Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 127832 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Prayuda
"ABSTRACT
Kenaikan jumlah penduduk menyebabkan kenaikan jumlah limbah padat baik dari sektor perumahan, komersial, maupun industri. Limbah padat dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif BBA di industri semen dalam kegiatan co-processing, yaitu proses pemanfaatan limbah pada proses industri untuk diambil kembali energi dan sifat material yang berasal dari limbah. Penelitian yang menggunakan pendekatan eksperimental kuantitatif ini bertujuan untuk mengetahui potensi pemanfaatan limbah padat dengan melihat jenis, sumber, komposisi, kuantitas, kontinuitas, dan kualitas dari BBA, serta pengaruh pemanfaatan kombinasi BBA terhadap kualitasnya. Sampel BBA yang digunakan adalah serbuk gergaji, sekam padi, limbah kopi, RDF eksternal dan shredded AF yang diambil selama empat hari dalam dua minggu untuk diuji kualitasnya. Data hasil pengujian dan data sekunder dari PT Indocement Tunggal Prakarsa ITP Tbk. dibandingkan dan digunakan sebagai dasar estimasi kadar energi dari kombinasi BBA. Dibuat empat variasi kombinasi BBA yang terdiri dari campuran sampel BBA dengan dasar komposisi saat ini dan kecenderungan perubahan komposisi yang mungkin terjadi. Dari empat variasi tersebut, variasi 4 yang terdiri dari 60 RDF eksternal, 20 shredded AF, 10 serbuk gergaji, 5 sekam padi, dan 5 limbah kopi menjadi variasi terbaik dengan kadar energi kotor pada kisaran 4.320-4.721 kkal/kg, kadar air 10,3, kadar abu 12,4, dan kadar volatil 69,6.

ABSTRACT
The increasing number of population leads to increasing amount of solid waste from residential, commercial, and industrial. Solid waste can be utilized as alternative fuel AF in cement industry in co processing activity, a process which utilizes waste in industrial processes to recover its energy and material properties derived from waste. This research uses quantitative experimental approach which aims to know the potential of solid waste utilization as AF by looking at its type, source, composition, quantity, continuity, and quality from AF, also to know how AF combination affects its quality. The AF samples used in this research consist of sawdust, rice husk, coffee waste, external RDF, and shredded AF. These samples were taken for four days in two weeks to get their quality tested. The primary data from test result and secondary data from PT Indocement Tunggal Prakarsa ITP Tbk. are compared and used as a basis for energy content estimation of AF combinations. Four variations of AF combinations are made with AF samples, which are determined according to its current composition and possible changes in composition. From four variations, variation 4 which consisted of 60 external RDF, 20 shredded AF, 10 sawdust, 5 rice husk, and 5 coffee waste, become the best variation with 4.320-4.721 kcal kg gross energy content, 10,3 moisture content, 12,4 ash content, and 69,6 volatile content."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silvia
"ABSTRAK
Pertambahan jumlah penduduk Indonesia berbanding lurus dengan kebutuhan manusia yang akan berakibat pada kenaikan jumlah industri yang menghasilkan limbah padat. Limbah padat industri dapat dimanfaatkan menjadi Alternative Fuel and Raw Material (AFR) dalam proses pembuatan semen. Limbah padat industri tersebut harus diolah agar memenuhi acceptance criteria AFR untuk industri semen sehingga dibutuhkan platform sebagai tempat pengumpul dan pengolah limbah industri. Penelitian ini bertujuan untuk merancang pengumpulan limbah padat industri dari waste generator ke platform dan pengangkutan AFR dari platform ke PT Indocement Tunggal Prakarsa (ITP) Tbk serta menghitung estimasi biaya yang dibutuhkan dalam perancangan. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif metode historis ini didasarkan pada rutinitas pengumpulan limbah padat industri berdasarkan data sekunder kedatangan limbah 1 Januari-8 Juni 2018 dari PT ITP Tbk. Jenis limbah yang digunakan pada perancangan ini adalah bottom ash & fly ash, contaminated goods, oil sludge, waste paint, dan WWT sludge yang berasal dari industri di wilayah Jabotabek dan Karawang. Perancangan pengumpulan limbah padat industri dilakukan untuk memenuhi kebutuhan AFR PT ITP Tbk sebesar 300 ton/hari dengan kebutuhan alat angkut berupa 12 unit wing box truck 18 ton. Sedangkan kebutuhan alat angkut dalam perancangan pengangkutan AFR ke industri semen berupa 2 unit dump truck 30 ton atau 3 unit dump truck 18 ton. Pada perancangan ini juga dibutuhkan 1 unit forklift 3 ton, wheel loader, jembatan timbang 60 ton, serta timbangan digital 5 ton. Estimasi biaya perancangan opsi pertama menggunakan dump truck 30 ton adalah biaya investasi sebesar Rp 10.559.969.000, biaya tenaga kerja sebesar Rp 1.354.000.000/tahun, dan biaya operasi dan pemeliharaan sebesar Rp 2.188.057.600/tahun. Sedangkan estimasi biaya perancangan opsi kedua menggunakan dump truck 18 ton adalah biaya investasi sebesar Rp 11.099.289.000, biaya tenaga kerja sebesar Rp 1.450.000.000/tahun, dan biaya operasi dan pemeliharaan sebesar Rp 2.215.494.000/tahun.

