Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 156456 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dinar Faricy Yaddin
"ABSTRAK
Tuberkulosis Multidrug Resistant (TB MDR) merupakan suatu masalah dan menjadi tantangan yang paling besar terhadap program pencegahan dan pemberantasan TB dunia. Angka kesembuhan pada TB MDR relatif lebih rendah dengan terapi yang lebih sulit, mahal, dan lebih banyak efek samping. Konversi kultur sputum M. tuberculosis dalam 2 bulan pengobatan dapat digunakan sebagai indikator luaran terapi dan target pertama dalam terapi TB MDR. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara gabungan derajat positivita sputum basil tahan asam (BTA), adanya kavitas paru, malnutrisi, diabetes mellitus (DM), dan kebiasaan merokok dengan konversi kultur sputum M. tuberculosis dalam 2 bulan pengobatan. Metode penelitian ini adalah penelitian khusus-kontrol dengan mengambil data sekunder dari penderita yang didiagnosis TB MDR di Klinik TB MDR Rumah Sakit Umum Pusat Dokter Hasan Sadikin pada periode April 2012 sampai dengan desember 2014. Kelompok kontrol adalah data pasien TB MDR yang mengalami konversi dalam 2 bulan pengobatan dan kelompok kasus adalah data pasien yang tidak mengalami konversi dalam 2 bulan pengobatan. Data analis dengan analisis univariat diikuti analisis multivariat regresi logistik. Hasilnya subjek penelitian berjumlah 190 orang, terbagi dalam kelompok kasus dan kontrol masing-masing 95 orang. Variabel bermakna pada analisis univariat adalah derajat positivitas sputum BTA, adanya kavitas paru, DM, dan malnutrisi. Analisis dilanjutkan dengan analisis multivariat regresi logistik dasn diperoleh hasil bahwa variabel yang berhubungan paling kuat dengan konversi kultut sputum BTA dalam 2 bulan pengobatan adalah derajat positivitas sputum BTA (Sputum BTA +1 p = 0,000, OR = 5,46; IK 95%:2,510-11, sputum BTA +2 p = 0,045, OR = 2.253; IK 95%: 1,017 - 4,989) dan adanya kavitas (p = 0,000, OR = 3,22; IK 95%: 1,61 - 6,45). Kesimpulannya derajat positivitas sputum BTA dan adanya kavitas memiliki hubungan yang paling kuat dengan konversi kultur sputum M. tuberculosis dalam 2 bulan pengobatan pada pasien TB MDR. "
Jakarta: Departement of Internal Medicine. Faculty of Medicine Universitas Indonesia, 2016
616 UI-JCHEST 3:3 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Adrina Vanyadhita
"ABSTRAK
Infeksi tuberkulosis merupakan permasalahan global terutama pada negara berkembang. Pada tahun 2013, setidaknya 9 juta populasi dunia menderita tuberkulosis dan 1,5 juta populasi meninggal karena tuberkulosis. Asosiasi antara tuberkulosis dan malnutrisi diantaranya adalah tuberkulosis dapat menyebabkan malnutrisi dan individu yang malnutisi rentan pada tuberkulosis. Oleh karena itu indeks massa tubuh (IMT) rutin diukur saat awal diagnosis dibuat.
