Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 81955 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Melody Gita Mahardhika Oratmangun
"Recovery hidrogen merupakan salah satu proses krusial yang ada di kilang minyak, karena proses tersebut dapat membantu menurunkan biaya operasional proses pengolahan minyak bumi. Penelitian ini bertujuan untuk membuat karbon aktif dari bambu Betung yang diaktivasi oleh larutan H3PO4 dan K2CO3 untuk kemudian digunakan sebagai adsorben dalam proses recovery hidrogen. Masing-masing aktivasi kimia di dalam reaktor berlangsung selama 30 menit.
Karbon aktif yang didapat dari penelitian ini memiliki bilangan Iodin sebesar 916,4 mg/g dan luas permukaan BET sebesar 465,2 m2/g. Kandungan karbon pada karbon aktif dari bambu betung ini senilai 74,83. Karbon aktif digunakan untuk memisahkan gas hidrogen dan metana dari campuran keduanya pada suhu 10, 20, 30°C dengan variasi tekanan 1 ndash; 6 bar.
Hasil yang didapatkan dari uji adsorpsi isotermal memperlihatkan bahwa karbon aktif tersebut dapat mengadsorpsi gas campuran paling tinggi pada suhu 10°C dengan tekanan 6 bar, yaitu senilai 0,247 mmol/g. Metana memiliki kemampuan untuk diadsorpsi 2,2 kali lebih besar dibandingkan dengan hidrogen. Hasil dari penelitian ini juga memenuhi pemodelan adsorpsi isotermal Langmuir. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa karbon aktif yang dihasilkan dari penelitian ini dapat diaplikasikan dalam proses recovery hidrogen dari campuran gas hidrogen dan metana.

Hydrogen recovery from off gas of hydrocracking and hydrotreating unit is one of the crucial processes in an oil and gas refinery unit as this process helps in lowering the expenses for operations. This study aims to obtain activated carbon that is made from Betung bamboo which can be used as the adsorbent in this process. The activated agents used are H3PO4 and K2CO3, respectively. Each activation lasts for 30 minutes.
The results of the characterization test shows that the Iodine number of the activated carbon produced reaches 916.4 mg g with BET surface area of 465.2 m2 g. SEM EDX analysis shows that the carbon content is 74.83 . The activated carbon obtained is used to separate Hydrogen and Methane from its mixture at 10, 20 and 30°C with pressure variations of 1 ndash 6 bar.
The results indicate that the maximum number of moles adsorbed from CH4 21.5 H2 gas mixture is 0.247 mmol g, that has been carried out at 6 bar with temperature of 10°C. Methane has 2.2 times higher adsorption capacity than hydrogen, therefore, the Betung bamboo based activated carbon produced from this research can be applied as the adsorbent in the separation process of CH4 H2 mixture and it fits the Langmuir model.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sheila Nabila Putri
"Recovery hidrogen dari off gas unit hydrocracking dengan teknlogi adsorpsi dapat dilakukan untuk meningkatkan efisiensi proses pada kilang. Penelitian ini bertujuan untuk membuat karbon aktif dari cangkang kelapa sawit teraktivasi H3PO4 untuk digunakan sebagai adsorben. Karbon aktif yang dihasilkan mempunyai karakteristik luas permukaan BET 414,92 m2/g dan bilangan iodin 716 mg/g. Uji adsorpsi dilakukan pada gas methana dan hidrogen murni pada 20°C serta campuran CH4/H2 pada keadaan isotermal 10 - 30°C dengan tekanan 1 - 6 bar.
Pengukuran menggunakan teknik volumetrik. Uji adsorpsi menunjukkan bahwa gas CH4 murni paling banyak teradsorpsi diikuti campuran CH4 1,5 /H2 dan H2 murni. Pada adsorpsi isotermal CH4 8,5 /H2, gas teradsorpsi meningkat dengan peningkatan tekanan dan suhu yang lebih rendah dengan total mol adsorpsi tertinggi sebesar 0,225 mmol/g KA. Berdasarkan analisis GC-TCD, kandungan CH4 hingga 8,5 pada campuran seluruhnya teradsorpsi. Data hasil uji adsorpsi direpresentasikan dengan baik oleh model adsorpsi isotermal Langmuir.

