Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 111796 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Antonius Ian Martin
"Pengukuran kinerja rantai pasok perlu dilakukan untuk mengetahui kondisi rantai pasok dari suatu perusahaan, yang akan menjadi titik awal dilakukannya perbaikan. Penelitian ini dilakukan pada PT. Surya Pelangi Nusantara Sejahtera sebagai perusahaan manufaktur plastik. Metode yang digunakan adalah Supply Chain Operations Reference SCOR sebagai kerangka pengukuran kinerja, metode Analytical Hierarchy Process AHP untuk melakukan pembobotan pada setiap indikator, serta sistem pengelompokkan Traffic Light System untuk mengelompokkan kinerja dengan warna.
Tujuan dari pengukuran ini adalah untuk mengukur kinerja rantai pasok dari internal PT. SPNS pada tahun 2017 dengan perspektif pelanggan sebagai fokus utama. Terdapat 29 indikator kinerja KPI yang akan diukur dan terbagi ke dalam perspektif model SCOR untuk tiap levelnya. Dari hasil pengukuran didapatkan kinerja rantai pasok PT. SPNS pada tahun 2017 sebesar 69,31 yang menunjukkan kinerja perusahaan hanya berada pada kategori rata ndash; rata dengan warna kuning. Lalu, setiap KPI akan dipetakan ke dalam kuadran Importance Performance Analysis IPA untuk mendapatkan KPI menyebabkan kinerja rantai pasok perusahaan rendah.
Dengan menggunakan kuadran IPA didapatkan 6 KPI pada rantai pasok perusahaan yang kinerjanya kurang baik, maka dari itu diperlukan strategi untuk dapat memperbaiki kinerja tersebut. Usulan strategi yang diberikan dianalisis menggunakan metode House of Quality HOQ dan diagram pareto, didapatkan 6 usulan strategi yang diharapkan dapat memberikan dampak besar bagi perusahaan yaitu memberikan reward, punishment, dan motivasi kepada pekerja; mengadakan training untuk pekerja secara berkala; melakukan pengawasan pada masing-masing departemen; memberikan APD Alat Pelindung Diri kepada para pekerja; memperbaiki mesin-mesin yang rusak; serta mengurangi tingkat terjadinya changeover warna/mold pada produksi.

Supply chain performance measurement need to be done to determine the supply chain condition of one company, which will become the starting point of improvement. This research was conducted at PT. Surya Pelangi Nusantara Sejahtera PT. SPNS as a plastic manufacturing company. The method used in this research are Supply Chain Operations Reference SCOR as a performance measurement framework, Analytical Hierarchy Process AHP method to determine the weight for each performance indicators, as well as Traffic Light System to classify performance with colors.
The purpose of this measurement is to measure the supply chain performance of PT. SPNS in 2017 from customer perspective as the main focus. There are 29 performance indicators KPIs that are going to measured and divided into SCOR model's perspectives for each level. The result of the measurement is the performance of PT. SPNS'supply chain in 2017 is 69.31 which shows the company 39 s performance is only in the average category with yellow category color. Then, each KPI will be mapped to the Importance Performance Analysis IPA quadrant to get which indicators that causing the company's supply chain performance to be not good.
From IPA's quadrant, there are 6 KPIs in the supply chain that have poor performance. Hence, the strategies to improve the performance are needed. The proposed strategy is analyzed using House of Quality HOQ method and pareto diagram. From the diagram, there are 6 six proposed strategies chosen, which expected to give big impact to the company's supply chain performance. The strategies are giving reward, punishment, and motivation to the employees holding training for employees regularly supervise each department provide PPE Personal Protective Equipment to the employees repairing damaged machines and reduce the rate of changeover color mold on production.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakhrul Ikram Sulanta
"

