Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 62303 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Sholeh
"Kromium merupakan logam berat yang banyak digunakan di industri penyamakan kulit. Kontaminasi krom menyebabkan banyak masaah lingkungan, oleh karena itu remediasi logam ini snagat perlu dilakukan. Fitoremediasi menjadi salah satu solusi efektif teknologi yang digunakan untuk mengurangi kadar krom dari tanah dan air yang terkontaminasi. Kajian ini merangkum dan mendiskusikan state of art penelitian fitoremediasi krom dalam limbah industri penyamakan kulit."
Yogyakarta: Balai Besar Kulit, Karet, dan Plastik, 2016
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sugihartono
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan gelatin, ferro sulfat dan aluminium sulfat serta kombinasi gelatin dengan ferro sulfat atau aluminium sulfat untuk pemisahan krom total (krom valensi 3 dan krom valensi 6) pada limbah cair industri penyamakan kulit. Pemisahan krom total pada limbah cair dilakukan dengan menggunakan gelatin dan ferro sulfat atau aluminium sulfat dengan rasio 4:0; 3:1; 2:2; 1:3; dan 0:4 (b/b). Hasil penelitian menunjukkan bahwa gelatin, ferro sulfat, dan aluminium sulfat, mampu memisahkan kandungan krom total pada limbah cair industri penyamakan kulit. Kombinasi antara gelatin dengan ferro sulfat atau aluminium sulfat sebagai flokulan dapat bersinergi untuk pemisahan kandungan krom total pada limbah cair industri penyamakan kulit. Kombinasi antara gelatin dan aluminium sulfat dengan rasio 3:1 (b/b) dapat memisahkan kandungan krom total sebesar 94,75%, limbah menjadi lebih jernih, dan derajat kekeruhan turun sebesar 74,47%. Kandungan krom total pada limbah pasca pemisahan menjadi sebesar 0,61 ppm. Keadaan ini telah memenuhi syarat baku mutu limbah cair bagi usaha dan khususnya untuk kegiatan industri penyamakan kulit.

The aim of the study was to determine the ability of gelatin, ferrous sulfate, aluminium sulfate, and combination of gelatin with ferrous sulfate or aluminium sulfate for total chromium content (trivalent chromium and hexavalent chromium) separation from tannery wastewater. Reduction of total chromium content in the wastewater was
conducted using combination of gelatin and ferrous sulfate or gelatin and aluminium sulfate with a ratio of 4:0;3:1;2:2; 1:3; and 0:4 (w/w). The results showed that gelatin, ferrous sulfate, and aluminium sulfate, were able to reduce total chromium content in the wastewater. Combination of gelatin/ferrous sulfate or gelatin/aluminium sulfate as flocculants provide synergistic work in reducing the total chromium content. A 94.75% removal of total chromium content was achieved by combining gelatine and aluminium sulfate with a ratio of 3:1, clearer wastewater, and followed by reduction of degree of turbidity up to 74.47%. The total chromium content after treatment was 0.61 ppm, which met the requirements of wastewater for business and or daily activities especially for tanning industry.
"
Yogyakarta: Balai Besar Kulit, Karet, dan Plastik, 2016
530 KKP 32:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rico Kurniawan
"[ABSTRAK
Pendahuluan: Pekerja penyamakan kulit berpotensi terpajan oleh berbagai polutan pencemar udara, salah satunya kromium. Terhirupnya polutan kromium dapat mempengaruhi kesehatan seperti sesak nafas, batuk, penurunan fungsi paru, hingga kanker paru. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan pajaran konsentrasi kromium di tempat kerja dengan gangguan fungsi paru. Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional terhadap 61 orang pekerja penyamakan kulit di Sukaregang Kabupaten Garut. Kapasitas vital paksa (FVC) dan volume ekpirasi paksa satu detik (FEV1) diukur menggunakan spirometri Datospris mod 120 Sibelmed. Kromium total di tempat kerja diukur menggunakan low volume sampler dan dianalisis menggunakan atomic absorbtion spectrofotometry (AAS). Hasil: konsentrasi kromium total di tempat kerja berkisar antara 3.94-11.79 μg/m3. Kondisi fungsi paru pekera penyamakan kulit sebagaian besar masih besar masih dalam keadaan normal (FEV1/FVC>75%). Analisis multivariat menunjukkan bahwa masa kerja dan pajanan debu kromium meningkatkan risiko tejadinya fungsi paru pada pekerja, (p 0.024) dengan 95% CI (0.086-0.830). Kesimpulan: setelah dikontrol dengan masa kerja, pekerja yang terpajan kromium lebih besar, berisiko terkena gangguan fungsi paru.