Hydrogen recovery from off gas of hydrocracking unit by adsorption could be applied to increase the efficiency process of refinery unit. The objective of this study is to obtain palm shell based activated carbon that is activated by H3PO4 to be used as adsorbent. Produced activated carbon have BET surface area characteristic of 414,91 m2 g and iodine number of 716 mg g. Adsorption test is done for pure methane, and pure hydrogen at 20°C and CH4 H2 gas mixture at 10 ndash 30°C isothermal condition with pressure 1 ndash 6 bar.
Measurement were made using volumetric technique. The result of adsorption test shows adsorption of pure CH4 was highest followed by mixture gas of CH4 1,5 H2 with then pure H2. The adsorption of CH4 8,5 H2 is increasing at higher pressure and lower temperature with highest mol adsorption of 0,225 mmol g AC. Based on GC TCD analysis, methane composition up to 8,5 in gas mixture is all adsorbed to activated carbon. The trend of isothermal adsorption also fits the Langmuir model of isothermal adsorption
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67678
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faracitra Akuwalifah Kusumadewi
"Hydrogren recovery dari off-gas di hydrocracking unit dengan metode adsorpsi merupakan salah satu proses yang dapat meningkatkan efektivitas pada unit refinery. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat karbon aktif dari limbah ampas kopi yang akan digunakan sebagai adsroben pada proses hydrogen recovery. Limbah ampas kopi dipilih menjadi bahan baku bioadsorben karena memiliki kadar lignoselulosa yang baik serta mudah didapatkan di Indonesia. Metode aktivasi limbah ampas kopi adalah aktivasi kimia dengan ZnCl2 sebagai activating agent pada suhu 600°C.
Luas permukaan karbon aktif diuji dengan metode BET dan bilangan Iod, sementara morfologi dan kompisisinya akan diuji dengan metode SEM-EDX. Uji kapasitas adsorpsi karbon aktif dilakukan dengan campuran gas metana dan hidrogen untuk mengetahui kemampuan karbon aktif dalam proses recovery hidrogen. Uji adsorpsi dilakukan pada gas metana dan hidrogen murni pada suhu 20°C serta campuran CH4/H2 pada keadaan isotermal 10-30°C dengan tekanan 1 6 bar.
Penelitian ini menunjukkan bahwa karbon aktif berbahan dasar ampas kopi memiliki luas permukaan sebesar 728,07 m2/g dan bilangan iodin sebesar 2248 mg/g. Uji adsorpsi menunjukkan bahwa karbon aktif yang dihasilkan pada penelitian ini dapat mengadsorpsi gas CH4 murni 2,4 kali lebih banyak daripada gas H2 murni. Hasil ini menunjukkan bahwa karbon aktif yang dihasilkan pada penelitian ini dapat digunakan untuk pemisahan CH4/H2.

Hydrogen recovery from off gas of hydrocracking unit by adsorption is one of the process that could increase the efficiency process of refinery unit. The purpose of this research is to make coffee grounds based activated carbon bioadsorbent that will be used in hydrogen recovery proses. Coffee ground is selected as bioadsorbent because it has high lignocellulose content and easily obtained in Indonesia.The carbon was prepared by chemical activation using ZnCl2 at temperature 600°C.
The surface area of produced activated carbon was measured using BET and Iodine number, while its surface morfology and composition were characterized using SEM EDX. The adsorption capacity of activated carbon and its selectivity will be tested using hydrogen methane gas mixture adsorption to determine the ability of activated carbon in separating hydrogen from methane. The test was carried out on pure methane and hydrogen gas at 20oC and a mixture of CH4 H2 mole ratio 4 1 at 10°C, 20°C and 30°C and pressures from 1 to 6 bar.
The results of this study show that the activated carbon can be successfully produced having specific surface area of 728.07 m2 g and iodin number of 2248 mg g. The result shown that the adsorption of pure CH4 gas at the same pressure was 2.4 times greater than pure H2. The adsorption test indicates that the produced activated carbon might be used for hydrogen methane separation.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmita Diansari
"Masker karbon aktif yang selama ini digunakan untuk pencegah timbulnya masalah kesehatan dari asap kebakaran hutan masih mahal dengan harga Rp. 55.000,-/pcs dan belum terbukti efektivitasnya. Penelitian ini dilakukan untuk membuat filter masker karbon aktif yang berasal dari bambu betung, bahan yang murah namun juga mampu untuk menyerap polutan berbahaya tersebut. Penelitian ini memvariasikan jenis aktivasi karbon aktif dan bahan perekat dalam coating karbon aktif pada masker.
