Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 96546 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ali Kusno
"ABSTRAK
Tes kemahiran berbahasa Indonesia dirancang sedemikian rupa, tanpa mengenal jenis pekerjaan atau jabatan seseorang, sebagai alat uji yang sangat ideal, baik bagi penjaringan pekerja atau pegawai teladan, siswa/mahasiswa, guru maupun calon pegawai negeri sipil. Tes kemahiran berbahasa Indonesia bagi guru bidang studi bahasa Indonesia tingkat SLTA sangat diperlukan. Tes ini dilakukan untuk mengetahui penguasaan bahasa Indonesia para guru bidang studi bahasa Indonesia tingkat SLTA di Kabupaten Pringsewu. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa sebagian besar peserta memperoleh nilai antara 500--600 yang berarti baik. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa UKBI merupakan alat uji yang dapat digunakan untuk mengukur penguasaan bahasa Indonesia seorang guru serta penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar."
Ambon: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2016
400 JIKKT 4:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rizma Angga Puspita
"Pengajaran bahasa, khususnya kompetensi wacana, dan pendidikan berkarakter merupakan dua hal yang melatarbelakangi penelitian ini. Penelitian ini mengungkap bagaimana penjabaran konkret dari nilai kejujuran dalam teks drama di buku ajar dan nilai sosial budaya apa yang kemungkinan memengaruhi produksi wacana. Analisis dalam penelitian ini menggunakan teori analisis wacana kritis. Analisis wacana kritis memandang wacana sebagai praktik sosial yang produksinya dipengaruhi dan memengaruhi nilai-nilai di masyarakat.
Melalui penelitian ini, diketahui bahwa teks drama bermanfaat untuk pengajaran bahasa sekaligus sarana pendidikan berkarakter. Teks drama pada penelitian ini banyak menyampaikan nilai kejujuran dengan cara tidak langsung, yaitu tidak ada penanda kata tertentu yang memudahkan penandaan nilai kejujuran. Dalam penelitian ini, juga ditemukan nilai sosial budaya, yakni ajaran agama dan hukum adat, yang kemungkinan memengaruhi produksi teks. Kejujuran yang diajarkan sebagian besar berkaitan dengan konsep menjaga amanah.

Language teaching, especially the discourse competence, and building character education are the two factors behind this research. This study reveals how the concrete elaboration of the value of honesty at drama in textbook and social and cultural value which influence the production of discourse. The analysis in this study uses theory of critical discourse analysis. Critical discourse analysis looks discourse as social practice. As social practice, discourse is influenced and affected values in society.
Through this research, it is known that the drama useful for language teaching and building character education. Almost dramas in this study express the value of honesty in an indirect way, which are no specific markers that facilitate the tagging value honesty. In this study, also found socio-cultural values, namely religion and customary law, which may influenced the production of the text. Honesty is taught largely concerned with the concept of keeping mandate.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S46962
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kastanya, Helmina
"Maraknya penggunaan bahasa asing diberbagai media masyarakat merupakan fenomena bahasa yang patut untuk di perhatikan. Banyak kondisi yang memungkinkan terjadinya pemartabatan bahasa asing di Indonesia. Indonesia telah lama dijajah dinegrinya sendiri mengakibatkan besarnya pengaruh pengguaan bahasa asing di masyarakat. Sejumlah kajian sebelumnya telah banyak menguraikan tentag pengaruh kolonialisme terhadap berbagai aspek kehidupan masyarakat bebeas koloni, namun penelitian ini dilakukan untuk mengkaji pengaruh cultural imperialism dalam penggunaan bahasa media luar ruang di Kepulauan Banda Naira. yang merupakan salah satu wilayah yang sangat digemari untuk dikunjungi basngsa asing baik pada zaman 2000 tahun yang lalu sampai denagn saat ini. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan historis. Penelitian ini dilakukan di Kepulauan Banda Neria, Kabupaten Maluku Tengah, Propinsi Maluku. Hasil penelitian ini menunjukan adanya pengaruh imperialisme kultural dalam penggunaan bahasa di media luar ruang oleh masyarakat Kelupauan Banda Neira. Dengan demikian perlu adanya perhatian serius pemerintah serta adanya dukungan dari masyarakat untuk mampu keluar dari pengaruh tersebut serta berupaya untuk menunjukan rasa cinta terhadap tanah air melalui sikap positif terhadap bahasa Indonesia sehingga upaya pemartabatan bahasa Indonesia di seluruh wilayah NKRI dapat terwujud."
