Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 207194 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Syarif
"RINGKASAN EKSEKUTIF
Tesis ini bertujuan untuk mempelajari dampak mutu modal
manusia dalam pembangunan ekonomi, mempelajari dampak perubahan
mutu modal manusia terhadap pembangunan ekonomi, melihat pengaruh
perubahan jumlah pekerja yang terlibat dalam proses terhadap
pembangunan ekonomi, mengevaluasi pengaruh perubahan modal terha
dap pembangunan ekonomi, melihatk pengaruh kepadatan penduduk
terhadap pembangunan, mempelajari mempelajari perbedaan pengaruh
antara variabel : modal (capital); jumlah dan mutu modal manusia,
dan kepadatan penduduk terhadap pembangunan ekonomi menurut
pulau.
Kerangka pemikiran didasarkan pada fungsi produksi yang
menyatakan bahwa besar kecilnya output (pembangunan ekonomi)
ditentukan oleh besar kecilnya jumlah dan mutu faktor produksi.
Pekerja merupakan "salah satu faktor produksi dapat dilihat dari
dua sisi, yaitu dari segi jumlahnya secara fisik dan dari segi
mutu (kualitas). Mutu pekerja dapat dilihat dari segi pendidikan,
kesehatan, dan keamanan. Semakin tinggi tingkat pendidikan,
kesehatan, dan keamanan maka mutu pekerja dianggap semakin baik.
Peningkatan mutu modal manusia akan meningkatkan produktivitas
yang pada gilirannya akan meningkatkan pembangunan ekonomi.
Untuk mempelajari dampak mutu modal manusia dalam pemba
ngunan ekonomi dilakukan melalui pendekatan fungsi produksi
Coob-Douglas. Pembangunan ekonomi (PDRB)- sebagai variabel tak
bebas, sedangkan variabel bebas meliputi : investasi; pemakaian
listrik; jumlah pekerja sektor primer, jumlahpekerja sektor
sekunder; jumlah pekerja sektor tertier; rata-rata pendidikan
pekerja sektor primer; rata-rata pendidikan pekerja sektor se
kunder; rata-rata pendidikan pekerja sektor tertier; kesehatan;
kriminal; dan kepadatan penduduk.
nalisis dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif
dan statistik inferensial berdasarkan data dari 26 propinsi di
Indonesia yang telah dipublikasikan oleh Biro Pusat Statistik
(BPS) pada tiga titik waktu/tahun (1980, 1985, dan 1990). Dalam
hal ini, masing-masing propinsi diperlakukan sebagai satuan
analisis (unit of analysis). Data tersebut diolah dengan menggu
nakan komputer yang dilengkapi oleh paket program Statistical
Analysis System (SAS)" pada Lembaga Demografi, Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.
Beberapa basil temuan dalam penelitian ini dapat dikemukakan
sebagai berikut :
Perekonomian Indonesia sementara mengalami transformasi
struktural yang ditandai oleh kontribusi Masing-masing sektor
terhadap PDB yang mengalami pergeseran dari tahun ke tahun.
Kontribusi sektor primer terhadap PDB cenderung mengalami penurunan
dari tahun ke tahun, sementara kontribusi sektor sekunder
dan sektor tertier semakin meningkat. Kontribusi sektor primer
pada tahun 1983 terhadap PDB atas dasar harga kontan tahun 1983
sebesar 42,98 %, sektor Jasa 39,05 % dan sektor sekunder 17,99 %.
Sedangkan pada tahun 1990 struktur perekonomian mengalami perge
seran dari sektor primer ke sektor tertier dan sekunder, yaitu
kontribusi sektor tertier 39,28 %, sektor primer 34,77 % dan
sektor sekunder 25,95 %.
Jika struktur perekonomian Indonesia dilihat dari besarnya
daya serap pekerja masing-masing sektor, maka pada tahun 1980
masih terlihat dominasi sektor primer, kemudian disusul oleh
sektor tertier dan sekunder, yaitu daya serap sektor primer
56,31 %, sektor tertier 31,06 % dan sektor sekunder 12,64 %.