ABSTRACT
Background: tannery workers have been potentially exposed to various air pollutants, such as chromium. Exposed by chromium can affect health status, such as shortness of breath, cough, decreased lung function, and lung cancer. Objective: to determine the relationship of chromium exposure in the workplace and worker?s pulmonary dysfunction. Method: this study used a cross-sectional design on 61 people working at tanneries in Sukaregang, Garut district. Lung function was measured by spirometry. Low volume of sample was used to measure the chromium in the air and analyzed using atomic absorbtion spectrofotometry (AAS). Result: the concentration of total chromium in the workplace ranged from 3.94-11.79 μg/m3, while most of worker?s pulmonary function still in normal condition. Multivariate analysis showed that length of exposure and chromium concentration increases the risk of pulmonary dysfunction in tannery workers, (p 0.024 95% CI 0.068-0.830). Conclusion: control by lenght of exposure showed tannery worker who expose to higher concentration of chromium, have more risk to get pulmonary dysfunction.;Background: tannery workers have been potentially exposed to various air pollutants, such as chromium. Exposed by chromium can affect health status, such as shortness of breath, cough, decreased lung function, and lung cancer. Objective: to determine the relationship of chromium exposure in the workplace and worker?s pulmonary dysfunction. Method: this study used a cross-sectional design on 61 people working at tanneries in Sukaregang, Garut district. Lung function was measured by spirometry. Low volume of sample was used to measure the chromium in the air and analyzed using atomic absorbtion spectrofotometry (AAS). Result: the concentration of total chromium in the workplace ranged from 3.94-11.79 μg/m3, while most of worker?s pulmonary function still in normal condition. Multivariate analysis showed that length of exposure and chromium concentration increases the risk of pulmonary dysfunction in tannery workers, (p 0.024 95% CI 0.068-0.830). Conclusion: control by lenght of exposure showed tannery worker who expose to higher concentration of chromium, have more risk to get pulmonary dysfunction., Background: tannery workers have been potentially exposed to various air pollutants, such as chromium. Exposed by chromium can affect health status, such as shortness of breath, cough, decreased lung function, and lung cancer. Objective: to determine the relationship of chromium exposure in the workplace and worker’s pulmonary dysfunction. Method: this study used a cross-sectional design on 61 people working at tanneries in Sukaregang, Garut district. Lung function was measured by spirometry. Low volume of sample was used to measure the chromium in the air and analyzed using atomic absorbtion spectrofotometry (AAS). Result: the concentration of total chromium in the workplace ranged from 3.94-11.79 μg/m3, while most of worker’s pulmonary function still in normal condition. Multivariate analysis showed that length of exposure and chromium concentration increases the risk of pulmonary dysfunction in tannery workers, (p 0.024 95% CI 0.068-0.830). Conclusion: control by lenght of exposure showed tannery worker who expose to higher concentration of chromium, have more risk to get pulmonary dysfunction.]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erikha Maurizka Mayzarah
"ABSTRAK
Masalah utama pada penelitian ini adalah penggunaan metode koagulasi membutuhkan biaya yang sangat besar dan koagulan yang berbahan kimia dapat menimbulkan efek jangka panjang, sehingga memerlukan metode pengolahan air limbah yang lebih ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan menganalisis tingkat efisiensi metode koagulasi yang telah dilakukan PT. Vale Indonesia, menganalisis tingkat efisiensi metode fitoremediasi untuk mengurangi kandungan kromium heksavalen, dan menganalisis persepsi stakeholders terkait metode fitoremediasi. Metode analisis tingkat efisiensi digunakan untuk menentukan tingkat efisiensi metode koagulasi dan fitoremediasi, Analisis untuk menentukan pengaruh berat tanaman kayu apu Pistia stratiotes terhadap tingkat efisiensi penyisihan kromium heksavalen, dan analisis ANOVA two ways untuk mengetahui pengaruh dari sumber tanaman dan HRT terhadap efisiensi fitoremediasi. Penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat efisiensi metode koagulasi pada tahun 2017 sebesar 95 . Tingkat efisiensi metode fitoremediasi skala batch sebesar 60-100 dengan variasi konsentrasi 0,5 ppm, 1 ppm, 2 ppm, 5 ppm, dan 7 ppm. tingkat efisiensi metode fitoremediasi skala kontinyu 27-30 dengan HRT 1,5 jam, 2 jam, 3 jam dan sumber tanaman D-Lagoon. Persepsi stakeholders mengungkapkan metode fitoremediasi mampu memberikan manfaat pada aspek triple bottom lines pada waktu jangka panjang. Kesimpulannya adalah penggunaan Tanaman Kayu Apu sebagai fitoremediator berpotensi dalam mereduksi kromium heksavalen.

