Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 147647 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mohamad Yusuf
"ABSTRACT
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui di antara keempat jalur transmisi kebijakan moneter, yaitu jalur moneter langsung, jalur suku bunga, jalur kredit, dan jalur nilai tukar yang lebih efektif dalam implementasi kebijakan moneter dengan sasaran tunggal inflasi di Indonesia dan mengetahui variabel yang paling cocok digunakan sebagai sasaran operasional pada jalur yang paling efektif. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan analisis Vector Autoaggresion (VAR). Penelitian ini merupakan studi kasus untuk Indonesia periode tahun 2000 triwulan I samppai tahun 2013 triwulan III. Data bersumber dari statistik ekonomi dan keuangan Indonesia (SEKI), laporan tahunan Bank Indonesia, IMF finance Statistics, dan publikasi Badan Pusat Statistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jalur suku bunga merupakan jalur yang paling efektif dibanding dengan jalur jalur lainnya. Analisis yang dilakukan melalui uji impulse response dan uji variance decompotition menggambarkan kendalan penggunaan jalur suku bunga dalam mencapai sasaran akhir inflasi, terlihat dari respon yang diberikan oleh inflasi dan varians dari variabel-variabel yang terlibat dalam jalur ini. Pengujian pada jalur suku bunga menunjukkan bahwa shoc RPUAB mendapat respon yang kuat dan juga cepat dari inflasi sehingga cocok digunakan sebagai sasaran operasional dalam mencapai sasaran akhr inflasi."
Direktorat Jenderal Pembendaharaan Kementerian Keuangan Republik Indonesia, 2016
336 ITR 1:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Amrullah
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T27340
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sugiharso Safuan
"One of some problematic issues of identification of the effectiveness of the monetary policy is the question on whether the monetary policy mechanism transmissions can perform fully in transmitting the changes of monetary policies into the national and regional level of economy. On earlier studies, Muelgini (2004) relatively compares the effectiveness of monetary policies of the jive mechanism transmission channels at the national level of the economy employing impulse response function.
The results show that prior to the economic crises in Indonesia credit channel is not ejective, and for after crises periods' interest rates, credit and asset price channels are becoming relatively important. Utilizing similar methodology Laksono (2005) finds that the effectiveness of monetary mechanism varies among regions. This research analyzes the findings of both Muelgini's and Laksono's employing different methodology to evaluate the channels through which monetary policies are transmitted.
"
Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia Vol. 7 No. 2 Januari 2007: 93-104, 2007
JEPI-7-2-Jan2007-93
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mulyadi
"Krisis tahun 1997 yang salah satu sumbernya diperkirakan berasal dari krisis nilai tukar bath Thailand, pada tahun 1998 menjalar ke Indonesia dan telah menyebabkan kontraksi pada perekonomian Indonesia hanya dalam waktu tidak lebih dari 1 tahun. Hal ini mempunyai dampak langsung terhadap penurunan investasi di Indonesia sampai saat ini.
Penelitian ini ingin menjelaskan secara empiris apakah kebijakan moneter yang dilakukan oleh Bank sentral setelah krisis (tahun 1997 sampai dengan tahun 2004) efektif dalam menghambat pelarian modal dan berhasil meningkatkan investasi di Indonesia yang berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kebijakan moneter (suku bunga, pinjaman luar negeri, harapan inflasi, kredit perbankan) belum dapat mendorong investasi di Indonesia.Kemungkinan besar faktor diluar ekonomi seperti politik, keamanan, kepastian hukum, peraturan perundang-undangan sangat berpengaruh terhadap peningkatan investasi di Indonesia."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T16925
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arianto Reksoprodjo
