Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 134239 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kurnia Novianti
"ABSTRAK
Ketahanan pangan menjadi isu yang sangat terkait erat dengan fenomena perubahan iklim. Perhatian pada komunitas masyarakat yang tinggal di pesisir semakin besar mengingat sekitar 60 persen masyarakat Indonesia yang tinggal di kawasan tersebut menjadi rentan terhadap dampak perubahan iklim. Salah satu hal yang cukup mengancam adalah terganggunya keberlangsungan pangan masyarakat sehingga ketahanan pangan menurun. Ketahanan pangan tidak hanya menyoal pada terpenuhinya kebutuhan pangan bagi rumah tangga dalam jumlah yang cukup, tetapi juga pada aspek aman, mutu, gizi, ragam, dan harga yang terjangkau bagi masyarakat (Undang-undang Pangan 1996). Perubahan iklim di sisi lain sangat mengancam punahnya keanekaragaman hayati, termasuk pengasaman laut, kerusakan dan pemutihan karang, dan yang paling mengkhawatirkan adalah semakin menurunnya jumlah ikan yang dapat ditangkap nelayan akibat habitatnya yang rusak. Desa Jerowaru, Kecamatan Lombok Timur, Kabupaten Nusa Tenggara Barat adalah satu dari sekian kawasan pesisir rentan terkena dampak perubahan iklim. Fokus penulis pada isu ketahanan pangan donesia bagian Timur yang sangat didasari oleh data penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti LIPI bekerjasama dengan Kementerian Kelautan dan IP (KKP) tahun 2014 bahwa kerugian yang diderita nelayan tradisional akibat kegagalan negara menjalankan agenda adaptasi dan mitigasi perubahan iklim mencapai lebih dari 73 triliun per tahun dan fakta tersebut menunjukkan bahwa produktivitas tangkapan nelayan makin menurun dan menjadikan nelayan semakin jauh menangkap ikan. Penelitian yang berjudul Masa depan yang berkelanjutan: Upaya Mendukung Strategi Indonesia untuk Mengantisipasi Dampak Sosial Perubahan Iklim di Pulau Lombok Nusa Tenggara Barat ini menggunakan metode wawancara mendalam, pengamatan, dan Focus Group Discussion untuk menggali data primer. Subjek penelitian adalah komunitas nelayan, pemerintah daerah, dan LSM yang ikut terlibat dalam upaya mitigasi dan adaptasi komunitas nelayan. Kerja sama dan koordinasi antara pemangku kepentingan sangat penting untuk meminimalisir dampak perubahan iklim, juga dibutuhkan upaya penguatan komunitas yang rentan sehingga ketahanan pangan tetap terjaga"
Yogyakarta: B2P3KS, 2016
300 JPKS
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lampung: [Publisher not identified], 1986
307 MET
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Miftahulhaq
"Tesis ini merupakan hasil penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif pada pelaksanaan program Qoryah Thayyibah (selanjutnya disingkat QT) di pedukuhan Mertosanan Wetan, desa Potorono, kecamatan Banguntapan, kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Program sesuai dengan makna kata qoryah thayyibah adalah berupaya mewujudkan sebuah perkampungan/desa yang baik. Secara umum program ini bertujuan untuk mewujudkan kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera dan mandiri dengan menekankan aspek agama sebagai inti dari seluruh pelaksanaan kegiatan. Aspek agama/spiritual ini diharapkan dapat menjadi penyemangat masyarakat dalam mengembangkan potensi diri dan meningkatkan kesejahteraan hidup yang lebih baik.
Program QT ini merupakan program yang digagas dan dilaksanakan oleh Pimpinan Pusat Aisyiyah sejak tahun 1985. Sebagai organisasi wanita yang bernaung dalam persyarikatan Muhammadiyah, Aisyiyah mencoba memiliki model dakwah yang dikembangkannya dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Pelaksanaan program QT ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam kegiatan dakwah tersebut, sehingga dalam pelaksanaannya program QT mencoba mengintegrasikan berbagai model dakwah yang ada, dengan lebih menekankan pada model dakwah jama'ah. Model jama?ah merupakan model dakwah yang berbasis pada penguatan kelompok mayarakat dengan semangat ketetanggaan.
