Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 66056 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cindikia Putri Kurniasari
"Pada masa kini pasar berkembang dan hadir dengan konsep-konsep yang baru khususnya dalam segi perancangan yang sering disebut sebagai pasar modern. Namun, hal ini tidak menurunkan minat masyarakat untuk tetap berbelanja di pasar tradisional. Secara fisik pasar tradisional sering dianggap chaotic oleh pengunjung yang datang. Chaotic tersebut hadir dari latar yang dibentuk oleh tiap pedagang yang tidak beraturan dan cenderung acak. Latar tersebut dapat mendukung susunan arsitektur yang telah dirancang sebelumnya, maupun melawan susunan tersebut. Hal ini yang disebut sebagai perilaku doing dan un Doing the Architecture. Perilaku ini terjadi berdasarkan proses tiap-tiap individu dalam membaca ruang yang ditempatinya. Dalam skripsi ini akan dibahas tentang perlawanan yang dilakukan oleh pedagang dalan pembentukan latar melalui perilaku un Doing the Architecture. Perilaku ini menghasilkan suatu susunan order baru yang berkontribusi dalam terciptanya chaotic pada pasar tradisional.

Nowadays, market is growing and coming up with new concepts, especially in terms of design that is often referred as a modern market. However, this does not reduce the interest for people to keep shopping at traditional markets. Physically traditional markets are considered as chaotic place for visitors. Chaotic is present due to the setting formed by every trader who build their setting irregularly. The setting believed as a chaotic through an arrangement designed before, or on the contrary disobeyed the arrangement itself. The later phenomenon is called as doing and un Doing the Architecture. This behavior occurs based on the process of each individual in reading the space he occupies. This case study will further discuss about the formation of the setting made by traders through un Doing the Architecture in order to produce an new arrangement and formed as a desired space that trigger the creation of chaos in traditional markets."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Freta Oktarina
"Pasar merupakan satu simpul penting di dalam ruang kota. Sebagai generator perekonomian dan tempatberkumpul bagi masyarakat, pasar berperan besar dalam mengarahkan kota dan membentuk struktur sosio-budaya masyarakat. Salah satu pasar paling berpengaruh di Indonesia adalah Pasar Tanah Abang, sebuah pusat grosir tekstil terletak di Kota Jakarta. Dengan intensitas perdagangan yang tinggi, Pasar Tanah Abang tidak saja telah menghidupkan Jakarta, namun merupakan tonggak perekonomian nasional yang menjangkau hingga ke berbagai pelosok daerah. Di sisi lain, dengan kedudukan strategis yang dimilikinya Pasar Tanah Abang juga merupakan sumber permasalahan bagi kota dan pemicu hadirnya beragam konflik ruang.
Ruang adalah sebuah produksi sejarah. Di balik kehadiran sebuah pasar terkandung perjalanan yang menghantarkannya untuk sampai pada keberadaan hari ini. Pasar Tanah Abang yang dibangun pada tahun 1735 merupakan di antara jejak kolonial yang masih terus hidup hingga era pasca kemerdekaan. Kolonialisme telah mengambil volume begitu besar di dalam perjalanan Indonesia. Konflik-konflik di dalam ruang kota hari ini sebagian lahir dari konstruksi ideologi yang terbangun pada era kolonial. Penelitian Pasar Tanah Abang digagas sebagai suatu langkah untuk lebih mengenali aspek-aspek terkait keberlangsungan pasar dan memperoleh pemahaman lebih menyeluruh, terutama dalam penjelasan mengenai jejak historis pasar. Melalui kajian arsip dan dokumen, penelitian mencoba menelusuri peran kuasa pengelolaan pasar dan perdagangan tekstil di dalam ruang-ruang pasar untuk menggali makna di balik keberadaan arsitektur Pasar Tanah Abang sejak pasar berdiri hingga kini.