"Penulisan skripsi ini bertujuan untuk melihat efektifitas penggunaan panduan kebijakan moneter atau monetary policy rule yang dicetuskan oleh Bennet T. McCallum dalam menurunkan tingkat pertumbuhan dalam jangka panjang tanpa mengabaikan adanya kemungkinan fluktuasi pada perekonomian yang mungkin terjadi pada jangka pendek. Panduan atau rule tersebut secara garis besar bertujuan untuk membuat harga tumbuh pada tingkat yang rendah dengan membuat cadangan perbankan atau uang primer, yang merupakan salah satu instrumen kebijakan moneter, tumbuh pada tingkat yang dapat membuat pertumbuhan output nominal sama dengan pertumbuhan output rill jangka panjang. Hal ini secara teoritis akan dapat meminirnisir tingkat pertumbuhan harga. Pengujian dilakukan dengan mensimulasikan penerapan panduan kebijakan moneter tersebut dalam penyusunan kebijakan moneter di Indonesia pasca Deregulasi Juni 1983 melalui model Keynes dinamis sederhana. Simulasi yang dilakukan bertujuan untuk memperoleh suatu gads trend harga dalam jangka panjang untuk kondisi-kondisi di mana panduan tersebut tidak dipergunakan dan di mana panduan tersebut dipergunakan, sehingga dengan membandingkan garisgaris trend tersebut dapat terlihat apakah penggunaan panduan McCallum dalam penibuatan kebijakan rnoneter dapat membuat harga dalam jangka panjang tumbuh pada tingkat yang lebih rendah. Tahapan simulasi yang dilakukan pertama-tama adalah mengestimasi parameterparameter regresi model Keynes dinamis sederhana dengan mempergunakan data triwulanan Indonesia sejak dikeluarkannya Paket Juni 1983 hingga triwulan keempat 1993, sehingga model tersebut dapat mempunyai validitas yang baik untuk kondisi Indonesia. Dan hasil estimasi regresi, terlihat diperlukan waktu yang cukup lama bagi perubahan pertumbuhan variabel uang primer sebagai variabel instrumen untuk dapat mempengaruhi pertumbuhan harga. Kemudian dilakukan pengujian kelayakan simulasi untuk model tersebut dengan menggunakan besaran-besaran Root Mean Square Error (RMSE), Mean Absolute Error (MAE), Mean Percentage Error (MPE), dan Theil Inequality Coefficient (TIC) untuk memastikan bahwa deviasi data hasil simulasi tidak menyimpang jauh dan data sebenarnya. Hasil simulasi ini juga merupakan hasil simulasi model Keynes tanpa keberadaan panduan kebijakan McCallum. Kemudian ke dalam model tersebut dimasukkan panduan kebijakan McCallum yang mensubstitusikan variabel uang primer dalam model yang bersangkutan, dan disimulasikan kembali, namun kali ini tidak dilakukan pengujian kelayakan simulasi, karena hasil simulasi pasti akan berbeda jauh dari data sebenarnya mengingat panduan kebijakan McCallum ini tidak pernah dipergunakan di Indonesia. Hasil simulasi kemudian dibandingkan dengan hasil simulasi model Keynes tanpa keberadaan panduan kebijakan tersebut. Perbandingan hasil simulasi tersebut di atas menunjukkan bahwa penggunaan panduan kebijakan McCallum dalam penyusunan kebijakan moneter dalam jangka panjang memang dapat menurunkan tingkat pertumbuhan harga, namun dalam jangka pendek penggunaan panduan tersebut menimbulkan fluktuasi pertumbuhan harga yang lebih besar dibandingkan jika panduan tersebut tidak dipergunakan. Hal ini dikarenakan penggunaan panduan McCallum memerlukan suatu kondisi di mana variabel instrumen dapat segera tersesuaikan jika terjadi penyimpangan dari apa yang ditargetkan, sedangkan dari hasil estimasi regresi maupun hasil simulasi menunjukkan perubahan variabel uang primer baru dapat mempengaruhi perubahan tingkat harga setelah lag waktu yang cukup panjang."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S19199
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Rasyid Ridho
"Industri Perbankan merupakan industri yang sangat ketat aturannya (heavily regulated). Hal ini terkait dengan dengan fungsi perbankan yang sangat penting dalam perekonomian, yakni sebagai lembaga intermediasi dan sebagai media dalam transmisi kebijakan moneter. Sebagai lembaga intermediasi, bank menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut dalam bentuk kredit. Sementara itu, fungsi sebagai media transmisi kebijakan moneter terkait dengan kemampuan bank untuk secara langsung merespon kebijakan moneter bank sentral dalam bentuk perubahan tingkat penawaran pinjaman yang disalurkan bank. Mekanisme transmisi melalui perbankan ini dikenal dengan nama jalur pinjaman bank (bank lending channel). Studi ini mencoba untuk membuktikan keberadaan jalur pinjaman bank sebagai salah satu channel dalam transmisi kebijakan moneter di Indonesia, serta untuk melihat pengaruh dari struktur pasar dan karakterisitik bank terhadap efektifitas jalur transmisi tersebut. Untuk tujuan tersebut maka digunakan dua pendekatan yang berbeda, yakni: (1) pendekatan agregat, untuk mengukur pengaruh struktur industri secara keseluruhan, dan (2) pendekatan disagregat, untuk mengukur pengaruh karakteristik bank secara individu. Dengan menggunakan observasi selama periode 1995 hingga 2005 ternyata kedua pendekatan tersebut berhasil membuktikan keberadaan jalur pinjaman bank di Indonesia, lewat pengaruh negatif antara variabel kebijakan moneter dengan variabel nilai kredit perbankan. Konsentrasi terbukti signifikan mempengaruhi jumlah kredit bank dan dapat mengurangi efektifitas transmisi moneter melalui bank lending channel. Sementara itu, karakteristik bank, seperti ukuran, modal, dan kepemilikan bank (asing atau domestik), memiliki pengaruh yang berbeda-beda terhadap efektifitas bank lending channel di Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Muhammad Nasim