Program QT ini memiliki 6 (enam) aspek yang menjadi karakteristik program. Ke enam karakteristik tersebut adalah aspek agama, aspek ekonomi, aspek pendidikan, aspek kesehatan, aspek sosial kemasyarakatan dan aspek keluarga sakinah. Ke enam aspek ini merupakan kesatuan yang integratif yang tak terpisahkan dengan melandaskannya pada nilai-nilai ajaran Islam yang difahami oleh Muhammadiyah. Ke enam aspek tersebut selanjutnya diimplementasikan melalui kriteria program yang terkelompok ke dalam tiga bagian, yaitu sektoral, pelayanan masyarakat, dan pengembangan lokalitas.
Sebagaimana program pengembangan rnasyarakat lainnya program QT juga memiliki tahapan pelaksanaan program. Pentahapan yang dilaksanakannya masih cukup sederhana berupa tahap persiapan dilakukan dengan penyiapan lapangan dan penyiapan petugas dengan terlebih dahulu menentukan inti jama?ah dan mengkelompokkan masyarakat ke dalam beberapa kelompok yang berbasis ketetanggaan. Setelah itu melakukan identifikasi masalah dan melakukan penentuan program yang akan dilakukan sesuai kebutuhan masyarakat, dengan terlebih dahulu menentukan program tahunan dan bulanan. Tahapan selanjutnya adalah tahap pelaksanaan program atau kegiatan, kemudian tahapan terakhir adalah tahapan evaluasi.
Pelaksanaan program QT di pedukuhan Mertosanan Wetan Bantul ini merupakan program pilot proyek PP Aisyiyah Bagian Tabligh yang diharapkan dapat diduplikasikan oleh pimpinan Aisyiyah di berbagai wilayah lain di Indonesia. Beberapa program yang dilakukan dalam program QT di pedukuhan Mertosanan Wetan adalah program bentengisasi, pembuatan MCK, pengoptimalan penyelenggaran berbagai kegiatan pengajian sebagai upaya meningkatkan kualitas spiritualitas masyarakat, penyelenggaran pos yandu, penyelenggaraan dana sehat, pemberian modal usaha, penyediaan konsultasi keluarga sakinah, pendirian Taman Pendidikan Al-Qur?an (TPA), pendirian Lembaga Keuangan Mikro Primer (LKMP) sebagai lembaga simpan pinjam, dan lain sebagainya. Berdasar pengamatan yang dilakukan, ditemukan bahwa dari proses perencanaan, penentuan, dan pelaksanaan program atau kegiatan tersebut masih bersifat langsung (direct services) di mana pengurus pelaksana QT lebih dominan dalam setiap proses tahapan tersebut. Sedangkan masyarakat hanya terlibat pada saat pelaksanaan program atau kegiatan. Sehingga kreatifitas masyarakat dari setiap program atau kegiatan tidak terlalu terlihat dan cenderung hanya meneruskan kegiatan yang ada sebelumnya. Program yang dilaksanakan pun belum menjangkau seluruh anggota masyarakat yang ada di wilayah pedukuhan tersebut.
Meskipun demikian pelaksanaan program QT di pedukuhan Mertosanan Wetan ini telah memberikan dampak positif bagi pengembangan masyarakat pedukuhan. Di antara dampak yang dirasakan adalah semakin indah lingkungan kampung, semangat keagamaan yang meningkatkan, adanya peningkatan dalam aspek ekonomi keluarga, serta semakin terorganisirnya kegiatan keagamaan yang ada di wilayah pedukuhan tersebut."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T22603
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Warto
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengungkap bentuk keswadayaan masyarakat perdesaan yang dilaksanakan secara bergotong royong, berikut nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Lokasi penelitian di Desa Sukarena, Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulonprogo. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan telaah dokumen. Penelitian menemukan bahwa masyarakat setempat masih mengembangkan keswadayaan secara bergotong royong. Pola keswadayaan yang dikembangkan dalam membantu anggota masyarakat dengan cara sambatan, rewang, sinoman, keswadayaan meny pekerjaan dengan cara kerja bakti di bidang mata pencaharian, pembangunan prasarana dan saran. Keswadayaan dalam mengumpulkan dana sosial, yang dilakukan melalui kegiatan jimpitan, pralenan, arisan dan simpan pinjam, serta kegiatan menabung. Keswadayaan lokal masyarakat desa tersebut perlu disebarluaskan melalui sebuah program di Kementerian Sosial dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat"
Yogyakarta: B2P3KS, 2016
300 JPKS
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Shergi Laksmono
Depok: PAU Ilmu-Ilmu Sosial Universitas Indonesia, 1989
362 She p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mulia Astuti
"Tesis ini adalah hasil penelitian yang berjudul "Peranan Jaminan Sosial dalam Meningkatkan Ketahanan Nasional" yaitu suatu Studi Kasus Jaminan Sosial Tenaga Kerja di Daerah Tingkat II Kotamadya Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta.
