Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 52979 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tati Ruhmawati
"Salah satu karakteristik air limbah industri tahu adalah kandungan bahan organik yang ditandai dengan tingginya kadar Total Suspended Solid (TSS). Tanaman air mempunnyari kemampuan menyaring bahan-bahan yang larut dalam air limbah sehingga potensial untuk pengolahan air limbang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi waktu kontak proses fitoremediasi menggunakan tanaman hydrilla antara air limbah dengan tanaman air semakin besar penurunan kadar TSS. Populasi seluruh air limbah diambil dari pabrik tahu Cibuntu Kota Bandung, sedangkan sampel air limbah pabrik tahu diambil dari populasi, dengan teknik pengambilan sample sesaat. Jenis penelitian eksperimen adalah rancangan Pretest-Postest dengan kontrol. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pemeriksaan laboratorium. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan uji Anova. Hasil penelitian menunjukkan terjadi penurunan kadar TSS, rata-rata persentase penurunan kadar TSS untuk waktu kontak 2 haru 47,43%, untuk waktu kontak 4 hari sebesar 74,85%, dan untuk waktu kontak 6 hari sebesar 80,63%. Dari hasil uji Anova diperoleh nilai p sebesar 0,002, lebih kecil dari 0,05 (α 5%), Terdapat pengaruh yang bermakna antara variasi waktu kontak tanaman air hydrilla terhadap penurunan kadar TSS air limbah pabrik tahu."
Bandung: Badan Litbang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2017
728 JUPKIM 12:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Poety Hikmawati
"ABSTRAK
Fitoremediasi merupakan salah satu alternatif pengolahan air limbah yang menggunakan tanaman dengan sistem lahan basah sebagai pengolahannya. Penelitian fitoremediasi ini menggunakan vegetasi Vetiveria zizanioides dimana telah diketahui kemampuannya dalam pengolahan air limbah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat efisiensi penggunaan akar wangi dalam menurunkan kadar Biological Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), (Total Suspended Solid) TSS, Ammonia, Nitrat, Fosfat setelah melalui bak lahan basah. Penelitian ini menggunakan dua buah reaktor dengan kerapatan tanaman yang berbeda yakni Reaktor A (15 rumpun/m2) dan Reaktor B (18 rumpun/m2) dengan air limbah yang digunakan berasal dari Asrama Mahasiswa UI Depok. Dengan menggunakan waktu tinggal kelipatan 8 jam maka efisiensi rata-rata pada Reaktor A untuk BOD sebesar 78,89%, COD 87,63%, TSS 93,06%, ammonia 90,39%, nitrat 88,50%, dan untuk fosfat 99,07% sedangkan pada Reaktor B efisiensi rata-rata BOD sebesar 89,55%, COD 90,12%, TSS 96,96%, ammonia 95,30%, nitrat 93,79%, dan untuk fosfat 99,39%.

ABSTRACT
Phytoremediation is an alternative wastewater treatment plants that use the wetland as a processing system. The phytoremediation research using Vetiveria zizanioides vegetation which has been known ability in wastewater treatment. The purpose of this study was to determine the level of efficiency of the use of vetiver in lowering levels of Biological Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), (Total Suspended Solid) TSS, Ammonia, Nitrate, Phosphate after wetland basin . This study uses two reactors with different plant densities namely reactor A (15 rumpun/m2) and reactor B (18 rumpun/m2) with waste water used comes from Student UI Dormitory. By using multiple 8 hour detention time then the average efficiency in Reactor A for BOD of 78.89%, 87.63% COD, TSS 93.06%, 90.39% ammonia, nitrate 88.50 %, and for phosphate 99.07% and Reactor B, BOD average efficiency of 89.55%, 90.12% COD, TSS 96.96%, 95.30% ammonia, nitrate 93.79%, and 99.39 % for phosphate."
