Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 215624 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Murniati
"ABSTRACT
OCB is a behavior free of individual, not directly or explicity recognized in a formal award system and in promoting the efficient and affective functioning of the organizationing. Emotional Inteliigence is the ability to motivate yourself and try to face the frustation, impulse control and not exaggerate the pleassure, set the mood and keep the load stress does not cripple the ability to think, empathite and pray. Gratitude is able to utilite his creation and the creation of the universe in the context of obedience to Allah. This study conducted on 184 teachers in six SDIT located in South Jakarta area. This reseach analysed using spss 10,0. As for this study aims to examine the influence of OCB. From this research, the independent variable has eight dimentionsan OCB as dependent variable (DV). The research data is processed using a linear multiple regresion method with a significant 0,05 level. Result and conclusion from this research said that there's influence between the dimention of emotional intelligence ang gratitude of OCB (r=0,650) and significance (sig. 0,000). Value R2 from all variable test is 0,422 or equal 42,2%. Dimention of emphatize (sig. 0,001, R=0,375) and dimention of keeping relationship (sig. 0,001, R-0,417)on emotional intelligence variable to independent variable and approved by positive influence and significant with teachers OCB."
Jakarta: Program Studi Kajian Timur Tengah dan Islam (PSKTTI), 2017
300 MEIS 4:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Murniati
"Guru-guru di Indonesia banyak yang belum memiliki dedikasi tinggi terhadap profesinya. Mulai dari ketidaktaatan terhadap tata tertib yang berlaku (intra-role) sampai keengganan melakukan hal-hal yang diluar atau tidak terdapat dalam peraturan sekolah (extra-role), padahal prilaku extra-role guru dapat meningkatkan keefektifan dan keefisienan kegiatan di sekolah.
Organizational Citizenship Behavior (OCB) adalah prilaku individu yang bebas, tidak secara langsung atau eksplisit diakui dalam sistem pemberian penghargaan formal, dan dalam mempromosikan fungsi yang efisien dan efektif untuk organisasi.
Kecerdasan emosi adalah kemampuan utuk memotivasi diri sendiri dan berusaha menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati dan berdoa.
Syukur adalah dapat memanfaatkan penciptaan dirinya dan penciptaan alam semesta dalam rangka ketaatan kepada Allah SWT.
Penelitian ini dilakukan pada 184 guru-guru di enam SDIT yang berlokasi di wilayah Jakarta Selatan. Hasil penelitian ini diolah menggunakan SPSS 10.0.Adapun penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh antara dimensi-dimensi kecerdasan emosi dan syukur terhadap organizational citizenship behavor (ocb). Pada penelitian ini independent variable (IV) terdiri dari 8 dimensi dan ocb sebagai dependent variable (DV). Data penelitian ini diolah menggunakan metode multiregresi linear dengan taraf signifikansi 0,05. Hasil dan kesimpulan penelitian ini membuktikan bahwa ada pengaruh antara dimensi-dimensi kecerdasan emosi dan syukur terhadap ocb (r=0,650) dan signifikan (sig. 0,000). Nilai R² dari seluruh variabel yang diujikan sebesar 0,422 atau setara dengan 42,2%. Dimensi empati (sig. 0,001, R²= 0,375) dan dimensi membina hubungan (sig. 0,001, R²= 0,417) pada variabel kecerdasan emosi menjadi variabel bebas yang terbukti berpengaruh positif dan signifikan dengan ocb guru.

Most Indonesian teachers do not have a lot of dedication to their profession. Ranging from their disobey to applicable rules (intra-role), behavior teachers can improve the effectiveness and efficiency of the activities in the school.
OCB is a behavior free of individual, not directly or explicity recognized in a formal award system and in promoting the efficient and affective functioning of the organizationing.Emotional Inteliigence is the ability to motivate yourself and try to face the frustation, impulse control and not exaggerate the pleassure, set the mood and keep the load stress does not cripple the ability to think, empathite and pray.Gratitude is able to utilite his creation and the creation of the universe in the context of obedience to Allah.
This study conducted on 184 teachers in six SDIT located in South Jakarta area. This reseach analysed using spss 10,0. As for this study aims to examine the influence of OCB.
From this research, the independent variable has eight dimentionsan OCB as dependent variable (DV). The research data is processed using a linear multiple regresion method with a significant 0,05 level. Result and conclusion from this research said that there’s influence between the dimention of emotional intelligence ang gratitude of OCB (r=0,650) and significance (sig. 0,000). Value R² from all variable test is 0,422 or equal 42,2%. Dimention of emphatize (sig. 0,001, R² = 0,375) and dimention of keeping relationship (sig. 0,001, R² = 0,417) on emotional intelligence variable to independent variable and approved by positive influence and significant with teachers OCB.