Penelitian ini bertujuan mempelajari jaminan sosial tenaga kerja dan pengaruhnya terhadap ketahanan nasional, pelaksanaan program, manfaatnya terhadap ketahanan keluarga tenaga kerja, dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ketahanan keluarga yaitu kesejahteraan dan keamanan.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus yang merupakan salah satu jenis metode penelitian deskriptif. Pengambilan sampel dilakukan secara acak proporsional terhadap 2203 perusahaan yang wajib ikut program Jamsostek di Jakarta Timur, sehingga terpilih 200 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket, wawancara mendalam. Disamping data primer juga digunakan data sekunder dari PT, Jamsostek (Peisero), Kanwil Jamsostek DKI Jakarta, Departemen Tenaga Kerja dan Kantor Departemen Tenaga Kerja Jakarta Timur. Data yang terkumpul diolah, dianalisi dan dilakukan pengujian dengan menggunakan korelasi statistic Kendall Tau-b.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa jaminan sosial tenaga kerja dilaksanakan oleh PT. JAMSOSTEK (PERSERO) yang meliputi jaminan kecelakaan kerja (JKK), jaminan hari tua (JHT), jaminan kematian (JK), dan jaminan pemeliharaan kesehatan (JPK) serta manfaat lainnya seperti JKK meliputi usaha-usaha prevensi, kompensasi dan rehabilitasi.
Secara nasional jaminan sosial tenaga kerja berpengaruh terhadap ketahanan ekonomi yaitu berpengaruh pada peningkatan tabungan masyarakat, pendapatan nasional, permintaan agregat, dan dapat membantu mengurangi kesenjangan ekonomi. Ketahanan ekonomi diharapkan dapat menunjang aspek-aspek kehidupan lainnya baik secara langsung maupun tidak lansung seperti ketahanan idiologi, politik, sosial-budaya dan pertahanan keamanan serta penduduk, sumber daya alam dan geografi, sehingga dapat berpengaruh terhadap ketahanan nsional.
Jaminan sosial juga bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan dan keamanan atau ketahanan keluarga tenaga kerja. Selanjutnya ketahanan keluarga khususnya rasa aman (keamanan) akan berpengaruh pada ketahanan lingkungan yaitu rasa aman dilingkungan perusahaan, dan masyarakat tenaga kerja pada umumnya dan akhirnya dapat berpengaruh terhadap ketahanan nasional.
Manfaatnya terhadap ketahanan keluarga dipengaruhi oleh penilaian tenaga kerja terhadap pelaksanaan program dan pengetahuan tenaga kerja tentang jaminan sosial. Sehubungan dengan itu untuk meningkatkan manfaat jaminan sosial bagi ketahanan keluarga tenaga kerja disarankan agar usaha peningkatan pengetahuan tenaga kerja melalui penyuluhan perlu lebih diperhatikan lagi. Disamping itu pelaksanaan program jaminan sosial masih perlu ditingkatkan terutama dalam memberikan pelayanan kepada tenaga kerja."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nyi Mas Dita Annissa Choir Pratiwi
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas faktor yang mempengaruhi masyarakat untuk memilih tempat bertahan tinggal di lokasi rawan bencana. Urbanisasi yang terjadi pada Indonesia khususnya Jakarta membuat banyak masyarakat urban yang tidak mampu bersaing, tidak mempunyai pilihan untuk tinggal di daerah rawan akan bencana seperti di bantaran sungai. Banyak munculnya permukiman di bantaran sungai merupakan salah satu yang berperan penting akan terjadinya bencana banjir. Bencana yang secara umum selalu merugikan masyarakat namun kenyataan membuat masyarakat terbiasa untuk menghadapinya. Ada banyak faktor yang menyebabkan masyarakat untuk tetap bertahan disana. Faktor sosial dan psikologis, serta faktor lingkungan menjadi faktor yang mempengaruhinya.