Penelitian ini dilakukan untuk mengukur kinerja rangkaian rantai pasok perusahaan air minum dalam kemasan (AMDK). Pengukuran kinerja rantai pasok perlu dilakukan untuk mengetahui kondisi rantai pasok dari suatu perusahaan. Metode yang digunakan adalah Supply Chain Operations Reference (SCOR). Perbaikan yang dilakukan pada penelitian ini berkaitan dengan permasalahan yang terjadi pada rangkaian rantai pasok. Tingkat kepentingan atribut kinerja diukur berdasar pembobotan dengan kuesioner perbandingan berpasangan oleh beberapa expert. Terdapat 28 indikator kinerja yang diukur dan terbagi ke dalam atribut model SCOR. Dari hasil pengukuran didapatkan kinerja rantai pasok perusahaan pada tahun 2022 sebesar 49,59% yang menunjukkan kinerja perusahaan berada pada kategori marginal dengan warna jingga pada Traffic Light System Monitoring. Dengan menggunakan metode Traffic Light System sebelumnya didapatkan 8 indikator pada rantai pasok perusahaan yang kinerjanya tidak mencapai target dan perlu untuk diperbaiki secepatnya. Oleh karena itu, strategi diperlukan untuk dapat memperbaiki kinerja tersebut.


This research was conducted to measure the supply chains of bottled water companies (AMDK). Measurement of supply chain performance needs to be done to determine the condition of the supply chain of a company. The method used is the Supply Chain Operations Reference (SCOR). The improvements made in this study are related to problems that occur in the supply chain circuit. The security level of the security attribute is measured by weighting with a pairwise comparison questionnaire by several experts. There are 28 performance indicators that are measured and divided into the SCOR attribute model. From the measurement results, the acquisition of the company's supply disruption performance in 2022 is 49.59% which shows the company's performance is in the marginal category with orange color on the Traffic Light Monitoring System. By using the Traffic Light System method previously obtained 8 indicators in the company's supply chain whose performance did not reach the target and needed to be repaired as soon as possible. Therefore, a strategy is needed to improve this performance.

 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Intan Putri Maharani
"Seiring dengan perkembangan dalam industri transportasi dan pergudangan, perusahaan harus terus meningkatkan kinerjanya agar dapat bertahan dan memiliki daya saing. Penelitian ini dilakukan untuk dapat mengukur kinerja rantai pasok dari gudang spare-part perusahaan kontainer terminal agar dapat dirancangkan strategi perbaikan dan peningkatan performanya untuk mempertahankan daya saing. Metode yang digunakan adalah Supply Chain Operation Reference (SCOR) yang dikembangkan secara khusus untuk gudang sebagai kerangka untuk pengukuran kinerja rantai pasok dan dibuatkan perancangan strategi. Pemilihan indikator prioritas yang bermasalah diukur berdasarkan pembobotan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Terdapat 28 indikator kinerja yang diukur dan terbagi sesuai dengan atribut pengukuran model SCOR. Dari pengukuran yang dilakukan pada performa setahun terakhir, didapatkan hasil sebesar 55.49% yang menandakan kinerja perusahaan berada pada kategori average dengan warna kuning. Kemudian dilakukan pemetaan ke dalam kuadran Importance-Performance Analysis (IPA) untuk menemukan pilihan indikator prioritas, performa kurang baik namun kepentingan tinggi, agar dapat diberikan strategi perbaikan. Didapatkan 5 indikator yang menjadi prioritas dari pemetaan ini. Strategi kemudian disusun dan dirancang berdasarkan best practices dari SCOR dan diskusi dengan Perusahaan. Didapatkan 5 strategi yang kemudian dibobotkan prioritas implementasinya menggunakan relationship matrix. Kelima strategi ini disarankan ke pihak Perusahaan agar dapat ditindak lanjuti dan Perusahaan dapat memperbaiki kinerja rantai pasoknya.

