is a program of the interior ministry through the PKK Driving Team which aims to achieve family economic improvement through UP2K-PKK group/individual businesses, thereby increasing income and family welfare. The program planner here is UP2K Kota, the program implementer here is the Kelurahan UP2K which consists of various
implementing groups, while the beneficiaries are UP2K members who have food processing and non-food processing businesses. This study uses a qualitative approach with this type of evaluation research. This research was conducted in Pendrikan Lor Village, Semarang City. The results of this study are that the UP2K program food processing training is one form of community empowerment. Using Kirkpatrick's training evaluation resulted in the first level, namely the reaction of the participants feeling very interested, in the second stage, participants experienced an increase in knowledge and skills after attending the training. The third stage, behavior, participants utilize the knowledge gained during training for the development of their businesses. The fourth stage, results, seen from the increase in production, quality improvement, cost/cost reduction, increased sales, and increased profits felt by participants after training. The driving factor for achieving the objectives of the training was getting support from the municipal government, facilities and infrastructure provided by the committee, competitive climate, dedicated dedicated UP2K management, competent trainers, and enthusiasm from UP2K members. While the inhibiting factors for achieving goals include limited funds in carrying out training, low levels of education, and the timing of training that coincides with participant activities. From these obstacles the researchers recommended the need for training socialization, involving CSR in the implementation of training and conducting more mentoring activities.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Epi Ria Kristina
"Bensin bertimbal sudah dihapuskan di Indonesia sejak Tahun 2006, namun kualitas udara di Indonesia masih menunjukkan kadar timbal yang tinggi. Pajanan timbal yang terus-menerus ada dan anak-anak yang terus-menerus terpajan, pada akhirnya berpotensi menjadi ancaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besaran risiko pajanan timbal udara ambien, dan efek kesehatan pada siswa sekolah dasar (SD) di Kelurahan Muncul, Kota Tangerang Selatan. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan Public Health Assessment dengan menggabungkan metode analisis risiko kesehatan lingkungan dan Type-1 Health Study. Konsentrasi timbal udara ambien menggunakan data hasil pemantauan Pusarpedal Tahun 2011–2013. Data karakteristik siswa SD dikumpulkan dengan wawancara menggunakan kuesioner. Evaluasi efek kesehatan mengacu pada efek kritis dari pajanan timbal secara inhalasi, yaitu gangguan pernafasan, anemia, gangguan mental emosional dan hiperaktif, penurunan IQ, dan gangguan saraf. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata konsentrasi timbal udara ambien yaitu 0,185 μg/m3 pada Tahun 2011, 0,052 μg/m3 pada Tahun 2012, dan 0,123 μg/m3 pada Tahun 2013. Besaran risiko pajanan timbal pada siswa SD di Kelurahan Muncul kurang dari 1 yang berarti belum berisiko. Proporsi penyakit yang paling sering dialami siswa SD yaitu gangguan pernafasan (44%), dan demam disertai gangguan pernafasan (26,2%). Proporsi efek kesehatan lain yang ditemui antara lain mengarah kepada tanda dan gejala gangguan saraf (7,1%), mengarah kepada tanda dan gejala gangguan mental emosional dan hiperaktif (56%), mengarah kepada tanda dan gejala anemia (67,9%), serta tanda dan gejala indikasi susah mengikuti pelajaran/terkait IQ (54,8%). Perlu dilakukan penelitian lanjutan, selain itu pemerintah juga perlu meninjau kegiatan penghasil timbal dengan melibatkan lintas sektor dan melakukan kajian baku mutu timbal udara ambien.