ABSTRACT
Indonesias population growth is directly proportional to human needs which result in an increase in the number of industries that produce solid waste. Industrial solid waste can be used as Alternative Fuel and Raw Material (AFR) for cement manufacturing process. Industrial solid waste must be processed to fulfill the AFR acceptance criteria for cement industry so the platform is needed as a place for collecting and processing industrial waste. This study aims to design the collection of industrial solid waste from the waste generator to platform and transportation of AFR from platform to PT Indocement Tunggal Prakarsa (ITP) Tbk and calculate the estimated cost of the design. This study with the quantitative approach of historical method is based on the routine of industrial solid waste collection based on secondary data about waste arrival 1 January 2018-8 June 2018 from PT ITP Tbk. The types of waste that used in this design are bottom ash & fly ash, contaminated goods, oil sludge, waste paint, and WWT sludge from industries in Jabotabek and Karawang regions. The design of industrial solid waste collection is carried out to fulfill PT ITP Tbk's AFR needs of 300 tons/day with transportation equipment needs are 12 units of 18 tons wing box truck. Transportation equipment needs for the design of AFR transportation to the cement industry are 2 units of 30 tons dump truck or 3 units of 18 tons dump truck. In this design also need 1 unit of 3 tons forklift, wheel loader, 60 tons weighbridge, and 5 tons digital scales. The estimated cost for first option design with 30 tons dump trucks are Rp 10.559.969.000,- for investment cost, Rp 1.354.000.000,-/year for labor cost, and Rp 2.188.057.600/year for operating and maintenance cost. The estimated cost for second option design with 18 tons dump trucks are Rp 11.099.289.000,- for investment cost, Rp 1.450.000.000/year for labor cost, and Rp 2.215.494.000,-/year for operating and maintenance cost.
"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Sara Yuniandari
"Pertambahan jumlah penduduk Indonesia berbanding lurus dengan kebutuhan manusia yang berakibat pada kenaikan jumlah industri yang menghasilkan limbah padat. Limbah padat industri dapat dimanfaatkan sebagai Alternative Fuel and Raw Material (AFR) untuk industri semen. Penelitian dilakukan dengan metode perancangan yang bertujuan untuk merancang platform pengolahan limbah padat industri menjadi AFR dengan pengolahan yang tepat dan estimasi biaya yang sesuai. Jenis limbah yang digunakan dalam perancangan adalah Bottom Ash & Fly Ash, Contaminated Goods, Oil Sludge, Waste Paint, dan WWT Sludge. Limbah yang digunakan harus memenuhi kriteria limbah yang dapat diterima menjadi AFR. Beberapa kriteria tersebut antara lain nilai kalor, kadar air, kadar sulfur, kadar klorin, dan kadar merkuri. Untuk memenuhi kriteria tersebut dilakukan pengolahan dengan cara pencacahan dan pencampuran limbah dengan efisiensi pengolahan 95%. Kebutuhan AFR yang dibutuhkan oleh PT. ITP Tbk adalah sebesar 300 ton/ hari. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka dilakukan pengolahan yang terbagi menjadi 2 shift, dengan waktu operasional setiap shiftnya adalah 7 jam. Dengan kapasitas pengolahan limbah sebesar 13 ton/ jam, maka dalam 1 hari pengolahan tersebut dilakukan sebanyak 28 batch/ hari. Apabila kapasitas pengolahan limbah sebesar 9 ton/ jam, maka dalam 1 hari pengolahan tersebut dilakukan sebanyak 26 batch/ hari. Mesin pengolahan yang digunakan adalah primary shredder dan secondary shredder. Alat pendukung lainnya yang digunakan antara lain forklift dengan kapasitas 8 ton, wheel loader dengan kapasitas 9 ton, belt conveyor, dan hopper. Untuk perhitungan estimasi biaya yang dilakukan dalam perancangan platform pengolahan limbah menjadi AFR dengan kapasitas pengolahan 13 ton/ jam terdiri dari biaya investasi sebesar Rp. 46.929.923.400,00,- biaya tenaga kerja sebesar Rp. 8.536.916.760,00,- biaya operasional sebesar Rp. 5.517.993.520,- dan biaya pemeliharaan sebesar Rp. 738.759.020,-. Apabila kapasitas pengolahan 9 ton/ jam maka biaya investasi sebesar Rp. 46.283.048.900,00,- biaya tenaga kerja sebesar Rp. 9.136.916.760,00,- biaya operasional sebesar Rp. 6.278.356.720,- dan biaya pemeliharaan sebesar Rp. 665.830.556,-.

Indonesia's population growth is diectly proportional to human needs which results in an increase in the number of industries that produce solid waste. Industrial solid waste can be used as Alternative Fuel and Raw Material (AFR) for the cement industry. The study was conducted with a design method that aims to design an industrial solid waste treatment platform into AFR with appropriate processing and appropriate cost estimates. The types of waste used in the design are Bottom ash & fly ash, contaminated goods, sludge oil, waste paint, and WWT sludge. The waste used must meet the acceptance criteria that can be used as AFR. Some of these criteria include heating balue, water content, sulfur content, chlorine levels, and mercury levels. To fulfill the criteria, processing is carried out by shredding and mixing waste with a processing efficiency of 95%. AFR needs needed by PT. ITP Tbk is 300 tons/ day. To meet these needs, the processing is divided into 2 shift, with the operational time of each shift being 7 hours. With a waste treatment capacity of 13 tons/ hour, 28 batches/ day will be processed in 1 day. The processing machine used is the primary shredder and secondary shredder. Other supporting tools used include 8 tons of forklift, 9 tons of wheel loaders, conveyor belts, and hoppers. For the calculation of the estimated cost carried out in the design of a waste processing platform to become an AFR with a processing capacity of 13 tons/ hour an investment cost of Rp. 46.929.923.400,00,- labor costs of Rp. 8.536.916.760,00,- operational costs of Rp. 5.517.993.520,- and maintenance costs of Rp. 738.759.020,-. If the processing capacity is 9 tons/hour, the investment cost is Rp. 46.283.048.900,00,- labor costs of Rp. 9.136.916.760,00,- operational costs of Rp. 6.278.356.720,- and maintenance costs of Rp. 665.830.556,-."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Beni Wahyudi
"Permasalahan sampah semakin sulit untuk ditangani karena peningkatan jumlah sampah tidak sejalan dengan peningkatan pengelolaan persampahan yang memadai. Salah satu cara mengatasi masalah pengelolaan sampah adalah melalui pendirian Bank Sampah yang merupakan kegiatan bersifat social engineering, menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam pengolahan sampah secara bijak serta membangun kewirausahaan masyarakat. Membangun dan mengembangkan bank sampah tidaklah mudah, banyak hambatan dan kendala dalam membangun dan mengembangkan bank sampah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh dari karakter kewirausahaan pengurus atau pengelola bank sampah terhadap perkembangan dan keberlanjutan bank sampah yang dilihat dari banyaknya masyarakat yang bergabung menjadi nasabah bank sampah. Penelitian dilakukan di Kota Depok, dimana data penelitian didapat melalui penyebaran angket/kuesioner dengan jumlah responden dan sampel bank sampah sebanyak sembilan puluh. Analisis data menggunakan metode analisis regresi linear berganda.