Along with developments in the transportation and warehousing industry, companies must continue to improve their performance to survive and have a competitive edge. This research is conducted to measure the supply chain performance of terminal container company spare-part warehouses so that improvement strategies and performance enhancement can be design to maintain competitiveness. The method used is the Supply Chain Operation Reference (SCOR) developed specifically for warehouses to measure supply chain performance and design strategies. The selection of high priority indicators is measure based on weighting using the Analytical Hierarchy Process (AHP) method. There are 28 performance indicators measured and divided according to the SCOR model measurement attributes. From measurements carried out on performance in the past year, a result of 55.49% is obtained, which indicates that the company's performance is in the average category with the colour yellow. Then, mapping is carried out into the Importance-Performance Analysis (IPA) quadrant to find top priority indicators, low performance but have high importance, to develop improvement strategies. There were five priority indicators obtained from this mapping. The strategy is then prepared and designed based on best practices from SCOR and discussions with the Company. Five strategies were obtained, weighted for implementation priorities using a relationship matrix. These five strategies were recommended to the Company so that it could implement them and the Company could improve it’s supply chain performance."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferra Ronsumbre
"Indonesia sebagai negara dengan kawasan hutan terluas di Asia Tenggara menjadikan sumber daya alam kehutanan yang dimiliki sangat berpotensi. Berbagai sumber daya alam dapat diperoleh dari hutan, salah satunya adalah kayu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja pengadaan bahan baku kayu bulat dengan menggunakan kerangka Supply Chain Operations Reference (SCOR). Analisis dilakukan pada CV Prima Papua yang merupakan salah satu perusahaan pengolahan kayu. Analisis dilakukan dengan menggunakan matrik strategi Supply Chain Operations Reference (SCOR) level 1, level 2 dan level 3 dengan 5 indikator penilaian kinerja pengadaan bahan baku. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja CV Prima Papua pada 5 indikator tersebut berada di bawah target yang ditetapkan akibatnya. Usulan perbaikan yang diberikan adalah perusahaan perlu menetapkan tingkat persediaan bahan baku kayu bulat.

Indonesia as a country with the largest forest area in Southeast Asia needs natural resources. Various natural resources can be obtained from forests, one of which is wood. This study analyzes the acquisition of round wood raw materials by using a Supply Chain Operations Reference (SCOR). The analysis was carried out on CV Prima Papua which is one of the wood processing companies in Indonesia. The diminishing forest area and the more wood processing companies the more competition, the tighter in obtaining raw materials. The analysis was carried out using level 1, level 2 and level 3 Supply Chain Operations (SCOR) Strategy matrix with 5 indicators of performance evaluation of raw material procurement. Currently, CV Prima Papua's performance on these 5 indicators is below the target set.
The results of this study indicate how the application of inappropriate levels is the main factor
causing companies not to need high level companies.Therefore, the company needs to set it's level of raw material invetory.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Dewi Pamungkas
"Pemerintah berencana untuk memperluas distribusi listrik di daerah pedesaan, maka rata-rata permintaan untuk tiang listrik baja di Indonesia diperkirakan akan meningkat. Harus ada perusahaan yang mampu untuk memasok tiang listrik baja ke daerah pedesaan. Selama tahun 2017 – 2018 masih terdapat keterlambatan pemenuhan pesanan tiang listrik di atas 50%. Hal ini tentu bisa menghambat proses distribusi listrik. Penelitian ini mengkaji tentang penilaian kinerja rantai pasok pada dua perusahaan manufaktur tiang listrik selama tahun 2017 – 2019. Dengan pendekatan yang digunakan adalah metode SCOR (Supply Chain Operation References) untuk menentukan indikator kinerja yang akan dinilai dan AHP (Analytical Hierarchy Process) untuk menentukan bobot dari setiap indikator kinerja, serta fish bone diagram untuk menentukan faktor penyebab keterlambatan pemenuhan pesanan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai kinerja rantai pasok pada dua perusahaan manufaktur tiang listrik dan menentukan faktor penyebab keterlambatan pemenuhan pesanan. Indikator kinerja yang dinilai berjumlah 21 pada perusahaan BP dan 22 pada perusahaan DH. Hasil dari penelitian ini adalah nilai indikator kinerja perusahaan BP pada tahun 2017 sebesar 66,30; tahun 2018 sebesar 71,11 dan tahun 2019 sebesar 80,13. Sedangkan nilai indikator kinerja perusahaan DH adalah 61,18 pada tahun 2017, 64,12 pada tahun 2018 dan 74,85 pada tahun 2019. Terdapat satu indikator yang memiliki nilai kinerja paling rendah selama tahun 2017 - 2019 pada kedua perusahaan yaitu Delivery Fill Rate on Time (DFROT). Faktor penyebab keterlambatan pemenuhan pesanan pada perusahaan BP dan DH adalah pada kategori method yang meliputi lamanya waktu pengiriman, produktifitas yang rendah dan kurang koordinasi antar berbagai pihak.

