Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 170296 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anastasya Surya Andjaswari
"ABSTRAK
Artikel ini merupakan penelitian mengenai penerjemahan padanan interjeksi dalam buku komik Le Cosmoschtroumpf Bahasa Prancis BP ke Bahasa Indonesia BI . Data dari penelitian ini adalah seluruh kata dan kalimat yang mengandung interjeksi dalam komik Bahasa Prancis Le Cosmoschtroumpf dan buku terjemahannya dalam Bahasa Indonesia dengan judul Astrosmurf. Penelitian ini membagi interjeksi Bahasa Prancis menjadi tiga golongan makna secara garis besar, yakni interjeksi yang menyatakan perasaan, interjeksi yang menyatakan tindakan dan interjeksi yang menyatakan sikap. Berdasarkan hasil analisis padanan yang dilakukan menggunakan teori penerjemahan Newmark 1988 dan analisis makna menggunakan teori Nida dan Taber 1982 , pada penerjemahan interjeksi dalam komik ini ditemukan kesepadanan interjeksi dalam Bahasa Sumber Bsu dengan interjeksi dalam Bahasa Sasaran Bsa , padanan zero dan pergeseran makna.

ABSTRACT
This article is a research on translation of interjections in comic book Le Cosmoschtroumpf in French BP to Bahasa Indonesia BI . The subjects of the analysis are all words and sentences containing interjections in the French comic Le Cosmoschtroumpf and its translation in Indonesian language comic book Astrosmurf. This study divides the French interjections into three broad categories of meaning interjections that express feelings, interactions that express actions and interjection that states attitude. Based on the results of equivalent analysis using Newmark 39 s translation theory 1988 and meaning analysis using Nida and Taber 39 s theory 1982 , the translation of interjection in this comic found the correspondence of interjections in Source Language SL with interjection in Target Language TL , equivalent Zero and shifting meanings."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Carisya Nuramadea
"Tesis ini berbentuk terjemahan beranotasi yang terdiri dari terjemahan dan
pertanggungjawaban penerjemah atas pemilihan padanan dari unsur teks sumber
yang menimbulkan masalah penerjemahan. Teks sumber penelitian ini adalah
komik berjudul Psychiatric Tales. Peneliti ini menggunakan seluruh isi komik itu
sebagai korpus penelitian. Metode penerjemahan yang digunakan adalah metode
penerjemahan komunikatif dan semantis. Guna memecahkan masalah
penerjemahan, peneliti ini menerapkan sejumlah prosedur penerjemahan. Data
anotasi berkaitan dengan istilah keperawatan jiwa, metafora, idiom, dan
onomatope. Penelitian ini memperlihatkan bahwa penerjemahan lebih sering
menggunakan metode komunikatif meskipun teks sumbernya teks kreatif. Selain
itu, penerjemahan telah mempertimbangkan elemen visual yang khas komik dan
ragam bahasa takresmi. Dapat disimpulkan bahwa penerjemahan komik yang
mengandungi penyuluhan keperawatan jiwa memerlukan penanganan khusus
karena tuntutan teks kreatif sekaligus informatif
This thesis is an annotated translation consisting of a translation and translators
reasoning for choosing the equivalents of certain elements causing translation
problems. The source text of this study is a comic entitled Psychiatric Tales. The
researcher used the entire contents of the comics as a research corpus. Translation
methods applied in this study are communicative and semantic methods. In order
to solve translation problems, this researcher applied several translation
procedures. The annotation datas are related to psychiatric nursing terms,
metaphors, idioms, and onomatopoeias. This study shows that the translation
often applied communicative method although the source text is a creative text.