Berdasarkan uji adsorpsi polutan dan karakterisasi FESEM, didapatkan bahwa variasi terbaik ialah masker dengan karbon aktif jenis aktivasi kimia dan berbahan perekat TEOS. Hasil karakterisasi FESEM juga menunjukkan karbon aktif telah terlapisi secara baik pada masker.
Berdasarkan uji Bilangan Iod, karbon aktif dari aktivasi kimia memiliki luas permukaan yang lebih besar yaitu sebesar 1416.50 m2/g. Nilai luas permukaan yang tertinggi ini juga sebanding dengan kinerja saat mengadsorpsi polutan CO dengan persentase eliminasi sebesar 91.93%. Filter masker yang dibuat pada penelitian ini terbukti memiliki kinerja lebih baik dalam mengeliminasi gas CO dibandingkan dengan filter masker komersial.

Activated carbon based gas mask that was used nowadays as a solution for health problem from wild fire smoke is still expensive, about Rp 55,000,-. The effectiveness of it is still unknown as well. This experiment is conducted to fabricate activated carbon based gas mask filter that is made from betung bamboo, cheap raw material but efficient enough to adsorp dangerous pollutant. The experiment has some variation, such as activation type of activated carbon and the adhesive for coating to the fabric mask.
Based on the pollutant adsorption test and FESEM Characterization obtain that the best variation is chemically activated carbon based gas mask with TEOS as the adhesive. TEOS was better adhesive since it adhere well and better that kanji.
Based on Iod number test, activated carbon from chemical activation had higher surface area, 1416.50 m2/g. This high surface area is proportional to its performance with 91.93% elimination. Gas mask filter which was produced was proven has better performance of CO pollutant elimination than the commercial gas mask filter.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S58893
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shobrun Jamil
"Meningkatnya taraf ekonomi negara berkembang memacu meningkatnya pencemaran udara. Penelitian ini bertujuan untuk membuat filter masker karbon aktif yang berasal dari bambu betung melalui aktivasi menggunakan H3PO4 dan K2CO3. Bambu dipilih menjadi bahan dasar masker karena memiliki kandungan selulosa yang tinggi 42.4-53.6 serta ketersediaan yang berlimpah. Metode dip coating dilakukan untuk melapisi karbon aktif pada permukaan masker menggunakan perekat TEOS. Selanjutnya kapasitas adsorpsi karbon aktif diuji pada ruang kompartemen dengan mengalirkan campuran masing-masing gas CO dan CO2 dan udara tekan selama satu jam dan diukur perbedaan konsentrasi masukan dan keluaran gas menggunakan gas analyzer.
Hasil karaktersasi bilangan iod mencapai 916.3 mg/g dengan luas permukaan BET 465.2 m2/g. Analisis SEM-EDX menunjukkan bahwa karbon aktif tersusun atas 74.83 wt karbon. Hasil uji adsorpsi menunjukkan kemampuan penyerapan maksimum CO2 sebesar 4.8 mmol/g dengan waktu jenuh 7 jam. Sedangkan untuk CO, kapasitas adsorpsi dihitung selama 1 jam, menunjukkan kemampuan sebesar 0.184 mmol/g. Karbon aktif telah memenuhi standar SNI serta dapat diaplikasikan untuk pembuatan masker antipolutan yang mampu mengadsorpsi gas CO dan CO2 hingga ke batas aman yang telah ditetapkan.

This study aimed to determine wheth Increasing in economic level of developing countries led to increasing in air pollution problem. This research is aimed to make activated carbon based gas mask filter that was prepared from bamboo scraps by the combined activation using H3PO4 and K2CO3. Bamboo is selected as raw material because of its abundant availability and high cellulose content 42.4 53.6 . Dip coating is conducted to coat activated carbon on the surface layer of mask by adding TEOS compound. Furthermore, adsorption capacity of activated carbon is tested using compartment by flowing air containing CO and CO2 for one hour.