Hasil penelitian menunjukan bahwa enam karakter kewirausahaan pengurus bank sampah yang diteliti yakni kepemimpinan, percaya diri, mampu melihat peluang, berani mengambil resiko, fleksibel dan mampu beradaptasi, dan mandiri berpengaruh positif terhadap perkembangan dan keberlanjutan bank sampah. Karakter percaya diri, kepemimpinan dan mampu memanfaatkan peluang dari pengurus bank sampah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan jumlah nasabah bank sampah.

Solid waste problem is getting difficult to handle because of the increased amount of solid waste is not in line with the increase of adequate solid waste management. One way to overcome the problem of solid waste management is through the establishment of a Waste Bank which is a social engineering activity, which teaches people to sort the solid waste as well as raising public awareness on solid waste management wisely. A lot of obstacles and constraints in building and developing the waste bank.
This study aimed to assess the influence of the enterpreneurship character of the board or management of the waste bank towards development and sustainability waste bank. The study was conducted in Depok. The research data obtained through a questionnaire with renponden and sample of waste banks surveyed as much as 90. Data analysis using multiple regression method.
The results showed that six entrepreneurship characters of waste bank officials who investigated such as leadership, confident, able to see the opportunities, willing to take risks, flexible and able to adapt, and independent have positive effect on waste bank development and sustainability. Character confident, leadership and able to see the opportunities has a significant influence increasing costumer waste bank.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T42840
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bernadus Santoso
"Air adalah sumberdaya yang terbaharui dengan daur hidrologi dan proses pemurnian, selama alam untuk membersihkan air tidak terlampaui. Mengacu pada Undang-Undang Lingkungan Hidup No. 4 tahun 1982,i ndustri tekstil salah satu car a yang di tempuh adalah dengan membuat Instalasi Pengolahan Air Limbah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui secara rinci desain, karakter, serta kemampuan instalasi pengolah limbah PT. Uni teas . Lokasi penelitian terletak di 01. Paya Tajur No. A, Bogor, Jawa Barat. Penelitian dilakukan dengan mengamati dan mempelajari cara kerja Instalasi Pengolah Air Limbah, kemudian dengan menggunakan, data sekunder PT. Unit dapat dihitung biaya pengolahan limbah cair per m3nya. Dan dari data sekunder laboratoriurn BBIHP diketahui kadar parameter air limbah. Hipotesis pertama mengatakan bahwa kualitar air limbah akan mejadi lebih baik setelah menjalani pengolahan. Uji terhadap rata-rata kadar sebelum dan setelah pengolahan menunjukkan perbedaan untuk nilai padatan tersuspensi, DOD, COD, minyak dan lemak. Sedangkan untuk parameter lain secara statistik tidak berbeda. Hipotesa kedua menyatakan: bahwa semakin besar biaya pengolahan limbah, semakin baik limbah yang dibuang sekitar pabrik. Dari pengamatan langsung di lapangan hal ini terbukti sebab, air limbah yang diolah sama sekali tidak mengganggu masyarakat. Alat pengol ah limbah cair ini telah bekerja sesuai perencanaan yaitu untuk menurunkan kadar BOD, COD, dan TSS. Akhirnya perhi tungan analisis biaya menunjukkan bahwa pengeluaran pengolahan limbah saat ini hanya 1% dari nilai produk.