Moreover, the translation has considered visual element of comic and informal
language register. In conclusion, the translation of comic that contains psychiatric
nursing counseling requires particular attention due to its creative and informative
text nature."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dianty Hevy Kartini
"Penelitian ini membahas bagaimana idiom diterjemahkan berdasarkan tingkat keidiomatisannya. Data yang akan digunakan komik, karena komik mengandung unsur visual. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskusikan bagaimana proses idiom diterjemahkan dari bahasa Jerman ke dalam bahasa Indonesia jika dilihat dari sudut pandang tingkat keidiomatisannya.
Teori yang menjadi landasan penelitian ini adalah teori tingkat keidiomatisan yang menurut Palm (1995:12-13), teori penerjemahan idiom menurut Nida dan Taber (1969:12) dan teori prosedur penerjemahan menurut Machali (2009:62). Dalam penelitian ini ditemukan sebanyak 16 idiom, sembilan idiom termasuk ke dalam frasa metaforis transparan, tiga idiom termasuk ke dalam frasa metaforis legap dan empat idiom termasuk ke dalam frasa khusus.
Hasil penelitian membuktikan bahwa idiom yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menggunakan penerjemahan idiom ke non idiom. Selain itu, untuk menerjemahkan idiom yang merupakan frasa metaforis transparan membutuhkan sedikit prosedur penerjemahan dibandingkan dengan idiom yang merupakan frasa metaforis legap dan frasa khusus.

This research discusses how idioms are translated based on level of idioms. The Data will be used comics because the comics contain visual elements. The aim of this research to discuss how the idioms are translated from German into the Indonesian language based on level of idioms.
The theories of this research are the level of idioms concept according to Palm (1995:12-13), the theory of the translation of idioms according to Nida and Taber (1969:12) and the theory of the translation procedure according to Machali (2009:62). In this study found as many as 16 idioms, nine idioms included in the transparent metaphorical phrases, three idioms included into the non-transparent metaphorical phrases and four idioms included in the special phrase.
The results of this research proved that the idioms are translated into Bahasa Indonesia used the translation of idioms to non-idioms. Also, to translate idioms which are the phrase transparent metaphorical, need fewer steps of the translation procedures than idioms which are the phrases of the non-transparent metaphorical and special phrases.
Teori yang menjadi landasan penelitian ini adalah teori tingkat keidiomatisan yang menurut Palm (1995:12-13), teori penerjemahan idiom menurut Nida dan Taber (1969:12) dan teori prosedur penerjemahan menurut Machali (2009:62).  Dalam penelitian ini ditemukan sebanyak 16 idiom, sembilan idiom termasuk ke dalam frasa metaforis transparan, tiga idiom termasuk ke dalam frasa metaforis legap dan empat idiom termasuk ke dalam frasa khusus.
Hasil penelitian membuktikan bahwa idiom yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menggunakan penerjemahan idiom ke non idiom. Selain itu, untuk menerjemahkan idiom yang merupakan frasa metaforis transparan membutuhkan sedikit prosedur penerjemahan dibandingkan dengan idiom yang merupakan frasa metaforis legap dan frasa khusus.

This research discusses how idioms are translated based on level of idioms. The Data will be used comics because the comics contain visual elements. The aim of this research to discuss how the idioms are translated from German into the Indonesian language based on level of idioms.
The theories of this research are the level of idioms concept according to Palm (1995:12-13), the theory of the translation of idioms according to Nida and Taber (1969:12) and the theory of the translation procedure according to Machali (2009:62). In this study found as many as 16 idioms, nine idioms included in the transparent metaphorical phrases, three idioms included into the non-transparent metaphorical phrases and four idioms included in the special phrase.