Ambon: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2017
400 JIKKT 4:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Syaifoel Rahman
"ABSTRAK. Penelitian mengenai partikel toch dalam bahasa Belanda ini telah dilakukan pada bulan Maret sampai dengan Juni 1987. Tujuannya adalah untuk mendeskripsikan partikel toch yang dipakai dalam bahasa Belanda tulis Abad XX, melalui tiga masalah pokok yang diajukan untuk dibahas, yakni: 1. Masalah kategorisasi, 2. masalah konstruksi, dan 3. ma-salah makna yang dikandungnya. Untuk mencapai tujuan itu dipakai prosedur kerja sebagai berikut: a. Penelitian kor_pus data, dan dibantu dengan b. penelitian pustaka. Korpus data yang diteliti, dikumpulkan secara acak da_ri dua puluh dua sumber tertulis. Dan kepustakaan yang di_teliti terfokus pada enam karya tulis. Melalui tinjauan pustaka diketahui, bahwa kajian terhadap partikel toch ini yang telah dikerjakan oleh para pakar linguistik Belanda ternyata belum lengkap dan menyeluruh, dalam arti ketiga masalah pokok di atas belum lengkap terjawab dalam tulisan-_tulisan tersebut. Oleh karena itu perlu segera dikerjakan panelitian dasar yang utuh. Karena ciri-ciri yang dimilikinya, toch dapat dikelompokkan ke dalam kategori 'partikel'. Partikel toch ini dari segi sintaktis, ternyata bisa ditempatkan dalam ruas satu (aanloop), ruas dua (eerste plaats), dan dalam ruas empat (middenstuk). Dalam ruas-ruas ini partikel toch bisa berdiri sendiri atau bisa bergabung dengan partikel, kata, juga dengan kelompok kata. Partikel toch dalam ruas dua mensyaratkan konstruksi inversi dalam klausanya. Dan dari segi maknanya, partikel toch memiliki empat makna dasar, yakni: 1. makna Ekspresif, 2, makna attitudi_nal, 3. makna illokutif, dan 4. makna konektif. Tak ada korelasi antara makna dan posisi partikel toch dalam kali_mat yang mengandung toch, sebab partikel ini menunjukkan variasi nuansa makna yang dikandungnya dalam setiap posisi."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S15898
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pasaribu, Christina Uliaty
"ABSTRAK
Tujuan skripsi ini adalah memperlihatkan berbagai pola cakapan di dalam Archipel I yang menggambarkan bagai_mana partisipan berusaha mencapai tujuan utama. Sainpel yang diteliti untuk bahan analisis adalah 21 cakapan yang terdapat di dalam Archipel I.
Teori Parisi dan Castelfranchi (1981) beserta Austin (1960) dipakai dalam menganalisis tujuan cakapan. Tujuan dalam cakapan terdiri atas tujuan langsung (T1) yaitu tuju_an yang mengatur munculnya kalimat yang diujarkan seseorang. Pada saat T1 dikejar, ada tujuan yang dinamakan tujuan pengontrol (To) yaitu tujuan mengetahui apakah pendengar mendengar kalimat yang diujarkan pembicara, telah memahami hal tersebut dan telah mengambil tujuan kalimatnya. Tujuan yang lainnya adalah tujuan utama (T2) yaitu tujuan partisi_pan dalam menggunakan ujaran melalui sarana T1.
Hasil analisis tujuan cakapan digambarkan dalam bentuk skema. Skema dibuat berdasarkan tahapan yang dilakukan partisipan dalam mencapai T2nya. Selanjutnya dilakukan pengelompokan skema berdasarkan persamaan bentuk-bentuk skema yang terlihat dan yang masing-masing memperlihatkan persamaan cara partisipan berusaha mencapai T2. Setiap kelompok skema yang menunjukkan persamaan tersebut dijadikan satu pola cakapan yang diberi nama sesuai dengan bentuk skema yang terlihat_

"
1990
S14401
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Samsuri
Jakarta : Erlangga , 1983
499.221 SAM a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Samsuri
Jakarta : Erlangga, 1994
499.221 SAM a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Nisai Fauziah
"Penelitian ini memiliki latar belakang Fachsprache yang muncul karena adanya kebutuhan akan pemahaman yang jelas dan tidak bermakna ambigu dari suatu bahasa dalam bidang tertentu. Objek penelitian dalam skripsi ini adalah dua artikel dari majalah Gesund-durch versi online tentang kemoterapi dari dua penulis yang berbeda. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua artikel mengandung unsur-unsur bahasa kedokteran, namun jika dibandingkan antara keduanya, sifat-sifat fachliche Texte dalam artikel yang ditulis oleh dokter lebih kuat karena penggunaan istilah-istilah kedokteran dan lebih banyak mengandung kalimat-kalimat penjelas."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S1483
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dance Wamafma
"Modalitas imperatif pada tataran semantik dikaji secara morfosintaksis untuk menguak makna yang berpangkal pada verba dan makna relasionalitas yang ditimbulkan oleh adanya hubungan makna antarverba dengan unsur lain dalam suatu kalimat. Analisis dilakukan secara terpisah di mana bahasa Jepang dan bahasa Indonesia diamati dari sudut pandang pendekatan masing-masing bahasa lalu diperbandingkan untuk menemukan perbedaan bentuk bahasa dan makna bahasa yang menjadi ciri khas bahasa bersangkutan.
