Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 136146 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lili Syafitri
"ABSTRAK
Sejak Repelita I sampai dengan Repelita IV pembangunan sektor peternakan sapi yang diarahkan pada u.saha intensifikasi untuk meningkatkan produktivitas petrnakan rakyat, telah dilaksanakan dalam Repelita V. Selanjutnya program mi masih akan terus dilanjutkan dan dikembangkan dengan mengikutsertakan investor swasta dalam penyediaan kredit jangka panjang.
Sampai saat mi penyediaan bibit sapi unggul masih. sangat diperlukan. Bahkan untuk memenuhi kebutuhan bibit sapi yang terus meningkat, baik sapi perah maupun sapi potong yang belum dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri, sehingga upaya impor tidak dapat dihindarkan.
Impor bibit sapi Indonesia dalam tahun-tahun terakhir mi masih cukup besar, bahkan secara umum cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 1985 impor bibit sapi Indonesia mencapai 4.431 ribu ekor dengan nilai US$2,739 ribu meningkat menjadi 5.2 11 ribu ekor dengan nilai US$4,444 ribu pada tahun 1986 dan terus meningkat hingga path tahun 1988 telah mencapai 17.469 ribu ekor (US$16,148 ribu). Tetapi pada tahun 1989 impor bibit sapi mi mengalami penurunan yang cukup besar dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yaitu hanya mencapai 8,965 ribu ekor dengan nilai US$8,299 ribu dan pada tahun-tahun berikutrya impor bibit sapi mi masih diperlukan.
Meskipun produksi hasil ternak dalam negeri dari tahun ke tahun nampak meningkat terus, Indonesia temyata terus mengimpor daging berkualitas tinggi yang tiap tahunnya mencapai sekitar. 3.000 ton per tahun. Impor tersebut dilakukan untuk memenuhi permintaan daging pada restoran dan hotel-hotel bertaraf internasional. Upaya-upaya kearah produksi daging berkualitas tinggi di dalam negeri sebenarnya telah lama diusahakan oleh Pemerintah melalui pola Peru sahaan Inti Rakyat (PIR) sapi potong. Namun tanpa ada peran serta dari pihak swasta yang lebih besar lagi, untuk menghilangkan impor daging mi memerlukan waktu yang lama. Dirjen Peternakan, Drh, Soehadji menjelaskan, sekarang mi saja jumlah perusahaan yang melaksanakan usaha penggemukan sapi makin banyak, tetapi barn mencapai kapasitas produksi 20.000 ekor per tahun. Padahal untuk menutupi impor daging yang sebesar 3.000 ton per tahun, paling tidak kapasitasnya 150.000 ekor per tahun.
Impor bibit sapi Indonesia selama mi didatangkan dari beberapa negara yaitu Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat dan Jepang. Pada tahun 1985 impor bibit sapi Indonesia hanya didatangkan dari Australia sebanyak 4.431 ribu ekor dengan nilai US$ 2,739 ribu, kemudian path tahun 1986 selain dari Australia bibit sapi juga diimpor dan Selandia Barn yang sampai saat mi masih mengekspor bibit sapi Ice Indonesia. Pada tahun 1987 impor bibit sapi dari Amerika Serikat mulai memasuki Indonesia dan sampai sekarang impor bibit sapi dari negara mi masih terus dibutuhkan, karena menurut para ahli bibit sapi, khususnya sapi perah dari Amenka Serikat mi memiliki sifat genetic yang lebih unggul.
PT. "X", merupakan perusahaan daging sapi potong yang relatif baru dalam industri daging sapi potong. Produknya adalah daging sapi potong segar dan beku. Daging potong ini sifatnya cepat rusak sehingga tidak dapat disimpan dalam waktu yang relatif lama. Bila ingin disimpan dalam waktu yang relatif lama, maka diperlukan perlakuan tambahan, misalnya dengan membekukan daging sapi potong tersebut.
Dalam kegiatannya perusahaan mi hanya melayani konsumen yang benada pada segmen pasar tertentu, dimana permintaan terhadap produk yang dihasilkan perusahaan belum dapat dipenuhi oleh perusahaan secara keseluruhan.