"
Bandung : Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran, 2016
616 UI-IJCHEST 3:4 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Zen Ahmad
"ABSTRAK
Multi Drug Resistant Tuberculosis (MDR TB) adalah tuberkulosis resisten obat yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis yang resisten terhadap ripamfisin dan isoniazid. Diagnosis MDR TB berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan fisik, radiologis, pemeriksaan BTA dengan gene expert, dan kultur resistensi Mycobacterium Tuberculosis. Berikut ini dilaporkan seorang penderita, perempuan, 36 tahun dengan MDR TB yang telah mendapatka pengobatan fase intensif dan mengalami konversi tetapi pada fase lanjutan mengalami reversi. Kasus ini perlu mendapatkan diskusi untuk menetapkan apakah pengobatan MDR TB akan dilanjutkan atau distop, karena dianggap pengobatan yang gagal. "
Jakarta: Departement of Internal Medicine. Faculty of Medicine Universitas Indonesia, 2016
616 UI-JCHEST 3:3 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Grasindo, 1996
616 EVE II
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Telly Kamelia
"ABSTRAK
Abses hepar merupakan lesi inflamasi pada hepar yang dapat menyebar ke ronga pleura sehingga mengakibatkan empiema maupun abses paru. Salah satu penyebab penyebaran ke rongga pleura adalah karena adanya fitsula hepatopleura. Dalam kasus ini, seorang laki-laki, 43 tahun, datang dengan keluhan sesak napas yang memberat sejak 1 minggu yang lalu, disertai nyeri perut bagian atas, batuk darah sebanyak satu kali, perut dirasakan membesar, serta terdapat riwayat merokok, promiskuitas, dan minum alkohol. Pada pemeriksaan fisik, didapatkan paru kanan tertinggal saat inspirasi, vocal fremitus menurun, perkusi redup, dan suara vesikuler menurun pada lapang paru kanan dan hepatomegali. Hasil IDT amoeba adalah 1,92 dan pemeriksaan cairan pleura, didapatkan kesan eksudat. Didapatkan gambaran efusi pleura masif pada foto toraks. Hasil USG hepatologi didapat abses hepar, hepatomegali, dan efusi pleura kanan. Pada pemeriksaan USG Toraks didapat efusi pleura kanan dengan gambaran loculated. CT scan torak dengan kontras didapat gambaran kavitas dengan air-fluid level pada hemitoraks kanan dan lesi segmen 4,5 hepar. Hasil analisis cairan pungsi abses hepar didapatkan pemerikasaan mikrobiologi tidak ditemukan kuman, BTA negatif, kultur tidak ditemukan mikroorganisme maupun kuman anaerob, pemeriksaan patologi didapatkan cairan berwarna coklat kental, dan pemeriksaan mikroskopik didapatkan sediaan sitologi abses hepar yang mengandung massa nekrotik, serta serabut jaringan ikat."
Jakarta: Departement of Internal Medicine. Faculty of Medicine Universitas Indonesia, 2016
616 UI-JCHEST 3:3 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Telly Kamelia
"ABSTRAK
Obstructive sleep apnea (OSA) merupakan salah satu gangguan napas saat tidur yang paling sering terjadi. OSA terjadi akibat kolaps saluran napas atas baik secara total maupun parsial. Pemeriksaan polisombografi level 3 tetap sering dilakukan karena dianggap sebagai pemeriksaan yang mudah dan tidak mahal. Penelitian ini bertujuan menilai akurasi diagnosis obstructive sleep apnea dengan level 3 portable monitor sleep test. Metode yang digunakan yaitu pencarian literatur dengan dilakukan menggunakan database PubMed dan Cochrane, didapatkan 37 artikel. Dilakukan seleksi artikel dan telaah kritis sistematik review berdasarkan validity, importance, dan applicability yang terstandardisasi oleh Centre of Evidence Medicine University of Oxford British serta telaah kritis artikel diagnosis yang terstandardisasi oleh British Medical Journal (BMJ). Hasil dari sistematik review dan meta-analisis oleh Shayeb, dkk (2014) didapatkan bahwa pemeriksaan level 3 portable monitor sleep test memiliki heterogenitas sedang hingga tinggi (nilai I2 53%-85%), sensitivitas dan spesifisitas (0,79-0,97 dan 0,60-0,93). Garg dkk, (2014) dengan studi kohort mendapatkan hasil bahwa pemeriksaan level 3 dirumah memiliki sensitivitas 0,96, spesifisitas 0,43, PPV 0,79, dan NPV 0,82. Kesimpulannya pemeriksaan level 3 dengan portable monitor dirumah memiliki tingkat akurasi yang baik dan lebih direkomendasikan untuk pasien dengan risiko tinggi OSA tanpa komorbid. "
Jakarta: Departement of Internal Medicine. Faculty of Medicine Universitas Indonesia, 2016
616 UI-JCHEST 3:3 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nana Supriatna
"Penyakit menular merupakan salah satu masalah kesehatan penting di Indonesia, karena morbiditas dan mortalitasnya yang tinggi, meskipun saat ini ada pergeseran poly penyakit dari penyakit menular ke penyakit degeneratif. Penyakit menular yang sering menimbulkan kejadian luar biasa di Indonesia saat ini antara lain penyakit diare, campak, dan demam bedarah.