The results of this research proved that the idioms are translated into Bahasa Indonesia used the translation of idioms to non-idioms. Also, to translate idioms which are the phrase transparent metaphorical, need fewer steps of the translation procedures than idioms which are the phrases of the non-transparent metaphorical and special phrases."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
"[Penelitian ini membahas padanan ungkapan fatis bahasa Prancis ke dalam bahasa Indonesia dalam komik Astérix. Fokus penelitian ini adalah jenis terjemahan dan jenis ungkapan fatis. Metode yang digunakan adalah kualitatif. Data dikumpulkan dengan teknik studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ungkapan fatis dalam bahasa Prancis ada yang dapat dialihkan sepenuhnya, ada pula yang dialihkan dengan pergeseran, dan ada pula yang tidak diterjemahkan. Maksud dari setiap jenis ungkapan fatis dapat diketahui dari analisis konteks situasional dan ko-teks yang melingkupi ungkapan fatis. Satu ungkapan fatis dapat memiliki lebih dari satu maksud dan satu maksud dapat diungkapkan dengan lebih dari satu ungkapan fatis. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ungkapan fatis cenderung memiliki maksud bervariasi yang sesuai dengan keperluan penutur. Ditinjau dari sudut perpadanan, satu ungkapan fatis bahasa Prancis dapat memiliki padanan yang beragam dalam bahasa Indonesia. Sebaliknya pun demikian, beberapa ungkapan fatis bahasa Prancis dapat memiliki padanan yang sama dalam bahasa Indonesia., This research is about the translation of French phatic expression into Indonesian in the Astérix comic. The focus of this research is the types of translation and the types of phatic expressions. Qualitative method and literature review is used. The results show that the phatic expressions can be translated into the target text in various ways: translated completely, translated with shift, and not translated at all. The meanings of phatic expressions can be recognized by analysing the situational context and co-text surrounding the phatic expressions. Furthermore, a phatic expression can have more than one meaning and one meaning can be expressed by more than one phatic expression. Thus, it can be concluded that the phatic expressions tend to have various meanings depending on the speaker’s needs. While a phatic expression can have various equivalences in Indonesian, various phatic expressions, on the other hand, are probable in having only one equivalence in Indonesian.]"
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S58048
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Nafara
"Interjeksi merupakan salah satu ciri khas dari komik yang dapat menjelaskan suatu emosi dari tokoh secara singkat dan rinci. Interjeksi ini memiliki bentuk yang berbeda di tiap negara sesuai dengan budayanya masing-masing. Oleh sebab itu, penerjemahan pun perlu dilakukan agar tidak ada penghalang bagi para pembaca di seluruh penjuru dunia dalam memahami dan menikmati komik yang berasal dari negara lain. Dalam penerjemahan suatu karya akan terdapat perubahan-perubahan struktur atau pun makna yang dilakukan karena penyesuaian dengan budaya dan bahasa sasaran. Penelitian ini akan melihat teknik penerjemahan komik bahasa Prancis ke dalam bahasa Indonesia, khususnya penerjemahan interjeksi atau kata seru pada komik Lucky Luke. Penelitian ini juga akan melihat perubahan makna apa saja yang terjadi setelah dilakukan proses penerjemahan. Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik kepustakaan. Teori yang digunakan adalah teori penerjemahan Molina dan Albir (2002), teori interjeksi bahasa Prancis Weinrich (1989) dan teori interjeksi bahasa Indonesia Kridalaksana (2005), serta teori perubahan makna Chaer (2013). Berdasarkan analisis ditemukan 75 interjeksi pada komik Lucky Luke yang terbagi kedalam 6 bentuk interjeksi, yaitu onomatope, nomina, adjektiva, adverbia, verba, dan kalimat lengkap. Interjeksi-interjeksi tersebut diterjemahkan menggunakan 9 teknik yang berbeda. Selain itu, hasil analisis juga menunjukkan bahwa terdapat 2 interjeksi yang mengalami perubahan makna dalam penerjemahan.