Dilihat dari kondisi di atas, maka perusahaan mi mempunyai peluang untuk meningkatkan keuntungan perusahaan. Namun kenyataannya perusahaan ini mengalami kesulitan dalam operasionalnya, sehingga gambaran hasil operasi perusahaan terus menerus mengalami kerugian. Kerugian mi dapat disebabkan oleh laba bruto yang terlalu rendah atau biaya operasi yang terlalu tinggi.
Setelah dianalisis, perusahaan mi harus menerapkan strategi manajemen yaitu strategi turnaround. Untuk menerapkan strategi mi ada beberapa tindakan yang terdiri dan beberapa tahap yang harus dilalui perusahaan untuk menyelamatkan perusahaan kepada kondisi yang menguntungkan. Adapun tahap-tahap yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah tahap penghematan yaitu berupa mengurangi biaya, dan mengurangi harta yang dapat ditempuh untuk menyelamatkan perusahaan dalam jangka pendek dan tahap penyehatan kembali antara lain melalui penetapan kebijaksanaan dalam pengelolaan piutang, dan pengelolaan persediaan dan terus meningkatkan kulaitas pelayanan kepada konsumen.
Setelah melalui tahapan-tahapan dalam strategi turnaround, terlihat bahwa perusahaan dapat melewati masa kritis dan sekarang sudah menunjukkan hasil yang menggembirakan, dimana dari hasil perbandingan rugi-laba semester akhir 1992 dan Semester pertama 1993, perushaan terlihat telah mulai menikmati keuntungan walaupun belum begitu memuaskan bagi perusahaan, namun untuk jangka pendek PT X telah dapat mengatasi kesulitannya. Dan untuk jangka panjang hal mi diharapkan akan memperbaiki keadaan kesehatan perusahaan seperti yang diharapkan."
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hardanti Primastuti; Subiantoro
"ABSTRAK
Karya akhir ini berisi Strategi perusahaan dalam upaya
turnaround PT Mitra Indonesia. Perusahaan ini bergerak dalam
industri bearinq, khususnya ball bearing.
Produk bearing digunakan untuk industri, kendaraan bermotor roda
dua dan roda empat, lndustri alat alat berat, mesin industri
tenun dan teks dan pabrik kertas sebagai bantalan mesin.
Lokasi pabrik terletak di .Jawa Timur, dengan kapasitas pabrik
19.500.000 unit per tahun untuk berbagai spesifikasi/ ukuran
bearing. Panqsa pasar perusahaan saat ini masih rendah, akan
tetapi dengan memperhatikan pertumbuhan industri pendorongnya
(drive demand) dapat disimpulkan bahwa potensi pertumbuhan
permintaan/ pasar cukup besar bagi produk ini pada waktu yang
akan datanq.
Perusahaan ini sampai saat ini masih memerlukan perbaikan
operasional melalui penetapan strategi yang tepat. Adapun
strategi yang seharusnya di lakukakan adalah memusatkan data
peninqkatan kemampuan pemasaran dan penjualan, dan peningkatan
pengetahuan produk dan para wira jual.
Dalam rangka melaksanakan strategi meningkatkan kemampuan
pemasaran dan penjualan untuk mencapai target penjualan dan
penetrasi pasar, perusahaan seharusnya :
a. Mengangkat marketing manager yang berpenqalaman, yang mampu
memimpin dan mengarahkan pertumbuhan perusahaan.
b. MeIaniutkar program pelatihan bagi para manager dalam bidang
pemasaran, teknk, dan manajemen umum.
c. Gunakan Seluruh hubungan hubungan yang ada dengan , industri
pendorong permintaan untuk menembus pasar original equipment
market (OEM).
d. Rencanakan dan implementasikan suatu program discount secara
seiektif untuk memperoleh pelanggan pelanggan baru.
e. Pelihara hubungan baik dengan distributor, berikan bonus
bonus tertentu baqi distributor yang berhasil mencapai
targetnya.