The results of the characterization shows that the iodine number of the activated carbon produced reaches 916.3 mg g with BET surface area of 465.2 m2 g. SEM EDX analysis shows that the carbon content is 74.83 . Adsorption capacity of activated carbon is tested using compartment by flowing air containing pollutant gas and compressed air for one hour. The results indicate that the maximum number of moles CO2 adsorbed is 4.8 mmol g with 7 hour saturated time, while adsorption capacity of CO measured in 1 hour test is 0.184 mmol g. Therefore, activated carbon has met the standards and can be applied for gas msk filter to eliminate CO and CO2 up to safety limit concentration.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anyi Salim
"Pencemaran udara dalam ruang (indoor air polution) dapat memberikan dampak yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Polutan utama dalam indoor air polution adalah gas formaldehida. Adsorpsi dengan karbon aktif efektif dapat digunakan untuk mengurangi kadar formaldehida dalam ruangan. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan karbon aktif dengan menggunakan bambu petung Indonesia untuk dikarbonasi dan selanjutnya diaktivasi kimia dengan KOH. Hasil karbon aktif lalu ditempelkan dengan partikel nano Ag.
Dari hasil uji luas permukaan untuk karbon dengan aktivasi fisika (KAF) diperoleh 205 m2/g dan aktivasi kimia sebesar (KAK) 698,8 m2/g. Selanjutnya Penambahan partikel nano Ag pada karbon aktif juga meningkatkan luas permukaan sebesar 12,3% yaitu pada karbon aktif dengan aktivasi kimia yang telah ditambahkan partikel nano Ag (KAK-Ag) menjadi 784,5 m2/g.
Uji adsorpsi menunjukkan bahwa pada konsentrasi kesetimbangan sekitar 20 ppm, karbon aktif dengan aktivasi kimia dan penambahan partikel nano Ag (KAK-Ag) mengadsorpsi sebesar 0,0335 mg/g, karbon aktif dengan aktivasi fisika dan penambahan partikel nano Ag (KAF-Ag) mengadsorpsi sebesar 0,0254 mg/g dan karbon aktif dengan aktivasi fisika (KAF) mengadsorpsi sebesar 0,0181 mg/g sehingga adanya penambahan nano partikel Ag meningkatkan kapasitas adsorpsi sebesar 40%.

Indoor air polution can give harmful effects to human health. The main pollutans in indoor air pollution is formaldehyde gas. Adsorption by activated carbon can be effectively used to reduce indoor formaldehyde levels. In this research, the manufacture of activated carbon using bamboo petung Indonesia to carbonation and then chemically activated with KOH. The results of the activated carbon then added with Ag nano particles.
From the test results the surface area for activated carbon by activation of physics (KAF) obtained 205 m2/g and chemical activation (KAK) of 698,8 m2/g. Further addition of Ag nano particles on activated carbon also increases the surface area 12,3% for activated carbon with chemical activation added Ag nano particles (KAK-Ag) to 784,5 m2/g.
Adsorption test showed that the equilibrium concentration of about 20 ppm, Activated Carbon with chemical activation and addition of nano Ag particle (KAK-Ag) adsorbs at 0,0335 mg/g, Activated Carbon with physical activation and addition of nano Ag particle (KAF-Ag) adsorbs at 0,0254 mg/g and Activated Carbon with Physical activation (KAF) adsorbs at 0,0181 mg/g, so with addition of nano Ag particle can increases adsorption capacity by 40%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S43917
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nydia Amelia Madiadipura
"Pada penelitian ini, percobaan telah dilakukan untuk memanfaatkan bahan sisa-sisa biomasa secara efisien untuk mengambil kembali hidrogen dari campuran gas CH4 -; H2 yang banyak ditemukan pada unit Hydrocracking di Kilang Minyak. Bagian dari percobaan ini adalah pembuatan karbon aktif berbasis tempurung kelapa yang diproses melalui aktivasi kimia dan fisika dengan menggunakan ZnCl2 25 dan dilanjutkan dengan aktivasi pada 800 C dengan aliran N2 selama satu jam untuk untuk memperbesar luas permukaannya. Studi eksperimental mendetail telah dilakukan untuk adsorpsi metana dan hidrogen murni pada 20°C, serta campuran gas CH4 -; H2 pada 10, 20 dan 30°C; setiap kondisi isotermal diuji kapasitas adsorpsinya pada tekanan 1 -; 6 bar. Pengukuran dilakukan dengan teknik volumetric dan analisis gas kromatografi.