Government plans to expand electricity distribution in rural areas, so average demand for steel electric poles in Indonesia is expected to increase. There must be a company that can afford to supply steel electric poles to locations in rural areas. During 2017 - 2018 there were still delays in fulfilling electric pole orders above 50%. This certainly can hamper electricity distribution process. This study examines supply chain performance assessment in two electric pole manufacturing during 2017 - 2019. The approach used is SCOR (Supply Chain Operation References) method to determine performance indicators to be assessed and AHP (Analytical Hierarchy Process) to determine the weights of each performance indicator, and fish bone diagram to determine factors causing delays in fulfilling orders. The purpose of this study is to assess performance of Supply Chain in two steel electric pole manufacturing companies and determine factors causing delays in fulfilling order. Performance indicators assessed amounted to 21 in BP companies and 22 in DH companies. The results of this study are the value of BP's company performance indicators in 2017 at 66,30; in 2018 at 71,11 and in 2019 at 80,13. While the DH company performance indicator values are 61,18 in 2017, 64,12 in 2018 and 74,85 in 2019. There is one indicator that has lowest performance value during 2017- 2019 in both companies, namely Delivery Fill Rate on Time (DFROT). Factors causing delays in fulfilling orders at BP and DH companies is method category which includes the length of delivery time, low productivity and lack of coordination"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andikaputra Brahma Widiantoro
"Saat ini tren penggunaan kosmetik di Indonesia tidak untuk wanita saja, namun telah berinovasi pada produk kosmetik bagi pria maupun anak-anak. Hingga tahun 2019, pemerintah Indonesia mencatat terdapat sebanyak 797 perusahaan kosmetik dalam negeri baik dari skala kecil, menengah maupun besar dimana angka tersebut meningkat dari jumlah pada tahun sebelumnya yaitu sebesar 760 perusahaan. Kinerja industri kosmetik juga mengalami pertumbuhan sebesar 5.59% pada tahun 2020 dan berhasil menyumbang devisa negara dengan nilai ekspor mencapai USD 317 juta atau mengalami kenaikan sebesar 15.2% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Aliran supply chain dalam akivitas bisnis tentunya merupakan hal yang rumit untuk dibicarakan karena aktivitas, koneksi dan keterkaitan antar elemen dari hulu ke hilir penuh dengan risiko dan ketidakpastian. Penelitian ini bertujuan untuk merancang model penilaian kinerja supply chain padaperusahaan kosmetik di Indonesia, sehingga pengelolaan risiko dan ketidakpastian dalam jaringan supply chain dapat dieksplor lebih lanjut sehingga dapat dijadikan sebagai referensi dalam melakukan mitigasi risiko yang tepat. Terdapat 3 metode yang digunakan pada penelitian ini, pertama adalah literature review untuk mengumpulkan indikator SCOR lalu memvalidassi dengan expert, adalah ANP untuk mengetahui bobot dan pengaruh antar dimensi. Ketiga adalah melakukan evaluasi dengan methode traffic light. 27 indikator dalam 5 parameter telah berhasil tervalidasi dari 41 indikator oleh 3 expert di bidang industri kosmetik dengan rata-rata nilai sebesar 7,9.untuk evaluasi nya dari dari 5 parameter 3 harus segera di evaluasi performancenya dikarenakan lebih rendah dari target. Untuk parameter plan harus segera menyediakan buffer stock Ketika terjadi keterlambatan raw material dan memfasilitasi data historical sales untuk proses perhitungan forecast lalu untuk delivery adalah memastikan barang yang dikirim dalam kondisi bagus serta melakukan perjanjian dengan distributor untuk proses return dilakukan sebulan sekali dan untuk parameter source menambahkan buffer time jika terjadi delay pengiriman.