Leaded gasoline has been prohibited in Indonesia since year 2006; however the ambient air quality is still indicating high level of lead. Regarding this, continuous lead exposure has become potential threat for children. The purpose of this study was to describe the risk level of exposure to ambient air lead and its effect to the health of elementary school students in Kelurahan Muncul, Kota Tangerang Selatan. The study method used was public health assessment with the combination of environmental health risk analysis and type 1 health study. The concentration of ambient air lead was obtained from observational data of Pusarpedal year 2011-2013. The characteristic of subjects was collected from interview data using questionnaire. Furthermore, the health effect measurement referred to the critical effect of inhaled lead exposure, namely respiratory distress, anemia, mental emotional and hyperactive disorders, IQ decline and neurological disorders. This study found the average number of ambient air lead concentration in 2011, 2012 and 2013 which was 0.185 ug/m3, 0.052 ug/m3 and 0.123 ug/m3 respectively. The risk level of exposure to ambient air lead among subjects was found less than one showing no risk. Nearly half of them were suffered from respiratory distress (44%) and fever accompanied respiratory distress (26.2%). Besides those, other health effects found among subjects were leaded to the symptoms and signs of anemia (67.9%), mental emotional and hyperactive disorders (56%), learning difficulties at school and IQ-related problem (54.8%) and also the symptoms and signs of neurological disorders (7.1%). These study findings emerge the need of government‟s action to review the lead-producing activity with the involvement of other sectors. Also, the findings suggested further research about ambient air quality lead."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T43841
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M Fathul Arif
"ABSTRAK
Sampah merupakan masalah utama di Kota Tangerang Selatan. Dalam menyelesaikan permasalahan tersebut, Pemerintah Kota memperkenalkan konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle) kepada masyarakat. Untuk mengukur keberhasilan program ini, dilakukan evaluasi wawancara. Wawancara dilakukan dengan menggunakan pendekatan CIPP (Context, Input, Process, Product). Penelitian ini berpendapat bahwa kendala sampah di Kota Tangerang Selatan adalah kurangnya kesadaran masyarakat dan tiak tersedianya lahan TPS3R (Laystall) yang mumpuni.
Penelitian ini melakukan survei terhadap 272 responden dari sampel yang diambil di kelurahan Pondok Kacang Timur, Pamulang Barat dan Setu Kota Tangerang Selatan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa tingkat keberhasilan program pengelolaan sampah dengan konsep 3R di kotamadya Tangerang Selatan pada tahun 2011 dan 2012 mencapai 58,21% dan tergolong “cukup” sukses. Melalui penelitian ini, diharapkan program pengelolaan sampah dengan konsep 3R dapat ditingkatkan dan kendala yang menghambat dapat dihilangkan.

ABSTRACT
The garbage is a major problem in Municipality of South Tangerang. In resolving that problems, the Municipality introduces the concept of 3R (Reduce, Reuse, Recycle) to the community. To measure the success of this program, it is conducted evaluation by interviewing. Interview evaluation using CIPP (Context, Input, Process, Product) approach. This research argues that the obstacle of garbage problems in Municipality of South Tangerang are the lack of public awareness and the inavailability of land TPS3R (laystall).
This research conducted a survey of 272 respondents from a sample taken in the Village of Pondok Kacang Timur, Pamulang Barat and Setu of Municipality of South Tangerang. It is concluded that the success rate of the waste management program with the 3R concept in Municipality of South Tangerang in 2011 and 2012 reached 58.21% and categorized as “enough” successfully. Through this research, this program can be improved and the constraints can be eliminated."
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rd. Muljadi Jusuf B. Atmasasmita
1982
S33270
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jasmani
"Berbagai program pemberdayaan masyarakat dalam rangka penanggulangan kemiskinan di RW 04 Kelurahan Setu Kecamatan Cipayung-Jakarta Timur telah dilakukan. Namun, program-program tersebut kurang menyentuh masyarakat Iokal lapis bawah, terutama dalam hal bantuan atau akses modal usaha yang terbentur pada persoalan persyaratan dan kelayakan usaha.