Konsep dasar yang merupakan takaran pada tataran imperatif dirumuskan sebagai; "Aktualisasi peristiwa was desakan bersifat ajaran". Makna ini dirumuskan oleh Nitta Yoshio dalam bahasa Jepang dengan sebutan `hatarakikake', yaitu `haraku' bertindak, bekerja, dan `kakeru' ujaran. Konsep ini dalam bahasa Jepang dan bahasa Indonesia ternyata mendasari suatu pandangan tentang pikiran manusia yang dapat diamati melalui kalimat dan unsur-unsurnya pada kategori modalitas imperatif, yang mencakup, modalitas perintah, modalitas permohonan atau permintaan, modalitas permohonan negatif, modalitas larangan, modalitas perintah negatif, dan modalitas izin.
Aspek-aspek di atas pada tataran konsep yang sama itu dikontrastifkan untuk menguak perbedaan bentuk bahasa, kedudukan semantis modus, dan cakupan makna modalitas yang juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti kedudukan sosial pelaku bahasa (pembicara dan lawan bicara) dan hubungannya dengan penanda imperatif dalam kalimat. Kedua bahasa akhirnya dapat dinyatakan memiliki perbedaan yang sangat lebar, yaitu (1) untuk membentuk modus imperatif, proses morfemis verba bahasa Jepang berciri infleksi sementara bahasa Indonesia menggunakan afksasi. (2) Makna imperatif kedua bahasa memperlihatkan cakupan makna yang cukup banyak. Misalnya pernarkah jangan' dalam bahasa Indonesia dapat diungkapkan dalam bahasa Jepang dengan permohonan negatif, larangan, perintah negatif. (3) Unsur lain seperti partikel khusus dalam kalimat perintah tidak ditunjukkan oleh bahasa Indonesia. Misalnya partikel 'g-a' yang menyatakan makna kepelakuan pada subjek dalam kalimat perintah bahasa Jepang. Ini sangat jelas diamati karena tata bahasa Indonesia tidak mengenal struktur dengan kata bantu seperti dalam jenis rumpun bahasa tleksi. (4) Hubungan sosial pelaku bahasa dalam kalimat imperatif banyak mempengaruhi terbentuknya verba bahasa Jepang. Sehingga bentuk-bentuk infleksi verba bahasa Jepang erat kaitannya dengan subjek pelaku dan pembicara dalam tataran deontik, Hal mana ini tidak terjadi dalam bahasa Indonesia. (5) Penanda imperatif bahasa Jepang dapat menunjukkan restriksi yang berbeda-beda dengan penanda modalitas imperatif lain. Pada bahasa Indonesia tidak ada. (6) Konstruksi dasar imperatif bahasa Jepang adalah infleksi verba sedangkan dalam bahasa Indonesia berbentuk kata dasar untuk larangan dan dalam bahasa Indonesia untuk penghalus perintah menggunakan prefiks 'di + verba dasar', 'verba dasar + sufiks lalr', 'verba dasar + kan'. (7) Terdapat bentuk imperatif untuk anak kecil dalambahasa Jepang, seperti `te + choudai', sini!, hal mana tidak terdapat dalam bahasa Indonesia. (8) Penanda izin dalam bahasa Indonesia dinyatakan dengan adverbia `boleh + verba dasar', sementara dalam bahasa Jepang dinyatakan dengan ajektifa dalam konstruksi 'sufiks te mo ii', atau 'sufiks te mo yoi', atau verba negasi `kamau'. (9) Letak kata pembentuk larangan negatif `jangan' dengan penanda 'na' berlawanan, misalnya pada kata 'jangan makan' (BI), `taberu na', makna jangan, cakupan maknanya pun berbeda. Adverbia 'na' menyatakan perintah negatif sedangkan 'jangan' dapat memaknai perintah negatif, larangan, permohonan negatif dan lain-lain. "Na" wajib hadir di belakang verba bentuk kamus sementara `jangan' terletak di depan verba yang dapat melesap. (10) Hubungan antar penanda permohonan dalam makna keinginan `tai' dengan pesona 1,2,3, dapat dibedakan berdasarkan bentuk mofologi verbanya. Hal ini tidak terdapat dalam bahasa Indonesia. (11) Perbedaan budaya dan tingkat sosial turut menentukan terbentuknya infleksi verba yang digunakan pelaku bahasa."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T11945
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wida Purnama Sari
"Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan jenis kalimat dan menjelaskan pola kalimat, kategori, dan peran yang digunakan dalam kalimat SMS acara Uyonuyon RKM. Data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu siaran Uyon-uyon RKM selama bulan Maret 2013. Penelitian ini menggunakan metode deskriptifanalitis. Terdapat beberapa konsep dasar sintaksis yang digunakan dalam penelitian ini. Meskipun pada beberapa kalimat SMS tersebut terdapat penyingkatan dengan melesapkan salah satu atau beberapa konstituen. Akan tetapi, terdapat pula kalimat beberapa kalimat yang menggunakan kalimat majemuk untuk menyampaikan pesan.

This reaserch aims to describe and explain the types of sentences and sentence patterns, categories, and roles that are used in the sentences of SMS Uyon-Uyon RKM. The data used in this reaserch, which is recording Uyon-uyon RKM during March 2013. This research uses a descriptive-analytical method. There are some basic concepts of syntax used in this research. Although in a few sentences the SMS are shortening by eliminating one or more constitue nts. However, there are some sentences that use complex sentences to convey the message."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S46938
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>