Tahun 1990 struktur perekonomian tidak mengalami perubahan akan
tetapi yang mengalami perubahan adalah proporsi daya serap
masing-masing sektor, yaitu daya serap sektor primer turun
menjadi 51,30 %, sementara daya serap sektor tertier naik menjadi
32,78 % dan daya serap sektor sekunder naik menjadi 15,92 %.
Perkembangan pekerja di Indonesia menurut tingkat pendidikan
tertinggi yang ditamatkan nampaknya masih terkonsentrasi pada
tingkat pendidikan SD ke bawah. Tahun 1980 pekerja yang berpendidikan
SD ke bawah masih sebesar 88,5 %, berpendidikan SMTP
5,1 %, berpendidikan SMTA 5,6 % dan yang berpendidikan Akademi
dan Universitas hanya 0,8 %. Kemudian pada tahun 1990 proporsinya
mengalami perubahan yaitu pekerja yang berpendidikan SD ke bawah
turunrun menjadi 77,0 %, berpendidikan SMTP naik menjadi 8,9 %,
berpendidikan SMTA 11,5 % dan yang berpendidikan Diploma dan
Universitas naik menjadi 2,3 %.
Berdasarkan model yang diperhatikan dari hasil empiri menunjukkan
bahwa investasi (capital) mempunyai pengaruh yang cukup
besar terhadap pembangunan ekonomi, investasi mempengaruhi
pembangunan ekonomi dalam bentuk parabola, artinya apabila jumlah
pemakaian investasi ditambah secara terus menerus akan mengakibatkan
terjadinya peningkatan relatif (positif) terhadap pem
bangunan ekonomi, kemudian sampai pada suatu titik tertentu
dampak pertambahan jumlah pemakaian investasi terhadap pembangun
an ekonomi berubah menjadi menurun (negatif).
Dampak jumlah pekerja sektor primer, sekunder, dan tertier
terhadap pembangunan ekonomi memperlihatkan pengaruh yang
berbeda-beda menurut pulau. Besar kecilnya pengaruh jumlah peker
ja masing-masing sektor terhadap pembangunan ekonomi menurut
pulau banyak ditentukan oleh besar kecilnya perubahan relatif
kontribusi jumlah pekerja masing-masing sektor terhadap pemba
ngunan ekonominya. Seperti pengaruh jumlah pekerja sektor primer
terhadap pembangunan ekonomi di Pulau Jawa lebih kecil dibanding
dengan pulau-pulau yang lain, akan tetapi pengaruh jumlah pekerja
sektor sekunder dan tertier terhadap pembangunan ekonomi di Pulau Jawa memperlihatkan pengaruh yang lebih besar dibanding dengan
pulau-pulau yang lain. Hal ini disebabkan karena dampak relatif
perubahan pemakaian jumlah pekerja teradap pembangunan ekonomi
berbeda-beda menurut sektor dan menurut pulau.
Dampak rata-rata pendidikan pekerja sektor primer, sekunder,
dan tertier terhadap pembangunan ekonomi memperlihatkan pengaruh
yang berbeda-beda menurut sektor dan pulau. Hal ini banyak dipengaruhi
oleh komposisi pekerja menurut pendidikan pada masingmasing
sektor yang pada akhirnya akan mempengaruhi rata-rata
pendidikan pekerja seeara keseluruhan, sehingga dampak relatif
perubahan rata-rata pendidikan pekerja terhadap pembangunan
ekonomi berbeda-beda menurut sektor dan menurut pulau. Di samping
itu dampak rata-rata pendidikan pekerja terhadap pembangunan
ekonomi relatif masih rendah disebabkan k4rena rata-rata pen
didikan pekerja masih sangat rendah yang disebabkan oleh jumlah
pekerja masih diominasi oleh pekerja yang berpendidikan SD ke
bawah.
Hubungan antara kesehatan dan keamanan terhadap pembangunan
ekonomi memperlihatkan trend dan pola yang tidak terlalu jauh
berbeda menurut pulau. Sedangkan hubungan antara kepadatan penduduk
terhadap pembangunan ekonomi berbeda-beda menurut pulau,
yaitu Pulau Jawa memperlihatkan trend peningkatan yang lebih
besar dibanding dengan pulau-pulau yang lain. Hal ini berarti
bahwa penngkatan jumlah penduduk yang disertai dengan peningkatan
pembangunan imprastruktur dan perluasan kesempatan kerja akan
menimbulkan dampak yang cukup besar terhadap pembangunan ekonomi.