Hasil luas permukaan BET dan bilangan iod dari karbon aktif ini ialah 432,26 m2/g dan 644,80 mg/g. Adsorpsi tertinggi didapatkan pada metana murni diikuti oleh campuran gas CH4 -; H2 dengan rasio 1: 9 dan hidrogen murni. Untuk campuran gas, jumlah mol yang teradsorpsi meningkat dengan meningkatnya tekanan pada setiap isotermal; dimana pada suhu yang lebih tinggi kapasitas adsorpsinya menurun. Secara umum, seluruh metana yang terdapat pada gas campuran dapat terserap, namun pada kondisi tertentu terdapat metana yang tidak teradsorp oleh karbon aktif. Percobaan ini mengikuti model Langmuir dari adsorpsi isotermal.

In this study, attempts have been made to utilize biomass residue in an efficient way to recover hydrogen from CH4 - H2 gas mixture, which is widely found in Hydrocracking Units in Oil Refineries. Part of this attempt is to produce an activated carbon based on coconut shell, which is processed through chemical and physical activation using 25 ZnCl2 followed by activation at 800 C with N2 flow for an hour to increase its surface area. A detailed experimental study has been made for the adsorption of pure methane and hydrogen at 20°C, as well as CH4 - H2 mixture at 10, 20 and 30°C each isotherm condition undergoes a variety of pressure ranging from 1 - 6 bar. Measurements were made using volumetric technique and gas chromatograph analysis.
The resulted BET surface area and iodine number are 432.26 m2 g and 644.80 mg g, respectively. The highest adsorption is obtained for pure methane followed by CH4 - H2 mixture with 1 9 ratio and pure H2. For gas mixture, the total adsorption increases with the increase of pressure in each isotherm in which the higher temperature has lower adsorption ability. Overall, all methane in the gas mixture is adsorbed, however at certain condition a small amount of methane can be detected using Gas Chromatograph analysis. The trend of this experiment fits the Langmuir model of isothermal adsorption.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67570
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggi Nugroho Utomo
"Gas alam merupakan salah satu energi alternatif dalam memenuhi kebutuhan energi di Indonesia. Teknologi penyimpanan gas alam umumnya menggunakan CNG dan LNG. Teknologi tersebut memiliki kekurangan yang menyebabkan adanya masalah keamanan dan tidak ekonomis. Kekurangan ini dapat diatasi dengan menerapkan teknologi Adsorbed Natural Gas (ANG) yang menggunakan adsorben berupa karbon aktif yang terbuat dari limbah plastik jenis Poltylene terepthalate (PET). Pada penelitian ini, karbon aktif dari limbah PET melalui tahapan karbonisasi dan aktivasi. Karbonisasi dilakukan pada suhu 500 oC, aktivasi kimia dengan KOH 4 M, dan aktivasi fisika dengan gas N2 100 mL/menit. Untuk meningkatkan kemampuan adsorpsi dilakukan impregnasi dengan menggunakan Mg(NO3).6H2O dengan variasi konsentrasi 0,5%, 1%, dan 2%. Karbon aktif dengan karakteristik terbaik adalah karbon aktif termodifikasi MgO 1% b/b dengan bilangan iodin sebesar 984,51 mg/g dan luas permukaan sebesar 979,18 m2/g. Karbon aktif yang dihasilkan diuji kapasitasnya dalam menyimpan gas metana. Kapasitas adsorpsi terbesar didapatkan oleh karbon aktif termodifikasi MgO 1% b/b pada suhu 28 oC dan tekanan 9 bar yang mampu mencapai 0,148 kg/kg dengan desorpsi mencapai 76,34%.

