Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 108676 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Turmuzi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi asam fosfat yang diimpreganasi dalam pembuatan karbon aktif dari kulit salak. Bahan yang digunakan antara lain kulit salak yang diperoleh dari Kabupaten Tapanuli Selatan. Variabel-variabel yang diamati antara lain yield karbon aktif dan bilangan iodin. Pada penelitian ini, kulit salak yang telah dikeringkan dihaluskan ukurannya menjadi 1-2 mm. Kemudian kulit salak diimpregnasi dengan asam fosfat dengan konsentrasi 10%, 15%, dan 20% selama 3 jam pada suhu 85 ºC. Setelah itu disaring dan dikeringkan selama 24 jam pada suhu 60 ºC di dalam oven. Setelah itu dipirolisis dengan menggunakan suhu 500 ºC selama 3 jam. Hasil penelitian menunjukkan yield tertinggi berada pada suhu 500 °C selama 2 jam dengan konsentrasi 20% yaitu sebesar 68%. Bilangan iodin tertinggi berada pada suhu 500 °C pada konsentrasi 20% dengan waktu pirolisis 3 jam yaitu 888 mg/g."
Bandung: Unisba Pusat Penerbitan Universitas (P2U-LPPM), 2017
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yoga Tamala
"Dalam penelitian ini dilakukan pembuatan karbon aktif yang berbahan baku dari cangkang sawit dan melihat pengaruh aktivasi kimia dan fisika terhadap sifat karbon aktif yang dihasilkan. Karbonisasi dilakukan pada suhu 400oC. Pada aktivasi kimia digunakan aktivator H3PO4 4M , sedangkan pada aktivasi fisika digunakan aliran gas N2 dan gas CO2 yang laju alirnya divariasikan ( 100 mL/menit, 200 mL/menit, 300 mL/menit dan 400 mL/menit). Karakterisasi karbon aktif yang dipelajari dalam penelitian ini adalah rendemen, kadar air, kadar zat mudah menguap, kadar abu dan bilangan iodin.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karbon aktif terbaik berdasarkan daya jerap iodinnya adalah karbon yang mengalami aktivasi kimia (perendaman H3PO4) dan aktivasi fisika dengan menggunakan gas N2 dengan laju alir sebesar 100 mL/menit dilanjutkan gas CO2 dengan laju alir sebesar 200 mL/menit. Karbon ini memiliki bilangan iodin sebesar 678,15 mg/g dengan rendemen sebesar 63,02%, kadar air 14,11%, kadar zat mudah menguap 28,57%, dan kadar abu 4,17%.

In this research be held the making of activated carbon by using palm empty bunches (PEB) as the primery ingredients and to see the effect of chemical and physical activation towards the condition of activated carbon produced. Carbonization is done in the temperature of 400oC. In the chemical activation H3PO4 4M is used as activator, meanwhile, in physical activation N2 and CO2 gases is used while varying the speed of flow (100 mL/min, 200 mL/min, 300 mL/min and 400 mL/min). The characteristic of activated carbon that will be studied in this research is yield, humidity, volatile matter, percentage of ash and iodin number.
The result shows that the best activated carbon is based on the iodin number is the carbon that have been through the chemical activation ( H3PO4 soaking) and physical activation by using N2 gas with the speed of flow 200 ml/min. This carbon has the iodin number for 678.15 mg/g with yield 63.02%, water content 14.11%, volatile matter 28.57%, and ash content 4.17%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47731
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laili Purnamasari
"Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi pengaruh konsentrasi larutan nutrisi sintetik terhadap efisiensi reduksi N2O dan pertumbuhan mikroba pada medium filter sebelum dan sesudah proses biofiltrasi. Efisiensi reduksi N2O dianalisis menggunakan GC dan hasil kualitatif mikroorganisme dianalisis dengan metode TPC. Hasil penelitian menunjukkan efisiensi reduksi tertinggi untuk variasi konsentrasi larutan nutrisi sintetik adalah pada konsentrasi 0,31% yaitu sebesar 85,58% dan jumlah mikroorganisme sebelum dan setelah biofiltrasi tetap. Estimasi parameter dengan persamaan adsorpsi Langmuir menunjukkan bahwa KL maksimum terjadi pada konsentrasi 0,21% yaitu 7,18.10-4 m3/g sedangkan qm maksimum terjadi pada biofiltrasi tanpa mikroba yaitu sebesar 0,3512 g N2O g-1. Sementara itu pada estimasi parameter dengan persamaan Freundlich menunjukkan nilai n tertinggi terjadi pada konsentrasi 0,21% yaitu 3,6531. Sedangkan nilai Kf tertinggi terjadi pada biofiltrasi tanpa mikroba yaitu sebesar 2,918.107 m3/g.