Keberhasilan pembangunan di masa depan, di samping ditentukan
oleh ketersediaan dan kecukupan dana, juga banyak ditentukan
oleh kesiapan sumberdaya manusia sebagai pengemban missi dan
pelaksana pembangunan, sehingga sumberdaya manusia ini perlu
dipersiapkan sebaik-baiknya, baik jumlah maupun mutunya dalam ranj igka menyongsong pelaksanaan Program Pembangunan Jangka Panjang
Tahap Kedua. Pelaksanaan pembangunan ekonomi harus berorientasi
ke arah perluasan kesempatan kerja dan pemerataan pembangunan
antar wilayah agar hasil pembangunan dapat dinikmati oleh seluruh
rakyat Indonesia.
Isu orientasi pelaksanaan pembangunan ke Indonesia Bagian
Timur (IBT) didukung oleh hasil penelitian ini, yang menunjukkan
bahwa kecenderungan orientasi alokasi 'sumberdaya dalam pem
bangunan ekonomi akan lebih menguntungkan perekonomian nasional
jika diarahkan ke IBT. Perluasan kesempatan kerja dan peningkatan
pendidikan pekerja sektor primer dan sekunder diprioritaskan
ke IBT. Hal ini didukung oleh alokasi investasi yang mendapat
prioritas utama ke IBT. Dengan demikian, maka alokasi investasi
ke IBT akan membawa manfaat yang lebih besar jika diarahkan untuk
perluasan kesempatan kerja dan pengembangan pendidikan di sektor
primer dan sekunder di IBT. Perluasan kesempatan kerja dan
pendidikan pekerja sektor tertier diprioritaskan ke Pulau Jawa
yang didukung pula oleh alokasi investasi."
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ginanjar Aji Nugroho
"ABSTRACT
Penelitian ini bertujuan untuk: (1). Mengetahui pengaruh pengeluaran pemeritah pada sektor pendidikan, kesehatan dan infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi dan indeks pembangunan manusia (IPM) di indonesia, (2). Mengetahui pengaruh ekonomi terhadap IPM, dan (3). Mengetahui pengaruh pengeluaran pemerintah pada sektor pendidikan, kesehatan dan infrestruktur terhadap IPM, baik secara langsung maupun melalui pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini menggunakan sampel 20 propinsi yang dipilih dengan teknik simple random sampling yang kemudian dibagi kedalam 2 kelompok, yaitu kelompok daerah dengan angka IPM tinggi dan daerah dengan IPM rendah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adlah analisis jalur. Sebagai pendukung, juga dilakukan uji beda rata-rata untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan rata-rata secara statistik terhadap 2 kelompok tersebut. Hasil estimasi menunjukkan bahwa terdapat perbedaan respon diantara 2 kelompok daerah tersebut. pada kelompok daerah dengan angka IPMtinggi, terliat bahwa pengeluaran kesehatan dan infrastruktur mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap IPM melalui pertumbuhan ekonomi, sedangkan pada kelompok dengan angka IPM rendah terlihat bahwa hanya pengeluaran pendidikan yang mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap angka IPM. adapun pertumbuhan ekonomi, terlihat menunjukkan engaruh yang positif dan signifikan terhadap IPM. Hal ini terjadi pada kedua kelompok daerah, baik kelompok daerah dangan IPM tinggi maupun IPM rendah."
Direktorat Jenderal Pembendaharaan Kementerian Keuangan Republik Indonesia, 2016
336 ITR 1:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hermanto
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh modal manusia terhadap pertumbuhan ekonomi regional di Indonesia. Modal manusia diduga berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi secara langsung dalam proses produksi, serta secara tidak langsung melalui Total Factor Productivity (TFP). Penelitian ini menggunakan metode analisis data panel provinsi-provinsi di Indonesia dalam rentang 2004-2012. Hasil empiris menunjukkan bahwa modal manusia, yang diwakili oleh tenaga kerja berpendidikan minimal SMA, berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi regional di Indonesia. Sementara modal manusia, yang diwakili oleh penduduk berpendidikan minimal SMA, berpengaruh positif terhadap pertumbuhan TFP regional di Indonesia dalam periode 2006-2012, baik secara langsung melalui inovasi domestik dan secara tidak langsung melalui efek spillover. Hasil lain dari penelitian ini menunjukkan bahwa modal fisik berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi regional di Indonesia. Selain itu perbedaan pertumbuhan rasio modal fisik per tenaga kerja regional berpengaruh positif terhadap perbedaan pertumbuhan output per tenaga kerja regional.