Temuan menunjukkan jejak historis Pasar Tanah Abang merupakan sebuah ceruk yang menyimpan satu rentang perjalanan mengenai perkembangan pasar dan arsitektur di Indonesia beserta segenap aspek yang melingkupinya. Pasar Tanah Abang adalah sebuah gambaran mengenai peran kuasa kota dalam pembangunan pasar dan intervensi yang berlangsung di sepanjang pengelolaan pasar, paradigma di dalam konsep pasar di Indonesia sebagai ruang transisi dari pasar tradisional era kolonial menuju pasar modern pasca kemerdekaan, dan peran perdagangan tekstil sebagai sebuah kekuatan di dalam pergerakan pasar Indonesia bersamaan merupakan pengarah serta penentu sistem kemasyarakata

The market is an important node in the urban space. As a generator of the economy and a gathering place for the community, the market plays a major role in directing the city and shaping the socio-cultural structure of society. One of the most influential markets in Indonesia is Tanah Abang Market, a textile wholesale center located in Jakarta City. With a high trading intensity, Tanah Abang Market has not only revived Jakarta, but is a pillar of the national economy that reaches out to various remote areas. On the other hand, with its strategic position, Tanah Abang Market is also a source of problems for the city and a trigger for various spatial conflicts.
Space is a historical production. Behind the presence of a market is a journey that led the market to arrive at its existence today. Tanah Abang Market, which was built in 1735, is one of the colonial traces that have survived into the post-independence era. Colonialism has taken up so much volume in Indonesia's journey. Conflicts in urban space today are partly born of ideological constructions that were built in the colonial era. The Tanah Abang Market research was initiated as a step to better identify aspects related to market sustainability and gain a more comprehensive understanding, especially in explaining the historical traces of the market. Through archive and document studies, the research tries to trace the role of the power of market management and textile trade in market spaces to explore the meaning behind the existence of Tanah Abang Market architecture since the market was built in the colonial era until now.
The findings show that the historical footprint of Tanah Abang Market is a niche that stores a range of journeys regarding the development of markets and architecture in Indonesia and all the aspects that surround it. Tanah Abang Market is an illustration of the role of city power in market development and the interventions that take place throughout market management, a paradigm in the concept of the market in Indonesia as a transitional space from the colonial era traditional market to the post-independence modern market, and the role of textile trade as a force in the movement of the Indonesian market as well as a guide and determinant of the social system.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwimayu Budinastiti
"Maraknya bisnis ritel fesyen khususnya produk lokal menjadi penyebab utama terjadinya fenomena pasar sementara di kota besar Jakarta dan Bandung di mana berkembangnya para pengusaha-pengusaha muda. Pada skripsi ini penulis akan membahas mengenai karakteristik dari pasar sementara ini sendiri dari lokasi, produk, target pasar, dan juga tata ruang yang terjadi, dikhususkan pada dua studi kasus yang diambil yaitu Pop-Up Market dan Trademark Market. Pembahasan studi kasus dilakukan melalui pendekatan teoritik yang membahas mengenai ruang dan tempat, pasar, ritel, dan konsumen. selain itu pembahasan mengenai studi kasus juga dilakukan dengan metode survey langsung ke lapangan dengan obserbvasi dan pendekatan personal pada konsumen maupun retailer.

The rise of fashion retail especially in local products becoming the main reason of temporary market phenomenon in a big city such as Jakarta and Bandung, where're the emerging young entrepreneurs are. Through this script, writer's considering about characteristic of the temporary market, the location, products, target market, and layout that occurred at Pop-Up Market and Trademark Market which are script's case studies. Discussion is carried by theoretical approached which concern about space and place, market, retail, and consumer. Moreover, discussion about the case studies also done by survey method at both cases through observation and personal approached to consumer and retailer it self."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42203
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Novie Yuliasari Eke
"Pasar Kasih Naikoten I di Kota Kupang mempunyai fungsi sebagai pasar induk maupun eceran kola yang lerletak di salah satu kawasan pusal perdagangan kola seharusnya dapat mengembang pasar ini. Tetapi pada kenyalaaan bangunan pasar yang terdiri dari dua lantai ini tidak digunakan secara optimal oleh para pedagang sebagai tempat usahanya, mereka menempati jalan masuk menuju pasar untuk menggelar dagangan. Akibatnya akses jalan masuk pasar menjadi terhambat, terjadi kemacetan dan banyak terdapat ruang kosong dalam pasar. Hal-hal tersebut menyebabkan Pasar Kasih Naikoten I cenderung kehilangan fungsinya.
