Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 139001 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Laili Mastihoh Hamdiyah
"Artikel ini didarkan pada hasil penelitian dengan tujuan untuk mendeskripsikan bagaimana penggunaan model discovery learning dalam proses pembelajaran untuk mengeksplorasi materi sejarah lokal tentang industri batik Kenongo di Madiun. Metode yang digunakan adalah kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sejarah industri batik Kenongo merupakan bagian dari sejarah lokal yang harus dieksplorasi dalam pembelajaran sejarah dengan menggunakan salah satu model pembelajaran yaitu discovery learning. Selain untuk memperkenalkan batik kenongo pada siswa (khususnya di Madiun), eksplorasi Juga bisa meningkatkan kecintaan mereka terhadap kebudayaan lokal. Hal ini y=terlihat saat ada siswa melakukan penelitian di Desa Kenongorejo, Kabupaten Madiun yang merupakan tempat industri batik tersebut. eksplorasi sejarah industri batik Kenongo dalam pembelajaran sejrah melalui model discovery learning mampu membangkitkan antusiasme siswa terhadap informasi kesejarahan dari batik Kenongo. Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa model discovery learning mampu memberikan kesempatan yang seluas luasnya kepada siswa untuk mengkonstruksi pemahaman sejarah mereka terhadap sejarah industri batik Kenongo di Madiun"
Yogyakarta: Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Yogyakarta, 2017
974 PATRA
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Laili Masithoh Hamdiyah
"ABSTRACT
Artikel ini didasarkan pada hasil penelitian dengan tujuan untuk mendeskripsikan bagaimana penggunaan model discovery learning dalam proses pembelajaran untuk mengeksplorasi materi sejarah lokal tentang industri Batik Kenongo di Madiun. Metode yang digunakan adalah kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa sejarh industri Batik Kenongo merupakan bagian dari sejarah lokal yang harus dieksplorasi dalam pembelajaran sejarah dengan menggunakan salah satu model pembelajaran yakni discovery learning. Selain untuk memperkenalkan Batik Kenongo pada siswa (khususnya di Madiun), eksplorasi juga bisa meningkatkan kecintaan mereka terhadap kebudayaan lokal. Hal ini terlihat saat ada siswa melakukan penelitian di Desa Kenongorejo, Kabupaten Madiun yang merupakan tempat industri batik tersebut. Eksplorasi sejarah industri Batik Kenongo dalam pembelajaran sejarah melalui model discovery learning mampu membangkitkan antusiasme siwa terhadap informasi kesejarahan dari Batik Kenongo. Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa model discovery learning mampu memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada siswa untuk mengkonstruksi pemahaman sejarah mereka terhadap Sejarah Industri Batik Kenongo di Madiun."
Yogyakarta: Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Yogyakarta, 2017
959 PATRA 18:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
PATRA 3 (3-4) 2002
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Dwi Permatasari
"Ketika tahun 1960 industri batik tulis dan cap berkembang sangat pesat di Indonesia, khusunya di sentra batik Laweyan, Surakarta. Namun seiring berkembangnya zaman, teknologi dan perubahan kebijakan pemerintah, industri yang memiliki produk dengan nilai ekonomis dan kebudayaan yang tinggi ini keberadaannya semakin terancam karena banyak pengusaha batik tulis dan cap mengalami kerugian dan menutup usahanya akibat biaya produksi meningkat dan adanya batik printing yang semakin yang memperkecil pasar batik cap dan tulis.
Penelitian ini bertujuan untuk menghidupkan klaster industri batik tulis dan cap melalui model investasi usaha batik home industry tulis dan cap yang layak dijalankan menggunakan metode financial analysis, dan engineering economic analysis berdasarkan indicator profitabilitas yaitu NPV,IRR, Payback Period dan Benefit Cost Ratio(BCR) dan juga pemetaan kondisi lingkungan internal dan eksternal dari industri batik cap dan tulis Laweyan. Selanjutnya dilakukan analisa sensitivitas untuk faktor yang dominan terhadap usaha ini yaitu, penurunan harga jual, kenaikan harga bahan baku, kenaikan biaya tenaga kerja, dan utilisasi kapasitas produksi.