Untuk mengantisipasi terjadinya KLB perlu dilaksanakan SKD (Sistem Kewaspadaan Dini). Namun dalam pelaksanaannya, khususnya di Kabupaten Tasikmalaya, Propinsi Jawa Barat, menghadapi beberapa masalah. Masalah tersebut antara lain tidak semua puskesmas mengirimkan laporan tersebut secara rutin dan tepat waktu. Selain itu, data yang masuk tidak diolah dan dianalisis secara rutin, serta analisis yang dilaksanakan pun belum optimal, sehingga belum bisa memprediksi akan terjadinya KLB. Perangkat lunak pengolah data yang digunakan saat ini adalah lotus 123. Dalam operasionalnya ada beberapa kelemahan yang ditemui, baik dalam entri data, proses, maupun output. Selain aplikasi ini juga mempunyai kelemahan dalam penyusunan dan pengorganisasian data dalam file.
Tujuan penelitian ini adalah dikembangkannya sistem informasi laporan mingguan penyakit menular (Laporan Mingguan) dalam rangka sistem kewaspadaan dini kejadian luar biasa di Kabupaten Tasikmalaya tahun 2003. Metode penelitian menggunakan pendekatan pengembngan sistem, dengan tahapan penelitian antara lain : penentuan entitas, analisis sistem, rancangan sistem, dan penentuan kriterja ujicoba prototype.
Dalam penelitian ini telah berhasil disusun; form input data sistem laporan mingguan penyakit menular potensial wabah dalam rangka sistem kewaspadaan dini kejadian luar biasa yang dirancang disesuaikan dengan kebutuhan, sehingga dapat meningkatkan efisiensi, efektivitas, serta validitas dalam pemasukan data; Basis data (database) dalam sistem informasi laporan mingguan telah dinormalisasi, dan dibuat relasi antar tabel. Proses ini menjadikan .file-file menjadi terstruktur dan terorganisir dengan baik, sehingga menjadi efisien, serta akan mempermudah dalam memanggil dan meng-update data; Prototype aplikasi sistem informasi laporan mingguan telah diuji coba dan mengghasilkan keluaran yang dapat digunakan untuk kewaspadaan dini berupa absensi kinerja pengiriman laporan, distribusi penyakit menular potensial wabah, grafik trend penyakit menular potensial wabah, area neap trend penyakit menular potensial wabah.
Dengan tersusunnya prototype sistem informasi laporan mingguan penyakit menular yang telah berhasil diuji coba di laboratorium komputer, sebaiknya Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya segera mengimplementasikan sistem tersebut, karena sumber daya petugas maupun komputer di Seksi Pengamatan Penyakit, memungkinkan untuk pelaksanaannya. Meskipun secara struktur organisasi sistem informasi laporan mingguan telah terakomodir, agar sistem yang berjalan dapat terpelihara, sebaiknya kegialan ini dikuatkan dengan kebijakan dari Kepala Dinas secara tersendiri, misalnya berupa pembentukan kelompok kerja fungsional, sehingga kegiatan ini dapat berjalan optimal.
Pustaka : 21 (1984-2002)

Communicable disease is one of important challenges in health issues in Indonesia, although there is a shifted pattern from communicable diseases to degenerative diseases, but still remain high rate in morbidity and mortality. The most often diseases that caused outbreak are diarrhea, measles, and blood fever dengue.
To anticipate the outbreak it needs Early Warning System (EWS), but there are some problems that make this system not working properly, especially in District of Tasikmalaya, Province of West Java. There are some health centers do not deliver report regularly and timely. Also the data processing and analyzing for outbreak prediction did not working well, because this data processed by Lotus 123 which have some weaknesses, such as in data entry. processing and output, also in file organizing.
This study objective is to develop an Information System of Weekly Report of communicable Incidence in order to support EWS in Tasikmalaya Sub-district, Province of West Java year of 2003. The method using system development approach, determining entities, system analysis, system design, and determining the criteria of test drive prototype.