KeberhasiIan implementasi dan Drogram turnaround
tersebut memerlukan kerja sama dari para pemegang saham,
manajemen perusahaan dan seluruh sumber daya manusia perusahaan,
sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Dan perlunya suatu
pola monitoring yang konsisten dan terarah, sebab pemantauan dan
pengendalian turnaround merupakan suatu upaya yang paling
efektif dan penting yang seharusnya dilakukan dalam pelaksanaan
rekomendasí. KonSepsi pemantauan yang meliputi penentuan target
dan melacak (?tracking?) realisasi prestasinya, merupakan suatu
alat manajemen yang baik dan akan membantu perusahaan untuk
melaksanakan praktek. manajemen dengan lebih baik dan lebih
terarah. Dengan diIakukannya pelacakan (?tracking?) secara
periodik (bulanan) dengan cara membandingkan antara realisasi
dengan target yang telah ditetapkan, akan membawa dampak yang
positip dalam mekanisme pencapaian sasaran perusahaan.
Tindakan pemantauan dan pengendalian (atau lebih tegas
dan tajam bila disebut tindakan pelacakan/trackinq) meliputi :
penentuan tarqet melakukan pemantauan bulanan dengan
membandinqkan realisasi dengan target yang telah ditetapkan,
menemukan sebab-sebab terjadinya penyimpangan dari rencana dan
menqambil tindakan untuk mengatasi setiap kesulitan dan
penyimpangan. Setiap informasi yang bermanfaat mengenai perubahan atau penyimpangan dari target harus dicatat. Manfaat utama dari pemantauan yang dilakukan secara konsisten dan terar adalah adanya rangsangan bagi manajemen untuk mencapai target, petunjuk bagi manajemen atas kinerja dan masalah-masalah yang timbul, peringatan dini bagi manajemen untuk segera melakukan koreksi sebelum penyimpangan yang lebih besar (sebagai alat ?early warning signal?).
Selanjutnya pelaksanaan pemantauan dan pengendalian secara terus menerus dan menganalisis/mendiagnosis sebab sebab terjadinya penyimpangan serta merumuskan rekomendasi lanjutan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan dalam keberhasilan strategi perusahaan dalam upaya turnaround."
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chairy
"ABSTRAK
Industri properti adalah salah satu industri yang mengikuti suatu siklus. Dalam sejarah
industri properti Indonesia, teramati bahwa sikius properti berulang antara delapan sampai
dengan sepuluh tahun sekali dengan booming properti terakhir terjadi pada tahun 1990-
1992. Industri properti Indonesia pada tahun 1998 ini berada pada phase pasca booming
yang ditandai dengan salah satu ciri khasnya yaitu terjadinya oversupply. Ditambah dengan
situasi perekonomian dan politik yang kurang menguntungkan, industri properti Indonesia
berada pada masa sulit.
Diantara sekian banyak bisnis dalam industri properti yang terancam bangkrut pada masa
sulit ini, bisnis manajemen properti merupakan salah satu bisnis yang masih memberikan
harapan untuk dapat bertahan. Bisnis manajemen properti ini mengelola suatu produk
properti yang telah selesai dibangun sehingga kemungkinan kelancaran arus kas relatif lebih
besar dibandingkan dengan bisnis lain dalam industri properti.
PT. XYZ merupakan salah satu perusahaan manajemen properti profesional yang harus
mampu bersaing agar dapat mempertahankan pangsa pasarnya. Perusahaan ini juga ikut
merasakan sulitnya kondisi bisnis saat ini sehingga diperlukan penerapan strategi yang tepat
agar perusahaan manajemen properti ini dapat bertahan dan melewati masa sulit.
Berdasarkan model of grand strategy clusters dari Pearce dan proposed model of corporate
strategi dari Wheelen, PT. XYZ disarankan menempuh strategi turnaround sebagal strategi
tingkat korporatnya. Dengan memperhatikan faktor eksternai dan faktor internai, pada phase
retrenchment dari strategi turnaround PT. XYZ menempuh strategi improve operational
efficiency dengan melakukan terutama pengurangan baya (cost reduction) yang juga diikuti
dengan pengurangan aset (asset reduction) secara terbatas.
Pada phase recovery dari strategi turnaround, PT XYZ dapat melakukan strategi ekspansi
dengan memasuki segmen baru, pasar baru, pasar in-house management, serta akuisisi dan
aliansi strategis untuk memperkuat daya saing dan meraih pangsa pasar yang lebih besar.
Dengan mempethatikan kapabilkas dan kompetensi intinya, PT. XYZ menerapkan strategi
focused low cost sebagai strategi tingkat bisnisnya.