Currently, the trend of using cosmetics in Indonesia is not only for women, but has made innovations in cosmetic products for men and children. Until 2019, the Indonesian government recorded that there were 797 domestic cosmetic companies, both small, medium and large scale, where this number increased from the previous year's number of 760 companies. The performance of the cosmetics industry also grew by 5.59% in 2020 and succeeded in contributing to foreign exchange with an export value reaching USD 317 million, an increase of 15.2% compared to the previous year. The supply chain flow in business activities is certainly a complicated matter to discuss because activities, connections and linkages between elements from upstream to downstream are full of risks and uncertainties. This study aims to design a supply chain performance assessment model for cosmetic companies in Indonesia, so that the management of risk and uncertainty in the supply chain network can be further explored so that it can be used as a reference in carrying out appropriate risk mitigation. There are 3 methods used in this study, the first is a literature review to collect SCOR indikators and then validated by experts, namely ANP to determine the weight and influence between dimensions. The third is to evaluate the traffic light method. 27 indicators in 5 parameters have been successfully validated from 41 indicators by 3 experts in the cosmetics industry with an average value of 7.9. for the evaluation of the 5 parameters 3, the performance must be evaluated immediately because it is lower than the target. For plan parameters, you must immediately provide a buffer stock when there is a delay in raw material and facilitate historical sales data for the forecast calculation process. For delivery, ensure that the goods sent are in good condition and make agreements with distributors for the return process to be carried out once a month and for the source parameter, add a buffer. time in the event of a delivery delay."
Depok: 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shaliha Kencana Ginanjar
"Mengevaluasi kinerja rantai pasokan (supply chains/SC) adalah aktivitas penting untuk meningkatkan hasil operasi sepanjang tingkatan SC. Untuk mendukung proses evaluasi ini, beberapa penelitian telah mengusulkan penerapan teknik kecerdasan buatan yang dikombinasikan dengan metrik kinerja yang disarankan oleh model SCOR® (Supply Chain Operations Reference) dengan metode AHP (Analytical Hierary Process). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan dan mengukur kinerja dalam kegiatan gudang; sistem harus didasarkan pada model SCOR. Penelitian dilaksanakan pada gudang barang jadi gudang PT. X Indonesia. Terdapat 22 Indikator kinerja (KPI) yang akan digunakan untuk mengukur dalam perspektif model SCOR untuk setiap level. Hasil pengukuran rantai pasok gudang PT. X Indonesia Indonesia pada tahun 2021 dari bulan Juli hingga Desember adalah 64,6% yang menunjukkan kinerja perusahaan saat ini berada dalam kategori baik. Metode Importance Performance Analysis (IPA) digunakan untuk mencari indikator dengan kinerja yang terburuk. Diagram IPA menunjukkan bahwa ada tujuh Indikator kinerja yang masih berada di bawah target perusahaan. Indikator tersebut adalah tingkat akurasi penerimaan barang jumlah produk yang diterima, efektifitas pekerja, hari ekspor persediaan di tangan, persediaan hari lokal, pengiriman tepat waktu, jumlah pesanan. Dari kuadran IPA, ada 7 KPI dalam rantai pasokan gudang barang jadi yang membutuhkan perbaikan segera. Oleh karena itu, diperlukan strategi untuk meningkatkan kinerja. 9 proposal strategi yang paling efektif dan cocok dengan keadaan dan kemampuan perusahaan untuk melakukan implementasi adalah yaitu buat komunikasi yang lebih baik dengan divisi lain, memberikan reward, punishment, dan motivasi kepada karyawan, lakukan cross-training untuk karyawan, terapkan aturan batas waktu penyimpanan barang, buat sistem pelabelan digital, beralih ke kemasan dengan kualitas lebih tinggi, Meningkatkan hubungan dengan setiap stakeholder pengiriman, lakukan analisis ABC, mengintegrasikan stasiun pengepakan dan pengiriman.