This research aims to analyze the influence of human capital on regional economic growth in Indonesia. Human capital expected takes effect on economics on production process and indirectly through Total Factor Productivity (TFP) growth. This research was using panel data analysis method of provinces in Indonesia in period 2004-2012. Empirical result shows that human capital, represented by labor with minimum high school educated, has positive effect on regional economic growth in Indonesian. Meanwhile, the effect of human capital that represented by population with minimum high school educated has positive effect on regional TFP growth in Indonesia period 2006-2012, directly through domestic innovation and indirectly through spillover effect. This research also shows that physical capital has positive effect on regional economic growth in Indonesia. Furthermore, the difference of physical capital ratio growth per regional labor has positive effect on the difference of regional economic growth per regional labor."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T42288
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This research attempts to analyze the economic growth pattern and the economic structure changing in the province of West Sumatera and its regentcies before and after outonomous in addition,this research also counts the development diparity among those regencies...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Herry Joko Rencono
"Tesis ini membahas bagaimana pengaruh investasi (PMDN dan PMA) serta tenaga kerja
terhadap pertumbuhan ekonomi provinsi-provinsi di Pulau Jawa (DKI Jakarta, Jawa
Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan DI Yogyakarta). Penelitian ini menggunakan
panel data tahun 1990-2007. Penelitian ini dimulai dengan analisis deskriptif, analisis
regresi (cross section OLS), panel data (common dan fixed effect) serta uji chow untuk
menentukan model terbaik dan didapatkan fixed effect sebagai model terbaik. Penelitian
ini menunjukkan bahwa variabel PMDN, tenaga kerja dan periode waktu (dummy
krisis) berpengaruh terhadap PDRB sedangkan PMA tidak berpengaruh terhadap
PDRB.

This thesis discuses how the impact of investment (PMDN and PMA) and labor to economic growth in the provinces in Java Island (Jakarta, West Java, Central Java, East Java and Yogyakarta). This study uses panel data year 1990-2007. This research began with descriptive analysis, regression analysis (OLS Cross Section), panel data (fixed and common effect) and the chow test to determine the best model and established as a fixed effect model best. Research shows that this variable PMDN, labor and time period (crisis dummy) effect on GDP regional while PMA did not effect the GDP regional."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T28770
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ardi Sugiyarto
"[Pengaruh positif infrstruktur terhadap pertumbuhan ekonomi telah menjadi konsensus di antara para ekonom. Akan tetapi beberapa hasil penelitian menunjukkan hasil yang beragam. Walaupun investasi publik untuk infrastruktur relatif kecil tetapi Indonesia berhasil menjaga pertumbuhan ekonominya. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui kontribusi infrastruktur terhadap pembangunan ekonomi di Indonesia. Dengan menggunakan data level provinsi di Indionesia, studi ini berusaha mengetahui kontribusi infrastruktur secara agregat dan individual terhadap perkeonomian daerah. Perhitungan regresi menggunakan efek tetap menunjukkan bahwa secara agregat infrastruktur berkontibusi secara positif kepada pertumbuhan ekonomi. Akan tetapi, studi ini tidak menemukan cukup bukti yang menunjukkan bahwa secara individual setiap tipe infrastruktur berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi daerah kecuali untuk tipe infrastruktur air bersih. Dengan demikian, pembangunan infrastruktur akan lebih baik jika dilakukan secara komprehensif dan integral.;The positive impact of infrastructure on growth has become a consensus among the economist. However, many studies provide a mixed evidence. Although
public investment on infrastructure is relatively small, Indonesia can maintain its economic growth. This study is aimed to examine contribution of infrastructure to economic development in Indonesia. By using provincial data in Indonesia, this study estimates the contribution of aggregate infrastructure and individual infrastructure on regional economic growth. From the fixed effect estimation, we find that aggregate infrastructure contribute to the regional economic growth.