Interjection is one of the key features of a comic that can help explain emotions from the characters in a simple yet detailed way. Interjection has different forms across countries and languages according to their cultures. Therefore, their translation is needed so that there are no barriers for readers all over the world and they can understand and enjoy comics from other countries. Within the translation process, there are shifts in structure and meaning that are done due to differences of the cultural contexts and target languages. This research will dive deeper into interjection translation techniques from a French comic to Bahasa Indonesia, particularly the translation for Lucky Luke comic. This research will also look into the shift in meaning that happened due to the translation process. Methodology for this paper is qualitative with literature study. The theories used to classify this research are the translation techniques by Molina and Albir (2002), types of French interjections by Weinrich (1989), types of Bahasa Indonesia interjections by Kridalaksana (2005), and the shift of meaning theory by Chaer (2013). The result of the analysis found 75 interjections within the Lucky Luke comic, which is divided into 6 types of interjections; onomatopoeia, nouns, adjectives, adverbs, verbs, and complete sentences. These interjections were translated using 9 different techniques. On top of that, the result of the analysis also shows that there are two interjections that underwent a shift in meaning after translation."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Elyan Wijaya
"ABSTRAK
Terjemahan beranotasi merupakan sebuah penelitian yang memberikan anotasi atau catatan atas pilihan padanan dari permasalahan dalam penerjemahan sebagai bentuk pertanggungjawaban dari seorang penerjemah. Kajian kualitatif dengan model komparatif ini bertujuan untuk menguraikan masalah yang muncul dalam penerjemahan TSu dan menemukan strategi penerjemahan yang tepat untuk digunakan dalam mengatasi masalah penerjemahan yang ada. Di dalam penelitian ini, TSu yang digunakan adalah sastra anak dongeng berjudul Le Fils la recherche de sa m re karya pengarang Senegal. Adapun permasalahan yang muncul ketika menerjemahkan dongeng ini adalah masalah-masalah yang berkaitan dengan bahasa dan budaya, yakni idiom, metafora, dan kata budaya. Masalah penerjemahan itu kemudian diatasi dengan menggunakan strategi metode dan prosedur penerjemahan menurut Newmark 1988 . Dalam menghasilkan terjemahan dan anotasi, peneliti ini merujuk pada berbagai kamus dan situs internet. Pelbagai temuan dalam penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah terjemahan karya sastra anak berbahasa Prancis dari negara-negara Afrika yang jarang sekali ditemukan di Indonesia.
ABSTRACT
Annotated translation is a study that provides annotations or notes on the equivalent choice of the translated words as a form of translator rsquo;s accountability. This qualitative study with a comparative model aims to describe the problems that are encountered in translating the source text and finding the right translation strategy to be used in addressing the existing translation problems. In this research, the source text is a children literature tale titled Le Fils la recherche de sa m re by Senegalese authors. The problems that are encountered when translating this tale are issues related to language and culture, such as idioms, metaphors, and cultural words. The translation problems then addressed by using translation strategies methods and procedures according to Newmark 1988 . In generating translations and annotations, this research refers to various dictionaries and websites. The findings of this research are expected to enrich the French children literature translations from African countries that are rarely found in Indonesia."
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Restu Murtiningtyas
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas terjemahan interjeksi dari Bahasa Prancis (BP) ke Bahasa Indonesia (BI). Fokus pada penelitian ini terletak pada interjeksi BP kategori nomina, adjektiva, dan adverbia. lnterjeksi BP yang terhimpun dianalisis dari segi perpadanan terhadap BI. Metode yang digunakan adalah penelitian pustaka yang dikhususkan pada penelitian terjemahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konteks dan situasi merupakan faktor utama penentu makna interjeksi. Sesuai dengan konteksnya interjeksi BP memiliki makna berbeda sehingga padanannya dalam BI berbagai bentuk.

Abstract
This study discusses the translation of French interjection into Indonesian. The focus of this research lies on French interjections which are categorized in noun, adjective, and adverb. Afterwards, we conduct the equivalent analysis from the French interjections that had been obtained towards Indonesian. This research uses the library research method which is specified on translation method. The result of this research shows that the context and the situation are the prime determinants of the meaning of the interjection. In accordance to its context, French interjection has various meanings, thus it has various equivalent forms in Indonesian."