Dengan permasalahan yang ada maka tujuan dari penelitian ini unluk menemukenali manajemen pasar, kesukubangsaan, don pengorganisasian para pedagang yang ada di Pasar Kasih Naikolen I Kota Kupang, karena para pedagang merupakan pelaku utama yang menempati serta terlibat dalam kegiatan perdagangan di pasar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kualitalif dengan teknik pengumpulan data melalui pengamatan terlibat dan wawancara berpedoman. Sumber informasi terdiri dari para pedagang, pembeli dan pengelola pasar yaitu PD. Pasar Kota Kupang. Waktu penelitian dilakukan pada tanggal 19 Pebruari 2005 sampai dengan 19 Maret 2005.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya unsur kesukubangsaan dalam bentuk ikatan kekerabatan yang berpengaruh dalam kegiatan perdagangan di pasar baik dari segi manajemen pasar dan pengorganisasian para pedagang. Dori segi manajeman pasar ikatan hubungan kekerabatan yang berasal dari sukubangsa diaktifkan oleh para pelakunya melalui pemberian kemudahan-kemudahan ataupun prioritas bagi para kerabatnya baik yang merupakan satu keturunan ataupun satu sukubangsa untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya dari kegiatan perdagangan di pasar. Begitupula dengan pengorganisasian para pedagang yang mana kelompok-kelompok usaha bersama yang dibentuk, didasarkan pada ikatan hubungan kekerabatan dari satu turunan (klen) atau sukubangsa, karena dalam ikatan tersebut adanya rasa Riling percaya diantara anggota kelompok akan lebih kuat. Hal inilah yang dapat menjadi jaminan keberlangsungan usaha mereka di pasar.

Pasar Kasih Naikoten I of Kupang city has a double function. It plays as central market as well as a retail market. Having its strategic location in one of Kupang business centers, the market is supposedly growing. But as a matter of fact. the sellers do not optimally use the 2-floors building; instead they peddle in the in entranceway. And the results of the condition are traffic and people jam and empty spaces inside of the building. More over. the situation has loosened the supposed function of Pasar Kasih Naikoten. The problems above have led the study of Pasar Kasih Naikoten I.
This study aims to find and to understand how the Pasar kasih Naikoten i is managed, the ethnicity among the sellers, and how the sellers are managed. The study of the sellers is important because they are the ones who occupy the market area and who directly involve in the business activity in the market. The methods used in this study are qualitative approach and data collecting through site observation and guided interviews. The interviewees were sellers, buyers and management board of PD Pasar Kota Kupang. The site observation was held from February 19, 2005 to March 19, 2005.
The study shows that ethnicity gives a strong influence in management of Pasar Kasih Naikoten I and in organization of the sellers. The management of Pasar Kasih Naikoten I show that some specific ethnic groups receive more priority and privileges from the management board with purpose to get the maximum profit. The sellers are also organized based on their ethnic group. Working with the same ethnics is giving them assurance to the longevity of their business.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T15067
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nia Suryani
"Pasar temporer hadir melalui tindakan klaim terhadap suatu ruang dan hanya dalam kurun waktu tertentu. Sekelompok manusia melihat dan memahami potensi dari pasar temporer karena aktivitas yang terjadi dalam ruang yang terokupasi. Ruang dimaknai sebagai sesuatu yang dapat dimodifikasi dan dibangun sehingga memberikan makna bagi masyarakat tersebut. Pola-pola yang diaplikasikan dalam bentukan baru dari pasar temporer terdiri dari suatu konfigurasi ruang yang saling terkait satu sama lain sehingga mendorong para aktornya membentuk jaringan sosial dan melahirkan susunan ruang-ruang. Ruang tersebut menunjukkan fungsinya sebagai lapak yang dimaknai sebagai shelter bagi aktor yang terlibat di dalam kegiatan pasar temporer.