Pada strategi tingkat fungsional, PT. XYZ menerapkan strategi-strategi yang terutama
bertujuan untuk mengefisien kegiatan-kegiatan di seluruh funngsi yang ada.
Melalui strategi-strategi ini diharapkan PT. XYZ dapat bertahan dan melewati masa sulit
serta mampu meningkatkan pangsa pasarnya di masa depan
;ABSTRAK
Industri properti adalah salah satu industri yang mengikuti suatu siklus. Dalam sejarah
industri properti Indonesia, teramati bahwa sikius properti berulang antara delapan sampai
dengan sepuluh tahun sekali dengan booming properti terakhir terjadi pada tahun 1990-
1992. Industri properti Indonesia pada tahun 1998 ini berada pada phase pasca booming
yang ditandai dengan salah satu ciri khasnya yaitu terjadinya oversupply. Ditambah dengan
situasi perekonomian dan politik yang kurang menguntungkan, industri properti Indonesia
berada pada masa sulit.
Diantara sekian banyak bisnis dalam industri properti yang terancam bangkrut pada masa
sulit ini, bisnis manajemen properti merupakan salah satu bisnis yang masih memberikan
harapan untuk dapat bertahan. Bisnis manajemen properti ini mengelola suatu produk
properti yang telah selesai dibangun sehingga kemungkinan kelancaran arus kas relatif lebih
besar dibandingkan dengan bisnis lain dalam industri properti.
PT. XYZ merupakan salah satu perusahaan manajemen properti profesional yang harus
mampu bersaing agar dapat mempertahankan pangsa pasarnya. Perusahaan ini juga ikut
merasakan sulitnya kondisi bisnis saat ini sehingga diperlukan penerapan strategi yang tepat
agar perusahaan manajemen properti ini dapat bertahan dan melewati masa sulit.
Berdasarkan model of grand strategy clusters dari Pearce dan proposed model of corporate
strategi dari Wheelen, PT. XYZ disarankan menempuh strategi turnaround sebagal strategi
tingkat korporatnya. Dengan memperhatikan faktor eksternai dan faktor internai, pada phase
retrenchment dari strategi turnaround PT. XYZ menempuh strategi improve operational
efficiency dengan melakukan terutama pengurangan baya (cost reduction) yang juga diikuti
dengan pengurangan aset (asset reduction) secara terbatas.
Pada phase recovery dari strategi turnaround, PT XYZ dapat melakukan strategi ekspansi
dengan memasuki segmen baru, pasar baru, pasar in-house management, serta akuisisi dan
aliansi strategis untuk memperkuat daya saing dan meraih pangsa pasar yang lebih besar.
Dengan mempethatikan kapabilkas dan kompetensi intinya, PT. XYZ menerapkan strategi
focused low cost sebagai strategi tingkat bisnisnya.
Pada strategi tingkat fungsional, PT. XYZ menerapkan strategi-strategi yang terutama
bertujuan untuk mengefisien kegiatan-kegiatan di seluruh funngsi yang ada.
Melalui strategi-strategi ini diharapkan PT. XYZ dapat bertahan dan melewati masa sulit
serta mampu meningkatkan pangsa pasarnya di masa depan
"
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Anissa Lestari
"Tulisan ini ditujukan untuk memberikan rekomendasi mengenai upaya yang dapat dilakukan perusahaan dalam mengatasi konflik yang terjadi diantara pihak Serikat Pekerja dan pihak Manajemen dalam organisasi PT. X.
Konflik terjadi dalam organiaasi PT. X karena terdapat sasaran-sasaran yang saling bertentangan diantara pihak manajemen dan pihak serikat pekerja. Dalam menghadapi krisis moneter, pihak manajemen memiliki sasaran melakukan efisiensi biaya untuk menyelamatkan perusahaan sedangkan pihak serikat pekerja memiliki sasaran menaikkan jumlah pendapatan untuk mempertahankan kesejahteraan mereka. Sasaran lain yang juga saling bertentangan adalah sasaran pihak manajemen untuk menerapkan sistem penggajian baru yang berfokus pada prestasi dan kompetensi sehingga karyawannya memiliki daya saing sedangkan sasaran pihak serikat pekerja adalah mengganti sistem penggajian baru yang berlaku karena tidak mengindahkan Iama keria, latar belakang pendidikan formal, serta jumlah tanggungan keluarga.