Water pollution in water bodies is caused by industrial waste. It could damage the water for its usage. Properly, water serve as renewable resources under going hydrology cycles and purifying processes} if the natural purifying capability of the water has not been exceed. The environmental Law number 4} 1982, compels each industry to control its waste. One method that could be implemented is the construction of a waste control instrument. This study was conducted to evaluate the performance of the waste water control instrument, owned by PT. Unite. This plant is located in 01. Paya Tajur No. A, Bogor, West Java. The study was conducted reach and studying how to operate waste water control instrument. By secondary data from PT. Unitex can be calculate cost of purifying waste water per m3. The first hypothesis states that quality of the waste water improved after treatment. The T-test conducted for ' the average concentration before and after treatment, showed a significant- difference for suspended solids, ROD, COD, and detergent. Other parameters observed, showed no statistically significant differences. The second hypothesis states that higher cost of waste treatment, higher good for liquid waste. The waste water treatment instrument performed according to its specifications, i.e. reducing the concentration of ROD, COD, and TSS. Finally from calculated cost analysis due for instrument water treatment is only 10/10 from price."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widiyanto Saputro
"Rata-rata setiap orang di DKI Jakarta menghasilkan 3.4004-liter atau 0.69 Kg sampah per orang per hari. Dengan 10.748.230 jiwa pada 2022, sampah DKI Jakarta mencapai 7.416.278 kg/hari atau 7416,3 ton/hari. Angka ini menjadi 175.000-ton sampah per hari secara nasional. Karena minimnya penanganan sampah yang baik, berbagai kota mengalami darurat sampah, termasuk Jakarta. Salah satu inisiatif yang diharapkan dapat menjadi solusi adalah pembangunan Fasilitas Pengolahan Sampah Antara (FPSA)/Intermediate Treatment Facility (ITF) II DKI Jakarta Wilayah barat yang akan menjadi fasilitas Pengolahan 2000 ton per hari Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL). Laporan Praktik Keinsinyuran ini membahas perancangan pembangunan fasilitas ini dalam peran dan fungsi penulis sebagai Solution Architect dan Project Manager. Laporan ini disusun secara komprehensif memperhatikan kondisi persampahan secara nasional, perhatian pemerintah, tata aturan perundangan, kedaruratan penanganan sampah dan solusinya, proyek yang dijalankan, paradigma penyusunan teknologi, rancangan solusi hingga desain termasuk pemenuhan standar teknologi nasional dan global. Berdasarkan analisis yang dilakukan kegiatan praktik keinsinyuran yang dilaporkan telah dilaksanakan dengan memperhatikan aspek Profesionalisme, Kode Etik Insinyur (KEI) serta Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lindung Lingkungan (K3LL).

On average, each person in DKI Jakarta produces 3,4004 liters or 0.69 kg of waste per person per day. With 10,748,230 people in 2022, DKI Jakarta's waste will reach 7,416,278 kg/day or 7416.3 tons/day. This figure is 175,000 tons of waste per day nationally. Due to the lack of proper waste management, various cities are experiencing waste emergencies, including Jakarta. One of the initiatives that is expected to be a solution is the construction of an Intermediate Treatment Facility (ITF) II DKI Jakarta on West Region which will become a facility for processing 2000 tons per day of Waste into Electricity/Waste to Energy (WtE). This Engineering Practice Report discusses the design of the construction of this facility in the author's role and function as Solution Architect and Project Manager. This report was prepared comprehensively taking into account national waste conditions, government attention, legal regulations, waste handling emergencies and solutions, projects being implemented, technology development paradigms, solution plans and designs including compliance with national and global technology standards. Based on the analysis carried out, the reported engineering practice activities have been carried out taking into account aspects of Professionalism, the Engineer's Code of Ethics and also Safety, Occupational Health and Environmental Protection."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Supriyanto
"ABSTRAK
Selaras dengan laju pembangunan nasional, pembangunan di sektor industri pun maju dengan pesat. Pembangunan di sektor ini dianggap mampu memberikan nilai tambah secara nasional serta mampu menciptakan lapangan kerja dan mendorong peningkatan teknologi bagi kehidupan manusia. Sebagai realisasi dan konsekuensi kegiatan pembangunan di sektor industri, muncul pula berbagai masalah lingkungan secara langsung maupun tidak langsung berupa pengotoran perairan oleh limbah cair.
Pengamatan menunjukkan bahwa dari berbagai jenis industri, ternyata industri kecil dan industri rumah tangga sangat berpotensi memberikan kontribusi besar pada pengotoran perairan, seperti pabrik tahu. Kondisi yang demikian itu disebabkan oleh berberapa faktor, yaitu kurangnya pengetahuan pengusaha tentang pencemaran lingkungan, teknologi proses produksi, serta tidak adanya unit sarana pengolahan limbah cair.
Karakteristik yang khusus dari limbah cair tahu itu adalah suhunya melebihi suhu normal badan air penerima (60-80° C), warna limbah putih kekuningan dan keruh, pH < 7, COD dan padatan tersuspensi tinggi. Padatan tersebut sebagian berupa protein, lemak, dan karbohidrat. Limbah cair ini di perairan selain berpotensi menimbulkan bau busuk karena proses anaerob pada perombakan protein, lemak, dan karbohidrat oleh mikroorganisme, serta menambah beban pencemaran air.
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memecahkan permasalahan yang berhubungan dengan pencemaran limbah cair pabrik tahu pada skala laboratorium. Selain itu secara khusus penelitian ini bertujuan: (1) Menemukan konsentrasi dan waktu kontak yang optimum dari EM4 pada proses penguraian limbah cair pabrik tahu secara anaerob; (2) Menghitung laju penguraian materi organik dan pertumbuhan mikroorganisme pada proses penguraian limbah cair pabrik tabu secara anaerob; (3) Mengamati respirasi endogen mikroorganisme pada proses penguraian limbah cair pabrik tahu secara anaerob; (4) Menghitung secara kasar biaya pemakaian bahan EM4 untuk penguraian limbah cair pabrik tahu dihubungkan dengan biaya produksi tahu secara keseluruhan.
Menyimak segi pemakaian bahan baku dikaitkan dengan kuantitas limbah, ternyata 1 kg kedelai menghasilkan limbah cair 43,33 kg atau ekivalen dengan 40 liter (kalau BJ limbah = 1,1 kg/dm3). Dengan mempertimbangkan faktor kualitas dan kuantitas limbah cair tahu (60.000 liter/14 jam), penelitian ini dilakukan dengan memberikan EM4 (Effective Microorganisms 4) sebagai aktivator dalam proses penguraian limbah. Berdasarkan uraian tersebut, disusun hipotesis penelitian sebagai berikut: (1) pemberian EM4 mempengaruhi kecepatan penguraian limbah cair pabrik tahu; (2) waktu kontak mempengaruhi kecepatan penguraian limbah cair pabrik tahu; (3) interaksi antara konsentrasi EM4 dan waktu (kontak) pengamatan mempengaruhi kecepatan penguraian limbah cair pabrik tahu.