ABSTRACT
This paper discusses about the factors that influence societies to choose still hold out to live in a location vulnerable of disaster. Urbanization that happened in Indonesia, especially Jakarta, made many of urban societies who disable to compete have no choice to live on area vulnerable of disaster sych as near river. Appeared many residential near river constitute one of have a main role harmfull societies, however in reality makes them accustomed to face flood disaster. Many factors that causes societies still hold out there. Social and psychology, environment became a factor that influence it."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmanto Widjopranoto, researcher
Jakarta: Badan Penelitian dan pengembangan kesejahteraan sosial, 1998
361 RAC p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta: Departemen Sosial RI , 2005
300 IND u
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Nugroho
"Penelitian ini berangkat dari pemikiran bahwa kemiskinan tidak akan teratasi tanpa mengedepankan peranan masyarakat sebagai agen perubahan. Peranan ini ditandai dengan seberapa besar kelompok/organisasi swadaya melakukan kinerja. Dengan menguatnya paradigma pembangunan sosial yang berorientasi pada `community based activity', maka kinerja kelompok/organisasi swadaya menjadi salah satu indikator keberhasilan pembangunan. Sementara itu, kegagalan Proyek Bantuan Kesejahteraan Sosial adalah ketidakmampuannya mewujudkan target yang ingin dicapai, yaitu sebesar 50% pada akhir pelita VII ternyata hanya sekitar 3 % yang menunjukkan keberhasilannya. Penelitian ini berusaha menelusuri sasaran yang dianggap berhasil. Dengan mempergunakan pemikiran dari Schler dan R. Batten sebagai piranti analisisnya, permasalahan yang diungkap adalah (1) kinerja Proyek Bantuan Kesejahteraan Sosial (2) pengaruh Proyek terhadap kinerja Kelompok usaha bersama (3) kinerja Kelompok Usaha Bersama dalam memperbaiki kesejahteraan masyarakat (4) intervensi yang dilakukan dan hasilnya.
Jenis Penelitian adalah deskirptif dengan -pendekatan kualitatif dan anggota Kelompok Usaha Bersama (KUB) di Desa Wonorejo sebagai sasaran. Dari penelitian terungkap, bahwa Proyek Bantuan Kesejahteraan sosial tidak `sustainable'. Pendekatan yang digunakan lebih direktif, Strateginya adalah membangun kelompok usaha bersama sebagai sarana keswadayaan. Peranan petugas sangat dominan. Sementara masyarakat kurang memperoleh kesempatan untuk melakukan pilihan dalam pemecahan masalah, karena merupakan `paket', Keberadaan Kelompok Usaha Bersama dikatakan efektif jika diukur dari daya tahan (survival), walaupun tingkat perkembangannya berbeda. Indikator keberhasilan proyek baru mencapai 25%. Faktor keberhasilan (a) pengetahuan dan komitmen (b) Peranan ketua (b) fasilitas (c) reward (d) Peranan Pendamping dan campur tangan Kepala Desa. Kelompok yang memiliki `otonomi' justru menunjukkan perkembangan lebih lamban. Temuan lainnya adanya persaingan yang tidak sehat' antar KUB yang secara potensial menimbulkan konflik. Intervensi lanjutan ternyata mampu memperbaiki kondisi tersebut dengan menghasilkan insitutusi baru yang berperan sebagai 'social safety net'.
Kekhasan Pengembangan keswadayaan masyarakat (a) diawali intervensi pihak luar. (b) terbentuknya institusi sosial baru (c) keanggotaan kelompok swadaya yang bersifat heterogen dan didukung oleh kekuatan lain menyebabkan tetap survival (d) penerapan pengembangan masyarakat secara sustainable telah mempercepat proses keswadayaan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T5046
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>