The prototype for information system development on weekly report has been build, computer based. This prototype presenting information of communicable diseases distribution, which potentially causing outbreak, based on type of disease, week of incidence, and the health center which is reporting, also with trend graphic and area map trend of diseases.
This prototype has been passed the test in computer lab and we recommend using this prototype in Health Office District of Tasikmalaya immediately. Although In organization structure this report have been accommodated, this activity should be supported by head of Health Office by establish functional work group , so this system could be working at it best.
Bibliography: 2I (1984-2002)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12947
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christophorus Simadibrata
"Penyakit jantung adalah penyebab no. 1 kematian di Indonesia. Salah satu masalah utama dalam penyakit jantung adalah hipertrigliseridemia. Ekstrak kulit buah Garcinia dioica dapat menjadi salah satu terapi alternatif bagi peningkatan kadar trigliserida. Penelitian ini dilakukan secara eksperimen desain paralel dengan metode matching. Ada 5 kelompok uji, tikus normal, tikus dengan kelebihan asupan lemak, dan pemberian 3 dosis yang berbeda dari ekstrak. Tikus diinduksi dengan kadar trigliserida yang tinggi. Sampel darah diambil di laboratorium setelah 21 hari pada tikus dengan lemak tinggi dan tanpa asupan lemak, dan 3 dosis ekstrak diambil setelah 21 hari kemudian.
Hasil dari percobaannya yaitu: (1) tikus normal (29,6), (2) tikus dengan kelebihan asupan lemak (36,4), (3) 10 mg (66,2), (4) 20 mg (72,9) dan (5) 30 mg (67,6). Hasil dianalisis dengan uji T untuk tikus normal dan tikus yang diberi asupan lemak lebih dan hasilnya adalah p = 0,255. 3 dosis hasil Garcinia dianalisis dengan One Way ANOVA-dan hasilnya adalah p = 0,947. Pemberian ekstrak Garcinia dioica strain Wistar tidak menurunkan kadar trigliserida secara signifikan.

Cardiovascular disease is the no. 1 cause of death in Indonesia. One of the main problem in cardiovascular disease is hypertriglyceridemia. Garcinia dioica skin extract can be an alternative therapy for elevated triglyceride levels. The research was carried out experimentally the parallel design with matching methods. There are 5 test group; normal rat, rat with excess fat intake, and the administration of 3 different doses of the extract. The rat was inducted with high trigygliceride orally. Blood samples were taken in the laboratory after 21 days on the rat with and without fat intake, and 3 doses of the extract were taken after the next 21 days.
The results of each treatment are: (1) normal rat (29.6), (2) rat with excess fat intake (36.4), (3) 10 mg (66.2), (4) 20 mg (72.9) and (5) 30 mg (67.6). The results were analysed with T test for normal rat and rat that were given excess fat intake and the result is p = 0.255. 3 dose of garcinia results were analysed with One-Way ANOVA and the result is p= 0.947. The administration of extract of Garcinia dioica Wistar strain does not lower triglyceride levels significantly.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erick
"Diabetes mellitus menyebabkan seseorang menjadi lebih rentan untuk terkena infeksi tuberkulosis paru. Tuberkulosis sendiri merupakan penyakit yang dapat dicegah dengan mengendalikan faktor risiko yang ada, salah satunya adalah konsumsi alkohol. Studi cross-sectional analitik ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsumsi alkohol dengan prevalensi tuberkulosis pada pasien diabetes mellitus di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo tahun 2010. Data yang diperlukan diperoleh melalui rekam medis, dan didapatkan 462 data. Sebanyak 89.39% pasien tidak mempunyai riwayat mengonsumsi alkohol, dan 10.61% sisanya mempunyai riwayat mengonsumsi alkohol. Dari hasil analisis dengan uji chi square, tidak didapatkan hubungan yang bermakna antara konsumsi alkohol dengan tuberkulosis dengan nilai p 0.107 (> 0.005). Hasil ini sesuai dengan penelitian lain dengan populasi di India Selatan yang menyatakan bahwa pengonsumsian alkohol bukan merupakan faktor risiko penting terhadap terjadinya tuberkulosis. Meskipun demikian, untuk penelitian selanjutnya disarankan agar data diperoleh lewat pengisian kuisioner sehingga pola pengonsumsian alkohol untuk masing-masing individu dapat diketahui.