2010
S14509
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Trias Noverdi
"Penelitian terjemahan beranotasi ini menjelaskan pertanggungjawaban penerjemah atas pilihan padanan. Sumber data penelitian adalah buku nonfiksi the Soul of the Indian karya Charles Alexander Eastman. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi dalam melakukan penerjemahan dan menemukan solusi terbaik untuk mengatasinya. Data penelitian ini adalah masalah yang ditemukan dan dikelompokkan sesuai kategori anotasinya. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan model teoretis penerjemahan berupa analisis komparatif. Temuan penelitian mencakup dua hal utama. Pertama, dari 27 data anotasi yang dikumpulkan, terdapat 8 data anotasi nama atau sebutan untuk Tuhan atau Deitas, 1 nama seremoni, 1 sebutan untuk tokoh spiritual, 1 nama praktik spiritual, 4 majas, 9 istilah khusus, dan 3 kolokasi. Terdapat 8 macam prosedur penerjemahan; prosedur yang mengombinasikan dua prosedur atau lebih (kuplet, triplet, kuartet) adalah yang paling dominan. Kedua, kesulitan yang dihadapi terkait dengan masalah penerjemahan diatasi dengan menerapkan teori, metode dan prosedur penerjemahan relevan. Temuan menunjukkan bahwa spiritualisme bangsa Indian dan budaya masyarakatnya saling terkait satu sama lain sehingga data anotasi yang ditemukan tidak hanya bersifat spiritual, tetapi juga kultural. Oleh karena itu, penerjemah harus memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas mengenai spiritualisme dan budaya masyarakat bahasa sumber dan bahasa sasaran.

This is an annotated translation research which explains the researcher’s accountability with regard to the translation equivalents being chosen. The data source in this research is a nonfiction book T he Soul of the Indian by Charles Alexander Eastman. This study aims at identifying the problems encountered by the researcher in the course of translating the source texts and seeking the best solution to solve them. The data of this study are the problems collected and classified according to their annotation categories. The qualitative method has been employed using a comparative analysis translation model. The findings of this research reveal two important things. First, out of 27 elements of annotation data collected, 8 are names or designations for a God or Deity, 1 is the name for ceremony, 1 is a designation for a spiritual figure, 1 is a name of a spiritual practice, 4 are figures of speech, 9 are specific terminologies, and 3 are collocations. There are 8 translation procedures being employed, with combined procedures being the dominant ones (couplets, triplets, quadruplets). Second, the difficulties encountered in dealing with the problems are solved by employing relevant translation theories, methods, and procedures. Such findings demonstrate that Indian spiritualism and culture are interrelated so that the annotation data obtained are not only spiritual in nature, but also cultural. Thus, a translator should be well equipped with extensive knowledge and insight not only about spiritualism, but also culture, both of the source and target language community."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
T52243
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andriani Sutoyo
"Determinator Le, La, dan Les Dalam Bahasa Indonesia. Ada-pun masalahnya adalah bentuk padanan determinator le, la dan les dalam bahasa Indonesia, sedangkan tujuannya adalah memberikan deskripsi terjemahan determinator Prancis le, la dan les dalam karya-karya terjemahan. Untuk menganalisis data akan digunakan beberapa wawasan sintaksis bahasa Prancis dan sintaksis bahasa Indonesia serta teori~terjemahan.