2014
S53802
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Sholeh
"Kromium merupakan logam berat yang banyak digunakan di industri penyamakan kulit. Kontaminasi krom menyebabkan banyak masaah lingkungan, oleh karena itu remediasi logam ini snagat perlu dilakukan. Fitoremediasi menjadi salah satu solusi efektif teknologi yang digunakan untuk mengurangi kadar krom dari tanah dan air yang terkontaminasi. Kajian ini merangkum dan mendiskusikan state of art penelitian fitoremediasi krom dalam limbah industri penyamakan kulit."
Yogyakarta: Balai Besar Kulit, Karet, dan Plastik, 2016
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Windy Riska Prilisa
"ABSTRAK
Ubi jalar (Ipomoea Batatas L.) merupakan salah satu alternative pengganti kedelai yang kandungan gizinya tidak jauh baiknya dengan kedelai. Penelitian ini dilakukan dengan memvariasikan bahan baku dalam pembuatan tahu yaitu ubi jalar, kacang kedelai dan campuran keduanya. Pada saat ekstraksi sari dilakukan variasi rasio air yang diberikan yaitu 1:2 dan 1:3. Sari dengan kadar protein terbaik dipilih sebagai bahan baku tahu. Sari yang telah diekstraksi dikoagulasikan dengan 2 reaksi yang berbeda yaitu secara kimiawi menggunakan CaSO4 dengan variasi yaitu 0 ; 1 ; dan 2 gram dan enzimatik menggunakan enzim papain yaitu 0 ; 3 ; dan 6 gram. Berdasarkan rendemen terbesar dari tahu yang dihasilkan akan dilakukan pengujian berdasarkan parameter kadar protein, kadar lemak, kadar abu, kadar air, kadar karbohidrat, pH dan organoleptiknya. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa kadar potein sari tahu terbaik diperoleh dengan penggunaan air dengan perbandingan 1:2 dalam proses ekstraksi sari tahu. Rendemen tahu tertinggi diperoleh dari pembuata tahu dengan koagulan CaSO4 sebanyak 2 gram dan enzim papapin sebanyak 6 gram dimana semakin banyak CaSO4 yang diberikan maka semakin banyak ikatan antara Ca+ dengan asam amino pada sari tahu. Begitu juga dengan enzim papain, semakin banyak enzim yang diberikan maka semakin banyak enzim menghidrolisis rantai peptide pada sari tahu sehingga terbentuk flok-flok yang saling bergabung dan membentuk endapan tahu. Tahu terbanyak yang dihasilkan berasal dari tahu berbahan baku kedelai 100% dengan koagulan CaSO4; tahu berbahan baku kedelai 75% dan ubi 25% dengan koagulan CaSO4; tahu berbahan baku kedelai 100% dengan koagulan enzim papain; dan tahu berbahan baku kedelai 75% dan ubi 25% dengan koagulan enzim papain dengan rendemen sebesesar 66% ; 53%;65% ; dan 51% . Tahu terbaik dari segi kadar protein adalah tahu berbahan baku kedelai 100% dengan koagulan enzim papain, sedangkan segi organoleptic adalah tahu dengan koagulan CaSO4 baik dari kedelai 100% maupun kedelai 75% dan ubi 25%Ubi jalar (Ipomoea Batatas L.) merupakan salah satu alternative pengganti kedelai yang kandungan gizinya tidak jauh baiknya dengan kedelai. Penelitian ini dilakukan dengan memvariasikan bahan baku dalam pembuatan tahu yaitu ubi jalar, kacang kedelai dan campuran keduanya. Pada saat ekstraksi sari dilakukan variasi rasio air yang diberikan yaitu 1:2 dan 1:3. Sari dengan kadar protein terbaik dipilih sebagai bahan baku tahu. Sari yang telah diekstraksi dikoagulasikan dengan 2 reaksi yang berbeda yaitu secara kimiawi menggunakan CaSO4 dengan variasi yaitu 0 ; 1 ; dan 2 gram dan enzimatik menggunakan enzim papain yaitu 0 ; 3 ; dan 6 gram. Berdasarkan rendemen terbesar dari tahu yang dihasilkan akan dilakukan pengujian berdasarkan parameter kadar protein, kadar lemak, kadar abu, kadar air, kadar karbohidrat, pH dan organoleptiknya. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa kadar potein sari tahu terbaik diperoleh dengan penggunaan air dengan perbandingan 1:2 dalam proses ekstraksi sari tahu. Rendemen tahu tertinggi diperoleh dari pembuata tahu dengan koagulan CaSO4 sebanyak 2 gram dan enzim papapin sebanyak 6 gram dimana semakin banyak CaSO4 yang diberikan maka semakin banyak ikatan antara Ca+ dengan asam amino pada sari tahu. Begitu juga dengan enzim papain, semakin banyak enzim yang diberikan maka semakin banyak enzim menghidrolisis rantai peptide pada sari tahu sehingga terbentuk flok-flok yang saling bergabung dan membentuk endapan tahu. Tahu terbanyak yang dihasilkan berasal dari tahu berbahan baku kedelai 100% dengan koagulan CaSO4; tahu berbahan baku kedelai 75% dan ubi 25% dengan koagulan CaSO4; tahu berbahan baku kedelai 100% dengan koagulan enzim papain; dan tahu berbahan baku kedelai 75% dan ubi 25% dengan koagulan enzim papain dengan rendemen sebesesar 66% ; 53%;65% ; dan 51% . Tahu terbaik dari segi kadar protein adalah tahu berbahan baku kedelai 100% dengan koagulan enzim papain, sedangkan segi organoleptic adalah tahu dengan koagulan CaSO4 baik dari kedelai 100% maupun kedelai 75% dan ubi 25%

ABSTRACT
Ubi jalar (Ipomoea Batatas L.) is one alternative to substitute soybean that has nutritional content as good as soybean. In this research will be done variation of raw material in making tofu. They are ubi jalar, soybean and a mixture of both. In the process of extraction sari are varied ratio of water supplied are 1:2 and 1:3. The best of protein sari will be selected as raw material of tofu. Coagulated of sari with 2 different reactions are chemically using variation CaSO4 are 0 ; 1 ; dan 2 gram and enzymatically using the papain enzyme are 0 ; 3 ; and 6 gram. Based on the most of tofu yield will be tested based on the parameters of protein, fat, ash, moisture, carbohydrat, pH and organoleptic. The result of experiment shown that the highest of protein were water supplied in variation 1:2. The highest of tofu rendemen were making tofu with 2 gram CaSO4 and 6 gram papain enzyme that shown more giving CaSO4 so more bond of between Ca+ with amino acid in tofu sari. Same for papain enzyme, more giving it so more enyme hydrolysis peptide sequence in tofu sari to shaping flocks that combine and precipitate. The biggest of tofu were from soybean 100% with CaSO4 as coagulant; soybean 75% and ubi 25% with CaSO4; soybean 100% with papain enzyme as coagulant; and oybean 75% and ubi 25% with papain enzyme that rendeme of each tofu were sebesesar 66% ; 53%;65% ; dan 51% . The best on tofu based of protein were tofu from soybean 100% with CaSO4 as coagulant, while based on organoleptic were tofu from soybean 100% and soybean 75% ubi 255 with CaSO4 as coagulant."
