Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 172623 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hendraswati
Yogyakarta: Kepel Pess, 2017
959.84 HEN d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hendraswati
"Abstrak
Kain tenun Pagatan merupakan salah satu warisan penting dalam kebudayaan Indonesia
karena mencerminkan pengetahuan masyarakat pendukungnya yang bernilai tinggi.
Sayangnya, penelitian sosial yang membahas tentang tenun Indonesia masih sangat terbatas.
Tujuan penelitian ini untuk melihat proses produksi, fungsi, nilai, dan peluang ekonomi, serta upaya pengembangan kain tenun Pagatan di Kabupaten Tanah Bumbu. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Data dikumpulkan melalui teknik observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tradisi menenun merupakan keterampilan yang dimiliki wanita migran Bugis Pagatan dalam mengolah benang menjadi kain. Kain dibuat secara tradisional menggunakan gedok. Fungsi kain tenun tersebut dapat terlihat dari penggunaannya sehari-hari dan saat upacara adat. Kain tenun ini memiliki simbol budaya, identitas sosial, dan etnik. Keindahan corak, kualitas bahan, dan kekhasan motifnya membuat kain ini memiliki nilai jual sehingga peluang ekonomi bagi para penenunnya. Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan tenun Pagatan sebagai salah satu pakaian resmi di lembaga pemerintahan, perhelatan budaya, membangun pusat kerajinan tenun Pagatan, dan dijadikan materi muatan lokal di sekolah."
Kalimantan Barat: Balai Pelestarian Nilai Budaya Kalimantan Barat, 2018
900 HAN 1:2 (2018) (1)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Elly Irawati
"Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan gizi merupakan bagian dari upaya kesehatan wajib puskesmas. Salah satu keterpaduan program KIA dan gizi adalah pelayanan Ante Natal Care (ANC), dimana pemberian tablet Fe kepada ibu hamil minimal 90 tablet selama kehamilan termasuk di dalam pelayanan ANC tersebut. Pada tahun 2010-2011 terlihat adanya kesenjangan cakupan K1 dan K4 dengan cakupan Fe1 dan Fe3 di Puskesmas Perawatan Pagatan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran keterpaduan program KIA dan gizi dalam pelaksanaan distribusi tablet Fe pada ibu hamil di Puskesmas Perawatan Pagatan Kabupaten Tanah Bumbu tahun 2012.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan tehnik wawancara mendalam menggunakan data primer dan sekunder. Informan penelitian sebanyak 6 orang yaitu kepala puskesmas, tenaga pelaksana gizi, bidan koordinator, dan 3 orang bidan di desa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterpaduan program KIA dan gizi belum berjalan optimal sehingga perlu lebih meningkatkan penyelenggaraan kegiatan puskesmas dengan azas keterpaduan untuk mengatasi keterbatasan sumber daya dan di perolehnya hasil yang optimal.

Nutrient and Child and Maternal Health (MCH) is an part of effort of compulsory health of Public Health Center. One of integrated program of MCH and nutrient is Antenatal Care (ANC), by giving Fe tablet to expectant minimum 90 tablets during gestation is one of ANC service. In 2010-2011 there was a gap in scope of K1 and K4 related to Fe1 and Fe3 in Public Health Center Treatment Pagatan. Purpose of this study is to find out description of integrated program of KIA and nutrient in implementing of distribution of Fe tablet to expectant in Public Health Center Treatment Pagatan Tanah Bambu Regency 2012.