Dengan teori sintaksis bahasa Francis dapat dilihat bahwa dalam frase nominal, determinator merupakan konstituen yang penting, karena tanpa kehadirannya frase nominal akan menjadi tidak gramatikal. Determinator le, la, les, yang disebut juga sebagai artikula ketakrifan, mempunyai 4 nilai semantis yaitu: sebagai artikula ketakrifan, artikula ketaktakrifan, demonstrativa dan posesiva. Dengan teori sintaksis bahasa Indonesia, dilihat bentuk padanan-padanan determinator Francis, yaitu berupa artikula, numeralia tak takrif, demonstrativa dan posesiva. Teori terjemahan digunakan untuk melihat pergeseran yang terjadi dan probabilitas perpadanan determinator le, la, les sehingga kesimpulan menjadi lebih lengkap."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1986
S14497
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusi Asnidar
"Majas personifikasi merupakan salah satu bentuk kiasan yang melekatkan sifat insani pada benda tak ternyawa dan ide abstrak. Majas personifikasi sering menimbulkan masalah dalam penerjemahan karena bersifat khas pada bahasa. Berdasarkan bentuknya, majas personifikasi dapat diterjemahkan dengan menggunakan bentuk figuratif dan bentuk nonfiguratif.
Penerjemahan majas personifikasi BSu ke BSa berbentuk: 1) penerjemahan majas personifikasi BSu menjadi majas personifikasi BSa, 2) penerjemahan majas personifikasi BSu ke majas personifikasi BSa, 3) penerjemahan majas personifikasi BSu ke metafora BSa yang sepadan, 4) penerjemahan majas personifikasi BSu ke simile BSa yang sepadan, 5) penerjemahan majas personifikasi BSu ke idiom BSa yang sepadan, 6) penerjemahan majas personifikasi BSu menjadi bentuk nonfiguratif BSa.
Prosedur yang ditemukan dalam penerjemahan data meliputi transposisi dan modulasi. Transposisi berupa geseran tataran gramatikal ke tataran kata, dan geseran kategori yang meliputi geseran struktur, unit, kelas kata dan intrasistem. Geseran bentuk disebabkan perbedaan sistem dan kaidah bahasa Prancis sebagai BSu dan bahasa Indonesia sebagai BSa. Geseran ini juga dilakukan untuk mengisi kesenjangan leksikal dalam BSa. Modulasi yang ditemukan meliputi geseran sudut pandang, cakupan makna, dan modulasi bebas berupa eksplisitasi dan implisitasi. Modulasi bebas lain yang ditemukan adalah pemadanan bentuk negatif ganda yang menjadi bentuk positif dalam BSu. Geseran makna dalam penerjemahan data ini dilakukan untuk menciptakan keberterjemahan, yakni kewajaran dan kesetalian makna dalam BSa.
Berdasarkan kesepadanannya dari 136 data majas personifikasi BSu yang diterjemahkan ke BSa terdapat 135 data terjemahan yang sepadan dan hanya 1 data terjemahan yang tidak sepadan. Ketidaksepadanan dalam penerjemahan data terjadi karena penerjemah ingin mempertahankan bentuk BSu dan unsur estetis kebahasaan.

Personification is one of figures of speech which renders the inanimate and abstract ideas animate or human, As a figurative item, it's hard to be translated literally, There are two forms of personification translation, figurative and nonfigurative form.
This research aimed at investigating: 1) the forms of the translation, 2) the procedures used in translating SL personification into TL personification, and 3) the factors causing both equivalence and nonequivalence between SL personifications and their translation in Indonesian.
One hundred and thirty six data were collected from Le Noeud de Viperes, a French Novel from Francois Mauriac and their translation in Indonesian from Jalinan War Berbisa, translated by Ida Sundari Husen. Based on form and equivalence, the findings of this research are: 1) Translation of SL personification in equivalent TL personification, 2) Translation of SL personification in nonequivalent TL personification, 3) Translation of SL personification in equivalent TL metaphor, 4) Translation of SL personification in equivalent TL simile, 5) Translation of SL personification in equivalent TL idiom, 6) Translation of SL personification in equivalent TL nonfigurative form.
Based on procedure translation analysis, the findings are: 1) transposition that included: level shill (from grammar to lexis), unit, structure, class, and intra-system shift, 2) Modulation that included: free modulation, Point of view shift, and lexical field shift. Procedures play an important role in creating translation equivalence. The translation nonequivalence is caused by formal correspondence and Language esthetics factors.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
T15347
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>