2015
S59764
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Zaki Zahirsyah
"ABSTRAK
Air terozonasi merupakan salah satu solusi untuk mempertahankan kualitas tahu. Ozon memiliki sifat antimikroba yang tinggi dan sudah diakui keamanannya jika dikontakkan dengan produk pangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh durasi kontak serta penggantian air terozonasi dalam mempertahankan mutu tahu. Parameter mutu yang diamati adalah perubahan jumlah total bakteri mesofil aerobik TBMA , pH, kadar air, dan kadar protein. Tahu dikontakkan dengan air terozonasi 0,32 mg O3/L selama 40, 80, dan 120 menit serta dilakukan penggantian air terozonasi 0,32 mg O3/L sebanyak 1 dan 2 kali selama 120 menit. Hasil menunjukkan bahwa semakin lama durasi kontak, semakin rendah laju penurunan mutu tahu. Durasi kontak selama 120 menit mampu mendesinfeksi TBMA sebanyak 51 dan menekan laju perubahan pH, kadar air, dan kadar protein. Selain itu, penggantian air terozonasi yang semakin sering juga dapat menekan laju perubahan mutu tahu. Pada 2 kali penggantian, jumlah TBMA terdesinfeksi mencapai 96 . Penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan dengan 2 kali penggantian air terozonasi mampu mempertahankan mutu tahu paling baik dibanding perlakuan lainnya.

ABSTRACT
Ozonated water is one of many solutions to preserve the quality of tofu. Ozone is an anti microbial agent and already recognized as safe to be contacted with food. The aim of this research is to see the effect of exposure time and replacement of ozonated water in preserving tofu rsquo s quality. The quality parameters that are observed in this research are total mesofilic aerobic bacteria TMBA , pH, water content, and protein level. The tofu is exposed to ozonated water 0,32 mg O3 L for 40, 80, and 120 minutes. For water replacement, tofu is exposed to ozonated water 0,32 mg O3 L for 120 minutes and the water replacement occurred once and twice unreplaced water is observed as well . 120 minutes exposure is able to disinfect 51 TMBA and suppress the rate of change in pH, water content, and protein level in tofu. Moreover, water replacement every 40 minutes is able to disinfect 96 TMBA and suppress the rate of change in pH, water content, and protein level as well. This research shows that replacing ozonated water every 40 minutes is the most effective treatment among others in preserving the quality of tofu. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bahnan
"Tahu adalah gumpalan protein kedelai yang diperoleh dari hasil penyarian kedelai yang telah digiling dengan penambahan air. Supaya tidak rugi dan mudah rusak produsen atau penjual tahu memberi formalin sebagai bahan pengawet. Formalin dapat menyebabkan nyeri abdominal, muntah, diare, hipertensl. koma, asidosis metabolik serta gangguan ginjal akut. Juga bersifat kronik seperti karsinogenik, ganggua.n menst.ruasi dan kesuburan wanita. Pada dosis rendah rnenyebabkan sakit penlt akut disertai muntah­ muntah, timbulnya depresi susunan syaraf. serta kegaga1an peredaran darah. Pada dosis tinggi menyebabkan kejang-kejang, keneing darah, tidak bisa kencing, dan muntab darah, sehingga dapat menyebabkan kematian.
Tujuan penelitian ini adalah diketahutnya dengan menetapkan konsentrasi. Karakteristik risiko (RQ) nonkarsinogenik konsumen dari Pasar 10 Ulu terendah 0,0533 dan tertinggi 4,6198 konswnen yang berisiko sebanyak 4 orang (12,9 %), Pasar Sako Kenten terendah 0,0120 dan tertinggi 1,6264 konsumen yang berisiko sebanyak 3 orang (S,n %), Pasar Lemabang terendah 0,0225 dan tertinggi 1,9278 konswnen yang berisiko sebanyak 13 orang (21,67 %). Sedangkan karakteristik risiko karsinogenik konsumen dari Pasar 10 Ulu terendah 0,0229 dan tertinggi I ,9799 konsumen yang berisiko sebanyak 2 orang (6,45 %), Pasar Sako Kenten terendah 0,0051 dan tertinggi 0,6970, Pasar Lemabang terendah 0,0169 dan tertinggi 0,8262.