Temporary market comes through an act above a space in a particular time. Society sees and gets the potential of temporary market. It is caused by the activities happen inside the occupant space. This space is understood as something that can be modified and built. So that we can give a new perspective in that society. Those pattern that applied in a new form of temporary market divide into configuration of space that connected to each other. So, its stimulates the actors beyond to form social networks and borns the order of space. That space shows its functions as lapak is which is known as shelter for actors inside temporary market."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42230
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Atikah Amirah
"Penulisan ini disusundalam penjabaranatas penelitian di Pasar Tanah Abang terkait pungutan liar yang telah membudaya, dianalisis secara kriminologis, dan bertujuan agar dapat memberikan pemahaman mengapa permasalahan tersebut sulit untuk diatasi. Asumsi awal penulis bahwa analisis dapat dilakukan melalui enam focal concernsdari teori budaya kelas menengah ke bawah oleh Walter Miller. Namun, ditemukan bahwa selain enam focal concerns, permasalahan ini terjadi karena adanya hubungan kekeluargaan, informative function of reinforcement, gangguan internal, dan gagalnya pemolisian komunitas.
Dengan menggunakan teknik pengumpulan data primer, penulis mewawancarai beberapa warga kawasan Pasar Tanah Abang sebagai pihak yang memahami dan terlibat langsung dengan pungutan liar serta melakukan pengamatan di kawasan tersebut agar dapat memberikan penjelasan yang komprehensif. Hingga pada akhirnya setelah memahami mengapa pungutan liar sulit diatasi, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memberikan saran yang tepat dalam rangka mengatasi permasalahan tersebut dengan efektif.

This study is compiled in a form ofelucidation of field research in The Tanah Abang Market, discussed about extortion or illegal payments that has been entrenched, criminology analyzed, and aims to provide an understanding why the problem is difficult to overcome. The initial assumption is the analysis can be done through the six focal concerns of middle-class cultural theory by Walter Miller. However, it was found that in addition to the six focal concerns, this problem occurs because of the ties of kinship, informative function of reinforcement, internal disturbance, and the failure of community policing.
By using primary data collection techniques, the author interviewed several residents around Tanah Abang Market area as the parties who understand and engage directly with the extortion and observed around the region in order to provide a comprehensive explanation. Ultimately, after understanding why the extortion difficult to overcome, this study is expected to be useful in providing the right advices in order to get over these problems effectively.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S64161
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The jargon "cultural economy" in the wake of late capitalism and globalization is essentially not so much different from the jargon "modernization" in the colonial era. In favor of "peaceful control over the colony in the name of humanity", the Dutch colonizer (of Indonesia/Indies) in the past seek to modernize the colonized indies nation in order to develop a mild political and social condition in the colony necessary to prolong control and extraction over raw materials and other resources. "Modernization" by way of cultural assimilation of indigenous architecture and/or formal symbols into rationalized built environment left its artifacts in many cities of indonesia, many of which are now considered as urban cultural heritage."
720 JIA 4:2 (2007)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lili Diliana
"Semakin tingginya interaksi sosial yang dilakukan oleh antar manusia yang tinggal didalam suatu kota secara tidak langsung telah berpengaruh pada kualitas lingkungan kota. Salah satu ciri diantaranya adalah semakin meningkatnya volume Sampah yang Jumlah sampah yang terus meningkat dan diikuti menurunnya ketersediaan luas lahan kosong sehingga menuntut manusia umtuk mampu memanfaat kembali setelah dihasilkan. Berdasarkan data Suku Dinas Kebersihan Jakarta Timur (2007) menunjukkan bahwa produksi sampah pasar yang tidak terangkut ke TPS sebesar 117 m3/hari. Melihat kondisi tersebut tentunya harus ada upaya baik dari pemerintah dan masyarakat khususnya pedagang di pasar untuk ikutserta dalam usaha mengurangi timbunan sampah.