"
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Sholeh
"Tesis ini bertujuan untuk menguji hubungan antara aspek-aspek dari kecerdasan emosional, itsar (altruism), dan spiritualitas dengan kepuasan kerja. Pada penelitian ini variable independent (IV) berjumlah 15 dan kepuasan kerja sebagai dependent variable (DV). Dengan teknik sampel total, diperoleh sampel sebanyak 66 orang guru yang bekerja di Sekolah Dwi Matra. Data penelitian diolah dengan metode regresi linear berganda dengan taraf signifikansi 0,05. Hasil dan kesimpulan penelitian ini membuktikan bahwa ada hubungan antara aspek-aspek kecerdasan emosional, itsar (altruism), dan spiritualitas dengan kepuasan kerja (r=0,577) namun tidak signifikan (sig 0,090). Nilai R2 dari seluruh varabel yang diujikan sebesar 0,333 atau setara dengan 33 %. Aspek self awareness merupakan satusatunya variabel bebas yang terbukti berkorelasi positif dengan kepuasan kerja (sig.0.039, R2 : 0,130). Aspek ini perlu menjadi prioritas jika akan dilakukan intervensi kepuasan kerja pada guru di Sekolah Dwi Matra.

This thesis aims to examine the relationship between aspects of emotional intelligence, itsar (altruism), and spirituality with job satisfaction. In this study, the independent variable (IV) amounted to 15 and job satisfaction as the dependent variable (DV). With this technique the total sample, obtained a sample of 66 teachers who work at Sekolah Dwi Matra,Jakarta. The research data were processed by the method of multiple linear regression with a significance level of 0.05. Results and conclusions of this study prove that there is a relationship between aspects of emotional intelligence, itsar (altruism), and spirituality with job satisfaction (r = 0.577) but not significant (sig .090). R2 values of all tested variable of 0.333, equivalent to 33%. Aspects of self-awareness is the only independent variables that proved to be positively correlated with job satisfaction (sig.0.039, R2: 0.130). This aspect needs to be a priority if the intervention will be conducted on teacher job satisfaction at Sekolah Dwi Matra."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T29665
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nuraida
"Penelitian ini berdasarkan timbulnya masalah-masalah pada peserta akselerasi pada tingkat SMU di DK1 Jakarta, antara lain: siswa terlihat kurang komunikasi, mengalami ketegangan, tidak barsemangat., kurang bergaul dan tidak suka pada pelajaran olah raga (sumber: Hasil wawancara dengan Salah satu wakil kepala sekolah pelaksana akselerasi). Masalah ini diduga karena tidak tercapainya Salah satu tujuan program akselerasi yaitu meningkatkan mutu kecerdasan emosional. Menurut para ahli akselerasi disamping memiliki pengaruh posi1if (Clark, 1983) juga mempunyai pengaruh negatif (Southern dan Jones, 1991) terhadap penyesuaian sosial dan penyesuaian emosional. Pelaksanaan akselerasi di Amerika pada sisiem pendidikan yang demokratis dan kurikulum disesuaikan dengan bakat dan minat. Sedangkan pelaksanaan akselerasi di Indonesia berbasis kurikulum Nasional. Berdasarkan masalah tersebut maka ingin diteliti kecerdasan emosional siswa akselerasi di Indonesia pada tingkat SMU. Pertanyaan penelitian yang diajukan adalah apakah pelaksanaan akselerasi program akselerasi Indonesia yang berbasis Kurikulum Nasional mampu memacu mum peninkatan kecerdasan emosional siswa berbakat intelektual? Apakah skor Kecerdasan Emosional siswa kelas akselerasi sama atau lebih rendah dcngan skor siswa regular? Bagaimana deskripsi enam faktor pendukung akselerasi di tiga SMU yang diteliti. Atas dasar pertanyaan penelitian itu, maka penelitian ini benujuan untuk mcngetahui dampak prograum akselerasi di Indonesia yang berbasis kurikulum nasional terhadap kecerdasan emosional siswa peserta akselerasi. Rancangan penelitian ini adalah Ex Post Facto. Sampelnya 44 siswa akselerasi, 80 siswa reguler, 33 guru dan 3 pihak penanggung jawab akselerasi serta 6 orang staf. 