Pemberdayaan Masyarakat meialui Program Pengembangan Keluarga (selanjutnya disingkat Probangga) yang dilakukan oleh Yayasan BMS merupakan solusi allernatif terhadap penanggulangan kemiskinan yang terjadi di RW O4 Kelurahan Setu, Cipayung-Jakarta Timur. Melalui Probangga, 11 (sebelas) kegiatan yang telah terealisasi dari 13 (tiga belas) kegiatan yang direncanakan menunjukkan adanya upaya pemutusan kemiskinan melalui pendampingan keiuarga dengan fokus utama pada anak.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pemberdayaan masyarakai melalui Probangga, hambatan-hambatan dan penanggulangannya serta hasil atau perubahan yang dicapai dari proses pemberdayaan yang dilaksanakan oleh BMS di RW 04 Kelurahan Setu Kecamatan Cipayung-Jakarta Timur. Pendekatan yang digunakan dalam rangka pendeskripsian proses pemberdayaan tersebut adalah pendekatan kualitatif.
Ditinjau dari penyebabnya, kemiskinan yang terjadi di RW O4 Kelurahan Setu terdiri dari dua faktor utama. Pertama, budaya masyarakat lokal secara turun temurun yang mengekalkan kernlskinanl Hal tersebut ditunjukan dengan kebiasaan atau pola hidup yang konsumtif dan penggunaan uang secara berlebihan yang tidak layak jika dibandingkan dengan asset dan keuangan yang mereka miliki Budaya ataupun pola hidup yang demikian diistilahkan ?Biar Tekor Asal Nyohor" disertai perilaku malas dan iidak kreatif. Kedua, kebijakan pelebaran kawasan Mabes TNI yang membuat lahan perkebunan dan pertanian masyarakat Iokal semakin menghilang dan kebijakan-kebijakan pembangunan yang kurang menyentuh masyarakat yang paling bawah dan tidak berdaya.
Kedua faktor dominan tersebut menyebabkan masyarakat lokal kurang memiliki pengetahuan dan keterampilan sebagai akibat dari tingkat pendidikan yang mereka miliki, dimana 70,7% berada pada tingkat sekolah dasar. Dalam kondisi demikian, masyarakat lokal tidak mampu bersaing untuk mendapatkan pekerjaan baik pada sektor formal maupun informal dan pada akhirnya menjadi miskin. Kondisi tersebut semakin diperparah dengan krisis multi-dimensi yang melanda Bangsa Indonesia.
Proses pemberdayaan masyarakat yang dilakukan BMS dikategorikan dengan mengacu pada pendapat Adi (2001), yang terdiri dari, tahap persiapan; tahap assessment; tahap perencanaan alternatif program atau kegiatan; tahap formulasi rencana aksi; tahap pelaksanaan; tahap evaluasi; dan tahap akhir. Hambatan-hambatan yang ditemui selama proses pemberdayaan antara lain, persepsi negatif masyarakat lokal terhadap kehadiran BMS dengan Probangganya; Penentuan terget group; Partisipasi target group; Keterbatasan dana dan tenaga pendamping. Upaya penanggulangan hambatan-hambatan tersebut dinilai sudah cukup optimal dan cukup berhasil yang disertai dengan usaha pengembangan.
Pemberdayaan yang telah berjalan selama setahun (periode 2003-2004) telah memberikan pengaruh para kondisi hidup target group, balk dari segi ekonomi maupun sosial budaya. Perubahan pada bidang ekonomi yang ditandai dengan (1) Meningkatnya pendapatan keluarga dari hasil pengembangan usaha keluarga/akumulasi modal (50% dari peminjam), (2) Pengembalian cukup lancar dan tidak macet, (3) Dapat meringankan beban ekonomi keluarga (4) Manajemen usaha dan Pengaturan Ekonomi Rumah Tangga (PERT), (5) Tumbuhnya jiwa kewirausahaan, perintisan usaha baru dan pengembangan usaha Iama. Sedangkan perubahan pada bidang sosial budaya ditandai dengan: (1) Meningkatnya motivasi, minat dan kesempatan anak untuk melanjutkan sekolah (35 orang anak telah mendapatkan beasiswa), (2) Meningkatnya pengetahuan dan kemampuan anak dalam bidang bahasa lnggris, (3) Meningkatnya kemampuan membaca anak melalui kegiatan kelompok belajar, (4) Bertambahnya wawasan dan pengetahuan umum dari kalangan orangtua dalam hal pendidikan, manajemen usaha dan Pengaturan Ekonomi Rumah Tangga (PERT), serta jender, (5) Terkikisnya budaya konsumtif, (6) Anak telah mampu menggunakan komputer tingkat dasar, (7) Tumbuhya budaya belajar dikalangan anak, (8) Semakin eratnya hubungan ketetanggaan dan tumbuhnya rasa kebersamaan dalam suasana pluralitas melalui belajar berorganisasi yang mengarahkan untuk melakukan aksi-aksl kolektif (collective action).