Untuk pengelolaan sampah dapat dilakukan melalui metode SR, akan tetapi belum tentu semua pedagang mengenal metode tersebut. Hal itu karena pedagang yang berada dalam satu pasar memiliki banyak perbedaan antara lain; umur, pendidikan dan lama berdagang yang dapat mempengaruhi tingkat partisipasinya dalam pengelolaan sampah pasar. Permasalahan lainya yaitu seberapa besar peran pengelola pasar dalam menyampaikan pengetahuan tentang kebersihan dilingkungan pasar dan penyediaan fasilitas kebersihan.
Dari permasalahan diatas, maka hipotesis penelitian ini adalah Partisipasi Pedagang untuk melakukan 3R dipengaruhi oleh adanya tempat sampah dan pengawasan manajer pasar. Semakin muda usia pedagang dan tinggi pendidikannya, semakin tinggi pemahamannya terhadap metode 3R. Semakin lama dia berdagang dan semakjn jarang hadir dalarn sosialisasi konsep 3R, maka semakin rendah pemahaman 3Rnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan sampah pada pasar. Secara spesifik tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi partisipasi pedagang dalam pengelolaan sampah. Studi kasus pads penelitian ini adalah Pasar Perumnas Klender yang berada di Jakarta Timur.
Metode penelitian adalah kuantitatif untuk mengetahui profil pedagang dan pemahaman terhadap 3R yang mempengaruhi partisipasi pedagang dalam pengelolaan sampah. Analisa meuggunakan SPSS Ver 16.0 yang dilakukan dengan menganalisa regresi pemahaman pedagang terhadap 3R dan tindakan pedagang terhadap pengelolaan sampah. Selanjutnya dilakukan uji hipotesa dengan uji Anova (uji F). Analisa ini perlu dilakukan supaya dapat diketahui faktor yang mempengaruhi partisipasi pedagang dalam pengelolaan sampah.
Hasil analisa dan pembahasan penlitian ini adalah kesadaran tentang kebersihan lingkungan pasar dan cara pengolahan sampah merupakan faktor yang pengaruhnya paling kuat untuk partisipasi pedagang dalam pengelolaan sampah. Selain itu dari pengujian hipotesis menunjukan umur pedagang tidak berpengaruh terhadap pemahaman 3 K Hal itu menunjukan bahwa partisipasi pedagang dalam pengelolaan sampah tidak dipengaruhi oleh usia pedagang. Pengelolaan sampah pasar merupakan upaya melestarikan lingkungan, sehingga dapat tercapai kota ekologis ( kota sehat).

Increasingly height of interaction of social done by between humans which ready to be in a town indirectly has had an in with town enviromnental quality. One of characteristic between it is growing of garbage volume yielded. Sum up garbage which increasing and followed downhill the wide availability empty farm so that claim human being for the benefit able to retum after yielded. Data of Sub-Service of Hygiene of Jakarta East ( 2007) indicating that production of garbage of market which is not transported to TPS of equal to 117 m3/hari. See the condition perhaps the e&`ort there must be be good fiom government and specially merchant in market to join in in effort lessen to arise garbage.
For management of garbage can be conducted to through method 3R, however not yet of course all merchant recognize the method 'That matter because merchant staying in one market own a lot of difference for example; age, education and old trade which can influence storey; level of partisipasinya in management of market garbage. problems of Lainya that is how big role of organizer of market in submitting knowledge to about environmental hygiene of market and ready to hygiene facility.
From above problems, hence this research hypothesis Merchants Participation to conduct SR influenced by existence to ash can of market manager observation and Young progressively the merchant age and high education, understanding excelsior to method 3R. Longer he/she trade and progressively seldom attend in socialization conception 3R, hence progressively lower rmderstanding 3K.
This research aim to to know management of garbage of market. specificly goals which wish reached this research knows factors influencing participation of merchant in management of garbage. Studi of case this research of market Pemmnas Klender residing in Jakarta East.