ABSTRACT
The main problem is research is the use of coagulation methods requires many costs and chemical coagulants can have long term effects that require more ecofriendly methods of wastewater treatment. This study aims to analyze the efficiency level of coagulation method that has been done by PT. Vale Indonesia, analyzed the efficiency of phytoremediation methods to reduce hexavalent chromium content, and analyzed stakeholder perceptions regarding phytoremediation methods. Efficiency level analysis method was used to determine the efficiency level of coagulation and phytoremediation method, Analysis to determine the influence of weight of water lettuce Pistia stratiotes on the efficiency level of hexavalent chromium removal, and ANOVA two ways analysis to determine the effect of plant source and HRT on phytoremediation efficiency. This study shows that the efficiency level of coagulation method in 2017 is 95 . The efficiency level of batch scale phytoremediation method is 60 100 with concentration variation of 0.5 ppm, 1 ppm, 2 ppm, 5 ppm and 7 ppm. Efficiency level of continuous scale phytoremediation method 27 30 with HRT 1.5 hours, 2 hours, 3 hours and source of D Lagoon plant. Stakeholders 39 perceptions reveal phytoremediation methods capable of providing benefits to long term aspects of triple bottom lines. The use of P. stratiotes as a phytoremediator shows potential in removing hexavalent chromium. "
[, ]: 2018
T51008
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan gelatin sebagai flokulan dalam proses pengolahan limbah cair industri penyamakan kulit. Pengolahan limbah cair dilakukan dengan menggunakan gelatin hasil limbah cair industri penyamakan kulit. Pengolahan limbah cair dilakukan dengan menggunakan gelatin hasil hidrolisis trimming kulit pikel domba menggunakan NaOH dan KOH menggunakan dosis berturut-turut: 0,02., 0,04., 0,08., dan 0,1% berat pervolume limbah yang diolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gelatin dapat digunakan sebagai bahan oengolah limbah cair industri penyamakan kulit. Gelatin hasil hidrolisis dengan NaOH dosis aplikasi 0,1% menghasilkan limbah terolah dengan penurunan kekeruhan tertinggi yaitu sebesar 90,49%. Sedangkan gelatin hasil hidrolisis dengan KOH dosis aplikasi 0,06% menghasilkan limbah terolah dengan tingkat penurunan COD dan krom total tertinggi yaitu masing-masing sebesar 67,42% dan 79,26%, serta pada dosis 0,08% juga menghasilkan persentase adsorbsi polutan pada limbah tertinggi, yaitu sebesar 17,99%."
Yogyakarta: Balai Besar Kulit, Karet, dan Plastik, 2016
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Kusnadi
1992
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Heri Agus Sutrisno
"ABSTRAK
Dalam RPJMD Tahun 2009-2014 industri pengolahan menjadi salah satu program
prioritas pembangunan di Kabupaten Magetan. Salah satunya adalah Industri
penyamakan kulit yang menunjukkan penurunan produktivitas selama tiga tahun
terakhir. Studi ini bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi
keuntungan pengusaha penyamakan kulit di Kabupaten Magetan dengan menggunakan
model regresi linier berganda metode OLS. Hasil studi menunjukkan bahwa faktor yang
berpengaruh positif terhadap keuntungan pengusaha penyamakan kulit di Kabupaten
Magetan adalah pendidikan pengusaha, faktor lokasi usaha, lama usaha, modal usaha,
jumlah mesin (stol, togling, roll coating, fleshing, dan vacum), asal bahan baku lokal
Magetan dan Jawa Timur, jumlah produksi dan harga jual, penjualan ke pasar Jawa
Timur, serta promosi. Sedangkan harga bahan baku dan kemitraan berpengaruh
signifikan negatif terhadap keuntungan pengusaha penyamakan kulit.

ABSTRACT
In Magetan medium development planning 2009-2014, processing industry
becomes one of the priority program in Magetan. The leather tanning industry is
one of it, which shows decreasing in productivity over the last three years. This
study aims to identify the factors that influence profits tannery entrepreneur
Magetan using multiple linear regression model OLS. The study shows that
entrepreneur education, business location, age business, venture capital, the
number of machines (stol, togling, roll coating, fleshing, and vacuum), origin of
raw materials from local Magetan and East Java, production, selling price, sales
to the market in East Java and promotion has positive significant effects. While
raw material prices and partnership significant negative effect on profits tannery
entrepreneurs."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T39094
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dela Aptika Gusani
"Penelitian ini membahas analisis risiko keselamatan dan kesehatan kerja di Penyamakan Kulit X tahun 2012. Penelitian mengacu pada standar AS/NZS 4360:2004 dengan menggunakan analisis risiko semikuantitatif. Penilaian risiko menggunakan metode W.T Fine yaitu nilai risiko merupakan hasil kali antara faktor konsekuensi, pajanan dan kemungkinan. Tujuan dari skripsi ini adalah untuk mendapatkan nilai risiko keselamatan dan kesehatan pada setiap tahapan proses di Penyamakan Kulit X.
Hasil penelitian adalah tingkat risiko keselamatan dan kesehatan kerja pada setiap tahapan proses meliputi very high, priority 1, substantial, priority 3 dan acceptable. Hasil penelitian dapat menjadi dasar pertimbangan program pengendalian risiko di Penyamakan Kulit X.

This research describes risk assessment of occupational health and safety in Tannery X 2012. This study referred to AS/NZS 4360:2004 standard and used semi-quantitative risk analysis. Risk Assessment used W.T Fine method. Risk score was got from multiplication of the consequence, exposure and probability factors. The objective of this study is to get health and safety level of risk in every step process in Tannery X.
The results state the level of risk in every step process includes very high, priority 1, substantial, priority 3 and acceptable. This results can use for judgment of risk control program in Tannery X.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>