PT. X perlu mengatasi masalah tersebut agar konflik yang terjadi dapat bersifat konstruktif dan positif bagi kedua belah pihak pada khususnya dan organisasi pada umumnya. Upaya dalam mengatasi masalah konflik dapat dilakukan dengan pendekatan kompromi (compromising). Pendekatan ini lebih menekankan pada kesediaan masing-masing pihak untuk menurunkan tuntutannya dan mengambil jalan tengah dari kepentingan kedua belah pihak, yaitu pihak manajemen dan pihak serikat pekerja.
Pilihan-pilihan tindakan untuk menangani konflik mengarah pada manajemen konflik yaitu upaya penggunaan teknik pemecahan konflik agar bersifat konstruktif bagi organisasi secara keseluruhan Dalam menangani konflik pada PT. X, terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan. Strategi pemecahan masalah tersebut terbagi atas 2 bagian. Pertama, yaitu dalam memecahkan masalah besaran penghasilan dapat dimulai dari diadakannya forum bipartit yaitu pertemuan tatap muka dari pihak Serikat Pekerja dan pihak Manajemen sebagai pihak-pihak yang mengalami konflik dengan maksud mengidentifikasi masalah dan memecahkannya lewat pembahasan yang terbuka dalam proses Negosiasi Kedua, yaitu dalam memecahkan masalah pemberlakuan sistem penggajian, maka ditetapkan suatu sistem penggajian baru yang berazaskan keadilan lalu disosialisasikan pada seluruh jajaran manajemen dan karyawan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Yunazwardi
"

Aktivitas turn around merupakan aktivitas yang bertujuan meningkatkan waktu produksi (life-time) unit-unit di sebuah pabrik/kilang. Dengan meningkatnya life-time alat akan meningkatkan life-time plant itu sendiri. Dengan meningkatnya life-time kilang maka produksi kilang akan semakin lama sehingga semakin banyak keuntungan yang didapat dari proses produksi tersebut. Namun, Turn Around juga memerlukan anggaran yang tidak sedikit. Anggaran itu terdiri dari anggaran langsung, yaitu biaya yang diperlukan untuk membayar vendor Turn Around, baik man power maupun peralatan yang digunakan. Ada pula anggaran tidak langsung yaitu anggaran yang terjadi karena kilang stop berproduksi sehingga terdapat kerugian dari tidak adanya produk yang dihasilkan. Jika tidak dikontrol dengan baik, Turn Around dapat membuat suatu kilang mengalami kebangkrutan karena besarnya biaya yang diperlukan. Metoda penelitian  yang digunakan dalam penelitian ini adalah evaluasi, optimasi dan validasi pada manajemen proyek Turn Around di kilang minyak. Data yang diperoleh dianalisa secara kualitatif  dan optimasinya akan mendapatkan proses validasi oleh pakar. Berdasarkan data kinerja waktu dan biaya maka dikembangkan suatu optimalisasi manajemen proyek dalam suatu manajemen waktu berupa crashing yang memerlukan dana sebesar Rp 322.205.400,-.

 

Kata kunci : Proyek Turn Around, kilang minyak, manajemen proyek ,project crashing

 


Turnaround is a activity aimed to improve and upgrade the lifetime of equipment in a plant. By means the lifetime could be upgraded, the profitability caused by production of the plant could be increased. However, Turnaround needs massive amount of budgets. It consists of direct cost caused by turnaround operational budget, which neede in order to pay the vendors, the man power and the equipment. There is also indirect cost from loss production due to the shutdowns while the turnaround activity. If the turnaround is not controlled well, it could cause big loss in company cash flow and leads to bankruptcy. The research method used in this thesis are evaluation, optimization on Project Management used in Turnaround activity. The data will be analyzed by qualitative method. And the result of optimization will be validated by the experts. Based on time and cost performance index, the optimization for the turnaround in oil refinery has been developed, the optimization is using a project that needs adding cost as much as Rp 322.205.400,-.