Mengacu atas hasil penelitian dan analisisnya, dapat dikelompokkan menjadi dua hal pokok permasalahan dan sekaligus upaya pemecahannya atau solusi yang diberikan untuk segerah dilakukan oleh BMS dalam upaya pengoptimalan pemberdayaan, yakni pertama, upaya peningkatan pendapatan keluarga anggota Probangga melalui Pengembangan Usaha Ekonomi Produktif dengan berbasis kelompok. Kedua, penambahan tenaga pendamping atau fasilitator lapangan dan optimalisasi volunteer disertai dengan adanya alokasi dana buat mereka."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T21689
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmah Kardinah
"Skripsi ini membahas mengenai gambaran aset kelompok Balas jasa Pratama yang berada di Pondok Labu Jakarta Selatan. Kelompok UPPKS adalah kelompok binaan BKKBN yang dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan pendapatan keluarga sejahtera melalui pemanfaatn UMKM. Dalam menjalani kelompok umkm diperlukan asset yang bisa mendukung jalan-nya kelompok agar lebih lancar aset yang dimaksud dalam penelitian ini terdiri dari tujuh modal yang melekat dengan kelompok yakni modal finansial, modal fisik, modal manusia, modal sosial, modal alam, modal spiritual dan modal teknologi. Ketujuh modal ini bisa digunakan untuk mengembangkan kelompok menjadi lebih baik, sehingga diperlukan perhatian yang lebih agar kelompok juga dapat berkembang secara lebih maksimal.

This paper discusses the description of the assets of the UPPKS group in Pondok Labu, South Jakarta. The UPPKS group is a BKKBN assisted group that is carried out with the aim of increasing family income through the utilization of small and micro enterprise. In carrying out the small business group, assets are needed to support the groups path so that the growth of the group tend to be more easier. Assets referred to in this research is consist of seven capital namely financial capital, physical capital, human capital, social capital, natural capital, spiritual capital and technology capital. These seven capitals can be used to develop groups for the better, more attention should be put to these assets so that groups can also develop more optimally."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deasy Nurmalasari Faridyah
"[ABSTRAK
Saat ini industri keuangan mikro sebagai alat bagi keuangan inklusif
berkembang dengan dua pendekatan yang berbeda yaitu Financial Lending
Approach dan Poverty Lending Approach. Perbedaan paling kontras dari keduanya
adalah sasaran penerima kreditnya. Poverty Lending Approach mengkhususkan
dirinya untuk menyalurkan kredit kepada orang miskin seperti Lembaga Keuangan
Mikro yang mereplika pola Grameen Bank. Sedangkan Financial Lending
Approach memberi akses untuk masyarakat miskin, namun tidak menargetkannya
secara khusus, pendekatan ini lebih menjaga kesinambungan keuangannya
sehingga sasaran mereka bukan orang miskin seperti yang dilakukan perbankan.
Tesis ini meneliti Poverty Lending Approach yang dilakukan oleh salah satu
Lembaga Keuangan Mikro di Indonesia yaitu PT. Mitra Bisnis Keluarga Ventura
(MBK). Studi Kasus dilakukan di Kabupaten Tangerang, tepatnya Kecamatan
Pakuhaji, Sukadiri dan Sepatan. Tujuannya adalah ingin menganalisis apakah
penyaluran kredit mikro dengan pola Grameen Bank yang dilakukan oleh PT. Mitra
Bisnis Keluarga Ventura (MBK) berdampak terhadap pendapatan usaha
nasabahnya. Pendapatan usaha merupakan salah satu langkah untuk meningkatkan
pendapatan rumah tangga. Dengan menggunakan metode instrumental variable dan
melakukan wawancara mendalam dengan para nasabah. Hasil studi menunjukkan
bahwa pemberian kredit yang diberikan oleh PT. Mitra Bisnis Keluarga Ventura
(MBK) dengan pola grameen bank berdampak signifikan terhadap peningkatan
pendapatan usaha nasabahnya.