This research was conducted for evaluation influence of concentration for synthetic nutrient solution to N2O reduction efficiency and microorganisms growth at medium filter before and after biofiltration. N2O reduction efficiency was analyzed using GC and qualitative results of the microorganisms were analyzed by the method of TPC. The result showed that the highest removal efficiency of N2O at concentration 0,31% which equal 85,58% and the number of microorganisms before and after biofiltration are steady. Estimated parameter with Langmuir adsorption equation shows that the maximum value of KL occur at concentration 0,21% which equal 7,18.10-4 m3/g and the maximum value of qm occur at biofiltration without microoganisms which equal 0,3512 g N2O/g. Whereas estimated parameter with Freundlich adsorption equation shows that the maximum value of n occur at concentration 0,21% which equal 3,6531 and the maximum value of Kf occur at biofiltration without microorganims which equal 2,918.107m3/g."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43192
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Prasetyo
"Penelitian ini membuat karbon aktif dari limbah kulit kopi karena sampai saat ini pemanfaatan limbah kulit kopi belum maksimum. Aktivasi yang digunakan adalah aktivasi kimia menggunakan Kalium Karbonat karena berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, luas permukaan yang dihasilkan dapat bersaing dengan activating agent lain. Variasi yang dilakukan adalah variasi rasio massa activating agent/massa bahan baku 1/1, 3/2, dan 2/1 dan variasi suhu 600°C, 700°C, dan 800°C. Luas permukaan diperoleh dari konversi bilangan iod dengan hasil tertinggi adalah 891 m2/gram yang didapatkan dari suhu aktivasi 800°C dan rasio impregnasi 3/2. Sebagai pembanding, luas permukaan yang diperoleh dari aktivasi fisika menggunakan CO2 adalah 176 m2/gram.

This research aims to produce activated carbon from coffee shell waste due to utilization of coffee shell waste that far from maximum. Activation that will be used in this research is chemical activation using Potassium Carbonate because in previous researches show that surface area obtained by this activating agent can compete with other activating agent. The variation in this research is impregnation ratio and temperature. The impregnation ratio is 1/1, 3/2, and 2/1 while the temperature variation is 600°C, 700°C, and 800°C. The surface area is obtained by conversion of iod number with the highest result is 891 m2/gram which produced at temperature 800°C and impregnation ratio 3/2. Physical activation using CO2 is done for comparison and obtains surface area 176 m2/gram."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54822
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silvia Nofrina
"Pertumbuhan industri Indonesia yang semakin berkembang pesat berdampak pada peningkatan kebutuhan energi dan limbah industri yang membahayakan lingkungan. Salah satu metode yang tepat dalam mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan metode adsorpsi. Komponen penting dalam metode ini adalah adsorbennya dan adsorben yang baik dan sudah banyak dikembangkan adalah karbon aktif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan karbon aktif dengan luas permukaan yang tinggi dengan bahan baku batubara bituminous Ombilin dan gas CO2 sebagai activating agent serta mengetahui perbandingan suhu dan waktu aktivasi terbaik terhadap pembentukan luas permukaan karbon aktif.
Proses aktivasi dilakukan dengan suhu 800°C, 850°C dan 900°C selama 60 menit, 90 menit dan 120 menit dengan laju alir gas CO2 yang berperan sebagai activating agent sebesar 400mL/menit. Luas permukaan tertinggi yang direpresentasikan dengan bilangan iod yaitu sebesar 440 mg/g dengan kondisi suhu aktivasi sebesar 900°C selama 120 menit. Berdasarkan penelitian yang dilakukan luas permukaan karbon aktif semakin besar seiring dengan peningkatan suhu dan waktu aktivasi.