'Hipoiesis yang diajukan meliputi Ha dan Ho. Ha; skor kecerdasan emosional pesrta akselerasi sama dengan skor kecerdasan emosional kelas regular. 1-lo: Bahwa Skor K€CBl`dBS3Il Emosional peserta akselerasi lebih rendah dad pada siswa kelas reguler. Untuk mengukur kecerdasan emosional digunakan EH yang berdasarkan teori Salovey dan Bar-On. Alat ini hasil adaptasi dan telah digunakan oleh sn Lanawari dalam peneiniannya pada SMU Methodist Jakarta tahun 1999, Sedangkan umuk pelaksanaan akselerasi diteliti berdasarkan pada teori Coleman (l995) dan Buku Pedoman Program Percepatan Belajar (Diknas). Hasil onelitian sebagai berikut: Perranza, Skor kecerdasan emosional siswa akselerasi tidak lebih tinggi daripada siswa kelas reguler. Skor kecerdasan emosional peserta akselerasi sama dengan peserta kelas regular dengan angka signilikansinya 0.l73. Kecerdasan emosional terdiri dari lima dimensi. Berikut ini akan dijelaskan perbedaan perdimensi yaitu: Sell'-Awareness nilai signillkansinya 0204, Self-Control nilai signifikansinya 0,56, Self-Motivation dengan nilai signilikansinya- 0.36, emphalhy nilai signilikansinya 0.096 dan social-skill nilai signitEkansinya0_377. Kedua, hal-hal yang berkaitan dengan enam faktor pendukung akselerasi; (1). guru, yaitu tingkat pendidikan guru sebagian besar lulusan Sl. Mayoritas menggunakan metode ceramah dalam mengajar (2). kurikulum, yaitu masih menggunakan Kurikulum Nasional (Kurnas), (3). pada prosedur seleksi diterima siswa yang memiliki IQ di bawah 125, (4). Tidak ada kesinambungan antara landasan filosois sekolah dengan filosolis program akselerasi, (5). orientasi staf (pustakawan, Laboran,dan Bimbingan Konseling), masih sangat minim; BP hanya berperan dalam proses seleksi dan pada penyelesaian masalah-masalah, (6). Belum ada evaluasi program secara khusus
Kesimpulan bahwa dampak program akselerasi yang berbasis kumas tidak meningkatkan kecerdasan emosional siswa akselerasi. Salah satu penyebabnya karena jumlah pelajaran dan alokasi waktunya sangat padat. Kemungkinan lain karena akselerasi tingkal SMU di lndonesia belu dilaksanakan baik dan terencana. Saran kepada peneliti untuk meneliti pengaruh program akselerasi yang berbasis Kurikulum Nasional terhadap kecerdasan emosional dengan penelitian experimental kelompok yang pertama diberikan kurikulum yang spesifik dan kelompok yang lain diberikan kurikulum Nasional. Berkaitan dengan rendahnya kecerdasan emosional peserta akselerasi disarankan untuk mengurangi jumlah pelajaran yang harus di pelajari oleh anak berbakat intelektual."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Kecerdasan emosi (EQ) menyumbang 80% dalam menentukan keberhasilan seseorang. Kecerdasan emosi dikembangkan dalam 3 wadah yaotu: keluarga, sekolah dan masyarakat, dan para ahli sepakat bahwa keluargalah yang sangat berpangaruh terhadap perkembangan anak. Untuk itu, perlu dicari hubungan antara sehattidaknya fungsi di dalam keluarga (APGAR keluarga) dengan kecerdasan emosi remaja di dalam keluarga tersebut, Penlitian dilakukan secara observasional dengan rancangan peneltian cross-sectional. Sampel penelitian dipilih secara simple random sampling dari populasi di SMU Negeri 1 Kasihan Bantul. Instrumen penelitian untuk dinilai kecerdasan emosi menggunakan BarOn Emotional Quotient Inventory Version dan penelaian fungsi keluarga menggunakan instrumen Family APGAR dari Gabriel Smilkstein, yang telah dialibahasakan. Analisi data untuk mengetahui hubungan antara kedua variabel di atas menggunakan uji Pearson. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa APGAR keluarga mempunyai hubungan kolerasi (r=0.460) yang bermakna (p<0,05) dengan kecerdasan emosi remaja di keluarga tersebut.Disimpulkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara APGAR Keluarga dengan Kecerdasan Emosi remaja."