This study is qualitative study by in-depth interview technic using primary and secondary data. Informant is 6 people including Head of Public Health Center, nutrient staff, coordinator section, and 3 midwifes in village. Study result shows that integrated program of KIA and nutrient had not worked optimally yet so it needs to develop Public Health Center activity by integrated basis to overcome limitation of resources and to reach optimal result.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
14-17-555503930
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Purba, Juniar
Yogyakarta: Kepel Pess, 2017
959.84 PUR m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: CV. Menara Indotrans, 2015
333DIRS003
Multimedia  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Muhammad Choirul Maudy Alavia
"Eksistensi kelompok diaspora Jawa-Suriname di Belanda berasal dari perjalanan sejarah yang panjang. Proses migrasi kelompok diaspora Jawa-Suriname dari Hindia-Belanda ke Suriname kemudian ke Belanda membawa mereka pada permasalahan identitas budaya. Di masa kini, media digital dapat menjadi salah satu pilihan bagi kelompok diaspora untuk mengkonstruksi identitas budaya mereka. Tulisan ini membahas peran media digital dalam konstruksi identitas budaya kelompok diaspora Jawa-Suriname di Belanda. Dalam menganalisis konstruksi identitas budaya tersebut, tulisan ini mencermati dua situs, yakni manggarmegar.nl dan javanenindiaspora.nl dengan menggunakan teori identitas budaya Hall (1996) dan konsep digital diaspora Brinkerhoff (2009). Hasil penelitian menunjukkan media digital berperan dalam konstruksi identitas budaya kelompok diaspora Jawa-Suriname melalui tiga cara, yaitu sebagai alat memfasilitasi konstruksi identitas budaya, sebagai ruang berbagi cerita, dan pembangun solidaritas internal kelompok diaspora.

The existence of Javanese-Surinamese diaspora groups in the Netherlands comes from a long history. The migration process of the Javanese-Surinamese diaspora from the Netherlands-Indies to Suriname then continued to the Netherlands brings them to the cultural identity problem. Today, digital media can be an option for diaspora to construct their cultural identity. This paper discusses the role of digital media in the construction of the cultural identity of diaspora Javanese-Surinamese in the Netherlands. In analyzing the construction of cultural identity, this paper examines two sites, namely manggarmegar.nl and javanenindiaspora.nl by using Brinkerhoff and Hall's theories. The results of this study show that digital media plays a role in the construction of the cultural identity of the Javanese-Suriname diaspora in three ways, namely as a tool that facilitates cultural construction, provides a space for sharing stories, and builds internal solidarity of the diaspora."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Akbar Haryo Nugroho
"Di masa modern saat ini, kehidupan umat manusia tidak dapat dipisahkan dari fenomena diaspora. Diaspora merujuk kepada sekelompok manusia yang hidup di luar wilayah yang menjadi asal mereka, baik atas pilihan sukarela atapun keadaan memaksa. Etnis Maluku, sebagai salah satu bagian dari masyarakat Asia Tenggara, memiliki banyak komunitas diaspora yang tersebar di Belanda. Jumlah mereka cukup signifikan dan menjadi salah satu komunitas terbesar diaspora asal Indonesia. Kepergian mereka meninggalkan tanah Maluku dapat dirunut sejak di bubarkannya tentara kolonal Belanda (KNIL) dan lahirnya Republik Maluku Selatan (RMS). Generasi pertama dari diaspora Maluku di Belanda umumnya terdiri dari keluarga mantan tentara KNIL yang tak ingin meleburkan diri ke dalam Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan berintegrasi pada masyarakat Indonesia di wilayah lain. Meski begitu, kedatangan mereka di negeri Belanda tidak mendapat sambutan hangat, baik dari pemerintah Belanda maupun masyarakatnya. Keberadaan mereka menarik untuk diketahui terlebih mereka juga tinggal secara eksklusif di sebuah kompleks khusus yang dikenal sebagai “Mollucan Quarter”. Identitas diri dari para diaspora Maluku yang tinggal di negeri Belanda juga berbeda-beda.