However, this study does not provide enough evidence to support the individual effect of infrastructure on regional growth in Indonesia except safe water access. Therefore, the infrastructure development cannot be partially implemented;The positive impact of infrastructure on growth has become a consensus
among the economist. However, many studies provide a mixed evidence. Although
public investment on infrastructure is relatively small, Indonesia can maintain its
economic growth. This study is aimed to examine contribution of infrastructure to
economic development in Indonesia. By using provincial data in Indonesia, this
study estimates the contribution of aggregate infrastructure and individual
infrastructure on regional economic growth. From the fixed effect estimation, we
find that aggregate infrastructure contribute to the regional economic growth.
However, this study does not provide enough evidence to support the individual
effect of infrastructure on regional growth in Indonesia except safe water access.
Therefore, the infrastructure development cannot be partially implemented, The positive impact of infrastructure on growth has become a consensus
among the economist. However, many studies provide a mixed evidence. Although
public investment on infrastructure is relatively small, Indonesia can maintain its
economic growth. This study is aimed to examine contribution of infrastructure to
economic development in Indonesia. By using provincial data in Indonesia, this
study estimates the contribution of aggregate infrastructure and individual
infrastructure on regional economic growth. From the fixed effect estimation, we
find that aggregate infrastructure contribute to the regional economic growth.
However, this study does not provide enough evidence to support the individual
effect of infrastructure on regional growth in Indonesia except safe water access.
Therefore, the infrastructure development cannot be partially implemented]"
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T44295
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novy Farah Margono
"Penelitian ini memberikan bukti empiris terjadinya konvergensi pertumbuhan ekonomi antara provinsi di Indonesia. Model pertumbuhan neoklasik menyatakan bahwa dalam jangka panjang perekonomian akan mengalami konvergensi, di mana perekonomian daerah miskin akan tumbuh lebih cepat dibandingkan perekonomian daerah kaya (β-convergence). Kondisi tersebut kemudian mendorong terjadinya penurunan dispersi antar provinsi (σ-convergence). Analisis σ-convergence dilakukan dengan menghitung standar deviasi dari log pendapatan per kapita, sedangkan analisa β-convergence dilakukan melalui model absolute convergence dan conditional convergence. Model absolute convergence mencoba melihat pengaruh initial PDRB per capita terhadap pertumbuhan ekonomi, sedangkan model conditional convergence mencoba menambahkan sumber pertumbuhan lainnya. Hasil estimasi σ-convergence dan β-convergence menunjukkan terjadinya konvergensi pertumbuhan ekonomi antar-provinsi. β-convergence dengan menggunakan data panel (1995-2005) yang menunjukan laju konvergensi adalah sebesar 2% per tahun (absolute convergence), sedangkan hasil estimasi model conditional convergence menunjukan laju konvergensi sebesar 4.8% per tahun saat variabel lain seperti modal noninfrastrktur, tenaga kerja dan modal infrastruktur disertakan dalam estimasi. Saat variabel dummy krisis dan population growth turut dimasukan, hasil menunjukkan laju konvergensi melambat (2.9% per tahun), dan mengalami peningkatan (3% per tahun) saat variabel dummy otonomi daerah dimasukkan dalam model."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
6725
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indriasari Kusumadewi
"Pertumbuhan ekonomi provinsi pasca desentralisasi masih berada di bawah periode sebelum krisis. Selain itu, tidak adanya teori formal yang menunjukkan pengaruh desentralisasi fiskal terhadap pertumbuhan ekonomi dan masih minimnya penelitian yang menggunakan unit analisis provinsi menjadikan latar belakang dilakukannya penelitian ini. Dengan menggunakan data panel dari 26 propinsi tahun 1999 sampai dengan 2008 yang diolah dengan metode efek random maka hasil studi ini menunjukkan bahwa porsi Dana Perimbangan terhadap total pendapatan, Investasi Swasta dan Tenaga Kerja seluruhnya berdampak positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi provinsi. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa peranan pemerintah pusat masih dibutuhkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi provinsi.