Penelitian eksperimental yang disusun secara faktorial ini menggunakan rancangan acak lengkap dan dilaksanakan di Laboratorium Program Studi Teknik Penyehatan dan Lingkungan, Jurusan Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok. Percobaan dilakukan dengan 50 kombinasi perlakuan antara waktu pengamatan (t1, t2, t3, t4, t5, t6, t7, t8, t9, t10) dengan konsentrasi EM4 (0 ml, 1 ml, 2 ml, 3 ml, dan 4 ml). Sampel limbah tahu diambil dari pabrik tahu Desa Kukusan, Depok. Tempat percobaan berupa stoples gelas ukuran 3 liter lengkap dengan tutup. Sampel limbah cair tahu sebanyak 3 liter sebelum dimasukkan ke dalam stoples, terlebih dahulu disaring menggunakan saringan dengan diameter saringan 0,125 mikron supaya seragam. Sesudah itu EM4 ditambahkan ke dalam substrat menggunakan pipet ukur dan stoples ditutup rapat. Pengamatan dan pengambilan sampel dilakukan dengan interval 6 jam selama 60 jam pada suhu kamar. Adapun parameter pokok yang diamati dan diukur adalah COD (Chemical Oxygen Demand), TSS (Total Suspended Solids), VA (Volatile Acids), MLVSS (Mixed Liquor Volatile Suspended Solids), suhu, pH, dan DO. Data dianalisis dengan menggunakan rumus baku untuk menghitung konstanta kinetika reaksi biokimiawi EM4, sebagai pembantu data dianalisis pula menggunakan anova 2 faktor, regresi berganda menurut Backward, analisis korelasi jenjang menurut Spearman, serta penghitungan biaya pengolahan limbah cair secara kasar.
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa konsentrasi dan waktu kontak sangat nyata mempengaruhi kinetika reaksi biokimiawi EM4 pada penguraian limbah cair pabrik tahu dengan a (taraf nyata) = 0,01. Bahkan interaksi antara konsentrasi dan waktu kontak bersamasama mempengaruhi kinetika reaksi biokimiawi EM4 pada penguraian limbah cair pabrik tahu dengan a (taraf nyata) = 0,01. Uji lainnya membuktikan bahwa konsentrasi COD berkorelasi positif dengan konsentrasi TSS pada a = 0,05. Hal ini memberikan makna bahwa setiap peningkatan maupun penurunan konsentrasi COD berhubungan dengan peningkatan maupun penurunan konsentrasi TSS. Korelasi positif juga ditunjukkan antara konsentrasi VA dengan MLVSS pada a = 0,05. Jadi setiap peningkatan dan penurunan konsentrasi VA berhubungan dengan peningkatan maupun penurunan konsentrasi MLVSS.
Hasil uji statistik dengan regresi berganda menurut Backward dilakukan untuk parameter VA, COD, dan MLVSS. Hasil regresi VA menunjukkan bahwa nilai R2 = 0,9274 dengan persamaan regresi Y = 1770,12 - 211,3 X1 (DO) + 0,03 X2 (Waktu) - 261,96 X3 (pH) - 7,18 X4 (suhu). Hasil ini merupakan hasil terbaik untuk perlakuan penambahan 3 ml EM4 ke dalam 3 liter substrat limbah cair tahu. Pengujian untuk parameter COD diperoleh hasil nilai R2 = 0,9299 dengan persamaan regresi Y = -18163,62 - 13,40 X1 (DO) + 89,67 X2 (Waktu) - 4357,94 X3 (pH) + 1224,87 X4 (suhu). Hasil ini merupakan hasil terbaik untuk perlakuan penambahan 4 ml EM4 ke dalam 3 liter substrat limbah cair tahu. Sedangkan hasil regresi untuk MLVSS diperoleh nilai R2 = 0,9357 dengan persamaan regresi Y = 56,78 - 10,85 X1 (DO) + 0,55 X2 (VVaktu) - 18,83 X3 (pH) - 1,14 X4 (suhu).
Hasil akhir proses penguraian materi organik yang dinyatakan dalam konsentrasi COD (mg/l) pada waktu kontak 60 jam dengan metode batch (tumpak) konvensional adalah antara 2140-2820 mg/l. Meskipun persentase penyisihan COD secara keseluruhan berkisar antara 64,66 % - 73,18 %, namun nilai itu masih berada di atas ambang baku mutu lingkungan air buangan industri golongan III (500 mg/l) di Jawa Barat.
Perhitungan untuk konstanta kinetika reaksi biokimiawi EM4 pada berbagai perlakuan diperoleh hasil bahwa laju penguraian materi organik (pemakaian substrat = rsu) adalah antara 2,3451 - 100,3035 mg/I/jam; laju pertumbuhan mikroorganisme (rg) adalah 2,9630 - 9,2787 mg/I/jam; laju koefisien kematian sel mikroorganisme (kd) adalah antara 0,014-0,036 sel per jam; sedangkan laju pertumbuhan bersih mikroorganisme (µ') pada penguraian limbah cair pabrik tahu antara 0,0088 - 0,0179 sel per jam.
Perhitungan kasar biaya pemakaian EM4 pada proses penguraian limbah cair pabrik tahu berdasarkan hasil penelitian ini (skala laboratorium) adalah Rp 60.000,- atau 7,5 % dari keuntungan (Rp 798.000,-) per hari.