Sejak masa lampau, manusia tidak dapat dipisahkan dari fenomena diaspora. Diaspora merupakan istilah yang merujuk kepada sekelompok manusia yang hidup di luar wilayah asal mereka. Tesis ini meneliti sekelompok etnis Maluku yang menjadi komunitas diaspora di negeri Belanda. Sekelompok etnis Maluku ini merupakan tentara Maluku anggota KNIL (Koninklijk Nederlandsch-Indische Leger atau Tentara Kerajaan Hindia Belanda) yang berpihak kepada Belanda melawan Tentara Nasional Indonesia (TNI) di dalam masa perang kemerdekaan (1945--1949). Keberadaan diaspora Maluku di Belanda yang telah beregenerasi ini menarik untuk diteliti terkait identitas kebudayaan yang dikembangkan, antara mempertahankan tradisi kebudayaan Maluku dan adaptasi dengan kebudayaan Belanda. Dengan penelitian kualitatif yang menggunakan teknik wawancara jarak jauh melalui platform zoom, tesis ini memperoleh gambaran kehidupan hibrida yang dipresentasikan oleh komunitas diaspora Maluku di Belanda.

In today's modern era, human life cannot be separated from the diaspora phenomenon. Diaspora refers to a group of people who live outside their native territory, either by voluntary choice or by coercion. Ethnic Maluku, as a part of Southeast Asian society, has many diaspora communities spread across the Netherlands. Their number is quite significant and is one of the largest diaspora communities from Indonesia. Their departure from the land of Maluku can be traced since the disbandment of the Dutch colonial army (KNIL) and the birth of the Republic of South Maluku (RMS). The first generation of the Moluccan diaspora in the Netherlands generally consisted of families of former KNIL soldiers who did not wish to integrate themselves into the Indonesian National Army (TNI) and integrate into Indonesian society in other areas. Even so, their arrival in the Netherlands did not receive a warm welcome, both from the Dutch government and the people. Their existence is interesting to know especially that they also live exclusively in a special complex known as the “Mollucan Quarter”. The identity of the Maluku diaspora living in the Netherlands is also different.
Since ancient times, humans cannot be separated from the diaspora phenomenon. Diaspora is a term that refers to a group of people who live outside their territory of origin. This thesis examines a group of ethnic Moluccas who are a diaspora community in the Netherlands. This Moluccan ethnic group is a Moluccan soldier who is a member of the KNIL (Koninklijk Nederlandsch-Indische Leger or Royal Dutch East Indies Army) which sided with the Dutch against the Indonesian National Armed Forces (TNI) during the war for independence (1945-1949). The existence of the regenerated Moluccan diaspora in the Netherlands is interesting to study regarding the cultural identity developed, between maintaining Maluku cultural traditions and adaptation to Dutch culture. With qualitative research using remote interview techniques through the zoom platform, this thesis obtains a description of the hybrid life presented by the Maluku diaspora community in the Netherlands.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahmud Tang
"LATAR BELAKANG
Sukubangsa Bugis adalah salah satu sukubangsa yang menempati sebagian besar kawasan Sulawesi Selatan. Mereka mendiami empatbelas di antara dua puluh tiga buah kabupaten yaitu Kabupaten Bone, Soppeng, Wajo, Luwu, Sidenreng Rap-pang, Bulukumba, Sinjai, Pinrang, Polewali Mamasa, Enrekang, Pare-Pare, Pangkajene dan Maras. Ke dua kabupaten tersebut terakhir merupakan daerah-daerah peralihan yang penduduknya mempergunakan baik bahasa Bugis maupun Makassar. Kabupaten Enrekang merupakan daerah peralihan Bugis dan toraja yang penduduknya sering juga di.sebut Duri dan Massenrengpulu? mempunyai dialek khusus, yaitu dialek Duri dan Enrekang (Mattulada, 1985: hlm. 5-6).