Diabetes mellitus makes someone more vulnerable to get tuberculosis infection. Tuberculosis itself can be prevented by controlling its risk factors, one of which is alcohol consumption. This analitical cross-sectional study intends to understand the associaton between alcohol consumption with tuberculosis prevalence on patient with diabetes mellitus at Cipto Mangunkusumo Hospital in 2010. Data needed for this study was obtained from medical records, and total data obtained is 462 data. As many as 89.39% patients have no alcohol cosumption record, and the rest 10.61% have it. From data analysis with chi square, the result shows no significant association between alcohol consumption with tuberucolsis (p value0.107). This result is the same with other study in South India which showed that alcohol consumption is not an important risk factor for tuberculosis. However, for the future study, it is mentioned to get the data from questionnaire so that individual pattern of alcohol consumption can be better understood."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agustin Agnes
"Latar Belakang: Ada sekitar 50 spesies Nontuberculous mycobacteria (NTM) berpotensi patogen di manusia, yang menyebabkan infeksi tersering di paru. Pemeriksaan mikrobiologi berbasis molekuler diperlukan dalam mendiagnosis infeksi NTM paru. Oleh karena itu perlu dilakukan uji awal untuk deteksi mycobacteria dari spesimen klinis secara langsung dengan metode molekuler yaitu real-time PCR dan sekuensing DNA untuk identifikasi spesies mycobacteria serta mengaplikasikan pada kit PaxView® TB/NTM MPCR-ULFA. Tujuan: Melakukan optimasi berbasis molekuler untuk deteksi dan identifikasi Mycobacteria secara langsung pada sputum pasien terduga infeksi NTM paru. Metode: Studi dekskriptif dan eksperimental laboratorium dengan melakukan optimasi suhu penempelan, reaksi silang, ambang batas deteksi DNA, dan penerapan real-time PCR berbasis SYBR Green yang telah
dioptimasi dan PaxView® TB/NTM MPCR-ULFA pada hasil sputum pasien terduga infeksi NTM paru. Hasil: Dua hasil positif dari 30 sampel sputum pada real-time PCR mycobacterium dan hasil sekuensing adalah Mycobacterium tuberculosis, menunjukkan adanya discordant hasil dengan real-time PCR MTB. Pada kit PaxView® TB/NTM MPCR-ULFA didapatkan 16 hasil positif MTB dan tidak ditemukan NTM. Kesimpulan: Terdapat discordance pada dua sampel hasil penerapan uji awal real-time PCR mycobacterium dengan sekuensing DNA, yang diduga NTM tetapi hasilnya M. tuberculosis. Perlunya dilakukan evaluasi lebih lanjut real-time PCR berbasis SYBR Green.

Background: There are approximately fifty species of Nontuberculous mycobacteria (NTM) are potentially pathogenic in humans, the infection is most common in the lungs. Molecular-based microbiological examination is needed in diagnosing pulmonary NTM infection. Therefore, it is necessary to preliminary test the detection of mycobacteria from clinical specimens directly by molecular methods, namely real-time PCR and DNA sequencing to identify mycobacteria species and apply to the Pax-ULFA PaxView® TB/NTM kit. Aims: To perform Molecular-based optimization for the detection and identification of mycobacteria directly in sputum patient suspected of pulmonary NTM infection. Method: A descriptive and experimental laboratory study, to optimize the annealing temperature, determination of minimal detection of DNA, cross reaction of optimized real-time PCR based on SYBR- Green and applied sputum from patients suspected of NTM pulmonary infection to real-time PCR and PaxView® TB/NTM MPCR-ULFA. Results: Two positive results from 30 sputum samples on real-time PCR mycobacterium and sequencing results were MTB, the results discordant with real-time PCR MTB. In the PaxView® TB/NTM MPCR-ULFA, 16 positive MTB results were obatined and no NTM was found. Conclusion: There was discordance in two sample of real-time PCR mycobacterium spp. with DNA sequencing, which is thought to be NTM but the result is M. tuberculosis. The need for further evaluation of real-time PCR based Mikrobiologi Klinik on SYBR Green.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>