Evaluating supply chain (SC) performance is an important activity to improve operating results across the SC level. To support this evaluation process, several studies have proposed the application of artificial intelligence techniques combined with performance metrics suggested by the SCOR® model (Supply Chain Operations Reference) using the AHP (Analytical Hierary Process) method. The purpose of this research is to develop and measure performance in warehouse activities; the system should be based on the SCOR model. The research was carried out at the finished goods warehouse at PT. X Indonesia. There are 22 performance indicators (KPI) that will be used to measure in the perspective of the SCOR model for each level. The results of the measurement of the warehouse supply chain of PT. X Indonesia Indonesia in 2021 from July to December is 64.6% which shows the company's current performance is in the good category. The Importance Performance Analysis (IPA) method is used to find indicators with the worst performance. The IPA diagram shows that there are seven performance indicators that are still below the company's target. These indicators are the level of accuracy of goods receipt, the number of products received, the effectiveness of workers, export days of inventory on hand, local day inventory, on time delivery, and number of orders. From the IPA quadrant, there are 7 KPIs in the finished goods warehouse supply chain that require immediate repair. Therefore, a strategy is needed to improve performance. 9 strategic proposals that are most effective and match the circumstances and the company's ability to implement are to make better communication with other divisions, provide rewards, punishments, and motivations to employees, conduct cross-training for employees, rule storage time limits, create controls quality that performs analysis and automated retrieval processes, shifts to higher quality packaging, improved relationships with each stakeholder, ABC delivery, integrating packing and shipping stations."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Brian Hernanda
"Untuk melakukan perbaikan yang berdampak pada rantai pasok, diperlukan pengukuran kinerja untuk mengetahui kondisi rantai pasok suatu perusahaan, yang akan menjadi titik awal upaya perbaikan. Penelitian ini dilakukan di gudang PT X Indonesia yang bergerak di bidang industri otomotif. Sebelumnya, belum ada model atau pendekatan sistematis yang digunakan untuk mengukur kinerja gudang di divisi logistik PT X Indonesia. Jika ukuran kinerja yang relevan dan standar dapat diterapkan, divisi logistik PT X dapat menjadi lebih efisien, memberikan dukungan yang lebih baik ke lokasi produksi dan secara tidak langsung menghasilkan kepuasan pelanggan yang lebih besar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Supply Chain Operations Reference (SCOR) sebagai kerangka pengukuran kinerja, metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk menentukan bobot untuk setiap indikator kinerja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan dan mengukur kinerja dalam kegiatan gudang; sistem pengukuran harus didasarkan pada model Supply Chain Operations Reference (SCOR). Ada 29 indikator kinerja (KPI) yang akan digunakan untuk mengukur dalam perspektif model SCOR untuk setiap level. Hasil pengukuran kinerja rantai pasok gudang PT. X Indonesia tahun 2019 Januari-September sebesar 78,55% yang menunjukkan kinerja perusahaan saat ini dalam kategori baik. Meskipun kinerja rantai pasok di gudang secara keseluruhan dapat dikatakan baik, namun masih ada beberapa metrik kinerja gudang (KPI) yang tergolong kurang. Setiap KPI kemudian akan dipetakan ke kuadran Importance Performance Analysis (IPA) untuk mendapatkan indikator mana saja yang menyebabkan kinerja supply chain perusahaan menurun. Dari kuadran IPA, terdapat 6 KPI dalam rantai pasokan gudang yang membutuhkan perbaikan segera. Oleh karena itu, diperlukan strategi untuk meningkatkan kinerja. Strategi yang diusulkan dianalisis menggunakan matriks prioritas dan diagram Pareto. Dari 9 strategi peningkatan kinerja yang diusulkan untuk memperbaiki 6 KPI yang kinerjanya kurang baik, 6 usulan strategi yang paling efektif yang sesuai dengan keadaan dan kemampuan perusahaan untuk diterapkan adalah memberikan reminder untuk membuat saran sistem, melakukan briefing operator setiap pagi sebelum jam kerja dimulai, memberikan penghargaan, hukuman, dan motivasi kepada karyawan, menerapkan 5S prinsip lean, dan merekrut lebih banyak pekerja yang berkualitas