Indonesia's industrial growth more rapidly and have an impact on energy demand and resulting industrial waste that endanger the environment. One of the appropriate methods in addressing these problems is by adsorption method. The important component in this method are the adsorbent and the good adsorbent and there have been many developed is activated carbon. The purpose of this research is to get activated carbon with high surface area with Ombilin bituminous coal as raw material and CO2 gas as the activating agent and also knowing the best variation temperature and time activation against the formation of the surface area of activated carbon.
The activation process is done with a temperature of 800°C, 850°C and 900°C for 60 minutes, 90 minutes and 120 minutes with a flow rate of CO2 gas as the activating agent of 400 mL/min. The highest surface area that is represented by the iodine number namely 440 mg/g with temperature of activation conditions 900°C for 120 minutes. Based on research can be concluded the surface area of activated carbon bigger along with increasing temperature and time of activation.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47655
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzan Nazif
"Tempurung kelapa dipilih menjadi bahan dasar adsorben pada masker dalam menyerap gas CO2 karen memiliki kandungan selulosa sebesar 26,60 , kandungan hemiselulosa 27,70 dan kandungan lignin sebesar 29,40 serta produksinya yang tinggi 61 juta ton atau 33,94 dari produksi dunia. Metode aktivasi tempurung kelapa dilakukan secara fisika menggunakan CO2 pada suhu 850 0C, dan secara kimia dengan ZnCl2 pada suhu 80 0C dilanjutkan dengan pirolisis menggunakan N2 pada suhu 650 0C. Karakterisasi yang digunakan adalah BET untuk mengetahui luas permukaan karbon aktif.
Melalui uji BET didapatkan luas permukaan karbon teraktivasi kimia sebesar 432,26 m2/g dan yang teraktivasi fisika sebesar 323,57 m2/g. Selanjutnya kapasitas adsorpsi masker karbon aktif diuji pada ruang kompartemen dengan mengalirkan campuran gas CO2 dan udara selama satu jam, lalu mengukur perbedaan konsentrasi CO2 masukan dan keluaran dengan CO2 detector.
Berdasarkan hasil uji adsorpsi polutan, didapatkan bahwa variasi terbaik adalah masker dengan massa karbon aktif 6 gram, teraktivasi kimia, dan dengan menggunakan perekat TEOS yang mampu mengadsorpsi polutan CO2 sebesar 76,52 . Masker yang dibuat pada penelitian ini memliki waktu jenuh selama empat jam pada kondisi konsentrasi CO2 yang tinggi.

Adsorbent in mask to absorb CO2 gas because it has cellulose content of 26.60 , hemicellulose content 27.70 and lignin content of 29.40 and its production is 61 million ton or 33.94 of world production. The method of coconut shell activation was done physically using CO2 at 850 0C, and chemically with ZnCl2 at 80 0C followed by pyrolysis using N2 at 650 0C. The characterization used is BET to measure surface area of activated carbon.
Through BET test, it was found that the chemical activated carbon surface area is 432.26 m2 g and the physical activation is 323.57 m2 g. Furthermore, the adsorption capacity of the activated carbon mask is tested in the compartment chamber by flowing a mixture of CO2 and air for an hour, then measuring the CO2 input and output CO2 difference using CO2 detector.
Based on the results of adsorption test, it was found that the best variation is a mask with 6 gram active carbon mass, chemical activated, and by using TEOS as adhesive capable of adsorbing CO2 pollutant by 76.52 . Mask made in this research has saturated time for four hours under high CO2 concentration conditions.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68634
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutabarat, Charles
"Skripsi ini dilakukan eksperimen di laboratorium teknik mesin universitas Indonesia. Dimana membahas tentang proses pembuatan Karbon aktif dari batubara Indonesia yaitu Kalimantan Selatan. Karbon aktif adalah senyawa karbon yang telah ditingkatkan daya adsorpsinya dengan melakukan proses oksidasi dan aktivasi. Penelitian ini adalah kelanjutan dari penelitian sebelumnya yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas Karbon aktif dengan proses karbonisasi mengalirkan gas nitrogen (N2) sebagai gas inert konstan 1000 ml/menit dengan temperatur 300°C.sedangkan proses aktivasi mengalirkan gas karbondioksida (CO2) sebagai activating agent konstan sebesar 400 ml/menit dengan metode aktivasi fisika pada temperatur 850°C. Pembuatan Karbon aktif ini menggunakan autoclave sistem rotary dengan putaran 9 rpm dan 20 rpm serta menggunakan vacuum atau zet untuk mempercepat membersihkan autoclave dan menghilangkan bau pada saat proses. Pada penelitian ini selain melihat perubahan burn off dari variasi laju putaran autoclave yang berbeda juga mengetahui iodine number.dari perubahan putaran autoclave tersebut hasillnya didapat nilai burn off 64% pada putaran 9 rpm dan nilai iodine number(Daya serap) 228.7805mg/gr pada putaran 20 rpm dengan bahan batubara kalimantan Selatan pada autoclave horizontal dengan sistem berputar.