Hasil penelitian menunjukkan model usaha batik home industry ini layak dijalankan dengan nilai investasi Rp76,794,601, menghasilkan NPV Rp 82,956,978, IRR 33%, payback period 3,1 (3 tahun 2 bulan) dan BCR 2.1. Sedangkan untuk investasi 1 klaster dibutuhkan dana investasi sebesar Rp 10,837,5425,000 dan alokasi biaya produksi tahunan senilai Rp 55,253,971,200 yang dapat memperkerjakan sebanyak 85.170 orang tenaga kerja dengan keuntungan bersih tahun pertama sebesar Rp 2,433,789,907. Pemetaan kondisi industri menunjukkan klaster industry batik Laweyan berada pada keadaan berkembang dan membangun.

In 1960 traditional batik industry was growing very rapidly, especially in the center of batik industry Laweyan, Surakarta. However as times change, technology development and government policy bring traditional batik industry ,that has high economic value and culture, is threatened its existences. Many owner of batik traditional industry were lose out and close down their business because production costs rise and batik printing reduce increasingly market of traditional batik.
The main objective of the study is to revive traditional batik industry through investment model of traditional batik home industry that could make profit and feasible to run using financial analysis method and engineering economic analysis based on the profitability indicator NPV, IRR, Payback Period and Cost Benefit ratio (BCR) and also mapping of internal and external environmental conditions of traditional batik industry in Laweyan. Analysis was followed by sensitivity analysis for the dominant factor in traditional batik home industry such as selling price declining, raw material price increasing, labor costs increasing, and utilization of production capacity declining.
The results showed business model of batik home industry can be run with an investment worth Rp76, 794.601, yielding NPV Rp 82,956,978, IRR 33%, payback period is 3.1 (3 years 2 months) and BCR 2.1. Whereas the investment for a industry cluster required investment funds Rp 10,837,5425,000 and annual allocation cost Rp 55,253,971,200 which may employ 85,170 worker with the first year's net profit Rp 2,433,789,907. Mapping industrial conditions showed Laweyan batik industry cluster is at growth and build situation.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42883
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ihya Ulumuddin
"Dengan mengkaji tentang reproduksi batik sebagai cultural goods, studi ini ingin menjelaskan komodifikasi yang dilakukan tokoh batik dengan dukungan media, dan sarana yang ada untuk menghasilkan produk batik dalam ranah industri budaya. Studi ini dilakukan di Kota Pekalongan, Jawa Tengah. Industri budaya dalam penelitian ini dikaji dari beberapa hal, yaitu batik sebagai cultural goods, industri dan komodifikasi batik. Melalui pendekatan kualitatif, pertama reproduksi batik sebagai cultural goods terlihat bahwa telah terjadi transformasi terhadap makna, nilai, dan simbol yang ada dalam produk batik, termasuk dalam praktik pembatikannya, di sini terjadi perubahan dari use value menjadi exchange value. Selanjutnya industri dan komodifikasi batik menunjukkan bahwa kemampuan aktor yang terlibat dalam dunia batik dalam memanfaatkan media, dan sarana yang ada bukan saja menghasilkan produk batik yang sesuai selera pasar, tapi menimbulkan stratifikasi baru yang mewujud dalam batik yang uniqueness, bahkan muncul batik high culture dalam bentuk baru yang bukan dipakai oleh Sultan atau bangsawan, tapi lebih pada kelas tertentu yang orientasi produk nya adalah nilai tukar yang memiliki keuntungan. Secara teoritis, studi ini menunjukkan bahwa kerangka industri budaya mampu melihat secara kritis mengenai fenomena reproduksi batik yang berlangsung di Kota Pekalongan, hal ini mampu menjadi landasan penting dalam memahami permasalahan sebenarnya mengenai industri budaya batik yang sedang berlangsung.