610 MUM 10:2(2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Decky Erlando
"Polres Jakarta Utara sebagai salah satu organisasi kepolisian di tingkat wilayah Ibu kota Jakarta menjadi unit organisasi yang penting diwilayah polda metro jaya dalam mewujudkan keamanan dan ketertiban di wilayah ibukota khususnya Jakarta utara. Pada penelitian ini ada beberapa pertanyaan antara lain ; (1) Bagaimana deskripsi variable motivasi, iklim organisasi dan kepuasan kerja anggota kepolisian di Polres Metro Jakarta Utara. (2) Bagaimana pengaruh motivasi, dan iklim organisasi terhadap kepuasan kerja anggota kepolisian Polres Metro Jakarta Utara. Tujuan penelitian ini adalah (1) mendiskripsikan variable motivasi, iklim organisasi, dan kepuasan kerja anggota kepolisian Wilayah Metro Jakarta Utara. (2) Mengkaji pengaruh motivasi dan iklim organisasi terhadap kepuasan kerja anggota kepolisian Wilayah Jakarta Utara. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, Cohen (1980) , populasi dari penelitian ini adalah seluruh anggota Polisi di Polres Metropolitan Jakarta Utara, dalam penelitian ini menggunakan Uji Validitas dan Reliabilitas. Teknik analisi data menggunakan Teknik Analisi Deskriptif, Regresi; (1) Persamaan Regresi Sederhana; (2) Uji Keberartian dan Kelinieran Regresi Linear Sederhana; (3) Koefisien Korelasi pada Regresi Linier Sederhana; (4) Uji Keberartian Koefisien; (5) Koefisien Determinasi pada Regresi; (6) Uji Statistik. Hasil dari uji regresi Motivasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kerja. (Sig 0.000 < 0.05, R2=0.320). Iklim organisasi terhadap Kepuasan Kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kerja. (Sig 0.000 < 0.05, R2=0.631). Iklim organisasi dan Motivasi terhadap Kepuasan Kerja bahwa pengujian model telah diterima (Sig. F Change 0.000 < 0.05) selain itu kontribusi variabel iklim organisasi dan motivasi terhadap kepuasan kerja. (Sig 0.000 < 0.05, R2=0.653). Adapun iklim organisasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kerja (sig. 0.000 < 0.05) dan motivasi kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kerja (sig. 0.007 < 0.05). Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa motivasi dan iklim organisasi memberikan kontribusi dan pengaruh yang kuat dan signifikan terhadap kepuasan kerja anggota polres metropolitan Jakarta utara. Dari kedua variabel tersebut, iklim organisasi memberikan kontribusi yang lebih kuat terhadap kepuasan kerja anggota.

North Jakarta District Police as one of the regional police organizations in the capital city of Jakarta has become an important organizational unit in the Metro Jaya regional police in realizing security and order in the capital area, especially North Jakarta. In this study there were several questions including; (1) What is the description of the variable motivation, organizational climate and job satisfaction of members of the police at the North Jakarta Metro Police Station. (2) What is the influence of motivation, and organizational climate on job satisfaction of members of the North Jakarta Metro Police Police. The purpose of this study is (1) to describe the variables of motivation, organizational climate, and job satisfaction of members of the North Jakarta Metro Region police. (2) Assessing the influence of organizational motivation and climate on job satisfaction of members of the North Jakarta Regional Police. This research is quantitative research, Cohen (1980), the population of this study is all members of the Police in the North Jakarta Metropolitan Police. In this study using Test Validity and Reliability. The data analysis technique uses Descriptive Analysis Techniques, Regression; (1) Simple Regression Equations; (2) Meaning and Linearity Test of Simple Linear Regression; (3) Correlation Coefficient on Simple Linear Regression; (4) Significance Coefficient Test; (5) Coefficient of Determination on Regression; (6) Test Statistics. The results of the regression test Motivation have a significant effect on job satisfaction. (Sig 0,000 <0.05, R2 = 0.320). Work Climate on Job Satisfaction has a significant effect on job satisfaction. (Sig 0,000 <0.05, R2 = 0.631). Work Climate and Motivation towards Job Satisfaction that model testing has been accepted (Sig. F Change 0.000 <0.05) besides the contribution of work climate variables and motivation to job satisfaction. (Sig 0,000 <0.05, R2 = 0.653). The work climate has a significant effect on job satisfaction (sig. 0.000 <0.05) and work motivation has a significant effect on job satisfaction (sig. 0.007 <0.05). Overall it can be concluded that motivation and organizational climate contribute and have a strong and significant influence on job sat isfaction of members of the North Jakarta metropolitan police station. Of the two variables, the organizational climate contributes more strongly to member job satisfaction."