Dengan uji I independen (uji mann whitney), diperoleh nilai p < 0,05 (p value 0,004), maka dapet disimpulkan bahwa pada taraf nyala 5 % ada perbedaan yang bermakna konsentra.si formalin antara kelompok tabu sayur dan tahu goreng. Produksi tabu hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan k.onsumen agar seriap hari selalu habis tedual, sehingga tidak perlu menggunakan bahan pengawet Produsen dan atau pedagang hendaknya tidak rnenggunakan formalin pada makanan apapun alasanya karena fonnalin dilarang digunakall pada makanan. Konsentrasi fonnalin dalarn tahu setelah disayur selama lO menit mengalarnj penurunan 25,91 %dan setelah digoreng mengalami penurunan 60,80 %. Produsen dan atau pedagang hendaknya menggunakan bahan pengawet yang tidak berisiko terhadap kesehatan konsumen. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T11533
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Agil Ramadhan Primasto
"Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja metode ozonasi, kavitasi hidrodinamika, dan kombinasi keduanya dalam mengolah limbah cair tahu. Variasi yang dilakukan adalah laju alir 2-4 LPM dan dosis ozon. Metode kombinasi kavitasi hidrodinamika dan ozonasi (laju alir 4 LPM dan dosis ozon 132,54 mg/jam) menghasilkan kinerja terbaik, yaitu menyisihkan 943 mg/L COD dan 293 mg/L TSS selama 180 menit. Hasil tersebut lebih baik dibandingkan metode kavitasi hidrodinamika laju alir 4 LPM dan ozonasi dengan dosis ozon 132,54 mg/jam secara terpisah, yang masing-masing hanya mampu menyisihkan 485 mg/L COD-288 mg/L TSS dan 136 mg/L COD-233 mg/L TSS selama 180 menit.

This research has purpose to evaluate the performance of ozonation, hydrodynamic cavitation, and combination of both in treating tofu wastewater. The variations being used are flowrate 2-4 LPM and dosage of ozone. Combination of hydrodynamic cavitation and ozonation (4 LPM flowrate and 132,54 mg/jam dosage of ozone) produces the best performance, with degradation of 943 mg/L COD and 293 mg/L TSS in 180 minutes. That result is far better than the 4 LPM hydrodynamic cavitation and 132,54 mg/jam dosage of ozone ozonation separately, which are 485 mg/L COD-288 mg/L TSS and 136 mg/L COD-233 mg/L TSS in 180 minutes accordingly."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63612
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yasmin Rana Aqilah
"Saat ini TPA Cipayung tidak memiliki unit pengolahan lindi, sehingga lindi dialirkan menuju Kali Pesanggrahan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi fitoremediasi yang ditinjau dari pengaruh persentase luas tutupan dan jenis tanaman air yang optimal dalam penyisihan pencemar dari lindi TPA Cipayung. Tahapan penelitian terdiri dari observasi lapangan, range finding test, adaptasi dan fitoremediasi. Penelitian ini menggunakan metode fitoremediasi dengan tanaman eceng gondok dan kayu apu. Eceng gondok mampu menyisihkan parameter TDS, TSS, COD, BOD, dan total koliform berturut-turut sebesar 33%, 32%, 20%, 25%, dan 39%, sedangkan kayu apu sebesar 24%, 28%, 25%, 34%, dan 43%. Berdasarkan uji statistik, persentase luas tutupan tanaman memiliki korelasi positif tidak signifikan (sig >0,05) dengan persentase penyisihan pencemar yaitu TSS, COD dan BOD. Hubungan korelasi didapatkan jika semakin besar persentase luas penutupan tanaman, maka akan semakin besar nilai persentase penyisihan parameter pencemar. Selain itu, hasil uji korelasi antara jenis tanaman dengan penurunan persentase penyisihan pencemar menujukan korelasi negatif pada parameter COD, BOD, dan total koliform. Hasil dari penelitian ini yaitu eceng gondok lebih baik dalam menurunkan pencemar dibandingkan kayu apu. Penerapan fitoremediasi pada TPA Cipayung direncanakan pada unit constructed wetland.