This final project experiment is carried out in the laboratory of mechanical engineering University of Indonesia. Which carried out about the process of making activated carbon from Indonesian coal from South Kalimantan Indonesia. Activated carbon is a carbon compound that has been enhanced by the adsorption And activation of oxidation process. This study is continuation of previous research that aims to improve the quality of activated carbon with carbonation process flow of nitrogen gas (N2) as an inert gas constant using 1000 ml/min with a temperature of 300°C. However the gas stream activation process of carbon dioxide (CO2) as the activating agent constant of 400 ml/min the method of activation temperature physics at 850°C. Manufacture process of activated carbon used a auto rotary calve system with round 9 rpm and 20 rpm and using a vacuum or auto calve to accelerate cleaning and deodorizing at the time of the process. In this study in addition to seeing changes in the rate of burn-off of the variation of different autoclave cycle also find iodine number. From the autoclave rotation changes the value obtained resulted 64% burn-off on round 9 rpm and the iodine number (absorption) 228.7805 mg/gr on round 20 rpm with South Kalimantan coal material in a horizontal autoclave with a rotating system."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1768
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Tias Miranti
"Pada penelitian pembuatan karbon aktif dari bambu ini digunakan metode aktivasi kimia dengan menggunakan variasi activating agent, yakni H3PO4 dan KOH dengan rasio massa activating agent/massa karbon 1/1, 2/1, dan 3/1. Aktivasi dilakukan pada temperatur 700oC selama 1 jam. Luas permukaan tertinggi yang direpresentasikan dengan bilangan iodin sebesar 772,08 mg/g diperoleh dengan aktivasi menggunakan H3PO4 dengan rasio massa activating agent/massa karbon 3/1, sedangkan aktivasi menggunakan KOH diperoleh bilangan iodin tertinggi sebesar 744,92 mg/g dengan rasio massa activating agent/massa karbon 3/1. Sebagai pembanding, juga dilakukan pembuatan karbon aktif dengan metode aktivasi fisika dan diperoleh bilangan iodin karbon aktif sebesar 283,38 mg/g.

This research aims to produce activated carbon from bamboo as the raw materials. In this research controlled by the activation method using variation of activating agent, H3PO4 and KOH with a mass ratio of activating agent/carbon mass are 1/1, 2/1, and 3/1. It also performed at 700°C activation temperature for 1 hour. The highest iodine number of 772.08 mg/g obtained by activation using H3PO4 with a mass ratio of activating agent/carbon mass 3/1, whereas activation with KOH obtained the highest iodine number of 744.92 mg/g with a mass ratio of activating agent/carbon mass 3/1. For comparison, the study was also carried out the manufacture of activated carbon by physical activation method and the iodine number of activated carbon obtained at 283.38 mg/g."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43804
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anyi Salim
"Pencemaran udara dalam ruang (indoor air polution) dapat memberikan dampak yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Polutan utama dalam indoor air polution adalah gas formaldehida. Adsorpsi dengan karbon aktif efektif dapat digunakan untuk mengurangi kadar formaldehida dalam ruangan. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan karbon aktif dengan menggunakan bambu petung Indonesia untuk dikarbonasi dan selanjutnya diaktivasi kimia dengan KOH. Hasil karbon aktif lalu ditempelkan dengan partikel nano Ag.
Dari hasil uji luas permukaan untuk karbon dengan aktivasi fisika (KAF) diperoleh 205 m2/g dan aktivasi kimia sebesar (KAK) 698,8 m2/g. Selanjutnya Penambahan partikel nano Ag pada karbon aktif juga meningkatkan luas permukaan sebesar 12,3% yaitu pada karbon aktif dengan aktivasi kimia yang telah ditambahkan partikel nano Ag (KAK-Ag) menjadi 784,5 m2/g.
Uji adsorpsi menunjukkan bahwa pada konsentrasi kesetimbangan sekitar 20 ppm, karbon aktif dengan aktivasi kimia dan penambahan partikel nano Ag (KAK-Ag) mengadsorpsi sebesar 0,0335 mg/g, karbon aktif dengan aktivasi fisika dan penambahan partikel nano Ag (KAF-Ag) mengadsorpsi sebesar 0,0254 mg/g dan karbon aktif dengan aktivasi fisika (KAF) mengadsorpsi sebesar 0,0181 mg/g sehingga adanya penambahan nano partikel Ag meningkatkan kapasitas adsorpsi sebesar 40%.