To make improvements that have an impact on the supply chain, performance measurement is needed to determine the condition of a company's supply chain, which will be the starting point for improvement efforts. This research was conducted in the warehouse of PT X Indonesia which is engaged in the automotive industry. Previously, there was no model or systematic approach used to measure warehouse performance in the logistics division of PT X Indonesia. If relevant performance measures and standards can be applied, PT X's logistics division can become more efficient, provide better support to production sites and indirectly lead to greater customer satisfaction. The method used in this study is the Supply Chain Operations Reference (SCOR) as a performance measurement framework, the Analytical Hierarchy Process (AHP) method to determine the weights for each performance indicator. The purpose of this research is to develop and measure performance in warehouse activities; the measurement system should be based on the Supply Chain Operations Reference (SCOR) model. There are 29 performance indicators (KPI) that will be used to measure in the perspective of the SCOR model for each level. The results of measuring the performance of the warehouse supply chain of PT. X Indonesia in 2019 January-September of 78.55% which shows the company's current performance is in the good category. Although the overall supply chain performance in the warehouse can be said to be good, there are still some warehouse performance metrics (KPI) that are classified as lacking. Each KPI will then be mapped to the Importance Performance Analysis (IPA) quadrant to get which indicators cause the company's supply chain performance to decline. From the IPA quadrant, there are 6 KPIs in the warehouse supply chain that require immediate improvement. Therefore, a strategy is needed to improve performance. The proposed strategy is analyzed using a priority matrix and Pareto diagram. Of the 9 performance improvement strategies proposed to improve the 6 KPIs whose performance is not good, the 6 most effective strategy proposals that are in accordance with the circumstances and the company's ability to be implemented are to provide reminders to make system suggestions, conduct operator briefings every morning before working hours start, provide reward, punishment, and motivation to employees, apply the 5S lean principles, and recruit more qualified workers"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fauzan
"

Penelitian ini dilakukan untuk merancang strategi peningkatan kinerja rantai pasok pada perusahaan manufaktur peralatan listrik di Indonesia, sebelum menyusun rancangan strategi diperlukan pengukuran kinerja rantai pasok untuk mengetahui kondisi rantai pasok dari suatu perusahaan. Metode yang digunakan adalah Supply Chain Operations Reference (SCOR) sebagai kerangka pengukuran kinerja rantai pasok perusahaan. Terdapat 30 indikator kinerja yang diukur dan terbagi ke dalam model SCOR untuk tiap level. Tingkat kepentingan indikator kinerja diukur berdasar pembobotan dengan kuesioner oleh beberapa expert yang dibantu dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Dari hasil pengukuran didapatkan kinerja rantai pasok perusahaan pada tahun 2021 sebesar 71,47% yang menunjukkan kinerja perusahaan berada pada kategori ‘Good’. Setelah itu, setiap indikator dipetakan ke dalam kuadran Importance Performance Analysis (IPA), untuk mendapatkan indikator yang memiliki performance yang belum baik dan memiliki importance yang cukup besar untuk diperbaiki atau di tingkatkan kinerjanya. Berdasarkan kuadran IPA didapatkan 6 indikator pada rantai pasok perusahaan yang kinerjanya perlu ditingkatkan, maka dari itu diperlukan strategi untuk dapat memperbaiki kinerja tersebut. Diusulkan sembilan rancangan strategi yang dapat membantu perusahaan untuk meningkatkan kinerja rantai pasok mereka.