By reviewing batik reproduction as cultural goods, this study wants to explain the commodification that has been done by batik figures to produce batik in the realm of cultural industry with the support from media and existing facilities. This study was conducted in Pekalongan, Central Java. Cultural industry of batik is examined from batik as cultural goods and an industry to batik commodification. Through a qualitative approach, the reproduction of batik as cultural goods has been experiencing a transformation of meaning, value, and symbols that exist in batik products including its processing practice. It has occurred a changing value from use value to exchange value. Furthermore, the industry and the commodification of batik shows that the ability of the actors involved in the world of batik to use media and existing facilities is not only produce market-tasted batik products but also create a new stratification embodied in batik uniqueness and emerge in the form of high culture batik. It is not used by the Sultan or the nobility but rather used by a specific class whom products orientation is the profit exchange value. Theoretically, this study shows that the cultural industry framework is able to look critically about batik reproduction phenomenon which takes place in Pekalongan. It provides an important foundation to understand the real issues of cultural industry of batik."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T43544
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This research aims to know the strategies employed batik indistries amidst multiple crises,especially the economic crisis. This research uses the descriptive method and the phenomenological approach....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rica Tri Wahyuni
"Batik Jambi merupakan salah satu industri batik yang masuk kedalam pasar industri batik di Indonesia. Namun, terdapat beberapa rintangan dalam pertumbuhan industri batik Jambi, salah satunya disebabkan oleh minimnya pengetahuan dalam saluran distribusi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pola Saluran Distribusi Industri Batik Jambi di Kota Jambi yang kemudian dikaitkan dengan karakteristik lokasi. Variabel yang digunakan adalah asal bahan baku, tenaga kerja, modal, jaringan jalan dan penggunaan lahan. Metode yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan analisis spasial.
Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa saluran distribusi yang digunakan oleh produsen batik Jambi di dominasi oleh saluran distribusi Produsen - Konsumen dan Produsen-Pemerintah (Lembaga Pengumpul)-Konsumen. Saluran distribusi tersebut mengelompok di Kota Jambi bagian utara yang merupakan daerah wisata dan cagar budaya. Namun, tidak ada hubungan antara saluran distribusi dengan karakteristik lokasi, hal ini dikarenakan saluran distribusi yang digunakan oleh industri batik Jambi relatif sama.

Batik Jambi is one of batik industry in the Indonesian Batik market. However, there are several obstacles in Batik Jambi industry development. One of them is caused by lack of knowledge in distribution channel for Batik Jambi. The main purpose of this research is to find the pattern of Batik Jambi industry distribution channel associated with the characteristics of Jambi City. Variables used in this study consist of ; the origin of raw materials, labor, capital, road networks and land use. The methods used in this research is descriptive analytical and spatial analytical.
The results are implying that the distribution channels used by Batik Jambi manufacturers mostly were dominated by Manufacturers - Consumers and Producers-Government (Collecting Society)-consumer distribution channel. The distribution channels are clustered in the northern of Jambi city which is a place for Jambinese traditional heritage. However, there is no connection between the distribution channels with the location charateristics, because distribution channels used by Batik Jambi industry is the same.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S65517
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatimah Husin
"Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) menyebabkan 3,9 juta kematian di dunia. Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi dengan angka prevalensi diatas prevalensi nasional yaitu dengan rentang prevalensi (10,71%-43,1%) dan menempati urutan ketujuh dalam kasus ISPA di Indonesia. Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, Surakarta merupakan lokasi 3 industri batik printing. Proses produksi di industri batik printing menghasilkan partikulat debu yang dapat berpengaruh pada kesehatan pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara pajanan faktor lingkungan fiisik kerja dengan kejadian ISPA pada pekerja di industry batik printing Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, Jawa Tengah. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 103 pekerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor lingkungan fisik kerja yang memiliki hubungan bermakna dengan kejadian ISPA pada pekerja adalah kelembaban udara (3,14;1,20-8,25). Himbauan penggunaan APD perlu diterapkan pada pekerja industry batik printing.

Acute Respiratory Infection (ARI) cause 3.9 million death in the world. In Central Java is one of province with prevalence rate above the national prevalence with a prevalence range (10.71-43.1%) and seventh rank of ARI in Indonesia. Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, Surakarta is the location of three batik printing industry. Production process in this industry is produce particulate dust that can take effect to health workers. This research is to analyze the relationship between the exposure factor physical work environment with ARI on batik printing industry workers Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, Jawa Tengan. This research used cross sectional study design with a total sample 103 workers. The result shows than physical work environment factor that has correlation with ARI in workers is the humidity (3,14;1,20-8,25). The use of Personal Protective Equipment needs to be applied to batik printing industry workers.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S58813
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irawati Suroyo Bambang As.