ABSTRACT
Microfinance, which nowadays has become a tool for development of financial
inclusion, has two different approaches. These two approaches are Financial
System Lending and the Poverty Lending Approach. The most pronounced
differences between these approaches are their credit?s beneficiaries. The Poverty
Lending Approach has the speciality to extend its credit the poor. This approach
was replicated from the model of the Microfinance Institution Grameen Bank. The
Financial Lending Approach, in turn, is special for maintaining financial
sustainability. This approach also provides access for the poor, but it is aimed not
only for the poor in poor areas but also in other areas. It does not have
microfinance institution?s branches like Poverty Lending Approach?s model. This
research examines the Poverty Lending Approach?s model carried out by PT. Mitra
Bisnis Keluarga Ventura, a large Microfinance Institution in Indonesia. The
research?s case study was conducted in Tangerang District in the Subdistricts
Pakuhaji, Sukadiri and Sepatan. The aim of this research is to analyze whether the
microcredit extended by PT. Mitra Bisnis Keluarga (MBK), which replicates the
Grameen Bank model, has a significant impact on the income of its clients. Clients?
business income is a measurements of household income. Using a survey method
with in-depth client interviews, the data analysis employs an instrumental variables
method. The results show that credits granted by PT. Ventura Family Business
Partners (MBK), operating under the Grameen Banks model, have a significant
positive impact on the income of its clients.;Microfinance, which nowadays has become a tool for development of financial
inclusion, has two different approaches. These two approaches are Financial
System Lending and the Poverty Lending Approach. The most pronounced
differences between these approaches are their credit?s beneficiaries. The Poverty
Lending Approach has the speciality to extend its credit the poor. This approach
was replicated from the model of the Microfinance Institution Grameen Bank. The
Financial Lending Approach, in turn, is special for maintaining financial
sustainability. This approach also provides access for the poor, but it is aimed not
only for the poor in poor areas but also in other areas. It does not have
microfinance institution?s branches like Poverty Lending Approach?s model. This
research examines the Poverty Lending Approach?s model carried out by PT. Mitra
Bisnis Keluarga Ventura, a large Microfinance Institution in Indonesia. The
research?s case study was conducted in Tangerang District in the Subdistricts
Pakuhaji, Sukadiri and Sepatan. The aim of this research is to analyze whether the
microcredit extended by PT. Mitra Bisnis Keluarga (MBK), which replicates the
Grameen Bank model, has a significant impact on the income of its clients. Clients?
business income is a measurements of household income. Using a survey method
with in-depth client interviews, the data analysis employs an instrumental variables
method. The results show that credits granted by PT. Ventura Family Business
Partners (MBK), operating under the Grameen Banks model, have a significant
positive impact on the income of its clients.;Microfinance, which nowadays has become a tool for development of financial
inclusion, has two different approaches. These two approaches are Financial
System Lending and the Poverty Lending Approach. The most pronounced
differences between these approaches are their credit?s beneficiaries. The Poverty
Lending Approach has the speciality to extend its credit the poor. This approach
was replicated from the model of the Microfinance Institution Grameen Bank. The
Financial Lending Approach, in turn, is special for maintaining financial
sustainability. This approach also provides access for the poor, but it is aimed not
only for the poor in poor areas but also in other areas. It does not have
microfinance institution?s branches like Poverty Lending Approach?s model. This
research examines the Poverty Lending Approach?s model carried out by PT. Mitra
Bisnis Keluarga Ventura, a large Microfinance Institution in Indonesia. The
research?s case study was conducted in Tangerang District in the Subdistricts
Pakuhaji, Sukadiri and Sepatan. The aim of this research is to analyze whether the
microcredit extended by PT. Mitra Bisnis Keluarga (MBK), which replicates the
Grameen Bank model, has a significant impact on the income of its clients. Clients?