Dalam naskah tua I La Galigo diceriterakan bahwa orang Bugis suka mengembara dan berperang di pengembaraannya. Naskah dari ceritera itu menjadi bahan bacaan kegemaran pada zaman dahulu dan bahkan sampai kini di daerah pedalaman Kabupaten Uajo Sulawesi Selatan. Naskah-naskah itu dibacakan dalam berbagai situasi, seperti pada upacara khitanan, pesta perkawinan, untuk mengusir penyakit tertentu dan sebagainya. Nama-nama dari tokoh-tokoh yang di sukai dalam naskah itu. biasanya diberikan kepada- anak-anak yang baru lahir, utamanya anak-anak keturunan bangsawan. Dalam naskah tua yang muncul sesudah naskah I La Galigo yang naskahnya disebut Lontara diceriterakan peristiwa-peristiwa peperangan antara kerajaan--kerajaan di Sulawesi Selatan dan sekitarnya. Naskah itu juga membicarakan pertikaian-pertikaian yang terjadi di antara warga masyarakat dalam suatu kerajaan tertentu, misalnya di Kerajaan Bone. Pertikaian-pertikaian mana diselesaikan melalui Pengadilan Adat (Bicara), ataukah secara langsung oleh pihak yang merasa. Atas dasar pengetahuan orang Bugis rnengenai keberanian nenek-moyangnya dalam peperangan atau dalam perkelahian antar kelompok kerabat, adakalanya menyebabkan mereka merasa bangga. Tetapi keberanian yang dibanggakannya itu, justru pada pandangan orang luar agak lain; seperti diungkapkan oleh Piattulada bahwa dalam pengembaraannya orang Bugis banyak sekali ditanggapi sebagai orang liar, pengamuk, bengis, kasar dan keras kepala yang ada kalanya sukar dinengerti (mattulada, 1885: hlm. 341).
Anggapan orang luar seperti disebutkan di atas, juga terdapat dalam tulisan orang Belanda yang pernah bertugas di sana, seperti diungkapkan oleh Bakkers bahwa orang Bugis suka berkuasa, pendendam dengan sifat-sifat yang tidak jarang mengarah kepada perkelahian dan pertumpahan darah atau mengamuk, suka perang, pemberani dan suka poligami. Wanitanya kurang congkak dan kurang berkuasa dibandingkan dengan laki-lakinya, tetapi jika mereka berkuasa lebih lalim dan. demam perang (Bakkers, 1868; hlm. 26-27).
Abdul Razak Dg.Patunru menambahkan pendapat di atas bahwa memang orang Makassar dan Bugis mudah sekali tersinggung, lekas naik darah, akan tetapi lekas juga sadar kalau diperlakukan secara lunak disertai kata-kata yang lemah-lembut dan sopan (Patunru, 1967: hlm. 225-226).
Pada tahun 1977 Andi Zainal Abidin dan kawan-kawannya telah melakukan penelitian kepustakaan dan lapangan mengenai "Beberapa Lembaga Hukum Adat dan Adat di Sulawesi Selatan" berkesirnpulan bahwa Siri yang bermotif kesusilaan masih merupakan hal yang sangat peka (penulis= gampang mengakibatkan pembunuhan) sehingga perlu menjadi bahan pertimbangan dalam suatu putusan pengadilan atau Para fungsionaris lainnya dalam menetapkan kebijaksanaannya (Zainal Abidin, 1977:hlm. 36).
Rusly Effendy juga telah melakukan penelitian pendahuluan (preliminary research) mengenai penganiayaan dan pembunuhan dengan mengumpulkan data statistik dari Komtabes Kota Madya Ujung Pandang periode 1972-1975. Angka--angka yang dikumpulkannya mengenai penganiayaan dan pembunuhan terutama berlatar-belakang siri dan balas-dendam memperlihatkan jumlah yang cukup tinggi dan meningkat setiap tahun (Effendy, 1977:hlm..42-43).
Dari keterangan-keterangan yang kami paparkan di atas dapat dinyatakan bahwa pertikaian pada sukubangsa Bugis merupakan suatu tindakan yang berpola. Mamun demikian, gejala seperti itu tidak pantas dikatakan aneh, sebab memang ada juga kaidah bahwa pertikaian adalah suatu gejala universal. Tidak ada masyarakat yang kita kenal tidak bertikai dengan sesama anggota-anggotanya atau pun dengan anggota masyarakat lainnya (Epstein,. 1967 ; hlm. 206 ; Van Velsen, 1967 ; hlm. 146 ; Roberts, 1979 : hlm. 45)"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1987
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>