Province economic growth during fiscal decentralization still below before crisis happened. The lack of formal theory that shows decentralization fiscal impacts on economic growth and research using provincial as unit analysis become the background of this research. Using pool data from 26 province from 1999 until 2008 estimated with random effect method, this research confirms that ratio intergovernmental funds (Dana Perimbangan) to total revenue, private investment and labor have positif and significant impact on province economic growth. It also indicate that central government is still needed to increase province economic growth."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T27604
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"The purpose of the research is to analyze the effect of budget deficit on economic growth.This analysis implements general evalution estimator which is used in Didiek Susetyo researched (2001)
"
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dedy Tri Hariyanto
"Berbagai studi yang pernah dilakukan menunjukkan bahwa desentralisasi fiskal dapat membawa dampak positif atau negatif terhadap pertumbuhan ekonomi daerah. Namun meluasnya implementasi desentralisasi fiskal di berbagai negara, menyiratkan adanya keyakinan yang kuat bahwa desentralisasi fiskal dapat meningkatkan efisiensi yang selanjutnya akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Demikian halnya dengan implementasi desentralisasi fiskal di Indonesia yang efektif dilaksanakan sejak tahun 2001 diharapkan dapat mempercepat pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis pengaruh desentralisasi fiskal terhadap pertumbuhan ekonomi daerah khususnya di Provinsi Jambi. Ukuran desentralisasi fiskal yang digunakan dalam analisis meliputi Indikator Pengeluaran, Indikator Pendapatan dan Indikator Otonomi. Disamping itu untuk melihat pengaruh desentralisasi fiskal secara bersama-sama dengan faktor pertumbuhan ekonomi lainnya, maka digunakan seperangkat variabel kontrol yang secara empiris sering digunakan dan terbukti memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, yaitu: Investasi, Akumulasi Modal Manusia, dan PDRB Riil Per Kapita Periode Sebelumnya.
Analisis dilakukan dengan model analisis regresi berganda (multiple regression analysis) dengan menggunakan metode GLS dan model estimasi Fixed Efect. Sedangkan data yang digunakan adalah data panel tingkat kabupaten/kota di Provinsi Jambi yang mencakup periode 6 tahun sebelum desentralisasi fiskal (1995-2000) dan 9 tahun setelah desentralisasi fiskal (2001-2009).
Hasil analisis menunjukkan bahwa implementasi desentralisasi fiskal pasca tahun 2001 memberikan dampak yang relatif lebih baik terhadap pertumbuhan ekonomi daerah di Provinsi Jambi dibandingkan dengan periode sebelumnya. Disamping itu variabel kontrol pertumbuhan ekonomi daerah yang terdiri dari Investasi, Akumulasi Modal Manusia, dan PDRB Riil Per Kapita Periode Sebelumnya, seluruhnya berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi daerah di Provinsi Jambi.

Empirical studies show that fiscal decentralization may give positive or negative impact to regional economic growth. However, the widespread implementation of fiscal decentralization in many countries, implying the existence of a strong belief that fiscal decentralization can increase efficiency which in turn will promote economic growth. Likewise, the implementation of fiscal decentralization in Indonesia, effectively implemented since 2001, is expected to accelerate development and promote local economic growth.
This study aims to analyze the influence of fiscal decentralization on economic growth especially areas in Jambi Province. Fiscal decentralization in this study is measured using Expenditures Indicator, Revenue Indicator, and Autonomy Indicator. In addition, to see the effect of fiscal decentralization to other economic growth factors, I use a set of control variables (Investment, Human Capital Accumulation, and Real Regional GDP Per Capita for the previous period) which are frequently used empirically and shown to have a significant effect on economic growth.
Analyses are performed by multiple regression analysis model by using GLS method and Fixed-Effect estimation model. I use data panel at the district/city in the Province of Jambi which covers the 6 years period before fiscal decentralization (1995-2000) and 9 years after fiscal decentralization (2001-2009).
The result indicates that the implementation of fiscal decentralization, post 2001 period, gives better effect on local economic growth in Province of Jambi than the previous period. In addition, all control variables of the local economic growth which consists of Investment, Human Capital Accumulation, and Real Regional GDP Per Capita for the previous period, is the positive influence on local economic growth in the Province of Jambi.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T30034
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>