"Banyak sasaran yang ingin dicapai secara serentak serta tidak berfungsinya mekanisme transmisi secara efisien akibat disintermediasi dalam sistem keuangan menyebabkan pengendalian moneter secara tidak langsung menjadi kurang efektif. Di satu sisi, perkembangan nilai tukar yang belum stabil dan inflasi yang masih tinggi memaksa Bank Indonesia sebagai otoritas moneter untuk mempertahankan kebijakan uang ketat, yang berakibat tingginya suku bunga di dalam negeri. Di sisi lain, tingginya suku bunga telah berdampak negatif terhadap dunia usaha karena membengkaknya kewajiban pembayaran bunga dan terhentinya pemberian kredit barn oleh perbankan, akibatnya nonperforming loan (NPL) meningkat dan bank-bank beroperasi dengan negative spread.
Penelitian ini mengevaluasi kembali apakah mekanisme transmisi yang selama ini dipergunakan masih relevan dijalankan dan mencari alternatif mekanisme lainnya yang lebih mengakomodasi terhadap kondisi perekonomian Indonesia yang semakin terbuka. Dengan menggunakan indeks kondisi moneter (IKM) sebagai sasaran antara pada mekanisme transmisi kebijakan moneter akan diketahui ketat atau tidaknya stance dari kebijakan moneter yang ditempuh.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa indeks kondisi moneter (1KM) dapat memberikan informasi tentang akan dilakukannya pengetatan atau pelonggaran moneter di Indonesia. Pergerakan indeks kondisi moneter (IKM) ditentukan oleh gejolak dari komponen yang membentuk indeks kondisi moneter (1KM) yaitu suku bunga dan nilai tukar."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T20049
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Boyke W Riantoputra
"Pada intinya, penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana proses mekanisme transmisi kebijakan moneter berjalan di Indonesia. Pendekatan yang dipakai bukan menggunakan dua pendekatan utama yang telah lama ada dalam teori moneter tetapi menggunakan model Peter J. Montiel : Keseimbangan Umum Mekanisme Transmisi. Periode penelitian dimulai dari 1970 kuartal I sampai dengan kuartal IV tahun 1977, karena spesifikasi model yang disyaratkan Montiel. Dari empat macam instrumen kebijakan moneter yang ditulis Montiel, hanya tiga yang relevan karena instrumen rrr tidak pernah berubah selama periode penelitian. Karena Montiel belum menjalankan / run modelnya, maka studi ini bersifat menguji hipotesa yang disampaikannya. Seluruh hipotesanya teruji kecuali untuk instrumen tingkat bunga yang mempunyai perilaku yang terbalik. Dugaan penyebabnya adalah terjadinya currency substitution, laju tingkat inflasi yang fluktuatif dan cenderung meningkat sehingga mendorong masyarakat untuk melakukan berbagai tindakan inflation hedging, atau unsur-unsur lain seperti sifat / mental / budaya masyarakat. Untuk itu diperlukan studi lanjutan. Hasil lain adalah adanya time lag satu kuartal yang berarti baru setelah tiga bulan terlihat respon dari suatu perubahan kebijakan moneter."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S19090
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syofriza Syofyan
"Kebijakan moneter Indonesia sampai saat ini pada dasarnya masih menggunakan paradigma lama yang mengandalkan mekanisme transmisi kebijakan moneter melalui pengendalian jumlah uang beredar dalam mempengaruhi kegiatan ekonomi. Mekanisme transmisi kebijakan moneter adalah jalur yang dilalui oleh sebuah kebijakan moneter untuk mempengaruhi kondisi perekonomian. Mekanisme transmisi kebijakan moneter selama ini menyatakan bahwa Bank Indonesia (BI), dapat mengendalikan M (0) dan dengan asumsi multiplier uang (Money Multiplier) tetap, BI akan dapat mengendalikan M(1} dan M(2). Melalui pengendalian M(1) dan M(2), BI dapat mempengaruhi PDB Nominal atau permintaan agregat."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T20107
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>