Indoor air polution can give harmful effects to human health. The main pollutans in indoor air pollution is formaldehyde gas. Adsorption by activated carbon can be effectively used to reduce indoor formaldehyde levels. In this research, the manufacture of activated carbon using bamboo petung Indonesia to carbonation and then chemically activated with KOH. The results of the activated carbon then added with Ag nano particles.
From the test results the surface area for activated carbon by activation of physics (KAF) obtained 205 m2/g and chemical activation (KAK) of 698,8 m2/g. Further addition of Ag nano particles on activated carbon also increases the surface area 12,3% for activated carbon with chemical activation added Ag nano particles (KAK-Ag) to 784,5 m2/g.
Adsorption test showed that the equilibrium concentration of about 20 ppm, Activated Carbon with chemical activation and addition of nano Ag particle (KAK-Ag) adsorbs at 0,0335 mg/g, Activated Carbon with physical activation and addition of nano Ag particle (KAF-Ag) adsorbs at 0,0254 mg/g and Activated Carbon with Physical activation (KAF) adsorbs at 0,0181 mg/g, so with addition of nano Ag particle can increases adsorption capacity by 40%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S43917
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rio Ferryunov Andie
"Adsorpsi umumnya dapat digunakan untuk penghilangan bau, warna, gas beracun, dan sebagainya. Adsorben yang umum dan banyak digunakan adalah karbon aktif. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan karbon aktif dari bambu betung sebagai bahan baku. Pemilihan bambu betung ini dikarenakan bambu betung merupakan tanaman yang sangat banyak ditemukan di Indonesia dan jumlahnya cukup berlimpah. Selain itu, bambu betung kaya akan kandungan karbon sehingga memiliki kriteria untuk dijadikan bahan baku pembuatan karbon aktif. Penelitian ini menggunakan gas CO2 sebagai aktivator dengan melakukan variasi temperatur aktivasi, 800°C, 850°C, 900°C dan variasi laju alir gas CO2 200 mL/menit, 300 mL/menit, 400 mL/menit. Aktivasi dilakukan selama 1 jam. Bilangan iod tertinggi sebesar 475,25 mg/g diperoleh dengan melakukan variasi temperatur aktivasi 900°C dan laju alir CO2 400 ml/menit. Sebagai pembanding, pada penelitian ini juga dilakukan pengujian bilangan iod terhadap karbon bambu sebelum aktivasi. Bilangan iod untuk karbon ini adalah 190,12 mg/g.

Adsorption generally can be used for removal of odors, colors, toxic gases, etc. Adsorbent that common used is activated carbon. This research purpose to produce activated carbon from betung bamboo as raw material. The selection of betung bamboo as raw material because betung bamboo is a plant that very common in Indonesia and is quite abundant. In addition, betung bamboo has rich carbon content so that it has the criteria to be used as raw materials for activated carbon. This research using CO2 as an activator by varying the activation temperature, 800°C, 850°C, 900°C and variations of flow rate 200 mL/min, 300 mL/min, 400 mL/min. Activation is done for 1 hour. Highest iodine number is 475,25 mg/g by varying the activation temperature 900°C and CO2 flow rate is 400 mL/min. In comparing, this research also test for iodine number of carbon before activation. Iodine number for this sample is 190,12 mg/g."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44268
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>