 

Keywords: Turnaround project, oil refinery, project management, project crashing

 

"
2019
T53042
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Fajar Suryani
"Countertrade merupakan salah satu bentuk perdagangan Internasional yang telah dikenal lama dengan istilah barter. Dengan semakin tingginya tingkat kompetisi pasaran tradisional di pasaran Internasional dan banyak negara dalam keadaan defisit dalam neraca pembayaran, maka dibutuhkan alternatif baru dalam melakukan perdagangan. Countertrade merupakan alternatif perdagangan yang telah berkembang dengan pesat sejak awal 1980-an.
Dengan adanya peningkatan pola perdagangan Internasional terutama dengan tercapainya persetujuan GATT, maka terbukanya peluang bagi Indonesia untuk melakukan akses pasar di perdaganagan Internasional, sehingga countertrade merupakan alternatif perdagangan yang sangat mendukung akses market terutama dengan negara dunia ketiga yang mengalami defisit neraca keuangan.
Hal yang menarik dari countertrade di Indonesia adalah dilakukan untuk memecahkan masalah yang terjadi dalam pola perdagangan terutama untuk mencari pasar baru dan promosi bagi produk dalam negeri. Dengan mengetahui strategi dan pembiayaan yang dilakukan oleh PT"X", maka dapat diperoleh data yang akurat mengenai prospek Countertrade di Indonesia secara menyeluruh.
Permasalahan yang dihadapi oleh PT"X" saat mi adalah masalah pembiayaan karena banyak bank dalam negeri kurang banyak mengetahui secara langsung prosedur dan cara kerja Countertrade. Dan juga masaláh delivery barang yang kurang lancar karena penggunaan dokumen penginiman yang merugikan pihak eksportir.
Dalam melihat strategi yang dilaksanakan perusahaan, kerangka analisis yang digunakan adalah kerangka analisis dari Pearce II & Richard B. Robinson tentang lingkungan usaha yang mempengaruhi perusahaan, Hax & Majluff yang menjelaskan teñtang strength matrix in strategic planning serta cara pembiayaan yang dilakukan perusahaan untuk meminimisasi resiko.
Dari hasil analisis terhadap keadaan strategi dan pembiayaan, hal yang umum dilaksanakan oleh PT"X"adalah menggunakan strategi proactive dalam mencari pasar Internasional sedangkan dalam jangka panjang perusahaan dapat terus melanjutkan strategi countertradenya tetapi membutuhkan dana yang cukup tinggi dalam hal pembiyaan Pembiayaan yang dilakukan perusahaan adalah menggunakan cara time value of money untuk meminimisasi resiko dan untuk mengantisipasi perubahan suku bunga.
Walaupun banyak cara pembiayaan lain yang dapat digunakan, cara pembiayaan yang dilakukan oleh PT"X" sangat sederhana, karena hanya menilai harga barang yang diperdagangkan berdasarkan future value berdasarkan tingkat suku bunga yang berlaku."
Depok: Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
S9838
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chairul Razak
"Persyarikatan Muhammadiyah dengan basis anggota sekitar 30 juta orang yang didukung jaringan organisasi di seluruh Indonesia berupa 28.880 unit organisasi, 5.725 lembaga pendidikan, 312 lembaga kesehatan dan 1.257 lembaga sosial, hakekatnya merupakan potensi pasar yang sangat besar dan dapat dikembangkan menjadi sebuah kekuatan ekonomi. Karenanya Muhammadiyah melakukan transformasi dari jaringan organisasi menjadi sebuah jaringan ekonomi melalui aliansi strategis dengan para produsen yang memasok kebutuhan Muhammadiyah. Jaringan ekonomi ini merupakan kombinasi dari tiga pola ekonomi yaitu transaksi skala besar dari perspektif sebagai konsumen, service provider business dari perspektif pola bisnis yang dibangun dari costumer base, serta karakteristik e-commerce yang direct communication dan direct distribution. Dari perspektif tersebut berbagai amal usaha Muhammadiyah disinergikan dan diintegrasikan melalui holding company Badan Usaha Milik Muhammadiyah (BUMM) PT. Solar Global Internasional berdasarkan SK-PPM Nomor 80/SK-PP/ IV.C/1.b/1999 tanggal 20 Oktober 1999.