Jakarta: Universitas Indonesia. Sekolah Kajian Stratejik dan Global, 2019
T55492
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pendidikan tingkat menengah mempunyai tanggung jawab untuk mempersiapkan sebagian siswanya memasuki jenjang perguruan tinggi, sedangkan sebagian yang lain untuk langsung terjun ke dunia pekerjaan. Untuk dapat sukses pada kedua ranah tersebut, tidak hanya ilmu pengetahuan dan keterampilan terkait pekerjaan yan dibutuhkan, tetapi juga keterampilan untuk dapat berinteraksi dengan orang lain. Mengasah kecerdasan emosi, adalah salah satu cara untuk membina keterampilan ini. Individu dengan emosi yang cerdas, akan mengenali emosi yang ada pada dirinya dan orang lain, membedakan satu emosi dengan yang lainnya, serta menggunakan informasi tersebut sebagai panduan dalam berpikir dan bertindak. Dengan kata lain, kecerdasan emosi penting untuk menciptakan individu yang sadar akan peran dan fungsinya di dalam masyarakat. Kesadaran ini, diharapkan akan mampu mendorong individu tersebut untuk berkarya bagi dirinya dan orang lain, yang pada akhirnya akan mendongkrak nilai jual dan daya saing Indonesia di mata dunia. Walaupun sebaiknya dimulai sedini mungkin, pembahasan kecerdasan emosi sangat baik untuk difokuskan pada tingkat sekolah menengah. Hal ini karena permasalahan remaja banyak berkaitan dengan emosi dan pengelolaannya. Makalah ini mencoba menyajikan usulan untuk meningkatkan kecerdasan emosi remaja terutama pada tingkat sekolah menengah. "
330 ASCSM 7 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yanthi Haryati
"Pelanggaran disiplin sekolah menjadi masalah yang kerapkali dilakukan oleh remaja. Bentuk peianggaran disiplin sekolah yang dilakukan dapat berupa: agresi fisik, contohnya pemukulan, perkelahian, dan perusakan; kesibukan berteman saat guru mengajar, mencari perhatian, seperti mengedarkan tulisan, atau gambar-gambar dengan maksud mengalihkan perhatian dari pel^aran; menentang wibawa guru, misalnya tidak mau menurut, memberontak, memprotes dengan kasar, dan mencari perselisihan dengan mengkritik, menertawakan dan mencemooh, merokok, datang terlambat, membolos, kabur dari kelas, mencuri, menipu, berpakaian tidak sesuai dengan ketentuan, memeras, minum minuman keras dan menggunakan obat-obat terlarang (Kooi dan Schutx dalam Sukadji 2000).
Bahkan masalah yang berhubungan dengan sekolah menjadi salah satu masalah besar dalam rentang masa remaja selain obat-obatan terlarang, kehamilan remaja, dan delinkuensi. Banyak hal yang menjadi penyebab terjadinya peianggaran disiplin sekolah, salah satunya adalah sejauh mana kesesuaian perilakunya dengan keterampilan-keterampilan kecerdasan emosi menurut Goleman. Begitu juga menurut Gunarsa & Gunarsa (2003) dan Sarwono (2003) yang menyatakan bahwa faktor pribadi merupakan salah satu dari penyebab terjadinya permasalahan remaja. Penelitian dilakukan melalui pendekatan kuantitatif terhadap 100 orang siswa SXM yang berada di wilayah Depok, Jawa Barat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signitikan antara kecerdasan emosi dan peianggaran disiplin sekolah. Arah hubungannya negatif, artinya semakin tinggi kecerdasan emosi semakin rendah peianggaran disiplin sekolah. Beberapa ranah dalam kecerdasan emosi yang berhubungan dengan peianggaran disiplin sekolah adalah kemampuan mengenali emosi diri, mengelola emosi dan kemampuan mengenali emosi orang lain. Sedangkan unluk ranah kemampuan memotivasi diri dan membina hubungan dengan orang lain tidak ada hubungan dengan peianggaran disiplin sekolah.
Saran yang diberikan adalah perlu adanya peningkatan keterampilan kecerdasan emosi pada siswa sehingga dengan demikian remaja dapat terbantu dalam mencapai tugas-tug£is perkembangannya dan turut membantu terciptanya kegiatan belajar yang baik. Perlu diperhatikan pula hal-hal lain yang menjadi faktor penyebab terjadinya pelanggaran disiplin sekolah misal faktor keluarga, faktor pengaruh peer-group, faktor sosial ekonomi dan faktor lingkungan, sehingga para remaja sebagai harapan bangsa dapat mencapai identitas diri yang positif dan mereka akan tiba di masa dewasa yang dapat memberi kontribusi yang mulia untuk kesejahteraan bangsanya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S2878
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martin, Anthony Dio
Jakarta: Gramedia, 2006
152.4 MAR s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Martin, Anthony Dio
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006
152MARS001
Multimedia  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>