Method of Research quantitatives to know proiile of merchant and understanding to 3R influencing participation of merchant in garbage management. Analyse to use SPSS Ver 16.0 conducted with analysing regresi understandings of merchant to 3R and action of merchant to garbage management, Hereinafter conducted by test of hypothesizing with test Anova ( test F). Analyse this require to be done knowable so that the factor intluencing participation of merchant in garbage management.
Result of this research solution and awareness to about environmental hygiene of market and way of garbage processing represent factor which his influence strongests to participate merchant in garbage manag cnt Others from hypothesis mcnunjukan examination old age merchant does not have an etfect on to understanding 3 R. That matter showings that merchant participation in garbage rnanag ent is not influenced by merchant age. management of Garbage of market represent etfort preserve environment, so that can be reached the ecological tovm (healthy town).
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T32349
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Simatupang, Rossa Turpuk Gabe
"Penelitian ini berupaya mencari makna baru pasar tradisional dalam konteks lokal di kota-kota di Indonesia yang telah mengalami perubahan makna, dengan mengungkap hibriditas yang terjadi di dalam pasar tersebut. Salah satu pemicu hibriditas dalam pasar tradisional adalah berbagai faktor sosial budaya yang berbeda-beda pada tiap stukturasi masyarakat tertentu. Fokus pengamatan ditujukan pada kecenderungan internal (pelaku/agen) dan keadaan eksternal, sebagai aspek yang mempengaruhi tindakan sosial serta keterkaitannya dengan ruang yang terbentuk.
Metode yang dipilih adalah grounded research, yang artinya proses penelitian dilakukan di level paling "dasar" tanpa suatu hipotesis terlebih dulu. Selanjutnya tesis akan disusun diakhir analisis. Fokus utama adalah untuk mengungkap detail dari fenomena spasial dan kegiatan yang terkait nilai budaya "liyan" yang belum secara jernih terungkap (atau sebelumnya belum ada). Penelitian yang sesuai untuk tujuan penelitian adalah studi kasus yang mengambil tempat di Pasar Kemiri Muka Depok.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah ruang hibrid muncul dalam dimensi-dimensi yang tidak terlihat secara kasat mata. Dimensi-dimensi tersebut tidak terpisahkan dari berbagai faktor sosial budaya masyarakat lokalnya. Secara mikro, aspek internal pasar tradisional menunjukkan suatu nilai/budaya baru yang terbentuk dari hubungan sistem-sistem sosial yang saling mengikat dan tidak terpisahkan. Ide hibriditas memberikan pemahaman akan kebertahanan ruang tradisional di tengah-tengah modernitas dalam globalisasi. Pada kasus ini, kebertahanan pasar tradisional dalam perekonomian perkotaan.

This research tried to identify a new definition for traditional market in context of local cities in Indonesia which have had a transformation in contextual meaning, by discovering hybridity that occured at those markets. Socio-cultural factor that diverse on every constitution of society is a factor which develop hybridity on traditional markets. The research focus is on internal (actor/agent) and external aspects which influence social acts and their corelation to the formed space.
The research was done by using grounded research method, therefore the research was perfomed on the basic level without using a prior hypothesis. In addition, the thesis statement will be stated at the end of the analysis. The main focus of the research is to reveal the detail of spatial phenomena and activities which relate to ?other? cultural aspects that have not been defined literally (the definition has not exist before).
Indeed, hybrid spaces are formed in the dimensions which cannot be visualised directly. The dimensions are not separated from social cultural factors inside local people. From micro perspektif, internal aspects of traditional market show a new value/culture which formed from the relation between social system which relate each other. The hybridity idea gives an understanding of sustainability of traditional space in the midle of modernization and globalization, in this case the sustainability of traditional market in modern cities.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T32681
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Boys, Jos
"This book aims to take a new and innovative view on how disability and architecture might be connected. Rather than putting disability at the end of the design process, centred mainly on compliance, it sees disability - and ability - as creative starting points for the whole design process. Ultimately, this book suggests that re-addressing architecture and disability involves nothing less than re-thinking how to design for the everyday occupation of space more generally."
London: Routledge, 2014
725.54 BOY d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>