Jakarta : Ciriajasa Rancang Bangun, 2012
746.662 IRA i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Adlien Fadlia
"Penelitian ini menelusuri jejak perkembangan batik Rifa’iyah di Desa Kalipucang Wetan Batang, Jawa Tengah pada kurun 1859-2019. Pembatik Rifa’iyah merupakan komunitas di Desa Kalipucang Wetan, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Indonesia memiliki masyarakat yang terdiri dari beraneka ragam etnis, agama, dan budaya yang berbeda, yang hidup dalam lingkup toleran dan dituntut saling menghargai terhadap perbedaan yang ada. Tradisi merupakan kebiasaan yang dilakukan secara turun temurun dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat. Kegiatan membatik sebagai tradisi yang dilestarikan oleh komunitas pembatik Rifa’iyah mampu menghadirkan batik dengan ciri khas tersendiri. Identitas seringkali muncul ke permukaan sejarah Indonesia modern yang harus dihadapi dan dibentuk sebagai bagian dari penalaran sejarah.Dalam upaya menelusuri sejarah motif batik klasik Rifai’yah dipergunakan metode sejarah yaitu heuristik, kritik sumber, analitik, dan historiografi. Teori Cultural Identity dari Stuart Hall dan Dominance and the Arts of Hidden Resistance: Hidden Transript, James Scott dipakai untuk menelaah sejumlah aspek di balik komunitas pembatik Rifa’iyah. Pada batik Rifa’iyah terdapat pengaruh kuat ajaran Islam yang diajarkan oleh guru besar umat Rifa’iyah, yaitu Kiai Haji Ahmad Rifa’i. Penamaan Rifa’iyah berasal dari nama Kiai Haji Ahmad Rifai (1786-1870) pendiri pesantren Rifa’iyah di Desa Kalisalak, Batang Jawa Tengah pada tahun 1838. Peran besar pengaruh Islam dalam kegiatan membatik pada komunitas Rifa’iyah dianggap sebagai bentuk identitas terhadap berbagai hegemoni di luar dirinya. Perkembangan batik komunitas Rifa’iyah hadir sebagai bentuk dinamika terhadap berbagai dominasi dan perubahan. Perjalanan panjang batik Rifa’iyah terus hidup dan membentuk postur diri sejak masa kolonial Belanda, pendudukan Jepang, Kemerdekaan Indonesia, Orde Baru, hingga Orde Reformasi.

This research traces the Rifa'iyah batik in Desa Kalipucang Wetan, Batang, Central Java on the period of 1859-2019. The Rifa'iyah people are a community in Desa Kalipucang Wetan, Batang, Central Java. Indonesia has a society consisting of various ethnicities, religions and different cultures, which live in a tolerant environment and are required to respect each other for existing differences. Tradition is a habit that is carried out from generation to generation and becomes part of the life of a community group. Batik activity as a tradition that is preserved by the Rifa'iyah batik community is able to present batik with its own characteristics.Identity has often come to the surface of modern Indonesian history which must be dealt with and formed as part of historical reasoning. In an effort to trace the history of the classical Rifai'yah batik motifs, historical methods are used, namely heuristics, criticism, analytics, and historiography. The Cultural Identity by Stuart Hall and theory of Dominance and the Arts of Hidden Resistance: Hidden Transript, by James Scott is used to examine a number of aspects behind the Rifa'iyah movement. In Rifa'iyah batik there is a strong influence on Islamic teachings taught by the great Rifa'iyah community teacher, namely Kiai Haji Ahmad Rifa'i. The name Rifa'iyah comes from the name of Kiai Haji Ahmad Rifai (1786-1870), the founder of the Rifa'iyah Islamic boarding school in Kalisalak Village, Batang, Central Java in 1838. The major role of Islamic influence in batik activities in the Rifa'iyah community is considered a form of identity against various hegemons outside of itself. The Rifa'iyah community batik trade is present as a form of the people's economy, as well as resistance to various dominations and changes. The long journey of Rifa'iyah batik has continues to live and form its own posture since the Dutch colonial period, the Japanese."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>