Cipayung Landfill does not have a leachate treatment, so the leachate flows into the Pesanggrahan River. This study aims to analyze the potential of phytoremediation with the percentage of the cover area and the optimal type of aquatic plants in removing pollutants. The research stages included observation, range finding test, adaptation and phytoremediation. This study used phytoremediation with water hyacinth and water lettuce. Water hyacinth was able to remove TDS, TSS, COD, BOD, and total coliform parameters by 33%, 32%, 20%, 25%, and 39%, while water lettuce was 24%, 28%, 25%, 34%, and 43%. Based on statistical tests, the percentage of plant cover area has an insignificant positive correlation (sig>0,05) with the removal efficiency TSS, COD and BOD. The correlation relationship is if the more significant the percentage of plant cover area, the greater the removal efficiency pollutant. The correlation test results between plant types and the decrease in the percentage of pollutant removal showed a negative correlation in COD, BOD, and total coliform parameters. This study concludes that water hyacinth is better at reducing contaminants than water lettuce. The constructed wetland unit plans the application of phytoremediation in the Cipayung landfill.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raissa Kyla Izzani Putri
"Lindi yang mengandung logam berat, merupakan permasalahan yang berbahaya bagi lingkungan dan masyarakat. Fasilitas pengolahan lindi di TPA Cipayung sudah tidak beroperasi sejak 2019, sehingga lindi langsung mengalir ke Sungai Pesanggrahan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik lindi, jenis tanaman, potensi fitoremediasi, serta risiko pencemaran Mn dan Pb terhadap masyarakat. Lindi TPA Cipayung mempunyai konsentrasi Mn 4,38 mg/l dan Pb 4,92 mg/l. Penelitian dilakukan dengan metode Range Finding Test/RFT (50%) dan dilanjutkan metode fitoremediasi dengan variasi berat tanaman (300 g, 600 g, dan 900 g) serta jenis tanaman (kangkung air/Ipomoea aquatica dan Hydrilla verticillata). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua tanaman mampu mereduksi Mn dan Pb dengan penurunan terbaik pada kangkung air 900 g sebesar 0,46 mg/l Mn dan 0,73 mg/l Pb serta Hydrilla verticillata 300 g sebesar 0,36 mg/l Mn dan 1,4 mg/l Pb. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa berat tanaman berkorelasi lemah (r=0,392; 0,012) dan tidak signifikan (sig.=0,058; 0,955), sementara jenis tanaman berkorelasi kuat (r=-0,819; -0,494) dan signifikan (sig.=0,000; 0,014) terhadap nilai Mn dan Pb. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa tingkat risiko yang diterima masyarakat terkategori rendah (HQ<1). Secara keseluruhan, Hydrilla verticillata lebih efektif dalam menurunkan logam Mn dan Pb pada lindi TPA Cipayung.

Leachate that contains heavy metals is harmful to the environment and society. The leachate treatment facility at Cipayung Landfill hasn’t been operating since 2019, so the leachate flows directly into the Pesanggrahan River. This study aims to analyze characteristics of leachate, plant species, phytoremediation potential, and risk of Mn and Pb pollution to human. Leachate of Cipayung Landfill had concentrations of Mn 4,38 mg/l and Pb 4,92 mg/l. This study was conducted using Range Finding Test/RFT (50%) and phytoremediation with variation of weight (300 g, 600 g, and 900 g) and species (Ipomoea aquatica and Hydrilla verticillata). The results showed both plantswere able to reduce heavy metal contaminants with the best reduction of Ipomoea aquatica 900 greduced 0,46 mg/l Mn and 0,73 mg/l Pb, and Hydrilla verticillata 300 greduced 0,36 mg/l Mn and 1,4 mg/l Pb. The statistical analysis indicated that the variation of weight had weak correlation (r=0,392;0,012) and wasn’t statistically significant (sig.=0,058;0,955), while the species showed strong significant (r=-0,819;-0,494) and was statistically significant (sig.=0,000;0,014) to the values of Mn and Pb. The analysis results showed that the impact of risk to human was classified as low (HQ<1). Overall, Hydrilla verticillata was more effective plant in reducing Mn and Pb in the leachate of Cipayung Landfill."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>