Akhirnya berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa EM4 (Effective Microorganisms 4) dapat dipakai untuk membantu memecahkan permasalahan limbah cair tahu, yaitu menggunakan metode batch (tumpak) konvensional pada kondisi anaerob. Konsentrasi paling tepat untuk keperluan proses pengolahan limbah cair pabrik tahu pada proses tersebut di atas adalah 1 ml EM4 dalam 1 liter substrat atau setara dengan 1 liter EM4 untuk beban organik limbah 273,6 kg/m3/hari COD.

ABSTRACT
In line with the overall advance of national development, the rate of development in the industrial sector has been rapid. Development in this sector is thought to be able to add value nationally, as well as create jobs and stimulate the appropriate use of technology to enhance the lives of the nation's citizens. As a consequence of activities in this sector, direct and indirect environmental problems have emerged, one form of which is the contamination of water by liquid wastes.
The surveys show that, of the various types of industry, small and home industries, including tofu factories, are the ones that have potential most to water pollution. This is a result of several factors, including a lack of knowledge on the part of the entrepreneurs about environmental pollution, the technology used in the production process, as well as the lack of waste treatment facilities.
Tofu waste has unique characteristics, such as a higher temperature than the water into which it is thrown; a dirty yellowwhite color and a pH of less than 7 with high COD and TSS. This sludge comprises proteins, fats and carbohydrates. Such liquid waste can have a putrid smell due to the anaerobic process of microorganisms, leading to decomposition of the proteins, fats and carbohydrates. The addition of this liquid waste increases also the water pollution levels.
In general, the aim of this study is to understand and suggest solutions for water pollution problems caused by liquid waste from tofu factories, at the laboratory level. In addition, the study has the following objectives: (1) To discover optimum concentration and contact time of EM4 on the process of decomposition of liquid wastes from tofu factories anaerobically; (2) To calculate the rate of decomposition of organic material- and the growth of microorganisms during the process of decomposition of liquid wastes from tofu factories anaerobically; (3) To observe the endogen respiration of microorganisms during the process of decomposition of liquid wastes from tofu factories anaerobically; (4) To roughly calculate the cost of using EM4 for the decomposition of liquid wastes from tofu factories, related to the overall production cost of tofu.
If we examine the amount of EM4 needed in relation to the quantity of waste, it appears that 1 kg of soy beans results in 43.33 kg of liquid waste, or the equivalent of 40 litres (if the BJ of waste = 1.1 kg/dm3). By considering factors related to the quantity and quality of the liquid wastes from tofu factories, this study undertakes to test EM4 (Effective Microorganisms 4) as an activator in the process of decomposition of liquid wastes from tofu factories. The hypotheses of the research are as follows: (1) the addition of EM4 influences the rate of decomposition of liquid wastes from tofu factories; (2) the contact time influences the speed of decomposition of liquid wastes from tofu factories; (3) The interaction between EM4 concentration and contact time influences the rate of composition of the tofu wastes.
This experimental study with factorial testing used complete random design and was conducted in the Environmental Laboratory of the Faculty of Engineering, University of Indonesia. The experiment was conducted with 50 treatment combinations, with contact times ranging from t' to t10 and EM4 concentrations of 0 to 4 ml. Tofu waste samples were taken from the tofu factory in Kukusan Village, Depok. Three-litre stoppered glass jars were used to store the samples. Before being placed in the jars, the three-litre samples were filtered through a filter with a diameter of 0.125 microns for uniformity. The EM4 was added to the concentrate using a measuring pipette and stoppered jars. Observation and sample taking were done at six hour intervals for 60 hours at room temperature. The main parameters that were measured were COD (Chemical Oxygen Demand), TSS (Total Suspended Solids), VA (Volatile Acids), MLVSS (Mixed Liquor Volatile Suspended Solids), temperature, pH and DO. The data were analyzed using two-factor variance analysis, Backward multiple regression, Spearman rank correlation analysis, standard formula to find the kinetic constants of the EM4 biochemical reactions and rough calculations of the cost of liquid waste treatment.
The results of the statistical tests indicated that the concentration and contact time significantly influenced the kinetics of EM4 biochemical reactions in the decomposition of liquid tofu wastes, with a = 0.01. The interaction between concentration and contact time also influenced the kinetics of the EM4 biochemical reactions on the liquid tofu wastes, with a = 0.01. The correlation analysis showed a positive correlation between COD and TSS concentrations, with a = 0.05. This means that every increase or decrease in COD concentration is related to a concurrent increase or decrease of TSS concentration. There was also a positive correlation between VA and MLVSS concentrations, with a = 0.05. So every increase or decrease of VA concentration is accompanied by an increase or decrease of MLVSS concentration.
The findings on COD, VA and MLVSS parameters were analyzed with Backward multiple regression. The analysis showed the value of R2 = 0.9274 with the regression equation:
Y = 1770.12 - 211.3 XI (DO) + d.03 X2 (time) - 261.96 X3 (pH) - 7.18 X4 (temperature).
This represented the best result of the addition of 3 ml of EM4 to 3 litres of tofu liquid waste concentrate.
The second finding, for COD, obtained R2 = 0.9299 with a regression equation of Y = -18163.62 - 13,40 X, (DO) + 89.67 X2 (time) - 4357.94 X3 (pH) + 1224.87 X4 (temperature).
This represented the best result for the addition of 4 ml of EM4 to 3 liters of tofu liquid waste concentrate.
The regression analysis of MLVSS obtained a result of R2 = 0.9357 with a regression equation of Y = 56.78 - 10.85 X, (DO) + 0.55 X2 (time) - 18.83 X3 (pH) - 1.14 X4 (temperature).
This represented the best result of the addition of 4 ml of EM4 to.3 litres of tofu liquid waste concentrate.