Natural gas is an alternative energy that meets energy needs in Indonesia. Natural gas storage technology generally uses CNG and LNG. This technology has shortcomings that cause security problems and could be more economical. This deficiency can be overcome by implementing Adsorbed Natural Gas (ANG) technology, which uses an adsorbent in the form of activated carbon made from polyethylene terephthalate (PET) plastic waste. This research shows activated carbon from PET waste through carbonization and activation stages. Carbonization was carried out at a temperature of 500 oC, chemical activation with 4 M KOH, and physical activation with N2 gas 100 mL/minute. To increase the adsorption capacity, impregnation was carried out using Mg(NO3).6H2O with varying concentrations of 0.5%, 1%, and 2%. The activated carbon with the best characteristics is MgO 1% w/w modified activated carbon with an iodine number of 984.51 mg/g and a surface area of 979.18 m2/g. The resulting activated carbon was tested for its capacity to store methane gas. The largest adsorption capacity was obtained by 1% w/w MgO modified activated carbon at a temperature of 28 oC and a pressure of 9 bar, which reached 0.148 kg/kg with desorption reaching 76.34%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Randy Anggriany
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh karbon aktif berbahan dasar tempurung kelapa sawit dengan bahan pengaktif ZnCl2 terhadap penurunan konsentrasi gas CO serta penjernihan asap kebakaran. Proses aktivasi dilakukan secara kimia dan fisika. Karbonisasi dilakukan pada suhu 400oC selama 2 jam lalu dilanjutkan dengan aktivasi kimia dengan ZnCl2 dengan konsentrasi 25%. Aktivasi fisika dilakukan dengan mengalirkan gas N2 selama 1 jam pada suhu 850 ºC dan dilanjutkan dengan mengaliri gas CO2 selama 1 jam pada suhu 850 ºC.
Penelitian ini menghasilkan karbon aktif yang memenuhi Standar Industri Indonesia dengan luas permukaan sebesar 743 m2/gram, kadar air 14,5%, dan kadar abu total 9,0%. Selain itu karbon aktif yang dihasilkan juga dapat diaplikasikan untuk mengadsorpsi gas CO dari hasil kebakaran dengan persen adsorpsi gas CO sebesar 11,3% pada ukuran partikel 50-37 μm.

This research was conducted to determine the effect of activated carbon made from coconut palm with ZnCl2 as activating agent to decrease the concentration of CO gas and fire fumes purification. The activation process is done chemically and physically. Carbonization was carried out at 400oC for 2 hours and then followed by chemical activation with ZnCl2 at concentrations of 25%. Physical activation is done by flowing N2 gas for 1 hour at 850ºC and followed by flowing CO2 gas for 1 hour at 850ºC.
This research produces activated carbon which follows Indonesian Industry Standard with surface area 743 m2/gram, water content 14.5%, and total ash content 9.0%. The activated carbon produced can also be applied to adsorb CO gas from the fire with the percent adsorption of CO gas by 11.3% in the particle size of 50-37 μm.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46908
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rio Ferryunov Andie
"Adsorpsi umumnya dapat digunakan untuk penghilangan bau, warna, gas beracun, dan sebagainya. Adsorben yang umum dan banyak digunakan adalah karbon aktif. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan karbon aktif dari bambu betung sebagai bahan baku. Pemilihan bambu betung ini dikarenakan bambu betung merupakan tanaman yang sangat banyak ditemukan di Indonesia dan jumlahnya cukup berlimpah. Selain itu, bambu betung kaya akan kandungan karbon sehingga memiliki kriteria untuk dijadikan bahan baku pembuatan karbon aktif. Penelitian ini menggunakan gas CO2 sebagai aktivator dengan melakukan variasi temperatur aktivasi, 800°C, 850°C, 900°C dan variasi laju alir gas CO2 200 mL/menit, 300 mL/menit, 400 mL/menit. Aktivasi dilakukan selama 1 jam. Bilangan iod tertinggi sebesar 475,25 mg/g diperoleh dengan melakukan variasi temperatur aktivasi 900°C dan laju alir CO2 400 ml/menit. Sebagai pembanding, pada penelitian ini juga dilakukan pengujian bilangan iod terhadap karbon bambu sebelum aktivasi. Bilangan iod untuk karbon ini adalah 190,12 mg/g.

Adsorption generally can be used for removal of odors, colors, toxic gases, etc. Adsorbent that common used is activated carbon. This research purpose to produce activated carbon from betung bamboo as raw material. The selection of betung bamboo as raw material because betung bamboo is a plant that very common in Indonesia and is quite abundant. In addition, betung bamboo has rich carbon content so that it has the criteria to be used as raw materials for activated carbon. This research using CO2 as an activator by varying the activation temperature, 800°C, 850°C, 900°C and variations of flow rate 200 mL/min, 300 mL/min, 400 mL/min. Activation is done for 1 hour. Highest iodine number is 475,25 mg/g by varying the activation temperature 900°C and CO2 flow rate is 400 mL/min. In comparing, this research also test for iodine number of carbon before activation. Iodine number for this sample is 190,12 mg/g."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44268
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>