This research was conducted to design a strategy to improve supply chain performance in electrical equipment manufacturing companies in Indonesia. The method used is the Supply Chain Operations Reference (SCOR) framework for measuring the company's supply chain performance. Thirty performance indicators are measured and divided into a SCOR model for each level. The importance of the performance indicators is measured by weighting with a questionnaire by several experts assisted by the Analytical Hierarchy Process (AHP) method. From the measurement results, the company's supply chain performance in 2021 is 71.47% which shows the company's performance is in the 'Good' category. After that, each indicator is mapped into the Importance Performance Analysis (IPA) quadrant to get indicators that have not performed well and have a large enough importance to improve or improve their performance. Based on the IPA quadrant, there are six indicators in the company's supply chain whose performance needs to be improved. Therefore, a strategy is needed to improve this performance. Nine draft strategies are proposed to help companies improve their supply chain performance.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faeza Shafika Maisara
"

Supply chain Operations Reference (SCOR) adalah Metode yang digunakan kerangka pengukuran kinerja dalam suatu rantai pasok. Melengkapi metode SCOR, metode Analytical Hierarchy Process (AHP) digunakan untuk melakukan pembobotan. Setelah mendapatkan nilai kinerja rantai pasok, metode Imporetance Performance Analysis (IPA) digunakan untuk memetakan indikator kinerja perusahaan yang masih kritis. Penelitian ini dilakukan pada gudang PT. X Indonesia yang bergerak di industri manufaktur baterai aki. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan dan mengukur kinerja dalam kegiatan gudang; sistem pengukuran harus didasarkan pada model Supply chain Operations Reference (SCOR). Terdapat 26 indikator kinerja (KPI) yang akan digunakan untuk mengukur dalam perspektif model SCOR untuk setiap level. Pengukuran kinerja diperlukan untuk menentukan kondisi rantai pasokan suatu perusahaan. Hasil pengukuran kinerja rantai pasok gudang PT. X Indonesia pada tahun 2021 dari bulan Agustus hingga Desember adalah 73,87% yang menunjukkan kinerja perusahaan saat ini berada dalam kategori baik. Dari kuadran IPA, ada 3 KPI dalam rantai pasokan gudang yang membutuhkan perbaikan segera. Untuk memperbaiki 3 KPI yang memiliki performa buruk, terdapat 2 usulan strategi yang paling efektif dan cocok untuk direkomendasikan dengan keadaan dan kemampuan perusahaan untuk melakukan implementasi. Rekomendasi strategi tersebut adalah adalah mengembangkan shortage attack team dan menggunakan teknologi forecasting yang tepat.


Supply chain Operations Reference (SCOR) is a method used by the performance measurement framework in a supply chain. Complementing the SCOR method, the Analytical Hierarchy Proses (AHP) method is used to perform the weighting. After obtaining the supply chain performance value, the Importance Performance Analysis (IPA) method is used to map the company's performance indicators that are still critical. This research was conducted at the warehouse of PT. X Indonesia which is engaged in the battery manufacturing industry. The purpose of this research is to develop and measure performance in warehouse activities; the measurement system should be based on the Supply chain Operations Reference (SCOR) model. There are 26 performance indicators (KPI) that will be used to measure in the perspective of the SCOR model for each level. Performance measurement is needed to determine the condition of a company's supply chain. The results of measuring the performance of the warehouse supply chain of PT. X Indonesia in 2021 from August to December is 73.87% which shows the company's current performance is in the good category. From the IPA quadrant, there are 3 KPIs in the warehouse supply chain that need immediate improvement. To improve the 3 KPIs that have poor performance, there are 2 proposed strategies that are most effective and suitable to be recommended with the company's circumstances and ability to implement. The strategy recommendations are developing shortage attack teams and using appropriate forecasting technology .

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>