The final result of the process of decomposition of organic material indicated in the concentration of COD (mg/I) with a contact time of 60 hours, using a conventional batch method, was between 2140 mg/I and 2820 mg/I. Although the percentage of overall COD isolation was in the range 64.66 to 73.18 %, this level is still above the threshold of the environmental quality standard for industrial liquid wastes (category II!).
The calculations for the kinetic constants of EM4 biochemical reactions obtained the result that the rate of decomposition of organic material (using concentrate rsu) was between 2.3451 and 100,3035 mg/I/hour; the coefficient rate of the decomposition of microorganism cells was between 0.014 to 0.036 cells per hour; while the net growth rate of microorganisms in the decomposition of tofu factory liquid wastes was between 0.0088 and 0.0179 cells per hour.
The rough calculation of the cost of EM4 utilization in the decomposition process of tofu factory liquid wastes was Rp. 60,000 per day, or 7.5% of the daily profit (Rp. 798,000).
Based on this study, it can be concluded that EM4 can be used to ameliorate the tofu liquid waste, that is, using the conventional batch method in anaerobic condition. The most effective concentration for tofu liquid waste treatment is 1 ml EM4 in 1 litre substrate or equivalent to 1 litre EM4 for organic loading of waste 273.6 kg/m3/day COD.;The Kinetics of the Biochemical Reaction of EM4 to Elements of Liquid Waste from a Tofu Factory (A Case Study of Tofu Factory in Kukusan, Depok, West Java)
Number of references: 72 (1977 - 1997)
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inna Indriati
"Banyak negara di wilayah regional Asia Pasifik termasuk Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 mengalami dampak memburuknya kondisi ekonomi, terutama karena depresiasi mata uang negara-negara tersebut. Akibat utamanya adalah langkanya likuiditas, tingginya tingkat bunga dan kurs mata uang asing. Kondisi ini mencakup pula pengetatan penyediaan kredit dan penghentian atau penundaan pelaksanaan proyek konstruksi tertentu.
Dalam menghadapi kondisi ekonomi yang masih belum stabil yang ditandal dengan masih berfluktuasinya kurs mata uang asing dan harga saham di pasar modal, manajemen masing-masing perusahaan dalam industri semen mengambil langkah-langkah antara lain; menaikkan harga jual, melakukan ekspor, melakukan penghematan biaya, melakukan investasi sesuai skala prioritas dan mencari alternatif dengan membeli produk-produk lokal dengan kualitas yang sama dengan komponen impor mesin dan suku cadang.
Dampak negatif krisis yang berkepanjangan berimbas pada kinerja perusahaan perusahaan yang bergerak dalam industri semen. Penurunan kinerja terutama dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:
Industri ini dipengaruhi oleh jatuh bangunnya sektor property. Akibat krisis yang terjadi menimbulkan keterpurukan sektor ini diinana terjadi penundaan proyek konstruksi dan berkurangnya daya bell masyarakat.
Fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing menyebabkan semakin besarnya beban hutang luar negeri yang harus ditanggung perusahaan. akibat beban bunga yang jumlahnya besar.
Krisis ekonorni yang terjadi memberikan tekanan negatif terhadap laju perkembangan konsumsi senen nasional indonesia. Konsumsi semen nasional menurun menjadi 19,24 juta ton tahun 1998, kemudian menurun kembali ke 18,77 juta ton di tahun 1999. Untuk tahun 2000, konsumsi semen nasional menìngkat ko 22,33 juta ton tetapi masih jauh di bawah tingkat konsumsi yang pemah dicapai pada tahun 1997.
Perkembangan sektor perumahan, sektor komersil dan berbagai proyek industri merupakan tiga faktor kunci berkembangnya penggunaan semen di Indonesia. Konsumsi semen berkorelasi positif dengan keadaan umum, aktivitas ekonomi khususnya sektor konstruksi. Adapun penelitian dilakukan melalui studi pustaka yaitu berdasarkan laporan keuangan yang diterbitkan masing-masing perusahaan selama periode krisis moneter dan artikel beberapa media yang berhubungan dengan topik yang diteliti.
Kinerja ketiga perusahaan mengalami penurunan dari tahun 1997 hingga 2000 dan pada tahun 2001 mengalami peningkatan. Harga saham INTP dan SMCB overvalue sedangkan harga saharn SMGR undervalue. Dari ketiga perusahaan yang diteliti, Semen Gresik memiliki kinerja yang cukup baik karena dapat bertahan selania masa krisis meski mengalami penurunan laba bersih, sedangkan PT Semen Cibinong sebaiknya perlu melakukan efisiensi mengingat perusahaan belum mampu bekerja secara optimal dalam menggunakan sumber daya yang ada disamping besamya beban hutang dalam mata uang asing yang ditanggung. Dengan keberhasilan restrukturisasi hutang (debt to equity) yang dilakukan PT Indocement prakarsa, perusahaan ini mampu memperbaiki kinerja keuangannya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T3094
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melania Eka WD
"ABSTRAK
Setiap komunitas pasti menghasilkan limbah, baik cair maupun padat. Limbah tersebut ada yang dapat dibuang langsung ke badan air terdekat, tetapi ada pula yang harus diolah terlebih dahulu agar pada saat dibuang ke badan air tidak membahayakan bagi lingkungan sekitarnya. Dengan adanya peraturan-peraturan pemerintah tentang baku mutu untuk mengontrol kualitas air limbah tersebut dibutuhkan instalasi pengolahan limbah cair. Tujuan dari sistem pengolahan limbah cair adalah untuk menghasilkan buangan yang memenuhi standar kualitas air limbah.
Penulisan ini dilakukan untuk mengevaluasi instalasi pengolahan limbah cair yang telah ada pada pabrik pemolesan kaca lensa kamera. Metodologi yang digunakan adalah studi literatur, kajian terhadap instalasi pengolahan limbah cair dan membandingkan limbah olahan instalasi tersebut dengan standar baku mutu yang berlaku.