business income is a measurements of household income. Using a survey method
with in-depth client interviews, the data analysis employs an instrumental variables
method. The results show that credits granted by PT. Ventura Family Business
Partners (MBK), operating under the Grameen Banks model, have a significant
positive impact on the income of its clients., Microfinance, which nowadays has become a tool for development of financial
inclusion, has two different approaches. These two approaches are Financial
System Lending and the Poverty Lending Approach. The most pronounced
differences between these approaches are their credit’s beneficiaries. The Poverty
Lending Approach has the speciality to extend its credit the poor. This approach
was replicated from the model of the Microfinance Institution Grameen Bank. The
Financial Lending Approach, in turn, is special for maintaining financial
sustainability. This approach also provides access for the poor, but it is aimed not
only for the poor in poor areas but also in other areas. It does not have
microfinance institution’s branches like Poverty Lending Approach’s model. This
research examines the Poverty Lending Approach’s model carried out by PT. Mitra
Bisnis Keluarga Ventura, a large Microfinance Institution in Indonesia. The
research’s case study was conducted in Tangerang District in the Subdistricts
Pakuhaji, Sukadiri and Sepatan. The aim of this research is to analyze whether the
microcredit extended by PT. Mitra Bisnis Keluarga (MBK), which replicates the
Grameen Bank model, has a significant impact on the income of its clients. Clients’
business income is a measurements of household income. Using a survey method
with in-depth client interviews, the data analysis employs an instrumental variables
method. The results show that credits granted by PT. Ventura Family Business
Partners (MBK), operating under the Grameen Banks model, have a significant
positive impact on the income of its clients.]"
2015
T43274
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fairuz Itqon
"Tingginya pertumbuhan jumlah penduduk di Kota Tangerang dan kurangnya kesadaran masyarakat menghadirkan permasalahan dalam pengelolaan persampahan sehingga dibutuhkan penanganan secara komprehensif. Dalam penanganannya, DKP (Dinas Kebersihan dan Pertamanan) Kota Tangerang menerapkan Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Persampahan pada salah satu daerah di Kota Tangerang telah menjadi daerah percontohan dalam pengelolaan persampahan yaitu Kelurahan Karawaci Baru.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi program peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan persampahan di Kelurahan Karawaci Baru. Penelitian kualitatif ini bersifat deskriptif yang menggambarkan pelaksanaan Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Di Kelurahan Karawaci Baru. Metode pengumpulan data yang digunakan peneliti merupakan metode gabungan (Mixed Method) sehingga peneliti menganalisis melalui data kualitatif dengan cara wawancara mendalam kepada informan dan melalui data kuantitatif dengan survei.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa dalam pelaksanaan program pengelolaan persampahan di Kelurahan Karawaci Baru sudah berjalan cukup baik dilihat dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan pemeliharaan. Namun, terdapat faktor penghambat seperti kurangnya kuantitas aparat dalam melakukan sosialisasi, tidak adanya SOP, dan masyarakat belum memanfaatkan hasil pengelolaan persampahan.

The high population growth in the city of Tangerang, and lack of public awareness of waste management presents problems in a comprehensive manner so that necessary treatment. In handling, DKP (Dinas Kebersihan dan Pertamanan) apply Tangerang City Improvement Program Community Participation in Solid Waste Management in one of the areas in Tangerang has become a model for the management of waste that Kelurahan Karawaci Baru.
This study aims to analyze the implementation of programs to increase community participation in waste management Kelurahan Karawaci Baru. This qualitative descriptive study describing the implementation of the Program for Enhancing Public Participation in Kelurahan Karawaci Baru. Data collection methods the researchers used a combined method (Mixed Method) so the researchers analyzed through qualitative data by in-depth interviews with informants and quantitative data with the survey.
These results prove that the implementation of the waste management program in Karawaci Baru been running pretty good views of the planning, implementation, and maintenance. However, there are inhibiting factors such as the lack of quantity in socializing forces, the absence of SOPs, and people do not utilize the waste management."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S44592
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>