Berdasarkan hasil analisa, PT. Solar Global Internasional memiliki peluang pasar yang cukup besar namun masih memiliki berbagai kelemahan internal, karenanya strategi yang tepat untuk diterapkan adatah memanfaatkan peluang yang ada dengan meminimalkan kendala internal. Hal ini tercermin dari posisi korporasi yang memiliki daya tarik industri tinggi sedangkan daya saing produknya sedang. Selanjutnya untuk meningkatkan pertumbuhan pangsa pasar, strategi yang dapat diterapkan adaiah pertumbuhan selektif melalui segmentasi untuk membangun keunggulan kompetitif dengan memfokuskan diri kepada suatu ceruk yang telah dipilih secara hati-hati dengan menggunakan aset-aset lokalnya untuk membangun posisi yang aktif."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T17062
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kadek Wahyu Dwi Setiawati
"Kondisi ketenagakerjaan Indonesia didominasi oleh tenaga kerja berstatus sebagai buruh/karyawan/pegawai yaitu sebesar 36,37%. Tenaga kerja (karyawan) merupakan aset bagi perusahaan, yang mana memiliki peran krusial dalam pencapaian tujuan bisnis perusahaan. Perusahaan tentu mengharapkan kinerja yang maksimal dari karyawannya. Untuk mencapai hal ini, perusahaan perlu memberikan perhatian lebih sehingga karyawan memiliki motivasi tinggi dalam menyelesaikan tugas dan tanggung jawab pekerjaannya. Reward menjadi salah satu cara dalam memotivasi karyawan, karena dapat menjadi alat untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kesejahteraan pekerja sehingga mampu meningkatkan kepuasan kerjanya. Penelitian ini memberikan gambaran terkait bentuk dan sistem pemberian reward, serta melihat bagaimana reward dapat mempertahankan motivasi kerja karyawan di PT X. Adapun penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan melakukan wawancara mendalam dan studi dokumen, sedangkan pemilihan informan dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah informan sebanyak tujuh orang karyawan di PT X. Penelitian ini dilakukan pada Oktober 2022 hingga Juni 2023. Pertama, hasil penelitian menunjukan bahwa karyawan PT X telah memperoleh reward  dalam bentuk finansial (gaji pokok, insentif, THR, lembur, tip konsumen, uang makan, transport, bonus tahunan, dan extra bonus, jaminan kesehatan, ketenagakerjaan, pensiun, fleksibilitas jadwal kerja, liburan, cuti kerja, dan transportasi) dan non finansial  (pekerjaan menarik dan menantang, tanggung jawab, dan feedback, hubungan dekat dengan rekan kerja dan atasan, keadilan, keamanan karir, kesempatan belajar dan berkembang, komunikasi terbuka dan pengawasan kompeten) dengan pemberiannya menggunakan sistem waktu dan hasil (output). Kedua, karyawan PT X mampu mempertahankan motivasi kerjanya melalui pemberian reward yang dilihat dari terpenuhinya kebutuhan secara fisiologis, keamanan, sosial, harga diri, dan aktualisasi diri.

Indonesia's employment condition is dominated by workers with the status of laborers/employees/employees, which is 36.37%. Labor (employees) is an asset for the company, which has a crucial role in achieving the company's business goals. The company certainly expects maximum performance from its employees. To achieve this, the company needs to pay more attention so that employees have high motivation in completing their job duties and responsibilities. Reward is one way to motivate employees, because it can be a tool to meet the needs and improve the welfare of workers so as to increase their job satisfaction. This research provides an overview of the form and system of providing rewards, as well as seeing how rewards can maintain employee motivation at PT X. The research used a qualitative approach with a descriptive type. The research used a qualitative approach with a descriptive type. Data collection techniques in this study were carried out by conducting in-depth interviews and document studies, while the selection of informants was carried out using purposive sampling techniques with the number of informants as many as seven employees at PT X. This research was conducted from October 2022 to June 2023. First, the results showed that employees of PT X have obtained rewards in the form of financial (basic salary, incentives, THR, overtime, consumer tips, food allowances, transportation, annual bonuses, and extra bonuses, health insurance, employment, pensions, work schedule flexibility, vacations, work leave, and transportation) and non-financial (interesting and challenging work, responsibility, and feedback, close relationships with coworkers and superiors, fairness, career security, learning and development opportunities, open communication and competent supervision) with its provision using a time and output system. Second, PT X employees are able to maintain their work motivation through the provision of rewards seen from the fulfillment of physiological, security, social, self-esteem, and self-actualization needs."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>