Dari hasil studi ini diperoleh hal-hal antara lain bahwa secara keseluruhan instalasi yang telah berjalan cukup baik sehingga hasil pengolahan limbah cukup memenuhi syarat untuk dibuand ke badan air terdekat. Endapan lumpur dan kolam pembuangan akhir harus dikuras setiap bulan agar tidak mengganggu lingkungan hidup aquatic dan lingkungan sekitarnya. Limbah endapan lumpur yang dikuras dari kolam pembuangan akhir dapat ditimbun dalam tanah karena tidak mengandung bahan yang dapat berbahaya bagi lingkungan. Mengingat umur instalasi yang telah cukup lama, sebaiknya lebih diperhatikan lagi pemeliharaan alat yang berjalan agar instalasi tetap berjalan dengan lancar.

"
2001
S35029
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulistiawati
"ABSTRAK
Saat ini di alam dikenal dua kelompok jamur yang mempunyai aktivitas pelapukan kayu. Pertama, jamur pelapuk putih ( White rot fungi), yaitu jamur yang dapat merusak lignin dan selulosa kayu. K dua, jamur pelapuk coklat (Brown rot fungi), yaitu jamur yang dapat merusak selulosa kayu. Beberapa jamur yang tergolong jamur pelapuk putih (Scizaphyllum commune, Tinctoporia borbonica, Phanerochaete chrysosporium, Tremetes versicolor, Aspergillus niger, Trichoderma sp, Coriolus versicofor) dilaporkan mampu mendegradasi komponen sisa lignin yang terdapat pada air limbah pabrik pulp dan kertas. Dalam penelitian ini diuji kemampuan Pleurotus ostreatus HHB1 (yang juga tergolong 'White rot fungi') mendegradasi sisa lignin yang terdapat dalam air Iimbah pabrik pulp dan kertas.
Pada tahap awal penelitian dilakukan adaptasi yang bertujuan agar Pleurotus ostreatus HHB1 dapat menyesuaikan diri dengan air limbah yang akan didegradasi. Selanjutnya terhadap jamur yang sudah beradaptasi dilakukan evaluasi kurva pertumbuhannya dengan mengukur perubahan berat kering spora selama selang waktu 72 jam. Didapatkan bahwa fase lag atau fase adaptasi terjadi dalam selang waktu 16 jam pertama, sedangkan fase eksponensial terjadi pada selang waktu 32 jam berikutnya. Pengamatan selanjutnya selama 24 jam tidak menunjukkan terjadinya perubahan berat kering spora (fase stasioner). Pengamatan nilai BOD dan Unit warna ditentuan dalam selang waktu dari 0 sampai 72 cenderung turun dengan persentase penurunannya masing - masing sebesar 40,22 %, dan 67,01%. pH cenderung naik dari 6,4 hingga 7,5. Sedangan COD cenderung tidak berubah. Evaluasi laju pengurangan Unit warna dalam selang waktu yang diamati menunjukkan bahwa reaksi penghilangan Unit warna secara umum berorde dua. Pada percobaan kondisi optimum (pengocokan 100 goyangan/menit, pada 260000 unit warna awal air limbah, 2 gll glukosa, 2,5 x 109 spora/mL inokulum, pH 6,0 dan 0,1 gll NH4NO3) penghilangan Unit warna dapat mencapai 93,08% dalam waktu 48 jam. Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa jamur Pleurotus ostreatus HHB1 yang diteliti mempunyai kemampuan mendegradasi sisa lignin yang terdapat dalam limbah pabrik pulp dan kertas. Aktivitas jamur Pleurotus ostreatus HHB1 juga diamati pada terjadinya perubahan poly kromatogam (GCMS) dari estrak dietil eter sebelum dan sesudah perlakuan.

ABSTRACT
There are two groups of fungi, which are known having an activity to decompose wood. Firsty, white rot fungi which is able to decompose lignin and cellulose. Secondly, brown rot fungi which is able to decompose cellulose. Many of white rot fungi groups ( such as, Scizophyllum commune, Tinctoporia borbonica, Phanerochaete chrysosporium, Tremetes versicolor, Rspergillus niger, Trichoderma sp, Carlo/us versicolor) were reported having an activity to degrede lignin residues in pulp and paper mill waste water. In this research an examination on activity of Pleurotus ostreatus HHB1 ( white rot fungi group) to reduce unit colour of waste water was carried out.
In the early stage of the research the Pleurotus ostreatyus HHB1 was subjected to an adaptation experiment employing the waste water sampel, in order to obtain suitabel strain. Fathermore a growth curve was evaluate to adapted starin by measuring the dry weight of spore at certain interval time during 72 hours observartion. The result indicate that the lag ( adaptation stage), exponential and stationary stage were observed for the first 16, the next 32, and the last 24 hours respectively. When the similar strain ( adapted strain) was applied to treat the pulp and paper mill waste water the following results were observed. Respected to initial value, as much as 98.08 % decreasing in colour unit (in Pt1Co unit) could be reach in 48 hours, while the BOD value was decreased as much as 40.22 % in 72 hours. The COD value, however, showed no significant changing during observation time. During the treatment the pH was observed increasing from initial value. For the additional information, the changing in cromatogram profile ( measured with quadrupole GCMS) of the diethyl ether extract of treated and untreated waste water was observed. With the assumption that lignin is a main constribution of colour developing in a pulp and paper mill waste water and from the presented result it is concluded the Pleurotus ostreatus HHB1 has an activity to degrade lignin. Based on the simple kinetic evalution the rate of colour reduction observed in this research generally has a second order.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>